Dokumen tersebut membahas tentang pengajaran patofisiologi, prinsip farmakoterapi, dan penerapan pengobatan diabetes melitus. Topik utama yang dibahas meliputi definisi, kategori, mekanisme, komplikasi, tujuan pengobatan, dan berbagai obat-obatan untuk diabetes melitus tipe 1 dan 2 seperti insulin, sulfonylurea, biguanide, glitazone, dan inhibitor alfa-glukosidase.
2. Mahasiswa mampu
memahami Patofisiologi
Diabetes Mellitus
Mahasiswa mampu
memahami prinsip
farmakoterapi pada
Diabetes Mellitus
Mahasiswa mampu
menerapkan farmakoterapi
pada Diabetes Mellitus
4. Autoimun
• Kerusakan sel beta tidak ada sekresi insulin
• Umumnya gejala tampak pada anak-anak
Mutlak memerlukan insulin
Komplikasi utama ketoasidosis diabetik
• Ada hubungan antara overproduksi ketoacid
dengan hiperglikemi
• Terapi : insulin dan cairan
5. Ditandai dengan penurunan fungsi sel
beta, dan penurunan respon jaringan
terhadap insulin
• sering dihubungkan dengan diet, berat badan,
dan olah raga
Komplikasi Utama
• koma hiperosmolar nonketotik
treat with insulin, fluids, NO glucose
Obat : sulfonylureas, meglitinides,
biguanides, glitazones, and insulin
7. Tujuan kontrol hiperglikemia,
ketoasidosis, mencegah hipoglikemi
Hipoglikemia koma
Hemoglobin A1c (glycosylated variant)
indikator terbaik untuk hiperglikemia
o Kontrol diet dan Olah Raga
IDDM mutlak perlu insulin
NIDDM pengobatan sering tidak diperlukan,
bila dapat mengatur diet dan rutin olah raga
8.
9. Insulin hormon yang dapat
menyebabkan hipoglikemia
glucagon, epinephrine, cortisol dan
growth hormone hormon yang
berlawanan dengan insulin dan
meningkatkan glukosa darah
10. a 2-chain, disulfide-linked polypeptide
produced by cleavage of a “C-peptide”
from proinsulin
• insulin gene product is preproinsulin
proinsulin packaged into cytosolic
secretory granules during maturation
• coordinated with Zn ion
• equimolar C-peptide packaged and produced
13. berikatan dengan reseptor insulin
• multimeric; subunit 2-alpha/2-beta
• terjadi inisiasi internal oleh ligand: receptor
complex
• Menimbulkan aktivasi tyrosine kinase dan
aktivasi gen
• Substrat IRS-1-4; mutasi dapat menyebabkan
resisten insulin
14. Mempengaruhi seluruh jalur metabolisme
(karbohidrat, lemak, protein)
Jaringan yang menjadi target utama
liver, adiposa, dan otot rangka
Menurunkan produksi glukosa dari hepar
menurunkan gluconeogenesis,
glycogenolysis, ketogenesis,
(meningkatkan sintesis glycogen )
16. peroral tidak efektif
• berikan parenteral; sc or im; iv pada emergency
atau selama pembedahan
half-life di plasma<9 min
inaktivasi oleh liver dan ginjal
17. Sumber
• binatang
• manusia (E. coli recombinant)
klasifikasi
• rapid- (regular; Insulin lispro; insulin aspart) ,
intermediate- (NPH, lente) , slow-acting (ultralente,
glargine)
• .25-1 h, 1-2 h, 4-6 h onsets, respectively
18. Only therapeutic use is treatment of
DM
goal is to control blood glucose and
normalize metabolism
19. Terutama berhubungan dgn overdosis
• masalah utama hipoglikemia
• banyak faktor (puasa, olah raga, penyakit, stress,
obat) dapat mempengaruhi sensitifitas insulin
eksogen
• Koma
20. Alergi;
• urticaria, angioedema, anaphylactic
Lipodystrophy efek samping injeksi
Insulin resistance
• aktivasi antibodi, abnormalitas glucocorticoids,
jaringan yang tidak respon terhadap insulin
21.
