SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  4
Télécharger pour lire hors ligne
- 9 -
Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
Vol. VIII, No. 12/II/P3DI/Juni/2016KESEJAHTERAAN SOSIAL
Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis
Majalah
ANTISIPASI BENCANA HIDROMETEOROLOGI
DI INDONESIA
Anih Sri Suryani*)
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang rawan bencana hidrometeorologi yang menimbulkan
korban jiwa dan kerugian material. Untuk itu perlu upaya penanggulan yang konkret yaitu
melalui: (1) Penjabaran Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB)
dalam berbagai kebijakan, didukung kelembagaan yang kuat, legislasi yang implementatif,
dan pendanaan yang mencukupi; (2) Upaya preventif secara teknis yang nyata untuk
mengantisipasi bencana hidrometeorologi secara lebih terencana dan terintegrasi. Di
sisi lain, DPR juga perlu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan RAN PRB dan
penggunaan dana bencana, serta memasukkan isu pengurangan risiko bencana dalam
berbagai produk legislasinya.
Pendahuluan
Pada pertengahan Juni 2016, Indonesia
kembali berduka. Berbagai bencana melanda
beberapa wilayah di tanah air. Sejumlah 16
kabupaten/kota di Jawa Tengah mengalami
bencana banjir dan longsor yang menewaskan
47 jiwa, serta puluhan orang dinyatakan hilang.
Korban tewas terbanyak terdapat di Kabupaten
Purworejo, yaitu 31 jiwa. Selain korban jiwa,
puluhan rumah rusak tertimbun longsor, dan
ribuan rumah terendam banjir.
Sebelumnya, pada bulan Februari, banjir
dan longsor pun melanda 10 kabupaten/
kota di Sumatera Barat. Akibatnya lebih dari
2.000 rumah terendam dengan ketinggian air
mencapai 1.5 meter; 100 ha sawah digenangi
air setinggi 1 meter; terganggunya akses
transportasi dari Sumatera Barat ke Riau
karena tanah longsor dan jembatan putus.
Musibah serupa terjadi lagi pada bulan Juni
akibat hujan yang tanpa henti selama 6 hari
sehingga menyebabkan banjir di 7 kecamatan
di Kota Padang. Ratusan orang dievakuasi
dari rumah mereka dan sebanyak satu orang
meninggal dunia.
Bencana alam meteorologi atau
hidrometeorologi adalah salah satu
bentuk bencana yang disebutkan dalam
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana.
Bencana hidrometeorologi (disebut juga
bencana meteorologi) adalah bencana yang
berhubungan dengan iklim, dapat berupa
banjir, longsor, gelombang pasang, puting
beliung, dan kekeringan.
*)	 Peneliti Muda Kesehatan Lingkungan pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
	 Email: anihss@yahoo.com
- 10 -
Bencana hidrometeorologi ini selalu
berulang dari tahun ke tahun di beberapa wilayah
di Indonesia dengan intensitas yang berbeda-
beda. Akan tetapi setiap kali terjadi bencana,
Pemerintah seolah-olah belum siap dan kurang
sigap sehingga masih banyak korban jiwa dan
benda. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengulas
sistem preventif yang konkret yang harus segera
diimplementasikan dalam upaya pencegahan
bencana tersebut.
Bencana Hidrometeorologi di
Indonesia
Jika ditinjau dari kondisi iklim di
Indonesia, secara umum di bulan Februari
merupakan masa transisi dari musim hujan ke
musim kemarau. Sedangkan pada bulan Juni ini,
Indonesia sudah masuk pada musim kemarau.
Oleh karena itu, terjadinya hujan deras dalam
tempo waktu yang cukup lama yang kemudian
diikuti oleh banjir dan longsor merupakan
salah satu bentuk anomali cuaca. Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
mengungkapkan 'hujan saat musim kemarau'
yang melanda berbagai wilayah di Indonesia
terjadi karena pengaruh La Nina, yaitu fenomena
mendinginnya suhu permukaan laut di Samudera
Pasifik bagian timur. Efeknya global, bukan
hanya di Indonesia tetapi juga beberapa negara
di Afrika, Karibia, Asia Tenggara, Asia Pasifik,
sampai Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
BMKG menegaskan kondisi ini akan
membuat Indonesia mengalami ‘musim kemarau
basah’ yaitu hujan yang masih turun saat musim
kering selama setahun ke depan dengan curah
hujan yang berada pada level 15% di atas normal.
Curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa
hari terakhir tidak hanya karena efek La Nina,
tetapi juga ditambah sirkulasi udara basah dari
Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Hal
tersebut sebenarnya selalu terjadi setiap bulan,
tetapi karena fenomena La Nina, hujannya
menjadi lebih intens. Berdasarkan prediksi
BMKG, hujan ringan hingga sedang masih akan
dirasakan di berbagai wilayah di tanah air dalam
beberapa minggu ke depan, terutama di Aceh,
Sumatera Barat, Bengkulu, seluruh provinsi di
Pulau Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan
Maluku. Kondisi ini memungkinkan terjadinya
bencana hidrometeorologi.
Data Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa selama
tahun 2015 lebih dari 95% dari 1.681 kejadian
bencana di Indonesia merupakan bencana
hidrometeorologi. Puting beliung, longsor,
dan banjir yang paling dominan. Longsor
adalah jenis bencana paling mematikan yang
mengakibatkan 157 orang tewas. Lebih lanjut
BNPB menyebutkan bahwa pada tahun 2015,
61% korban meninggal dan hilang disebabkan
oleh tanah longsor, 57% rumah rusak diakibatkan
oleh bencana puting beliung, serta 59% fasilitas
rusak akibat dari bencana banjir.
Apabila mengacu pada data tahun-tahun
sebelumnya, bencana hidrometeorologi menjadi
bencana yang sering terjadi di Indonesia.
Rata-rata antara tahun 2002-2012, bencana
hidrometeorologi mencapai 92,1%, sedangkan
pada tahun 2013 sebanyak 97%. Ke depan,
