SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
PENGALAMAN KERJA :
1. Apotik swasta 1985-2011
2. DINKES Kota BDG 1991-1996
3. Puskesmas Salam 1996-2006
4. UPT Puskesmas Ibrahim Adjie 2006-sekarang
5. Nara Sumber KEMKES 2011- sekarang
6. Nara Sumber IAI PUSAT/Praktisi 2014-sekarang
Fasilitator BBPK Ciloto
 Menurut Divison of Counseling Psychology,
konseling merupakan suatu proses untuk
membantu individu mengatasi hambatan-
hambatan perkembangan dirinya dan untuk
mencapai perkembangan optimal
kemampuan pribadi yang dimilikinya.
 Membantu memelihara kesehatan pasien dan
meningkatkan kualitas hidup pasien, dengan
memberikan dukungan, empati,arahan dan
saran kepada pasien
1. Membangun kemampuan untuk
mengambil keputusan bijak dan
realistis
2. Menuntun perilaku klien dan mampu
bertanggung jawab atas keputusan yang
telah dibuat
3. Memberikan informasi dan edukasi
 Menciptakan hubungan dg pasien dan
membentuk trust
 Membantu pasien dalam mengatur dan
beradaptasi dengan pengobatannya
 Mencegah dan meminimalkan masalah yang
berhubungan dengan efek samping
obat,efek yg tdk dikehendaki dan
kepatuhan minum obat, baik sekarang atau
yg akan datang
 Meningkatkan kemampuan pasien utk
menyelesaikan masalah kesehatannya
 Pada Pasien :
1. Mengurangi kesalahan dalam penggunaan obat
2. Mengurangi ketidak patuhan
3. Menjamin obat aman dan efektif
 Pada farmasis :
1. memelihara status profesional sebagai bagian tim kesehatan
2. peningkatan kepuasan pekerjaan
3. tambahan pelayanan untuk mengikat pasien dan membantu
dalam berkompetitif
 NON DISKRIMINATIF
 PROSES BELAJAR BERSAMA
 TANPA PRASANGKA
 SETARA
 RAHASIA
 SENSITIF PADA KEBUTUHAN KLIEN
 DILANDASI KEJUJURAN DAN TANGGUNG
JAWAB
(menurut Carl Rogers)
- Congruence :
konselor harus memahami dirinya sendiri, antara pikiran,perasaan
dan pengalamannya harus serasi.
Contoh :konselor fobia pada ketinggian bersedia berbagi
pengalaman dengan klien
- Unconditional positive regard :
Konselor harus menerima klien apa adanya walaupun dengan
keadaan yang tidak diterima oleh lingkungan. Klien akan
mengalami perubahan yg efektif apabila berada dlm situasi yg
kondusif,acceptance (diterima)
Contoh : pengalaman dipahami dan dicintai tanpa syarat.
- Empathy :
Memahami orang lain dari sudut kerangka
berpikirnya.konselor harus dapat menyingkirkan nilai-
nilainya sendiri tetapi tdk boleh larut dalam nilai-nilai klien.
Contoh : mampu memahami bagaimana dilemanya ditinggal mati
anjing kesayangannya.
 Dekorasi ruang :
Hendaknya disesuaikan dg keadaan yang familier
dg klien. Misalnya : kien mahasiswa gambar
buku,foto kampus.ruang kuliah,toga
 Pengaturan tempat duduk :
Konselor dan klien duduk berhadapan,tidak ada
yang menghalangi
 Jarak tempat duduk klien :
Jangan terlalu dekat atau terlalu jauh
 Letak Tempat duduk klien :
Klien diusahakan dapat melemparkan
pandangannya keluar jendela.
 Ruang Konseling :
Usahakan ruang konseling yg dapat membuat
klien merasa bebas dan aman mengemukakan
masalah
 Usia klien :
Usia klien semakin muda semakin mudah untuk
dibentuk( lebih fleksibel)
 Jenis kelamin :
Wanita lebih mudah utk dirubah perilakunya karena
seringkali melakukan modelling dibanding laki-laki
 Tingkat pendidikan :
Klien yang berpendidikan tinggi akan lebih positif
menyikapi proses konseling
 Intelegensi :
Intelegensi sangat berpengaruh terhadap kemampuan
menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan
 Status sosial ekonomi :
Klien yg sosial ekonomi baik akan lebih baik menilai
diri dan masa depannya
 *MEMBINA RAPPORT
 *PENGGALIAN MASALAH/PENGUMPULAN DATA
 *MENDISKUSIKAN ALTERNATIF SOLUSI
 *MEMILIH SOLUSI TERBAIK UTK KLIEN
 *PENUTUP
Yang perlu dihindari oleh Konselor
 Hanya menasehati
 Bertanya secara interogatif
 Memandang persoalan org lain selalu sama
 Memandang enteng perasaan org lain
 Memberikan konseling terus berlangsung meski
anda tidak paham persoalannya.
 1. ATTENDING : perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen
kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.
Ketrampilan di dalam Attending :
Secara verbal
 Mengucapkan/membalas salam
 Berjabat tangan
 Mempersilahkan duduk
 Menyebut nama
 Membuka pembicaraan
Non verbal :
 Cara dan jarak duduk
 Menghadap secara tepat
 Condong kedepan
 Kontak mata
Perilaku attending yg baik dapat :
 Meningkatkan harga diri klien
 Menciptakan suasana yg aman dan nyaman
 Meningkatkan rasa puas klien kepada konselor
 Mempermudah ekspresi perasaan klien dg bebas
Contoh perilaku Attending yg baik :
 Kepala : mengangguk setuju
 Ekspresi wajah yg menyenangkan : tenang,ceria,senyum
