4. Ampermeter Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus. Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada galvanometer. Cara kerja galvanometer ini akan dibahas lebih lanjut pada saat Anda mempelajari medan magnetik di kelas XII jurusan IPA. Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada ampermeter. Multimeter yang dapat digunakan sebagai Ampermeter I = kuat arus listrik(coulomb/sekon=ampere Q = muatan listrik (coulomb) t = waktu (sekon)
5. Voltmeter Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik atau beda potensial antara 9 dua titik. Voltmeter juga menggunakan galvanometer yang dihubungkan seri dengan resistor. Coba Anda bedakan dengan Ampermeter! Beda antara Voltmeter dengan Ampermeter adalah sebagai berikut: 1. Ampermeter merupakan galvanometer yang dirangkai dengan hambatan shunt secara seri, Voltmeter secara paralel. 2. Hambatan Shunt yang dipasang pada Ampermeter nilainya kecil sedangkan pada Voltmeter sangat besar.
7. Hukum Ohm: Kuat arus adalah jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu, dirumuskan: Arah arus listrik mengalir dari potensial tinggi (+) menuju ke potensial rendah (–). Arah arus elektron dari potensial rendah menuju ke potensial tinggi. Besar kuat arus di dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial. Hal ini dikenal sebagai hukum ohm. Hambatan suatu penghantar pada suhu tertentu ditentukan oleh panjang (l), hambatan jenis penghantar (r) dan luas penampang kawat penghantar (A), dirumuskan: Beberapa sumber tegangan searah yang dirangkai paralel tidak akan merubah besar tegangan total, namun hanya meningkatkan kemampuannya memasok arus.
11. Hukum I Kirchoff Bunyi hukum I Kirchhoff yaitu kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut. = Dibaca ‘sigma’ artinya jumlah = Arus listrik masuk titik percabangan/simpul = Arus listrik keluar titik percabangan/simpul
12. Hukum II Kirchoff Bunyi Hukum II Kirchhoff yaitu di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik ( ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol. = jumlah GGL atau sumber arus listrik (baterai) Dirumuskan: = arus listrik = hambatan listrik
13.
14. Energi dan Gaya Listrik Besar energi W yang terjadi pada hambatan R yang dialiri arus I selama t adalah: Besar daya listrik: Satuan energin listrik dalam rumah tangga menggunakan satuan KWh (KiloWatt hour). Energi listrik W = P . t = mc ΔΤ pada proses pemanasan akan berubah menjadi kalor Q = mc ΔΤ ditulis: Spesifikasi alat listrik dinyatakan dalam daya P dan tegangan V.Jika alat listrik memiliki spesifikasi P1/V1 dipasang pada tegangan V2, daya yang dipakai