Teks ini membahas penilaian berbasis kelas (PBK) dalam pembelajaran matematika. PBK dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar dan dapat berupa unjuk kerja, proyek, portofolio, atau tes tertulis. Salah satu model PBK yang dijelaskan adalah penilaian unjuk kerja, yaitu penilaian yang mengamati kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas nyata seperti pemecahan masalah matematika.
1. Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Matematika
Oleh:
Endah Budi Rahaju
A. Penilaian Berbasis Kelas
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang juga disebut Kurikulum
2004 telah dimasukkan tujuan proses dalam pembelajaran, untuk itu diperlukan suatu
penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur tujuan tersebut. Sistem penilaian
yang digunakan dalam KBK disebut dengan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) yang
dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar dan dilakukan dalam
bentuk-bentuk (1) unjuk kerja (performance), (2) proyek dan investigasi
(penyelidikan), (3) pengumpulan kerja siswa (portofolio), dan (4) tes tertulis (paper
and pencil test).
Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam KBK,
maka soal yang digunakan dalam penilaian diharapkan juga menggunakan
pemecahan masalah, menekankan komunikasi dan ketrampilan-ketrampilan berpikir
kritis dan mencari hubungan antara konsep matematika dan kehidupan nyata
merupakan tujuan pembelajaran yang tidak cukup diukur dengan menggunakan tes
tertulis (paper and pencil test).
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). PBK dilaksanakan secara terpadu dengan
kegiatan belajar mengajar. Yang dimaksud dengan “berbasis kelas” adalah penilaian
yang dilaksanakan dalam suatu kelas dan tidak dapat dibandingkan dengan kelas yang
lain. PBK bertujuan memberikan otonomi pada guru dalam memberikan penilaian
terhadap siswanya dalam kelas tersebut. PBK dapat berupa unjuk kerja
(performance), proyek dan investigasi (penyelidikan), pengumpulan kerja siswa
(portofolio), hasil karya (produk), jurnal, presentasi dan diskusi serta tes tertulis
1
2. (paper and pencil). Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan
level pencapaian prestasi siswa.
Dalam PBK, informasi-informasi dalam kemajuan belajar baik formal
maupun non formal dikumpulkan secara terpadu. Siswa terlibat secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan dalam suasana yang menyenangkan serta memungkinkan
adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui,
dipahami dan mampu dikerjakan siswa.
Pada penilaian non PBK, pencapaian hasil belajar siswa dibandingkan dengan
prestasi kelas, namun dalam PBK tidak demikian. Pencapaian hasil belajar dalam
PBK dibandingkan dengan kemampuan diri sebelumnya berdasarkan kriteria
pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Dengan demikian siswa tidak merasa
dihakimi tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
Untuk menentukan ada dan tidaknya kemajuan belajar siswa, maka dalam
PBK dilakukan pengumpulan informasi dengan berbagai cara sehingga kemajuan
belajar siswa dapat terdeteksi secara lengkap. Dengan terdeteksinya kemajuan belajar
siswa, dapat terdeteksi pula perlu tidaknya bantuan yang diberikan pada siswa
berdasarkan bukti yang cukup akurat. Bukti yang dikumpulkan guru tidak hanya
dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas, secara formal dan informal.
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang
menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar siswa. Dalam PBK, siswa dituntut agar dapat mengeksplorasi
dan memotivasi diri untuk mengerahkan semua potensi dalam menanggapi,
mengatasi masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri. Siswa dilatih untuk
mengungkapkan pendapatnya sendiri berdasarkan kemampuan dan pengalaman
belajarnya. Siswa tidak hanya sekedar dilatih untuk memilih jawaban yang tersedia.
Penilaian Berbasis kelas harus memperhatikan tiga ranah, yaitu pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotor). Ketiga ranah tersebut
sebaiknya dinilai secara proporsional sesuai dengan sifat mata pelajarannya.
2
3. Manfaat Penilaian Berbasis Kelas
Beberapa manfaat dari hasil PBK adalah sebagai berikut:
a. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan dan
kekurangannya dalam proses pencapaian kompetensi, sehingga termotivasi untuk
meningkatkan dan memperbaiki proses dan hasil belajarnya. Pengumpulan
informasi kemajuan belajar diadakan dalam suasana yang menyenangkan dan
memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan
apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Contohnya, siswa diajak
melakukan penilaian terhadap tugas yang telah dilakukannya.
b. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa sehingga
memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remedi untuk memenuhi kebutuhan
siswa. Pengumpulan informasi menentukan ada tidaknya kemajuan belajar dan
perlu tidaknya bantuan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan
berdasarkan fakta dan bukti yang memadai.
c. Sebagai masukan bagi guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di
kelas.
d. Sebagai masukan bagi guru untuk merancang kegiatan belajar sedemikian rupa
sehingga siswa dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan yang berbeda-beda
dalam suasana yang kondusif menyenangkan.
e. Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada orang tua dan komite
sekolah tentang efektivitas pendidikan sehingga partisipasi orang tua dan komite
sekolah dapat ditingkatkan.
Fungsi Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menggambarkan sejauh mana seorang siswa telah menguasai suatu kompetensi
b. Mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa memahami
dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan
3
4. program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan).
c. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan
siswa dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah
seseorang perlu mengikuti pengayaan dan remedial.
Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PBK adalah:
a. Valid.
Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa,
misal pembelajaran matematika menggunakan pendekatan penemuan kembali,
maka kegiatan penemuan harus menjadi salah satu obyek yang dinilai.
b. Mendidik.
Hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi
siswa yang berhasil dan sebagai pemicu semangat belajar bagi yang kurang
berhasil.
c. Berorientasi pada kompetensi
Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
d. Adil
Penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya dan jender. Guru dalam membuat keputusan
tentang penguasaan kemampuan siswa dengan mempertimbangkan hasil kerja
yang dikumpulkan dan perubahan tingkah laku.
e. Terbuka.
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi
semua pihak.
4
5. f. Berkesinambungan.
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, terus menerus untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
Prinsip ini akan banyak digunakan pada penilaian portofolio.
g. Menyeluruh
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk
mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa
meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotor)
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dalam penilaian
unjuk kerja, yang utama adalah melihat hasil kerja psikomotor siswa. Sedang
hasil belajar kognitif tidak utama. Dalam penilaian portofolio lebih
mengutamakan penilaian afektif siswa. Sedangkan dalam penilaian proyek dan
investigasi, lebih mengutamakan penilaian kognitif dan psikomotor siswa.
h. Bermakna
Penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti dan bisa ditindaklanjuti
oleh semua pihak.
Seperti telah dijelaskan di atas, banyak model-model penilaian yang
ditawarkan dan sesuai dengan PBK. Dari bermacam-macam model penilaian tersebut
yang akan disajikan untuk mata pelajaran matematika dalam modul ini adalah unjuk
kerja, proyek dan investigasi, serta portofolio. Model-model penilaian ini diberikan
untuk melengkapi penilaian yang menggunakan tes tertulis (paper and pencil test).
Tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam KBK, menekankan
pada pemahaman konsep, penggunaan pemecahan masalah dan komunikasi serta
ketrampilan-ketrampilan berpikir kritis dan mencari hubungan antara konsep
matematika dan kehidupan nyata merupakan tujuan proses yang harus dicapai siswa
secara kontinu. Untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran matematika tidak
cukup diukur dengan menggunakan tes tertulis (paper and pencil test). Oleh karena
itu diperlukan model-model penilaian seperti unjuk kerja (performance), proyek dan
5
6. investigasi, serta portofolio. Berikut ini akan diberikan penjelasan tentang penilaian
unjuk kerja pada mata pelajaran matematika.
B. Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assessment)
Tujuan proses dalam pembelajaran matematika dievaluasi dengan
menggunakan berbagai macam teknik. Tes dan teknik-teknik penilaian hanya
diperlukan untuk menunjukkan bagaimana siswa mengerjakan tugas-tugas yang
sebenarnya. Bila kita menginginkan siswa menjadi pemecah masalah yang baik,
maka tes tentang kompetensi pemecahan masalah harus secara logis menilai unjuk
kerja siswa dalam tugas pemecahan masalah. Tes tertulis (paper and pencil test) yang
nilainya didasarkan pada benar atau salah tidak dapat menilai unjuk kerja siswa
secara teliti. Sebagai contoh, seorang siswa diminta melukis garis tinggi sebuah
segitiga. Hasil pekerjaannya dinilai berdasar unjuk kerjanya dalam menggunakan
jangka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penilaian unjuk kerja merupakan
penilaian yang dilakukan dengan mengamati siswa dalam melakukan sesuatu. Untuk
mendemontrasikan apa yang diketahui siswa, mereka tidak dinilai dengan paper and
pencil test, tetapi bagaimana unjuk kerjanya.
Standar yang sama diperlukan untuk menerapkannya dalam pembelajaran
matematika, jika guru menginginkan mereka menjadi pemecah masalah, siswa harus
diajarkan bagaimana menganalisis, merumuskan dan memecahkan masalah non-rutin
dan sulit, dan perlu menilai unjuk kerjanya sebagai pemecah masalah.
Penilaian unjuk kerja merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran dan
membantu untuk mengarahkan pembelajaran selanjutnya. Melalui proses penilaian ini
siswa belajar tentang hasil-hasil kegiatan dan pembelajaran yang telah dilalui.
Keuntungan lain dari penilaian unjuk kerja adalah membuat pembelajaran lebih
relevan dengan kehidupan siswa dan dunia nyata (Jack Ott). Melalui penilaian ini
akan membantu guru-guru memusatkan pada hasil-hasil pendidikan secara nyata.
Sebagai siswa yang sedang belajar, hal itu akan menjadikan mereka kompeten dalam
pemecahan masalah, yakin dengan kemampuannya dalam berpikir logis dan dapat
6
7. mengkomunikasikan ide-idenya dengan jelas. Mereka akan mengakui bahwa
mereka telah menerima pembelajaran dan mengakui bahwa pendidikan itu
bermanfaat untuk kehidupan mereka.
Penilaian unjuk kerja digunakan guru untuk melihat apakah siswa mendapat
pemahaman yang nyata tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang dapat mereka
kerjakan. Menurut Jack Ott, penilaian unjuk kerja tidak seperti paper and pencil test
dan juga tidak memberikan ancaman bagi siswa. Hal ini dikarenakan tidak ada
jawaban benar atau salah pada penilaian unjuk kerja. Kenyataannya, penilaian ini
dapat mengatasi ketakutan siswa dalam belajar matematika. Siswa tidak akan takut
mengeluarkan pendapat di kelas dan tidak takut memberikan jawaban yang salah.
Menurut Airisian, terdapat empat faktor mendasar dalam mengembangkan
penilaian unjuk kerja, yaitu:
a. Mempunyai tujuan yang jelas
b. Mengidentifikasi aspek-aspek yang dapat diamati
c. Menyiapkan setting yang cocok, artinya tugas yang diberikan harus dikerjakan
secara individu atau secara berkelompok.
d. Menilai performens.
Tujuan penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apa yang diketahui
siswa dan apa yang dapat mereka lakukan. Tugas penilaian unjuk kerja harus
bermakna, realistis atau sesuai dengan kehidupan nyata dan dapat mengukur
penguasaan siswa.
Karena model penilaian ini merupakan penilaian baru, maka bagaimanakah
seorang guru memulai menggunakan tugas penilaian unjuk kerja ini? Berikut ini
diberikan petunjuk-petunjuk untuk memulai menggunakan tugas unjuk kerja:
a. Pertama, akan bijaksana bila memulainya secara perlahan dan teratur.
b. Kedua, tidak perlu menilai unjuk kerja siswa setiap hari atau tidak melaksanakan
sama sekali.
7
8. c. Ketiga, tidak perlu semua materi pembelajaran dievaluasi dengan unjuk kerja.
Pemilihan materi yang tepat akan menghasilkan penilaian unjuk kerja yang efektif
sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Bagaimanakah penilaian unjuk kerja pada mata pelajaran matematika?
Berikut ini diberikan beberapa petunjuk yang dapat membantu guru dalam
melaksanakan penilaian unjuk kerja pada mata pelajaran matematika, yaitu:
1. Dikenalkan secara bertahap dengan menggunakan beberapa tugas yang
sederhana, tetapi berguna.
2. Memusatkan pada tujuan proses dalam penalaran.
3. Melibatkan perluasan dalam metodologi pembelajaran matematika.
4. Tidak kompleks dan tidak sulit untuk diterapkan.
5. Menjadi bagian yang terpadu dalam proses-proses penilaian.
6. Meminta guru untuk mendiskusikan tujuan pembelajaran.
7. Digunakan pada semua tingkatan kelas.
8. Mengarahkan pada pengembangan tugas penilaian yang disesuaikan dengan
kurikulum.
9. Memberikan pemahaman yang realistis dan mendalam tentang apa yang
diketahui siswa dan apa yang dapat dilakukan siswa.
Dalam menyusun tugas penilaian unjuk kerja, perlu diperhatikan
beberapa kriteria seperti berikut.
a) Mengarah kepada standart kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
b) Memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pikiran dan
pemahamannya serta tidak hanya meminta jawaban tunggal.
c) Memberikan kesempatan untuk menilai proses-proses yang ada dalam tugas.
d) Realistik, menarik dan merangsang untuk berpikir.
e) Menekankan kedalaman dan pengusaan materi.
8
9. f) Open-ended. Tugas yang diberikan merupakan soal terbuka yang mempunyai
jawaban yang tidak tunggal.
g) Tidak algoritmik, yaitu tidak mempunyai satu alur yang jelas dalam
penyelesaiannya yang nampak pada awal tugas.
h) Menimbulkan pertanyaan baru, yaitu menuntun siswa untuk mengetahui lebih
jauh tentang masalah yang diberikan.
Dalam penilaian unjuk kerja, evaluasi terhadap hasil kerja siswa
dibandingkan dengan kriteria-kriteria pencapaian unjuk kerja. Tujuan guru dalam
menilai adalah untuk melihat perkembangan intelektualnya atau kekurangannya.
Dalam penilaian ini harus diperhatikah dua hal yaitu standar unjuk kerja dan tugas
unjuk kerja. Standar unjuk kerja harus ditetapkan lebih dahulu sehingga dapat
digunakan untuk menentapkan tugas unjuk kerja yang diberikan pada siswa.
Standart unjuk kerja dapat dikembangkan sendiri oleh guru dalam bentuk
sederhana..
Untuk menentukan standar penilaian, pertama kali guru harus menentukan
apakah prosesnya atau hasilnya yang akan dinilai. Jika prosesnya yang akan
dinilai, maka standar dipakai untuk menilai siswa ketika melakukan
penampilannya. Jika hasilnya yang akan dinilai, maka standar diperlukan untuk
menilai hasil dari proses tersebut. Namun pada kenyataannya, baik proses
maupun hasil dapat dinilai bersama-sama. Yang terpenting dalam menentukan
standar unjuk kerja adalah menguraikan seluruh penampilan atau hasilnya
menjadi komponen-komponen, yang akan memandu pembuatan standar penilaian
unjuk kerja.
Penilaian unjuk kerja tergantung pada standar penilaian yang diamati dan
dinilai. Untuk memudahkan guru dalam menentukan standar penilaian unjuk
kerja, berikut ini diberikan panduan untuk memudahkan penyusunan.
