2. ARAH PENGEMBANGAN AGROFORESTRI
Pengembangan
agroforestri, m
enurut
Raintree (1983)
meliputi tiga
aspek, yaitu
(a) meningkatkan produktivitas sistem
agroforestri,
(b) Mengusahakan keberlanjutan sistem
agroforestri yang sudah ada dan
(c) penyebarluasan system agroforestri sebagai
alternatif atau pilihan dalam penggunaan lahan
yang memberikan tawaran lebih baik dalam
berbagai aspek (adoptability)
3. Produktivitas
Produk yang dihasilkan sistem agroforestri dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yakni
(a) yang langsung menambah penghasilan petani, misalnya
makanan, pakan ternak, bahan bakar, serat, aneka produk
industri,
(b) yang tidak langsung memberikan jasa lingkungan bagi
masyarakat luas, misalnya konservasi tanah dan
air, memelihara kesuburan tanah, pemeliharaan iklim
mikro, pagar hidup, dsb. Peningkatan produktivitas sistem
agroforestry diharapkan bisa berdampak pada peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat desa.
4. Keberlanjutan
Sasaran keberlanjutan sistem agroforestri
tidak bisa terlepas dari pertimbangan
produktivitas maupun kemudahan untuk
diadopsi dan diterapkan. Sistem
agroforestri yang berorientasi pada konservasi
sumber daya alam dan produktivitas jangka
panjang ternyata juga merupakan salah satu
daya Tarik bagi petani.
5. Kemudahan untuk diadopsi
Kegagalan penyebarluasan praktek
agroforestri di kalangan petani
seringkali disebabkan oleh kesalahan
strategi, bukan karena keunggulan
komparatif sistem agroforesti itu
sendiri.
6. Perlu dipahami bahwa agroforestri bukanlah
jawaban dari setiap permasalahan penggunaan
lahan, tetapi keberagaman sistem agroforestri
merupakan koleksi opsi pemecahan masalah yang
dapat dipilih oleh petani sesuai dengan
keinginannya.
Apa yang dibutuhkan adalah cara yang sistematis
untuk memadukan (matching) kebutuhan teknologi
agroforestri dengan potensi system penggunaan
lahan yang ada.