SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  160
1




                                      BAB I

                                PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

             Upaya peningkatan kualitas pendidiakn di tanah air, tidak dapat

  dilepaskan dari berbagai hal yang         berkaiutan dengan eksistensi guru itu

  sendiri.     Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat dan

  menarik, dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa, sehingga

  mengalami ketidak tuntasan dalam belajarnya.

             Firman Allah dalam surah Al-Alaq ayat 1 s/d 5 sebagai berikut:

           
          
                                             
             Dari ayat tersebut tergambar bahwa metode pembelajaran dilakukan

  dengan tahap demi tahap, artinya metode pembelajaran yang diajarkan melalui

  proses.

             Pendidikan merupakan jalan yang harus ditempuh dalam membentuk

   manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan. Melalui

   pendidikan pola agar adanya manusia yang beriman dan bertakwa sesuai

   dengan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Republik Indonesia No.

   20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan:

         Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
      membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
      mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
      peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
      Tuhan yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,



                                        1
2




       mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
       jawab.1

           Dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

   dibutuhkan suatu metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran

   Pendidikan Agama Islam. Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh

   guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Karena penyampaian itu

   berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan sebagai

   cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar

   pada saat berlangsungnya pengajaran.      Dengan demikian, metode mengajar

   merupakan alat untuk menciptakan proses belajar-mengajar.

           Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha orang dewasa secara

   sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan

   dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal atau non formal”.

           Usaha ini sudah barang tentu memerlukan beberapa penunjang

   sehingga tujuan yang hendak di capai terwujud dengan baik. Maka dapat di

   pahami bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa tidak hanya di tuntut

   untuk memiliki sejumlah pengetahuan, tetapi juga di tuntut untuk memiliki

   pengalaman dan kepribadian yang baik mengenai pengetahuan yang di

   milikinya.

           Baik   pengetahuan     maupun    pengalaman     siswa   dalam    proses

   pembelajaran di pengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang keduanya

   saling berkaitan. Sedangkan faktor eksternal yaitu suatu hal yang berasal dari

   luar diri siswa, seperti guru, situasi kelas, metode pendidikan, latar belakang
       1
        Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, (Bandung:
Citra Umbara, 2003), h.7.
3




   ekonomi, latar belakang social dan lain sebagainya yang berpengaruh terhadap

   prestasi belajar siswa.

           Terdapat sejumlah metode mengajar yang dapat digunakan oleh guru.

   Untuk dapat memilih metode yang tepat, guru hendaknya memperhatikan

   prinsip-prinsip umumu dan faktor-faktor yang mempengaruhi penetapannya.

   Adapun faktor yang mempengaruhi belajar mengajar seperti tujuan pengajaran,

   faktor guru, dan faktor lingkungan.

           Pembelajarn Exspelicit Intruction cocok untuk menyampaikan materi

   yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap.

   Prosesnya adalah sajiannya informasi kompetensi, mendemontrasikan

   pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing pelatihan-penerapan,

   mengecek pemahaman dan nalikan, penyimpulan dan evluasi serta melakukan

   refleksi.

           Oleh karena itu dalam penulisan ini akan dikaji secara lebih mendalam

   sebuah judul : “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Surah Al-

   Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2

   Dengan      Menggunakan      Model    Pembelajaran    Ekspelicit   Intruction

   (Pengajaran      Langsung) Di Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina

   Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru”.




B. Identifikasi Masalah
4




              Dari latar belakang masalah, dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:

    1. Siswa pasif dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar Pendidikan

         Agama Islam.

    2. Siswa terlihat jenuh dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar

         Pendidikan Agama Islam.

    3. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.



C. Batasan dan Rumusan Masalah

    1. Batasan Masalah

                  Untuk menghindari pemahaman yang salah terhadap judul di atas,

         maka penulis akan mengemukakan penegasan judul sebagai berikut:

         a. Model

                       Model adalah bentuk, contoh.2

         b. Pembelajaran

                       Yang dimaksud dengan pembelajaran dalam penlitian ini

               adalah kegiatan mentransfer ilmu dari guru kepada siswa.

         c. Ekspelicit Intruction

                       Exspelicit Intruction adalah pengajaran langsung

                  Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah Model

         upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Pembelajaran

         Ekspelicit Intruction        pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina

         Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru

         2
             Aditya Nagara, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1998),
h.401.
5




   2. Rumusan Masalah

              Berdasarkan pernyataan diatas, yang menjadi permasalahan dalam

      penelitian ini adalah:

      a. Bagaimana aktivitas guru dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa

          Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran

          Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan model Pembelajaran

          Ekspelicit Intruction   pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina

          Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru?

      b. Bagaimana aktivitas siswa dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa

          Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran

          Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan model Pembelajaran

          Ekspelicit Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina

          Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru?

      c. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Menulis Surah Al-Kafirun,

          Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2 Dengan

          Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada

          Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota

          Banjarbarubaru?



D. Pemecahan Masalah / Tindakan Yang Dilakukan

          Dari permasalahan yang di hadapi siswa kurang mampu berpartisipasi

   aktif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka dilakukan

   tindakan kelas dengan menerapkan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction
6




   (Pengajaran Langsung) tindakan kelas ini dilaksnaakan di Kelas II Madrasah

   Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru

   selama 2 siklus dengan 4 kali pertemuan tatap muka.



E. Tujuan Penelitian

          Penelitian ini bertujuan untuk:

   1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa

      Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran

      Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit

      Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang

      Anggang Kota Banjarbaru.

   2. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada materi Menulis Surah Al-Kafirun,

      Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2 Dengan

      Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada Madrasah

      Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru.

   3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Menulis Surah Al-

      Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2

      Dengan Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction       pada

      Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota

      Banjarbaru.




F. Kegunaan/Manfaat Tindakan
7




   1. Bagi Siswa

      a. Memberikan pengalaman belajar yang dapat mendorong aktivitas siswa

          secara maksimal

      b. Membantu siswa memahami materi Pendidikan Agama Islam

          berdasarkan tingkat kemampuan kognitif dan psikomotorik setelah

          pemberian pembelajaran Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction

          (Pengajaran Langsung)

      c. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada aspek kognitif, afektif dan

          psikomotorik.

   2. Bagi guru

      Sebagai alternatif penggunaan model pembelajaran mata pelajaran

      Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap

      materi pelajaran.

   3. Bagi Kepala sekolah

      Meningkatkan        prestasi akademik bagi     sekolah sehingga mendukung

      akreditasi sekolah.



G. Hipotesis Tindakan

          Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka hipotesis tindakan

   dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

   1. Diterapkan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction           (Pengajaran

      Langsung) dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa

      dalam materi Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill.
8




2. Sikap siswa setuju dan senang diterapkannya Model Pembelajaran

   Ekspelicit Intruction   (Pengajaran Langsung)      dalam pembelajaran

   Pendidikan Agama Islam materi Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill di

   Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang

   Kota Banjarbaru .

3. Jika diterapkannya Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran

   Langsung) maka siswa akan berperan aktif dalam aktivitas belajar.




                               BAB II
9




                                LANDASAN TEORITIS



A. Pengertian Alquran

   1. Secara Bahasa (Etimologi)

              Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (‫ )قرأ‬yang
      bermakna Talaa (‫[ )تل‬keduanya berarti: membaca], atau bermakna Jama’a
      (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an
      Wa Qur’aanan (‫ )قرأ قننرءا وقرآنننا‬sama seperti anda menuturkan, Ghofaro
      Ghafran Wa Qhufroonan (‫ .)غفر غفرا وغفراننا‬Berdasarkan makna pertama
      (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan
      Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan
      makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il,
      artinya     Jaami’       (Pengumpul,        Pengoleksi)     karena      ia
      mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.3

   2. Secara Syari’at (Terminologi)

                 Adalah Kalam Allah swt yang diturunkan kepada Rasul dan

      penutup para Nabi-Nya, Muhammad saw, diawali dengan surat al-Fatihah

      dan diakhiri dengan surat an-Naas.4

                 Firman Allah swt surah al-Insaan:23

                                
                 Maksudnnya Allah swt menurunkan Alquran kepadamu (hai

      Muhammad) dengan berangsur-angsur.”

                 Firman Allah swt surah Yusuf:2:

                      
                 Maksudnya Allah menurunkannya berupa Alquran dengan

      berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.




      3
          Syaikh Muhammad bin ‘Utsaimin Ushuul Fii at-Tafsiir karya, (td.), hal.9-11
      4
          Ibid
                                       9
10




                 Allah swt telah menjaga Alquran yang agung ini dari upaya

          merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Dia swt

          telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya;

                 Firman Allah swt surah al-Hijr:9:

                          
           Maksudnya Allah swt. yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya

          Kami benr-benar memeliharanya.”

                 Oleh karena itu, selama berabad-abad telah berlangsung namun

          tidak satu pun musuh-musuh Allah yang berupaya untuk merubah isinya,

          menambah, mengurangi atau pun menggantinya. Allah swt pasti

          menghancurkan tabirnya dan membuka kedoknya.

                 Allah swt menyebut Alquran dengan sebutan yang banyak sekali,

          yang   menunjukkan      keagungan,        keberkahan,   pengaruhnya   dan

          universalitasnya serta menunjukkan bahwa ia adalah pemutus bagi kitab-

          kitab terdahulu sebelumnya.

                 Allah swt berfirman; al-Hijr:87:

      
                                                                         
                 Maksudnya Allah meberikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca

          berulang-ulang dan Alquran yang agung.”



                 Dan firman-Nya; al-An’am:155:

                      
                                     
11




            Maksudnya Alquran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang

     diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.

            Dan firman-Nya; al-Waqi’ah:77

                                                 

            Maksudnya Alquran adalah bacaan yang sangat mulia.

            Dan firman-Nya; al-Isra’:9

            
           
                                                                   
            Maksudnya Alquran memberikan petunjuk kepada (jalan ) yang

     lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min

     yang menjajakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang benar.”

            Dan firman-Nya; al-Hasyr:21

            
            
                                           
            Maksudnya jika Allah swt menurunkan Alquran ini kepada sebuah

     gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan

     takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk

     manusia supaya mereka berfikir.”



B. Membaca Alquran

        Dalam berbagai kesempatan, kita sering menemukan banyak orang

  yang membicarakan tentang pendidikan. Membandingkan sistem pendidikan
12




di Indonesia dengan negara-negara tetangga. Kemudian memposisikan

Indonesia sebagai negara yang terbelakang dalam pendidikan. Hal ini tidak

hanya sekedar wacana, tapi sudah menjadi hasil analisis oleh lembaga

pendidikan nasional dan internasional.

       Kejadian di atas adalah gambaran umum keadaan pendidikan di

Indonesia. Jika kita ulur ke daerah Banten, maka, kita juga akan mendapatkan

wacana yang sama tentang pendidikan di Banten; tertinggal, sarana yang

belum memadai, bangunan fisik yang masih perlu perbaikan, dan lain

sebagainya.

       Banyak faktor yang menyebabkan pendidikan di Indonesia menjadi

terbelakang, dalam tulisan ini akan disinggung salah satu di antaranya. Dalam

banyak momentum sering dibicarakan bahwa, kelemahan yang semakin kuat

dalam pendidikan di Indonesia disebabkan salah satunya oleh kurangnya

kesadaran membaca dan menulis dalam masyarakat. Bahkan, hal ini sempat

menjadi bahan selorokan di Jepang, bahwa untuk membedakan orang Jepang

dan orang Indonesia di sana sangatlah mudah, cukup dengan melihat apakah

dia membaca buku ketika menunggu mobil atau justru mengobrol. Tentu

dengan asumsi bahwa yang mengobrol adalah orang Indonesia.

       Faktor kelemahan membaca dan menulis juga disinggung oleh Guru
Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, A. Chaidar Alwasilah
dalam artikelnya “Membangun Mesin Reproduksi Pengetahuan”.               Ia
menuliskan bahwa, merosotnya perguruan tinggi kita disebabkan lantaran
minimnya citations. Citations atau jumlah karya tulis dosen yang dikutip di
forum dunia adalah salah satu alat ukur, di antara lima alat ukur, untuk
menetapkan kehebatan sebuah perguruan tinggi. Keempat alat ukur lainnya
13




    adalah: penilaian oleh sejawat, jumlah dosen asing, jumlah mahasiswa asing,
    dan rasio dosen-mahasiswa.5

           Menurut Chaidar, melalui kelima alat ukur tersebut, The Times Higher
    Education Supplement, menetapkan 200 perguruan tinggi terhebat di dunia
    pada tahun 2004. Dan, yang menyedihkan, perguruan tinggi di Indonesia
    tampaknya tidak ada yang masuk dalam 200 besar, hanya beberapa perguruan
    tinggi tetangga yang masuk seperti, National University of Singapore
    (peringkat ke-18), Nanyang University (ke-50), Malaya Univeristy (ke-89),
    dan Sains Malaya University (ke-111). 6

            Selain Chaidar, masih banyak penggiat-penggiat pendidikan yang juga

    berasumsi bahwa kelemahan pendidikan di Indonesia disebabkan oleh

    kurangnya kesadaran membaca dan menulis. Sebut saja misalnya, Hernowo,

    penulis buku ‘Mengikat Makna’ ini mengungkapkan perlunya paradigma baru

    dalam membaca dan menulis untuk kalangan akademisi di kampus.

            Dalam artikelnya “Brain Based Writing” Hernowo beranggapan, ada

    kemungkinan, selama ini kegiatan membaca dan menulis kadang menjadi

    beban (bagi pendidik sekaligus yang dididik). Maka, untuk mengusir beban

    tersebut, perlu ada perubahan cara berpikir para akademisi di kampus tentang

    kegiatan membaca dan menulis.

            Dalam berbagai disiplin ilmu, dokumentasi dalam bentuk tulisan;

    makalah, artikel, essay, adalah suatu kegiatan yang harus terus berjalan,

    meskipun dalam praktek, masih banyak akademisi yang tidak yakin dengan

    kemampuannya, dan akhirnya mengkopi tulisan orang lain. Ini juga bisa

    diyakini sebagai salah satu gejala kekurangsadaran dalam menulis. Dalam




        5
           Anonim, “Membaca dan Menulis dalam Alqur’an” http://edihudiata.wordpress.com /
2007/06/2, 2009
        6
          Ibid.
14




tatanan agama Islam, kita banyak menemukan buku-buku dalam berbagai

disiplin ilmu yang ditulis oleh orang Islam terdahulu.

          Dalam sejarah tercatat bahwa kejayaan Islam pernah teraih melalui

budaya baca-tulis. Bahkan Muhammad, nabi akhir zaman, mendapatkan

wahyu pertama yang berbias perintah untuk membaca (iqra’) dan menulis

(‘allama bi al-qalam).

        Surat al-‘Alaq yang disepakati oleh para ulama sebagai wahyu pertama
yang diturunkan kepada Muhammad, memiliki tiga cakupan yang sangat
prinsipil: pertama; menjelaskan hikmah penciptaan manusia, keutamaan
perintah membaca (iqra’) dan menulis (‘allama bi al-qalam) sebagai
keutamaan manusia dari makhluk-Nya yang lain. Kedua; menjelaskan tentang
ketamakan manusia terhadap duniawi dan akhirnya hancur karena
kecintaannya terhadap dunia, ketiga; mengkisahkan tentang Abu Jahal yang
membangkang terhadap ajaran Nabi.7.

          Wahbah Zuhaili juga menggambarkan bahwa nilai normatif yang ada

pada wahyu pertama ini, lebih mengajak kepada manusia untuk memahami

urgensi membaca dan menulis. Melalui wahyu pertama, Tuhan memberikan

mukjizat kepada Nabi yang dikenal buta huruf, hal ini sebagai pertanda bahwa

Tuhan menganugerahkan kepada manusia ‘akal’ yang menjadikan manusia

lebih bernilai dibanding makhluk-Nya yang lain.

          Perintah baca (iqra’) kepada orang yang buta huruf seperti Muhammad

tidak dimaksudkan sebagai bentuk penghinaan atau merendahkan. Tapi, justru

hal ini menggambarkan bahwa Tuhan mengantarkan manusia dari dunia

‘gelap’ menuju dunia ‘cerah’ melalui budaya membaca dan menulis.

          Dalam wahyu pertama itu, Tuhan menyebutkan kata iqra’ (baca) pada

awal surat, kemudian dikaitkan dengan kalimat selanjutnya bismi rabbika al-

   7
       Wahbah Zuhaili, Tafsîr al-Munîr, Jilid 7, 1991
15




ladzî khalaq (dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan).

Kemudian Tuhan menyandingkan kata iqra’ (baca) dengan kata ‘allama bi al-

qalam (yang mengajari dengan qalam (menulis). Dalam pandangan Wahbah,

sandingan ini memiliki kekuatan yang sangat penting bagi manusia, bahwa

Tuhan, selain memerintah untuk membaca, juga memerintah untuk menulis.

Bahkan Abdullah bin ‘Amru, seorang ulama salaf mengungkapkan “qayyidû

al-ilma bi al-kitâbah” (ikatlah ilmu dengan menulisnya).

          Membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang saling berkaitan satu

sama lainnya. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa Islam sejak awal sudah

menyerukan kepada manusia untuk membaca dan menulis, sebab wahyu

Tuhan pun tidak bisa diterima tanpa dibaca terlebih dahulu, dan ia tak akan

bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya jika tidak ada dokumentasi dalam

bentuk tulisan.

          Al-Qurthûbî      dalam   kitabnya   al-Jâmi’   li   Ahkâmi   Alquran

mengungkapkan, pada awalnya orang Arab terkenal dengan sikapnya yang

kurang santun (brengsek); berwawasan sempit, Qurtûbi kemudian melanjutkan

bahwa, wahyu Tuhan yang pertama (surat al-‘Alaq) adalah mukjizat bagi

Muhammad; yakni sebagai media untuk mengangkat Muhammad dari lembah

kebodohan menuju lembah cahaya.

       Membaca dan menulis adalah media untuk mengantarkan manusia
menuju perbaikan. Maka, tidak berlebihan jika Qotâdah, seorang ulama salaf
menyatakan: “Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia
juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak
akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah…”8.