 Posisi tubuh: agak condong kearah klien, jarak antara konselor
dg klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan
 Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah,
menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan utk
menekan ucapan
 Mendengarkan dg penuh perhatian, menunggu ucapan klien
hingga selesai, diam(menanti saat kesempatan bereaksi),
perhatian terarah pd lawan bicara.
Contoh perilaku attending yg tidak baik :
 Kepala kaku : kurang menarik enggan utk
membantu
 Muka kaku,ekspresi melamun, mengalihkan
pandangan, tidak melihat saat klien sdg bicara,
mata melotot
 Posisi tubuh tegak kaku, bersandar, jarak duduk
dg klien jauh, duduk kurang akrab dan berpaling
 Memutuskan pembicaraan, bicara terus tanpa
ada teknik diam untuk memberi kesempatan
klien berfikir dan berbicara
 Perhatian terpecah, mudah buyar oleh gangguan
luar
 2. EMPATI ;
Kemampuan konselor utk dpt merasakan dan menempatkan
dirinya di posisi klien . Ada 2 macam empati :
- empati primer : hanya berusaha memahami perasaan,
pikiran dan keinginan klien. Dg tujuan agar klien dapat
terbuka. Contoh pernyataan empati primer :”ya..saya dapat
memahami keputusan anda”.
“saya mengerti keinginan anda “
-empati lanjutan : adanya pemahaman konselor terhadap
perasaan dan pikiran klien lebih mendalam karena konselor
ikut dg perasaan tersebut.
Contoh ungkapan empati lanjutan :”saya dapat merasakan
apa yang anda rasakan, dan saya ikut prihatin dg
pengalaman anda itu”.
3. REFLEKSI: teknik utk memantulkan kembali kepada klien
ttg perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Konselor
dituntut untuk menjadi pendengar yang aktif. Ada 3 jenis
refleksi :
 Refleksi perasaan, yaitu ketrampilan atau teknik utk dapat
mencerminkan kembali perasaan yang disampaikan klien.
Contoh : “ tampaknya yang anda rasakan adalah suatu hal
yang wajar….”
 Refleksi pikiran,yaitu teknik utk memantulkan kembali ide,
pikiran dan pendapat klien. Contoh :” tampaknya yang
anda katakan itu cukup logis….”
 Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan
kembali pengalaman-pengalaman yang telah dialami oleh
klien. Contoh :
 ” tampaknya pengalaman anda selama ini membuat
anda menjadi lebih pandai dalam memilih obat…….”
4. EKSPLORASI : eksplorasi adalah teknik utk menggali
perasaan,pikiran,dan pengalaman klien. . Karna seringkali
klien tidak mampu mengemukakan pendapat dengan terus
terang, menyimpan rahasia batin, dan menutup diri. Ada 3
jenis teknik eksplorasi
 Eksplorasi perasaan: teknik menggali perasaan klien yg
tersimpan. Contoh : “bisakah anda menjelaskan apa
perasaan bingung yang dimaksud …”
 Eksplorasi pikiran : teknik utk menggali ide, pikiran, dan
perasaan klien. Contoh : “saya yakin anda dapat
menjelaskan lebih lanjut keinginan anda untuk berhenti
menggunakan obat tersebut…”
 Eksplorasi pengalaman :ketrampilan utk menggali
pengalaman2 klien. Contoh : “saya terkesan dg
pengalaman yang anda alami itu dan saya ingin sekali
memahami lebih lanjut tentang pengalaman tersebut dan
pengaruhnya terhadap kehidupan anda “
5. PARAPHRASING :
teknik utk menyatakan kembali esensi atau inti
ungkapan klien dg teliti mendengarkan pesan utama
klien, mengungkapkan kalimat yg mudah dan
sederhana. Tujuan dari pharaprasing ini untuk
mengkomunikasikan kepada klien bahwa konselor
paham dengan apa yang dikatakan klien. biasanya
ditandai dg kalimat awal :” adakah…” atau
“nampaknya….” dan mengamati respon klien thd
konselor. Contoh :
 Klien : “ itu suatu hal yg baik, akan tetapi saya
enggan untuk melakukannya. Saya tidak tahu
mengapa demikian…”
 Konselor : “tampaknya anda masih
mempertimbangkannya….…”
 6.PROBING :
Teknik bertanya untuk menuntun perhatian
klien mengeksplorasi maksud dari pernyataan
yang telah diucapkan. Probing dapat
menuntun perhatian klien pada area yang
menurut konselor membutuhkan perhatian.
contoh :
klien :“ hari ini perasaan saya gelisah….”
konselor : “apa yang dimaksud dengan
perasaan gelisah….?”
7. PERTANYAAN TERBUKA :
teknik utk memancing klien agar mau berbicara
mengungkapkan perasaannya, pengalaman dan
pemikirannya. Contoh : “mungkin masih ada yang
ingin anda ceritakan soal problem anda tersebut…”
8.PERTANYAAN TERTUTUP (CLOSED QUESTION ):
jawabannya biasanya hanya singkat seperti “ya”
atau “tidak” Contoh :
 Konselor : “ Apakah Anda sulit untuk
menghentikan penggunaan obat tersebut..? “
 Klien: “ ya pak “
 9. DORONGAN MINIMAL(minimal encouragement)
Teknik utk memberikan suatu dorongan langsung
yg singkat terhadap apa yg telah dikemukakan
klien. Tujuannya adalah membuat klien semakin
semangat utk menyampaikan masalahnya.
