Dokumen tersebut membahas tentang adab dan silaturahmi antara lain:
1. Keutamaan berbakti kepada orang tua
2. Menjaga hubungan kekeluargaan dan larangan memutus silaturahmi
3. Larangan saling membenci dan bermusuhan antar sesama muslim
1. Kitab Kebajikan, Silaturahmi Dan
Adab Sopan Santun
1. Berbakti terhadap kedua orang tua dan bahwa mereka adalah yang
paling berhak menerima kebaktian tersebut
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: Siapakah
manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah saw.
menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw.
menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah
saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa?
Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut berperang.
Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu
menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu
berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623)
2. Mengutamakan kebaktian kepada kedua orang tua daripada salat sunat
dan perkara sunat lainnya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu
datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan
kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij memanggil
anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu
dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat
kepala ke arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku
ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya
2. sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di
tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih
meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa
lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai
Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya
sendiri: Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan
salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan!
Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang
kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau
mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuan-
perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu memohon bencana
fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu hari seorang
penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. Tiba-tiba
muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah
penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan
seorang anak lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini?
Perempuan itu menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-
orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak
dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka
menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab
panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya.
Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij:
Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap
kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba
menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing. Mendengar jawaban
anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun kembali
tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak.
Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij
meninggalkannya. (Shahih Muslim No.4625)
3. 3. Silaturahmi (menyambung hubungan kekeluargaan) dan haram
memutuskannya.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk
sehingga setelah selesai menciptakan mereka, bangkitlah rahim (hubungan
kekeluargaan) berkata: Ini adalah tempat bagi orang berlindung (kepada-Mu)
dengan tidak memutuskan tali silaturahmi. Allah menjawab: Ya. Apakah kamu
senang kalau Aku menyambung orang yang menyambungmu, dan
memutuskan orang yang memutuskanmu? Ia berkata: Tentu saja. Allah
berfirman: Itulah milikmu. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Bacalah ayat
berikut ini kalau kalian mau: Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu
akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan
kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan
telinganya dan dibutakan matanya. Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci. (Shahih Muslim
No.4634)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Rahim (tali persaudaraan) itu digantungkan pada
arsy, ia berkata: Barang siapa yang menyambungku (berbuat baik kepada
kerabat), maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang
memutuskan aku, maka Allah pun akan memutuskannya. (Shahih Muslim
No.4635)
Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang
memutuskan hubungan kekeluargaan. (Shahih Muslim No.4636)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang merasa
senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka
hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi). (Shahih
Muslim No.4638)
4. 4. Pengharaman saling mendengki, saling membenci dan saling
bermusuhan
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu saling membenci, saling
mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba-hamba Allah
yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak menyapa)
saudaranya lebih dari tiga hari. (Shahih Muslim No.4641)
5. Haram mendiamkan lebih dari tiga hari tanpa alasan syara
Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.:
Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Tidak halal seorang muslim
mendiamkan (tidak mau menyapa) saudaranya lebih dari tiga malam di mana
keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang
terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam.
(Shahih Muslim No.4643)
6. Haram berburuk sangka, mencari-cari aib orang lain, saling bersaing
dalam kehidupan dunia, saling menjerumuskan dan sebagainya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk
sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah
kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari
aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah
kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah
kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.
(Shahih Muslim No.4646)
5. 7. Pahala yang diterima seorang mukmin dari penyakit, kesedihan dan
lainnya bahkan dari duri yang menusuknya
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku tidak pernah melihat seorang pun yang paling banyak menanggung
penderitaan daripada Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4662)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Aku masuk menemui Rasulullah saw. ketika beliau sedang menderita penyakit
demam lalu aku mengusap beliau dengan tanganku dan berkata: Wahai
Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam yang
sangat parah. Rasulullah saw. bersabda: Ya, sesungguhnya aku juga
mengidap demam seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu. Aku
berkata: Itu, karena engkau memperoleh dua pahala. Rasulullah saw.
