Cuaca buruk akhir-akhir ini disebabkan oleh gangguan tropis dan pemanasan suhu permukaan laut. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya pusat tekanan rendah yang meningkatkan curah hujan dan cuaca buruk seperti angin kencang dan gelombang tinggi. Cuaca buruk ini telah menyebabkan bahaya banjir lahar Merapi dan mengakibatkan kerusakan infrastruktur. Masyarakat di sekitar Merapi dihimbau menjauhi sungai saat
1. CUACA BURUK
Cuaca buruk berupa hujan deras, angin kencang dan gelombang laut tinggi yang
melanda sebagian besar wilayah di tanah air akhir-akhir ini harus diwaspadai oleh
seluruh lapisan masyarakat. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa gangguan
sistem cuaca di atmosfir kita akhir-akhir ini disebabkan oleh gangguan tropis
dampak menghangatnya suhu muka laut perairan Indonesia, disamping faktor La
Nina yang masih berlangsung hingga saat ini.Kondisi suhu muka laut yang
menghangat yang berbarengan dengan pemanasan intensif oleh Matahari di
belahan bumi selatan jika berkembang terus akan menyebabkan berkembangnya
pusat-pusat tekanan rendah di kawasan selatan Indonesia. Massa udara dari
subtropis yang bertekanan tinggi akan mengalir masuk ke wilayah tropis.
Terbentuknya pusat-pusat tekanan rendah ini selain meningkatkan pasokan hujan
di kawasan selatan Indonesia juga membawa pengaruh terjadinya cuaca buruk
berupa angin kencang dan gelombang laut tinggi.
2. Dampak gangguan tropis, hingga kini di hampir seluruh daerah di Jawa dan Bali masih
dilanda hujan deras, angin kencang dan gelombang laut tinggi. Akumulasi energi di atas
normal di atmosfer dapat mengubah pola tekanan rendah berkembang menjadi badai tropis
di perairan selatan Jawa mengakibatkan labilitas kondisi atmosfir hingga terjadinya cuaca
buruk yang melanda di berbagai daerah. Munculnya aktivitas badai tropis Vince di
Samudera Hindia sejak tanggal 12 Januari 2011 telah terbukti mengacaukan sistem cuaca
di atmosfir kita. Potensi imbas badai tropis Vince terhadap Jawa dan Bali adalah terjadinya
cuaca buruk. Dampak badai tropis menjadi kian besar karena kibasan “ekor badai” yang
cenderung akan lebih panjang sebagai dampak pemanasan global yang terjadi beberapa
dekade terakhir. Hingga saat ini masih berlangsung gangguan tropis berupa pusat tekanan
rendah (997 mb) di selatan Jawa pada koordinat 15.0 Lintang Selatan dan 110.0 Bujur
Timur. Dampak gangguan tropis, hingga kini di hampir seluruh daerah di Jawa dan Bali
masih dilanda hujan deras, angin kencang dan gelombang laut tinggi. Berdasarkan
prakiraan BMKG tanggal 18 Januari 2011 menunjukkan tinggi gelombang laut di perairan
selatan Jawa hingga selatan Bali masih berkisar antara 3.0-4.0 meter, sementara di
perairan Laut Jawa hingga Laut Bali tinggi gelombang laut berkisar antara 2.0-3.0 meter.
Gelombang laut tinggi ini cukup membahayakan aktivitas pelayaran.
3. Dampak cuaca buruk ini telah menyebabkan para nelayan berhenti melaut karena tingginya
gelombang di Laut Jawa dan Samudera Hindia.
Cuaca akhir-akhir ini cenderung mudah berubah dengan cepat, maka dihimbau kepada
para nelayan maupun armada pelayaran antar pulau harus meningkatkan kewaspadaan.
Bagi armada pelayaran, selain waspada juga harus menyediakan perlengkapan
keselamatan pelayaran serta mengaktifkan sarana komunikasi untuk memudahkan
koordinasi jika terjadi kondisi darurat.