Misalnya dengan menggunakan ungkapan : “oh…”
lalu…’ teruskan….’ contoh dialog
Klien : ‘saya tak berdaya dan hampir ….”
Konselor : “ya….teruskan….”
Klien : “semua obat sudah saya minum…”
Konselor : “ lalu….”
 10.MENGARAHKAN (Directing) :
Teknik utk mengajak dan mengarahkan klien
melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien
utk bermain peran dengan konselor atau
menghayalkan sesuatu. Contoh dialog :
Klien : “ saya hampir saja memukulnya…
karena dia sudah menghina saya dengan
kata-kata yang kasar…”
Konselor : “ bisakah anda mencontohkan
kata-kata kasar apa yang sudah membuat
anda terhina...”
 11. HENING
Hening atau diam merupakan bagian dari proses
konseling, selama masa itu tidak ada komunikasi
verbal antara klien dan konselor. Waktu yang ideal
antara 5-10 detik selebihnya dapat diganti dg
dorongan minimal. Hening memiliki tujuan yaitu :
memberi ruang waktu agar klien dapat berfikir dan
mengumpulkan rinci setiap masalahnya
Contoh :
Klien :”saya tidak akan menemuinya lagi…dan
saya…”(berpikir)
Konselor : “…..” (diam)
Klien : “saya…saya harus bagaimana…saya tidak
tahu…”
Konselor : “….”(diam)
12. MENYIMPULKAN SEMENTARA (SUMMARIZING) :
 Tujuan : memberikan kesempatan pada klien utk
mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah
dibicarakan. Menyimpulkan kemajuan hasil
wawancara secara bertahap. Meningkatkan kualitas
diskusi. Mempertajam fokus pada wawancara
konseling.
 Contoh dialog : “ …setelah kita berdiskusi beberapa
waktu, alangkah baiknya jika kita simpulkan dulu
agar semakin jelas hasil diskusi kita. Dari materi
diskusi, kita sudah sampai pada dua hal : pertama,
tekad anda utk menghentikan pemakaian obat2an
merupakan kemajuan bagi kehidupan anda
selanjutnya disisi lain anda dituntut untuk segera
menyelesaikan pendidikan anda yang tertunda selama
ini akibat pemakaian obat2 an anda tersebut.….”
 13. Merencanakan
Bicarakan hal-hal apa yang akan menjadi
program atau aksi nyata dari hasil
konseling: contohnya:
“Proses konseling ini telah berakhir,lalu
rencana apakah yang akan anda lakukan
setelah ini….”
 14. TEKNIK MENGAKHIRI
Mengatakan bahwa waktu sudah habis
- Merangkum isi pembicaraan
- Contoh : “Saya rasa anda telah
mengalami beberapa kemajuan yang
berarti, oleh karenanya bisakah kita
buat kesimpulan akhir dari
pembicaraan kita ini ..?”
- mengajak klien berdiri dg isyarat gerak
tangan
 Pasien : datang…
 Konselor : “ ada yang bisa saya bantu bu…”(att)
 Pasien :” mau beli obat sakit kepala merk A”(obat tersebut
mengandung PPA)
 Konselor:”untuk siapa bu…”
 Pasien : “untuk saya pak…berapa harganya..”
 Konselor:”punya penyakit hipertensi tidak bu…” (closed
question)
 Pasien : “ya kadang2 tensi saya tinggi…”
 Konselor : “sampai berapa bu…” (eksplorasi)
 Pasien :”kadang sampai 180..”
 Konselor : “bu obat tersebut mengandung PPA yang
seharusnya tidak diminum oleh penderita
hipertensi..”(pemberian informasi,memberi arahan)
 Pasien : “tidak apa-apa saya sudah cocok…”
 Konselor : “ya..saya sudah menduga dan saya memahami . Ibu
saya sendiri baru 5 bulan percaya kalau obat A itu tidak boleh
diminum, karena ibu saya juga hipertensi ..’ (empati) sambil
tersenyum. “mau beli berapa bu..tidak apa-apa tidak percaya,
saya menghargai pilihan ibu..yang penting saya sudah
memberikan informasi…” (empati)
 Pasien : “ 3 strip saja berapa pak…”(pasien terdiam)
 Konselor : “semua jadi 10 000 rupiah. Ada lagi yang bisa saya
bantu…”(sambil tetap tersenyum)
 Pasien :”kalau begitu saya tidak jadi beli obat itu.tolong saya
diberi obat yang aman…”
 Konselor “ya…pilihan ibu sudah tepat,membeli obat harus
mempertimbangkan efek samping, sebaiknya ibu minum obat B
saja. Karena tidak mengandung PPA…” (menilai,menyimpulkan
dan mengakhiri konseling )
 Contoh konseling yang berhasil dimana konselor mengakhiri
proses konseling dengan penjelasan/pengarahan sebaiknya
minum obat B bukan obat A (obat yang aman)
 Apoteker memiliki peran yang sangat penting
dalam meminimalkan terjadinya medication
error. Salah satunya dengan cara memberikan
pendidikan dan konseling. Untuk dapat
berperan secara profesional dari pelayanan
kefarmasian diperlukan dukungan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang memadai
dalam bidang konseling…
 (medication error adalah kejadian yg
merugikan pasien akibat pemakaian obat
selama dalam pengawasan tenaga kesehatan
yang sebetulnya dapat dicegah)
 Permainan peran ini terdiri dari 3 orang :
sebagai konselor, klien dan pengamat
 Setiap peran dibawakan selama 10 menit dan
kemudian berganti peran
 Setiap pengamat akan memberi umpan balik
pada akhir permainan peran (5 menit)
TERIMA KASIH…

