1. JATI DIRI BANGSA DAN KRISIS IDENTITAS DALAM ARUS GLOBALISASI
Arus globalisasi yang mengalir deras membawa kekhawatiran berbagai kalangan di
Indonesia, mereka takut akan hilangnya jati diri bangsa bila arus globalisasi terus membawa
dampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Yang mereka takutkan adalah
ketika jati diri bangsa telah tercemari oleh arus globalisasi maka identitas nasional bangsa
Indonesia akan berubah. Namun apakah identitas nasional itu ?. Identitas adalah ungkapan nilai-
nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa yang lain.
Kekhasan yang melekat pada suatu bangsa banyak di kaitkan dengan sebuan “identitas nasional”.
(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. cet.ke-8 h.51)
Bangsa Indonesia memiliki kekhasan budaya timur seperti ramah, sopan santun yang
tinggi dan agamais. Tetapi dengan maraknya isu-isu globalisasi identitas nasional tersebut dapat
berubah. Dengan begitu pembentukan identitas nasional masih mengalami perkembangan seiring
zaman yang berubah. Hal ini di karenakan globalisasi membawa perubahan pola pikir,
pandangan hidup, cara berinteraksi dan gaya hidup masyarakat Indonesia.
Cara pandang masyarakat yang semakin berorientasi pada material membawa perubahan
langsung pada kehidupan masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya korupsi yang terjadi di
Indonesia. Gaya hidup masyarakat terutama generasi muda bangsa Indonesia yang banyak
mengadopsi budaya barat menjadikan generasi muda banyak melupakan kesopanan budaya
timur. Cara berinteraksi masyarakat juga telah mengalami perubahan. Contohnya, interaksi anak
kepada orangtua, kepada tetangga, bahkan perubahan cara berinteraksi dan berkomunikasi si
sekolah ikut andil dalam banyaknya perilaku kekerasan yang di lakukan oleh seorang anak. hal –
hal di atas menunjukkan ketidak cocokan apa yang terjadi saat ini dengan identitas bangsa
Indonsia yang telah di kenal. Oleh karena itu identitas nasional masih dapat berubah seiring
zaman yang berubah. Namun, identitas nasional yang baik tetaplah harus di jaga oleh bangsa
Indonesia seperti keramaham terhadap sesama, sopan santun, dan Indonesia yang Agamais.
Karena hal – hal tersebut dapat membantu dalam perkembangan dan kesejahteraan Indonesia ke
depannya.
Menurut para ahli secara umum terdapat beberapa unsure yang menjadi komponene
identitas nasional, di antarnya :
2. 1. Pola perilaku, adalah gambar pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari – hari,
misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan, hormat kepada orangtua dll.
2. Lambang – lambang, adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara. Lambang
– lambang biasanya terwujud dalam undang – undang misalnya bendera, bahsa dan lagu
kebangsaan
3. Alat – alat kelengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat – alat perlengkapan yang di
gunakan untuk mencapai tujuan.
4. Tujuan yang ingi di capai, yang bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan tidak tetap.
Sebagai bangsa yang mendiami suatu negara, tujuan Indonesia sudah tertuang dalam pembukaan
UUD 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan bangsa. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila,
Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.52)
Identitas bangsa Indonesia lainnya adalah Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk.
Majemuk berarti beragam. Keragaman bangsa Indonesia ini telah lama kita ketahui melalui
pesan yang di sampaikan oleh semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika. Namun, yang di
sampaikan oleh semboyan negara kita tersebut adalah pengakuan adanya keragaman budaya,
suku, bahasa, adat istiadat, kebiasaan yang ada di Indonesia. Bukan untuk menyampaikan bahwa
semua budaya, kebiasaan dan lainnya adalah sama, karena jelas dua hal yang berbeda tidak dapat
di samakan, namun, dua hal yang berbeda dapat di satukan. Ini berarti paham pluralisme yang
berkembang di Indonesia menyalahi semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika.
Adanya kemajemukan di Indonesia merupakan sebuah perpaduan dari unsur – unsur
yamg menjadi inti identitas : sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama, dan bahasa.
