SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
Aisyahna aulia
M.Hafidz
M.Hadyan
M.Hisyam
Winda surya
Pada 11 Maret 1966 di Istana Negara diadakan Sidang Kabinet Dwikora yang telah
disempurnakan yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno dengan tujuan untuk
mencari jalan keluar terbaik agar dapat menyelesaikan krisis yang memuncak secara bijak.
Ketika sidang tengah berlangsung, ajudan presiden melaporkan bahwa di sekitar istana
terdapat pasukan yang tidak dikenal.
Menerima laporan tersebut Presiden Soekarno segera menyerahkan pimpinan sidang
kepada Waperdam II Dr. Leimena dan Presiden Soekarno segera meninggalkan siding
didampingi Waperdam I Dr. Soebandrio dan Waperdam III Chairul Saleh.
Mayor Jenderal Basuki Rakhmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir
Machmud menghadap Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat
dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib)
untuk minta izin akan menghadap presiden.
Pada hari itu juga, tiga orang perwira tinggi sepakat untuk menghadap Presiden Soekarno di Istana
Bogor dengan tujuan untuk meyakinkan kepada Presiden Soekarno bahwa ABRI khususnya AD tetap
siap siaga mengatasi keadaan. Di Istana Bogor Presiden Soekarno didampingi Dr Subandrio, Dr J.
Laimena, dan Chaerul Saleh serta ketiga perwira tinggi tersebut melaporkan situasi di ibukota Jakarta.
Mereka juga memohon agar Presiden Soekarno mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan.
Menanggapi permohonan ini, Presiden Soekarno mengeluarkan surat
perintah yang ditujukan kepada Letnan Jenderal Soeharto selaku
Menteri Panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan dalam
rangka menjamin keamanan, ketenangan, dan stabilitas pemerintahan
demi keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Perumusan surat perintah ini sendiri dibantu oleh tiga perwira tinggi
ABRI, yaitu Mayor Jenderal Basuki Rachmat, Brigadir Jenderal M.
Yusuf, Brigadir Jenderal Amir Machmud, dan Brigadir J.enderal Subu,
Komandan Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa Surat perintah
inilah yang kemudian dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret 1966
atau Supersemar.
Peralihan kekuasaan
Pada tanggal 23 Februari 1967, bertempat di Istana Negara, Jenderal Soeharto menerima penyerahan kekuasaan
pemerintah dari Presiden Soekarno, sebagai Pengemban Ketetapan MPRS No. IX/ MPRS/1966. Penyerahan kekuasaan
ini dilakukan atas prakarsa Presiden Soekarno demi mengatasi politik yang belum stabil. Penyerahan kekuasaan
didasarkan pada Ketetapan MPRS No. XV/1966 yang menyatakan bahwa apabila Presiden berhalangan, maka pemegang
Surat Perintah 11 Maretlah yang memegang jabatan Presiden.
Penyerahan kekuasaan dituangkan dalam sebuah Pengumuman Presiden Mandataris MPRS/ Panglima Tertinggi ABRI,
tertanggal 20 Februari 1967. Tanggal 4 Maret 1967 Jenderal Soeharto memberikan keterangan atas nama pemerintah di
depan Sidang DPR-GR tentang peristiwa penyerahan kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada dirinya. Soeharto
menegaskan bahwa penyerahan kekuasaan merupakan salah satu upaya mengatasi situasi politik yang sedang terjadi
demi keselamatan bangsa dan negara. Jenderal Soeharto juga menegaskan bahwa pemerintah tetap memerlukan
penyelesaian secara konstitusional melalui sidang MPRS.
Letnan Jenderal Soeharto sebagai pengemban Supersemar segera mengambil tindakan untuk menata
kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945,
yaitu sebagai berikut ;
1. Membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya dan menyatakannya sebagai partai terlarang,
terhitung sejak 12 Maret 1966.
2. •Mengamankan menteri yang terlibat ataupun mendukung G 30 S/PKI (di antaranya Dr. Subandrio
dan Chairul Saleh).
3. •Memurnikan MPRS dan lembaga negara lainnya dari unsur PKI dan menempatkan peranan
lembaga-lembaga itu sesuai dengan UUD 1945.
4. Tanggal 27 Maret pengemban Supersemar membentuk Kabinet Dwikora yang disempurnakan
untuk menjalankan pemerintahan. Tokoh-tokoh yang duduk di dalam kabinet ini adalah mereka
yang jelas tidak terlibat dalam G 30 S/PKI.
5. Membersihkan lembaga legislatif dimulai dari tokoh-tokoh pimpinan MPRS dan DPRGR yang
diduga terlibat G 30 S/PKI. Sebagai tindak lanjut kemudian dibentuk pimpinan DPRGR dan MPRS
yang baru. Pimpinan DPRGR baru memberhentikan 62 orang anggota DPRGR yang mewakili PKI
dan ormas-ormasnya.
6. Memisahkan jabatan pimpinan DPRGR dengan jabatan eksekutif sehingga pimpinan DPRGR tidak
lagi diberi kedudukan sebagai menteri. MPRS dibersihkan dari unsur-unsur G 30 S/PKI. Seperti
halnya dengan DPRGR, keanggotaan PKI dalam MPRS dinyatakan gugur. Sesuai dengan UUD
1945, MPRS mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada lembaga kepresidenan.
Tanggal 20 Juni sampai 5 Juli 1966 diadakan Sidang Umum IV MPRS dengan hasil sebagai
berikut.
a. Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan Supersemar.
b. Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 mengatur Kedudukan Lembaga-Lembaga Negara