Contenu connexe

Tendances

Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaandhika perceka
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingTeknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingAna Minnie
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
CV Kanaidi, SE., M.Si., cSAP (Pembicara / Narasumber / Fasilitator / Pemateri )
CV Kanaidi, SE., M.Si., cSAP (Pembicara / Narasumber / Fasilitator / Pemateri  )CV Kanaidi, SE., M.Si., cSAP (Pembicara / Narasumber / Fasilitator / Pemateri  )
CV Kanaidi, SE., M.Si., cSAP (Pembicara / Narasumber / Fasilitator / Pemateri )Kanaidi ken
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-pptYeniRimadeni
 
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)FerindaPutri
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikYuli Thamrin
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanMuhammad Awaludin
 
MAERI 1 M1KB2 : Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
MAERI 1 M1KB2 :   Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan UsiaMAERI 1 M1KB2 :   Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
MAERI 1 M1KB2 : Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usiappghybrid4
 
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipContoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipFitria Anwarawati
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainageMelz Mutz
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriArya Ningrat
 
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaKomunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaYesi Tika
 
Menangani sikap menutup diri
Menangani sikap menutup diriMenangani sikap menutup diri
Menangani sikap menutup diriKirenius Wadu
 
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam  promosi kesehatanKb 1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatanpjj_kemenkes
 
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri Encepal Cere
 

Tendances (20)

Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingTeknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
K3 Keperawatan
K3 KeperawatanK3 Keperawatan
K3 Keperawatan
 
CV Kanaidi, SE., M.Si., cSAP (Pembicara / Narasumber / Fasilitator / Pemateri )
CV Kanaidi, SE., M.Si., cSAP (Pembicara / Narasumber / Fasilitator / Pemateri  )CV Kanaidi, SE., M.Si., cSAP (Pembicara / Narasumber / Fasilitator / Pemateri  )
CV Kanaidi, SE., M.Si., cSAP (Pembicara / Narasumber / Fasilitator / Pemateri )
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
 
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
MAERI 1 M1KB2 : Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
MAERI 1 M1KB2 :   Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan UsiaMAERI 1 M1KB2 :   Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
MAERI 1 M1KB2 : Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
 
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipContoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diri
 
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaKomunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
 
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELINGVERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
 
Menangani sikap menutup diri
Menangani sikap menutup diriMenangani sikap menutup diri
Menangani sikap menutup diri
 
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam  promosi kesehatanKb 1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
 
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
 

Similaire à Teknik konseling

Presentasi Mojokerto
Presentasi MojokertoPresentasi Mojokerto
Presentasi Mojokertoguest626d709
 
keterampilan konseling
keterampilan konselingketerampilan konseling
keterampilan konselingJoni Iswanto
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaStiunus Esap
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingAmin Upsi
 
