Dokumen tersebut membahas hak-hak ODHA dan LGBT dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa kelompok gay dan waria memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV meskipun jumlahnya kecil. Dokumen ini juga menguraikan berbagai bentuk stigma dan diskriminasi yang dihadapi oleh ODHA dan kelompok LGBT seperti waria dan gay, serta upaya yang dapat dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasinya.
1. Hak-hak ODHA dan LGBT
dalam persoalan HIV/AIDS
King Oey
Arus Pelangi
2. Cara penularan HIV (kumulatif)
Heteroseksual
IDU
Lelaki seks lelaki
Perinatal
Transfusi darah
Tidak diketahui
Lelaki seks lelaki (LSL) mencakup kelompok gay dan waria
dll. Walaupun jumlahnya relatif kecil (3%), persentase gay
dan waria cukup tinggi; diperkirakan 30% dari semua waria
sudah HIV+
3. Program Pemerintah
KPAN dibentuk tahun 1988
Reorganisasi 2006 dengan Perpres 75/2006
Keanggotaan diperluas menjadi 23,
termasuk 18 kementerian & badan negara,
dan 5 LSM.
Kemenkes sebagai pusat koordinasi
4. Program Penanggulangan HIV
• Pencegahan HIV
• Pelayanan, dukungan, pengobatan ODHA
• Pemantauan epidemik HIV/AIDS dan STD
• Riset dan studi
• Membuka ruang (legislasi, capacity building,
mengurangi stigma & diskriminasi)
• Koordinasi multi-stakeholder
• Lain-lain: advokasi, pendidikan, perbaikan
fasilitas, funding, data & info)
5. Hambatan menurut KPAN
• IEC is still a centralized process,
• The involvement of the local stakeholders and affected community is poor in
IEC activities and IEC strategy formulation,
• Lack of coordination among the different organizations involved in IEC,
• IEC efforts are mainly one-way-communication based,
• Poor penetration of messages in the hard-to-reach and marginalized population,
IDPs (Internally Displaced Persons),
• Less importance given to counseling and patient education,
• Insufficient peer education and community outreach,
• HIV/AIDS related stigma and discrimination,
• Lack of literacy and awareness,
• Presence of too many local languages and dialects make the selection of
communication difficult.
6. Bentuk Diskriminasi: ODHA
Pemegang kondom dikaitkan dengan seks bebas
atau pelacuran
LGBT dianggap pendosa, pesakit (sekong),
terkutuk dll.
Penasun dianggap kriminal; Padahal mereka
korban.
Disclosure: membeberkan status HIV kepada
pihak-pihak lain tanpa persetujuan.
Menolak pelayanan/pengobatan di RS.
Keluarga seorang ODHA juga bisa kena diskriminasi
7. SOGI (Sexual Orientation & Gender Identity)
Orientasi seksual: dipahami sebagai sesuatu yang mengarah
kepada kapasitas setiap orang akan ketertarikan emosi, rasa
sayang dan seksual (dan hubungan intim serta hubungan
seks) terhadap individu yang berbeda gender atau sejenis
atau lebih dari satu gender.
Identitas gender: dipahami sebagai sesuatu yang mengarah
kepada pengalaman pribadi dan internal yang sangat
mendalam dirasakan oleh setiap orang tentang gendernya
yang dapat saja atau tidak berhubungan dengan jenis
kelamin yang ditetapkan saat kelahiran, termasuk perasaan
pribadi terhadap tubuh (yang mungkin melibatkan jika dipilih
dengan bebas perubahan penampakan fisik atau fungsi
secara medis atau cara lain), serta ekspresi lain gender
termasuk cara berpakaian, cara bertutur-kata dan lagak-
lagu.
8. Dimensi-dimensi lain
Ekspresi gender: cara seseorang menunjukkan
gender yang disukai melalui pakaian, make-up,
gaya gerak dll. Contoh: perempuan yang
maskulin, cross-dresser, transvestite dll.
Perilaku seksual: skala perbuatan/teknik seksual
serta penggunaan atribut seks. Contoh: oral seks,
anal seks, kondom, dildo, dll.
Perilaku seksual merupakan faktor yang
menentukan dalam penyebaran HIV, bukan
orientasi seksual, identitas maupun ekspresi
gender.