bencana hidrometeorologi berpotensi terus
meningkat karena bertambahnya kerusakan
lingkungan, kerentanan masyarakat dalam
menghadapi bencana, perubahan iklim, dan
kemiskinan. Kemiskinan merupakan poin yang
tidak kalah penting, mengingat banyak penelitian
menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan
terkait erat dengan perilaku yang tidak ramah
lingkungan yang pada akhirnya meningkatkan
potensi perubahan iklim. Sedangkan perubahan
iklim berdampak pada meningkatnya frekuensi
dan dampak kerusakan bencana.
Seiring dengan waktu dan meningkatnya
aktivitas manusia, kerusakan lingkungan
hidup cenderung semakin parah dan memicu
meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas
bencana hidrometeorologi yang terjadi secara
silih berganti di banyak daerah di Indonesia.
BNPB memprediksikan dari November ke
Desember 2016 hingga Januari, Februari dan
Maret 2017, La Nina akan terus meningkat
sehingga potensi longsor akan semakin tinggi.
Diperkirakan puncak potensi longsor terjadi pada
Desember 2016.
Upaya Antisipasi Bencana
Hidrometeorologi
Indonesia makin menyadari bahwa
masalah kebencanaan harus ditangani secara
serius. Kebencanaan merupakan pembahasan
yang sangat komprehensif dan multidimensi.
Menyikapi kebencanaan yang frekuensinya terus
meningkat setiap tahun, pemikiran terhadap
penanggulangan bencana harus dipahami dan
diimplementasikan oleh semua pihak, mengingat
bencana adalah urusan semua pihak.
Secara periodik, Indonesia telah mencoba
membangun sistem nasional penanggulangan
bencana. Sistem nasional ini mencakup tiga
aspek yakni: legislasi, kelembagaan dan
pendanaan.
Dalam hal legislasi, Pemerintah Indonesia
telah mengesahkan Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Kemudian ditetapkan Peraturan
- 11 -
Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
dan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008
tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bencana.
Selanjutnya telah disahkan pula beberapa
peraturan di bawahnya seperti: perpres,
peraturan kepala badan, serta perda.
Sedangkan kelembagaan dapat ditinjau
dari sisi formal dan nonformal. Secara formal,
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) di tingkat pusat dan BPBD di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota, merupakan
lembaga pemerintah yang berfungsi
menanggulangi dan menangani bencana.
Secara nonformal, forum-forum baik di tingkat
nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat
penyelenggaraan penanggulangan bencana
di Indonesia. Di tingkat nasional, terbentuk
Platform Nasional (Planas) yang terdiri unsur
masyarakat sipil, dunia usaha, perguruan tinggi,
media, dan lembaga internasional. Pada tingkat
lokal, terdapat Forum Pengurangan Risiko
Bencana (PRB) Yogyakarta dan Forum PRB
Nusa Tenggara Timur. Permasalahannya, belum
seluruh kabupaten/kota mempunyai BPBD dan
koordinasi antarlembaga dalam penanggulangan
bencana masih belum optimal. Walaupun BNPB
dan BPBD bertindak sebagai focal point (lembaga
yang bertanggung jawab langsung), namun
penanggulangan bencana perlu melibatkan
instansi/lembaga pemerintah lainnya, pihak
swasta, dan masyarakat, sehingga diperlukan
sinergitas semua pihak yang terkait.
Dalam hal pendanaan, kepedulian dan
keseriusan Pemerintah Indonesia terhadap
masalah bencana sangat tinggi. Dibuktikan
dengan penganggaran yang signifikan khususnya
untuk pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam pembangunan. Beberapa
pendanaan yang terkait dengan penanggulangan
bencana di Indonesia, antara lain: dana yang
berada pada APBN di beberapa kementerian
terkait, APBD provinsi dan kabupaten/kota,
dana kontijensi, dana on-call, dana bantuan
sosial berpola hibah, dana yang bersumber dari
masyarakat, dan dana dukungan komunitas
internasional. Hingga saat ini, penggunaan
anggaran penanggulangan bencana belum dapat
dikoordinasi dengan baik. Pada tahun 2015
anggaran penanggulangan bencana sekitar Rp15
triliun tersebar di 28 Kementerian/Lembaga.
Sementara alokasi anggaran penanggulangan
bencana di BNPB sebesar Rp1,6 triliun dan
Rp13,4 triliun di 27 Kementerian/Lembaga
(K/L). Akibat banyaknya K/L, pencapaian
sasaran anggaran sulit dijelaskan berapa persen
indeks risiko bencana yang sudah diturunkan.
Demikian juga masih belum ada sinergitas antar-
K/L dalam hal perencanaan program, kegiatan,
dan penganggarannya.
Bencana hidrometeorologi yang melanda
Indonesia terkait erat dengan perubahan iklim.
Dalam bidang kebencanaan dikenal pendekatan
Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko
Bencana (RAN PRB), sedangkan dalam bidang
perubahan iklim dikenal pendekatan Rencana
Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN
API). Bagi para pelaku di bidang kebencanaan,
perubahan iklim merupakan slow onset disaster
(bencana alam yang terjadi secara perlahan)
yang tidak tampak, dengan durasi yang lama.
Dalam hal ini bagi para pelaku kebencanaan
perubahan iklim bukan sebagai bahaya (hazard),
tetapi lebih dianggap sebagai faktor yang
memengaruhi bahaya seperti banjir, topan, dan
kekeringan. Oleh karena itu, dalam kerangka
bidang kebencanaan pendekatan PRB berupa
pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan,
sedangkan di bidang perubahan iklim berupa
mitigasi dan adaptasi. Untuk implementasi
dikerjakan oleh lembaga yang bergerak di
bidang kemanusiaan dan sektoral di bidang
kebencanaan, sedangkan di bidang perubahan
iklim oleh lembaga sektoral. Dengan demikian,
perlu dipadukan antara kerentanan, kajian risiko,
RAN PRB, dan RAN API. Dalam perencanaan