1. Sejarah
Di dalam sejarah Indonesia memiliki banyak sekali kerajaan yang berkembang pesat menjadi
kerajaan yang besar tidak hanya dalam skala nasional namun juga dalam skala yang menembus
batas teritorial kerajaan tersebut.
Kebesaran kerajaan di Nusantara tersebuttelah memebkas pada bangsa Indonesia pada
abad-abad berikutnya untuk melawan penjajah yang lama menduduki Indonesia. Kemudian
semangat perjuangan inilah yang membentuk Identitas nasional bangsa Indonesia.
2. Kebudayaan
aspek kebudayaan yang menjadi unsure pembentukan identitas nasional meliputi tiga unsure,
yaitu akal budi, peradaban, pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia dapat di lihat dari
3. kesantunan bangsa Indonesia terhadap sesamanya. Lewat pancasila yang menjadi dasar negara
tercermin akan peradaban bangsa Indonesia. Dan pengetahuan yang menjadi unsure identitas
nasional terwujud dalam keahlian bangsa Indonesia membuat kapal pinisi pada zaman dahulu
atau lihatlah bagaimana candi Borobudur dapat bediri kokoh sampai saat inimenunjukkan bangsa
Indonesia dari dulu seudah memiliki pengetahuan yang tidak di milii bangsa lain.
3. Suku Bangsa
seperti yang telah di bahas bahwa kemajemukan merupakan salah satu identitas nasional bangsa
Indonesia. Sejak dahulu bangsa Indonesia telah hidup berdampingan walau ada ribuan suku,
budaya dan bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa kemajemukan dan hidup berdampingan
merupakan budaya alamiah bangsa Indonesia oleh karena itu terbentuklah identitas nasional
bangsa Indonesia yang majemuk.
4. Agama
Keanekaragaman agama yang ada di Indonsia merupakan identitas lain dari kemajemukannya.
Ada berbagai agama yang berkembang di Indonesia, walaupun Indonesia mayoritas dengan
muslim namun para pendiri negara kita tidak memaksakan Indonesia menjadi negara Islam hal
ini membuktikan bahwa para pendiri negara kita telah berusaha untuk mengedepankan toleransi
beragama dalam kehidupan bernegara.
Keragaman ini juga merupakan suatu rahmat yang harus di syukuri bukan sesuatu yang
harus di sesali. Karena perbedaan adalah rahmat dari Allah SWT. Untuk mensyukurinya dapat di
wujudkan dalam toleransi beragama. Toleransi beragama yang di maksud adalah bukan
menganggap semua agama sama, tetapi saling menghormati dengan tetap menjaga batasan –
batasan yang telah di ajarkan agama yang di yakin. Dan mengakui adanya hak untuk mengatakan
“Agama saya adalah yang paling benar” bukan memakai prinsip bermadzhab dalam Islam
“Madzhab saya adalah yang paling benar namun tidak menutup kemungkinan madzhab saya
salah, madzhab anda salah tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa madzhab andalah yang
paling benar”.
Melihat begitu toleransinya para pendiri negara kita maka kemajemukan agama menjadi
identitas nasional Indonesia.
5. Bahasa
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun
Indonesia terdiri dari ribuan bahasa dari ribuan suku, bahasa Indonesia memperlihatkan
4. eksistensinya sebagai bahasa penghubung dari berbagai kelompok etnis yang ada di Indonesia.
Oleh karena kedudukannya tersebut Bahasa Indonesia memiliki kedudukan penting dalam
identitas nasional Bangsa Indonesia.
Peristiwa sumpah pemuda pada than 1928, yang menyatakan bahwa Bahasa Indonesia
adalah bahasa persatuan Indonesia, telah memiliki nilai tersendiri dalam pembentukan identitas
nasional karena turut serta dalam persatuan dan nasionalisme Indonesia.