Tingkat Pusat dan Daerah.
c. Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI
Bebas Aktif.
d. Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera.
e. Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali Tap.MPRS yang
Bertentangan dengan UUD 1945.
f. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan
Perundang-undangan di Indonesia.
g. Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI dan Pernyataan PKI
dan Ormas-Ormasnya sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia.
Dengan berakhirnya Sidang Umum IV MPRS, berarti landasan awal Orde Baru
berhasil ditegakkan. Demikian pula dua dari tiga tuntutan rakyat (Tritura) telah
dipenuhi, yaitu pembubaran PKI dan pembersihan kabinet dari unsur-unsur PKI.
Pemilihan Umum
Perubahan politik pada masa Orde Baru ditandai dengan adanya peristiwa-peristiwa penting, di antaranya
dilaksanakan Pemilu. Pemilu atau Pemilihan Umum pada masa Orde Baru telah dilaksanakan sebanyak enam kali,
yaitu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Peran Dwi Fungsi ABRI yang mempunyai tugas :
1.Memelihara keamanan dan pertahanan
2. ABRI duduk didalam pemerintah sebagai tanggung jawab Sosial Politik
Pembubaran Partai Komunis Indonesia dan Organisasi masanya
1. Membubarkan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan Ketetapan MPRS No
IX/MPRS/1966
2. Menyatakan Partai Komunis Indonesia sebagai organisasi terlarang di Indonesia
Pada tanggal 8 Maret 1966 mengamankan 15 orang menteri yang dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965.
Penyederhanaan Partai Politik
Pada tahun 1973 setelah dilaksanakan pemilihan umum yang pertama pada masa Orde Baru pemerintahan
pemerintah melakukan penyederhanaan dan penggabungan (fusi) partai- partai politik menjadi tiga kekuatan sosial politik.
Penggabungan partai-partai politik tersebut tidak didasarkan pada kesamaan ideologi, tetapi lebih atas persamaan program.
Tiga kekuatan sosial politik itu adalah :
1. Partai Persatuan Pembangunan(PPP) yang merupakan gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan PERTI
2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo
3. Golongan Karya
Penyederhanaan partai-partai politik ini dilakukan pemerintah Orde Baru dalam upayamenciptakan stabilitas kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pengalaman sejarah pada masa pemerintahan sebelumnya telah memberikan pelajaran, bahwa
perpecahan yang terjadi dimasa Orde Lama, karena adanya perbedaan ideologi politik dan ketidakseragaman persepsi serta
pemahaman Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi di Indonesia.
Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
enataran P4 ini bertujuan membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila, sehingga dengan
adanya pemahaman yang sama terhadap Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 diharapkan persatuan dan
kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut opini rakyat akan mengarah pada
dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru. Sehingga sejak tahun 1985 pemerintah menjadikan Pancasila
sebagai asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi. Semua bentuk organisasi tidak boleh menggunakan asasnya
selain Pancasila. Menolak Pancasila sebagai sebagai asas tunggal merupakan pengkhianatan terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi, dan
Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.
Kondisi ekonomi yang carut marut pada masa Orde Lama lambat laun mulai bisa dibenahi. Dengan
berbagai kebijakan, diantaranya pelaksanaan anggaran berimbang untuk menekan laju inflasi,
maka sedikit demi sedikit laju inflasi berhasil ditekan. Pada masa awal pemerintahan Orde Baru
bahkan inflasi yang pada tahun 1966 mencapai 639% berhasil ditekan menjadi tinggal 9% pada
tahun 1970.
Setelah menjabat sebagai Presiden, maka Presiden Soeharto melaksanakan pembangunan lima
tahun yang dimulai tanggal 1 April 1969 untuk menciptakan stabilitas ekonomi dan politik di
Indonesia. Adapun Rencana Pembangunan Lima Tahun I (Repelita I) periode 25 tahun pertama PJP
I (Pembangunan Jangka Panjang I tahun 1969/1970 1993/1994) adalah berikut ini:
a. PELITA 1  Bidang pertanian
b. PELITA 2  Perluasan kesempatan kerja
c. PELITA 3  Pemerataan Pembangunan
d. PELITA 4  Swasembada Pembangunan
e. PELITA 5  Sektor Industri dan Pertanian
Kembali menjadi anggota PBB
Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kembalinya
Indonesia menjadi anggota PBB disambut baik oleh negara-negara Asia lainnya bahkan oleh PBB sendiri. Hal ini
ditunjukkan dengan dipilihnya Adam Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974. Dan
Indonesia juga memulihkan hubungan dengan sejumlah negara seperti India, Thailand, Australia, dan negara-negara
lainnya yang sempat renggang akibat politik konfrontasi Orde Lama.
Normalisasi Hubungan dengan Negara lain
1. Pemulihan hubungan dengan Singapura
2. Pemulihan Hubungan dengan Malaysia
3. Pembukan Hubungan dengan RRT