dan praktik juga perlu dipilah antara program
jangka panjang berupa API, program jangka
menengah berupa PRB, dan program jangka
pendek berupa penanggulangan bencana.
Langkah konkrit dalam upaya pencegahan
bencana hidrometeorologi perlu direncanakan
dan dilakukan segera. Mitigasi bencana sebagai
langkah awal usaha untuk mengurangi atau
meminimalkan bahkan meniadakan korban
dan kerugian yang mungkin timbul akibat
bencana. Titik berat diberikan pada tahap
sebelum terjadinya segala jenis bencana, baik
yang termasuk ke dalam bencana alam (natural
disaster) maupun bencana sebagai akibat
perbuatan manusia (man-made disaster).
Informasi dari instansi terkait, ada
baiknya dimanfaatkan untuk langkah-langkah
antisipatif meliputi adaptasi dan mitigasi
bencana hidrometeorologi. BMKG memberikan
pelayanan informasi cuaca hingga peta-peta
potensi bencana banjir yang dapat diakses
secara langsung melalui website resminya. Peta
rawan bencana hendaknya menjadi acuan dalam
tataran pengambilan keputusan. Baik itu dalam
hal penetapan Rencana Tata Ruang dan Wilayah
(RTRW) kabupaten/kota maupun dalam rencana
pembangunan lainnya. Relokasi bagi masyarakat
yang tinggal di daerah rawan bencana merupakan
- 12 -
salah satu program pemerintah daerah yang
perlu diprioritaskan.
Secara teknis banyak hal yang dapat
dilakukan untuk mengantisipasi banjir.
Pemerintah daerah dan masyarakat harus
memerhatikan bangunan pengendali banjir
(bendungan/dam atau sumur resapan) serta
kondisi sungai. Untuk jangka pendek, dapat
dilakukan pengerukan dan/atau pelebaran sungai
sebagai langkah antisipatif. Sementara itu, untuk
jangka panjang upaya perbaikan lingkungan dan
menjaga ekosistem yang lestari sangat diperlukan
sekaligus dalam upaya mengantisipasi perubahan
iklim.
Reboisasi dan terasering juga dapat
dilakukan untuk mencegah tanah longsor. Dalam
upaya peringatan dini terhadap bencana longsor,
dapat dipasang alat untuk memantau pergerakan
tanah seperti Landslide Early Warning System
(LEWS) atau Wireless Sensor Network For
Landslide Monitoring (Wiseland). Alat tersebut
tengah dikembangkan oleh BPPT, Tim Fisika
ITB, dan LIPI; dan telah dipasang di beberapa
daerah di Jawa Barat.
Mitigasi berbasis kearifan lokal juga tidak
dapat diabaikan. Pembangunan rumah adat
berupa rumah panggung yang tahan longsor,
hutan adat yang tidak boleh ditebang, pemilihan
lokasi bermukim masyarakat Mentawai yang jauh
dari pantai untuk menghindari gelombang besar,
merupakan prestasi mitigasi dan adaptasi terbaik
yang pernah dilakukan masyarakat, dan perlu
tetap dilestarikan.
Penutup
Sebagian besar bencana alam yang
melanda berbagai wilayah di Indonesia
merupakan bencana hidrometeorologi yang
menimbulkan korban jiwa dan kerugian materiil.
Untuk itu perlu ada upaya sungguh-sungguh
dalam penanggulangannya. RAN PRB perlu
dijabarkan dalam berbagai kebijakan yang
didukung oleh kelembagaan yang kuat, legislasi
yang implementatif, dan juga pendanaan
yang mencukupi. Perencanaan pembangunan
nasional dan daerah sudah seyogyanya
mengarusutamakan pengurangan risiko bencana.
Demikian juga upaya preventif secara teknis
yang konkret untuk mengantisipasi bencana
hidrometeorologi perlu terus dilakukan secara
lebih terencana dan terintegrasi.
DPR RI perlu terus melakukan pengawasan
terhadap RAN PRB yang dilakukan pemerintah
dan juga penggunaan dana bencana. DPR RI
dengan fungsi legislasinya dapat memasukkan
isu pengurangan risiko bencana dalam berbagai
rancangan undang-undang yang akan dibahas.
Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan
kerugian dan korban dari berbagai bencana
hidrometeorogi di masa yang akan datang dapat
diminimalisir.
Referensi
“Banjir dan Longsor di Jawa Tengah, Korban Tewas
Terus Bertambah,” http://www.voaindonesia.
com/a/banjir-dan-longsor-di-jawa-tengah-
korban-tewas-terus-bertambah/3382745.html,
diakses23Juni2016.
“Bencana Hidrometeorologi Terus Mengancam
Indonesia, “http://nasional.kompas.com/
read/2013/05/16/03553150/Bencana.
Hidrometeorologi.Terus.Mengancam.
Indonesia, diakses 23 Juni 2016.
“Ini Jumlah Korban Bencana Banjir dan Longsor
di Kebumen,” http://www.jpnn.com/
read/2016/06/20/442321/Ini-Jumlah-
Korban-Bencana-Banjir-dan-Longsor-di-
Kebumen-, diakses 23 Juni 2016.
“Korban longsor Jateng 47 tewas dan 15 hilang,“
http://www.bbc.com/indonesia/berita_
indonesia/2016/06/160620_indonesia_
longsor_purworejo, diakses 23 Juni 2016.
“Mitigasi Bencana Hidrometeorologi,” http://
www.metrosiantar.com/2015/01/05/172786/
mitigasi-bencana-hidrometeorologi/, diakses
23 Juni 2016.
“Sulitnya Membunyikan Alarm Sistem Pemantau
Longsor,” https://m.tempo.co/read/
news/2016/06/19/058781167/sulitnya-
membunyikan-alarm-sistem-pemantau-
longsor, diakses 23 Juni 2016.
“Tantangan Integrasi PRB dengan API,” http://
bnpb.go.id/berita/1657/ tantangan-integrasi-
prb-dengan-api, diakses 24 Juni 2016.
Nugroho, Sutopo Purwo, 2016. Evaluasi
Penanggulangan Bencana 2015 dan
Prediksi Bencana 2016. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
Qodriyatun, Sri Nurhayati, 2013. Bencana
Hidrometeorologi dan Upaya Adaptasi
Perubahan Iklim. Info Singkat . Vol. V, No.
10/II/P3DI/Mei/2013.
Seno, Adi. 2013. Karakterisasi Bencana Banjir
Bandang Di Indonesia, Jurnal Sains dan
Teknologi Indonesia Vol. 15, No. 1, April 2013.
Sibuea, Haris Y.P. 2014. Implemetasi Undang-
undang No. 24 Tahun 2007 terhadap
Penanganan Bencana Banjir. Info Singkat.
Vol. VI, No. 02/II/P3DI/Januari/2014.
Suryani, Anih Sri. 2015. Ancaman El Nino
2015. Info Singkat Vol. VII, No. 13/I/P3DI/
Juli/2015.