   8
       Tafsîr al-Qurthûbî, 2002
16




           Jika semangat mengajak membaca dan menulis sudah ada sejak awal

   datangnya Islam, dan mempunyai posisi yang sangat prinsipil dalam

   perkembangan Islam, maka, kebudayaan baca-tulis di Indonesia yang

   notebene mayoritas Islam setidaknya bisa diwujudkan dalam wajahnya yang

   baru. Saat ini, budaya tulis-baca sudah mulai semarak digiatkan oleh para

   pecinta buku. Banyaknya perlombaan menulis yang diadakan oleh instansi

   swasta dan pemerintah menjadi semacam daya tarik tersendiri dalam budaya

   baca-tulis.

           Tapi, itu saja belum cukup untuk menjustifikasi bahwa kegiatan

   membaca dan menulis sudah semakin digandrungi oleh masyarakat. Masih

   butuh upaya-upaya lain yang mendukung terwujudnya budaya baca-tulis, di

   antaranya budaya cinta buku. Artikel yang ditulis oleh Chaidar dan Hernowo

   juga bisa menjadi landasan akan kebutuhan budaya baca-tulis. God Knows

   Only!




C. Keutamaan Membaca Alquran

       Keutamaan Al-qur’an yang terbesar bahwa ia merupakan kalam Allah swt.

   Alquran adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah. Alquran

   memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. 9 Tidak ada keburukan




       9
         Anonim, “Keutamaan Membaca Al-qur’an, http://beranda.blogsome.com/2007/04/03/
keutamaan-membaca-quran, 2009
17




di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang

mempelajari Alquran dan mengajarkannya.

       Rasulullah saw selalu membaca          Alquran. Beliau juga suka

mendengarkan bacaan dari sahabatnya, khususnya sahabat Ibnu Mas’ud.

Beliau berlinang air matanya bila membaca dan mendengarkan bacaan

Alquran, seperti yang dikisahkan dalam sebuah hadist dari Ibnu Mas’ud:

Suatu ketika Rasulullah saw meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan

Alquran. Ibnu Mas’ud berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah saya

membacakan untukmu, padahal Alquran diturunkan kepadamu?”. Dijawab

nabi saw: “Saya ingin mendengar dari orang lain”.

       Ibnu Mas’ud berkata, ”Maka saya bacakan surat An Nisa hingga

sampai pada ayat “Fa kaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahidin waji’na

bika ’ala ha’ula’i syahiida” (Bagaimanakah jika Kami telah mendatangkan

untuk setiap ummat saksinya dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas

semua ummat itu).

       Sahabat Rasulullah saw juga selalu membaca Alquran. Ketika mereka

menemukan ayat yang berkaitan dengan azab Allah, mereka membacanya

berulang-ulang hingga berlinang air mata. Abu Bakar RA, jika beliau menjadi

imam ketika sholat, maka akan terdengar isakan tangis beliau.

       Suatu ketika seorang sahabat ingin ke pasar mendapati Asma binti Abu

Bakar membaca salah satu ayat diulang-ulang sambil menangis. Ketika

sahabat tersebut kembali dari pasar, ia masih membaca ayat yang sama sambil

menangis.
18




         Itulah sikap Rasulullah saw dan para sahabatnya ketika membaca

  Alquran Kita sebagai ummat dan sebagai generasi penerusnya berusaha untuk

  bersikap seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para

  sahabatnya ketika membaca Alquran.

         Banyak keutamaan yang telah diraih oleh Rasulullah saw dan

  sahabatnya disebabkan mereka banyak membaca dan merenungkan isi

  kandungan Alquran.

         Bahkan diantara sahabat Rasulullah saw ada yang menyaksikan dan

  merasakannya secara langsung.

         Diantara keutamaan membaca Alquran, yaitu:

  1. Akan mendapat rahmat dan kasih sayang dari Allah swt

  2. Al-Qur’an akan menjadi penolong di hari kiamat

  3. Setiap huruf akan mendapat 10 - 700 pahala

  4. Akan mendapat doa dari para malaikat

  5. Akan mendapat ketenangan




D. Pentingnya Membaca Alquran

  1. Keistimewaan Alquran

     a. Keistimewaan Tilawah

                Alqur’an adalah sebuah kitab yang harus dibaca, bahkan

         dianjurkan untuk dijadikan bacaan harian. Membacanya saja dinilai
19




      oleh Allah sebagai ibadah. Pahala yang Allah berikan bukan dihitung

      per kata atau per ayat, namun per huruf.

   b. Keistimewaan Tadabbur

                Alquran benar-benar menjadi ruh (penggerak) bagi kemajuan

      kehidupan manusia manakala selalu dibaca dan ditadabburkan makna

      yang terkandung dalam setiap ayat-ayatnya.

   c. Keistimewaan Hafalan

                 Alquran selain dibaca atau direnungkan juga perlu dihafal,

      dipindahkan dari tulisan ke dalam dada, karena hal ini merupakan ciri

      khas orang-orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolak ukur keimanan

      dalam hati seseorang.

2. Perintah Menjaga Bacaan Alquran

          Persis sebagaimana         yang   Diajarkan Turun Temurun dari

   Rasulullah

   Pada hakekatnya tilawah bukanlah hal yang sederhana. Sehingga dalam

   bertilawah seorang qari’ (pembaca) dituntut menjaga keaslian (asolah)

   bacaan Alquran seperti yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

   melalui Jibril. Allah berfirman

          Karena itu Rasul saw menunjuk dan memberi kepercayaan kepada

   beberapa orang sahabat untuk mengajarkannya, yakni Muádz bin Jabbal,

   Ubay bin Kaáb, dan Salim Maula Abi Hudzaifah. Para sahabat kemudian

   mengajarkannya kepada tabiín. Dan demikian seterusnya. Alquran

   diajarkan secara turun temurun dalam keadaan asli tanpa terkurangi huruf-
20




       hurufnya, kalimat-kalimatnya, bahkan sampai teknis bacaannya. Untuk

       menjaga keaslian itulah ulama menjaga sanad Alquran (runtutan/silsilah

       para pengajar pengajar Alquran sejak zaman Rasul saw sampai sekarang).

       Maka tidak heran kalau Imam Al Jazari mewajibkan kepada setiap muslim

       untuk membaca dengan tajwid, karena hal ini merupakan penjagaan

       terhadap keaslian A Alquran.

               “Membaca (Alquran) dengan tajwid hukumnya wajib, barang siapa

       yang tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa, karena dengan

       tajwidlah Allah menurunkan Alquran. Dan demikianlah, Alquran sampai

       kepada kita dari-Nya.”

              Karena itulah, metode yang asasi dan asli dalam mempelajari
       Alquran dengan Talaqqi, yaitu mempelajari Alquran melalui seorang guru
       langsung berhadap-hadapan, dimulai dari al Fätihah sampai surat an Näs.
       Mengingat terbatasnya jumlah orang-orang yang menguasai Alquran,
       terutama dalam hal tilawah, maka ulama ahli qira-ah meletakkan kaidah-
       kaidah cara membaca yang baik dan benar. Itulah yang disebut Ilmu
       Tajwid. Terdapat sedikitnya sembilan poin penting yang perlu dipelajari
       dalam Ilmu Tajwid yaitu:
       1. Makhärij Huruf dan Sifatnya
       2. Hukum Nun Mati dan Tanwin (Mencakup bacaan Izhhar dan Iqlab)
       3. Hukum Mim Mati
       4. Hukum Lam Ta’rif (Alif lam)
       5. Hukum Mad (Bacaan Panjang)
       6. Hukum Tafkhim (Tebal) dan Tarqiq (tipis)
       7. Idgham
       8. Waqaf (Berbagai Tanda Waqaf) dan Rumusnya dalam Alquran
       9. Beberapa istilah istilah tertentu dalam bacaan Alquran 10


E. Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung)

    1. Pengertian Pembelajaran



       10
         Al Ustadz Abdul Aziz Adul Ra’uf, Al Hafizh, Lc, “Disarikan dari Muqaddimah
Pedoman Tahsin Al Qur-an”, [sibinmr@gmail.com] [sibin_mr@yahoo.com]11/12/2009
21




               Pembelajaran mengandung arti proses yang berhubungan dengan
        proses belajar (to learn). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
        pembelajaran berarti “Proses”, cara dan perbuatan menjadikan orang atau
        makhluk hidup belajar”11

                Kata pembelajaran terjemahan dari “ Instruction “ yang banyak
        digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak
        dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif wholistik, yang menempatkan
        siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu istilah ini juga dipengaruhi
        oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah
        siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti
        bahan cetak atau program televisi, gambar, audio dan lainnya.12

                Pengertian pembelajaran menurut Corey menyatakan “
        Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
        sengaja dikelola memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu
        dalam kondisi-kondisi khusus atau hasilkan respon terhadap situasi
        tertentu “ dan William H. Burton berpendapat bahwa “ Pembelajaran
        adalah upaya memberikan stigmulus, bimbingan, pengarahan, dan
        dorongan kepada siswa agar menjadi proses belajar”.13

                Menurut     Dimiyati     dan    Mujiono      mengemukakan        bahwa

        “pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

        instruksional untuk membuat siswa aktif yang menekankan penyediaan

        sumber belajar”.


                Lebih jauh Muhaimin dkk mengemukakan bahwa “pembelajaran

        adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar, kegiatan ini akan

        mengakibatkan siswa mmpelajari sesuatu dengan cara yang lebih efektif

        dan efisien”.

                Berdasarkan uraian –uraian diatas, dapat disimpulakan bahwa

        pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam
        11
            Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
pustaka, 2001), h.17
         12
            Sagala dan Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran.(Bandung: Alfa Beta, 2004),
h.45
         13
            Havid Zulkarnain, “Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Bernyanyi
Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasa”r, http://desyandri.wordpress.com/2009/02/19
22




        upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Dalam proses belajar mengajar

        tersebut,    desain    operasional     disusun     dengan     mengorganisasikan

        lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar. Proses ini dilakukan secara

        timbal balik yang berlangsung dalam situasi eduktif, yang bertujuan agar

        siswa menjadi pembelajar yang aktif.

    2. Prinsip Metode Mengajar

                Menurut Nana Sudjana “ Metode adalah cara yang digunakan guru

        dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

        pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk

        menciptakan proses belajar mengajar “.14

                Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk

        menyampaikan pelajaran          kepada pelajar.      Karena penyamapaian itu

        berlangsung dalam interakasi edukatif, metode mengajar dapat diartikan

        sebagai cara yang dipergunakana oleh guru dalam mengadakan hubungan

        dengan pelajar pada saat berlangsunya pengajaran.              Dengan demikian,

        metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar-

        mengajar.15

                Di masa lalu pengajaran dipandang sebagai proses mengisi otak

        dengan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, metode yang

        digunakan guru banyak terpusat pada metode ceramah, bagaimana pun

        sifat bahan ajar dan situasi yang dihadapinya. Lahirnya teori-teori baru

        yang menjelaskan karakteristik belajar membawa perubahan pada watak
        14
           Nana Sudjana. Dasar – dasar Proses Mengajar. (Bandung: Sinar Baru, 2002), hal.260
        15
           Departemen Agama RI, Metodelogi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelambagaan Agama Islam, 2001), h.88.
23




pengajaran dan memunculkan berbagai metode mengajar. Metode-metode

tersebut berkembang mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Memperhatikan kecenderungan-kecenderungan pelajar. Prinsip ini

   memberi landasan bagi guru untuk memberikan kepada pelajar hanya

   bahan ajar yang sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, yaitu

   bakat, minat, lingkungan, dan kesiapan, sehingga mereka dapat

   mengambil manfaat dari proses belajar-mengajar.

b. Manfaatkan aktivitas individual para pelajar. Hal ini dapat dilakukan

   oleh guru dengan melibatkan mereka dalam setiap kegiatan yang

   dilakukannya, memberi kesempatan kepada mereka untuk berpikir dan

   berbuat, serta mendorong mereka untuk berpikir dan berbuat, serta

   mendorong mereka untuk dapat mandiri dalam segala hal yang dapat

   dilakukan di dalam belajar dan meneliti. Di samping itu, guru dapat

   mengarahkan aktivitas mereka kepada hal-hal yang sesuai dengan

   mereka, memanfaatkan aktivitas yang bisa mereka perlihatkan dalam

   berbagai bidang, dan memberi bimbingan apabila mereka melakukan

   kekeliruan.   Guru hendkanya tidak sekali-kali mencampuri urusan

   mereka, kecuali terdapat alasam untuk itu.

c. Mendidik melalui permainan atau menjadikan permainan sebagai

   sarana pendidikan. Para pelajar, terutama pada ,asa kanak-kanak,

   dapat belajar di tengah-tengah bermain. Dengan berimain, mereka

   tidak akan merasakan adanya tekanan dan keterpaksaan, tidak pula

   terikat oleh banyak peraturan yang seringkali menghalangi kebebasan
24




   mereka untuk mengaktualisasikan bakat dan minat mereka. Dengan

   bermain, mereka dapat melakukan banyak hal di sekolah yang

   dipandang sebagai sebuah monarki mini bagi anak-anak; sebuah

   kerajaan yang berdalih memikirkan diri dan pendidikan mereka serta

   menyenangkan dan meningkatkan kualitas serta menyengakan dan

   meningkatkan kualitas mereka untuk mencapai kesempurnaan.

d. Menerapkan prinsip kebebasan yang rasional di dlaam proses belajar-

   mengajar tanpa membebani para pelajar dengan berbagai perintah atau

   larangan yang tidak mereka butuhkan.

e. Memberi motivasi kepada para pelajar untuk berbuat, bukan

   menekannya, sehingga dapat berbuat dengan penuh rasa senang.

   Biasnya , segala sesuatu yang diperbuat dengan rasa senang tidak akan

   melelahkan.

f. Mengutamakan        dunia anak-anak, dalam arti memperhatikan

   kepentingan mereka dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan di

   masa depan.     Prinsip ini diwujudkan dengan memadukan aspek

   pembelajaran teoritis dan praktis.

g. Menciptakan semangat berkoperasi. Umpamanya, guru bekerja sama

   dengan pelajar, pelajar dengan guru, dan orang tua dengan guru. Kerja

   sama yang terkahir biasa diungkapkan dengan kerja sama antara

   keluarga dan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan

   pelajar serta mencapai tujuan pendidikan dan pengjaran yang dicita-

   citakan.
25




       h. Memberi motivasi kepada para pelajar untuk belajar mandiri serta

            memiliki kepercayaan diri untuk melakukan tugas-tugas belajar dan

            penelitian. Guru hendaknya, kecuali dalam keadaan terpaksa seperti

            ketika menghadap kesulitan.

       i. Memanfaatkan segenap indera pelajar, sebab pendidikan inderawi

            merupakan alat menuju pendidikan intelektual.

    3. Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung)

               Model pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung)

       cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-proswdural,

       langkahnya adalah: sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi

       tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau

       kelompok      untuk   mendemonstrasikan       bagiannya,    diskusi   kelas,

       penyimpulan dan evaluasi, refleksi.16



F. Ringkasan Materi

   1. Surah al-Qadr

       RÎ) çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$# ÇÊÈ !$tBur¯$!
       y71u÷r& $tB ä's#øs9 Íôs)ø9$# ÇËÈ           ä's#øs9
       Íôs)ø9$# ×öy{ ô`ÏiB É#ø9r& 9öky ÇÌÈ ãA¨ts? èps3Í
       ´¯»n=yJø9$# ßyr9$#ur $pkÏù ÈbøÎ*Î/ NÍkÍh5u `ÏiB
       Èe@ä. 9öDr& ÇÍÈ íO»n=y }Ïd 4Ó®Lym Æìn=ôÜtB
                                                Ìôfxÿø9$# ÇÎÈ
       1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
          kemuliaan.
       2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
       3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
       16
           Anonim, “ Metode Pembelajaran, Tentang Macam-Macam Metode Pembelajaran”,
http://www.google.com/9/06/2011
26




        4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan
           izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
        5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.17


                 Surah Al-Qadr adalah surah yang ke 97, nama Al-Qadr dimbil

        dari ayat pertama, surah Al-Qadar menjelaskan adanya lailatul qadr,

        lailatul qadr berarti malam kemuliaan, surah ini termasuk surah

        makkiyah, surah makkiyah memiliki ciri-ciri:

        1. Surahnya pendek

        2. Berisi tentang keimanan

        3. Turunnya di mekah. 18




    2. Surah Al-Kafirun

                 
                 
                 
                                                                         
        1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
        2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
        3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
        4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
        5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku
           sembah.
        6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."19


        17
           Choirul Fata, Cinta Alquran dan Hadis Untuk Kelas II MI, Solo: PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2009, h.61.
        18
           Ibid. h.60.
        19
           Ibid. h.71
27




          Surah Al-Kafirun adalah surah ke 109, terdiri atas anam ayat dan
   termasuk surah makkiyah. Al-Kafirrun berarti orang-orang kafir, Nabi
   Muhammad bertugas mendakwahkan Islam, Islam mengajarkan manusia
   menyembah Allah, orang kafir menyambah berhala, orang kafir tidak mau
   masuk Islam, orang kafir membujuk nabi Muhammad, nabi Muhammad
   diajak menyembah tuhan orang kafur tetapi nabi Muhammad tidak mau
   karena menyembah selain Allah adalah syirik. Allah menyuruh nabi
   Muhammad berkata wahai orang-orang kafir aku tidak akan menyembah
   apa yang kamu sembah, kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
   aku tidak pernah menjadi penyambah apa yang kamu semabh, kamu tidak
   pernah menjadi penyemabh apa yang aku sembah, untukmu agamamu dan
   untukku agamaku.20

3. Surah Al-Fiil

           
          
          
                                                      
   1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah
      bertindak terhadap tentara bergajah?
   2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk
      menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
   3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-
      bondong,
   4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang
      terbakar,
   5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).21


             Raja abrahah ingin menghancurkan ka’bah, raja abrahah bersama

   tentara gajah, tentang gajah dihancurkan burung ababil, dengan batu dari

   neraka.22




   20
      Ibid. h. 71
   21
       Ibid. h.77.
   22
      Ibid. h.76.
28




                                 BAB III

                          METODE PENELITIAN



A. Setting Penelitian

         Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu

   penelitian dan siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:

   1. Tempat Penelitian

              Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Kelas II

      Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota

      Banjarbaru   untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagai

      subjek dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Baladan

      Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Madya Banjarbaru Tahun
29




      pelajaran     2010/2011.    Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan

      memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di Madrasah

      Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru.