Prosedur & teknik
Prosedur & teknikProsedur & teknik
Prosedur & teknikanggaraider
 
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompokAlif Hassan
 
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remajaKONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remajaCeceLisa
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingSiti Nor
 
Bab 6 Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 6   Kemahiran Asas KaunselingBab 6   Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 6 Kemahiran Asas KaunselingFathmalyn Abdullah
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingPunikDani
 
Bab 7 Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 7   Kemahiran Asas KaunselingBab 7   Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 7 Kemahiran Asas KaunselingFathmalyn Abdullah
 
Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3irenelina91
 
Nota kaunseling industri (keseluruhan)
Nota kaunseling industri (keseluruhan)Nota kaunseling industri (keseluruhan)
Nota kaunseling industri (keseluruhan)Liew Yeong Cherng
 
Materi Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptx
Materi Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptxMateri Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptx
Materi Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptxHOLIDIN5
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikValny Majid
 

Similaire à Teknik konseling (20)

Presentasi Mojokerto
Presentasi MojokertoPresentasi Mojokerto
Presentasi Mojokerto
 
keterampilan konseling
keterampilan konselingketerampilan konseling
keterampilan konseling
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencana
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
 
Prosedur & teknik
Prosedur & teknikProsedur & teknik
Prosedur & teknik
 
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
 
Teknik dasar konseling
Teknik dasar konselingTeknik dasar konseling
Teknik dasar konseling
 
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remajaKONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunseling
 
Bab 6 Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 6   Kemahiran Asas KaunselingBab 6   Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 6 Kemahiran Asas Kaunseling
 
1 kemahiran asas kaunseling
1 kemahiran asas kaunseling1 kemahiran asas kaunseling
1 kemahiran asas kaunseling
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
 
Bab 7 Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 7   Kemahiran Asas KaunselingBab 7   Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 7 Kemahiran Asas Kaunseling
 
Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3
 
KETRAMPILAN DASAR KONSELING.ppt
KETRAMPILAN DASAR KONSELING.pptKETRAMPILAN DASAR KONSELING.ppt
KETRAMPILAN DASAR KONSELING.ppt
 
Nota kaunseling industri (keseluruhan)
Nota kaunseling industri (keseluruhan)Nota kaunseling industri (keseluruhan)
Nota kaunseling industri (keseluruhan)
 
Materi Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptx
Materi Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptxMateri Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptx
Materi Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptx
 
Bab 2 Kaunseling
Bab 2    KaunselingBab 2    Kaunseling
Bab 2 Kaunseling
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 

Plus de saninuraeni

Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obatsaninuraeni
 
Interaksi obat di puskesmas ibrahim adjie
Interaksi obat di puskesmas ibrahim adjieInteraksi obat di puskesmas ibrahim adjie
Interaksi obat di puskesmas ibrahim adjiesaninuraeni
 
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)saninuraeni
 
Pedoman interpretasi data klinik
Pedoman interpretasi data klinikPedoman interpretasi data klinik
Pedoman interpretasi data kliniksaninuraeni
 
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO)Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO)saninuraeni
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obatsaninuraeni
 
Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy caresaninuraeni
 
Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) saninuraeni
 
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)saninuraeni
 

Plus de saninuraeni (12)

Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obat
 
Interaksi obat di puskesmas ibrahim adjie
Interaksi obat di puskesmas ibrahim adjieInteraksi obat di puskesmas ibrahim adjie
Interaksi obat di puskesmas ibrahim adjie
 
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
 
VISITE
VISITEVISITE
VISITE
 
Pedoman interpretasi data klinik
Pedoman interpretasi data klinikPedoman interpretasi data klinik
Pedoman interpretasi data klinik
 
pedoman visite
pedoman visitepedoman visite
pedoman visite
 
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO)Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
 
Visite Pasien
Visite PasienVisite Pasien
Visite Pasien
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obat
 
Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy care
 
Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO)
 
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)
 