Contenu connexe

Tendances (10)

Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencanaPermasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
 
Undang undang nomor 24 tahun 2007
Undang undang nomor 24 tahun 2007Undang undang nomor 24 tahun 2007
Undang undang nomor 24 tahun 2007
 
UU no.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
UU no.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BencanaUU no.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
UU no.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
 
Uu no. 24 tahun 2007 idnjournal
Uu no. 24 tahun 2007 idnjournalUu no. 24 tahun 2007 idnjournal
Uu no. 24 tahun 2007 idnjournal
 
Art11
Art11Art11
Art11
 
Siaran pers pengumuman indc indonesia
Siaran pers pengumuman indc indonesiaSiaran pers pengumuman indc indonesia
Siaran pers pengumuman indc indonesia
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
 
Pp No 22 Th 2008
Pp No 22 Th 2008Pp No 22 Th 2008
Pp No 22 Th 2008
 
Hikmah bencana alam antara musibah dan buruknya ri’ayah
Hikmah bencana alam  antara musibah dan buruknya ri’ayahHikmah bencana alam  antara musibah dan buruknya ri’ayah
Hikmah bencana alam antara musibah dan buruknya ri’ayah
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencana
 

En vedette

WMO - Disaster Risk Reduction Programme
WMO - Disaster Risk Reduction ProgrammeWMO - Disaster Risk Reduction Programme
WMO - Disaster Risk Reduction Programme
UNISDR
 
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
Wein Rawana
 
Global Hazards Patterns
Global Hazards PatternsGlobal Hazards Patterns
Global Hazards Patterns
total
 
International strategies for disaster reduction tam 2014-04
International strategies for disaster reduction tam 2014-04International strategies for disaster reduction tam 2014-04
International strategies for disaster reduction tam 2014-04
Vijay Kumar
 

En vedette (20)

Raising Public Awareness for Disaster Reduction in China
Raising Public Awareness for Disaster Reduction in China Raising Public Awareness for Disaster Reduction in China
Raising Public Awareness for Disaster Reduction in China
 
WMO - Disaster Risk Reduction Programme
WMO - Disaster Risk Reduction ProgrammeWMO - Disaster Risk Reduction Programme
WMO - Disaster Risk Reduction Programme
 
The Framework for the Multi-Hazard Global Early Warning System
The Framework for the Multi-Hazard Global Early Warning SystemThe Framework for the Multi-Hazard Global Early Warning System
The Framework for the Multi-Hazard Global Early Warning System
 
Space-based Information and Solutions for Disaster Management and Emergency ...
Space-based Information and Solutions for  Disaster Management and Emergency ...Space-based Information and Solutions for  Disaster Management and Emergency ...
Space-based Information and Solutions for Disaster Management and Emergency ...
 
