SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
Télécharger pour lire hors ligne
Indepth Report



Radio Komunitas di Tengah Pusaran
Konvergensi dan Konglomerasi Media




                Oleh : Firdaus Cahyadi
        Knowledge Manager, Yayasan SatuDunia
Konvergensi dan Konglomerasi Media
                                                              Perkembangan teknologi telekomunikasi
                                                     dan informatika (telematika) tidak terelakan
                                                     lagi. Perkembangan teknologi telematika kini
                                                     cenderung ke arah konvergensi (menyatu).
                                                     Kini dengan kemajuan teknologi telematika
                                                     yang cenderung konvergen itu, kita bisa
                                                     mendengar radio dan melihat televisi melalui
                                                     internet. Bahkan kita juga dapat berkomunikasi
                                                     layaknya telepon melalui intenet.
                                                              Pesatnya        perkembangan             teknologi
telematika itu membawa pergeseran pula dalam konsumsi media. Hasil Survei Media
Index yang dilakukan oleh Nielsen Media Survei1, menunjukan pembaca koran
konvensional menurun sementara pengguna internet mengalami kenaikan. Sementara
penonton televisi relatif stabil di angka 94 percent.
                                   Prosentase Media yang Dibaca Publik
                                 Tahun              2005        2009       Keterangan
                            Pembaca Koran             28          19
                           Pembaca Tabloid            20          13
                                                                              Dalam
                           Pembaca Majalah            20          12
                                                                              percent
                           Pendengar radio            46          39
                          Pengguna internet            8          17


                                Source: riset Nilsen yang dikutip Kompas.com



        Data itu juga dikuatkan oleh riset yahoo.com dan TNS2                                mengenai trend
pengguna internet di Indonesia. Riset itu menyebutkan bahwa telah terjadi lonjakan
yang signifikan dalam pengaksesan berita online, 28 percent di tahun 2009




1
  http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/16/16015757/survei.nielsen.pembaca.media.cetak.makin.turun
2
  TNS is the world's largest Custom Market Research specialists. We provide quality marketing information
delivered by Global Industry Sector expert consultants, innovative Market Research Expertise across the product
life-cycle, in 80 countries. http://www.tnsglobal.com/tns/.
dibandingkan 37 percent di tahun 2010 sementara penggunaan media cetak terus
menurun3.
          Survei Markplus Insight 4, menunjukan bahwa pengguna internet di Indonesia
cenderung tidak lagi menjadikan media konvensional sebagai sumber informasi utama.
Menurut riset tersebut, internet sudah menjadi preferensi utama dalam mendapatkan
informasi dan hiburan selain TV. Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung,
dan Surabaya, Internet lebih unggul dibanding TV.
          Perkembangan teknologi telematika yang cenderung konvergen itu dibaca
dengan baik oleh industri media. Kini hampir semua media massa mainstream memiliki
edisi onlinenya. “Konglomerasi media di era konvergensi telematika adalah sesuatu
yang sulit dihindarkan,” ujar Don Bosco Salamun, dari Berita Satu Media Holdings 5,
saat menjadi pembicara di konferensi media baru yang diselenggarakan oleh Aliansi
Jurnalis Independen (AJI)6.
          ”Karena                 dengan
penyatuan kepemilikan media
itu         dapat           menjadikan
operasional          industri       media
lebih         efisien,”         katanya,
“Seorang wartawan misalnya,
dapat membuat satu berita
bukan hanya untuk satu kanal
namun juga beberapa kanal
sekaligus”
          Bahkan dalam seperti ditulis di salah satu portal 7, Presiden Direktur PT Bakrie
Telecom Tbk (BTEL) Anindya Novyan Bakrie saat memaparkan Bakrie Telecom, Media