Dernier

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 

Dernier (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 

Teknik konseling

  • 1.
  • 2. PENGALAMAN KERJA : 1. Apotik swasta 1985-2011 2. DINKES Kota BDG 1991-1996 3. Puskesmas Salam 1996-2006 4. UPT Puskesmas Ibrahim Adjie 2006-sekarang 5. Nara Sumber KEMKES 2011- sekarang 6. Nara Sumber IAI PUSAT/Praktisi 2014-sekarang Fasilitator BBPK Ciloto
  • 3.
  • 4.  Menurut Divison of Counseling Psychology, konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan- hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya.  Membantu memelihara kesehatan pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien, dengan memberikan dukungan, empati,arahan dan saran kepada pasien
  • 5. 1. Membangun kemampuan untuk mengambil keputusan bijak dan realistis 2. Menuntun perilaku klien dan mampu bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat 3. Memberikan informasi dan edukasi
  • 6.  Menciptakan hubungan dg pasien dan membentuk trust  Membantu pasien dalam mengatur dan beradaptasi dengan pengobatannya  Mencegah dan meminimalkan masalah yang berhubungan dengan efek samping obat,efek yg tdk dikehendaki dan kepatuhan minum obat, baik sekarang atau yg akan datang  Meningkatkan kemampuan pasien utk menyelesaikan masalah kesehatannya
  • 7.  Pada Pasien : 1. Mengurangi kesalahan dalam penggunaan obat 2. Mengurangi ketidak patuhan 3. Menjamin obat aman dan efektif  Pada farmasis : 1. memelihara status profesional sebagai bagian tim kesehatan 2. peningkatan kepuasan pekerjaan 3. tambahan pelayanan untuk mengikat pasien dan membantu dalam berkompetitif
  • 8.  NON DISKRIMINATIF  PROSES BELAJAR BERSAMA  TANPA PRASANGKA  SETARA  RAHASIA  SENSITIF PADA KEBUTUHAN KLIEN  DILANDASI KEJUJURAN DAN TANGGUNG JAWAB
  • 9. (menurut Carl Rogers) - Congruence : konselor harus memahami dirinya sendiri, antara pikiran,perasaan dan pengalamannya harus serasi. Contoh :konselor fobia pada ketinggian bersedia berbagi pengalaman dengan klien - Unconditional positive regard : Konselor harus menerima klien apa adanya walaupun dengan keadaan yang tidak diterima oleh lingkungan. Klien akan mengalami perubahan yg efektif apabila berada dlm situasi yg kondusif,acceptance (diterima) Contoh : pengalaman dipahami dan dicintai tanpa syarat. - Empathy : Memahami orang lain dari sudut kerangka berpikirnya.konselor harus dapat menyingkirkan nilai- nilainya sendiri tetapi tdk boleh larut dalam nilai-nilai klien. Contoh : mampu memahami bagaimana dilemanya ditinggal mati anjing kesayangannya.
  • 10.  Dekorasi ruang : Hendaknya disesuaikan dg keadaan yang familier dg klien. Misalnya : kien mahasiswa gambar buku,foto kampus.ruang kuliah,toga  Pengaturan tempat duduk : Konselor dan klien duduk berhadapan,tidak ada yang menghalangi  Jarak tempat duduk klien : Jangan terlalu dekat atau terlalu jauh  Letak Tempat duduk klien : Klien diusahakan dapat melemparkan pandangannya keluar jendela.  Ruang Konseling : Usahakan ruang konseling yg dapat membuat klien merasa bebas dan aman mengemukakan masalah
  • 11.  Usia klien : Usia klien semakin muda semakin mudah untuk dibentuk( lebih fleksibel)  Jenis kelamin : Wanita lebih mudah utk dirubah perilakunya karena seringkali melakukan modelling dibanding laki-laki  Tingkat pendidikan : Klien yang berpendidikan tinggi akan lebih positif menyikapi proses konseling  Intelegensi : Intelegensi sangat berpengaruh terhadap kemampuan menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan  Status sosial ekonomi : Klien yg sosial ekonomi baik akan lebih baik menilai diri dan masa depannya
  • 12.  *MEMBINA RAPPORT  *PENGGALIAN MASALAH/PENGUMPULAN DATA  *MENDISKUSIKAN ALTERNATIF SOLUSI  *MEMILIH SOLUSI TERBAIK UTK KLIEN  *PENUTUP Yang perlu dihindari oleh Konselor  Hanya menasehati  Bertanya secara interogatif  Memandang persoalan org lain selalu sama  Memandang enteng perasaan org lain  Memberikan konseling terus berlangsung meski anda tidak paham persoalannya.
  • 13.  1. ATTENDING : perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Ketrampilan di dalam Attending : Secara verbal  Mengucapkan/membalas salam  Berjabat tangan  Mempersilahkan duduk  Menyebut nama  Membuka pembicaraan Non verbal :  Cara dan jarak duduk  Menghadap secara tepat  Condong kedepan  Kontak mata