Contenu connexe

Tendances

Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Satya Hs
 
Demokrasi terpimpin 1959 s/d 1966 (Orde Lama)
Demokrasi terpimpin 1959 s/d 1966 (Orde Lama)Demokrasi terpimpin 1959 s/d 1966 (Orde Lama)
Demokrasi terpimpin 1959 s/d 1966 (Orde Lama)
Yunus Moershal
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Mimosa Lambert
 
Proses menguatnya peran negara pada masa orde baru
Proses menguatnya peran negara pada masa orde baruProses menguatnya peran negara pada masa orde baru
Proses menguatnya peran negara pada masa orde baru
Destina Destina
 
Kebijakan pemerintah orba dalam bidang pendidikan
Kebijakan pemerintah orba dalam bidang pendidikanKebijakan pemerintah orba dalam bidang pendidikan
Kebijakan pemerintah orba dalam bidang pendidikan
aswansetiawan
 
Tokoh Orde Baru dan Peranan Pentingnya
Tokoh Orde Baru dan Peranan PentingnyaTokoh Orde Baru dan Peranan Pentingnya
Tokoh Orde Baru dan Peranan Pentingnya
Triana Zulfa
 

Tendances (20)

Masa Orde Baru
Masa Orde BaruMasa Orde Baru
Masa Orde Baru
 
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
 
Demokrasi terpimpin 1959 s/d 1966 (Orde Lama)
Demokrasi terpimpin 1959 s/d 1966 (Orde Lama)Demokrasi terpimpin 1959 s/d 1966 (Orde Lama)
Demokrasi terpimpin 1959 s/d 1966 (Orde Lama)
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
 
Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
 
Makalah orde lama
Makalah orde lamaMakalah orde lama
Makalah orde lama
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
 
Proses menguatnya peran negara pada masa orde baru
Proses menguatnya peran negara pada masa orde baruProses menguatnya peran negara pada masa orde baru
Proses menguatnya peran negara pada masa orde baru
 