bersabda: Benar. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang
muslim pun yang tertimpa suatu penyakit dan lainnya kecuali Allah akan
menghapus dengan penyakit tersebut kesalahan-kesalahannya seperti
sebatang pohon yang merontokkan daunnya. (Shahih Muslim No.4663)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun
yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali
akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta
akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (Shahih Muslim No.4664)
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada satu
kepedihan pun atau keletihan atau penyakit atau kesedihan sampai perasaan
keluh-kesah yang menimpa seorang muslim kecuali akan dihapuskan dengan
penderitaannya itu sebagian dari dosa kesalahannya. (Shahih Muslim
No.4670)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ketika turun ayat: Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan
diberi pembalasan dengan kejahatan itu, kaum muslimin merasa sangat sedih
sekali, lalu Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu sekalian terlalu
6. bersedih dan tetaplah berbuat kebaikan karena dalam setiap musibah yang
menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan dalam bencana
kecil yang menimpanya atau karena sebuah duri yang menusuknya. (Shahih
Muslim No.4671)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Dari Atha bin Abu Rabah ia berkata: Ibnu Abbas ra. pernah berkata
kepadaku: Maukah kamu aku perlihatkan seorang wanita penghuni surga?
Aku menjawab: Mau. Ia berkata: Wanita berkulit hitam ini pernah mendatangi
Nabi saw. dan berkata: Sesungguhnya aku menderita penyakit ayan dan
auratku terbuka, maka mohonlah kepada Allah demi kesembuhanku. Nabi
saw. bersabda: Kalau kamu mau bersabar, maka bagimu adalah surga. Dan
kalau kamu mau sembuh, maka aku akan memohonkan kepada Allah semoga
Dia menyembuhkan penyakitmu. Wanita itu berkata: Baiklah aku akan
bersabar. Wanita itu berkata lagi: Sesungguhnya auratku selalu terbuka,
maka mohonkanlah kepada Allah agar aku tidak terbuka aurat. Lalu
Rasulullah berdoa untuknya. (Shahih Muslim No.4673)
8. Haram berbuat zalim
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya kezaliman itu akan mendatangkan
kegelapan-kegelapan pada hari kiamat kelak. (Shahih Muslim No.4676)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim
lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa
yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi
keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang
muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-
kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang
muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim
No.4677)
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha
7. Agung akan mengulur-ulur waktu bagi orang yang zalim. Tetapi ketika Allah
akan menyiksanya, maka Dia tidak akan melepaskannya. Kemudian beliau
membaca firman Allah: Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab
penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu
adalah sangat pedih lagi keras. (Shahih Muslim No.4680)
9. Menolong saudara muslim yang zalim dan yang dizalimi
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Dua orang pemuda, yang satu dari golongan Muhajirin dan yang lain dari
kaum Ansar, saling berbaku-hantam. Seorang dari kaum Muhajirin berteriak:
Wahai kaum Muhajirin! Dan seorang dari Ansar juga berteriak: Wahai orang-
orang Ansar! Kemudian keluarlah Rasulullah saw. dan berkata: Ada apa ini?
Kenapa harus berteriak dengan seruan jahiliah? Mereka menjawab: Tidak ada
apa-apa wahai Rasulullah! Kecuali ada dua pemuda yang berkelahi sehingga
seorang dari keduanya memukul tengkuk yang lain. Rasulullah saw.
bersabda: Kalau demikian, tidak apa-apa! Tapi hendaklah seseorang itu
menolong saudaranya yang lain baik yang zalim maupun yang dizalimi. Kalau
ia berbuat kezaliman hendaklah dicegah karena begitulah cara memberikan
pertolongan kepadanya dan apabila dizalimi maka hendaklah ia membelanya.