Das citarum
Das citarumDas citarum
Das citarum
 
Presentacion
PresentacionPresentacion
Presentacion
 
Energy
EnergyEnergy
Energy
 
Blackboard 9 Training - Part 2
Blackboard 9 Training - Part 2Blackboard 9 Training - Part 2
Blackboard 9 Training - Part 2
 
Universidades del ecuador
Universidades del ecuadorUniversidades del ecuador
Universidades del ecuador
 
Qué se necesita para cambiar al mundo presentacion
Qué se necesita para cambiar al mundo presentacionQué se necesita para cambiar al mundo presentacion
Qué se necesita para cambiar al mundo presentacion
 
Blackboard 9 Training - Part 1
Blackboard 9 Training - Part 1Blackboard 9 Training - Part 1
Blackboard 9 Training - Part 1
 
Kenya - meteorological department and scr - kmd
Kenya - meteorological department and scr - kmdKenya - meteorological department and scr - kmd
Kenya - meteorological department and scr - kmd
 
B.indo laporan kegiatan
B.indo laporan kegiatanB.indo laporan kegiatan
B.indo laporan kegiatan
 
『経済学で出る数学』2章(前半)
『経済学で出る数学』2章(前半)『経済学で出る数学』2章(前半)
『経済学で出る数学』2章(前半)
 
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
 
Global Hazards Patterns
Global Hazards PatternsGlobal Hazards Patterns
Global Hazards Patterns
 
M9 kelompok 7 fotosintesis
M9 kelompok 7 fotosintesisM9 kelompok 7 fotosintesis
M9 kelompok 7 fotosintesis
 
International strategies for disaster reduction tam 2014-04
International strategies for disaster reduction tam 2014-04International strategies for disaster reduction tam 2014-04
International strategies for disaster reduction tam 2014-04
 
『ミクロ経済学の力』4章2節
『ミクロ経済学の力』4章2節『ミクロ経済学の力』4章2節
『ミクロ経済学の力』4章2節
 
『ミクロ経済学の力』1章4節
『ミクロ経済学の力』1章4節『ミクロ経済学の力』1章4節
『ミクロ経済学の力』1章4節
 

Similaire à 12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia

Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagungDraft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
Sapik Bubud
 
TUGAS MITIGASI BENCANA ARI SETIAWAN 2220922009.pptx
TUGAS MITIGASI BENCANA ARI SETIAWAN 2220922009.pptxTUGAS MITIGASI BENCANA ARI SETIAWAN 2220922009.pptx
TUGAS MITIGASI BENCANA ARI SETIAWAN 2220922009.pptx
ArSiOnlineCourse
 

Similaire à 12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia (20)

PAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.ppt
PAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.pptPAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.ppt
PAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.ppt
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
 
Presentasi sidang kolikium
Presentasi sidang kolikiumPresentasi sidang kolikium
Presentasi sidang kolikium
 
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
 
Bencana dalam Politik 2021
Bencana dalam Politik 2021 Bencana dalam Politik 2021
Bencana dalam Politik 2021
 
PPT KELOMPOK 1 (1).pptx
PPT KELOMPOK 1 (1).pptxPPT KELOMPOK 1 (1).pptx
PPT KELOMPOK 1 (1).pptx
 
BAB 1 pendahuluan
BAB 1 pendahuluanBAB 1 pendahuluan
BAB 1 pendahuluan
 
244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi
 
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagungDraft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
 
ASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdf
ASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdfASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdf
ASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdf
 
Urban Disaster Management .pptx
Urban Disaster Management .pptxUrban Disaster Management .pptx
Urban Disaster Management .pptx
 
2707246.ppt
2707246.ppt2707246.ppt
2707246.ppt
 
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanaPenyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
 
MITIGASI BENCANA.pptx
MITIGASI BENCANA.pptxMITIGASI BENCANA.pptx
MITIGASI BENCANA.pptx
 
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptxDraf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
 
Sebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdf
Sebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdfSebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdf
Sebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdf
 
Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19
Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19
Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19
 
TUGAS MITIGASI BENCANA ARI SETIAWAN 2220922009.pptx
TUGAS MITIGASI BENCANA ARI SETIAWAN 2220922009.pptxTUGAS MITIGASI BENCANA ARI SETIAWAN 2220922009.pptx
TUGAS MITIGASI BENCANA ARI SETIAWAN 2220922009.pptx
 
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaMakalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 

Plus de sakuramochi

Plus de sakuramochi (13)

9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak
9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak
9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak
 
10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual
10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual
10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual
 
8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta
8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta
8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta
 
7_Dampak Sosial TBO
7_Dampak Sosial TBO7_Dampak Sosial TBO
7_Dampak Sosial TBO
 
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
 
4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
 
11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN
11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN
11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN
 
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
 
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
 
15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP
15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP
15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP
 
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
 
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
 
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
 

Dernier

Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
DIGGIVIO2
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
IniiiHeru
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponenDiac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
BangMahar
 
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).pptSIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
EndangNingsih7
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
TaufikTito
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
DosenBernard
 

Dernier (20)

Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
DATA MINING : ESTIMASI, PREDIKSI, KLASIFIKASI, KLASTERING, DAN ASOSIASI.ppt
DATA MINING : ESTIMASI, PREDIKSI, KLASIFIKASI, KLASTERING, DAN ASOSIASI.pptDATA MINING : ESTIMASI, PREDIKSI, KLASIFIKASI, KLASTERING, DAN ASOSIASI.ppt
DATA MINING : ESTIMASI, PREDIKSI, KLASIFIKASI, KLASTERING, DAN ASOSIASI.ppt
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponenDiac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
 
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFPPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
 
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).pptSIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
Hasil wawancara usaha lumpia basah tugas PKWU
Hasil wawancara usaha lumpia basah tugas PKWUHasil wawancara usaha lumpia basah tugas PKWU
Hasil wawancara usaha lumpia basah tugas PKWU
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
 
PERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppT
PERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppTPERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppT
PERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppT
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
 
PERMEN518_HSNCC_PERMEN518_HSNCC_PERMEN518_HSNCC
PERMEN518_HSNCC_PERMEN518_HSNCC_PERMEN518_HSNCCPERMEN518_HSNCC_PERMEN518_HSNCC_PERMEN518_HSNCC
PERMEN518_HSNCC_PERMEN518_HSNCC_PERMEN518_HSNCC
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 