3
    http://www.detikinet.com/read/2010/05/31/160759/1366831/398/media-online-mulai-memangsa-media-cetak
4
    http://the-marketeers.com/archives/attitude-and-behavior-pengguna-internet-di-indonesia.html
5
  Berita Satu Media Holdings is an Indonesian media holding company that operates the Berita Satu TV, BeritaSatu.com, Jakarta
Globe, Globe Asia, The Peak, Campus Asia, Investor Daily, Majalah Investor and Suara Pembaruan. Berita Satu Media Holdings
are a multiplatform media company, focusing in broadcast, print, digital, online, social media, mobile, and events.
http://www.linkedin.com/company/berita-satu-media-holdings.
6
  Konferensi “Media Baru: Menjadi Tuan di Negeri Sendiri”, Hotel Nikko Jakarta, 7 Juli 2011
7
  http://www.investor.co.id/bedahemiten/era-konvergensi-di-mata-bakrie-telecom/8867
and Technology (BakrieTMT2015) yang akan menyinergikan lini bisnis telekomunikasi
(BTEL), media (VIVA Group) dan teknologi (BConn dan BNET) sampai dengan tahun
2015.
        Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana masa depan media komunitas
seperti radio komunitas di tengah pusaran konvergensi dan konglomerasi media ini?


Radio Komunitas di Tengah Konvergensi dan Konglomerasi Media
                                                Seperti   halnya    media    mainstream
                                          (arus utama), dengan kemajuan teknologi
                                          telematika ini pula, para penggiat radio
                                          komunitas memiliki banyak pilihan. Pilihan
                                          pertama,   bersiaran     secara   konvensional
                                          (menggunakan spektrum frekuensi radio).
                                          Pilihan ini memiliki jangkauan yang terbatas,
                                          sekitar keberadaan stasiun radio komunitas.
        Pilihan kedua, siaran radio komunitas hanya ditayangkan melalui streaming di
internet. Dan pilihan ketiga, selain bersiaran secara konvensional juga menayangkan
siarannya melalui streaming di internet. Pilihan yang ketiga ini membuat jangkaun
pendengar radio komunitas semakin luas.
        Dengan kemajuan teknologi telematika ini pula, definisi radio komunitas pun
berubah. Radio komunitas tidak bisa hanya didefinisikan berdasarkan jangkauan
wilayah siar. Radio komunitas harus didefinisikan berdasarkan persamaan kepentingan
dan juga minat.
        Radio komunitas Suara Buruh Migran, Yogyakarta dapat dijadikan contoh dalam
hal ini. Radio komuniatas Suara Buruh Migran ini dapat didengar oleh para pekerja
Indonesia yang ada di Singapura, Arab Saudi, Hongkong dan Cina. Radio Suara Buruh
Migran, sejak awal memang didesain agar mudah diakses oleh buruh migran.
Pendengar cukup mengakses portal http://buruhmigran.or.id untuk mendengarkan
siaran radio ini. Selain itu, para pendengar pun dapat memberikan umpan balik melalui
facebook.
Namun, nampaknya para penggiat radio komunitas harus terus berjuang untuk
memanfaatkan peluang yang sudah ada di depan mata itu. Pasalnya, Rancangan
Undang Undang (RUU) Konvergensi Telematika yang akan menggantikan UU
Telekomunikasi tidak memberikan jalan yang mulus bagi penggiat radio komunitas.
         Dalam draft RUU Konvergensi Telematika misalnya, penyelenggara telematika
dibagi menjadi dua, yaitu penyelenggara komersial dan non-komersial. Salah satu
penyelenggara telematika adalah penyelenggara layanan aplikasi. Sementara yang
dimaksud dengan penyelenggara telematika layanan aplikasi adalah penyebaran
konten dan informasi. Radio komunitas yang menayangkan siarannya secara online di
internet tentu masuk dalam penyelenggara telematika aplikasi ini.
         Nah   pertanyaannya   kemudian   adalah,   apakah    radio   komunitas   yang
menayangkan siarannya secara online masuk dalam kategori penyelenggara telematika