9
10. 1. Tentukan penampilan atau tugas yang akan dinilai:
a. Langkah-langkah apa saja yang harus dikerjakan siswa untuk
menyelesaikan tugas.
b. Aspek mana saja yang perlu bagi penampilan atau hasilnya?
c. Temukan unsur-unsur penting dalam penampilan siswa
d. Karya apa saja yang mungkin dihasilkan siswa
2. Susun aspek-aspek penting dari penampilan atau karya siswa:
a. Langkah-langkah penting diambil untuk terselesainya tugas.
b. Langkah apa yang ditekankan dalam pembelajaran?
c. Langkah khusus yang dapat ditemukan siswa untuk menyelesaikan tugas.
3. Batasi jumlah standar penilaian sehingga semuanya dapat teramati selama
penampilan siswa. Namun hal ini tidak begitu penting jika yang diamati hasil
atau karyanya.
4. Nyatakan Standar penilaian dalam bentuk tindakan atau karya yang dapat
diamati.
5. Susun urutan standar penilaian sesuai dengan urutan pengamatan.
Dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan panduan standar penilaian, maka
dihasilkanlah suatu rubrik penskoran. Rubrik penskoran adalah seperangkat
standar penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi kerja siswa dan mengakses
kinerja siswa. Rubrik harus menekankan penilaian pada tujuan proses
pembelajaran.
Tahap awal dalam mengevaluasi tugas unjuk kerja adalah dengan
menetapkan suatu sistem untuk mendokumentasi (mengumpulkan) unjuk kerja
siswa. Standart unjuk kerja harus ditetapkan lebih dahulu dan standar-standar
tersebut ditetapkan dalam suatu rubrik. Dalam rubrik penskoran digunakan
kriteria-kriteria tertentu untuk menilai tugas unjuk kerja siswa. Dalam rubrik,
kriteria tugas unjuk kerja siswa bergerak dari umum ke khusus. Rubrik yang
digunakan memuat 4 skala peringkat dari superior sampai tidak memuaskan.
Skala itu dapat dimodifikasi dengan mudah untuk menambah butir-butir penilaian
10
11. yang sesuai. Karena penilaian ini menggunakan rubrik, maka siswa harus tahu
apakah arti dari masing-masing tingkatan yang ada. Jadi kriteria unjuk kerja
khusus harus berkaitan dengan masing-masing tugas unjuk kerja yang diberikan
pada siswa. Komentar-komentar khusus dapat ditambahkan pada kertas pekerjaan
siswa dan dicatat guru pada kolom tersendiri dalam rubrik.
Saat siswa telah menyelesaikan tugas unjuk kerja, hasilnya
dibandingkan dengan rubrik khusus dan penskorannya secara holistik berdasarkan
tingkatan terbaik yang dicapai siswa. Berikut ini contoh rubrik penskoran umum
untuk penilaian unjuk kerja.
11
12. Rubrik Penskoran Umum
Tingkatan Kriteria Umum Kriteria
(Level) Khusus
4 • Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep-
Superior konsep.
• Menggunakan strategi-strategi yang sesuai.
• Komputasinya benar
• Tulisan penjelasannya patut dicontoh.
• Diagram/tabel/grafik tepat (sesuai dengan
penerapannya)
• Melebihi permintaan masalah yang diinginkan.
3 • Menunjukkan pemahaman terhadap konsep-konsep.
Memuaskan • Menggunakan strategi yang sesuai.
dengan • Komputasi sebagaian besar benar.
sedikit
• Tulisan penjelasannya efektif.
kekurangan
• Diagram/tabel/grafik sebagaian besar tepat .
• Memenuhi semua permintaan masalah yang diinginkan.
2 • Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian besar
Cukup konsep-konsep.
memuaskan • Tidak menggunakan strategi yang sesuai.
dengan • Komputasi sebagaian besar benar.
banyak
• Tulisan penjelasannya memuaskan.
kekurangan
• Diagram/tabel/grafik sebagaian besar tepat.
• memenuhi sebagian besar permintaan masalah yang
diinginkan.
1 • Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman
Tidak terhadap konsep-konsep.
memuaskan • Tidak menggunakan strategi yang sesuai.
• Komputasi tidak benar.
• Tulisan penjelasannya tidak memuaskan.
• Diagram/tabel/grafik tidak tepat (Tidak sesuai).
• Tidak memenuhi permintaan masalah yang diinginkan.
Kriteria khusus untuk rubrik tertentu, dikembangkan oleh guru berdasarkan
standar-standar unjuk kerja yang akan dinilai dalam satu kegiatan.
12
13. Untuk mengevaluasi unjuk kerja siswa, selain menggunakan rubrik dapat
pula seorang guru dapat melakukan dengan cara yang lebih sederhana, yaitu
dengan menggunakan bantuan kartu penilaian. Dalam kartu penilaian berisi
komponen-komponen unjuk kerja yang akan dinilai. Setiap komponen dinilai
dengan menggunakan skala penilaian, misal 1: tidak benar , 2: kurang benar, 3:
benar tetapi kurang sempurna, dan 4: sempurna. Bentuk kartu penilaian seperti
berikut.
Kartu Penilaian
Penilaian
No. Standar Unjuk Kerja 4 3 2 1
Menunjukkan pemahaman terhadap konsep-
1.
konsep.
2. Menggunakan strategi-strategi yang sesuai.
3. Komputasinya benar
4. Tulisan penjelasannya patut dicontoh.
Diagram/tabel/grafik tepat (sesuai dengan
5.
penerapannya)
Data hasil tugas unjuk kerja digunakan untuk mendeskripsikan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah melalui kegiatan unjuk kerja.
Pada setiap standar unjuk kerja diberi skor 1 sampai dengan 4. Siswa yang gagal
melakukan unjuk kerja ditetapkan akan memperoleh skor minimum. Skor
minimum, median skor dan skor maksimum diperoleh dengan rumus (Kurikulum
2004):
Skor minimum = 1 × banyaknya standar unjuk kerja
Skor maksimum = 4 × banyaknya standar unjuk kerja
skor miinimum + skor maksimum
Median skor =
2
13
14. Pada kartu penilaian terdapat 5 standar unjuk kerja yang akan dinilai, maka
nilai minimum yang akan dicapai siswa adalah 5 dan nilai maksimum yang dapat
dicapai siswa adalah 20. Rentangan nilai 5 sampai dengan 20 dibagi dalam 4
tingkatan/level (sesuai dengan tingkatan yang ada pada kartu penilaian). Setelah
diketahui skor total, nilai tersebut dikonversikan dengan rentang nilai seperti
berikut:
6 − 10 : gagal
11 − 15 : kurang berhasil
16 − 20 : berhasil
21 − 24 : sangat berhasil
Tugas penilaian unjuk kerja mata pelajaran matematika terdapat dua
macam pengamatan, yaitu kegiatan unjuk kerja yang dapat diamati secara
langsung dan kegiatan unjuk kerja yang tidak diamati langsung. Namun tidak
semua penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan dua macam pengamatan
tersebut, tergantung dari permasalahan yang diajukan. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh berikut.
Contoh penilaian unjuk kerja yang kegiatannya/prosesnya dapat diamati secara
langsung.
Contoh 1:
Tugas Untuk Penilaian Unjuk Kerja
Materi Pokok : Segitiga dan segiempat
Kelas : VII
Standar Kompetensi: Mengidentifikasi garis, sudut, dan bangun datar
serta dapat menentukan besaran-besaran yang
ada di dalamnya.
14
15. Kompetensi Dasar : Mengenali sifat-sifat dan melukis segitiga
Tujuan : Siswa dapat melukis segitiga samasisi dengan
menggunakan penggaris dan jangka.