(Shahih Muslim No.4681)
10. Saling kasih, saling menyayang dan saling membantu di antara orang-
orang mukmin
Hadis riwayat Abu Musa ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain
adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan
bagian yang lain. (Shahih Muslim No.4684)
Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal
saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh,
8. jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang
lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih Muslim No.4685)
11. Membujuk orang yang ditakuti kejahatannya
Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa seorang lelaki minta izin menemui Nabi saw. lalu beliau berkata:
Persilakanlah dia masuk! Karena dia itu adalah anak paling buruk sebuah
keluarga atau lelaki paling buruk pada sebuah keluarga. Ketika lelaki itu
masuk, Nabi saw. melembutkan perkataan kepadanya. Aisyah lalu
mengatakan: Wahai Rasulullah! Engkau telah mengatakan tentangnya apa
yang telah engkau katakan tetapi kemudian engkau melembutkan perkataan
kepadanya? Beliau bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya orang yang
kedudukannya paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat kelak ialah orang
yang dijauhi atau ditinggalkan orang lain karena mereka takut akan
kejahatannya. (Shahih Muslim No.4693)
12. Keutamaan bersikap lembut
Hadis riwayat Aisyah ra. istri Nabi saw.:
Rasulullah saw. bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha
Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang
yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang
bersikap keras dan kepada yang lainnya. (Shahih Muslim No.4697)
13. Barang siapa yang dikutuk atau dicaci-maki atau didoakan jelek oleh
Nabi saw. sedang sebenarnya dia tidak layak diperlakukan seperti itu,
maka itu adalah suatu zakat atau pahala serta rahmat
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ya Allah! Sesungguhnya aku hanyalah manusia
biasa, maka siapa dari kaum muslimin yang aku caci atau aku laknat atau aku
pukul, maka jadikanlah itu sebagai zakat dan rahmat baginya. (Shahih Muslim
No.4706)
9. 14. Pengharaman dusta dan dusta yang mubah
Hadis riwayat Ummu Kaltsum binti Uqbah ra.:
Bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah termasuk
pendusta orang yang berdusta untuk mendamaikan antara manusia. Dia
berkata yang baik dan menyampaikan yang baik pula. (Shahih Muslim
No.4717)
15. Haram mengadu-domba di antara manusia
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Sesungguhnya Muhammad saw. pernah bersabda: Maukah kamu sekalian aku
beritahukan tentang apa itu adhhu? Adhhu adalah perkataan adu-domba
yang selalu diucapkan di antara orang banyak. Dan sesungguhnya
Muhammad saw. juga pernah bersabda: Sesungguhnya seseorang selalu
berkata jujur sehingga dia tercatat sebagai orang jujur dan seseorang selalu
berdusta sehingga dia dicatat sebagai seorang pendusta. (Shahih Muslim
No.4718)
16. Keutamaan orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah, dan
cara meredahkan kemarahan
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah orang kuat itu dengan menang
bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya
ketika marah. (Shahih Muslim No.4723)
Hadis riwayat Sulaiman bin Shurad ra., ia berkata:
Dua orang pemuda saling mencaci di hadapan Rasulullah saw. lalu mulailah
mata salah seorang dari mereka memerah dan urat lehernya membesar.
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku tahu suatu kalimat yang apabila
diucapkan, maka akan hilanglah kemarahan yang didapati yaitu "Aku
berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk". Lelaki itu berkata:
Apakah engkau menyangka aku orang gila?. (Shahih Muslim No.4725)
10. 17. Larangan memukul wajah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang kamu bertengkar dengan
saudaranya, maka hindarilah pemukulan wajah. (Shahih Muslim No.4728)
18. Perintah bagi orang yang lewat dengan membawa senjata di mesjid
atau di pasar atau di tempat-tempat umum lainnya, agar dia memegangi
atau menutupi bagian yang tajam
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Seseorang berlalu di mesjid dengan membawa anak panah lalu Rasulullah
saw. berkata kepadanya: Peganglah mata panahnya. (Shahih Muslim
No.4736)
Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang kamu lewat di suatu majlis
atau di sebuah pasar, sedang ia membawa anak panah, hendaklah dia
memegang mata panahnya itu, kemudian hendaklah dia memegang mata
panahnya itu, kemudian hendaklah dia memegang mata panahnya itu.