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBACiri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
 
Masa Order Baru
Masa Order BaruMasa Order Baru
Masa Order Baru
 
Kebijakan pemerintah orba dalam bidang pendidikan
Kebijakan pemerintah orba dalam bidang pendidikanKebijakan pemerintah orba dalam bidang pendidikan
Kebijakan pemerintah orba dalam bidang pendidikan
 
Berakhirnya orde baru dan lahirnya reformasi
Berakhirnya orde baru dan lahirnya reformasiBerakhirnya orde baru dan lahirnya reformasi
Berakhirnya orde baru dan lahirnya reformasi
 
Tokoh Orde Baru dan Peranan Pentingnya
Tokoh Orde Baru dan Peranan PentingnyaTokoh Orde Baru dan Peranan Pentingnya
Tokoh Orde Baru dan Peranan Pentingnya
 
Masa orde lama periode tahun 1959 1966
Masa orde lama periode tahun 1959 1966Masa orde lama periode tahun 1959 1966
Masa orde lama periode tahun 1959 1966
 
Makalah orba
Makalah orbaMakalah orba
Makalah orba
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Indonesia pada masa orde baru
Indonesia pada masa orde baruIndonesia pada masa orde baru
Indonesia pada masa orde baru
 
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
 
Politik indonesia pada masa orde baru
Politik indonesia pada masa orde baruPolitik indonesia pada masa orde baru
Politik indonesia pada masa orde baru
 

En vedette

Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde BaruDampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Fitkhy Aulia
 
Kebijakan ekonomi pada masa orde baru
Kebijakan ekonomi pada masa orde baruKebijakan ekonomi pada masa orde baru
Kebijakan ekonomi pada masa orde baru
Rere Vezhiama
 
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde BaruPresentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
Nurul Ma'rifah
 

En vedette (8)

Perekonomian Masa Orde Baru
Perekonomian Masa Orde BaruPerekonomian Masa Orde Baru
Perekonomian Masa Orde Baru
 
10. sejarah ekonomi indonesia
10.  sejarah ekonomi indonesia10.  sejarah ekonomi indonesia
10. sejarah ekonomi indonesia
 
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde BaruDampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
 
Berakhirnya Masa Orde Baru
Berakhirnya Masa Orde BaruBerakhirnya Masa Orde Baru
Berakhirnya Masa Orde Baru
 
Kebijakan ekonomi pada masa orde baru
Kebijakan ekonomi pada masa orde baruKebijakan ekonomi pada masa orde baru
Kebijakan ekonomi pada masa orde baru
 
DEMOKRASI PANCASILA DAN PERKEMBANGAN POLITIK MASA ORDE BARU
DEMOKRASI PANCASILA DAN PERKEMBANGAN POLITIK MASA ORDE BARUDEMOKRASI PANCASILA DAN PERKEMBANGAN POLITIK MASA ORDE BARU
DEMOKRASI PANCASILA DAN PERKEMBANGAN POLITIK MASA ORDE BARU
 
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
 
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde BaruPresentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
 

Similaire à masa pemerintahan orde baru

Indonesia masa-orde-baru
Indonesia masa-orde-baruIndonesia masa-orde-baru
Indonesia masa-orde-baru
Alfian Akatsuki
 
Sejarah xii ipa ( modul unit 1) pjg
Sejarah xii  ipa ( modul unit 1) pjgSejarah xii  ipa ( modul unit 1) pjg
Sejarah xii ipa ( modul unit 1) pjg
Atika Fauziyyah
 
Sejarah Awal Orde Baru
Sejarah Awal Orde BaruSejarah Awal Orde Baru
Sejarah Awal Orde Baru
Delvia Idola
 

Similaire à masa pemerintahan orde baru (20)

Indonesia masa-orde-baru
Indonesia masa-orde-baruIndonesia masa-orde-baru
Indonesia masa-orde-baru
 
Makalahnya kewarganegaraan
Makalahnya kewarganegaraanMakalahnya kewarganegaraan
Makalahnya kewarganegaraan
 
