Kerajaan Banten mulai berkembang pada abad ke-16 di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin. Pada masa kejayaannya di bawah Sultan Ageng Tirtayasa pada abad ke-17, Banten memiliki armada angkatan laut yang kuat dan menguasai jalur pelayaran Selat Sunda. Namun kekuasaan Banten mulai menurun akibat campur tangan VOC dan berakhir dengan dibubarkannya kesultanan oleh Inggris pada tah
3. Perkembangan Awal
Kerajaan Banten
Semula Banten menjadi daerah kekuasaan Kerajaan
Pajajaran. Rajanya (Samiam) mengadakan hubungan
dengan Portugis di Malaka untuk membendung
meluasnya kekuasaan Demak. Namun
melalui, Faletehan, Demak berhasil menduduki
Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
Pada tahun 1552 M, Faletehan menyerahkan
pemerintahan Banten kepada putranya,Hasanuddin. Di
bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570
M), Banten cepat berkembang menjadi besar. Wilayahnya
meluas sampai ke Lampung, Bengkulu, dan Palembang.
Pada awalnya kawasan Banten juga dikenal dengan
Banten Girang merupakan bagian dari kerajaan sunda.
Kedatangan pasukan Kerajaan Demak di bawah pimpinan
Maulana Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk
perluasan wilayah juga sekaligus penyebaran dakwah
Islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-
Portugal dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini
dianggap dapat membahayakan kedudukan Kerajaan
Demak selepas kekalahan mereka mengusir Portugal dari
Melaka tahun 1513..
4. Selain mulai membangun benteng pertahanan di
Banten, Maulana Hasanuddin juga melanjutkan
perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada di
Lampung. Ia berperan dalam penyebaran Islam di
kawasan tersebut, selain itu ia juga telah
melakukan kontak dagang dengan raja
Malangkabu (Minangkabau, Kerajaan
Inderapura), Sultan Munawar Syah dan
dianugerahi keris oleh raja tersebut.
Seiring dengan kemunduran Demak terutama
setelah meninggalnya Trenggana,Banten yang
sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak, mulai
melepaskan diri dan menjadi kerajaan yang
mandiri.
6. Secara Geografis, kerajaan banten terletak di daerah
Jawa Barat bagian utara . Kerajaan Banten menjadi
penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang
melalui Selat Sunda. Dengan posisi yang strategis
inilah, Kerajaan Banten berkembang menjadi sebuah
kerajaan besar di jawa Barat dan bahkan menjadi
saingan berat VOC (Belanda) yang berkedudukan di
Batavia.
7. PEMERINTAHAN
Raja-Raja Yang Berkuasa
Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin
1552 - 1570
Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan
1570 - 1585
Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana
1585 - 1596
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau
Pangeran Ratu 1596 - 1647
Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad
1647 - 1651
Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath
Abdul Fattah 1651-1682
Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar
1683 - 1687
Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya
1687 - 1690
8. Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin
1690 - 1733
Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin
1733 - 1747
Ratu Syarifah Fatimah
1747 - 1750
Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri
1753 - 1773
Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin
1773 - 1799
Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin
Zainussalihin 1799 - 1803
Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq
Zainulmutaqin 1803 - 1808
Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin
Zainussalihin 1809 - 1813
9. Puncak Kejayaan
Kerajaan Banten
Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta 1651-1682)
dipandang sebagai masa kejayaan Banten. Di bawah
Kepemimpinan dia:
Banten memiliki armada yang
mengesankan, dibangun atas contoh Eropa, serta
juga telah mengupah orang Eropa bekerja pada
Kesultanan Banten.
Dalam mengamankan jalur pelayarannya Banten
juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana
atau Kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat
sekarang) dan menaklukkannya tahun 1661.
Pada masa ini Banten juga berusaha keluar dari
tekanan yang dilakukan VOC, yang sebelumnya
telah melakukan blokade atas kapal-kapal dagang
menuju Banten.
10. Penurunan dan
Penghapusan Kesultanan
• Bantuan dan dukungan VOC kepada Sultan Haji
mesti dibayar dengan memberikan kompensasi
kepada VOC di antaranya pada 12 Maret 1682,
wilayah Lampung diserahkan kepada VOC, seperti
tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac
de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang
sedang berlabuh di Banten.
• Setelah meninggalnya Sultan Haji tahun 1687, VOC
mulai mencengkramkan pengaruhnya di Kesultanan
Banten, sehingga pengangkatan para Sultan
Banten mesti mendapat persetujuan dari Gubernur
Jendral Hindia-Belanda di Batavia.
11. • Perang saudara yang berlangsung antara sultan
ageng dan sultan Haji di Banten meninggalkan
ketidakstabilan pemerintahan masa berikutnya.
• Konfik antara keturunan penguasa Banten maupun
Kesultanan Banten resmi dihapuskan tahun 1813
oleh pemerintah kolonial Inggris.[21] Pada tahun
itu, Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin
Zainussalihin dilucuti dan dipaksa turun tahta oleh
Thomas Stamford Raffles. Peristiwa ini merupakan
pukulan pamungkas yang mengakhiri riwayat
Kesultanan Banten.
Sejarah Itu asyik
khaaaannn ??
12. Kehidupan Sosial
Agama
• Berdasarkan data arkeologis, masa awal masyarakat
Banten dipengaruhi oleh beberapa kerajaan yang
membawa keyakinan Hindu-Budha, seperti
Tarumanagara, Sriwijaya dan Kerajaan Sunda.
• Islam menjadi pilar pendirian Kesultanan Banten, Sultan
Banten dirujuk memiliki silsilah sampai kepada Nabi
Muhammad, dan menempatkan para ulama memiliki
pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakatnya,
seiring itu tarekat maupun tasawuf juga berkembang di
Banten. Sementara budaya masyarakat menyerap Islam
sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Beberapa tradisi
yang ada dipengaruhi oleh perkembangan Islam di
masyarakat, seperti terlihat pada kesenian bela diri
Debus.
• Kadi memainkan peranan penting dalam pemerintahan
Kesultanan Banten, selain bertanggungjawab dalam
penyelesaian sengketa rakyat di pengadilan agama,
juga dalam penegakan hukum Islam seperti hudud.
13. • Toleransi umat beragama di Banten, berkembang
dengan baik. Walau didominasi oleh
muslim, namun komunitas tertentu diperkenankan
membangun sarana peribadatan mereka, di mana
sekitar tahun 1673 telah berdiri beberapa klenteng
pada kawasan sekitar pelabuhan Banten.
Ini salah satu Lukisan litograf Masjid Agung Banten
pada kurun 1882-1889.
14. PEREKONOMIAN
Dalam meletakan dasar pembangunan ekonomi
Banten, selain di bidang perdagangan untuk daerah
pesisir, pada kawasan pedalaman pembukaan sawah
mulai diperkenalkan.
Pada masa Sultan Ageng antara 1663 dan 1667
pekerjaan pengairan besar dilakukan untuk
mengembangkan pertanian. Di bawah Sultan
Ageng, perkembangan penduduk Banten meningkat
signifikan.
Tak dapat dipungkiri sampai pada tahun
1678, Banten telah menjadi kota
metropolitan, dengan jumlah penduduk dan
kekayaan yang dimilikinya menjadikan Banten
sebagai salah satu kota terbesar di dunia pada masa
tersebut.