             Penelitian sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan

      meningkatkan     kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa

      dengan menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada

      Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota

      Banjarbaru.

   2. Waktu Penelitian

             Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2010/2011 yaitu

      minggu pertama bulan April sampai minggu keempat bulan Mei 2011.

             Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

                                 29
      sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan

      proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

   3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

             PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat

      peningkatan hasil belajar siswa        penerapan Model Pembelajaran

      Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) .



B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

          Sebelum PTK dilaksanakan, dibuat berbagai input instrumental

   yang   akan digunakan untuk       memberi perlakuan dalam PTK, yaitu

   rencana pembelajaran yang       akan     dijadikan PTK, yaitu   rencana
30




   pembelajaran yang akan dijadikan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu

   Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:

   1. Mengidentifikasi materi Pendidikan Agama Islam

   2. Menjelaskan materi Pendidikan Agama Islam

   3. Mempraktekkan materi Pendidikan Agama Islam

         Indikator dari materi ini adalah

   1. Mampu mengidentifikasi materi Pendidikan Agama Islam

   2. Mampu menjelaskan materi Pendidikan Agama Islam

   3. Mampu mempraktekkan materi Pendidikan Agama Islam .




C. Subyek Penelitian

         Dalam PTK ini yang         menjadi subjek penelitian adalah siswa

   Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota

   Banjarbaru .

         Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah penerapan Model

   Pembelajaran Ekspelicit Intruction       (Pengajaran Langsung)   pada mata

   pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina

   Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru.



D. Sumber Data

         Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari berbagai sumber, yakni

   siswa, guru Pendidikan Agama Islam, teman sejawat dan kolabolatur.
31




  1. Siswa

              Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas

      siswa dalam proses belajar mengajar.

  2. Guru

              Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi penerapan

     Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) pada

     mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Surah Al-Kafirun, Al-

     Qadar, Al-Fill di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan

     Liang Anggang Kota Banjarbaru      serta aktivitas siswa dalam proses

     pembelajaran.



  3. Teman Sejawat dan Kolaborasi/Observer

              Teman Sejawat dan kolaborasi dimaksudkan sebagai sumber

      data untuk melihat implementasi Penelitian Tindakan    Kelas Secara

      komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.



E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

  1. Teknik

              Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes,

      observasi dan wawancara.

      a. Tes:    digunakan    untuk mengtahui bagaimana siswa mampu

         memahami mata pelajaran yang diajarkan

      b. Observasi: dipergunakan untuk mengamati siswa pada saat proses
32




         pembelajaran berlangsung.

      c. Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan

         implementasi penerapan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction

         (Pengajaran Langsung) .

   2. Alat Pengumpulan Data

             Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi tes, observasi,

      wawancara, kuisioner dan diskusi sebagaimana berikut ini:

      a. Tes: digunakan tes lisan dan tertulis untuk mengukur hasil belajar

         siswa.

      b. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat

         partisipasi siswa dalam belajar.

      c. Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui

         pendapat atau sikap siswa dan guru pendidikan Agama Islam

         tentang   penerapan   Model    Pembelajaran   Exspelicit   Intruction

         (Pengajaran Langsung).

      d. Kuesioner: menggunakan lembar isian untuk mengetahui pendapat

         atau sikap siswa tentang penerapan Model Pembelajaran Ekspelicit

         Intruction (Pengajaran Langsung) .

      e. Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan



F. Indikator Kinerja

         Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa

   adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh
33




terhadap kinerja siswa.

1. Siswa

   a. Tes: rata-rata nilai ulangan harian:

       1) Ketuntasan Individual siswa: 70

       2) Ketuntasan Klasikal siswa : 75 %

   b. Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar Alquran

       Hadis

2. Guru

   a. Dokumentasi                  : Kehadiran siswa

   b. Observasi                    : Untuk mengetahui kemampuan siswa

                                     dalam memahami materi pelajaran yang

                                     disampaikan.

3. Hasil Belajar

           Menghitung ketuntasan individualdan ketuntasan klasikal dengan

   rumus sebagai berikut:

                                        Jumlah Skor
   Ketuntasan Individual =                                 X 100
                                    Jumlah skor mkasimal


                            Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar
   Ketuntasan Klasikal =                                           X 100
                                  Jumlah siswa keseluruhan


   Kriteria ketuntasan belajar:

   a. Ketuntasan individual

       Jika siswa mencapai ketuntasan lebih dari 70
34




      b. Ketuntasan klasikal

          Bila siswa mencapai ketuntasan 75 %



G. Analisis Data

          Data yang         dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari

   pelaksanaan     siklus penelitian dianalisa secara deskriftif dengan

   menggunakan teknik presentasi untuk melihat kecenderungan yang terjadi

   dalam kegiatan pembelajaran:

   1. Hasil belajar:     dengan meganalisis nilai rata-rata ulangan harian,

      kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.

   2. Aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran

      Pendidikan Agama Islam, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi

      tinggi, sedang dan rendah.

   3. Implementasi Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction      (Pengajaran

      Langsung) dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil

      dan tidak berhasil.



H. Prosedur Penelitian

   1. Siklus 1

             Siklus pertama dalam PTK ini terdiri perencaan, pelaksanaan

      pengamatan dan refleksi sebagai berikut:

      a. Perencanaan (Planning)

          1) Peneliti melakukan        analisis untuk mengetahui kompetensi
35




       dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan penerapan

       Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung)

   2) Membuat rencana pembelajaran dengan Model Pembelajaran

       Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung)

   3) Membuat format penempatan siswa dalam tim

   4) Kemampuan menyampaikan materi

   5) Membuat Instrumken yang digunakan dalam siklus Penelitian

       Tindakan Kelas (PTK)

   6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran

b. Pelaksanaan (Acting)

   Melaksanakan kegaitan sesuai dengan perencanaan tindakan siklus.

   Dalam pelaksanaan ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Baladan

   Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru.

c. Pengamatan (observation)

   Pegamatan dilakukan oleh guru yang berlaku sebagai kolabolator

   yang membantu pengamatan dengan berdoman lembar observasi

   aktivitas siswa.   Pada pelaksanaan       ulangan harian, pada akhir

   siklus dilakukan sendiri oleh peneliti.

d. Refleksi (Reflecting) Siklus 1

           Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi

   beberapa syarat sebagai berikut:

   1) Sebagian besar (75 % dari siswa) dapat dan mampu melakukan

       sujud sahwi yang baik dan benar
36




           2) Sebagian besar (70% dari siswa) dapat menjawab pertanyaan

               dari guru atau kolaborator.

           3) Penyelesaian tugas sesuai dengan batas waktu yang disediakan.

2. Siklus 2

                Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari

    perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

    a. Perencanaan (Planning)

                    Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil

           refleksi siklus 1

    b. Pelaksanaan (Acting)

                    Guru       melaksanakan       pembelajaran           melalui      Model

           Pembelajaran        Ekspelicit    Intruction        (Pengajaran         Langsung)

           berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus 1.

    c. Pengamatan (observation)

                    Peneliti     melakukan        pengamatan         terhadap       aktivitas

           pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang baik dan benar.

    d. Refleksi (Reflecting)

                    Penelitian melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus

           kedua.

           Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan

dengan bagan yang berbeda namun secara garis besar terdapat empat tahapan

yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan pengamatan, dan refleksi. 23


    23
         Arikanto S, Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 76.
37




Adapun model untuk masing-masing tahap dapat digambarkan sebagai

berikut:

       Sebagai suatu siklus dapatlah digambarkan langkah-langkah PTK

pada bagan dibawah ini:




     Refleksi                  SIKLUS I                  Pelaksanaan




                              Pengamatan




                             Perencanaan


     Refleksi                 SIKLUS II                  Pelaksanaan




                              Pengamatan




                             Perencanaan
38




                  Gambar 1: Alur Penelitian Tindakan Kelas




I. Indikator Keberhasilan Penelitian

          Penelitian ini dikatan berhasil optimal dengan ketentuan sebagai

   berikut:

   1. Meningkatnya hasil belajar siswa yaitu nilai ketuntasan individual ≥ 70

      % dan nilai ketuntasan kelompok ≥ 75 %.

   2. Aktivitas siswa meningkat dan aktivitas guru cenderung menurun.

          Menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan

   rumus sebagai berikut:

          Menghitung ketuntasan individualdan ketuntasan klasikal dengan

   rumus sebagai berikut:

                                       Jumlah Skor
      Ketuntasan Individual =                            X 100
                                  Jumlah skor mkasimal
39




                                  Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar
       Ketuntasan Klasikal =                                         X 100
                                     Jumlah siswa keseluruhan


   Kriteria ketuntasan belajar:

   a. Ketuntasan individual

      Jika siswa mencapai ketuntasan lebih dari 70


   b. Ketuntasan klasikal

      Bila siswa mencapai ketuntasan 75 %




                                      BAB IV

                HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A. Deskripsi Setting Penelitian

           Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah

    Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Madya Banjarbaru. Subjek

    penelitian adalah siswa Kelas 2 yang berjumlah 18 orang. Adapun

    permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa dalam

    pembelajaran Mata Pelajaran Alquran Hadis pada materi Menulis Surah Al-

    Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill

    melalui Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung)

    siswa Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang
40




   Anggang Kota Banjarbaru        , dengan cara pengamatan langsung yang

   dilakukan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan Model

   Pembelajaran Ekspelicit Intruction       (Pengajaran Langsung)      pada materi

   Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill.



B. Persiapan Penelitian

          Adapun     persiapan   yang       dilakukan   oleh     peneliti     sebelum

   melaksanakan tindakan kelas ini yaitu:

   1. Peneliti telah mendapatkan izin penelitian dari Jurusan Tarbiyah Nomor

      100/STAI/TL.01/XII/2011,      dan      Kementrian        Agama        Banjarbaru

      Kd.17.11/3/TL.00/1274/2011, serta izin dari sekolah yaitu Madrasah

      Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru.

      Adapun waktu penelitian yang diberikan dari tanggal. 12 April sampai
                                40
      dengan 3 Mei 2011. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam 4 kali

      pertemuan. Pertemuan I siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 April i

      2011 dan pertemuan II siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 April 2011.

      Kemudian pertemuan I siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 April 2011
                                       35
      dan pertemuan II siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2011.

   2. Penunjukan observer yaitu salah seorang guru yang akan mengobservasi

      peneliti dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan Model

      Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) pembelajaran

      Mata Pelajaran Alquran Hadis, observer yang ditujukan telah memahami

      tentang PTK.
41




C. Hasil Penelitian

   1. Tindakan kelas siklus I pertemuan 1, 12 April 2011 ( 2x 24 menit)

       a. Persiapan

                 Pada pertemuan pertama tindakan kelas siklus I ini

          dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:

          1) Menyusun      rencana   pelaksanaan   pembelajaran   (RPP)   Mata

             Pelajaran Alquran Hadis dengan Kompetensi dasar menjelaskan

             tentang Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill yang baik dan

             benar.

          2) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan pembelajaran

             dan aktifitas siswa dalam pembelajaran.

       b. Kegiatan Pembelajaran

          1) Kegiatan awal (10 menit)

              a) Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

                 berdo’a

              b) Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai

                 pelajaran

              c) Melakukan tes penjajakan [pre-tes] dan mengidentifikasi

                 keadaan siswa

              d) Mengingatkan pelajaran yang terdahulu dan mengaitkan pada

                 pelajaran baru
42




              e) Menjelaskan secara singkat tentang tujuan dan proses

                  pembelajaran yang akan dijalani siswa

           2) Kegiatan inti (60 menit)

              a) Menjelaskan Menulis Surah Al-Kafirun,

              b) Guru membagi siswa beberapa kelompok.

              c) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok

                  sesuai dengan materi yang dibahas.

              d) Menunjuk siswa atau kelompok untuk menyelesaikan tugas

              e) Guru dan siswa melakukan diskusi mengenai materi yang telah

                  dibahas

              f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

           3) Kegiatan akhir (10 menit)

              a) Memberikan penegasan dan menyimpulkan materi ajar yang

                  sudah dipelajari

              b) Memberikan post tes untuk mengetahui hasil pembelajaran

              c) Memberikan tugas mandiri untuk mendalami materi ajar

    c. Hasil Tindakan Kelas

       1) Observasi kegiatan pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama

                Hasil observasi atau pengamatan dari teman sejawat dalam

          kegiatan pembelajaran selama 2 X 40 menit yang sudah direncanakan,

          dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama
 No          Indicator / Aspek            Dilakukan         Skor Penilaian

                                           Ya   Tidak     1    2    3        4
43




              Yang Diamati

I.    Para pembelajar

1.    Mengawali pembelajaran dengan     √           4
      mengucapkan salam dan berdo’a
      Mengamati dan mengarahkan
2.    sikap siswa agar siap memulai     √   2
      pelajaran
      Melakukan tes penjajakan [pre-
3.    tes]    dan    mengidentifikasi   √       3
      keadaan siswa
      Mengingatkan pelajaran yang
4.    terdahulu dan mengaitkan pada     √           4
      pelajaran baru
      Menjelaskan secara singkat
5.    tentang tujuan dan proses         √   2
      pembelajaran yang akan dijalani
      siswa
6.    Motivasi                          √       3

II.   Kegiatan Inti Pembelajaran        √

      Menjelaskan tentang materi
7.                                      √           4
      Menulis Surah Al-Kafirun.

      Meminta      siswa      untuk
      memperhatikan guru dalam
8.                                      √   2
      menjelaskan Menulis Surah Al-
      Kafirun.

      Membentuk      semua    siswa
      menjadi pasangan-pasangan dan
9.                                      √   2
      mengutarakan hasil pemikiran
      masing-masing.

    Guru memberikan tugas kepada
10. masing-masing kelompok sesuai       √   2
    dengan materi yang dibahas

11. Menunjuk siswa atau kelompok        √   2
    untuk menyelesaikan tugas
    Guru dan siswa melakukan
12. diskusi mengenai materi yang        √   2
    telah dibahas
13. Memberi kesempatan masing-          √   2
    masing kelompok untuk bertanya
44




      hal-hal yang belum dimengerti.

    Memberi tantangan kepada siswa
    untuk menjawab pertanyaan-
14.                                      √           3
    pertanyaan disampaikan oleh
    kelompok lain

15. Menguasai kelas                      √           3

    Melaksanakan        pembelajaran
16. sesuai     dengan     kompetensi     √       2
    (tujuan) yang ingin dicapai

      Melaksanakan       pembelajaran
17.                                      √   1
      secara runtut

      Menunjukan penguasaan materi
18.                                      √           3
      pelajaran

      Mengaitkan     materi     dengan
19.                                      √       2
      pengetahuan lain yang relevan

      Mengaitkan      materi   dengan
20.                                      √           3
      realitas kehidupan

      Melaksanakan       pembelajaran
21.                                      √   1
      sesuai dengan alokasi waktu

22. menggunakan media                    √           3

23. Menggunakan metode                   √           3

      Menumbuhkan fartisifasi aktif
24.                                      √       2
      siswa dalam pembelajaran

      Membangkitkan motifasi belajar
25.                                      √       2
      siswa

      Menunjukkan      sikap   terbuka
26.                                      √       2
      respon siswa

      Menumbuhkan      keceriaan   dan
27.                                      √           3
      antusias siswa

    Menggunakan      bahasa    lisan
28. tulisan secara jelas, baik, dan      √   1
    benar.

29. Membuat       rangkuman    dengan    √       2
45




      melibatkan siswa

III Kegiatan Akhir                         √

    Melakukan penilaian tes akhir
30. sesuai   dengan    kompetensi          √                     2
    (tujuan)

      Menyampaikan hasil penilaian
31.                                        √                           3
      (tes) kepada siswa

32. Memberikan penghargaan                 √                           3

      Memberikan PR sebagai bagian
33.                                        √                           3
      remidi/ pengayaan

34. Menutup pelajaran                      √                                4

                  Jumlah                  34               3     30    36   16

  Keterangan                 : skor diberikan pada saat guru berkerja. Skor yang

                              diberikan maksimal 100

  Kategori penilaian         : 1 kurang baik,2 cukup baik, 3 baik, 4 sangat baik

                 Berdasarkan data observasi pada tabel 4.1. bahwa pertemuan

          pertama dari 6 kegiatan pendahuluan yang mendapat poin 4 yaitu

          33,3% dengan kualifikasi sangat baik, mendapat poin 3 yaitu 33,3%

          dengan kualifikasi baik, dan poin 2 yaitu 33,3% dengan kualifikasi

          cukup, dan kegiatan inti dari 23 kegiatan yang mendapat poin 4 yaitu

          14,35% (sangat baik), mendapat poin 3 yaitu 30,43% (kualifikasi

          baik), mendapat poin 2 yaitu 52,17% (cukup baik) dan poin 1 yaitu

          13,04% (kualifikasi kurang baik), serta kegiatan penutup dari 5

          kegiatan yang mendapat poin 4 yaitu 20% (kualifikasi sangat baik),

          poin 3 yaitu 60% (kualifikasi baik), dan poin 2 yaitu 20% (kualifikasi

          cukup baik, jadi dari kegiatan guru pada pertemuan 1, yang
46




   berkualifikasi baik 27% dan berkualifikasi cukup yaitu 13,33% dan

   yang berkualifikasi kurang 27%.

          Berdaasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh obsever,

   disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1

   belu dilakukan secara efektif, hal ini terlihat dengan adanya tahapan

   yang belum dilaksaakan guru secara maksimal.

          Walaupun demikian data observasi yang ada pada tabel secara

   keseluruhan menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung

   secara lancar, kondusif, dan antusias.




2) Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan

   Pertama

          Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan

   Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran      Langsung)

   dapat dilihat pada tabel berikut :
47



Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan pertama

                                                          Penialaian                            Jumlah    Klasifikasi   Prosentasi
No              Nama
                                    1      2       3       4       5      6       7       8      Skor     Aktivitas
  1   A. Fauzi                      2      2       1       3       1      2       2       3        16    Kurang Aktif     50,00
  2   Aisyah                        3      2       1       3       1      2       2       3        17    Cukup Aktif      53,13
  3   Ade Irma                      2      2       1       3       1      2       2       3        16    Kurang Aktif     50,00
  4   Elma Yunita                   2      2       1       3       1      2       2       3        16    Kurang Aktif     50,00
  5   Maulana Irfan                 2      2       1       3       1      2       2       3        16    Kurang Aktif     50,00
  6   St. Ermawati                  3      2       2       3       1      2       2       3        18    Cukup Aktif      56,25
  7   M. Fahreza                    3      2       2       3       2      2       2       3        19    Cukup Aktif      59,38
  8   Mahdalena                     2      2       1       3       1      2       2       3        16    Kurang Aktif     50,00
  9   M. Reza                       2      2       1       3       1      2       2       3        16    Kurang Aktif     50,00
 10   Rizal                         3      2       2       3       2      2       2       3        19    Cukup Aktif      59,38
 11   M. Rizky Rahmatullah          2      2       1       3       1      2       2       3        16    Cukup Aktif      50,00
 12   M. Zamanorrahman              3      2       2       3       2      3       3       3        21    Cukup Aktif      65,63
 13   M. Nur Iklanida               2      2       1       3       1      2       2       3        16    Kurang Aktif     50,00
 14   Rahman Fauzy                  2      2       1       3       1      2       2       3        16    Kurang Aktif     50,00
 15   Maulidah Khadijah             3      2       2       3       2      3       3       3        21    Cukup Aktif      65,63
 16   Risya Wardati                 3      2       3       3       2      3       3       3        22    Cukup Aktif      68,75
 17   Rahmawati                     3      2       2       3       3      3       2       3        21    Cukup Aktif      65,63
            Jumlah                 43     36      28      55      29     44      44      59       302
                                   63,2   52,9    41,1    80,8 42,6      64,7    64,7    86,7
           Prosentasi                 4      4       8       8       5      1       1       6   55,51
48




Keterangan :
   Interval Kategori Penilaian :
   a. 1 – 8       = Tidak Aktif
   b. 9 – 16      = kurang Aktif
   c. 17 – 24     = Cukup Aktif
   d. 25 – 32     = Aktif
   e. 33 – 40     = Sangat Aktif
   Katagori penilaian :
   1. Mendengarkan penjelasan guru
   2. Menjawab pertanyaan guru
   3. Mengajukan pertanyaan
   4. Aktivitas dalam pembelajaran
   5. Disiplin dalam berdiskusi
   6. Partisivasi siswa dalam pembelajaran
   7. Kecerian dan antusiasme siswa dalam pembelajaran
   8. Menyimpulkan

       Observasi aktivitas siswa siklus 1 pertemuan 1 diatas

diklasifikasikan kedalam 5 kategori, yaitu : tidak ada siswa yang

beraktivitas sangat aktif, tidak ada siswa yang ber aktivitas aktif, 5

orang siswa dengan kategori cukup aktif, dan 12 orang              siswa

beraktifitas kurang aktif dan tidak ada kelompok yang termasuk

kategori tidak aktif.

Tabel 4.3 hasil observasi siswa siklus 1 pertemuan 1
 NO       Aktivitas Siswa            F                   %
  1        Sangat aktif              0                    0
  2            Aktif                 0                    0
  3        Cukup aktif               9                 52,94%
  4        Kurang aktif              8                 47,06%
  5         Tidak aktif              0                    0

       Dari tabel di atas terlihat siswa yang sangat aktif 0%, siswa yang

aktif 0%, cukup aktif 9 orang yaitu 52,94%, sedangkan kurang aktif 8

orang yaitu 47,06% dan tidak aktif 0%.

       Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat diketahui

bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran cukup aktif, walaupun dalam
49




    aspek-aspek tertentu masih ada yang belum maksimal, misalnya

    menjawab pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan,aktivitas dalam

    belajar, partisifasi siswa. Hal ini karena pembelajaran dengan Model

    Pembelajaran Ekspelicit Intruction       (Pengajaran Langsung)   sangat

    jarang sekali digunakan sehingga siswa tidak terbiasa.

d. Tes Hasil Belajar Siswa


    Tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :


    Tabel 4.4    Daftar nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran
                 siklus 1 pertemuan pertama

      No               Nama               Nilai       Keterangan
       1    A. Fauzi                       50         Tidak Tuntas
       2    Aisyah                         60         Tidak Tuntas
       3    Ade Irma                       60         Tidak Tuntas
       4    Elma Yunita                    50         Tidak Tuntas
       5    Maulana Irfan                  50         Tidak Tuntas
       6    St Ermawati                    60         Tidak Tuntas
       7    M. Fahreza                     60         Tidak Tuntas
       8    Mahdalena                      50         Tidak Tuntas
       9    M. Reza                        50         Tidak Tuntas
      10    M. Rizal                       60         Tidak Tuntas
      11    M. Rizky Rahmatullah           50         Tidak Tuntas
      12    M. Zamanorrahman               70            Tuntas
      13    Nur Iklanida                   50         Tidan Tuntas
      14    Rahman Fauzy                   50         Tidak Tuntas
      15    Maulidia Khadijah              70            Tuntas
      16    Risya Wardati                  70            Tuntas
      17    Rahmawati                      70            Tuntas
                 Jumlah                    980
50




             Rata-Rata                   57,65


Tabel 4.5. Distribusi hasil belajar siswa            dalam    pembelajaran
           siklus I pertemuan pertama

  No         Nilai     Frekuensi         NxF      (%)         Kualifikasi
             (N)
                          (F)

  1           10          0                0        0

  2           9           0                0        0         Sangat baik

  3           8           0                0        0            Baik

  4           7           4               28      28,57%        Cukup

  5           6           5               30      30,61%        Kurang

  6           5           8               40      40,82%        Kurang

  7           4           0                0        0           Kurang

  8           3           0                0        0        Sangat kurang

  9           2           0                0        0

  10          1           0                0        0

  11          0           0                0        0

       Jumlah             17              98       100

   Rata-Rata              0              5,76       0

Interval =


              0 -<2             = Sangat Kurang


              2 -< 4            = Kurang

              4 -< 6            = Cukup

              6 -< 8            = baik

              8 -< 10           = Sangat Baik
51




          Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil

     tes formatif siswa adalah 5,76 hal ini berarti berada dibawah ketuntasan

     belajar yang ditetapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

     yaitu rata-rata 7,00. Oleh karena itu nilai rata-rata hasil tes formatif

     siswa tersebut perlu ditingkatkan lagi dalam tindakan kelas pertemuan

     kedua.


2. Tindakan kelas siklus I pertamuan kedua, 19 April 2011


   (2 X 40 Menit)


   a. Persiapan


              Pada pertemuan pertama tindakan kelas siklus I ini

      dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:


      1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendidikan

          Agama Islam dengan kompetensi dasar menjelaskan .


      2) Membuat        lembar   ovservasi    untuk    mengukur     kegiatan

          pembelajaran dan aktifitas siswa dalam pembelajaran.


   b. Kegiatan pembelajaran


      1) Kegiatan awal (10 Menit)


          a) Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

              berdo’a
52




   b) Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai

       pelajaran


   c) Melakukan tes penjajakan [pre-tes] dan mengidentifikasi

       keadaan siswa


   d) Mengingatkan pelajaran yang terdahulu dan mengaitkan pada

       pelajaran baru


   e) Menjelaskan secara singkat        tentang tujuan dan proses

       pembelajaran yang akan dijalani siswa


2) Kegiatan inti (60 Menit)


     3) Menjelaskan tentang materi Menulis Surah Al-Qadr

     4) Meminta      siswa    untuk   memperhatikan    guru   dalam

         menjelaskan Menulis Surah Al-Qadr

     5) Membentuk semua siswa menjadi pasangan-pasangan dan

         mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

     6) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok

         sesuai dengan materi yang dibahas

     7) Menunjuk siswa atau kelompok untuk menyelesaikan tugas

3) Kegiatan akhir ( 10 Menit)


   a) Memberikan penegasan dan menyimpulkan materi ajar yang

       sudah dipelajari.


   b) Memberikan post tes untuk mengetahui hasil pembelajaran
53




        c) Memberikan tugas mandiri untuk mendalami materi ajar


c. Hasil tindakan kelas


   1) Observasi kegiatan pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua


              Hasil observasi atau pengamatan dari teman sejawat dalam

        kegiatan pembelajaran selama 2 x 40 menit yang sudah

        direncanakan, dapat dilihat pada tabel berikut :


        Tabel 4.6. Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pertemuan
                   Kedua

   No    Indicator/Aspek Yang Iamati    Dilakukan          Skor Penilaian

                                        Ya      Tidak 1        2     3      4

    I    Pra Pembelajaran

    1    Mengawali pembelajaran           √                                  4
         dengan      mengucapkan
         salam dan berdo’a

    2    Mengamati           dan          √                     2
         mengarahkan sikap siswa
         agar      siap  memulai
         pelajaran

    3    Melakukan tes penjajakan         √                           3
         [pre-tes]            dan
         mengidentifikasi keadaan
         siswa

    4    Mengingatkan     pelajaran       √                                  4
         yang    terdahulu      dan
         mengaitkan pada pelajaran
         baru

    5    Menjelaskan secara singkat       √                           3
         tentang tujuan dan proses
         pembelajaran yang akan
         dijalani siswa
54




6    Motivasi                     √       3

II   Kegiatan              Inti
     Pembelajaran

7    Menjelaskan      tentang     √            4
     materi Menulis Surah Al-
     Kafirun,

8    Meminta siswa untuk          √   2
     memperhatikan        guru
     dalam        menjelaskan
     Menulis Surah Al-Kafirun.

9    Membentuk semua siswa        √       3
     menjadi        pasangan-
     pasangan             dan
     mengutarakan        hasil
     pemikiran masing-masing.

10   Guru memberikan tugas        √       3
     kepada     masing-masing
     kelompok sesuai dengan
     materi yang dibahas

11   Menunjuk siswa atau          √       3
     kelompok            untuk
     menyelesaikan tugas

12   Guru dan siswa melakukan     √   2
     diskusi mengenai materi
     yang telah dibahas

13   Memberi       kesempatan     √   2
     masing-masing kelompok
     untuk bertanya hal-hal
     yang belum dimengerti

14   Memberi tantangan kepada     √       3
     siswa untuk menjawab
     pertanyaan-pertanyaan
     disampaikan           oleh
     kelompok lain

15   Menguasai kelas              √       3

16   Melaksanakan                 √   2
     pembelajaran     sesuai
     dengan       kompetensi
55




      (tujuan) yang ingin dicapai

17    Melaksanakan                  √       2
      pembelajaran secara runtut

18    Menunjukkan penguasaan        √           3
      materi pelajaran

19    Mengaitkan materi dengan      √       2
      pengetahuan lain yang
      relevan

20    Mengaitkan materi dengan      √           3
      realitas kehidupan

21    Melaksanakan                  √   1
      pembelajaran        sesuai
      dengan alokasi waktu

22    Menggunakan media             √           3

23    Menggunakan metode            √           3

24    Menumbuhkan partisifasi       √       2
      aktif    siswa  dalam
      pembelajaran

25    Membangkitkan      motifasi   √           3
      belajar siswa

26    Menunjukkan          sikap    √       2
      terbuka respon siswa

27    Menumbuhkan keceriaan         √       2
      dan antusias siswa

28    Menggunakan bahasa lisan      √       2
      dan tertulis secara jelas,
      baik dan benar

29    Membuat        rangkuman      √           3
      dengan melibatkan siswa

III   Kegiatan Akhir

30    Melakukan penilaian (tes)     √           3
      akhir   sesuai     dengan
      kompetensi(tujuan)
56




31    Menyampaikan          hasil     √                          3
      penilaian (tes)     kepada
      siswa

32    Memberikan penghargaan          √                          3

33    Memberikan PR sebagai           √                          3
      bagian remidi / pengayaan

34    Menutup pelajaran               √                                4

                Jumlah                34       0      1    22    69   16




     Keterangan             : skor diberikan pada saat guru bekerja
                              skor yang diberikan maksimal 100
     Kategori penilaian     : I kurang baik, 2 cukup baik, 3 baik,
                              4 sangat baik.


            Berdasarkan data observasi pada tabel 4.5. bahwa siklus I

     pertemuan kedua dari 6 kegiatan pendahuluan yang mendapat poin

     4 yaitu 33,3% dengan kualivikasi sangat baik, mendapatkan poin 3

     yaitu 50% dengan kualifikasi baik, dan poin 2 yaitu 16 ,67%

     dengan kualifikasi cukup. Dan kegiatan inti dari 23 kegiatan yang

     mendapat poin 4 yaitu 4,35% (sangat baik), mendapat poin 3

     yaitu 47,83% (kualifikasi baik), mendapat poin 2 yaitu 43,48%

     (cukup baik) dan poin 1 yaitu 4,35% kualifikasi kurang baik, serta

     kegiatan penutup dari 5 kegiatan yang mendapat poin 4 yaitu 20%

     (kualifikasi sangat baik), dan poin 3 yaitu 80% (kualifikasi baik),

     jadi dari kegiatan guru pada siklus 1 pertemuan kedua, yang
57




   berkualifikasi sangat baik 11,76%, berkualifikasi baik 52,94%,

   berkualifikasi cukup yaitu 32,35% dan yang berkualifikasi kurang

   baik 2,94%.

           Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh obsever,

   disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus 1

   pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 55,88% dengan

   kualifikasi cukup.




2) Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan

   Kedua

           Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan

   Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung)

   dapat dilihat pada tabel berikut ini :
58



Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan kedua

                                                        Penialaian                          Jumlah    Klasifikasi
No             Nama                                                                                                 Prosentasi
                                    1       2      3       4       5      6       7       8 Skor      Aktivitas
  1   A. Fauzi                    2       2      1       3       1      2       2       3      16    Kurang Aktif     50,00
  2   Aisyah                      3       2      2       3       1      2       2       3      18    Cukup Aktif      56,25
  3   Ade Irma                    3       2      2       3       1      2       2       3      18    Cukup Aktif      56,25
  4   Elma Yunita                 2       2      1       3       1      2       2       3      16    Kurang Aktif     50,00
  5   Maulana Irfan               3       2      2       3       1      2       2       3      18    Cukup Aktif      56,25
  6   St. Ermawati                3       2      2       3       1      2       2       3      18    Cukup Aktif      56,25
  7   M. Fahreza                  3       2      2       3       2      2       2       3      19    Cukup Aktif      59,38
  8   Mahdalena                   3       2      2       3       1      2       2       3      18    Cukup Aktif      56,25
  9   M. Reza                     3       2      1       3       1      2       2       3      17    Cukup Aktif      53,13
 10   Rizal                       3       2      2       3       2      2       2       3      19    Cukup Aktif      59,38
 11   M. Rizky Rahmatullah        3       2      1       3       1      2       2       3      17    Cukup Aktif      53,13
 12   M. Zamanorrahman            3       2      2       3       2      3       3       3      21    Cukup Aktif      65,63
 13   M. Nur Iklanida             3       2      2       3       1      2       2       3      18    Cukup Aktif      56,25
 14   Rahman Fauzy                3       2      2       3       1      2       2       3      18    Cukup Aktif      56,25
 15   Maulidah Khadijah           3       2      2       3       2      3       3       3      21    Cukup Aktif      65,63
 16   Risya Wardati               3       2      3       3       2      3       3       3      22    Cukup Aktif      68,75
 17   Rahmawati                   3       2      2       3       3      3       2       3      21    Cukup Aktif      65,63
            Jumlah               50      36     34      55      29     44      44      59     315
                                 73,5    52,9   50,0    80,8 42,6      64,7    64,7    86,7
          Prosentasi                3       4      0       8       5      1       1       6 57,90
59




Keterangan :
   Interval Kategori Penilaian :
   a. 1 – 8       = Tidak Aktif
   b. 9 – 16      = kurang Aktif
   c. 17 – 24     = Cukup Aktif
   d. 25 – 32     = Aktif
   e. 33 – 40     = Sangat Aktif
   Katagori penilaian :
   1. Mendengarkan penjelasan guru
   2. Menjawab pertanyaan guru
   3. Mengajukan pertanyaan

   4. Aktivitas dalam pembelajaran

   5. Disiplin dalam berdiskusi

   6. Partisivasi siswa dalam pembelajaran

   7. Kecerian dan antusiasme siswa dalam pembelajaran

   8. Menyimpulkan

       Observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua di atas

diklasivikasikan kedalam 5 kategori, yaitu : tidak ada siswa yang

beraktivitas sangat aktif, tidak ada siswa yang beraktifitas aktif,

18orang siswa dengan kategori cukup aktif, dan 1 orang siswa

beraktifitas kurang aktif dan tidak ada kelompok yang termasuk

kategori tidak aktif.

Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan Kedua

 No         Aktivitas Siswa            F                %
  1          Sangat aktif               0                0
  2              Aktif                  0                0
  3          Cukup aktif               15             88,23%
  4          Kurang aktif               2             11,77%
  5           Tidak aktif               0                0
60




           Dari tabel diatas terlihat siswa yang sangat aktif 0%,siswa

   yang aktif 0%, cukup aktif 15 orang yaitu 88,23% sedangkan kurang

   aktif 2 orang yaitu 11,77%, dan tidak aktif 0%.

           Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat diketahui

   bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih aktif dari pertemuan

   pertama. Hal ini karena pembelajaran Model Pembelajaran Ekspelicit

   Intruction      (Pengajaran Langsung)       sudah mulai dipahami anak

   sehingga mudah melaksanakan kegiatan pembelajaran, walaupun

   dalam aspek-aspek tertentu masih ada yang belum maksimal,

   misalnya mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu perlu dilanjutkan

   lagi pada siklus kedua.

d. Tes hasil belajar siswa

           Tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

   Tabel 4.9       Daftar nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran
                   siklus 1 pertemuan kedua

    No               Nama              Nilai       Keterangan
     1    A. Fauzi                      50         Tidak Tuntas
     2    Aisyah                        70            Tuntas
     3    Ade Irma                      60         Tidak Tuntas
     4    Elma Yunita                   60         Tidak Tuntas
     5    Maulana Irfan                 60         Tidak Tuntas
     6    St Ermawati                   70            Tuntas
     7    M. Fahreza                    70            Tuntas
     8    Mahdalena                     50         Tidak Tuntas
     9    M. Reza                       50         Tidak Tuntas
    10    M. Rizal                      70         Tidak Tuntas
    11    M. Rizky Rahmatullah          60            Tuntas
61




 12     M. Zamanorrahman              80       Tuntas
 13     Nur Iklanida                  60     Tidak Tuntas
 14     Rahman Fauzy                  50     Tidak Tuntas
 15     Maulidia Khadijah             80       Tuntas
 16     Risya Wardati                 80       Tuntas
 17     Rahmawati                     80       Tuntas
              Jumlah                 1100

             Rata-Rata               64,71



Tabel 4.10 Distribusi hasil belajar siswa dalam pembelajaran
           siklus I pertemuan kedua

             Nilai       Frekuensi
  No                                 NxF     (%)        Kualifikasi
             (N)            (F)

  1           10            0          0       0

  2            9            0          0       0

  3            8            4         32     29,09      Sangat baik

  4            7            4         28     25,45          Baik

  5            6            5         30     27,27          Baik

  6            5            4         20     18,19          Cukup

  7            4            0          0       0

  8            3            0          0       0

  9            2            0          0       0

  10           1            0          0       0

  11           0            0          0       0

       Jumlah               17        110     100

      Rata-Rata             0        6,47      0

Interval =
62




              0 -<2           = Sangat Kurang

              2 -< 4          = Kurang

              4 -< 6          = Cukup

              6 -< 8          = baik

              8 -< 10         = Sangat Baik

          Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai

   hasil tes formatif siswa adalah 6,47 hal ini berarti berada di bawah

   ketuntasan belajar yang ditetapkan pada mata pelajaran Pendidikan

   Agama Islam yaitu rata-rata 7,00 oleh karena itu nilai rata-rata hasil

   tes formatif siswa tersebut perlu ditingkatkan lagi dalam tindakan

   kelas pada siklus kedua.

c. Reflikasi tindakan kelas siklus I

          Berdaasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, observasi

   aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil tes belajar pertemuan

   pertama dan kedua, maka dapat direfliksikan sebagai berikut :

   1) Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran

      Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) dinyatakan cukup

      efektif dan meningkatkan kemampuannya, tetapi belum mencapai

      pada hasil pembelajaran yang maksimal. Hal ini disebabkan masih

      balum     maksimalnya      guru    dalam    melaksanakan     Model

      Pembelajaran Ekspelicit Intruction      (Pengajaran Langsung), dan

      aktivitas siswa dalam pembelajaran masih rendah.
63




2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Model

  Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) cukup

  mendukung dan aktif, hal ini dapat dilihat pada :

  a) Aktivitas belajar siswa siklus 1 pertemuan pertama sangat aktif

      0%, siswa yang aktif 0%, cukup aktif 9 orang yaitu 52,94%,

      sedangkan kurang aktif 8 orang yaitu 47,06% dan tidak aktif

      0%.

  b) Aktivitas belajar siswa siklus 1 pertemuan kedua sangat aktif

      0%,siswa yang aktif 0%, cukup aktif 15 orang yaitu 88,23%

      sedangkan kurang aktif 2 orang yaitu 11,77%, dan tidak aktif

      0%.

  c) Berdasarkan      temuan     tersebut,     menunjukkan       adanya

      peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan

      menggunakan     Model Pembelajaran         Ekspelicit   Intruction

      (Pengajaran Langsung).

3) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan

  Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung)

  cukup mendukung dan aktif, hal ini dapat dilihat pada :

  a) Hasil tes siswa pada siklus I pertemuan pertama rata-rata nilai

     57,65 dan petemuan kedua rata-rata nilai 64,71

  b) Berdasarkan temuan tersebut, maka kegiatan pembelajaran

     dengan     menggunakan      Model       Pembelajaran     Ekspelicit
64




             Intruction (Pengajaran Langsung) terjadi peningkatan belum

             maksimal, sehingga akan dilanjutkan pada siklus II.




3. Tindakan kelas siklus II pertemuan pertama, 26 April 2011 (2x40 menit)

   a. Persiapan

              Pada pertemuan pertama tindakan kelas siklus II ini

      dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut :

      1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Pendidikan

          Agama Islam dengan kompetensi dasar menjelaskan materi Surah

          Al-fiil.

      2) Membuat        lembar   observasi   untuk    mengukur     kegiatan

          pembelajaran dan aktifitas siswa dalam pembelajaran.

   b. Kegiatan pembelajaran

      1) Kegiatan awal (10 menit)

          a) Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

              berdo’a

          b) Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai

              pelajaran

          c) Melakukan tes penjajakan [pre-tes] dan mengidentifikasi

              keadaan siswa
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah
Siti aminah

Contenu connexe

Tendances

Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDContoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDTatik prisnamasari
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Rpp bab-7 (ikhlas, sabar, pema'af)
Rpp bab-7 (ikhlas, sabar, pema'af)Rpp bab-7 (ikhlas, sabar, pema'af)
Rpp bab-7 (ikhlas, sabar, pema'af)689386
 
1. PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA.pptx
1. PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA.pptx1. PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA.pptx
1. PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA.pptxadhiwindu
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3ANastiti Rahajeng
 
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.docx
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.docxProject Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.docx
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.docxarina889375
 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS IV RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS IV EVI PAULINA SIMAREMARE
 
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK fix.docx
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK fix.docxLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK fix.docx
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK fix.docxDwiTrisna3
 
Silabus PAI SMP kelas VII
Silabus PAI SMP kelas VIISilabus PAI SMP kelas VII
Silabus PAI SMP kelas VIIEmirita Reta
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia BAB 4 Kelas 4
Modul Ajar Bahasa Indonesia BAB 4 Kelas 4Modul Ajar Bahasa Indonesia BAB 4 Kelas 4
Modul Ajar Bahasa Indonesia BAB 4 Kelas 4Modul Guruku
 
11. rpp 4 pai bp 2017 kelas 1 huruf hijaiyah
11. rpp 4 pai bp 2017 kelas 1 huruf hijaiyah11. rpp 4 pai bp 2017 kelas 1 huruf hijaiyah
11. rpp 4 pai bp 2017 kelas 1 huruf hijaiyahashaf ahmad
 
Rpp fikih tata cara thaharah
Rpp fikih tata cara thaharahRpp fikih tata cara thaharah
Rpp fikih tata cara thaharahaisyaszuhriyah
 
RPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas XRPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas XDiva Pendidikan
 
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam PembelajaranKB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam PembelajaranIstna Zakia Iriana
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013Drs Sukarma
 
RESUME KB 1.pdf
RESUME KB 1.pdfRESUME KB 1.pdf
RESUME KB 1.pdfkangifat
 

Tendances (20)

Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDContoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
 
LK 5a 5b 5c LKPD.docx
LK 5a 5b 5c LKPD.docxLK 5a 5b 5c LKPD.docx
LK 5a 5b 5c LKPD.docx
 
RPP IPS KELAS 2
RPP IPS KELAS 2RPP IPS KELAS 2
RPP IPS KELAS 2
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Rpp bab-7 (ikhlas, sabar, pema'af)
Rpp bab-7 (ikhlas, sabar, pema'af)Rpp bab-7 (ikhlas, sabar, pema'af)
Rpp bab-7 (ikhlas, sabar, pema'af)
 
1. PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA.pptx
1. PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA.pptx1. PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA.pptx
1. PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
 
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.docx
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.docxProject Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.docx
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.docx
 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS IV RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS IV
 
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK fix.docx
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK fix.docxLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK fix.docx
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK fix.docx
 
Silabus PAI SMP kelas VII
Silabus PAI SMP kelas VIISilabus PAI SMP kelas VII
Silabus PAI SMP kelas VII
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia BAB 4 Kelas 4
Modul Ajar Bahasa Indonesia BAB 4 Kelas 4Modul Ajar Bahasa Indonesia BAB 4 Kelas 4
Modul Ajar Bahasa Indonesia BAB 4 Kelas 4
 
11. rpp 4 pai bp 2017 kelas 1 huruf hijaiyah
11. rpp 4 pai bp 2017 kelas 1 huruf hijaiyah11. rpp 4 pai bp 2017 kelas 1 huruf hijaiyah
11. rpp 4 pai bp 2017 kelas 1 huruf hijaiyah
 
Rpp fikih tata cara thaharah
Rpp fikih tata cara thaharahRpp fikih tata cara thaharah
Rpp fikih tata cara thaharah
 
RPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas XRPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas X
 
Hakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi KurikulumHakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi Kurikulum
 
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam PembelajaranKB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
 
RESUME KB 1.pdf
RESUME KB 1.pdfRESUME KB 1.pdf
RESUME KB 1.pdf
 

Similaire à Siti aminah (20)

Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiah
 
Ptk'ku
Ptk'kuPtk'ku
Ptk'ku
 
PKP Bab 2
PKP Bab 2PKP Bab 2
PKP Bab 2
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Bab i
Bab  iBab  i
Bab i
 
Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelasPenelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelas
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Pkp ipa
Pkp ipaPkp ipa
Pkp ipa
 
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 BengkalisDISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Pkp Metode jigsaw
Pkp Metode  jigsawPkp Metode  jigsaw
Pkp Metode jigsaw
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Plus de Muhammad Ropia

Plus de Muhammad Ropia (13)

Bab iii sip dah
Bab iii sip dahBab iii sip dah
Bab iii sip dah
 
Bab iii bu mus created me
Bab iii bu mus created meBab iii bu mus created me
Bab iii bu mus created me
 
Bab ii editan me
Bab ii editan meBab ii editan me
Bab ii editan me
 
Bab i (ok) print
Bab  i (ok) printBab  i (ok) print
Bab i (ok) print
 
Edit bab i
Edit bab iEdit bab i
Edit bab i
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Ptk adhariah
Ptk adhariahPtk adhariah
Ptk adhariah
 
Makalah ainah
Makalah ainahMakalah ainah
Makalah ainah
 
Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012
Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012
Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012
 
Program bulanan ba
Program bulanan baProgram bulanan ba
Program bulanan ba
 
Munaqasah laila rahmah
Munaqasah laila rahmahMunaqasah laila rahmah
Munaqasah laila rahmah
 
