SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan

BLEACHING SUTERA
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD



: Melakukan proses pengelantangan

(bleaching) setelah di

lakukan proses simultan pada

sutera.
TUJUAN



: -

Untuk mendapatkan hasil kain

sutera yang lebih putih
- Untuk mengetahui mekanisme serta faktor yang
berpengaruh terhadap proses bleaching sutera

II. DASAR TEORI
A.

Serat
SUTERA
Sutera adalah serat yang diperoleh dari jenis serangga yang disebut
Lepidoptera. Serat sutera berbentuk filament, dihasilkan oleh larva ulat
sutera waktu membentuk kepompong. Spesies utama dari ulat sutera yang
dipelihara untuk menghasilkan sutera adalah bombix mori.
Pemeliharaan ulat sutera dimulai di negeri China., kemudian menyebar ke
Jepang, Asia Tengah, Asia Timur dan Eropa. Pada saat ini, Negara utama
penghasil sutera adalah Jepang, China, Italia dan Perancis.
Proses Produksi
Proses produksi sutera dapat dibagi atas dua tahap yaitu :
1.

Pembibitan

2.

Penggulungan sutera

Proses Bleaching Sutera

-1-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan

 Struktur Serat

Serat sutera mentah mempunyai komposisi sebagai berikut :
Fibrovin (serat)

: 76%

Serisin (perekat)

: 22%

Lilin

: 1,5%

Garam-garam mineral

: 0,5%

Fibrovin adalah protein yang tidak mengandung belerang, tidak larut
didalam alkali lemah dan sabun.
Serisin adalah protein yang tidak mengandung belerang, dan
merupakan protein Albumin yang tidak larut dalam air dingin, tetapi
menjadi lunak didalam air panas, dan larut dalam alkali lemak atau
sabun. Serisin menyebabkan serat sutera mentah, pegangannya kaku
dan kasar, dan merupakan pelindung serat selama pengerjaan
mekanik. Supaya kain sutera menjadi lembut, berkilau dan dapat
dicelup, serisin harus dihilangkan, biasanya dengan pemasakan
didalam larutan sabun. Dalam pemasakan ini, lilin dan garam-garam
mineral juga ikut hilang.



Sifat Fisika
Kekuatan serat sutera dalam keadaan kering 4-4,5 g/d dengan
mulur 20-25%, dan dalam keadaan basah 3,5-4,0 g/d dengan mulur 2530%. Serat sutera dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%,
tetapi kalau mulurnya lebih dari 4%, pemulihannya lambat dan tidak
kembali ke panjang semula.

Proses Bleaching Sutera

-2-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan
Sifat khusus dari sutera adalah bunyi germerisik (scroop) yang
timbul, apabila serat saling bergeseran. Sifat ini bukan pembawa sutera,
tetapi merupakan hasil pengerjaan dengan larutan asam encer, yang
mekanismenya belum diketahui.
Untuk mengimbangi hilangnya berat dari serisin, maka sutera
diberati dengan cara merendamnya didalam larutan garam-garam timah
dalam asam. Pemberatan ini juga mengembalikan sifat peregangan dan
sifat menggantung dari sutera, tetapi akan mengurangi kekuatannya
dan akan mempercepat kerusakan karena sinar matahari.

Sifat Kimia



Sutera tidak dirusak oleh larutan asam encer hangat, tetapi larut dan
akan dirusak oleh asam kuat. Disbanding dengan wol, sutera kurang
tahan asam tetapi lebih tahan alkali meskipun dalam konsentrasi rendah.
Pada suhu tinggi akan terjadi kemunduran pada kekuatannya. Sutera
tahan

terhadap

semua

pelarut

organic,

tetapi

larut

didalam

kuproamonium hidroksida dan kuprietilena diamida.
Sutera kurang tahan terhadap zat-zat oksidator umpama kaporit dan
sinar matahari, tetapi lebih tahan terhadap serangan secara biologi
dibandingkan dengan serat-serat alam yang lain.
B. Proses Pengelantangan


Tujuan pengelantangan
Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan
kotoran-kotoran organic, organic yang terwujud sebagai pigmen-pigmen
warna alami yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja.
Hal yang sangat berbeda antara pengelantangan dan pemutihan-optikan,

Proses Bleaching Sutera

-3-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan
dimana tujuan pemutihan optic adalah untuk menambah kecerahan bahan
karena bahan mampu memantulkan sinar lebih banyak sehingga kain
nampak lebih putih dan lebih cerah.