Sejarah Indonesia
Sejarah IndonesiaSejarah Indonesia
Sejarah Indonesia
 
Malakal orde baru
Malakal orde baruMalakal orde baru
Malakal orde baru
 
Malakal orde baru
Malakal orde baruMalakal orde baru
Malakal orde baru
 
Malakal orde baru
Malakal orde baruMalakal orde baru
Malakal orde baru
 
Malakal orde baru
Malakal orde baruMalakal orde baru
Malakal orde baru
 
Orde baru sejarah
Orde baru sejarahOrde baru sejarah
Orde baru sejarah
 
Dualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptxDualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptx
 
Perekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesiaPerekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesia
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Akhir Orde Baru dan Lahirnya Reformasi
Akhir Orde Baru dan Lahirnya ReformasiAkhir Orde Baru dan Lahirnya Reformasi
Akhir Orde Baru dan Lahirnya Reformasi
 
Sejarah xii ipa ( modul unit 1) pjg
Sejarah xii  ipa ( modul unit 1) pjgSejarah xii  ipa ( modul unit 1) pjg
Sejarah xii ipa ( modul unit 1) pjg
 
Sejarah Awal Orde Baru
Sejarah Awal Orde BaruSejarah Awal Orde Baru
Sejarah Awal Orde Baru
 
Indonesia masa orde baru.pptx
Indonesia masa orde baru.pptxIndonesia masa orde baru.pptx
Indonesia masa orde baru.pptx
 
SIN Kel 1.pptx
SIN Kel 1.pptxSIN Kel 1.pptx
SIN Kel 1.pptx
 
Makalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpinMakalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpin
 
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
 
SINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTO
SINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTOSINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTO
SINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTO
 

Plus de Winda Sabrina (7)

PABEAN - CIQ
PABEAN - CIQ PABEAN - CIQ
PABEAN - CIQ
 
wayang golek
wayang golekwayang golek
wayang golek
 
MATERI SOSIOLOGI KELAS 12
MATERI SOSIOLOGI KELAS 12 MATERI SOSIOLOGI KELAS 12
MATERI SOSIOLOGI KELAS 12
 
Reformasi
Reformasi Reformasi
Reformasi
 
Materi Bahasa Inggris kelas 12 - kurikulum 2013
Materi Bahasa Inggris kelas 12 - kurikulum 2013Materi Bahasa Inggris kelas 12 - kurikulum 2013
Materi Bahasa Inggris kelas 12 - kurikulum 2013
 
Materi Sosiologi kelas 12
Materi Sosiologi kelas 12Materi Sosiologi kelas 12
Materi Sosiologi kelas 12
 
BANDUNG
BANDUNGBANDUNG
BANDUNG
 

Dernier

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Dernier (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 