12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia

  • 1. - 9 - Info Singkat © 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI www.pengkajian.dpr.go.id ISSN 2088-2351 Vol. VIII, No. 12/II/P3DI/Juni/2016KESEJAHTERAAN SOSIAL Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis Majalah ANTISIPASI BENCANA HIDROMETEOROLOGI DI INDONESIA Anih Sri Suryani*) Abstrak Indonesia merupakan negara yang rawan bencana hidrometeorologi yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian material. Untuk itu perlu upaya penanggulan yang konkret yaitu melalui: (1) Penjabaran Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) dalam berbagai kebijakan, didukung kelembagaan yang kuat, legislasi yang implementatif, dan pendanaan yang mencukupi; (2) Upaya preventif secara teknis yang nyata untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi secara lebih terencana dan terintegrasi. Di sisi lain, DPR juga perlu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan RAN PRB dan penggunaan dana bencana, serta memasukkan isu pengurangan risiko bencana dalam berbagai produk legislasinya. Pendahuluan Pada pertengahan Juni 2016, Indonesia kembali berduka. Berbagai bencana melanda beberapa wilayah di tanah air. Sejumlah 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah mengalami bencana banjir dan longsor yang menewaskan 47 jiwa, serta puluhan orang dinyatakan hilang. Korban tewas terbanyak terdapat di Kabupaten Purworejo, yaitu 31 jiwa. Selain korban jiwa, puluhan rumah rusak tertimbun longsor, dan ribuan rumah terendam banjir. Sebelumnya, pada bulan Februari, banjir dan longsor pun melanda 10 kabupaten/ kota di Sumatera Barat. Akibatnya lebih dari 2.000 rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 1.5 meter; 100 ha sawah digenangi air setinggi 1 meter; terganggunya akses transportasi dari Sumatera Barat ke Riau karena tanah longsor dan jembatan putus. Musibah serupa terjadi lagi pada bulan Juni akibat hujan yang tanpa henti selama 6 hari sehingga menyebabkan banjir di 7 kecamatan di Kota Padang. Ratusan orang dievakuasi dari rumah mereka dan sebanyak satu orang meninggal dunia. Bencana alam meteorologi atau hidrometeorologi adalah salah satu bentuk bencana yang disebutkan dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Bencana hidrometeorologi (disebut juga bencana meteorologi) adalah bencana yang berhubungan dengan iklim, dapat berupa banjir, longsor, gelombang pasang, puting beliung, dan kekeringan. *) Peneliti Muda Kesehatan Lingkungan pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI. Email: anihss@yahoo.com
  • 2. - 10 - Bencana hidrometeorologi ini selalu berulang dari tahun ke tahun di beberapa wilayah di Indonesia dengan intensitas yang berbeda- beda. Akan tetapi setiap kali terjadi bencana, Pemerintah seolah-olah belum siap dan kurang sigap sehingga masih banyak korban jiwa dan benda. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengulas sistem preventif yang konkret yang harus segera diimplementasikan dalam upaya pencegahan bencana tersebut. Bencana Hidrometeorologi di Indonesia Jika ditinjau dari kondisi iklim di Indonesia, secara umum di bulan Februari merupakan masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Sedangkan pada bulan Juni ini, Indonesia sudah masuk pada musim kemarau. Oleh karena itu, terjadinya hujan deras dalam tempo waktu yang cukup lama yang kemudian diikuti oleh banjir dan longsor merupakan salah satu bentuk anomali cuaca. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan 'hujan saat musim kemarau' yang melanda berbagai wilayah di Indonesia terjadi karena pengaruh La Nina, yaitu fenomena mendinginnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur. Efeknya global, bukan hanya di Indonesia tetapi juga beberapa negara di Afrika, Karibia, Asia Tenggara, Asia Pasifik, sampai Amerika Tengah dan Amerika Selatan. BMKG menegaskan kondisi ini akan membuat Indonesia mengalami ‘musim kemarau basah’ yaitu hujan yang masih turun saat musim kering selama setahun ke depan dengan curah hujan yang berada pada level 15% di atas normal. Curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir tidak hanya karena efek La Nina, tetapi juga ditambah sirkulasi udara basah dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Hal tersebut sebenarnya selalu terjadi setiap bulan, tetapi karena fenomena La Nina, hujannya menjadi lebih intens. Berdasarkan prediksi BMKG, hujan ringan hingga sedang masih akan dirasakan di berbagai wilayah di tanah air dalam beberapa minggu ke depan, terutama di Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, seluruh provinsi di Pulau Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Maluku. Kondisi ini memungkinkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa selama tahun 2015 lebih dari 95% dari 1.681 kejadian bencana di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi. Puting beliung, longsor, dan banjir yang paling dominan. Longsor adalah jenis bencana paling mematikan yang mengakibatkan 157 orang tewas. Lebih lanjut BNPB menyebutkan bahwa pada tahun 2015, 61% korban meninggal dan hilang disebabkan oleh tanah longsor, 57% rumah rusak diakibatkan oleh bencana puting beliung, serta 59% fasilitas rusak akibat dari bencana banjir. Apabila mengacu pada data tahun-tahun sebelumnya, bencana hidrometeorologi menjadi bencana yang sering terjadi di Indonesia. Rata-rata