TUGAS:
Lukis ∆ABC samasisi dengan panjang sisi 5 cm.
Rubrik
Tingkatan Kriteria Khusus Catatan
(Level)
4 • Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap
Superior konsep segitiga samasisi.
• Sangat terampil menggunakan jangka dan
penggaris
• Ukuran tepat (sesuai permintaan)
• Tulisan penjelasan lukisan patut dicontoh.
• Melebihi permintaan yang diinginkan.
3 • Menunjukkan pemahaman terhadap konsep
Memuaskan segitiga samasisi.
dengan sedikit • Terampil menggunakan jangka dan penggaris
kekurangan • Ukuran sebagian besar tepat
• Tulisan penjelasan lukisan efektif.
• Memenuhi semua permintaan yang diinginkan.
2 • Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian
Cukup besar konsep segitiga samasisi.
memuaskan • Kurang terampil menggunakan jangka dan
dengan penggaris
banyak • Ukuran kurang tepat
kekurangan
• Tulisan penjelasan lukisan cukup memuaskan.
• Memenuhi sebagian permintaan yang
diinginkan.
15
16. 1 • Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemaham-
Tidak an terhadap konsep segitiga samasisi.
memuaskan • Tidak terampil menggunakan jangka dan
penggaris
• Ukuran tidak tepat
• Tulisan penjelasan lukisan tidak memuaskan.
• Tidak memenuhi permintaan yang diinginkan.
Jika menggunakan bantuan kartu penilaian seperti berikut.
Penilaian
No. Standar Unjuk Kerja
4 3 2 1
Menunjukkan pemahaman terhadap konsep
1.
segitiga samasisi.
2. Keterampilan menggunakan jangka dan
penggaris.
3. Ukuran sesuai permintaan
4. Tulisan penjelasan lukisan
Permintaan tugas terpenuhi
5.
Dengan tugas yang sama seperti di atas khususnya di matematika, dapat pula kegiatan
unjuk kerjanya tidak diamati secara langsung. Dengan mengubah perintah tugasnya,
maka kegiatan untuk tugas di atas dapat diamati secara tak langsung. Karena
pengamatannya tak langsung, maka standar unjuk kerjanya sedikit berbeda dengan
yang pengamatan langsung. Misal dalam pengamatan tidak langsung, diperlukan
siswa menulis urutan kerjanya atau memberi nomor urut yang dikerjakan.
Contoh 2:
Tugas Untuk Penilaian Unjuk Kerja
Materi Pokok : Segitiga dan segiempat
16
17. Kelas : VII
Standar Kompetensi: Mengidentifikasi garis, sudut, dan bangun datar serta
dapat menentukan besaran-besaran yang ada di dalamnya.
Kompetensi Dasar : Mengenali sifat-sifat dan melukis segitiga
Tujuan : Siswa dapat melukis segitiga samasisi dengan
menggunakan penggaris dan jangka.
TUGAS:
Lukis ∆ABC samasisi dengan panjang sisi 5 cm. Sebutkan langkah-
langkah yang kamu tempuh dalam melukis ∆ABC.
Rubrik
Tingkatan Kriteria Khusus Catatan
(Level)
• Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap
konsep segitiga samasisi.
4 • Urutan langkah-langkah sangat tepat
Superior
• Tulisan penjelasan langkah-langkah patut
dicontoh
• Ukuran tepat (sesuai permintaan)
• Melebihi permintaan yang diinginkan.
• Menunjukkan pemahaman terhadap konsep
3 segitiga samasisi.
Memuaskan • Urutan langkah-langkah tepat
dengan sedikit
• Tulisan penjelasan langkah-langkah efektif
kekurangan
• Ukuran sebagian besar tepat
• Memenuhi semua permintaan yang diinginkan.
• Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian
2 besar konsep segitiga samasisi.
Cukup • Urutan langkah-langkah kurang tepat
memuaskan
• Tulisan penjelasan langkah-langkah cukup
dengan
memuaskan
banyak
kekurangan • Ukuran kurang tepat
• Memenuhi sebagian permintaan yang
diinginkan.
17
18. • Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemaham-
an terhadap konsep segitiga samasisi.
1 • Urutan langkah-langkah tidak tepat
Tidak
• Tulisan penjelasan langkah-langkah tidak
memuaskan
memuaskan
• Ukuran tidak tepat
• Tidak memenuhi permintaan yang diinginkan.
Untuk menambah wawasan anda, berikut ini diberikan contoh-contoh lain untuk
penilaian unjuk kerja.
Contoh 3:
Tugas Untuk Penilaian Unjuk Kerja
Materi Pokok : Bangun Datar dan segitiga
Kelas : IX
Standar Kompetensi: Memahami kesebangunan bangun datar
Kompetensi Dasar : Menggunakan konsep kesebangunan dua
bangun
Tujuan : Siswa dapat memecahkan masalah yang
melibatkan konsep kesebangunan
TUGAS:
Gambarlah segitiga siku-siku dengan ukuran sesukamu pada karton putih dan
segitiga-segitiga yang sebangun dengan perbandingan sisi-sisi yang bersesuai 2:1
pada kertas berwarna. Berapakah banyaknya segitiga berwarna yang diperlukan
untuk menutupi segitiga putih dan gambarkan susunan-susunan yang dapat kamu
temukan.
Untuk menentukan standar unjuk kerja yang akan dinilai, guru dapat
menjabarkan tugas di atas menjadi beberapa standar unjuk kerja seperti berikut.
1. Menggambar segitiga siku-siku
18
19. 2. Menentukan syarat-syarat dua segitiga yang sebangun
3. Menentukan banyaknya segitiga berwarna yang diperlukan untuk menutupi
segitiga putih
4. Menggambar susunan segitiga berwarna yang ditemukan
5. Menemukan susunan lain.
19
20. Rubrik
Tingkatan Kriteria Khusus Catatan
(Level)
• Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap
konsep kesebangunan.
4 • Menggunakan strategi-strategi yang sesuai.
Superior
• Tulisan penjelasannya patut dicontoh.
• Gambar yang dibuat tepat (sesuai dengan
susunan yang diperoleh)
• Melebihi permintaan yang diinginkan.
• Menunjukkan pemahaman terhadap konsep
3 kesebangunan.
Memuaskan • Menggunakan strategi-strategi yang sesuai.
dengan sedikit
• Tulisan penjelasannya efektif
kekurangan
• Gambar yang dibuat sebagian besar tepat
• Memenuhi permintaan yang diinginkan.
• Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian
2 konsep kesebangunan.
Cukup • Menggunakan strategi-strategi yang kurang
memuaskan sesuai.
dengan
• Tulisan penjelasannya cukup
banyak
kekurangan • Gambar yang dibuat kurang tepat
• Memenuhi sebagian permintaan yang
diinginkan.
• Menunjukkan sedikit atau tidak ada
pemahaman terhadap konsep kesebangunan.
1 • Menggunakan strategi-strategi yang tidak
Tidak sesuai.
memuaskan
• Tulisan penjelasannya tidak memuaskan
• Gambar yang dibuat tidak tepat
• Tidak memenuhi permintaan yang diinginkan.
20
21. C. Penilaian Proyek dan Investigasi
Seperti telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa penilaian dalam mata
pelajaran matematika yang sesuai dengan PBK, salah satunya adalah penilaian
proyek dan investigasi. Penilaian ini merupakan salah satu cara guru untuk
mendeteksi kemajuan belajar siswa. Dengan terdeteksinya kemajuan belajar siswa,
dapat terdeteksi pula perlu tidaknya bantuan yang diberikan pada siswa
berdasarkan bukti yang cukup akurat. Bukti melalui penilaian proyek dan
investigasi ini dapat dilakukan di luar kelas, misalnya melalui kegiatan survei pada
suatu tempat untuk mengetahui data penduduk di tempat tersebut. Hal ini sesuai
dengan penjelasan bahwa bukti tentang kemajuan belajar siswa tidak hanya
dilakukan di dalam kelas saja, tetapi yang dilakukan di luar kelas pula.