Bahaya Banjir Lahar
Salah satu dampak dari meningkatnya curah hujan di kawasan selatan Indonesia adalah
ancaman banjir lahar Merapi. Beberapa hari terakhir banjir lahar kembali menerjang
sejumlah wilayah di Muntilan, Kabupaten Magelang. Ancaman banjir lahar harus tetap
diwaspadai, mengingat curah hujan tinggi masih berpeluang terjadi selama periode puncak
musim hujan saat ini. Untuk itu, khususnya masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung
Merapi perlu memahami karakteristik bahaya banjir lahar yang bersifat merusak. Sedikitnya
lima jembatan, satu bendungan, dan empat rumah di Kabupaten Magelang rusak akibat
diterjang banjir lahar dingin MerapiAda beberapa bahaya yang ditimbulkan sebagai dampak
banjir lahar yang memiliki sifat merusak. Karakteristik aliran lahar yang melaju cepat
dengan tenaga besar ini disebabkan karena Merapi merupakan strato volcano yang
memiliki lereng sangat curam.
4. Kombinasi aliran material vulkanik seperti abu gunungapi, kerikil, kerakal, bongkahan batu dengan lereng
curam menjadikan aliran banjir lahar juga dikontrol oleh percepatan gaya gravitasi bumi.Ancaman
sekunder lahar Merapi memiliki daya rusak tinggi. Bongkahan batu-batu besar bisa terangkut aliran
karena aliran lahar memiliki berat jenis yang sama besar dengan bongkahan batu yang diangkutnya.
Fenomena batu-batu besar yang terbawa aliran banjir lahar ini dapat disaksikan di sepanjang kawasan
banjir lahar Kali Putih, Muntilan.Terangkutnya bongkahan batu oleh aliran lahar ini tentu saja sangat
mengancam keberadaan dam dan sabo penahan banjir. Seperti halnya dua Dam Kali Apu di Kecamatan
Selo yang kini sudah jebol diterjang banjir lahar, pada hari Minggu (9/1) petang.
Banjir lahar juga memicu tingginya bahaya erosi di sepanjang bantaran sungai yang dilalui banjir lahar.
Meningkatnya erosi akibat banjir lahar dapat dijelaskan dengan mudah, dimana derajat kemiringan lereng
pegunungan sangat mempengaruhi tegangan permukaan. Akibat kecepatan aliran permukaan yang
meningkat ini maka kapasitas daya rusak banjir lahar akan menjadi semakin besar.Energi yang timbul
akibat aliran permukaan akan berubah menurut kuadrat kecepatan nya. Kapasitas pengangkutan butiran
material vulkanik akan berubah dengan pangkat 5 dalam waktu dalam satu satuan dimensi. Dengan kata
lain jika kecepatan aliran pemukaan menjadi 2 kali lipat, maka jumlah butiran material yang terangkut
menjadi 32 kali lebih banyak.Pada kemiringan lereng curam, mengalirnya banjir lahar ke arah dataran
kaki gunung berlangsung sangat cepat. Daya kikis atau daya tumbuk arus banjir lahar terhadap tepi
sungai akan semakin kuat sehingga bagian-bagian tanah pada bantaran sungai mengalami cerai berai
dan terangkut aliran lahar.Semakin besar kemiringan lereng maka akan semakin besar bantaran sungai
mengalami pengikisan dan erosi. Dampaknya, pada setiap peristiwa banjir lahar ada kecenderungan tepi
sungai manjadi semakin lebar, sehingga berdampak kepada rusaknya infrastruktur seperti bangunan
rumah di bantaran sungai, selain itu jembatan dapat jebol akibat pondasi jembatan tergerus material
lahar.
5.
Sebagai upaya mitigasi bencana banjir lahar sederhana, kepada seluruh
warga yang bermukim di bantaran sungai yang berhulu di puncak Merapi
dihimbau untuk menjauhi bantaran sungai yang berhulu di puncak merapi
saat terjadi hujan deras.***
Daerah Bali dan sekitarnya merupakan salah satu kawasan dengan tingkat
aktifitas kegempaan yang tinggi di Indonesia. Subduksi lempeng Indo-
Australia terhadap lempeng Eurasia dengan kecepatan 7 cm per tahun
(Demets et al., 1994), telah menghasilkan efek berupa struktur geologi sesar
aktif di Daerah Bali dan sekitarnya. Berdasarkan kondisi tektonik inilah maka
aktifitas kegempaan di Bali sangat dipengaruhi oleh dua generator
gempabumi, yaitu aktifitas subduksi lempeng dan aktifitas sesar-
sesarTulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peningkatan
aktivitas gempabumi tektonik di DaerahYogyakarta dengan erupsi Merapi
2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah parameter
gempabumi di Dareah Yogyakarta dan sekitarnya selama periode Januari
sampai November 2010 hasil pemantauan jejaring gempabumi Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).