antara tahun 2002-2012, bencana hidrometeorologi mencapai 92,1%, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 97%. Ke depan, bencana hidrometeorologi berpotensi terus meningkat karena bertambahnya kerusakan lingkungan, kerentanan masyarakat dalam menghadapi bencana, perubahan iklim, dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan poin yang tidak kalah penting, mengingat banyak penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan terkait erat dengan perilaku yang tidak ramah lingkungan yang pada akhirnya meningkatkan potensi perubahan iklim. Sedangkan perubahan iklim berdampak pada meningkatnya frekuensi dan dampak kerusakan bencana. Seiring dengan waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia. BNPB memprediksikan dari November ke Desember 2016 hingga Januari, Februari dan Maret 2017, La Nina akan terus meningkat sehingga potensi longsor akan semakin tinggi. Diperkirakan puncak potensi longsor terjadi pada Desember 2016. Upaya Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Indonesia makin menyadari bahwa masalah kebencanaan harus ditangani secara serius. Kebencanaan merupakan pembahasan yang sangat komprehensif dan multidimensi. Menyikapi kebencanaan yang frekuensinya terus meningkat setiap tahun, pemikiran terhadap penanggulangan bencana harus dipahami dan diimplementasikan oleh semua pihak, mengingat bencana adalah urusan semua pihak. Secara periodik, Indonesia telah mencoba membangun sistem nasional penanggulangan bencana. Sistem nasional ini mencakup tiga aspek yakni: legislasi, kelembagaan dan pendanaan. Dalam hal legislasi, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Kemudian ditetapkan Peraturan
  • 3. - 11 - Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bencana. Selanjutnya telah disahkan pula beberapa peraturan di bawahnya seperti: perpres, peraturan kepala badan, serta perda. Sedangkan kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan nonformal. Secara formal, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat pusat dan BPBD di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, merupakan lembaga pemerintah yang berfungsi menanggulangi dan menangani bencana. Secara nonformal, forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia. Di tingkat nasional, terbentuk Platform Nasional (Planas) yang terdiri unsur masyarakat sipil, dunia usaha, perguruan tinggi, media, dan lembaga internasional. Pada tingkat lokal, terdapat Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Yogyakarta dan Forum PRB Nusa Tenggara Timur. Permasalahannya, belum seluruh kabupaten/kota mempunyai BPBD dan koordinasi antarlembaga dalam penanggulangan bencana masih belum optimal. Walaupun BNPB dan BPBD bertindak sebagai focal point (lembaga yang bertanggung jawab langsung), namun penanggulangan bencana perlu melibatkan instansi/lembaga pemerintah lainnya, pihak swasta, dan masyarakat, sehingga diperlukan sinergitas semua pihak yang terkait. Dalam hal pendanaan, kepedulian dan keseriusan Pemerintah Indonesia terhadap masalah bencana sangat tinggi. Dibuktikan dengan penganggaran yang signifikan khususnya untuk pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan. Beberapa pendanaan yang terkait dengan penanggulangan bencana di Indonesia, antara lain: dana yang berada pada APBN di beberapa kementerian terkait, APBD provinsi dan kabupaten/kota, dana kontijensi, dana on-call, dana bantuan sosial berpola hibah, dana yang bersumber dari masyarakat, dan dana dukungan komunitas internasional. Hingga saat ini, penggunaan anggaran penanggulangan bencana belum dapat dikoordinasi dengan baik. Pada tahun 2015 anggaran penanggulangan bencana sekitar Rp15 triliun tersebar di 28 Kementerian/Lembaga. Sementara alokasi anggaran penanggulangan bencana di BNPB sebesar Rp1,6 triliun dan Rp13,4 triliun di 27 Kementerian/Lembaga (K/L). Akibat banyaknya K/L, pencapaian sasaran anggaran sulit dijelaskan berapa persen indeks risiko bencana yang sudah diturunkan. Demikian juga masih belum ada sinergitas antar- K/L dalam hal perencanaan program, kegiatan, dan penganggarannya. Bencana hidrometeorologi yang melanda Indonesia terkait erat dengan perubahan iklim. Dalam bidang kebencanaan dikenal pendekatan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB), sedangkan dalam bidang perubahan iklim dikenal pendekatan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API). Bagi para pelaku di bidang kebencanaan, perubahan iklim merupakan slow onset disaster (bencana alam yang terjadi secara perlahan) yang tidak tampak, dengan durasi yang lama. Dalam hal ini bagi para pelaku kebencanaan perubahan iklim bukan sebagai bahaya (hazard), tetapi lebih dianggap sebagai faktor yang memengaruhi bahaya seperti banjir, topan, dan kekeringan. Oleh karena itu, dalam kerangka bidang kebencanaan pendekatan PRB berupa pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan, sedangkan di bidang perubahan iklim berupa mitigasi dan adaptasi. Untuk implementasi dikerjakan oleh lembaga yang bergerak di bidang kemanusiaan dan sektoral di bidang kebencanaan, sedangkan di bidang perubahan iklim oleh lembaga sektoral. Dengan demikian, perlu dipadukan antara kerentanan, kajian risiko, RAN PRB, dan RAN API. Dalam perencanaan dan praktik juga perlu dipilah antara program jangka panjang berupa API, program jangka menengah berupa PRB, dan program jangka pendek berupa penanggulangan