non komersial? Jika melihat pasal dalam draft RUU Konvergensi Telematika, radio
komunitas            tidak
termasuk            dalam
penyelenggara
telematika            non-
komersial. Dalam RUU
Konvergensi Telematika,
penyelenggara
telematika non-komersial
adalah       penyelenggara
telematika           untuk
keperluan       pertahanan
dan keamanan nasional, kewajiban pelayanan universal, dinas khusus dan perorangan.
         Namun, andaikata radio komunitas yang menayangkan siarannya secara online
dikatigorikan sebagai penyelenggara telematika non-komersial pun, tetap saja
memberatkan aktivitasnya. Pasalnya, para penggiat radio komunitas harus tetap
membayar Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) telematika dan mendapat ijin dari
menteri.
Bagi    radio          komersial     yang
                                          berorientasi    profit     dan    juga   berafiliasi
                                          dengan media konglomerasi, ketentuan ini
                                          mungkin tidak menjadi sebuah persoalan
                                          besar.    Namun,         bagi    radio   komunitas
                                          ketentuan ini bisa jadi menjadi persoalan
                                          yang serius.
                                                   Pilihan untuk menayangkan siaran
                                          radio komunitas secara online bukan saja
                                          untuk memperluas jangkauan pendengar,
namun juga untuk menghemat biaya operasional. Namun, jika itu kemudian harus
dikenakan kewajiban membayar BHP telematika, tentu akan membuat daya hidup radio
komunitas semakin lemah.
       Tekanan yang lebih besar lagi menimpa para penggiat radio komunitas yang
memilih untuk melakukan siaran secara konvensional (menggunakan spektrum
frekuensi radio) dan juga menayangkan siarannya secara online melalui streaming di
internet.
       Bagi para penggiat radio komunitas yang memilih cara ini, mereka harus
mendapatkan dua ijin dari menteri. Ijin penggunaan spektrum frekuansi radio dan ijin
penyelenggara telematika. Selain itu, radio komunitas yang memilih bersiaran secara
konvensional dan online juga harus membayar Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP)
telematika dan Biaya Hak Penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio.
       Keberadaan radio komunitas (dan juga telivisi komunitas) yang hendak
memanfaatkan kemajuan teknologi telematika, perlahan tapi pasti akan lemah dan
kemudian mati dengan sendirinya. RUU Konvergensi Telematika ini memang sejak
semula tidak memberikan ruang yang cukup layak bagi kepentingan publik. RUU ini
lebih mengutamakan kepentingan bisnis multimedia.
       Pembagian penyelenggara telematika dengan label komersial dan non-komersial
sejatinya menunjukan keberpihakan RUU ini kepada penyelenggara telematika
komersial. Ibarat pelebelan pria dan non-pria, maka sejatinya yang menjadi mainstream
(arus utama) adalah pria. Begitu pula pelabelan komersial dan non komersial dalam
RUU Konvergensi Telematika ini.
      Dengan demikian tidak salah bila RUU Konvergensi Telematika ini justru dinilai
akan lebih memperkuat struktur bangunan konglomerasi media yang telah ada. Karena
hanya media milik konglomerat media yang bisa memenuhi ketentuan dari RUU ini. Jika
itu yang terjadi maka, dominasi opini publik dari media konglomerasi tidak terhindarkan
lagi. Dan itu berarti kebijakan publik yang akan dibuat pemerintah pun akan berpihak
pada kepentingan para konglomerat media itu.
      Masih ada sedikit waktu bagi pemerintah untuk meninjau ulang RUU
Konvergensi Telematika ini. Tidak ada salahnya bila waktu yang tersisa ini digunakan
pemerintah untuk lebih mendengar dan memperhatikan kepentingan publik secara lebih
luas, bukan hanya kepentingan industri multimedia.