Penilaian proyek dan investigasi sesuai dengan PBK untuk mata pelajaran
matematika, karena dalam kegiatan ini siswa dituntut agar dapat mengeksplorasi
dan memotivasi diri untuk mengarahkan semua potensi dalam menanggapi,
mengatasi masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri. Siswa dilatih untuk
mengungkapkan pendapatnya sendiri melalui laporan siswa berdasarkan
kemampuannya mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam penyelidikan tertentu.
Dalam KBK yang memuat tujuan proses, proyek mempunyai peran yang
signifikan dan integral bagi setiap siswa. Proyek dirancang untuk kerja investigasi,
sehingga jenis penilaian ini dinamakan proyek dan investigasi. Proyek dan
investigasi dapat dikerjakan oleh siswa secara individual atau kelompok kecil yang
terdiri atas 2 atau 3 siswa yang bekerja bersama-sama.
PBK menekankan bahwa penilaian yang dilakukan oleh guru harus
memperhatikan tiga ranah, yaitu pengatahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
ketrampilan (psikomotor). Melalui penilaian proyek dan investigasi, ketiga ranah
tersebut dapat terekam, terutama jika proyek dan investigasi tersebut dilakukan
secara berkelompok.
21
22. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
Proyek merupakan cara yang baik untuk melibatkan siswa dalam perluasan
situasi pemecahan masalah. Situasi ini mungkin merupakan matematika murni,
tetapi kebanyakan merupakan materi yang berhubungan dengan dunia nyata dan
disiplin ilmu yang lain. Proyek dapat melibatkan siswa ke dalam situasi “open-
ended” yang mungkin mempunyai beragam hasil yang dapat diterima dengan
nalar. Atau, melibatkan siswa ke dalam masalah situasi yang dapat membimbing
siswa memformulasikan pertanyaan atau membuat dugaan yang memerlukan
investigasi lebih lanjut. Proyek juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengungkap ide-ide matematika dengan menggunakan materi-materi fisik (yang
berupa benda) atau teknologi baru seperti kalkulator grafik atau komputer.
Proyek dan investigasi dapat memberikan pelajaran kepada siswa bahwa
banyak kaitan antara matematika dan dunia nyata. Selanjutnya, proyek dan
investigasi dapat mengaitkan antara matematika dan disiplin ilmu lain seperti
sains, ilmu sosial, musik, ekonomi, geografi dan sebagainya. Semua kegiatan ini
dapat membawa matematika kepada kehidupan siswa dengan cara menunjukkan
kepada mereka manfaat ide-ide matematika dan menggunakannya untuk kegiatan
praktis yang lebih luas.
Proyek dan investigasi dapat dilaksanakan dengan cara guru mendiskusikan
tentang ide suatu proyek dengan siswa. Selanjutnya guru memberitahu siswa
bahwa proyek tersebut akan digunakan dalam pelajaran untuk tujuan pengajaran
dan evaluasi. Diskusikan tujuan-tujuan proses dari pembelajaran pemecahan
masalah, komunikasi, penalaran, dan kaitan-kaitannya dan tunjukkan
kedudukannya dalam pembelajaran matematika. Guru supaya memberitahu siswa
bahwa proyek mereka haruslah berorientasi pada pemecahan masalah.
22
23. Proyek dan investigasi dapat memberikan pengalaman pada siswa tentang
kaitan antara konsep matematika dengan kehidupan nyata, seperti proyek yang
melibatkan matematika pada bidang-bidang makanan dan kesehatan, olah raga,
pertanian, bisnis, populasi dan sebagainya. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut,
siswa akan terbuka wawasannya tentang manfaat konsep-konsep matematika
dalam kehidupan mereka.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian proyek
dan investigasi adalah:
1. ide proyek, hendaknya berasal dari guru
2. pelaksanaan proyek tidak pada awal pembelajaran
3. proyek pertama yang diberikan pada siswa bersifat sederhana
4. proyek pertama hendaknya membuat siswa tidak bekerja pada masalah rutin.
5. masalah yang diberikan menantang berpikir siswa.
6. proyek diberikan sebagai tugas yang harus diselesaikan secara berkelompok.
Tujuan utama dari tugas penilaian proyek dan investigasi dalam
pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan matematika
siswa. Melalui kegiatan proyek dalam mata pelajaran matematika, hasil yang
diinginkan dari siswa adalah:
1. Menyelesaikan dan memformulasikan masalah dalam matematika dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata,
2. Menggunakan bahasa matematika untuk mengkomunikasikan ide-ide,
3. Menggunakan kemampuan mereka untuk mengaplikasikan ketrampilan
penalaran dan ketrampilan analisis mereka,
4. Mendemonstrasikan pengetahuan dari konsep, keterampilan dan algoritma,
5. Membuat kaitan di dalam matematika sendiri maupun dengan disiplin ilmu
lain,
6. Mengembangkan pemahaman tentang hakekat matematika,
7. Mengintegrasikan pengetahuan matematika ke dalam suatu konsep yang lebih
bermakna,
23
24. 8. Menalar untuk membuat kesimpulan dari investigasi.
Selain kemampuan matematika yang diperoleh melalui tugas proyek dan
investigasi yang diberikan pada siswa, terdapat pula hasil non matematika yang
dapat diperoleh siswa, yaitu:
1. Belajar mendefiniskan masalah dan melakukan penelitian,
2. Belajar kerja sama, terutama jika tugas proyek diberikan secara berkelompok,
3. Belajar bahwa masalah dunia nyata tidak sederhana
4. Belajar untuk melihat bahwa matematika dapat diterapkan dalam dunia
empirik.
5. Belajar mengorganisasikan, merancang dan mencapai tujuan
6. Belajar menulis laporan.
Hasil proyek dapat dilaporkan dengan menggunakan format seperti berikut.
Catatan Proyek
Nama Kelompok: …………………………..
Proyek : …………………………………………………………………….
………………………………………………………………….…
Deskripsi : …………………………………………………………………….
……………………………………………………………………
Prosedur : ……………………………………………………………………
kerja ……………………………………………………………………
Ringkasan : …………………………………………………………………...
…………………………………………………………………..
Hasil : …………………………………………………………………..
Dalam penilaian tugas proyek dan investigasi, evaluasi terhadap hasil kerja
proyek dibandingkan dengan kriteria-kriteria hasil pencapaian proyek. Adapun
langkah-langkah kerja proyek yang dapat dievaluasi oleh guru adalah:
1. Menulis deskripsi dari proyek
2. Mengidentifikasi prosedur yang akan dikerjakan
24
25. 3. Membuat catatan kerja yang telah dilakukan siswa
4. Menyatakan hasil yang diperoleh.
Dengan memperhatikan empat langkah kerja proyek, penilaian proyek dan
investigasi dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik penskoran dengan
mengembangkan keempat bagian di atas. Rubrik penskoran yang dimaksud disini,
sama dengan rubrik penskoran yang dikembangkan untuk penilaian tugas unjuk
kerja. Jadi rubrik penskoran tugas proyek dan investigasi dikembangkan oleh
guru berdasarkan tugas yang diberikan pada siswa.
Dalam rubrik penskoran menggunakan kriteria-kriteria tertentu untuk
menilai tugas proyek dan investigasi siswa. Dalam rubrik, kriteria tugas proyek
dan investigasi siswa bergerak dari umum ke khusus. Rubrik yang digunakan
memuat 4 skala peringkat dari superior sampai tidak memuaskan. Skala itu dapat
dimodifikasi dengan mudah untuk menambah butir-butir penilaian yang sesuai.