  • 14. Perilaku attending yg baik dapat :  Meningkatkan harga diri klien  Menciptakan suasana yg aman dan nyaman  Meningkatkan rasa puas klien kepada konselor  Mempermudah ekspresi perasaan klien dg bebas Contoh perilaku Attending yg baik :  Kepala : mengangguk setuju  Ekspresi wajah yg menyenangkan : tenang,ceria,senyum  Posisi tubuh: agak condong kearah klien, jarak antara konselor dg klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan  Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan utk menekan ucapan  Mendengarkan dg penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam(menanti saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pd lawan bicara.
  • 15. Contoh perilaku attending yg tidak baik :  Kepala kaku : kurang menarik enggan utk membantu  Muka kaku,ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat saat klien sdg bicara, mata melotot  Posisi tubuh tegak kaku, bersandar, jarak duduk dg klien jauh, duduk kurang akrab dan berpaling  Memutuskan pembicaraan, bicara terus tanpa ada teknik diam untuk memberi kesempatan klien berfikir dan berbicara  Perhatian terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar
  • 16.  2. EMPATI ; Kemampuan konselor utk dpt merasakan dan menempatkan dirinya di posisi klien . Ada 2 macam empati : - empati primer : hanya berusaha memahami perasaan, pikiran dan keinginan klien. Dg tujuan agar klien dapat terbuka. Contoh pernyataan empati primer :”ya..saya dapat memahami keputusan anda”. “saya mengerti keinginan anda “ -empati lanjutan : adanya pemahaman konselor terhadap perasaan dan pikiran klien lebih mendalam karena konselor ikut dg perasaan tersebut. Contoh ungkapan empati lanjutan :”saya dapat merasakan apa yang anda rasakan, dan saya ikut prihatin dg pengalaman anda itu”.
  • 17. 3. REFLEKSI: teknik utk memantulkan kembali kepada klien ttg perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Konselor dituntut untuk menjadi pendengar yang aktif. Ada 3 jenis refleksi :  Refleksi perasaan, yaitu ketrampilan atau teknik utk dapat mencerminkan kembali perasaan yang disampaikan klien. Contoh : “ tampaknya yang anda rasakan adalah suatu hal yang wajar….”  Refleksi pikiran,yaitu teknik utk memantulkan kembali ide, pikiran dan pendapat klien. Contoh :” tampaknya yang anda katakan itu cukup logis….”  Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan kembali pengalaman-pengalaman yang telah dialami oleh klien. Contoh :  ” tampaknya pengalaman anda selama ini membuat anda menjadi lebih pandai dalam memilih obat…….”
  • 18. 4. EKSPLORASI : eksplorasi adalah teknik utk menggali perasaan,pikiran,dan pengalaman klien. . Karna seringkali klien tidak mampu mengemukakan pendapat dengan terus terang, menyimpan rahasia batin, dan menutup diri. Ada 3 jenis teknik eksplorasi  Eksplorasi perasaan: teknik menggali perasaan klien yg tersimpan. Contoh : “bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksud …”  Eksplorasi pikiran : teknik utk menggali ide, pikiran, dan perasaan klien. Contoh : “saya yakin anda dapat menjelaskan lebih lanjut keinginan anda untuk berhenti menggunakan obat tersebut…”  Eksplorasi pengalaman :ketrampilan utk menggali pengalaman2 klien. Contoh : “saya terkesan dg pengalaman yang anda alami itu dan saya ingin sekali memahami lebih lanjut tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap kehidupan anda “
  • 19. 5. PARAPHRASING : teknik utk menyatakan kembali esensi atau inti ungkapan klien dg teliti mendengarkan pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yg mudah dan sederhana. Tujuan dari pharaprasing ini untuk mengkomunikasikan kepada klien bahwa konselor paham dengan apa yang dikatakan klien. biasanya ditandai dg kalimat awal :” adakah…” atau “nampaknya….” dan mengamati respon klien thd konselor. Contoh :  Klien : “ itu suatu hal yg baik, akan tetapi saya enggan untuk melakukannya. Saya tidak tahu mengapa demikian…”  Konselor : “tampaknya anda masih mempertimbangkannya….…”
  • 20.  6.PROBING : Teknik bertanya untuk menuntun perhatian klien mengeksplorasi maksud dari pernyataan yang telah diucapkan. Probing dapat menuntun perhatian klien pada area yang menurut konselor membutuhkan perhatian. contoh : klien :“ hari ini perasaan saya gelisah….” konselor : “apa yang dimaksud dengan perasaan gelisah….?”
  • 21. 7. PERTANYAAN TERBUKA : teknik utk memancing klien agar mau berbicara mengungkapkan perasaannya, pengalaman dan pemikirannya. Contoh : “mungkin masih ada yang ingin anda ceritakan soal problem anda tersebut…” 8.PERTANYAAN TERTUTUP (CLOSED QUESTION ): jawabannya biasanya hanya singkat seperti “ya” atau “tidak” Contoh :  Konselor : “ Apakah Anda sulit untuk menghentikan penggunaan obat tersebut..? “  Klien: “ ya pak “