masa pemerintahan orde baru

  • 2.
  • 3. Pada 11 Maret 1966 di Istana Negara diadakan Sidang Kabinet Dwikora yang telah disempurnakan yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno dengan tujuan untuk mencari jalan keluar terbaik agar dapat menyelesaikan krisis yang memuncak secara bijak. Ketika sidang tengah berlangsung, ajudan presiden melaporkan bahwa di sekitar istana terdapat pasukan yang tidak dikenal. Menerima laporan tersebut Presiden Soekarno segera menyerahkan pimpinan sidang kepada Waperdam II Dr. Leimena dan Presiden Soekarno segera meninggalkan siding didampingi Waperdam I Dr. Soebandrio dan Waperdam III Chairul Saleh. Mayor Jenderal Basuki Rakhmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud menghadap Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk minta izin akan menghadap presiden. Pada hari itu juga, tiga orang perwira tinggi sepakat untuk menghadap Presiden Soekarno di Istana Bogor dengan tujuan untuk meyakinkan kepada Presiden Soekarno bahwa ABRI khususnya AD tetap siap siaga mengatasi keadaan. Di Istana Bogor Presiden Soekarno didampingi Dr Subandrio, Dr J. Laimena, dan Chaerul Saleh serta ketiga perwira tinggi tersebut melaporkan situasi di ibukota Jakarta. Mereka juga memohon agar Presiden Soekarno mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan.
  • 4. Menanggapi permohonan ini, Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah yang ditujukan kepada Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, dan stabilitas pemerintahan demi keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia. Perumusan surat perintah ini sendiri dibantu oleh tiga perwira tinggi ABRI, yaitu Mayor Jenderal Basuki Rachmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, Brigadir Jenderal Amir Machmud, dan Brigadir J.enderal Subu, Komandan Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa Surat perintah inilah yang kemudian dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.
  • 5. Peralihan kekuasaan Pada tanggal 23 Februari 1967, bertempat di Istana Negara, Jenderal Soeharto menerima penyerahan kekuasaan pemerintah dari Presiden Soekarno, sebagai Pengemban Ketetapan MPRS No. IX/ MPRS/1966. Penyerahan kekuasaan ini dilakukan atas prakarsa Presiden Soekarno demi mengatasi politik yang belum stabil. Penyerahan kekuasaan didasarkan pada Ketetapan MPRS No. XV/1966 yang menyatakan bahwa apabila Presiden berhalangan, maka pemegang Surat Perintah 11 Maretlah yang memegang jabatan Presiden. Penyerahan kekuasaan dituangkan dalam sebuah Pengumuman Presiden Mandataris MPRS/ Panglima Tertinggi ABRI, tertanggal 20 Februari 1967. Tanggal 4 Maret 1967 Jenderal Soeharto memberikan keterangan atas nama pemerintah di depan Sidang DPR-GR tentang peristiwa penyerahan kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada dirinya. Soeharto menegaskan bahwa penyerahan kekuasaan merupakan salah satu upaya mengatasi situasi politik yang sedang terjadi demi keselamatan bangsa dan negara. Jenderal Soeharto juga menegaskan bahwa pemerintah tetap memerlukan penyelesaian secara konstitusional melalui sidang MPRS.
  • 6.
  • 7. Letnan Jenderal Soeharto sebagai pengemban Supersemar segera mengambil tindakan untuk menata kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, yaitu sebagai berikut ; 1. Membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya dan menyatakannya sebagai partai terlarang, terhitung sejak 12 Maret 1966. 2. •Mengamankan menteri yang terlibat ataupun mendukung G 30 S/PKI (di antaranya Dr. Subandrio dan Chairul Saleh). 3. •Memurnikan MPRS dan lembaga negara lainnya dari unsur PKI dan menempatkan peranan lembaga-lembaga itu sesuai dengan UUD 1945. 4. Tanggal 27 Maret pengemban Supersemar membentuk Kabinet Dwikora yang disempurnakan untuk menjalankan pemerintahan. Tokoh-tokoh yang duduk di dalam kabinet ini adalah mereka yang jelas tidak terlibat dalam G 30 S/PKI. 5. Membersihkan lembaga legislatif dimulai dari tokoh-tokoh pimpinan MPRS dan DPRGR yang diduga terlibat G 30 S/PKI. Sebagai tindak lanjut kemudian dibentuk pimpinan DPRGR dan MPRS yang baru. Pimpinan DPRGR baru memberhentikan 62 orang anggota DPRGR yang mewakili PKI dan ormas-ormasnya. 6. Memisahkan jabatan pimpinan DPRGR dengan jabatan eksekutif sehingga pimpinan DPRGR tidak lagi diberi kedudukan sebagai menteri. MPRS dibersihkan dari unsur-unsur G 30 S/PKI. Seperti halnya dengan DPRGR, keanggotaan PKI dalam MPRS dinyatakan gugur. Sesuai dengan UUD 1945, MPRS mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada lembaga kepresidenan.