Contenu connexe

Plus de SatuDunia Foundation

Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
SatuDunia Foundation
 
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
SatuDunia Foundation
 
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi iiWarta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
SatuDunia Foundation
 
Indepth report konsumtivisme dan tergusurnya ruang publik di internet
Indepth report konsumtivisme dan tergusurnya ruang publik di internetIndepth report konsumtivisme dan tergusurnya ruang publik di internet
Indepth report konsumtivisme dan tergusurnya ruang publik di internet
SatuDunia Foundation
 
Knowledge management v2.0 mirta amalia
Knowledge management   v2.0 mirta amaliaKnowledge management   v2.0 mirta amalia
Knowledge management v2.0 mirta amalia
SatuDunia Foundation
 
20111205 firdaus cahyadi-perang-informasi-lapindo
20111205 firdaus cahyadi-perang-informasi-lapindo20111205 firdaus cahyadi-perang-informasi-lapindo
20111205 firdaus cahyadi-perang-informasi-lapindo
SatuDunia Foundation
 

Plus de SatuDunia Foundation (20)

Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan InformasiKonglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
 
Mapping Media Policy in Indonesia
Mapping Media Policy in IndonesiaMapping Media Policy in Indonesia
Mapping Media Policy in Indonesia
 
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
 
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
 
120216 digital (mujtaba hamdi)
120216 digital (mujtaba hamdi)120216 digital (mujtaba hamdi)
120216 digital (mujtaba hamdi)
 
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi iiWarta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
 
Id mdgr2007 bahasa
Id mdgr2007 bahasaId mdgr2007 bahasa
Id mdgr2007 bahasa
 
Id mdgr2007 advokasi_bahasa
Id mdgr2007 advokasi_bahasaId mdgr2007 advokasi_bahasa
Id mdgr2007 advokasi_bahasa
 
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
 
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
 
Mereka berani melawan pemiskinan
Mereka berani melawan pemiskinanMereka berani melawan pemiskinan
Mereka berani melawan pemiskinan
 
Sapa edisi 1 desember 2011
Sapa edisi 1 desember 2011Sapa edisi 1 desember 2011
Sapa edisi 1 desember 2011
 
Konvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publikKonvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publik
 
Hiv aids dan media sosial aditya wardana
Hiv aids dan media sosial  aditya wardanaHiv aids dan media sosial  aditya wardana
Hiv aids dan media sosial aditya wardana
 
Ham dan hiv aids harwib
Ham dan hiv aids harwibHam dan hiv aids harwib
Ham dan hiv aids harwib
 
Hak odha dan lgbt king oey
Hak odha dan lgbt king oeyHak odha dan lgbt king oey
Hak odha dan lgbt king oey
 
Indepth report konsumtivisme dan tergusurnya ruang publik di internet
Indepth report konsumtivisme dan tergusurnya ruang publik di internetIndepth report konsumtivisme dan tergusurnya ruang publik di internet
Indepth report konsumtivisme dan tergusurnya ruang publik di internet
 
Knowledge management v2.0 mirta amalia
Knowledge management   v2.0 mirta amaliaKnowledge management   v2.0 mirta amalia
Knowledge management v2.0 mirta amalia
 
Perang informasi lapindo daus ppt
Perang informasi lapindo daus pptPerang informasi lapindo daus ppt
Perang informasi lapindo daus ppt
 
20111205 firdaus cahyadi-perang-informasi-lapindo
20111205 firdaus cahyadi-perang-informasi-lapindo20111205 firdaus cahyadi-perang-informasi-lapindo
20111205 firdaus cahyadi-perang-informasi-lapindo
 

Indepth report radio komunitas di tengah pusaran konvergensi dan konglomerasi media