bencana. Langkah konkrit dalam upaya pencegahan bencana hidrometeorologi perlu direncanakan dan dilakukan segera. Mitigasi bencana sebagai langkah awal usaha untuk mengurangi atau meminimalkan bahkan meniadakan korban dan kerugian yang mungkin timbul akibat bencana. Titik berat diberikan pada tahap sebelum terjadinya segala jenis bencana, baik yang termasuk ke dalam bencana alam (natural disaster) maupun bencana sebagai akibat perbuatan manusia (man-made disaster). Informasi dari instansi terkait, ada baiknya dimanfaatkan untuk langkah-langkah antisipatif meliputi adaptasi dan mitigasi bencana hidrometeorologi. BMKG memberikan pelayanan informasi cuaca hingga peta-peta potensi bencana banjir yang dapat diakses secara langsung melalui website resminya. Peta rawan bencana hendaknya menjadi acuan dalam tataran pengambilan keputusan. Baik itu dalam hal penetapan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) kabupaten/kota maupun dalam rencana pembangunan lainnya. Relokasi bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana merupakan
  • 4. - 12 - salah satu program pemerintah daerah yang perlu diprioritaskan. Secara teknis banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi banjir. Pemerintah daerah dan masyarakat harus memerhatikan bangunan pengendali banjir (bendungan/dam atau sumur resapan) serta kondisi sungai. Untuk jangka pendek, dapat dilakukan pengerukan dan/atau pelebaran sungai sebagai langkah antisipatif. Sementara itu, untuk jangka panjang upaya perbaikan lingkungan dan menjaga ekosistem yang lestari sangat diperlukan sekaligus dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim. Reboisasi dan terasering juga dapat dilakukan untuk mencegah tanah longsor. Dalam upaya peringatan dini terhadap bencana longsor, dapat dipasang alat untuk memantau pergerakan tanah seperti Landslide Early Warning System (LEWS) atau Wireless Sensor Network For Landslide Monitoring (Wiseland). Alat tersebut tengah dikembangkan oleh BPPT, Tim Fisika ITB, dan LIPI; dan telah dipasang di beberapa daerah di Jawa Barat. Mitigasi berbasis kearifan lokal juga tidak dapat diabaikan. Pembangunan rumah adat berupa rumah panggung yang tahan longsor, hutan adat yang tidak boleh ditebang, pemilihan lokasi bermukim masyarakat Mentawai yang jauh dari pantai untuk menghindari gelombang besar, merupakan prestasi mitigasi dan adaptasi terbaik yang pernah dilakukan masyarakat, dan perlu tetap dilestarikan. Penutup Sebagian besar bencana alam yang melanda berbagai wilayah di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian materiil. Untuk itu perlu ada upaya sungguh-sungguh dalam penanggulangannya. RAN PRB perlu dijabarkan dalam berbagai kebijakan yang didukung oleh kelembagaan yang kuat, legislasi yang implementatif, dan juga pendanaan yang mencukupi. Perencanaan pembangunan nasional dan daerah sudah seyogyanya mengarusutamakan pengurangan risiko bencana. Demikian juga upaya preventif secara teknis yang konkret untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi perlu terus dilakukan secara lebih terencana dan terintegrasi. DPR RI perlu terus melakukan pengawasan terhadap RAN PRB yang dilakukan pemerintah dan juga penggunaan dana bencana. DPR RI dengan fungsi legislasinya dapat memasukkan isu pengurangan risiko bencana dalam berbagai rancangan undang-undang yang akan dibahas. Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan kerugian dan korban dari berbagai bencana hidrometeorogi di masa yang akan datang dapat diminimalisir. Referensi “Banjir dan Longsor di Jawa Tengah, Korban Tewas Terus Bertambah,” http://www.voaindonesia. com/a/banjir-dan-longsor-di-jawa-tengah- korban-tewas-terus-bertambah/3382745.html, diakses23Juni2016. “Bencana Hidrometeorologi Terus Mengancam Indonesia, “http://nasional.kompas.com/ read/2013/05/16/03553150/Bencana. Hidrometeorologi.Terus.Mengancam. Indonesia, diakses 23 Juni 2016. “Ini Jumlah Korban Bencana Banjir dan Longsor di Kebumen,” http://www.jpnn.com/ read/2016/06/20/442321/Ini-Jumlah- Korban-Bencana-Banjir-dan-Longsor-di- Kebumen-, diakses 23 Juni 2016. “Korban longsor Jateng 47 tewas dan 15 hilang,“ http://www.bbc.com/indonesia/berita_ indonesia/2016/06/160620_indonesia_ longsor_purworejo, diakses 23 Juni 2016. “Mitigasi Bencana Hidrometeorologi,” http:// www.metrosiantar.com/2015/01/05/172786/ mitigasi-bencana-hidrometeorologi/, diakses 23 Juni 2016. “Sulitnya Membunyikan Alarm Sistem Pemantau Longsor,” https://m.tempo.co/read/ news/2016/06/19/058781167/sulitnya- membunyikan-alarm-sistem-pemantau- longsor, diakses 23 Juni 2016. “Tantangan Integrasi PRB dengan API,” http:// bnpb.go.id/berita/1657/ tantangan-integrasi- prb-dengan-api, diakses 24 Juni 2016. Nugroho, Sutopo Purwo, 2016. Evaluasi Penanggulangan Bencana 2015 dan Prediksi Bencana 2016. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Qodriyatun, Sri Nurhayati, 2013. Bencana Hidrometeorologi dan Upaya Adaptasi Perubahan Iklim. Info Singkat . Vol. V, No. 10/II/P3DI/Mei/2013. Seno, Adi. 2013. Karakterisasi Bencana Banjir Bandang Di Indonesia, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 15, No. 1, April 2013. Sibuea, Haris Y.P. 2014. Implemetasi Undang- undang No. 24 Tahun 2007 terhadap Penanganan Bencana Banjir. Info Singkat. Vol. VI, No. 02/II/P3DI/Januari/2014. Suryani, Anih Sri. 2015. Ancaman El Nino 2015. Info Singkat Vol. VII, No. 13/I/P3DI/ Juli/2015.