(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.53-54)
GLOBALISASI DAN KETAHANAN IDENTITAS NASIONAL
Secara umum globalisasi adalah sebuah gambaran tentan semakin keterganatungannya sesame
masyarakat dunia baik budaya maupun ekonomi. Globalisasi juga sering dihubungkan dengan
pertukaran atau transfer budaya, bahasa dan gagasan melintasi batas negara. Hal ini juga sering
kali disederhanakan oleh para ahli sebagai gejala kecenderungandunia menuju perkampungan
global dimana interaksi manusia tidak di batasi oleh batas geografis suatu negara.
(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.55). Hal
ini juga di sebabkan karena kemajuan teknologi yang pesat sehingga komunikasi lintas negara
akan sangat mudah d lakukan. Pada saat yang sama isu – isu dunia di bidang politik, demokrasi
dan HAM dapat begitu cepat memengaruhi masyarakat di suatu negara.
Beberapa pengertian globalisasi :
1. Globalisasi sebagai transformasi kondisi spasial-temporal kehidupan. Dengan kemajuan
teknologi tempat dan waktu tidak lagi menjadi masalah seseorang untuk melaksanakan aktivitas
kehidupannya dan mendapatkan informasi dri belahan dunia lain dalam sekejap. Karena ruang
dan waktu tidak lagi memengaruhi manusia seperti zaman dahulu dimana teknologi belum
secanggih hari ini.
2. Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang. Hal ini berarti globalisasi ikut andil
dalam transformasi cara pandang, cara merasa seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di
belahan dunia lain. Dalam hal ini masyarakat tidak lagi hanya memikirkan apa yang terjadi di
daerah sekitar lingkungannya tetapi juga memikirkan dan memberi pandangan akan masalah dan
peristiwa yan terjadi di dunia global.
3. Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik. Pada bagian ini globalisasi
meunjuk pada proses kaitan yang makin erat semua aspek kehidupan pada skala yang luas.
Gejala yang muncul dari interaksi yang semakin intensif dapat dilihat dalam dunia perdagangan,
5. media, budaya, transportasi, teknologi, informasi dan sebagainya. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila,
Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.55-56).
Dengan demikian sangat jelaslah bahwa globalisasi sangat meningkatkan kebutuhan
masyarakat akan masyarakat global. Dan globalisasi membuat masyarakat di suatu negara ikut
merasakan dampak di sebuah negara yang sedang krisis dansebagainya.
Dengan maraknya arus globalisasi, besar kemungkinan banyak hal yang tidak di iginkan
dapat terjadi. Seperti akan hilangnya kecintaan seseorang terhadap bangsanya sendiri,
berubahnya pandangan dan tujuan hidup bernegara yang berlawanan dengan dasar negara yang
telah di rumuskan dan sebagainya. Untuk menghindari hal – hal yang tidak di inginkan tersebut
di perlukan sebuah kekuatan dan senjata yang bernama “ketahanan nasional”.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yan berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan, baik yang
berasal dari luar maupun dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta tujuan nasional.
(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.56-57).
Dalam menghadapi era globalisasi ketahanan nasional menjadi sangat penting untuk di
tumbuhkan di masyarakat Indonesia, karena kesadaran akan ketahanan nasional ini dapat
menjadi senjata untuk melawan hal – hal yang bertentanga dan dapat merusak integritas dan
tujuan negara Indonesia. Ketahanan nasional juga sekaligus menjadi filter untuk menyaring
budaya – budaya yang dengan sangat mudahnya memasuki Indonesia khususnya menjadi filter
untuk gaya hidup barat yang dapat merusak moral bangsa dalm pandangan social maupun
agama.
Ketahanan nasional juga dapat menjadi sebuah alat untuk menunjukkan kepada dunia bahwa
Indonesia dapat bertahan di arus globalisasi tanpa mengubah jati diri, identitas dan tujuan bangsa
Indonesia yang telah tertanam dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sangatlah di
perlukan pemupukan kesadaran dalam diri setiap warga Indonesia untuk ikut mengambil bagian
dalam ketahanan nasional khususnya dalam diri generasi muda Indonesia agar Indonesia kokoh
menggenggam tujuannya dan tidak terseret apalagi tenggelam dalam arus globalisasi.