  • 1. Indepth Report Radio Komunitas di Tengah Pusaran Konvergensi dan Konglomerasi Media Oleh : Firdaus Cahyadi Knowledge Manager, Yayasan SatuDunia
  • 2. Konvergensi dan Konglomerasi Media Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika) tidak terelakan lagi. Perkembangan teknologi telematika kini cenderung ke arah konvergensi (menyatu). Kini dengan kemajuan teknologi telematika yang cenderung konvergen itu, kita bisa mendengar radio dan melihat televisi melalui internet. Bahkan kita juga dapat berkomunikasi layaknya telepon melalui intenet. Pesatnya perkembangan teknologi telematika itu membawa pergeseran pula dalam konsumsi media. Hasil Survei Media Index yang dilakukan oleh Nielsen Media Survei1, menunjukan pembaca koran konvensional menurun sementara pengguna internet mengalami kenaikan. Sementara penonton televisi relatif stabil di angka 94 percent. Prosentase Media yang Dibaca Publik Tahun 2005 2009 Keterangan Pembaca Koran 28 19 Pembaca Tabloid 20 13 Dalam Pembaca Majalah 20 12 percent Pendengar radio 46 39 Pengguna internet 8 17 Source: riset Nilsen yang dikutip Kompas.com Data itu juga dikuatkan oleh riset yahoo.com dan TNS2 mengenai trend pengguna internet di Indonesia. Riset itu menyebutkan bahwa telah terjadi lonjakan yang signifikan dalam pengaksesan berita online, 28 percent di tahun 2009 1 http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/16/16015757/survei.nielsen.pembaca.media.cetak.makin.turun 2 TNS is the world's largest Custom Market Research specialists. We provide quality marketing information delivered by Global Industry Sector expert consultants, innovative Market Research Expertise across the product life-cycle, in 80 countries. http://www.tnsglobal.com/tns/.
  • 3. dibandingkan 37 percent di tahun 2010 sementara penggunaan media cetak terus menurun3. Survei Markplus Insight 4, menunjukan bahwa pengguna internet di Indonesia cenderung tidak lagi menjadikan media konvensional sebagai sumber informasi utama. Menurut riset tersebut, internet sudah menjadi preferensi utama dalam mendapatkan informasi dan hiburan selain TV. Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, Internet lebih unggul dibanding TV. Perkembangan teknologi telematika yang cenderung konvergen itu dibaca dengan baik oleh industri media. Kini hampir semua media massa mainstream memiliki edisi onlinenya. “Konglomerasi media di era konvergensi telematika adalah sesuatu yang sulit dihindarkan,” ujar Don Bosco Salamun, dari Berita Satu Media Holdings 5, saat menjadi pembicara di konferensi media baru yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)6. ”Karena dengan penyatuan kepemilikan media itu dapat menjadikan operasional industri media lebih efisien,” katanya, “Seorang wartawan misalnya, dapat membuat satu berita bukan hanya untuk satu kanal namun juga beberapa kanal sekaligus” Bahkan dalam seperti ditulis di salah satu portal 7, Presiden Direktur PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) Anindya Novyan Bakrie saat memaparkan Bakrie Telecom, Media 3 http://www.detikinet.com/read/2010/05/31/160759/1366831/398/media-online-mulai-memangsa-media-cetak 4 http://the-marketeers.com/archives/attitude-and-behavior-pengguna-internet-di-indonesia.html 5 Berita Satu Media Holdings is an Indonesian media holding company that operates the Berita Satu TV, BeritaSatu.com, Jakarta Globe, Globe Asia, The Peak, Campus Asia, Investor Daily, Majalah Investor and Suara Pembaruan. Berita Satu Media Holdings are a multiplatform media company, focusing in broadcast, print, digital, online, social media, mobile, and events. http://www.linkedin.com/company/berita-satu-media-holdings. 6 Konferensi “Media Baru: Menjadi Tuan di Negeri Sendiri”, Hotel Nikko Jakarta, 7 Juli 2011 7 http://www.investor.co.id/bedahemiten/era-konvergensi-di-mata-bakrie-telecom/8867
  • 4. and Technology (BakrieTMT2015) yang akan menyinergikan lini bisnis telekomunikasi (BTEL), media (VIVA Group) dan teknologi (BConn dan BNET) sampai dengan tahun 2015. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana masa depan media komunitas seperti radio komunitas di tengah pusaran konvergensi dan konglomerasi media ini? Radio Komunitas di Tengah Konvergensi dan Konglomerasi Media Seperti halnya media mainstream (arus utama), dengan kemajuan teknologi telematika ini pula, para penggiat radio komunitas memiliki banyak pilihan. Pilihan pertama, bersiaran secara konvensional (menggunakan spektrum frekuensi radio). Pilihan ini memiliki jangkauan yang terbatas, sekitar keberadaan stasiun radio komunitas. Pilihan kedua, siaran radio komunitas hanya ditayangkan melalui streaming di internet. Dan pilihan ketiga, selain bersiaran secara konvensional juga menayangkan siarannya melalui streaming di internet. Pilihan yang ketiga ini membuat jangkaun pendengar radio komunitas semakin luas. Dengan kemajuan teknologi telematika ini pula, definisi radio komunitas pun berubah. Radio komunitas tidak bisa hanya didefinisikan berdasarkan jangkauan wilayah siar. Radio komunitas harus didefinisikan berdasarkan persamaan kepentingan dan juga minat. Radio komunitas Suara Buruh Migran, Yogyakarta dapat dijadikan contoh dalam hal ini. Radio komuniatas Suara Buruh Migran ini dapat didengar oleh para pekerja Indonesia yang ada di Singapura, Arab Saudi, Hongkong dan Cina. Radio Suara Buruh Migran, sejak awal memang didesain agar mudah diakses oleh buruh migran. Pendengar cukup mengakses portal http://buruhmigran.or.id untuk mendengarkan siaran radio ini. Selain itu, para pendengar pun dapat memberikan umpan balik melalui facebook.