22. Ada 2 generasi
• Pertama;
tolbutamide, chlorpropamide, tolazamide,
acetohexamide
• Kedua;
glyburide, glipizide, glimepiride
all orally active
seluruhnya terikat protein plasma (90-
99%)
23. chlorpropamide generasi I yang
memiliki durasi sangat panjang
• lainnya < 24 h
Generasi kedua lebih poten
• glipizide half-life pendek lebih aman
• glimepiride; obat batu, long acting, dapat
digunakan bersamaan dengan insulin
24. mekanisme utama:
• merangsang pengeluaran insulin
• berikatan pada ATP-sensitive K-channel
inhibits like ATP
diduga menurunkan klirens insulin di
hepar
25. Hanya digunakan pada DM Tipe-2
Sebaiknya tidak digunakan pada:
• DM tipe-1, DM cenderung ketosis, DM pada
kehamilan
dapat dikombinasi dengan biguanide atau
glitazones
26. Toksisitas generasi pertama relatif rendah
(3-5%)
• hypoglycemia masalah utama
• hepatic toxicity (chlorpropamide & cholestatic
jaundice)
• hematological reactions
• allergic reaction
Generasi Kedua
• Hypoglycemia paling umum
27. biguanide tidak menstimulasi rilis insulin
sehingga tidak menyebabkan
hypoglycemia
• biguanide meningkatkan uptake glucosa pada
otot and decrease glucose production by liver.
28. metformin memproduksi asam laktat (jarang)
• sering pada pasien dengan kelainan ginjal
nausea, abdominal discomfort, diarrhea,
metallic taste, anorexia more common
vitamin B12 and folate absorption decreased
with chronic metformin
29. peroral
tidak terikat protein plasma
ekskresi (tanpa diubah) melalui urine
• half-life 1.3 - 4.5 h
sering dikombinasi dg sulfonylurea
juga digunakan untuk polycystic ovary
syndrome
30. Penyakit Hati
Riwayat asidosis laktat
Kelainan jantung
Penyakit paru
• menyebabkan asidosis metabolik
31. Troglitazone first ‘glitazone’ NIDDM
Rosiglitazone and Pioglitazone
32. Gluconeogenesis ↓, glucose output ↓, dan produksi
TG di hepar ↓
glucose uptake ↑dan pemanfaatan oleh sel otot ↑
Pelepasan asam lemak di adiposa ↓
efek sekresi insulin belum jelas
monotherapy atau kombinasi dengan metformin,
sulfonylureas
33. Pioglitazones: bersamaan/tidak dgn makan
• kadar puncak di plasma 3 jam
• half-life di plasma 3-7 hr; metabolit aktif (t1/2= 16-24
h)
• metabolisme di hepar CYP2C8 dan CYP3A4
• Ekskresi feces (2/3) dan urine (1/3)
Rosiglitazone absorbsi sempurna
dengan/tanpa makan
• kadar puncak di plasma 1 jam
• t1/2 : 3-4 jam
• Metabolisme oleh CYP2C8
34. Antar glitazones
• retensi cairan edema, anemia ringan
• mempengaruhi berat badan berhubungan dgn
dosis
• pada kehamilan dan laktasi belum diketahui
• jangan digunakan pada asidosis laktat, kelainan
ginjal
pioglitazone berinteraksi dalam metabolisme
yg melibatkan CYP3A4
• menurunkan level kontrasepsi oral yg mengandung
ethinyl estradiol dan norethindrone
35. Acarbose and Miglitol
• diberikan peroral kerja di usus
• menghambat dan memperlama penyerapan
• menurunkan glukosa darah dlm jumlah kecil
• tidak menyebabkan hipoglikemia pada
monoterapi
• competitive inhibitors, so take before meals
• cause GI disturbances; can rarely cause hepatic
toxicity