MULTIKULTURALISME: ANTARA NASIONALISME DAN
GLOBALISASI
6. Isu penting yang juga sedang berkembang di dunia adalah munculnya ide dan praktik
tentang multikulturalisme. Multikulturalisme merupakan gabungan dari pluralistis dengan
harmoni. Gagasan ini menekankan bagaimana masyarakat yang berbeda dapat hidup
berdampingan secara damai dan menyampaikan kritik terhadap kelompok yang masih bersifat
diskriminatif terhadap kelompo minoritas, miskin dan sebagainya. Gagasan ini juga
menyampaikan bahwa di dalam ruang public semua manusia berhak mendapatkan perlakuan
yang sama dari warga negara maupun negara.
Istilah multikulturalisme mulai di gunakan orang sekitar tahun 1950-an di Kanada untuk
menggambarkan masyarakat Kanada di perkotaan yang beragam budaya dan bahasa. Namun,
multikulturalisme telah di anggap penting bagi masyarakat majemuk di berbagai belahan dunia.
Istilah multikulturalisme tidak lain adalah sebuah pengakuan suatu entitas budaya dominan
terhadap keberadaan budaya lain yang minoritas. Tentu saja hal ini hanya berupa pengakuan di
sertai dengan mewujudkan perlakuan yang sama terhadap entitas lainnya. Bukan masuk lebih
jauh untuk mengikuti atau menghapuskan nilai – nilai budaya dan keyakina yang dia yakini.
Multikulturalisme berbeda dengan istilah lainnya walaupun kedengarannya sama.
Multikulturalisme sering di samakan dengan pluralism. Pluralisme lebih menekankan soal
etnisitas yang pada perkembangannya melahirkan etnosentrisme dan etnonasionalisme. Pluralism
juga beresiko memunculkan pemikiran bahwa merasa dirinya paling baik dari yang lainnya dan
pada akhirnya masyarakat jenis ini akan mudah terkena konflik, bahkan sampai tingkat
kekerasan dan penindasan etnis yang minoritas.
Multikulturalisme sangat menjunjung tinggi perbedaan budaya bahkan menjaganya agar
tetap ada dan berkembang. Multikulturalisme merupakan pengakuan akan adanya perbedaan dan
mengedepankan toleransi. Masyarakat yang seperti ini hidup berbeda dalam damai dengan tetap
membawa jati dirinya, tidak berusaha mencampur adukkan suatu budaya atau bahkan agama
kepada budaya atau agama yang lain. Meskipun mereka berinteraksi tapi tetap ada jarak di antara
mereka, jarak yang membatasi agar keyakinan keduanya tidak tercampur apalagi terhapuskan
oleh keyakinan yang lain.
Hal ini sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Rasulullah karena sebagai muslim yang harus
di pegang tetaplah Al-Qur’an dan Assunah karena keduanya tidak berlawanan dengan hukum
dan kepentingan orang banyak. Lebih jauh lagi Al-Qur’an dan Assunah memuat lebih banyak
produk positif yang dapat menjaga kesejahteraan masyarakat.
7. Sejak dulu Rasulullah memiliki riwayat yang baik dalam hal hubungan antar umat
beragama. Rasulullah sering mengadakan dialog dengan pemuka Yahudi, Meminta perlindungan
dari Raja Nashrani dan sebagainya. Bahkan Rasulullah akan menentang ummatnya yang
mnyakiti kafir Dzimmi pada masa itu. Inilah bentuk penghargaan tertinggi Rasul terhadap umat
lain. Ternyata Rasul telah mengajarkan kita Multikulturalisme sejak dahulu khususnya dalam
kerukunan antar ummat beragama. Islam tetap mengakui perbedaan namum Allah dan Rasulnya
tidak mentolerir adanya percampuran agama sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-
Kaafiruun dan kisah yang mendasari turunnya surah tersebut.
Indonesia juga telah mengenal multikulturalisme sejak dulu. Karena letak Indonesia yang
begitu strategis Indonesia menjadi tempat singgah para pedagang. Dalam hal ini pedagang yang
singgah terdiri dari berbagai etnis dari seluruh dunia, Cina, Muslim , Eropa singgah di Indonesia
bahkan ada beberapa yang tinggal. Oleh karena itu masyarakat Indonesia telah mengenal
berbagai golongan tidak hanya suku yang ribuan jumlahnya tetapi juga kelompok dari luar
Indonesia. Asumsi ini di perkuat lagi dengan semboyan Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika
yang mengakui adanya perbedaan di masyarakat Indonesia.