KOMPETENSI
KOMPETENSIKOMPETENSI
KOMPETENSI
 
KTI perbandingan
KTI perbandinganKTI perbandingan
KTI perbandingan
 

Siti aminah

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan kualitas pendidiakn di tanah air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaiutan dengan eksistensi guru itu sendiri. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat dan menarik, dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa, sehingga mengalami ketidak tuntasan dalam belajarnya. Firman Allah dalam surah Al-Alaq ayat 1 s/d 5 sebagai berikut:                          Dari ayat tersebut tergambar bahwa metode pembelajaran dilakukan dengan tahap demi tahap, artinya metode pembelajaran yang diajarkan melalui proses. Pendidikan merupakan jalan yang harus ditempuh dalam membentuk manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan. Melalui pendidikan pola agar adanya manusia yang beriman dan bertakwa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1
  • 2. 2 mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dibutuhkan suatu metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar-mengajar. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal atau non formal”. Usaha ini sudah barang tentu memerlukan beberapa penunjang sehingga tujuan yang hendak di capai terwujud dengan baik. Maka dapat di pahami bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa tidak hanya di tuntut untuk memiliki sejumlah pengetahuan, tetapi juga di tuntut untuk memiliki pengalaman dan kepribadian yang baik mengenai pengetahuan yang di milikinya. Baik pengetahuan maupun pengalaman siswa dalam proses pembelajaran di pengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang keduanya saling berkaitan. Sedangkan faktor eksternal yaitu suatu hal yang berasal dari luar diri siswa, seperti guru, situasi kelas, metode pendidikan, latar belakang 1 Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7.
  • 3. 3 ekonomi, latar belakang social dan lain sebagainya yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Terdapat sejumlah metode mengajar yang dapat digunakan oleh guru. Untuk dapat memilih metode yang tepat, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip umumu dan faktor-faktor yang mempengaruhi penetapannya. Adapun faktor yang mempengaruhi belajar mengajar seperti tujuan pengajaran, faktor guru, dan faktor lingkungan. Pembelajarn Exspelicit Intruction cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Prosesnya adalah sajiannya informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan nalikan, penyimpulan dan evluasi serta melakukan refleksi. Oleh karena itu dalam penulisan ini akan dikaji secara lebih mendalam sebuah judul : “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Surah Al- Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) Di Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru”. B. Identifikasi Masalah
  • 4. 4 Dari latar belakang masalah, dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Siswa pasif dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. 2. Siswa terlihat jenuh dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. 3. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat. C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Untuk menghindari pemahaman yang salah terhadap judul di atas, maka penulis akan mengemukakan penegasan judul sebagai berikut: a. Model Model adalah bentuk, contoh.2 b. Pembelajaran Yang dimaksud dengan pembelajaran dalam penlitian ini adalah kegiatan mentransfer ilmu dari guru kepada siswa. c. Ekspelicit Intruction Exspelicit Intruction adalah pengajaran langsung Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah Model upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru 2 Aditya Nagara, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1998), h.401.
  • 5. 5 2. Rumusan Masalah Berdasarkan pernyataan diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana aktivitas guru dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru? b. Bagaimana aktivitas siswa dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru? c. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbarubaru? D. Pemecahan Masalah / Tindakan Yang Dilakukan Dari permasalahan yang di hadapi siswa kurang mampu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka dilakukan tindakan kelas dengan menerapkan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction
  • 6. 6 (Pengajaran Langsung) tindakan kelas ini dilaksnaakan di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru selama 2 siklus dengan 4 kali pertemuan tatap muka. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. 2. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada materi Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Menulis Surah Al- Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Mata Pelajaran Alquran Hadis Di Kelas 2 Dengan Menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. F. Kegunaan/Manfaat Tindakan
  • 7. 7 1. Bagi Siswa a. Memberikan pengalaman belajar yang dapat mendorong aktivitas siswa secara maksimal b. Membantu siswa memahami materi Pendidikan Agama Islam berdasarkan tingkat kemampuan kognitif dan psikomotorik setelah pemberian pembelajaran Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) c. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 2. Bagi guru Sebagai alternatif penggunaan model pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. 3. Bagi Kepala sekolah Meningkatkan prestasi akademik bagi sekolah sehingga mendukung akreditasi sekolah. G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Diterapkan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill.
  • 8. 8 2. Sikap siswa setuju dan senang diterapkannya Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru . 3. Jika diterapkannya Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) maka siswa akan berperan aktif dalam aktivitas belajar. BAB II
  • 9. 9 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Alquran 1. Secara Bahasa (Etimologi) Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (‫ )قرأ‬yang bermakna Talaa (‫[ )تل‬keduanya berarti: membaca], atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (‫ )قرأ قننرءا وقرآنننا‬sama seperti anda menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan (‫ .)غفر غفرا وغفراننا‬Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.3 2. Secara Syari’at (Terminologi) Adalah Kalam Allah swt yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad saw, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.4 Firman Allah swt surah al-Insaan:23        Maksudnnya Allah swt menurunkan Alquran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” Firman Allah swt surah Yusuf:2:        Maksudnya Allah menurunkannya berupa Alquran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. 3 Syaikh Muhammad bin ‘Utsaimin Ushuul Fii at-Tafsiir karya, (td.), hal.9-11 4 Ibid 9
  • 10. 10 Allah swt telah menjaga Alquran yang agung ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Dia swt telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya; Firman Allah swt surah al-Hijr:9:         Maksudnya Allah swt. yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami benr-benar memeliharanya.” Oleh karena itu, selama berabad-abad telah berlangsung namun tidak satu pun musuh-musuh Allah yang berupaya untuk merubah isinya, menambah, mengurangi atau pun menggantinya. Allah swt pasti menghancurkan tabirnya dan membuka kedoknya. Allah swt menyebut Alquran dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan keagungan, keberkahan, pengaruhnya dan universalitasnya serta menunjukkan bahwa ia adalah pemutus bagi kitab- kitab terdahulu sebelumnya. Allah swt berfirman; al-Hijr:87:         Maksudnya Allah meberikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Alquran yang agung.” Dan firman-Nya; al-An’am:155:          
  • 11. 11 Maksudnya Alquran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. Dan firman-Nya; al-Waqi’ah:77     Maksudnya Alquran adalah bacaan yang sangat mulia. Dan firman-Nya; al-Isra’:9                  Maksudnya Alquran memberikan petunjuk kepada (jalan ) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang menjajakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang benar.” Dan firman-Nya; al-Hasyr:21                     Maksudnya jika Allah swt menurunkan Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” B. Membaca Alquran Dalam berbagai kesempatan, kita sering menemukan banyak orang yang membicarakan tentang pendidikan. Membandingkan sistem pendidikan
  • 12. 12 di Indonesia dengan negara-negara tetangga. Kemudian memposisikan Indonesia sebagai negara yang terbelakang dalam pendidikan. Hal ini tidak hanya sekedar wacana, tapi sudah menjadi hasil analisis oleh lembaga pendidikan nasional dan internasional. Kejadian di atas adalah gambaran umum keadaan pendidikan di Indonesia. Jika kita ulur ke daerah Banten, maka, kita juga akan mendapatkan wacana yang sama tentang pendidikan di Banten; tertinggal, sarana yang belum memadai, bangunan fisik yang masih perlu perbaikan, dan lain sebagainya. Banyak faktor yang menyebabkan pendidikan di Indonesia menjadi terbelakang, dalam tulisan ini akan disinggung salah satu di antaranya. Dalam banyak momentum sering dibicarakan bahwa, kelemahan yang semakin kuat dalam pendidikan di Indonesia disebabkan salah satunya oleh kurangnya kesadaran membaca dan menulis dalam masyarakat. Bahkan, hal ini sempat menjadi bahan selorokan di Jepang, bahwa untuk membedakan orang Jepang dan orang Indonesia di sana sangatlah mudah, cukup dengan melihat apakah dia membaca buku ketika menunggu mobil atau justru mengobrol. Tentu dengan asumsi bahwa yang mengobrol adalah orang Indonesia. Faktor kelemahan membaca dan menulis juga disinggung oleh Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, A. Chaidar Alwasilah dalam artikelnya “Membangun Mesin Reproduksi Pengetahuan”. Ia menuliskan bahwa, merosotnya perguruan tinggi kita disebabkan lantaran minimnya citations. Citations atau jumlah karya tulis dosen yang dikutip di forum dunia adalah salah satu alat ukur, di antara lima alat ukur, untuk menetapkan kehebatan sebuah perguruan tinggi. Keempat alat ukur lainnya
  • 13. 13 adalah: penilaian oleh sejawat, jumlah dosen asing, jumlah mahasiswa asing, dan rasio dosen-mahasiswa.5 Menurut Chaidar, melalui kelima alat ukur tersebut, The Times Higher Education Supplement, menetapkan 200 perguruan tinggi terhebat di dunia pada tahun 2004. Dan, yang menyedihkan, perguruan tinggi di Indonesia tampaknya tidak ada yang masuk dalam 200 besar, hanya beberapa perguruan tinggi tetangga yang masuk seperti, National University of Singapore (peringkat ke-18), Nanyang University (ke-50), Malaya Univeristy (ke-89), dan Sains Malaya University (ke-111). 6 Selain Chaidar, masih banyak penggiat-penggiat pendidikan yang juga berasumsi bahwa kelemahan pendidikan di Indonesia disebabkan oleh kurangnya kesadaran membaca dan menulis. Sebut saja misalnya, Hernowo, penulis buku ‘Mengikat Makna’ ini mengungkapkan perlunya paradigma baru dalam membaca dan menulis untuk kalangan akademisi di kampus. Dalam artikelnya “Brain Based Writing” Hernowo beranggapan, ada kemungkinan, selama ini kegiatan membaca dan menulis kadang menjadi beban (bagi pendidik sekaligus yang dididik). Maka, untuk mengusir beban tersebut, perlu ada perubahan cara berpikir para akademisi di kampus tentang kegiatan membaca dan menulis. Dalam berbagai disiplin ilmu, dokumentasi dalam bentuk tulisan; makalah, artikel, essay, adalah suatu kegiatan yang harus terus berjalan, meskipun dalam praktek, masih banyak akademisi yang tidak yakin dengan kemampuannya, dan akhirnya mengkopi tulisan orang lain. Ini juga bisa diyakini sebagai salah satu gejala kekurangsadaran dalam menulis. Dalam 5 Anonim, “Membaca dan Menulis dalam Alqur’an” http://edihudiata.wordpress.com / 2007/06/2, 2009 6 Ibid.
  • 14. 14 tatanan agama Islam, kita banyak menemukan buku-buku dalam berbagai disiplin ilmu yang ditulis oleh orang Islam terdahulu. Dalam sejarah tercatat bahwa kejayaan Islam pernah teraih melalui budaya baca-tulis. Bahkan Muhammad, nabi akhir zaman, mendapatkan wahyu pertama yang berbias perintah untuk membaca (iqra’) dan menulis (‘allama bi al-qalam). Surat al-‘Alaq yang disepakati oleh para ulama sebagai wahyu pertama yang diturunkan kepada Muhammad, memiliki tiga cakupan yang sangat prinsipil: pertama; menjelaskan hikmah penciptaan manusia, keutamaan perintah membaca (iqra’) dan menulis (‘allama bi al-qalam) sebagai keutamaan manusia dari makhluk-Nya yang lain. Kedua; menjelaskan tentang ketamakan manusia terhadap duniawi dan akhirnya hancur karena kecintaannya terhadap dunia, ketiga; mengkisahkan tentang Abu Jahal yang membangkang terhadap ajaran Nabi.7. Wahbah Zuhaili juga menggambarkan bahwa nilai normatif yang ada pada wahyu pertama ini, lebih mengajak kepada manusia untuk memahami urgensi membaca dan menulis. Melalui wahyu pertama, Tuhan memberikan mukjizat kepada Nabi yang dikenal buta huruf, hal ini sebagai pertanda bahwa Tuhan menganugerahkan kepada manusia ‘akal’ yang menjadikan manusia lebih bernilai dibanding makhluk-Nya yang lain. Perintah baca (iqra’) kepada orang yang buta huruf seperti Muhammad tidak dimaksudkan sebagai bentuk penghinaan atau merendahkan. Tapi, justru hal ini menggambarkan bahwa Tuhan mengantarkan manusia dari dunia ‘gelap’ menuju dunia ‘cerah’ melalui budaya membaca dan menulis. Dalam wahyu pertama itu, Tuhan menyebutkan kata iqra’ (baca) pada awal surat, kemudian dikaitkan dengan kalimat selanjutnya bismi rabbika al- 7 Wahbah Zuhaili, Tafsîr al-Munîr, Jilid 7, 1991
  • 15. 15 ladzî khalaq (dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan). Kemudian Tuhan menyandingkan kata iqra’ (baca) dengan kata ‘allama bi al- qalam (yang mengajari dengan qalam (menulis). Dalam pandangan Wahbah, sandingan ini memiliki kekuatan yang sangat penting bagi manusia, bahwa Tuhan, selain memerintah untuk membaca, juga memerintah untuk menulis. Bahkan Abdullah bin ‘Amru, seorang ulama salaf mengungkapkan “qayyidû al-ilma bi al-kitâbah” (ikatlah ilmu dengan menulisnya). Membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang saling berkaitan satu sama lainnya. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa Islam sejak awal sudah menyerukan kepada manusia untuk membaca dan menulis, sebab wahyu Tuhan pun tidak bisa diterima tanpa dibaca terlebih dahulu, dan ia tak akan bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya jika tidak ada dokumentasi dalam bentuk tulisan. Al-Qurthûbî dalam kitabnya al-Jâmi’ li Ahkâmi Alquran mengungkapkan, pada awalnya orang Arab terkenal dengan sikapnya yang kurang santun (brengsek); berwawasan sempit, Qurtûbi kemudian melanjutkan bahwa, wahyu Tuhan yang pertama (surat al-‘Alaq) adalah mukjizat bagi Muhammad; yakni sebagai media untuk mengangkat Muhammad dari lembah kebodohan menuju lembah cahaya. Membaca dan menulis adalah media untuk mengantarkan manusia menuju perbaikan. Maka, tidak berlebihan jika Qotâdah, seorang ulama salaf menyatakan: “Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah…”8. 8 Tafsîr al-Qurthûbî, 2002
  • 16. 16 Jika semangat mengajak membaca dan menulis sudah ada sejak awal datangnya Islam, dan mempunyai posisi yang sangat prinsipil dalam perkembangan Islam, maka, kebudayaan baca-tulis di Indonesia yang notebene mayoritas Islam setidaknya bisa diwujudkan dalam wajahnya yang baru. Saat ini, budaya tulis-baca sudah mulai semarak digiatkan oleh para pecinta buku. Banyaknya perlombaan menulis yang diadakan oleh instansi swasta dan pemerintah menjadi semacam daya tarik tersendiri dalam budaya baca-tulis. Tapi, itu saja belum cukup untuk menjustifikasi bahwa kegiatan membaca dan menulis sudah semakin digandrungi oleh masyarakat. Masih butuh upaya-upaya lain yang mendukung terwujudnya budaya baca-tulis, di antaranya budaya cinta buku. Artikel yang ditulis oleh Chaidar dan Hernowo juga bisa menjadi landasan akan kebutuhan budaya baca-tulis. God Knows Only! C. Keutamaan Membaca Alquran Keutamaan Al-qur’an yang terbesar bahwa ia merupakan kalam Allah swt. Alquran adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah. Alquran memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. 9 Tidak ada keburukan 9 Anonim, “Keutamaan Membaca Al-qur’an, http://beranda.blogsome.com/2007/04/03/ keutamaan-membaca-quran, 2009
  • 17. 17 di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya. Rasulullah saw selalu membaca Alquran. Beliau juga suka mendengarkan bacaan dari sahabatnya, khususnya sahabat Ibnu Mas’ud. Beliau berlinang air matanya bila membaca dan mendengarkan bacaan Alquran, seperti yang dikisahkan dalam sebuah hadist dari Ibnu Mas’ud: Suatu ketika Rasulullah saw meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Alquran. Ibnu Mas’ud berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah saya membacakan untukmu, padahal Alquran diturunkan kepadamu?”. Dijawab nabi saw: “Saya ingin mendengar dari orang lain”. Ibnu Mas’ud berkata, ”Maka saya bacakan surat An Nisa hingga sampai pada ayat “Fa kaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahidin waji’na bika ’ala ha’ula’i syahiida” (Bagaimanakah jika Kami telah mendatangkan untuk setiap ummat saksinya dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas semua ummat itu). Sahabat Rasulullah saw juga selalu membaca Alquran. Ketika mereka menemukan ayat yang berkaitan dengan azab Allah, mereka membacanya berulang-ulang hingga berlinang air mata. Abu Bakar RA, jika beliau menjadi imam ketika sholat, maka akan terdengar isakan tangis beliau. Suatu ketika seorang sahabat ingin ke pasar mendapati Asma binti Abu Bakar membaca salah satu ayat diulang-ulang sambil menangis. Ketika sahabat tersebut kembali dari pasar, ia masih membaca ayat yang sama sambil menangis.
  • 18. 18 Itulah sikap Rasulullah saw dan para sahabatnya ketika membaca Alquran Kita sebagai ummat dan sebagai generasi penerusnya berusaha untuk bersikap seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya ketika membaca Alquran. Banyak keutamaan yang telah diraih oleh Rasulullah saw dan sahabatnya disebabkan mereka banyak membaca dan merenungkan isi kandungan Alquran. Bahkan diantara sahabat Rasulullah saw ada yang menyaksikan dan merasakannya secara langsung. Diantara keutamaan membaca Alquran, yaitu: 1. Akan mendapat rahmat dan kasih sayang dari Allah swt 2. Al-Qur’an akan menjadi penolong di hari kiamat 3. Setiap huruf akan mendapat 10 - 700 pahala 4. Akan mendapat doa dari para malaikat 5. Akan mendapat ketenangan D. Pentingnya Membaca Alquran 1. Keistimewaan Alquran a. Keistimewaan Tilawah Alqur’an adalah sebuah kitab yang harus dibaca, bahkan dianjurkan untuk dijadikan bacaan harian. Membacanya saja dinilai
  • 19. 19 oleh Allah sebagai ibadah. Pahala yang Allah berikan bukan dihitung per kata atau per ayat, namun per huruf. b. Keistimewaan Tadabbur Alquran benar-benar menjadi ruh (penggerak) bagi kemajuan kehidupan manusia manakala selalu dibaca dan ditadabburkan makna yang terkandung dalam setiap ayat-ayatnya. c. Keistimewaan Hafalan Alquran selain dibaca atau direnungkan juga perlu dihafal, dipindahkan dari tulisan ke dalam dada, karena hal ini merupakan ciri khas orang-orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolak ukur keimanan dalam hati seseorang. 2. Perintah Menjaga Bacaan Alquran Persis sebagaimana yang Diajarkan Turun Temurun dari Rasulullah Pada hakekatnya tilawah bukanlah hal yang sederhana. Sehingga dalam bertilawah seorang qari’ (pembaca) dituntut menjaga keaslian (asolah) bacaan Alquran seperti yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui Jibril. Allah berfirman Karena itu Rasul saw menunjuk dan memberi kepercayaan kepada beberapa orang sahabat untuk mengajarkannya, yakni Muádz bin Jabbal, Ubay bin Kaáb, dan Salim Maula Abi Hudzaifah. Para sahabat kemudian mengajarkannya kepada tabiín. Dan demikian seterusnya. Alquran diajarkan secara turun temurun dalam keadaan asli tanpa terkurangi huruf-