9. Stigma dan Diskriminasi
Sesuatu yang tidak dikenal, bakal tidak disukai.
Kepercayaan: menghindar penularan adalah
menghindar dari orang yang sakit.
Diperparah oleh nilai-nilai budaya/agama yang
tidak tepat. Contoh: mengidap AIDS karena
dikutuk Tuhan.
Diskriminasi ganda atau bertubi: “udah HIV+
apalagi waria”.
10. Bentuk diskriminasi: Waria
Pola Bentuk
Verbal Cemooh (kebanyakan waria sudah terbiasa dan cuek)
Spasial Transfobia: setiap bertemu waria langsung pergi.
Terutama di daerah pedesaan, penerimaan terhadap waria masih
sangat kurang.
Pencitraan Ekspoitasi peran waria di sinetron dan TV show.
Pemberitaan mengenai waria hanya menampilkan berita
razia/garukan.
Akses Penolakan lamaran waria hanya karena statusnya sebagai waria
Pekerjaan walaupun memiliki kapasitas dan ketrampilan yang sejajar dengan
yang lain.
Akses Akses obat ARV terbatas.
Kesehatan Banyak RS masih menolak pasien waria.
Kalau diterima pun sering masih diperlakukan secara diskriminatif;
diminta bayar lebih; jenazah waria tidak dimasukkan ruang
pendingin.
11. Bentuk Diskriminasi: Gay
Pola Bentuk
Verbal Cemooh, kata-kata kasar.
Spasial Pengucilan bahkan pengusiran dari rumah, kos,
kampus, tempat kerja atau lingkungan masyarakat.
Pengucilan mengakibatkan kehidupan sosial seseorang
jadi hancur.
Pencitraan Peran media dalam pencitraan gay beragam; bisa
memperkuat eksistensi (Ivan Gunawan, Ruben Onsu)
ataupun melanggengkan homofobia (kasus Ryan).
Berbeda dengan waria, di kelompok gay mayoritas
belum ‘coming out’ sehingga juga tidak dihadapkan
dengan diskriminasi secara langsung.
12. Mengatasi Stigma & Diskriminasi
KPAN sudah benar dengan fokusnya pada
perubahan perilaku seksual, namun jajaran
pemda dan dinas-dinas terkait yang belum
menyadari sepenuhnya, apalagi masyarakat
awam.
Namun masih banyak stakeholder yang terlibat
dalam proses mengatasi stigma dan diskriminasi.
Semua seharusnya mengambil peran masing-
masing.
Peran masing-masing dapat dibeda-bedakan
antara pihak yang berhak (rights holder) dan
pihak yang berkewajiban (duty bearer).
13. Rights holders & Duty bearers 1
ODHA Masyarakat LSM Lemb
Kesehatan
ODHA Minta Meminta Meminta ganti
pemahaman dan bantuan dan rugi atas
penerimaan mediasi diskriminasi
Masya- Memahami dan Memberi Mendorong
rakat beri dukungan dukungan perubahan
kebijakan
LSM Memberi info Mendidik, Mendorong
ttg HAM, memberi contoh perubahan
mediasi & kebijakan
advokasi
Lemb Melayani tanpa Mendidik, Bekerja sama
Kes diskriminasi memberi contoh dalam
perubahan
kebijakan
14. Rights holders & Duty bearers 2
KomnasHAM KPAN KEMENKES KEMENKUMHAM
ODHA Meminta Meminta Meminta Meminta
dorongan dorongan perubahan perubahan
perubahan perubahan kebijakan kebijakan
kebijakan kebijakan
Masya- Memberi Memberi Mendorong Mendorong
rakat dukungan dukungan perubahan perubahan
kebijakan kebijakan
LSM Memberi data Memberi data Mendorong Mendorong
pelanggaran pelanggaran perubahan perubahan
HAM ODHA HAM ODHA kebijakan kebijakan
Lemb Bekerja sama Bekerja sama Bekerja sama Bekerja sama
Pelayan dalam dalam dalam perubahan dalam perubahan
Kesehat perubahan perubahan kebijakan kebijakan
n kebijakan kebijakan