Dalam perumusann pancasila para pendiri negara lewat perundingan yang panjang
memeilih untuk menjadikan Indonesia bukan sebagai negara Islam. Hal ini membuktikan bahwa
para pendiri negara kita telah sangat menghargai perbedaan yang ada di Indonesia. Oleh karena
itu Pancasila itu sendiri merupakan lambang dari multikulturalisme yang ada di Indonesia.
Terdapat lima hal pemting dalam melihat hubungan antara pancasila dan
multikulturalisme di Indonesia. Pertama, multikulturalisme dijadikan sebagai penerjemah
pancasila ke dalam konteks yang lebih praktis karena multikulturalisme menghendaki adanya
proses belajar untuk mengakui adanya budaya lain yang di mulai dengan proses interaksi antar-
kebudayaan.
Kedua, multikulturalisme di jadikan sebagai strategi budaya masa depan Indonesia,
menjadi strategi untuk menjaga kerukunan antar-budaya, antar-agama bukan strategi untuk
mencampur adukkan agama atau budaya. Hal ini dapat di wujudkan dengan penanaman di
bangku sekolah kepada peserta didik sambil dilakukannya praktik agar multikulturalisme tidak
hanya di pahami sebagai sebuah teori namun benar – benar menjadi identitas bangsa Indonesia di
masa mendatang
8. Ketiga, menjadikan kebudayaan sebagai unsure penting pembangun karakter dan
integritas bangsa. Tidak menjadikan budaya sekedar sebagai kepentingan pribadi atau bahkan di
jadikan sekedar perhiasan perjalanan bangsa Indonesia.
Keempat, memosisikan Pancasila sebagai cita – cita bangsa Indonesia untuk
mewujudkan kebudayaan yang beragam di Indonesia yang saling mneghargai dan dapat hidup
secara berdampingan dengan damai.
Kelima, mewujudkan transformasi pemikiran dari pluralism menjadi multikulturalisme
dengan mendalami model multikulturalisme yang cocok untuk keadaan bangsa Indonesia. Dan
hal ini haus di jalankan secara konsisten agar dapat terwujud. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila,
Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.61-62).
Konsep masyarakat yang multicultural tampaknya cocok bagi budaya bangsa yang
bersifat terbuka dan toleran terhadap budaya lain. Dengan catatan Indonesia tetap
mempertahankan jati diri bangsa dan identitas nasional dengan menyaring apa yang cocok
dengan budaya, tujuan, cita – cita dan dasar negara Indonesia. Agar terjalinlah kerukunan antar-
budaya dan kokohnya bangsa Indonesia dengan tetap memegang prinsip, tujuan dan cita –
citanya.
Kesimpulannya adalah, identitas nasional bias saja berubah dengan seiring berjalannya
waktu dan berubahnya zaman ditambah dengan kian derasnya arus globalisasi mengubah cara
pandang, cara berpikir masyarakat Indonesia. Namun, ada harapan bangsa Indonesia tetap pada
identitas lamanya dengan mengandalkan ketahanan nasional yang dapat menjadi senjata untuk
melawan budaya dan hal yang dapat membahayakan identitas nasional dan membelokkan
Indonesia dari tujuannya
Selain untuk bartahan dalam era globalisasi, identitas nasional yang di perkuat dengan
ketahanan nasional akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang kuat di tengah
masyarakatnya yang majemuk, jika kita bias membentuk identitas Indonesia yang multicultural
dengan tidak salah memahaminya maka Indonesia akan semakin sejahtera karena
multiculturalisme dapat sejalan dengan Pancasila dasar negara Indonesia.
Daftar Pustaka
1. 1. A. Ubaedillah dan Abdul Razak. 2012. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani.Jakarta:ICCE UIN syarif Hidayatullah dan Prenada Media Group.