2. PENDAHULUAN
• Bahwa malaria merupakan penyakit menular
yang menjadi masalah kesehatan masyarakat,
karena menurunkan produktivitas sumber daya
manusia.
• Bahwa untuk mengatasi masalah penyakit
malaria, telah dihasilkan komitmen global dalam
World Health Assembly (WHA) ke 60 tahun 2007,
tentang eliminasi malaria bagi setiap negara.
3.
4. DASAR HUKUM
• Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor:
293/MENKES/SK/IV/2009, Tanggal: 28
April 2009, Tentang:Eliminasi Malaria di
Indonesia.
Tujuan:
Terwujudnya masyarakat yang hidup sehat, yang terbebas
dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030
Sasaran:
Sasaran wilayah eliminasi dilaksanakan di Kabupaten
Puworejo Tahun 2022
5. PENGERTIAN
• Eliminasi malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan penularan
malaria setempat (indigenous) dalam satu wilayah geografis tertentu,
dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta sudah tidak ada
vektor malaria di wilayah tersebut, sehingga tetap dibutuhkan kegiatan
kewaspadaan untuk mencegah penularan kembali.
• Annual Parasite Incidence (API) adalah angka kesakitan (sediaan darah
positif) per 1.000 penduduk berisiko dalam satu tahun.
• Kasus indigenous adalah kasus yang berasal dari penularan di wilayah
setempat.
• Kasus impor adalah kasus yang berasal dari luar wilayah.
• Kasus introduced adalah kasus penularan setempat generasi pertama
yang berasal dari kasus impor.
• Reseptivitas adalah adanya kepadatan vektor yang tinggi dan terdapat
faktor lingkungan serta iklim yang menunjang terjadinya penularan
malaria.
6. STRATEGI
1. Melakukan penemuan dini dan pengobatan dengan tepat.
2. Memberdayakan dan menggerakkan masyarakat untuk
mendukung secara aktif upaya eliminasi malaria.
3. Menjamin akses pelayanan berkualitas terhadap
masyarakat yang berisiko.
4. Melakukan komunikasi, advokasi, motivasi dan sosialisasi
kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk
mendukung secara aktif eliminasi malaria.
5. Menggalang kemitraan dan sumber daya baik lokal,
nasional maupun internasional, secara terkoordinasi
dengan seluruh sektor terkait termasuk swasta, organisasi
profesi, dan organisasi kemasyarakatan melalui forum
gebrak malaria atau forum kemitraan lainnya.
7. STRATEGI
6. Menyelenggarakan sistem surveilans, monitoring dan
evaluasi serta informasi kesehatan.
7. Melakukan upaya eliminasi malaria melalui forum
kemitraan gebrak malaria atau forum kemitraan lain
yang sudah terbentuk.
8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
mengembangkan teknologi dalam upaya eliminasi
malaria.
8. INDIKATOR
Kabupaten/kota, provinsi, dan pulau
dinyatakan sebagai daerah tereliminasi
malaria bila tidak ditemukan lagi kasus
penularan setempat (indigenous) selama 3
(tiga) tahun berturut-turut serta dijamin
dengan kemampuan pelaksanaan surveilans
yang baik.
9. SKEMA PENTAHAPAN ELIMINASI MALARIA
Sertifikasi WHO
Kasus
Indigenous 0
< 1 kasus/1000
penduduk berisiko
SPR < 5 %
3 tahun
Reorientasi program
menuju eliminasi
Reorientasi program
menuju pemeliharaan
10. TUJUAN & SASARAN PER TAHAP
Pemberantasan Pra Eliminasi Eliminasi Pemeliharaan
Tujuan utama:
Mengurangi tingkat
penularan malaria
disatu wilayah minimal
kabupaten/kota,
sehingga pada akhir
tahap tercapai SPR <
5 %.
Sasaran intervensi:
Seluruh lokasi
endemis malaria
(masih terjadi
penularan) di wilayah
yang akan dieliminasi.
Tujuan utama:
Mengurangi jumlah
fokus aktif dan
mengurangi
penularan setempat
di satu wilayah
minimal kab/kota,
sehingga pada akhir
tahap API <1/1000.
Sasaran intervensi:
Fokus aktif (lokasi
yang masih terjadi
penularan setempat)
diwilayah yang akan
dieliminasi
Tujuan utama:
Menghilangkan
fokus aktif dan
menghentikan
penularan setempat
di satu wilayah,
minimal kab/kota,
sehingga pada akhir
tahap kasus
indigenous = 0.
Sasaran intervensi:
Sisa fokus aktif dan
individu kasus positif
dengan penularan
setempat (kasus
indigenous)
Tujuan utama:
Mencegah
munculnya kembali
kasus dengan
penularan setempat.
Sasaran intervensi:
Individu kasus positif,
khususnya kasus
impor.
11. POKOK KEGIATAN DALAM ELIMINASI
MALARIA
1. Penemuan dan tatalaksana penderita.
2. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko.
3. Surveilans epidemiologi dan penanggulangan
wabah.
4. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE).
5. Peningkatan sumber daya manusia.
15. Cara penularan
• Kebanyakan berlangsung secara alami (natural), yaitu melalui gigitan nyamuk
anopheles betina
• Walaupun jarang penularan mungkin terjadi melalui transfusi darah dan/ atau
transplantasi sumsum tulang
• Jarang melalui semprit injeksi yang terkontaminasi (pada pecandu narkotik)
• Jarang, dapat secara kongenital selama bayi masih dalam kandungan karena
terjadinya infeksi malaria dari ibu ke janin melalui peredaran darah plasenta.
Vektor (penyebar) malaria
• Di Indonesia terdapat 80 spesies nyamuk anopheles, hanya 16 spesies berperan
sebagai vektor
• Lama hidup vektor dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara
• Tingkat penularan tergantung dari beberapa faktor biologis dan klimatis
• Pada akhir musim penghujan intensitas penularan paling tinggi, populasi
nyamuk meningkat secara signifikan
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22. PEMBERANTASAN
Cara Pemberantasan Sarang Nyamuk dilakukan dengan cara “3M” yaitu :
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti : Bak
mandi/WC, drum, dll. (M1)
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti : Gentong Air,
Tempayan, dll (M2).
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan (M3).
23.
24. SELAIN ITU DITAMBAH DENGAN CARA LAIN
YANG DISEBUT “3M PLUS”
a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat
lainnya yang sejenis seminggu sekali.
b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.
c. Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan
tanah.
d. Menaburkan bubuk Larvasida.
e. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung
air yang tidak bisa dikuras.
f. Memasang kawat kasa pada ventilasi.
g. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
h. Menggunakan kelambu.
i. Memakai lotion yang dapat mencegah gigitan nyamuk