  • 20. 20 hurufnya, kalimat-kalimatnya, bahkan sampai teknis bacaannya. Untuk menjaga keaslian itulah ulama menjaga sanad Alquran (runtutan/silsilah para pengajar pengajar Alquran sejak zaman Rasul saw sampai sekarang). Maka tidak heran kalau Imam Al Jazari mewajibkan kepada setiap muslim untuk membaca dengan tajwid, karena hal ini merupakan penjagaan terhadap keaslian A Alquran. “Membaca (Alquran) dengan tajwid hukumnya wajib, barang siapa yang tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa, karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Alquran. Dan demikianlah, Alquran sampai kepada kita dari-Nya.” Karena itulah, metode yang asasi dan asli dalam mempelajari Alquran dengan Talaqqi, yaitu mempelajari Alquran melalui seorang guru langsung berhadap-hadapan, dimulai dari al Fätihah sampai surat an Näs. Mengingat terbatasnya jumlah orang-orang yang menguasai Alquran, terutama dalam hal tilawah, maka ulama ahli qira-ah meletakkan kaidah- kaidah cara membaca yang baik dan benar. Itulah yang disebut Ilmu Tajwid. Terdapat sedikitnya sembilan poin penting yang perlu dipelajari dalam Ilmu Tajwid yaitu: 1. Makhärij Huruf dan Sifatnya 2. Hukum Nun Mati dan Tanwin (Mencakup bacaan Izhhar dan Iqlab) 3. Hukum Mim Mati 4. Hukum Lam Ta’rif (Alif lam) 5. Hukum Mad (Bacaan Panjang) 6. Hukum Tafkhim (Tebal) dan Tarqiq (tipis) 7. Idgham 8. Waqaf (Berbagai Tanda Waqaf) dan Rumusnya dalam Alquran 9. Beberapa istilah istilah tertentu dalam bacaan Alquran 10 E. Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) 1. Pengertian Pembelajaran 10 Al Ustadz Abdul Aziz Adul Ra’uf, Al Hafizh, Lc, “Disarikan dari Muqaddimah Pedoman Tahsin Al Qur-an”, [sibinmr@gmail.com] [sibin_mr@yahoo.com]11/12/2009
  • 21. 21 Pembelajaran mengandung arti proses yang berhubungan dengan proses belajar (to learn). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran berarti “Proses”, cara dan perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”11 Kata pembelajaran terjemahan dari “ Instruction “ yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan cetak atau program televisi, gambar, audio dan lainnya.12 Pengertian pembelajaran menurut Corey menyatakan “ Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau hasilkan respon terhadap situasi tertentu “ dan William H. Burton berpendapat bahwa “ Pembelajaran adalah upaya memberikan stigmulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar menjadi proses belajar”.13 Menurut Dimiyati dan Mujiono mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa aktif yang menekankan penyediaan sumber belajar”. Lebih jauh Muhaimin dkk mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar, kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mmpelajari sesuatu dengan cara yang lebih efektif dan efisien”. Berdasarkan uraian –uraian diatas, dapat disimpulakan bahwa pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam 11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 2001), h.17 12 Sagala dan Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran.(Bandung: Alfa Beta, 2004), h.45 13 Havid Zulkarnain, “Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Bernyanyi Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasa”r, http://desyandri.wordpress.com/2009/02/19
  • 22. 22 upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut, desain operasional disusun dengan mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar. Proses ini dilakukan secara timbal balik yang berlangsung dalam situasi eduktif, yang bertujuan agar siswa menjadi pembelajar yang aktif. 2. Prinsip Metode Mengajar Menurut Nana Sudjana “ Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar “.14 Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Karena penyamapaian itu berlangsung dalam interakasi edukatif, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakana oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsunya pengajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar- mengajar.15 Di masa lalu pengajaran dipandang sebagai proses mengisi otak dengan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, metode yang digunakan guru banyak terpusat pada metode ceramah, bagaimana pun sifat bahan ajar dan situasi yang dihadapinya. Lahirnya teori-teori baru yang menjelaskan karakteristik belajar membawa perubahan pada watak 14 Nana Sudjana. Dasar – dasar Proses Mengajar. (Bandung: Sinar Baru, 2002), hal.260 15 Departemen Agama RI, Metodelogi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelambagaan Agama Islam, 2001), h.88.
  • 23. 23 pengajaran dan memunculkan berbagai metode mengajar. Metode-metode tersebut berkembang mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Memperhatikan kecenderungan-kecenderungan pelajar. Prinsip ini memberi landasan bagi guru untuk memberikan kepada pelajar hanya bahan ajar yang sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, yaitu bakat, minat, lingkungan, dan kesiapan, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari proses belajar-mengajar. b. Manfaatkan aktivitas individual para pelajar. Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan melibatkan mereka dalam setiap kegiatan yang dilakukannya, memberi kesempatan kepada mereka untuk berpikir dan berbuat, serta mendorong mereka untuk berpikir dan berbuat, serta mendorong mereka untuk dapat mandiri dalam segala hal yang dapat dilakukan di dalam belajar dan meneliti. Di samping itu, guru dapat mengarahkan aktivitas mereka kepada hal-hal yang sesuai dengan mereka, memanfaatkan aktivitas yang bisa mereka perlihatkan dalam berbagai bidang, dan memberi bimbingan apabila mereka melakukan kekeliruan. Guru hendkanya tidak sekali-kali mencampuri urusan mereka, kecuali terdapat alasam untuk itu. c. Mendidik melalui permainan atau menjadikan permainan sebagai sarana pendidikan. Para pelajar, terutama pada ,asa kanak-kanak, dapat belajar di tengah-tengah bermain. Dengan berimain, mereka tidak akan merasakan adanya tekanan dan keterpaksaan, tidak pula terikat oleh banyak peraturan yang seringkali menghalangi kebebasan
  • 24. 24 mereka untuk mengaktualisasikan bakat dan minat mereka. Dengan bermain, mereka dapat melakukan banyak hal di sekolah yang dipandang sebagai sebuah monarki mini bagi anak-anak; sebuah kerajaan yang berdalih memikirkan diri dan pendidikan mereka serta menyenangkan dan meningkatkan kualitas serta menyengakan dan meningkatkan kualitas mereka untuk mencapai kesempurnaan. d. Menerapkan prinsip kebebasan yang rasional di dlaam proses belajar- mengajar tanpa membebani para pelajar dengan berbagai perintah atau larangan yang tidak mereka butuhkan. e. Memberi motivasi kepada para pelajar untuk berbuat, bukan menekannya, sehingga dapat berbuat dengan penuh rasa senang. Biasnya , segala sesuatu yang diperbuat dengan rasa senang tidak akan melelahkan. f. Mengutamakan dunia anak-anak, dalam arti memperhatikan kepentingan mereka dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan di masa depan. Prinsip ini diwujudkan dengan memadukan aspek pembelajaran teoritis dan praktis. g. Menciptakan semangat berkoperasi. Umpamanya, guru bekerja sama dengan pelajar, pelajar dengan guru, dan orang tua dengan guru. Kerja sama yang terkahir biasa diungkapkan dengan kerja sama antara keluarga dan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pelajar serta mencapai tujuan pendidikan dan pengjaran yang dicita- citakan.
  • 25. 25 h. Memberi motivasi kepada para pelajar untuk belajar mandiri serta memiliki kepercayaan diri untuk melakukan tugas-tugas belajar dan penelitian. Guru hendaknya, kecuali dalam keadaan terpaksa seperti ketika menghadap kesulitan. i. Memanfaatkan segenap indera pelajar, sebab pendidikan inderawi merupakan alat menuju pendidikan intelektual. 3. Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) Model pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-proswdural, langkahnya adalah: sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, diskusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.16 F. Ringkasan Materi 1. Surah al-Qadr RÎ) çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$# ÇÊÈ !$tBur¯$! y71u÷r& $tB ä's#øs9 Íôs)ø9$# ÇËÈ ä's#øs9 Íôs)ø9$# ×öy{ ô`ÏiB É#ø9r& 9öky ÇÌÈ ãA¨ts? èps3Í ´¯»n=yJø9$# ßyr9$#ur $pkÏù ÈbøÎ*Î/ NÍkÍh5u `ÏiB Èe@ä. 9öDr& ÇÍÈ íO»n=y }Ïd 4Ó®Lym Æìn=ôÜtB Ìôfxÿø9$# ÇÎÈ 1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. 2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? 3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 16 Anonim, “ Metode Pembelajaran, Tentang Macam-Macam Metode Pembelajaran”, http://www.google.com/9/06/2011
  • 26. 26 4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.17 Surah Al-Qadr adalah surah yang ke 97, nama Al-Qadr dimbil dari ayat pertama, surah Al-Qadar menjelaskan adanya lailatul qadr, lailatul qadr berarti malam kemuliaan, surah ini termasuk surah makkiyah, surah makkiyah memiliki ciri-ciri: 1. Surahnya pendek 2. Berisi tentang keimanan 3. Turunnya di mekah. 18 2. Surah Al-Kafirun                                 1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."19 17 Choirul Fata, Cinta Alquran dan Hadis Untuk Kelas II MI, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009, h.61. 18 Ibid. h.60. 19 Ibid. h.71
  • 27. 27 Surah Al-Kafirun adalah surah ke 109, terdiri atas anam ayat dan termasuk surah makkiyah. Al-Kafirrun berarti orang-orang kafir, Nabi Muhammad bertugas mendakwahkan Islam, Islam mengajarkan manusia menyembah Allah, orang kafir menyambah berhala, orang kafir tidak mau masuk Islam, orang kafir membujuk nabi Muhammad, nabi Muhammad diajak menyembah tuhan orang kafur tetapi nabi Muhammad tidak mau karena menyembah selain Allah adalah syirik. Allah menyuruh nabi Muhammad berkata wahai orang-orang kafir aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, aku tidak pernah menjadi penyambah apa yang kamu semabh, kamu tidak pernah menjadi penyemabh apa yang aku sembah, untukmu agamamu dan untukku agamaku.20 3. Surah Al-Fiil                             1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? 3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong- bondong, 4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, 5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).21 Raja abrahah ingin menghancurkan ka’bah, raja abrahah bersama tentara gajah, tentang gajah dihancurkan burung ababil, dengan batu dari neraka.22 20 Ibid. h. 71 21 Ibid. h.77. 22 Ibid. h.76.
  • 28. 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut: 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Madya Banjarbaru Tahun
  • 29. 29 pelajaran 2010/2011. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. Penelitian sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Ekspelicit Intruction pada Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2010/2011 yaitu minggu pertama bulan April sampai minggu keempat bulan Mei 2011. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik 29 sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa penerapan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) . B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebelum PTK dilaksanakan, dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan PTK, yaitu rencana
  • 30. 30 pembelajaran yang akan dijadikan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi materi Pendidikan Agama Islam 2. Menjelaskan materi Pendidikan Agama Islam 3. Mempraktekkan materi Pendidikan Agama Islam Indikator dari materi ini adalah 1. Mampu mengidentifikasi materi Pendidikan Agama Islam 2. Mampu menjelaskan materi Pendidikan Agama Islam 3. Mampu mempraktekkan materi Pendidikan Agama Islam . C. Subyek Penelitian Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru . Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah penerapan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. D. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari berbagai sumber, yakni siswa, guru Pendidikan Agama Islam, teman sejawat dan kolabolatur.
  • 31. 31 1. Siswa Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Guru Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi penerapan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Surah Al-Kafirun, Al- Qadar, Al-Fill di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. 3. Teman Sejawat dan Kolaborasi/Observer Teman Sejawat dan kolaborasi dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi Penelitian Tindakan Kelas Secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru. E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi dan wawancara. a. Tes: digunakan untuk mengtahui bagaimana siswa mampu memahami mata pelajaran yang diajarkan b. Observasi: dipergunakan untuk mengamati siswa pada saat proses
  • 32. 32 pembelajaran berlangsung. c. Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi penerapan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) . 2. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, wawancara, kuisioner dan diskusi sebagaimana berikut ini: a. Tes: digunakan tes lisan dan tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa. b. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam belajar. c. Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan guru pendidikan Agama Islam tentang penerapan Model Pembelajaran Exspelicit Intruction (Pengajaran Langsung). d. Kuesioner: menggunakan lembar isian untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa tentang penerapan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) . e. Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan F. Indikator Kinerja Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh
  • 33. 33 terhadap kinerja siswa. 1. Siswa a. Tes: rata-rata nilai ulangan harian: 1) Ketuntasan Individual siswa: 70 2) Ketuntasan Klasikal siswa : 75 % b. Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar Alquran Hadis 2. Guru a. Dokumentasi : Kehadiran siswa b. Observasi : Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan. 3. Hasil Belajar Menghitung ketuntasan individualdan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: Jumlah Skor Ketuntasan Individual = X 100 Jumlah skor mkasimal Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Ketuntasan Klasikal = X 100 Jumlah siswa keseluruhan Kriteria ketuntasan belajar: a. Ketuntasan individual Jika siswa mencapai ketuntasan lebih dari 70
  • 34. 34 b. Ketuntasan klasikal Bila siswa mencapai ketuntasan 75 % G. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisa secara deskriftif dengan menggunakan teknik presentasi untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran: 1. Hasil belajar: dengan meganalisis nilai rata-rata ulangan harian, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. 2. Aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. 3. Implementasi Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil dan tidak berhasil. H. Prosedur Penelitian 1. Siklus 1 Siklus pertama dalam PTK ini terdiri perencaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) 1) Peneliti melakukan analisis untuk mengetahui kompetensi
  • 35. 35 dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) 2) Membuat rencana pembelajaran dengan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) 3) Membuat format penempatan siswa dalam tim 4) Kemampuan menyampaikan materi 5) Membuat Instrumken yang digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran b. Pelaksanaan (Acting) Melaksanakan kegaitan sesuai dengan perencanaan tindakan siklus. Dalam pelaksanaan ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. c. Pengamatan (observation) Pegamatan dilakukan oleh guru yang berlaku sebagai kolabolator yang membantu pengamatan dengan berdoman lembar observasi aktivitas siswa. Pada pelaksanaan ulangan harian, pada akhir siklus dilakukan sendiri oleh peneliti. d. Refleksi (Reflecting) Siklus 1 Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut: 1) Sebagian besar (75 % dari siswa) dapat dan mampu melakukan sujud sahwi yang baik dan benar
  • 36. 36 2) Sebagian besar (70% dari siswa) dapat menjawab pertanyaan dari guru atau kolaborator. 3) Penyelesaian tugas sesuai dengan batas waktu yang disediakan. 2. Siklus 2 Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a. Perencanaan (Planning) Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus 1 b. Pelaksanaan (Acting) Guru melaksanakan pembelajaran melalui Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus 1. c. Pengamatan (observation) Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang baik dan benar. d. Refleksi (Reflecting) Penelitian melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan pengamatan, dan refleksi. 23 23 Arikanto S, Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 76.
  • 37. 37 Adapun model untuk masing-masing tahap dapat digambarkan sebagai berikut: Sebagai suatu siklus dapatlah digambarkan langkah-langkah PTK pada bagan dibawah ini: Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan
  • 38. 38 Gambar 1: Alur Penelitian Tindakan Kelas I. Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian ini dikatan berhasil optimal dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Meningkatnya hasil belajar siswa yaitu nilai ketuntasan individual ≥ 70 % dan nilai ketuntasan kelompok ≥ 75 %. 2. Aktivitas siswa meningkat dan aktivitas guru cenderung menurun. Menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: Menghitung ketuntasan individualdan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: Jumlah Skor Ketuntasan Individual = X 100 Jumlah skor mkasimal
  • 39. 39 Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Ketuntasan Klasikal = X 100 Jumlah siswa keseluruhan Kriteria ketuntasan belajar: a. Ketuntasan individual Jika siswa mencapai ketuntasan lebih dari 70 b. Ketuntasan klasikal Bila siswa mencapai ketuntasan 75 % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Madya Banjarbaru. Subjek penelitian adalah siswa Kelas 2 yang berjumlah 18 orang. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran Mata Pelajaran Alquran Hadis pada materi Menulis Surah Al- Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill melalui Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) siswa Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang
  • 40. 40 Anggang Kota Banjarbaru , dengan cara pengamatan langsung yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) pada materi Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill. B. Persiapan Penelitian Adapun persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan tindakan kelas ini yaitu: 1. Peneliti telah mendapatkan izin penelitian dari Jurusan Tarbiyah Nomor 100/STAI/TL.01/XII/2011, dan Kementrian Agama Banjarbaru Kd.17.11/3/TL.00/1274/2011, serta izin dari sekolah yaitu Madrasah Ibtidaiyah Baladan Amina Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. Adapun waktu penelitian yang diberikan dari tanggal. 12 April sampai 40 dengan 3 Mei 2011. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Pertemuan I siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 April i 2011 dan pertemuan II siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 April 2011. Kemudian pertemuan I siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 April 2011 35 dan pertemuan II siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2011. 2. Penunjukan observer yaitu salah seorang guru yang akan mengobservasi peneliti dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) pembelajaran Mata Pelajaran Alquran Hadis, observer yang ditujukan telah memahami tentang PTK.
  • 41. 41 C. Hasil Penelitian 1. Tindakan kelas siklus I pertemuan 1, 12 April 2011 ( 2x 24 menit) a. Persiapan Pada pertemuan pertama tindakan kelas siklus I ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Alquran Hadis dengan Kompetensi dasar menjelaskan tentang Menulis Surah Al-Kafirun, Al-Qadar, Al-Fill yang baik dan benar. 2) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan pembelajaran dan aktifitas siswa dalam pembelajaran. b. Kegiatan Pembelajaran 1) Kegiatan awal (10 menit) a) Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a b) Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran c) Melakukan tes penjajakan [pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa d) Mengingatkan pelajaran yang terdahulu dan mengaitkan pada pelajaran baru
  • 42. 42 e) Menjelaskan secara singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan dijalani siswa 2) Kegiatan inti (60 menit) a) Menjelaskan Menulis Surah Al-Kafirun, b) Guru membagi siswa beberapa kelompok. c) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok sesuai dengan materi yang dibahas. d) Menunjuk siswa atau kelompok untuk menyelesaikan tugas e) Guru dan siswa melakukan diskusi mengenai materi yang telah dibahas f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 3) Kegiatan akhir (10 menit) a) Memberikan penegasan dan menyimpulkan materi ajar yang sudah dipelajari b) Memberikan post tes untuk mengetahui hasil pembelajaran c) Memberikan tugas mandiri untuk mendalami materi ajar c. Hasil Tindakan Kelas 1) Observasi kegiatan pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama Hasil observasi atau pengamatan dari teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran selama 2 X 40 menit yang sudah direncanakan, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama No Indicator / Aspek Dilakukan Skor Penilaian Ya Tidak 1 2 3 4