Karena penilaian ini menggunakan rubrik, maka siswa harus tahu apakah arti dari
masing-masing tingkatan yang ada. Jadi kriteria khusus pada proyek dan
investigasi harus berkaitan dengan masing-masing tugas yang diberikan pada
siswa. Komentar-komentar khusus dapat ditambahkan pada kertas pekerjaan
siswa dan dicatat guru pada kolom tersendiri dalam rubrik.
Saat siswa telah menyelesaikan tugas proyek dan investigasi, hasilnya
dibandingkan dengan rubrik khusus dan penskorannya secara holistik berdasarkan
tingkatan terbaik yang dicapai siswa.. Untuk penilaian tugas proyek dan
investigasi digunakan rubrik penskoran seperti pada penilaian unjuk kerja.
25
26. Kriteria khusus pada rubrik, dikembangkan oleh guru berdasarkan
tahapan yang akan dinilai dalam satu proyek dan investigasi. Laporan proyek
atau hasil investigasi tidak hanya dalam bentuk laporan tertulis, tetapi dapat juga
dilengkapi dan disajikan dalam bentuk poster.
Penskoran proyek difokuskan pada mutu dari keseluruhan proyek dan
memberikan kesempatan kepada guru untuk menilai proses berpikir siswa dan
pemahamannya pada situasi tersebut. Sehingga penskoran yang dilakukan dalam
proyek secara holistik.
Untuk mengevaluasi tugas proyek dan investigasi, selain menggunakan
rubrik dapat pula seorang guru dapat melakukan dengan cara yang lebih
sederhana, yaitu dengan menggunakan bantuan kartu penilaian, seperti pada
penilaian unjuk kerja. Dalam kartu penilaian berisi tahapan proyek dan
investigasi yang akan dinilai. Setiap tahapan dinilai dengan menggunakan skala
penilaian, misal 1: tidak benar, 2: kurang benar, 3: benar tetapi kurang
sempurna, dan 4: sempurna.
Dengan memperhatikan uraian di atas, untuk lebih jelasnya diberikan
beberapa contoh penilaian proyek dan investigasi dalam mata pelajaran
matematika.
26
27. Contoh 1:
Tugas Untuk Penilaian Proyek dan investigasi
Materi Pokok : Statistika
Kelas / Program : XI / IPA
Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika dalam menyaji-
kan dan meringkas data dengan berbagai cara,
memberi tafsiran, menyusun, dan mengguna-
kan kaidah pencacahan dalam menentukan
banyak kemungkinan dan menggunakan aturan
peluang dalam menentukan dan menafsirkan
peluang kejadian majemuk.
Kompetensi Dasar : Membaca, menyajikan serta menafsirkan
kecenderungan data dalam bentuk tabel dan
diagram
Tujuan : Siswa dapat menyajikan data dalam bentuk
diagram dan menentukan ukuran pemusatan
dari data yang diperoleh.
TUGAS: Carilah data tentang sesuatu yang telah disepakati oleh kelompokmu.
Sajikan data yang kamu peroleh dengan cara penyajian data yang
sesuai dengan jenis datamu. Dari data yang kamu peroleh carilah
ukuran pemusatan yang sesuai. Buatlah poster untuk menyajikan
hasil proyek!
27
28. Rubrik Penskoran Tugas Proyek dan Investigasi
Tingkatan Kriteria Khusus Catatan
(Level)
• Menunjukkan pemahaman dari permasalahan penyajian dan
ukuran tendensi sentral
• Data yang terkumpul sesuai dengan kesepakatan kelompok
4 • Cara penyajian data semuanya sesuai dan bervariasi
• Membuat rangkuman
Superior • Meyajikan kuartil atas dan bawah serta jangkauan.
• Ukuran tendensi sentral yang digunakan sesuai
• Selalu menggunakan tabel untuk memudahkan memperoleh
data
• Bekerja sistematis dan akurat
• Selalu bekerjasama
• Pameran mendukung terhadap pemahaman konsep
matematika
• Terampil menggunakan alat untuk menyajikan data
• Menunjukkan pemahaman dari permasalahan penyajian dan
ukuran tendensi sentral
3 • Data yang terkumpul sesuai dengan kesepakatan kelompok
Memuaskan • Cara penyajian data semuanya sesuai.
dengan • Ukuran tendensi sentral yang digunakan sesuai
sedikit • Selalu menggunakan tabel untuk memudahkan memperoleh
data
kekurangan
• Bekerja sistematis dan akurat
• Dapat bekerjasama
• Pameran mendukung terhadap pemahaman konsep
matematika
• Terampil menggunakan alat untuk menyajikan data
• Menunjukkan pemahaman dari sebagian besar
2 permasalahan penyajian dan ukuran tendensi sentral
• Data yang terkumpul sesuai dengan kesepakatan kelompok
Cukup • Cara penyajian data sebagian sesuai.
memuaskan • Ukuran tendensi sentral yang digunakan ada yang sesuai
dengan • Kadang-kadang menggunakan tabel untuk memudahkan
banyak memperoleh data
kekurangan • Bekerja sistematis dan kadang-kadang tak akurat.
• Tidak dapat bekerjasama
28
29. • Pameran sebagian mendukung terhadap pemahaman konsep
matematika
• Kurang terampil menggunakan alat untuk menyajikan data
• Menunjukkan pemahaman yang rendah atau tidak sama
sekali, dari pertanyaan-pertanyaan dan konsep yang dipelajari
• Data yang terkumpul tak sesuai dengan kesepakatan
1 kelompok
• Cara penyajian data tidak sesuai.
Tidak • Ukuran tendensi sentral yang digunakan tak sesuai
memuaskan • Tidak menggunakan tabel untuk memudahkan memperoleh
data
• Bekerja tidak sistematis
• Tidak dapat bekerjasama
• Pameran tidak mendukung terhadap pemahaman konsep
matematika
• Tidak terampil menggunakan alat untuk menyajikan data
Contoh 2:
Tugas Untuk Penilaian Proyek dan Investigasi
Materi Pokok : Lingkaran
Kelas : VIII
Standar Kompetensi: Mengidentifikasi lingkaran serta menentukan
besaran-besaran yang terkait di dalamnya.
29
30. Kompetensi Dasar : Menghitung besaran-besaran pada lingkaran
Tujuan : Siswa dapat mengenal hubungan sudut pusat
dan sudut keliling jika menghadap busur yang
sama
TUGAS:
Gambarlah sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang
sama pada tiga buah lingkaran dengan jari-jari berbeda. Gunting
pasangan-pasangan sudut pusat dan sudut kelilingnya. Hubungan apa
yang dapat kamu peroleh?
Jika siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas proyek tersebut,
maka guru dapat memberikan petunjuk pada siswa melalui tahapan-tahapan tugas
dalam menyelesaikan proyek dan investigasinya, yaitu:
1. Gambar tiga buah lingkaran dengan jari-jari berbeda
2. Gambar sudut pusat dan sudut keliling menghadap busur yang sama pada
masing-masing lingkaran
3. Gunting pasangan sudut pusat dan sudut keliling untuk lingkaran 1
4. Lipat sudut pusat menjadi dua bagian yang sama, bandingkan dengan sudut
keliling pasangannya
5. Lakukan seperti langkah 4 untuk lingkaran-lingkaran yang lain
6. Kesimpulan apa yang dapat kamu peroleh?
Rubrik Penskoran Tugas Investigasi
Tingkatan Kriteria Khusus Catatan
(Level)
30
31. 4 • Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep-konsep
Superior sudut pusat dan sudut keliling serta bagian-bagian dari lingkaran
• Gambar yang dibuat benar (menghadap busur yang sama)
• Menggunakan strategi-strategi yang sesuai.
• Pengumpulan datanya benar
• Kesimpulannya benar
3 • Menunjukkan pemahaman terhadap konsep-konsep sudut pusat
Memuaskan dan sudut keliling serta bagian-bagian dari lingkaran
dengan • Gambar yang dibuat sebagian besar benar (menghadap busur yang
sama).
sedikit
• Menggunakan strategi yang sesuai.
kekurangan
• Pengumpulan datanya benar
• Kesimpulannya benar
2 • Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian konsep-konsep
Cukup sudut pusat dan sudut keliling serta bagian-bagian dari lingkaran
memuaskan • Gambar yang dibuat sebagian benar (menghadap busur yang
sama).
dengan
• Tidak menggunakan strategi yang sesuai.
banyak
• Pengumpulan datanya sebagian benar
kekurangan • Kesimpulannya kurang benar
1 • Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman konsep-konsep
Tidak sudut pusat dan sudut keliling serta bagian-bagian dari lingkaran
memuaskan • Gambar tidak benar atau tidak cocok.
• Tidak menggunakan strategi yang sesuai.
• Pengumpulan datanya tidak benar
• Kesimpulannya tidak benar
D. Penilaian Portofolio (Portfolio
Portofolio merupakan salah satu penilaian yang sesuai dengan PBK untuk
mata pelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena salah satu prinsip
pelaksanaan PBK adalah berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara
31
32. berencana, bertahap, terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya. Selain itu melalui
penilaian portofolio, akan diketahui gambaran tentang apa yang diketahui dan
apa yang dapat dilakukan siswa.
Portofolio (portfolio) adalah kumpulan pekerjaan (tugas-tugas) siswa yang
representatif dalam periode waktu tertentu. Fokus portofolio pada pemecahan
masalah, berpikir dan pemahaman, komunikasi, hubungan matematika, dan
pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai pebelajar matematika.
Portofolio tidak hanya sekedar map tempat pekerjaan siswa, tetapi map
tempat kumpulan pekerjaan siswa yang berhubungan dengan perkembangan
kemajuan intelektual siswa dalam belajar matematika. Lembaran-lembaran yang
dikumpulkan dalam map portofolio tersebut merupakan pekerjaan siswa yang
memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi dan menggambarkan pekerjaan
terbaik dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, pekerjaan-pekerjaan yang
terdapat dalam portofolio itu menurut siswa: 1) sangat berarti, 2) merupakan
karya terbaik, 3) merupakan karya favorit, 4) sangat sulit dikerjakan, tetapi
berhasil, 5) karya yang memiliki kenangan. Jadi portofolio bukan hanya sekedar
kumpulan karya siswa, tetapi merupakan kumpulan karya siswa yang
menggambarkan kompetensi siswa sebagai hasil belajar.
Portofolio dapat digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa dalam
menyelesaikan tugas matematika selama satu tahun. Penilaian tersebut dapat
dilakukan jika dalam portofolio menunjukkan rentangan dari tujuan pengajaran
dan tugas-tugas yang berhubungan. Penilaian portofolio dapat dibuat oleh guru
dan siswa bersama-sama. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara, pertama,
siswa mengumpulkan semua pekerjaannya selama 2-3 minggu. Kedua, guru
memeriksa pekerjaan siswa dan menetapkan dasar-dasar untuk menyeleksi
butir-butir yang akan digunakan untuk menilai portofolio. Guru dapat
membantu siswa merevisi hasil pekerjaan, tetapi tidak secara langsung. Siswa
dapat memilih butir-butir yang aktual dan kemudian diusulkan pada guru
32
33. bersama hasil pekerjaan yang sesuai. Siswa mungkin berharap untuk
memasukkan hasil pekerjaannya dalam portofolio dan menjelaskan mengapa
butir-butir tersebut terpilih. Butir-butir yang dipilih siswa membantu guru untuk
memahami pandangan siswa sendiri sebagai pebelajar matematika yang sedang
berkembang. Hasil-hasil pekerjaan yang dikumpulkan siswa dalam portofolio
adalah tugas-tugas yang perorangan, misal laporan proyek atau investigasi
sebagai tugas perorangan.
Contoh-contoh topik yang layak untuk dimasukkan dalam portofolio
matematika siswa adalah sebagai berikut.
1. Suatu pemecahan masalah sulit dan tidak rutin yang menunjukkan hasil
pemikiran siswa sendiri.
2. Laporan tertulis dari proyek (penugasan) individu atau investigasi.
3. Respon-respon dari pertanyaan open-ended (terbuka) atau masalah-masalah
pekerjaan rumah yang menantang.
4. Karya seni yang berhubungan dengan matematika.
5. Foto atau sketsa model fisik atau manipulasi untuk mengilustrasikan ide-ide
matematika.
6. Autobiografi matematika siswa.
7. Aplikasi penggunaan matematika pada bidang lain.
Pemilihan contoh materi untuk portofolio harus disesuaikan dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Jika portofolio yang diharapkan bertumpu pada
tujuan proses, maka contoh yang dipilih harus menunjukkan perkembangan
tujuan proses tersebut. Berarti guru dan siswa harus mencari contoh yang dapat
menggambarkan perkembangan pemahaman mereka tentang ketrampilan
pemecahan masalah, penalaran dan berpikir kritis, komunikasi dan keterkaitan
matematika.
Beberapa keuntungan menggunakan portofolio sebagai alat penilaian
adalah:
33
34. 1. memberikan gambaran lengkap tentang pencapaian matematika dan
perkembangannya.
2. menekankan pada tugas komplek dan realitis daripada kecepatan dan
ketelitian yang dikerjakan dalam waktu beberapa minggu.
3. melibatkan siswa dalam proses penilaian dan mendorong siswa menilai
dirinya sendiri.
4. melibatkan siswa dalam tugas autentik yang akan dijumpai di luar sekolah.
5. memotivasi pembelajaran matematika.
6. merupakan cara yang efektif bagi guru dan orang tua untuk
mengkomunikasikan hasil pekerjaan siswa.
7. mendorong perkembangan keterampilan menulis.
Portofolio dapat digunakan sepanjang tahun. Jika belum pernah
menggunakan sebelumnya dan berkeinginan untuk memulai maka tidak
terlambat untuk memperkenalkan kepada siswa. Karena merupakan hal baru,
maka guru perlu memahami langkah-langkah penyusunan portofolio agar dapat
membantu siswa menyusun portofolionya. Langkah-langkah menyusun
portofolio adalah seperti berikut.
1. Pastikan bahwa setiap siswa memiliki portofolio. Siswa perlu diberi
penjelasan tentang tujuan dan kegunaan portofolio. Portofolio merupakan
kumpulan hasil kerja siswa, yang tidak hanya digunakan guru untuk
penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa untuk mengetahui kemajuan,
keterampilan dan minatnya dalam belajar matematika. Proses ini
memerlukan waktu bagi siswa untuk meyakini hasil penilaian mereka
sendiri.
2. Tanyakan pada siswa, karya apa saja yang menurutnya perlu dimasukkan
dalam portofolio. Kemungkinan karya yang dimasukkan tidak sama antara
siswa yang satu dengan siswa yang lain.
34
35. 3. Diskusikan format portofolio yang bagus, misal tulisan diketik, daftar isi,
ada penjelasan mengapa setiap lembar pekerjaan dimasukkan dalam map
portofolio.
4. Tentukan kriteria penilaian karya siswa beserta pembobotannya bersama
siswa sehingga tercapai kesepakatan sebelum siswa membuat karyanya.
Dengan demikian siswa mengetahui harapan atau standar guru dan mereka
berusaha untuk mencapainya. Kriteria-kriteria penilaian yang dapat
digunakan dalam portofolio matematika meliputi: pemecahan masalah,
bahasa, penalaran, hubungan matematika dengan dunia nyata, membuat
hubungan dalam matematika, mengembangkan sikap positif, menggunakan
penilaian diri dan koreksi diri terhadap pekerjaannya, bekerja dalam
kelompok, menggunakan model-model atau representasi matematika yang
berbeda-beda, interpretasi ide-ide, dan teknologi.
5. Mintalah siswa menilai karyanya sendiri secara berkesinambungan. Guru
dapat membimbing siswa tentang bagaimana cara menilai dan memberi
keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut dan bagiamana
cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas
portofolio.
6. Setelah karya dinilai dan hasilnya kurang memuaskan, siswa diberi
kesempatan untuk memperbaikinya. Perlu ditentukan waktu yang
diperlukan untuk memperbaiki karya tersebut. Setelah diperbaiki, karya
tersebut dikumpulkan kembali pada guru.
7. Jika diperlukan, jadwalkan untuk membahas portofolio dengan melibatkan
orang tua siswa. Dengan orang tua tahu tujuan dan kegunaan portofolio,
maka mereka akan membantu dan memotivasi siswa.
Penilaian portofolio tidak mudah dilakukan dan memerlukan waktu dan
kesiapan guru dan siswa. Agar portofolio memiliki kualitas yang baik sebagai
alat penilaian, perlu diperhatikan:
35
36. 1. Direncanakan dengan baik dalam satu tahun atau satu semester atau
kurun waktu tertentu
2. Mengacu pada kompetensi dasar pada kurikulum
3. Menggunakan kriteria penilaian yang jelas
4. Disosialisasikan dengan baik pada siswa dan orang tua
5. Diperiksa secara rutin melalui diskusi dengan siswa.
Dalam evaluasi portofolio, guru harus yakin bahwa tugas yang dipilih
siswa dalam portofolionya merupakan hasil kerja siswa yang paling baik.
Tujuan guru dalam menilai portofolio siswa adalah untuk membantu siswa
mendapatkan tambahan pengetahuan dalam kinerja matematikanya. Pandangan-
pandangan tersebut akan mempengaruhi perkembangan siswa terhadap
pemahaman matematika, meningkatkan penggunaan pendekatan-pendekatan
yang sesuai dan langkah-langkah pemecahan masalah, perkembangan diri
dalam kebiasaan dan sikap kerjanya, dan kemampuan mengkomunikasikannya
melalui portofolio.
Kriteria penilaian portofolio yang sudah disepakati antara siswa dan guru,
dapat digunakan guru untuk memberikan tanggapan terhadap hasil kerja siswa
dan dapat digunakan siswa untuk menyelesaikan tugasnya. Implementasi
sejumlah kriteria penilaian yang telah ditetapkan harus lebih bersifat holistik,
maksudnya adalah mengevaluasi hasil kerja siswa dengan melihat kualitasnya
secara menyeluruh.
Berikut ini diberikan contoh format penilaian portofolio
PENILAIAN PORTOFOLIO
Nama Siswa: ..........................................................................................
Nama Guru: ...........................................................................................
Hari/tanggal: .........................................................................................
36
37. 1.Konsep, prosedur, hubungan yang
digali: ..............................................................................................................
....
2.Lingkup perkembangan
pemahaman ....................................................................................................
.....................
3. Lingkup kebutuhan terbesar yang dibutuhkan untuk perkembangannya
………………………………………………………………………………
4. Pekerjaan belum selesai atau membutuhkan revisi
.........….........................................................................................................
5. Penilaian untuk masing-masing lingkup:
a. Pekerjaan pemecahan masalah : .........................................................
b. Penalaran dan berpikir kritis : ........................……….........................
c. Penggunaan bahasa : .........................................………….................
d. Pengorganisasian: ....................................…………………………...
37
38. Rubrik Penskoran Portofolio
Tingkatan Deskripsi
(Level)
4 • Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang menonjol.
Super • Menunjukkan keterampilan berbahasa yang menonjol.
• Menunjukkan kemampuan berargumentasi yang menonjol.
• Menunjukkan kemampuan membuat hubungan yang menonjol.
• Pengorganisasian yang sangat baik dan bersih.
• Melebihi permintaan.
3 • Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik
Memuaskan • Menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik.
• Menunjukkan kemampuan berargumentasi yang baik.
• Menunjukkan kemampuan membuat hubungan yang baik.
• Pengorganisasian yang baik dan bersih.
• Memenuhi semua permintaan.
2 • Kadang-kadang menunjukkan keterampilan pemecahan masalah
Agak yang baik.
memuaskan • Kadang-kadang Menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik.
• Kadang-kadang berargumentasi dengan baik.
• Pengorganisasian dapat diterima dan bersih.
• Memenuhi sebagian besar permintaan.
1 • Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang sangat
Tidak rendah.
memuaskan • Menunjukkan keterampilan berbahasa yang sangat rendah.
• Menunjukkan kemampuan berargumentasi yang sangat rendah.
• Pengorganisasian dan kebersihan kurang.
• Tidak memenuhi permintaan.
GLOSARIUM
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum sekolah yang
dilaksanakan mulai tahun 2004, disebut juga dengan kurikulum 2004.
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen KBK yang
menitik beratkan pada pengumpulan informasi dengan berbagai cara
sehingga kemajuan belajar siswa dapat terdeteksi secara lengkap.
38
39. Penilaian Unjuk Kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
siswa dalam melakukan sesuatu, baik memalui pengamatan langsung
maupun pengamatan tak langsung.
Penilaian Proyek dan Investigasi merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
dapat berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Portofolio adalah kumpulan pekerjaan (tugas-tugas) siswa yang representatif
dalam periode waktu tertentu.
Soal Open Ended adalah soal terbuka yang mempunyai jawaban tidak tunggal.
Rubrik Penskoran adalah seperangkat standar penilaian yang digunakan untuk
mengevaluasikerja siswa dan mengakses kinerja siswa.
Kartu penilaian adalah kartu yang digunakan guru untuk menilai kegiatan siswa,
yang di dalamnya memuat kriteria-kriteria penilaian atau tahapan proyek
yang akan dinilai.
Penilaian bersifat holistik adalah mengevaluasi hasil kerja siswa dengan melihat
kualitas kerja secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Rahaju, Endah. 2004. Pengembangan model-model Penilaian Berbasis
Kelas pada Materi Kesebangunan. Makalah disampaikan pada Seminar
Nasional di UNY Jogjakarta.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004-Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah.
Jakarta.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004-Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004- Pedoman Penilaian Kelas. Jakarta.
39
40. Depdiknas. 2004. Pedoman Penilaian Dengan Portofolio. Dirjen Dikdasmen
Direktorat PLP.Jakarta.
Gofur, Abdul dkk. 2003. Kurikulum 2004-Pola Induk Pengembangan Sistem
Penilaian. Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Maesuri, Siti. 2002. Penilaian Performens Dalam Pembelajaran Matematika
dan Contoh Penerapannya. Makalah disampaikan pada Overseas
Fellowship Program Contextual Learning Materials Development. PSMS-
Unesa Surabaya.
National Council of Teachers of Mathematics. 1995. Assessment Standards For
School Mathematics. Virginia: NCTM, Inc.
Ott, Jack. 1994. Alternative Assessment In Mathematics Classroom. New
York: Glencoe/Mc Graw-Hill.
Ott, Jack. 1994. Performance Assessment In The Mathematics Classroom.
New York: Glencoe/Mc Graw-Hill.
-----------. 2004. Penilaian Alternatif (Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis
Kompetensi Guru SMP). Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen Dir. PLP.
40