  • 8. Tanggal 20 Juni sampai 5 Juli 1966 diadakan Sidang Umum IV MPRS dengan hasil sebagai berikut. a. Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan Supersemar. b. Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 mengatur Kedudukan Lembaga-Lembaga Negara Tingkat Pusat dan Daerah. c. Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI Bebas Aktif. d. Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera. e. Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali Tap.MPRS yang Bertentangan dengan UUD 1945. f. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan Perundang-undangan di Indonesia. g. Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI dan Pernyataan PKI dan Ormas-Ormasnya sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia. Dengan berakhirnya Sidang Umum IV MPRS, berarti landasan awal Orde Baru berhasil ditegakkan. Demikian pula dua dari tiga tuntutan rakyat (Tritura) telah dipenuhi, yaitu pembubaran PKI dan pembersihan kabinet dari unsur-unsur PKI.
  • 9.
  • 10. Pemilihan Umum Perubahan politik pada masa Orde Baru ditandai dengan adanya peristiwa-peristiwa penting, di antaranya dilaksanakan Pemilu. Pemilu atau Pemilihan Umum pada masa Orde Baru telah dilaksanakan sebanyak enam kali, yaitu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Peran Dwi Fungsi ABRI yang mempunyai tugas : 1.Memelihara keamanan dan pertahanan 2. ABRI duduk didalam pemerintah sebagai tanggung jawab Sosial Politik Pembubaran Partai Komunis Indonesia dan Organisasi masanya 1. Membubarkan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966 2. Menyatakan Partai Komunis Indonesia sebagai organisasi terlarang di Indonesia Pada tanggal 8 Maret 1966 mengamankan 15 orang menteri yang dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965.
  • 11. Penyederhanaan Partai Politik Pada tahun 1973 setelah dilaksanakan pemilihan umum yang pertama pada masa Orde Baru pemerintahan pemerintah melakukan penyederhanaan dan penggabungan (fusi) partai- partai politik menjadi tiga kekuatan sosial politik. Penggabungan partai-partai politik tersebut tidak didasarkan pada kesamaan ideologi, tetapi lebih atas persamaan program. Tiga kekuatan sosial politik itu adalah : 1. Partai Persatuan Pembangunan(PPP) yang merupakan gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan PERTI 2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo 3. Golongan Karya Penyederhanaan partai-partai politik ini dilakukan pemerintah Orde Baru dalam upayamenciptakan stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengalaman sejarah pada masa pemerintahan sebelumnya telah memberikan pelajaran, bahwa perpecahan yang terjadi dimasa Orde Lama, karena adanya perbedaan ideologi politik dan ketidakseragaman persepsi serta pemahaman Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi di Indonesia. Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) enataran P4 ini bertujuan membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila, sehingga dengan adanya pemahaman yang sama terhadap Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru. Sehingga sejak tahun 1985 pemerintah menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi. Semua bentuk organisasi tidak boleh menggunakan asasnya selain Pancasila. Menolak Pancasila sebagai sebagai asas tunggal merupakan pengkhianatan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi, dan Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.
  • 12. Kondisi ekonomi yang carut marut pada masa Orde Lama lambat laun mulai bisa dibenahi. Dengan berbagai kebijakan, diantaranya pelaksanaan anggaran berimbang untuk menekan laju inflasi, maka sedikit demi sedikit laju inflasi berhasil ditekan. Pada masa awal pemerintahan Orde Baru bahkan inflasi yang pada tahun 1966 mencapai 639% berhasil ditekan menjadi tinggal 9% pada tahun 1970. Setelah menjabat sebagai Presiden, maka Presiden Soeharto melaksanakan pembangunan lima tahun yang dimulai tanggal 1 April 1969 untuk menciptakan stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia. Adapun Rencana Pembangunan Lima Tahun I (Repelita I) periode 25 tahun pertama PJP I (Pembangunan Jangka Panjang I tahun 1969/1970 1993/1994) adalah berikut ini: a. PELITA 1  Bidang pertanian b. PELITA 2  Perluasan kesempatan kerja c. PELITA 3  Pemerataan Pembangunan d. PELITA 4  Swasembada Pembangunan e. PELITA 5  Sektor Industri dan Pertanian
  • 13. Kembali menjadi anggota PBB Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB disambut baik oleh negara-negara Asia lainnya bahkan oleh PBB sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan dipilihnya Adam Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974. Dan Indonesia juga memulihkan hubungan dengan sejumlah negara seperti India, Thailand, Australia, dan negara-negara lainnya yang sempat renggang akibat politik konfrontasi Orde Lama. Normalisasi Hubungan dengan Negara lain 1. Pemulihan hubungan dengan Singapura 2. Pemulihan Hubungan dengan Malaysia 3. Pembukan Hubungan dengan RRT