(Shahih Muslim No.4739)
19. Larangan menghunus senjata ke arah seorang muslim
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Abul Qasim saw. pernah bersabda: Barang siapa yang menghunuskan senjata
ke arah saudaranya, maka malaikat akan terus mengutuknya sampai ia
melepaskannya meskipun dia itu adalah saudara kandungnya sendiri. (Shahih
Muslim No.4741)
20. Wasiat terhadap tetangga dan berbuat baik kepadanya
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jibril senantiasa
11. mewasiatkan aku tentang tetangga sampai aku menduga bahwa ia akan
menjadikan tetangga sebagai ahli waris. (Shahih Muslim No.4756)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Jibril senantiasa mewasiatkan kepadaku mengenai
tetangga sampai aku mengira bahwa dia akan menjadikan tetangga sebagai
ahli waris. (Shahih Muslim No.4757)
21. Anjuran memberikan pertolongan dalam perkara yang tidak haram
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Apabila Rasulullah saw. didatangi seseorang untuk suatu keperluan, maka
beliau menghampiri para sahabat yang sedang berkumpul dan berbincang-
bincang lalu bersabda: Bantulah, niscaya kalian akan memperoleh pahala dan
Allah akan memenuhi apa yang Dia suka melalui lisan nabi-Nya. (Shahih
Muslim No.4761)
22. Anjuran mempergauli orang-orang saleh dan menjauhi kawan-kawan
yang jahat
Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya perumpamaan berkawan
dengan orang saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti seorang
penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang besi. Penjual
minyak wangi, dia mungkin akan memberikan kamu atau kamu akan membeli
darinya atau kamu akan mendapatkan aroma harum darinya. Tetapi peniup
dapur tukang besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan
mencium bau yang tidak sedap. (Shahih Muslim No.4762)
23. Keutamaan berbuat baik kepada anak-anak perempuan
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Seorang perempuan bersama dua orang putrinya datang kepadaku untuk
meminta-minta, namun dia tidak mendapatkan sesuatu apapun dariku kecuali
satu buah kurma. Lalu aku pun memberikan buah korma itu kepadanya yang
12. segera ia ambil dan dibagikan kepada kedua orang putrinya sedangkan ia
sendiri tidak memakan sedikit pun dari buah korma itu. Kemudian dia pun
bangkit dan beranjak pergi bersama kedua putrinya. Lalu Rasulullah saw.
datang menemuiku dan aku ceritakan kepada beliau tentang perilaku wanita
tadi. Lalu beliau bersabda: Barang siapa mendapat suatu cobaan berupa
anak-anak perempuan kemudian ia berbuat baik terhadap mereka, maka
mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka. (Shahih Muslim
No.4763)
24. Keutamaan orang yang ditinggal mati anaknya kemudian ia bersabar
mengharapkan keridaan Allah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seorang muslim yang ditinggal mati oleh
tiga orang anaknya tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali hanya sekedar
berlalu saja (sebentar). (Shahih Muslim No.4766)
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Seorang wanita datang menemui Rasulullah saw. dan berkata: Wahai
Rasulullah! Kaum lelaki dapat pergi mendengarkan hadismu, maka berikanlah
kami satu hari dari waktumu agar kami mendatangimu untuk engkau ajarkan
kepada kami dari ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu. Rasulullah saw.
bersabda: Berkumpullah kamu sekalian pada hari ini dan ini! Kemudian
mereka pun berkumpul pada hari itu lalu Rasulullah saw. mendatangi mereka
dan mengajarkan kepada mereka apa yang telah Allah ajarkan kepada beliau.
Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Tidak seorang wanita pun dari kamu
sekalian yang ditinggal mati tiga orang anaknya kecuali mereka akan menjadi
penghalang baginya dari api neraka. Lalu salah seorang wanita bertanya: Dan
dua orang anak, dan dua orang anak dan dua orang anak? Rasulullah saw.
menjawab: Dan dua orang anak, dan dua orang anak, dan dua orang anak.
(Shahih Muslim No.4768)
13. 25. Apabila Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan membuat
hamba-hamba-Nya yang lain mencintainya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang
hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku
mencintai si polan maka cintailah dia! Jibril pun mencintainya. Kemudian dia
menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai si polan, maka
cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya. Kemudian dia pun
diterima di bumi. Dan apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia
memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si polan, maka
bencilah pula dia! Jibril pun membencinya. Kemudian dia menyeru para
penghuni langit: Sesungguhnya Allah membenci si polan, maka bencilah
kepadanya. Para penghuni langit pun membencinya. Kemudian kebencianpun
merambat ke bumi. (Shahih Muslim No.4772)
26. Seseorang itu bersama orang yang dicintai
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw.: Kapankah
kiamat itu tiba? Rasulullah saw. bersabda: Apa yang telah kamu persiapkan
untuk menghadapinya? Lelaki itu menjawab: Cinta Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah saw. bersabda: Kamu akan bersama orang yang kamu cintai.
(Shahih Muslim No.4775)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Wahai Rasulullah,
bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum
namun dia belum dapat bertemu dengan mereka? Rasulullah saw. menjawab:
Seorang akan bersama orang yang dicintai. (Shahih Muslim No.4779)