  • 43. 43 Yang Diamati I. Para pembelajar 1. Mengawali pembelajaran dengan √ 4 mengucapkan salam dan berdo’a Mengamati dan mengarahkan 2. sikap siswa agar siap memulai √ 2 pelajaran Melakukan tes penjajakan [pre- 3. tes] dan mengidentifikasi √ 3 keadaan siswa Mengingatkan pelajaran yang 4. terdahulu dan mengaitkan pada √ 4 pelajaran baru Menjelaskan secara singkat 5. tentang tujuan dan proses √ 2 pembelajaran yang akan dijalani siswa 6. Motivasi √ 3 II. Kegiatan Inti Pembelajaran √ Menjelaskan tentang materi 7. √ 4 Menulis Surah Al-Kafirun. Meminta siswa untuk memperhatikan guru dalam 8. √ 2 menjelaskan Menulis Surah Al- Kafirun. Membentuk semua siswa menjadi pasangan-pasangan dan 9. √ 2 mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. Guru memberikan tugas kepada 10. masing-masing kelompok sesuai √ 2 dengan materi yang dibahas 11. Menunjuk siswa atau kelompok √ 2 untuk menyelesaikan tugas Guru dan siswa melakukan 12. diskusi mengenai materi yang √ 2 telah dibahas 13. Memberi kesempatan masing- √ 2 masing kelompok untuk bertanya
  • 44. 44 hal-hal yang belum dimengerti. Memberi tantangan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan- 14. √ 3 pertanyaan disampaikan oleh kelompok lain 15. Menguasai kelas √ 3 Melaksanakan pembelajaran 16. sesuai dengan kompetensi √ 2 (tujuan) yang ingin dicapai Melaksanakan pembelajaran 17. √ 1 secara runtut Menunjukan penguasaan materi 18. √ 3 pelajaran Mengaitkan materi dengan 19. √ 2 pengetahuan lain yang relevan Mengaitkan materi dengan 20. √ 3 realitas kehidupan Melaksanakan pembelajaran 21. √ 1 sesuai dengan alokasi waktu 22. menggunakan media √ 3 23. Menggunakan metode √ 3 Menumbuhkan fartisifasi aktif 24. √ 2 siswa dalam pembelajaran Membangkitkan motifasi belajar 25. √ 2 siswa Menunjukkan sikap terbuka 26. √ 2 respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan 27. √ 3 antusias siswa Menggunakan bahasa lisan 28. tulisan secara jelas, baik, dan √ 1 benar. 29. Membuat rangkuman dengan √ 2
  • 45. 45 melibatkan siswa III Kegiatan Akhir √ Melakukan penilaian tes akhir 30. sesuai dengan kompetensi √ 2 (tujuan) Menyampaikan hasil penilaian 31. √ 3 (tes) kepada siswa 32. Memberikan penghargaan √ 3 Memberikan PR sebagai bagian 33. √ 3 remidi/ pengayaan 34. Menutup pelajaran √ 4 Jumlah 34 3 30 36 16 Keterangan : skor diberikan pada saat guru berkerja. Skor yang diberikan maksimal 100 Kategori penilaian : 1 kurang baik,2 cukup baik, 3 baik, 4 sangat baik Berdasarkan data observasi pada tabel 4.1. bahwa pertemuan pertama dari 6 kegiatan pendahuluan yang mendapat poin 4 yaitu 33,3% dengan kualifikasi sangat baik, mendapat poin 3 yaitu 33,3% dengan kualifikasi baik, dan poin 2 yaitu 33,3% dengan kualifikasi cukup, dan kegiatan inti dari 23 kegiatan yang mendapat poin 4 yaitu 14,35% (sangat baik), mendapat poin 3 yaitu 30,43% (kualifikasi baik), mendapat poin 2 yaitu 52,17% (cukup baik) dan poin 1 yaitu 13,04% (kualifikasi kurang baik), serta kegiatan penutup dari 5 kegiatan yang mendapat poin 4 yaitu 20% (kualifikasi sangat baik), poin 3 yaitu 60% (kualifikasi baik), dan poin 2 yaitu 20% (kualifikasi cukup baik, jadi dari kegiatan guru pada pertemuan 1, yang
  • 46. 46 berkualifikasi baik 27% dan berkualifikasi cukup yaitu 13,33% dan yang berkualifikasi kurang 27%. Berdaasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh obsever, disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1 belu dilakukan secara efektif, hal ini terlihat dengan adanya tahapan yang belum dilaksaakan guru secara maksimal. Walaupun demikian data observasi yang ada pada tabel secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung secara lancar, kondusif, dan antusias. 2) Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) dapat dilihat pada tabel berikut :
  • 47. 47 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan pertama Penialaian Jumlah Klasifikasi Prosentasi No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 Skor Aktivitas 1 A. Fauzi 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 2 Aisyah 3 2 1 3 1 2 2 3 17 Cukup Aktif 53,13 3 Ade Irma 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 4 Elma Yunita 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 5 Maulana Irfan 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 6 St. Ermawati 3 2 2 3 1 2 2 3 18 Cukup Aktif 56,25 7 M. Fahreza 3 2 2 3 2 2 2 3 19 Cukup Aktif 59,38 8 Mahdalena 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 9 M. Reza 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 10 Rizal 3 2 2 3 2 2 2 3 19 Cukup Aktif 59,38 11 M. Rizky Rahmatullah 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Cukup Aktif 50,00 12 M. Zamanorrahman 3 2 2 3 2 3 3 3 21 Cukup Aktif 65,63 13 M. Nur Iklanida 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 14 Rahman Fauzy 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 15 Maulidah Khadijah 3 2 2 3 2 3 3 3 21 Cukup Aktif 65,63 16 Risya Wardati 3 2 3 3 2 3 3 3 22 Cukup Aktif 68,75 17 Rahmawati 3 2 2 3 3 3 2 3 21 Cukup Aktif 65,63 Jumlah 43 36 28 55 29 44 44 59 302 63,2 52,9 41,1 80,8 42,6 64,7 64,7 86,7 Prosentasi 4 4 8 8 5 1 1 6 55,51
  • 48. 48 Keterangan : Interval Kategori Penilaian : a. 1 – 8 = Tidak Aktif b. 9 – 16 = kurang Aktif c. 17 – 24 = Cukup Aktif d. 25 – 32 = Aktif e. 33 – 40 = Sangat Aktif Katagori penilaian : 1. Mendengarkan penjelasan guru 2. Menjawab pertanyaan guru 3. Mengajukan pertanyaan 4. Aktivitas dalam pembelajaran 5. Disiplin dalam berdiskusi 6. Partisivasi siswa dalam pembelajaran 7. Kecerian dan antusiasme siswa dalam pembelajaran 8. Menyimpulkan Observasi aktivitas siswa siklus 1 pertemuan 1 diatas diklasifikasikan kedalam 5 kategori, yaitu : tidak ada siswa yang beraktivitas sangat aktif, tidak ada siswa yang ber aktivitas aktif, 5 orang siswa dengan kategori cukup aktif, dan 12 orang siswa beraktifitas kurang aktif dan tidak ada kelompok yang termasuk kategori tidak aktif. Tabel 4.3 hasil observasi siswa siklus 1 pertemuan 1 NO Aktivitas Siswa F % 1 Sangat aktif 0 0 2 Aktif 0 0 3 Cukup aktif 9 52,94% 4 Kurang aktif 8 47,06% 5 Tidak aktif 0 0 Dari tabel di atas terlihat siswa yang sangat aktif 0%, siswa yang aktif 0%, cukup aktif 9 orang yaitu 52,94%, sedangkan kurang aktif 8 orang yaitu 47,06% dan tidak aktif 0%. Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran cukup aktif, walaupun dalam
  • 49. 49 aspek-aspek tertentu masih ada yang belum maksimal, misalnya menjawab pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan,aktivitas dalam belajar, partisifasi siswa. Hal ini karena pembelajaran dengan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) sangat jarang sekali digunakan sehingga siswa tidak terbiasa. d. Tes Hasil Belajar Siswa Tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Daftar nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus 1 pertemuan pertama No Nama Nilai Keterangan 1 A. Fauzi 50 Tidak Tuntas 2 Aisyah 60 Tidak Tuntas 3 Ade Irma 60 Tidak Tuntas 4 Elma Yunita 50 Tidak Tuntas 5 Maulana Irfan 50 Tidak Tuntas 6 St Ermawati 60 Tidak Tuntas 7 M. Fahreza 60 Tidak Tuntas 8 Mahdalena 50 Tidak Tuntas 9 M. Reza 50 Tidak Tuntas 10 M. Rizal 60 Tidak Tuntas 11 M. Rizky Rahmatullah 50 Tidak Tuntas 12 M. Zamanorrahman 70 Tuntas 13 Nur Iklanida 50 Tidan Tuntas 14 Rahman Fauzy 50 Tidak Tuntas 15 Maulidia Khadijah 70 Tuntas 16 Risya Wardati 70 Tuntas 17 Rahmawati 70 Tuntas Jumlah 980
  • 50. 50 Rata-Rata 57,65 Tabel 4.5. Distribusi hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan pertama No Nilai Frekuensi NxF (%) Kualifikasi (N) (F) 1 10 0 0 0 2 9 0 0 0 Sangat baik 3 8 0 0 0 Baik 4 7 4 28 28,57% Cukup 5 6 5 30 30,61% Kurang 6 5 8 40 40,82% Kurang 7 4 0 0 0 Kurang 8 3 0 0 0 Sangat kurang 9 2 0 0 0 10 1 0 0 0 11 0 0 0 0 Jumlah 17 98 100 Rata-Rata 0 5,76 0 Interval = 0 -<2 = Sangat Kurang 2 -< 4 = Kurang 4 -< 6 = Cukup 6 -< 8 = baik 8 -< 10 = Sangat Baik
  • 51. 51 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil tes formatif siswa adalah 5,76 hal ini berarti berada dibawah ketuntasan belajar yang ditetapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu rata-rata 7,00. Oleh karena itu nilai rata-rata hasil tes formatif siswa tersebut perlu ditingkatkan lagi dalam tindakan kelas pertemuan kedua. 2. Tindakan kelas siklus I pertamuan kedua, 19 April 2011 (2 X 40 Menit) a. Persiapan Pada pertemuan pertama tindakan kelas siklus I ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendidikan Agama Islam dengan kompetensi dasar menjelaskan . 2) Membuat lembar ovservasi untuk mengukur kegiatan pembelajaran dan aktifitas siswa dalam pembelajaran. b. Kegiatan pembelajaran 1) Kegiatan awal (10 Menit) a) Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
  • 52. 52 b) Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran c) Melakukan tes penjajakan [pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa d) Mengingatkan pelajaran yang terdahulu dan mengaitkan pada pelajaran baru e) Menjelaskan secara singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan dijalani siswa 2) Kegiatan inti (60 Menit) 3) Menjelaskan tentang materi Menulis Surah Al-Qadr 4) Meminta siswa untuk memperhatikan guru dalam menjelaskan Menulis Surah Al-Qadr 5) Membentuk semua siswa menjadi pasangan-pasangan dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 6) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok sesuai dengan materi yang dibahas 7) Menunjuk siswa atau kelompok untuk menyelesaikan tugas 3) Kegiatan akhir ( 10 Menit) a) Memberikan penegasan dan menyimpulkan materi ajar yang sudah dipelajari. b) Memberikan post tes untuk mengetahui hasil pembelajaran
  • 53. 53 c) Memberikan tugas mandiri untuk mendalami materi ajar c. Hasil tindakan kelas 1) Observasi kegiatan pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua Hasil observasi atau pengamatan dari teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran selama 2 x 40 menit yang sudah direncanakan, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6. Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua No Indicator/Aspek Yang Iamati Dilakukan Skor Penilaian Ya Tidak 1 2 3 4 I Pra Pembelajaran 1 Mengawali pembelajaran √ 4 dengan mengucapkan salam dan berdo’a 2 Mengamati dan √ 2 mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran 3 Melakukan tes penjajakan √ 3 [pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa 4 Mengingatkan pelajaran √ 4 yang terdahulu dan mengaitkan pada pelajaran baru 5 Menjelaskan secara singkat √ 3 tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan dijalani siswa
  • 54. 54 6 Motivasi √ 3 II Kegiatan Inti Pembelajaran 7 Menjelaskan tentang √ 4 materi Menulis Surah Al- Kafirun, 8 Meminta siswa untuk √ 2 memperhatikan guru dalam menjelaskan Menulis Surah Al-Kafirun. 9 Membentuk semua siswa √ 3 menjadi pasangan- pasangan dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 10 Guru memberikan tugas √ 3 kepada masing-masing kelompok sesuai dengan materi yang dibahas 11 Menunjuk siswa atau √ 3 kelompok untuk menyelesaikan tugas 12 Guru dan siswa melakukan √ 2 diskusi mengenai materi yang telah dibahas 13 Memberi kesempatan √ 2 masing-masing kelompok untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti 14 Memberi tantangan kepada √ 3 siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan disampaikan oleh kelompok lain 15 Menguasai kelas √ 3 16 Melaksanakan √ 2 pembelajaran sesuai dengan kompetensi
  • 55. 55 (tujuan) yang ingin dicapai 17 Melaksanakan √ 2 pembelajaran secara runtut 18 Menunjukkan penguasaan √ 3 materi pelajaran 19 Mengaitkan materi dengan √ 2 pengetahuan lain yang relevan 20 Mengaitkan materi dengan √ 3 realitas kehidupan 21 Melaksanakan √ 1 pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 22 Menggunakan media √ 3 23 Menggunakan metode √ 3 24 Menumbuhkan partisifasi √ 2 aktif siswa dalam pembelajaran 25 Membangkitkan motifasi √ 3 belajar siswa 26 Menunjukkan sikap √ 2 terbuka respon siswa 27 Menumbuhkan keceriaan √ 2 dan antusias siswa 28 Menggunakan bahasa lisan √ 2 dan tertulis secara jelas, baik dan benar 29 Membuat rangkuman √ 3 dengan melibatkan siswa III Kegiatan Akhir 30 Melakukan penilaian (tes) √ 3 akhir sesuai dengan kompetensi(tujuan)
  • 56. 56 31 Menyampaikan hasil √ 3 penilaian (tes) kepada siswa 32 Memberikan penghargaan √ 3 33 Memberikan PR sebagai √ 3 bagian remidi / pengayaan 34 Menutup pelajaran √ 4 Jumlah 34 0 1 22 69 16 Keterangan : skor diberikan pada saat guru bekerja skor yang diberikan maksimal 100 Kategori penilaian : I kurang baik, 2 cukup baik, 3 baik, 4 sangat baik. Berdasarkan data observasi pada tabel 4.5. bahwa siklus I pertemuan kedua dari 6 kegiatan pendahuluan yang mendapat poin 4 yaitu 33,3% dengan kualivikasi sangat baik, mendapatkan poin 3 yaitu 50% dengan kualifikasi baik, dan poin 2 yaitu 16 ,67% dengan kualifikasi cukup. Dan kegiatan inti dari 23 kegiatan yang mendapat poin 4 yaitu 4,35% (sangat baik), mendapat poin 3 yaitu 47,83% (kualifikasi baik), mendapat poin 2 yaitu 43,48% (cukup baik) dan poin 1 yaitu 4,35% kualifikasi kurang baik, serta kegiatan penutup dari 5 kegiatan yang mendapat poin 4 yaitu 20% (kualifikasi sangat baik), dan poin 3 yaitu 80% (kualifikasi baik), jadi dari kegiatan guru pada siklus 1 pertemuan kedua, yang
  • 57. 57 berkualifikasi sangat baik 11,76%, berkualifikasi baik 52,94%, berkualifikasi cukup yaitu 32,35% dan yang berkualifikasi kurang baik 2,94%. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh obsever, disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 55,88% dengan kualifikasi cukup. 2) Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) dapat dilihat pada tabel berikut ini :
  • 58. 58 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan kedua Penialaian Jumlah Klasifikasi No Nama Prosentasi 1 2 3 4 5 6 7 8 Skor Aktivitas 1 A. Fauzi 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 2 Aisyah 3 2 2 3 1 2 2 3 18 Cukup Aktif 56,25 3 Ade Irma 3 2 2 3 1 2 2 3 18 Cukup Aktif 56,25 4 Elma Yunita 2 2 1 3 1 2 2 3 16 Kurang Aktif 50,00 5 Maulana Irfan 3 2 2 3 1 2 2 3 18 Cukup Aktif 56,25 6 St. Ermawati 3 2 2 3 1 2 2 3 18 Cukup Aktif 56,25 7 M. Fahreza 3 2 2 3 2 2 2 3 19 Cukup Aktif 59,38 8 Mahdalena 3 2 2 3 1 2 2 3 18 Cukup Aktif 56,25 9 M. Reza 3 2 1 3 1 2 2 3 17 Cukup Aktif 53,13 10 Rizal 3 2 2 3 2 2 2 3 19 Cukup Aktif 59,38 11 M. Rizky Rahmatullah 3 2 1 3 1 2 2 3 17 Cukup Aktif 53,13 12 M. Zamanorrahman 3 2 2 3 2 3 3 3 21 Cukup Aktif 65,63 13 M. Nur Iklanida 3 2 2 3 1 2 2 3 18 Cukup Aktif 56,25 14 Rahman Fauzy 3 2 2 3 1 2 2 3 18 Cukup Aktif 56,25 15 Maulidah Khadijah 3 2 2 3 2 3 3 3 21 Cukup Aktif 65,63 16 Risya Wardati 3 2 3 3 2 3 3 3 22 Cukup Aktif 68,75 17 Rahmawati 3 2 2 3 3 3 2 3 21 Cukup Aktif 65,63 Jumlah 50 36 34 55 29 44 44 59 315 73,5 52,9 50,0 80,8 42,6 64,7 64,7 86,7 Prosentasi 3 4 0 8 5 1 1 6 57,90
  • 59. 59 Keterangan : Interval Kategori Penilaian : a. 1 – 8 = Tidak Aktif b. 9 – 16 = kurang Aktif c. 17 – 24 = Cukup Aktif d. 25 – 32 = Aktif e. 33 – 40 = Sangat Aktif Katagori penilaian : 1. Mendengarkan penjelasan guru 2. Menjawab pertanyaan guru 3. Mengajukan pertanyaan 4. Aktivitas dalam pembelajaran 5. Disiplin dalam berdiskusi 6. Partisivasi siswa dalam pembelajaran 7. Kecerian dan antusiasme siswa dalam pembelajaran 8. Menyimpulkan Observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua di atas diklasivikasikan kedalam 5 kategori, yaitu : tidak ada siswa yang beraktivitas sangat aktif, tidak ada siswa yang beraktifitas aktif, 18orang siswa dengan kategori cukup aktif, dan 1 orang siswa beraktifitas kurang aktif dan tidak ada kelompok yang termasuk kategori tidak aktif. Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan Kedua No Aktivitas Siswa F % 1 Sangat aktif 0 0 2 Aktif 0 0 3 Cukup aktif 15 88,23% 4 Kurang aktif 2 11,77% 5 Tidak aktif 0 0
  • 60. 60 Dari tabel diatas terlihat siswa yang sangat aktif 0%,siswa yang aktif 0%, cukup aktif 15 orang yaitu 88,23% sedangkan kurang aktif 2 orang yaitu 11,77%, dan tidak aktif 0%. Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih aktif dari pertemuan pertama. Hal ini karena pembelajaran Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) sudah mulai dipahami anak sehingga mudah melaksanakan kegiatan pembelajaran, walaupun dalam aspek-aspek tertentu masih ada yang belum maksimal, misalnya mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu perlu dilanjutkan lagi pada siklus kedua. d. Tes hasil belajar siswa Tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.9 Daftar nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua No Nama Nilai Keterangan 1 A. Fauzi 50 Tidak Tuntas 2 Aisyah 70 Tuntas 3 Ade Irma 60 Tidak Tuntas 4 Elma Yunita 60 Tidak Tuntas 5 Maulana Irfan 60 Tidak Tuntas 6 St Ermawati 70 Tuntas 7 M. Fahreza 70 Tuntas 8 Mahdalena 50 Tidak Tuntas 9 M. Reza 50 Tidak Tuntas 10 M. Rizal 70 Tidak Tuntas 11 M. Rizky Rahmatullah 60 Tuntas
  • 61. 61 12 M. Zamanorrahman 80 Tuntas 13 Nur Iklanida 60 Tidak Tuntas 14 Rahman Fauzy 50 Tidak Tuntas 15 Maulidia Khadijah 80 Tuntas 16 Risya Wardati 80 Tuntas 17 Rahmawati 80 Tuntas Jumlah 1100 Rata-Rata 64,71 Tabel 4.10 Distribusi hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan kedua Nilai Frekuensi No NxF (%) Kualifikasi (N) (F) 1 10 0 0 0 2 9 0 0 0 3 8 4 32 29,09 Sangat baik 4 7 4 28 25,45 Baik 5 6 5 30 27,27 Baik 6 5 4 20 18,19 Cukup 7 4 0 0 0 8 3 0 0 0 9 2 0 0 0 10 1 0 0 0 11 0 0 0 0 Jumlah 17 110 100 Rata-Rata 0 6,47 0 Interval =
  • 62. 62 0 -<2 = Sangat Kurang 2 -< 4 = Kurang 4 -< 6 = Cukup 6 -< 8 = baik 8 -< 10 = Sangat Baik Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil tes formatif siswa adalah 6,47 hal ini berarti berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu rata-rata 7,00 oleh karena itu nilai rata-rata hasil tes formatif siswa tersebut perlu ditingkatkan lagi dalam tindakan kelas pada siklus kedua. c. Reflikasi tindakan kelas siklus I Berdaasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil tes belajar pertemuan pertama dan kedua, maka dapat direfliksikan sebagai berikut : 1) Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) dinyatakan cukup efektif dan meningkatkan kemampuannya, tetapi belum mencapai pada hasil pembelajaran yang maksimal. Hal ini disebabkan masih balum maksimalnya guru dalam melaksanakan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung), dan aktivitas siswa dalam pembelajaran masih rendah.
  • 63. 63 2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) cukup mendukung dan aktif, hal ini dapat dilihat pada : a) Aktivitas belajar siswa siklus 1 pertemuan pertama sangat aktif 0%, siswa yang aktif 0%, cukup aktif 9 orang yaitu 52,94%, sedangkan kurang aktif 8 orang yaitu 47,06% dan tidak aktif 0%. b) Aktivitas belajar siswa siklus 1 pertemuan kedua sangat aktif 0%,siswa yang aktif 0%, cukup aktif 15 orang yaitu 88,23% sedangkan kurang aktif 2 orang yaitu 11,77%, dan tidak aktif 0%. c) Berdasarkan temuan tersebut, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung). 3) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Ekspelicit Intruction (Pengajaran Langsung) cukup mendukung dan aktif, hal ini dapat dilihat pada : a) Hasil tes siswa pada siklus I pertemuan pertama rata-rata nilai 57,65 dan petemuan kedua rata-rata nilai 64,71 b) Berdasarkan temuan tersebut, maka kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Ekspelicit
  • 64. 64 Intruction (Pengajaran Langsung) terjadi peningkatan belum maksimal, sehingga akan dilanjutkan pada siklus II. 3. Tindakan kelas siklus II pertemuan pertama, 26 April 2011 (2x40 menit) a. Persiapan Pada pertemuan pertama tindakan kelas siklus II ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut : 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Pendidikan Agama Islam dengan kompetensi dasar menjelaskan materi Surah Al-fiil. 2) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan pembelajaran dan aktifitas siswa dalam pembelajaran. b. Kegiatan pembelajaran 1) Kegiatan awal (10 menit) a) Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a b) Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran c) Melakukan tes penjajakan [pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa