3. Pendekatan Subjek Akademis
• Didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu
masing-masing.
• Setiap ilmu pengetahuan memiliki sistematisasi
tertentu yang berbeda dengan sistematisasi
ilmu lainnya
• Dilakukan dengan cara menetapkan lebih
dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang
harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan
untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu
4. • Pendekatan ini berpijak pada teori pendidikan
klasik yang mempunyai asumsi bahwa semua
ilmu pengetahuan, ide-ide dan nilai-nilai telah
ditemukan oleh para pemikir terdahulu.
Pendidikan berfungsi
memelihara, mengawetkan, dan meneruskan
semua warisan budaya tersebut kepada
generasi berikutnya.
• Ciri-Ciri dilihat dr Komponen Kurikulum:
1. Tujuan:
Pemberian pengetahuan yang solid serta melatih
para peserta didik menggunakan ide-ide dan proses
penelitian
5. 2. Metode/strategi
Metode ekspositori dan pemyelidikan (inkuiri)
3. Organisasi Materi
a. Correlated curriculum
b. Unified atau Concentrated curriculum
c. Integrated curriculum. Kalau dalam unified
d. Problem Solving curriculum
4. Evaluasi
• Penilaian ditentukan secara objektif dan mempunyai
kriteria pencapaian
• Teknik bervariasi sesuai dg karakteristik disiplin ilmu
6. Kelemahan Subjek Akademik
1. Kurikulum itu terlampau mengutamakan aspek kognitif
dan tidak menghiraukan aspek afektif, perkembangan
emosional.
2. Kurikulum itu hanya memperhatikan soal-soal akademis
akan tetapi tidak turut memperbaiki kehidupan sosial.
3. Pengembangan kurikulum subjek akademik ini
bertujuan menghasilkan ilmuwan yang bermutu tinggi
dengan mengajarkan pemahaman yang mendalam
tentang prinsip-prinsip fundamental disiplin ilmu, ttp
dalam pelaksanaan jenis kurikulum ini ternyata tidak
seperti yang diharapkan. Sebagai halnya dengan tiap
inovasi kurikulum keberhasilannya selalu bergantung
pada guru. Guru sendiri tidak pernah terlibat dalam
penelitian, tidak menguasai metode penernuan untuk
mengembangkan dan memperkaya ilipu.
7. Pendekatan Humanistik
• bertolak dari ide “memanusiakan manusia”
• berpijak pada teori pendidikan pribadi
(personalized education) yang antara lain
dipelopori oleh John Dewey (Progressive
Education) dan JJ. Rousseau (Romantic
Education).
8. • Ciri-Ciri dilihat dr Komponen Kurikulum:
1. Tujuan:
• Kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman
(pengetahuan) berharga untuk membantu
memperlancar perkembangan pribadi peserta
didik.
• Tujuan pendidikan adalah proses perkembangan
pribadi yang dinamis yang diarahkan pada
pertumbuhan, integritas, dan otonomi
kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri
sendiri, orang lain, dan belajar.
9. 2. Metode/strategi
menuntut konteks hubungan emosional yang baik
antara pendidik dan peserta didik
3. Organisasi Materi
a. tekanannya pada integrasi, yaitu kesatuan perilaku
bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga
emosional dan tindakan.
b. Kurikulum humanistik juga menekankan keseluruhan
4. Evaluasi
lebih mengutamakan proses daripada hasil
10. Kelemahan
• Konsep aktualisasi diri tidak jelas, bahwa
aktualisasi diri belum tentu akan membawa
kebaikan bagi masyarakat umum, bahwa
pendekatan itu terlampau mengutamakan diri
individu. Maka karena itu pendekatan
aktualisasi diri atau humanistik perlu dikaitkan
dengan pendekatan rekonstruksi sosial dalam
kurikulum
11. Kurikulum Rekonstruksi Sosial
• bertolak dari problem-problem yang dihadapi
dalam masyarakat, untuk selanjutnya dengan
memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta
bekerja secara kooperatif dan kolaboratif akan
dicarikan upaya pemecahannya menuju
pembentukan masyarakat yang lebih baik
• bersumber pada aliran pendidikan interaksional
12. • Tujuan:
• Tujuan utama kurikulum rekonstruksi sosial adalah
mengha-dapkan para peserta didik pada
tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau
gangguan-gangguan yang dihadapi manusia
• Metode:
• Kerja sama baik antara individu dalam kegiatan
kelompok, maupun antarkelompok dalam kegiatan
pleno sangat mewarnai metode rekonstruksi sosial
• tidak ada kompetisi yang ada adalah kooperasi
atau kerja sama, saling pengertian dan konsensus.
13. • Organisasi Isi:
• sebuah roda. Di tengah-tengahnya sebagai
poros dipilih sesuatu masalah yang menjadi
tema utama dan dibahas secara pleno.
• Evaluasi:
– Dalam kegiatan evaluasi para peserta didik juga
libatkan terutama dalam memilih, menyusun, dan
menilai bahan yang akan diujikan.
– Evaluasi tidak hanya menilai apa yang telah
dikuasai peserta didik, tetapi juga menilai pengaruh
kegiatan sekolah terhadap masyarakat.
14. Pendekatan Teknologis
• bertolak dari analisis kompetensi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tertentu.
Materi yang diajarkan, kriteria evaluasi
sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan
sesuai dengan analisis tugas (job analysis)
tersebut
• Model pengembangan kurikulum dengan
pendekatan teknologik bertolak dari prinsip
efisiensi dalam pemilihan materi program dan
prinsip efektivitas dalam pelaksanaan program
sehingga lulusan pendidikan model ini akan
mampu melaksanakan tugas dengan sempurna
15. Ciri-Ciri dari segi komponen kurikulum:
• Tujuan:
– Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi yang
dirumuskan dalam bentuk perilaku.
– Tujuan-tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi
dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus, yang disebut
objektif atau tujuan instruksional atau indikator
• Metode:
Para peserta didik belajar secara individual melalui
media buku-buku ataupun media elektronik. Dalam
kegiatan belajarnya mereka dapat menguasai
keterampilan-keterampilan dasar ataupun
perilaku-perilaku yang dinyatakan dalam tujuan
program.
16. • Organisasi Materi:
• Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil
dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu
sedemikian rupa sehingga mendukung
penguasaan sesuatu kompetensi.
• Bahan ajar atau kompetensi yang luas/besar
dirinci menjadi bagian-bagian atau
subkompetensi yang lebih kecil, yang
menggambarkan objektif/indikator.
• Urutan dari objektif-objektif atau indikator-
indikator ini pada dasarnya menjadi inti
organisasi bahan
17. • Evaluasi:
– Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada
akhir suatu pelajaran, suatu unit ataupun semester.
– Fungsi evaluasi ini bermacam-macam, sebagai
umpan balik bagi peserta didik dalam
penyempurnaan penguasaan suatu satuan pelajaran
(evaluasi formatif), umpan balik bagi peserta didik
pada akhir suatu program atau semester (evaluasi
sumatif).
18. Keterbatasan
• Model ini terbatas kemampuannya untuk
mengajarkan bahan ajar yang kompleks atau
membutuhkan penguasaan tingkat tinggi
(analisis, sintetis, evaluasi) juga bahan-bahan
ajar yang bersifat afektif.