Dokumen tersebut membahas berbagai aspek menulis cerpen, mulai dari karakter tokoh, tema, teknik naratif dan dramatik, serta gaya bercerita subjektif dan obyektif. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pentingnya unsur karakter dan tema dalam membentuk cerita, perbedaan teknik naratif dan dramatik, serta kelebihan masing-masing gaya bercerita.
1. Menulis Kreatif Sastra
VINDY BERLIAN AWANDA (201610080311070)
CLARASHINTA FERDYANI (201610080311074)
ANISSATUL WALID (201610080311092)
2. CERITA PENDEK KARAKTER
A. Suatu yang mendorong seseorang untuk menulis yaitu mula-mula
kerangka kejadian yang membentuk suatu pola plot tertentu, baru
kemudian diisi dengan tokoh-tokohnya.
B. Tokoh dalam fiksi biasanya penulis menggunakan “man in the
street”, yakni bagaimana cara umumnya orang merasa berpikir dan
berbuat.
C. Cerpen Indonesia kaya dengan kejadian yang aneka ragam. Setting
cerpen terjadi hampir setiap daerah Indonesia dengan ragam adatnya
yang banyak.
D. Unsur “cerita” bisa dibentuk tanpa menemukan plot terlebih dahulu.
Cerita bisa terbentuk oleh desakan tema, desakan karakter dan
desakan setting.
3. CERITA PENDEK TEMA
A. Tema atau pokok persoalan dalam cerpen hanya salah satu unsur saja, bukan segala-
galanya.
B. Menurut Goenawan Mohamad “tema bukan utopia”, jangan mengorbankan sastra hanya
untuk tema.
C. Tema akan mondominir uraian-uraian naratif bahkan juga dalam dialog.
D. Pengarang harus bisa menghidupkan dan meyakinkan pembaca agar bisa ikut merasakan
apa yang dialami oleh pengarang.
E. Seorang pengarang tidak cukup hanya menemukan persoalan-persoalan besar, tetapi juga
dituntut bagaimana kemampuannya untuk mewujudkan pikiran-pikiran yang besar dalam
wujud cerita.
F. Melalui cerita, orang dapat masuk ke pengalaman manusia lain. Dengan masuk ke
pengalaman lain , pembaca dibawa ke seluk-beluk perasaan yang beragam, pemikiran-
pemikiran penting dan baru, pengetahuan yang unik dan sikap hidup yang segar.
4. CERPEN NARATIF DAN DRAMATIK
A. Teknik sebuah cerpen dapat diceritakan kepada pembaca: (1)Teknik naratif, yaitu teknik
yang berpusat pada si pencerita. Cerpen dengan teknik naratif ibarat Anda bercerita
kepada pendengar Anda. (2)Teknik dramatik, yaitu ibaratnya ingin menceritakan sebuah
peristiwa kepada pendengar-pendengar Anda, tetapi bukan melalui mulut Anda melainkan
dengan peragaan drama.
B. Dalam teknik naratif semua bahan diceritakan berdasarkan persepsi pengarang sendiri.
Dalam teknik naratif tak jarang dijumpai komentar cerita.
C. Dalam teknik dramatik, tugas pengarang adalah menyajikan gambaran-gambaran konkret
tanpa komentar langsung dari pengarang. Gambaran-gambaran itu sudah dimulai sejak
pembukaan cerpen. Pada prinsipnya teknik dramatik melukiskan peristiwa seperti apa
adanya.
D. Keunikan penggambaran watak, tempat kejadian cerita (setting), suasana, yang dilakukan
dengan teknik dramatik lebih mencekam ingatan pembacanya.
5. NARASI DAN DRAMATIK
A. Sastra adalah rekaman pengalaman manusia. Hanya pengalaman itu disajikan
dalam bentuk yang menarik, lebih berwarna dan lebih memikat. Banyak cara
untuk memperkaya pengalaman diri sendiri dengan pengalaman-pengalaman
orang lain.
B. Cerita pendek atau novel merupakan bentuk penuangan dari pengalaman
manusia. ‘Menceritakan” pengalaman berarti bersifat narasi.
C. Cerpen yang kering adalah cerpen yang bersifat narasi sedangkan cerpen yang
hidup adalah cerpen yang berhasil menghadirkan pengalaman secara utuh,
D. Disini pengarang harus mampu membawa pembaca kepada suasana dan
perasaan yang hendak dihadirkan, serta kepekaan pengarang disini dituntut.
6. GAYA BERCERITA SUBYEKTIF
A. Gaya bercerita obyektif adalah gaya bercerita tanpa pengarang memberi
komentar apapun
B. Kelebihan gaya bercerita obyektif yaitu kisah tersalur secara jernih
kehadapan pembacanya. Pengarang tidak campur tangan dengan apa yang
diceritakannya. Gaya bercerita subyektif, pengarang ikut campur tangan
dengan penuh.
C. Teknik bercerita subyektif ada tiga yaitu
1. Narasi yaitu gaya bercerita seperti biasanya
2. Deskriptif yaitu bersifat menerangkan cerita
3. Diskursif yaitu uraian dalam cerita