  • 22.  9. DORONGAN MINIMAL(minimal encouragement) Teknik utk memberikan suatu dorongan langsung yg singkat terhadap apa yg telah dikemukakan klien. Tujuannya adalah membuat klien semakin semangat utk menyampaikan masalahnya. Misalnya dengan menggunakan ungkapan : “oh…” lalu…’ teruskan….’ contoh dialog Klien : ‘saya tak berdaya dan hampir ….” Konselor : “ya….teruskan….” Klien : “semua obat sudah saya minum…” Konselor : “ lalu….”
  • 23.  10.MENGARAHKAN (Directing) : Teknik utk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien utk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu. Contoh dialog : Klien : “ saya hampir saja memukulnya… karena dia sudah menghina saya dengan kata-kata yang kasar…” Konselor : “ bisakah anda mencontohkan kata-kata kasar apa yang sudah membuat anda terhina...”
  • 24.  11. HENING Hening atau diam merupakan bagian dari proses konseling, selama masa itu tidak ada komunikasi verbal antara klien dan konselor. Waktu yang ideal antara 5-10 detik selebihnya dapat diganti dg dorongan minimal. Hening memiliki tujuan yaitu : memberi ruang waktu agar klien dapat berfikir dan mengumpulkan rinci setiap masalahnya Contoh : Klien :”saya tidak akan menemuinya lagi…dan saya…”(berpikir) Konselor : “…..” (diam) Klien : “saya…saya harus bagaimana…saya tidak tahu…” Konselor : “….”(diam)
  • 25. 12. MENYIMPULKAN SEMENTARA (SUMMARIZING) :  Tujuan : memberikan kesempatan pada klien utk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan. Menyimpulkan kemajuan hasil wawancara secara bertahap. Meningkatkan kualitas diskusi. Mempertajam fokus pada wawancara konseling.  Contoh dialog : “ …setelah kita berdiskusi beberapa waktu, alangkah baiknya jika kita simpulkan dulu agar semakin jelas hasil diskusi kita. Dari materi diskusi, kita sudah sampai pada dua hal : pertama, tekad anda utk menghentikan pemakaian obat2an merupakan kemajuan bagi kehidupan anda selanjutnya disisi lain anda dituntut untuk segera menyelesaikan pendidikan anda yang tertunda selama ini akibat pemakaian obat2 an anda tersebut.….”
  • 26.  13. Merencanakan Bicarakan hal-hal apa yang akan menjadi program atau aksi nyata dari hasil konseling: contohnya: “Proses konseling ini telah berakhir,lalu rencana apakah yang akan anda lakukan setelah ini….”
  • 27.  14. TEKNIK MENGAKHIRI Mengatakan bahwa waktu sudah habis - Merangkum isi pembicaraan - Contoh : “Saya rasa anda telah mengalami beberapa kemajuan yang berarti, oleh karenanya bisakah kita buat kesimpulan akhir dari pembicaraan kita ini ..?” - mengajak klien berdiri dg isyarat gerak tangan
  • 28.  Pasien : datang…  Konselor : “ ada yang bisa saya bantu bu…”(att)  Pasien :” mau beli obat sakit kepala merk A”(obat tersebut mengandung PPA)  Konselor:”untuk siapa bu…”  Pasien : “untuk saya pak…berapa harganya..”  Konselor:”punya penyakit hipertensi tidak bu…” (closed question)  Pasien : “ya kadang2 tensi saya tinggi…”  Konselor : “sampai berapa bu…” (eksplorasi)  Pasien :”kadang sampai 180..”  Konselor : “bu obat tersebut mengandung PPA yang seharusnya tidak diminum oleh penderita hipertensi..”(pemberian informasi,memberi arahan)  Pasien : “tidak apa-apa saya sudah cocok…”
  • 29.  Konselor : “ya..saya sudah menduga dan saya memahami . Ibu saya sendiri baru 5 bulan percaya kalau obat A itu tidak boleh diminum, karena ibu saya juga hipertensi ..’ (empati) sambil tersenyum. “mau beli berapa bu..tidak apa-apa tidak percaya, saya menghargai pilihan ibu..yang penting saya sudah memberikan informasi…” (empati)  Pasien : “ 3 strip saja berapa pak…”(pasien terdiam)  Konselor : “semua jadi 10 000 rupiah. Ada lagi yang bisa saya bantu…”(sambil tetap tersenyum)  Pasien :”kalau begitu saya tidak jadi beli obat itu.tolong saya diberi obat yang aman…”  Konselor “ya…pilihan ibu sudah tepat,membeli obat harus mempertimbangkan efek samping, sebaiknya ibu minum obat B saja. Karena tidak mengandung PPA…” (menilai,menyimpulkan dan mengakhiri konseling )  Contoh konseling yang berhasil dimana konselor mengakhiri proses konseling dengan penjelasan/pengarahan sebaiknya minum obat B bukan obat A (obat yang aman)
  • 30.  Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam meminimalkan terjadinya medication error. Salah satunya dengan cara memberikan pendidikan dan konseling. Untuk dapat berperan secara profesional dari pelayanan kefarmasian diperlukan dukungan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dalam bidang konseling…  (medication error adalah kejadian yg merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam pengawasan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah)
  • 31.  Permainan peran ini terdiri dari 3 orang : sebagai konselor, klien dan pengamat  Setiap peran dibawakan selama 10 menit dan kemudian berganti peran  Setiap pengamat akan memberi umpan balik pada akhir permainan peran (5 menit)