  • 5. Namun, nampaknya para penggiat radio komunitas harus terus berjuang untuk memanfaatkan peluang yang sudah ada di depan mata itu. Pasalnya, Rancangan Undang Undang (RUU) Konvergensi Telematika yang akan menggantikan UU Telekomunikasi tidak memberikan jalan yang mulus bagi penggiat radio komunitas. Dalam draft RUU Konvergensi Telematika misalnya, penyelenggara telematika dibagi menjadi dua, yaitu penyelenggara komersial dan non-komersial. Salah satu penyelenggara telematika adalah penyelenggara layanan aplikasi. Sementara yang dimaksud dengan penyelenggara telematika layanan aplikasi adalah penyebaran konten dan informasi. Radio komunitas yang menayangkan siarannya secara online di internet tentu masuk dalam penyelenggara telematika aplikasi ini. Nah pertanyaannya kemudian adalah, apakah radio komunitas yang menayangkan siarannya secara online masuk dalam kategori penyelenggara telematika non komersial? Jika melihat pasal dalam draft RUU Konvergensi Telematika, radio komunitas tidak termasuk dalam penyelenggara telematika non- komersial. Dalam RUU Konvergensi Telematika, penyelenggara telematika non-komersial adalah penyelenggara telematika untuk keperluan pertahanan dan keamanan nasional, kewajiban pelayanan universal, dinas khusus dan perorangan. Namun, andaikata radio komunitas yang menayangkan siarannya secara online dikatigorikan sebagai penyelenggara telematika non-komersial pun, tetap saja memberatkan aktivitasnya. Pasalnya, para penggiat radio komunitas harus tetap membayar Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) telematika dan mendapat ijin dari menteri.
  • 6. Bagi radio komersial yang berorientasi profit dan juga berafiliasi dengan media konglomerasi, ketentuan ini mungkin tidak menjadi sebuah persoalan besar. Namun, bagi radio komunitas ketentuan ini bisa jadi menjadi persoalan yang serius. Pilihan untuk menayangkan siaran radio komunitas secara online bukan saja untuk memperluas jangkauan pendengar, namun juga untuk menghemat biaya operasional. Namun, jika itu kemudian harus dikenakan kewajiban membayar BHP telematika, tentu akan membuat daya hidup radio komunitas semakin lemah. Tekanan yang lebih besar lagi menimpa para penggiat radio komunitas yang memilih untuk melakukan siaran secara konvensional (menggunakan spektrum frekuensi radio) dan juga menayangkan siarannya secara online melalui streaming di internet. Bagi para penggiat radio komunitas yang memilih cara ini, mereka harus mendapatkan dua ijin dari menteri. Ijin penggunaan spektrum frekuansi radio dan ijin penyelenggara telematika. Selain itu, radio komunitas yang memilih bersiaran secara konvensional dan online juga harus membayar Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) telematika dan Biaya Hak Penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio. Keberadaan radio komunitas (dan juga telivisi komunitas) yang hendak memanfaatkan kemajuan teknologi telematika, perlahan tapi pasti akan lemah dan kemudian mati dengan sendirinya. RUU Konvergensi Telematika ini memang sejak semula tidak memberikan ruang yang cukup layak bagi kepentingan publik. RUU ini lebih mengutamakan kepentingan bisnis multimedia. Pembagian penyelenggara telematika dengan label komersial dan non-komersial sejatinya menunjukan keberpihakan RUU ini kepada penyelenggara telematika komersial. Ibarat pelebelan pria dan non-pria, maka sejatinya yang menjadi mainstream
  • 7. (arus utama) adalah pria. Begitu pula pelabelan komersial dan non komersial dalam RUU Konvergensi Telematika ini. Dengan demikian tidak salah bila RUU Konvergensi Telematika ini justru dinilai akan lebih memperkuat struktur bangunan konglomerasi media yang telah ada. Karena hanya media milik konglomerat media yang bisa memenuhi ketentuan dari RUU ini. Jika itu yang terjadi maka, dominasi opini publik dari media konglomerasi tidak terhindarkan lagi. Dan itu berarti kebijakan publik yang akan dibuat pemerintah pun akan berpihak pada kepentingan para konglomerat media itu. Masih ada sedikit waktu bagi pemerintah untuk meninjau ulang RUU Konvergensi Telematika ini. Tidak ada salahnya bila waktu yang tersisa ini digunakan pemerintah untuk lebih mendengar dan memperhatikan kepentingan publik secara lebih luas, bukan hanya kepentingan industri multimedia.