Mekanisme Pengelantangan
Proses pengelantangan ini dilakukan dengan perendaman bahan
dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang yang
mengandung oksidator maupun zat pengelantang yang bersifat reduktor.
Senyawa-senyawa organic dalam bahan yang mempunyai ikatan rangkap
dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan tunggal atau senyawa yang lebih
sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi lebih putih.
Pada proses pemutihan optic bahan direndam dalam larutan zat
pemutih optic dimana zat ini nantinya akan menyerap sinar ultraviolet dan
memantulkannya menjadi sinar tampak pada daerah ungu-biru, sehingga
jumlah sinar yang dipantulkan bahan bertambah, dan mengurangi pantulan
sinar pada daerah kuning atau merah pada bahan.



Metoda Pengelantangan
Metoda yang digunakan untuk pengelantangan dapat dilakukan
secara bak maupun kontinyu. Metode yang sering digunakan adalah
perendaman/exhaust, rendam-peras-bacam/pad batching, rendam-peraskukus/pad-steaming. Pada percobaan ini digunakan metoda exhaust
dengan digunakan zat hidrogen peroksida.

C.

Zat Pembantu
 H2O2

Proses Bleaching Sutera

-4-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan
H2O2 sebagai zat pengelantang.
 Natrium Silikat
Zat ini digunakan sebagai stabilisator H 2O2dalam suasana alkali
lemah.
 Pembasah
Zat yang membantu menurunkan tegangan permukaan sehingga
membantu mempermudah zat terbasahi. Membantu penetrasi zat,
membantu emusifikasi kotoran, sebagai anti redeposisi.

III.PERCOBAAN
1.

ALAT DAN BAHAN
No

Jumlah

1.

Beaker gelas/keramik 500 ml

1 buah

2.

Pengaduk kaca

1 buah

3.

Mesin jet-Dyeing

1 set

4.

Timbangan digital

5.

Bahan sutera

6.

2.

Alat dan Bahan

Zat sesuai resep

Ukuran 25 X 25 cm

RESEP PRAKTEK



H2O2 35% : 15 – 20 ml/L



Na Silikat

Proses Bleaching Sutera

: 2 g/L

-5-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan



Pembasah : 1 ml/L



Suhu

: 700C



Waktu

: 60 menit



Vlot

3.

: 1: 50

FUNGSI ZAT
 H2O2

: sebagai zat pengelantang. Pada proses ini tidak
diperlukan stabilisator H2O2 karena penggunaan
konsentrasi zat relatif kecil.

 Natrium Silikat

: sebagai stabbilisator pada suasana alkali lemah.

 Pembasah

: membantu menurunkan tegangan permukaan
sehingga membantu mempermudah zat
terbasahi. Membantu penetrasi zat, membantu
emusifikasi kotoran, sebagai anti redeposisi.

4.

SKEMA PROSES

H2O2
Natrium silikat 850 C
Pembasah
700C

300C

30 0C
10

Proses Bleaching Sutera

20

-6-

50

60 menit
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan

5.

DIAGRAM ALIR PRAKTEK

Timbang bahan dan zat

Proses Bleaching

Pencucian

Pengeringan

Evaluasi

6.

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT
DATA A


Berat bahan

= 1,97 g



Vlot

= 1 : 50



Larutan



H2O2 35%

= 20 ml/L =



Na Silikat

= 2 g/L =



Pembasah

= 1 ml/L =

Proses Bleaching Sutera

= 1,97 x 50 = 98,5 ml

-7-

20 x98,5
=1,97 ml
1000

2 x98,5
= 0,19 g
1000
1x98,5
= 0,09 ml
1000
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan



Suhu



= 700C

Waktu

= 90 menit

DATA B


Berat bahan

= 1,46 g



Vlot

= 1 : 50



Larutan



H2O2 35%

= 20 ml/L =



Na Silikat

= 2 g/L =



Pembasah

= 1 ml/L =



Suhu

= 700C



Waktu

= 1,56 x 50 = 73 ml
20 x 73
=1,46 ml
1000

2 x 73
= 0,14 g
1000
1x 73
= 0,07 ml
1000

= 60 menit

DATA C


Berat bahan

= 1,29 g



Vlot

= 1 : 50



Larutan



H2O2 35%

= 15 ml/L =



Na Silikat

= 2 g/L =



Pembasah

= 1 ml/L =



Suhu

= 700C



Waktu

= 1,29 x 50 = 64,5 ml

2 x 64,5
= 0,13 g
1000
1x 64,5
= 0,06 ml
1000

= 60 menit

DATA D

Proses Bleaching Sutera

15 x 64,5
= 0,96 ml
1000

-8-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan



Berat bahan

= 1,29 g



Vlot

= 1 : 50



Larutan



H2O2 35%

= 15 ml/L =



Na Silikat

= 1 g/L =



Pembasah

= 1 ml/L =



Suhu

= 700C



Waktu

= 1,29 x 50 = 64,5 ml
15 x 64,5
= 0,96 ml
1000

1x 64,5
= 0,06 gl
1000
1x 64,5
= 0,06 ml
1000

= 60 menit

DATA E


Berat bahan

= 1,21 g



Vlot

= 1 : 50



Larutan



H2O2 35%

= 10 ml/L =



Na Silikat

= 1 g/L =



Pembasah

= 1 ml/L =



Suhu

= 700C



Waktu

7.

= 1,21 x 50 = 60,5 ml
10 x 60,5
= 0,60 ml
1000

1x 60,5
= 0,06 g
1000
1x 60,5
= 0,06 ml
1000

= 60 menit

LANGKAH PERCOBAAN
1.

timbang kain dan zat sesuai resep

2.

masukkan zat sesuai resep + kain kedalam tabung

Proses Bleaching Sutera

-9-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan
3.

lakukan proses pengelantangn pada suhu 700C sesuai
waktu

4.
5.
8.

ambil bahan kemudian lakukan pencucian
keringkan kain dan tes derajat putih kain.
DATA PERCOBAAN DAN EVALUASI

KAIN
DATA

A

B

C

D

E

H2O2 35%

20

20

15

15

10

(ml/L)
Na Silikat

2

2

2

1

1

Suhu

70

70

70

70

70

(oC )
Waktu

90

60

60

60

60

(menit)
Derajat Putih

4

5

1

2

3

(g/L)

(tingkat)

Proses Bleaching Sutera

-10-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan

GRAFIK



Grafik perbandingan konsentrasi H2O2 dengan
derajat putih kain
derajat putih
5
4
3

Proses Bleaching Sutera

-11-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan
2
1
10

15

20

g/L

Konsentrasi H2O2
SAMPLE KAIN


KAIN A

KAIN D
KAIN C
Kain B

Kain A
Kain C
KAIN B

KAIN E

Kain E

Kain D

IV.

DISKUSI

Pada percobaan yang dilakukan dengan vlot 1 : 50, dimana larutan
yang dibuat diperhitungkan berdasar vlot dapat dilihat bahwa konsentrasi zat
yang diberikan pada larutan sangat rendah, hal ini terjadi karena berat dari
bahan yang digunakan sangat kecil. Konsentrasi zat yang rendah berpengaruh
terhadap hasil dari proses pengelantangan. Dari percobaan diperoleh kain yang
paling putih pada kain C, yang diberikan konsentrasi H 2O2 20 ml/L dengan
waktu proses selama 60 menit. Semakin besar konsentrasi yang diberikan,

Proses Bleaching Sutera

-12-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan
makin

banyak

reaksi

yang

terjadi

terhadap

bahan.

dipertimbangkan sifat bahan yang digunakan bahwa

Namun

harus

pada penggunaan

konsentrasi yang berlebihan zat dapat merusak serat.
Waktu proses yang dilakukan juga sangat berpengaruh terhadap
proses, dimana makin lama waktunya maka makin besar pula kemungkinan
kontak zat terhadap bahan, sehingga reaksi yang terjadi makin banyak.
Perbedaan yang terjadi pada kain A & C dengan konsentrasi zat yang
sama dan waktu yang lebih lama diperoleh hasil yang sangat kurang dimana
warna masih tampak kecoklatan, hal ini terjadi karena pada proses sebelumnya
(proses weighting) menggunakan tanin yang memberikan efek kecoklatan pada
bahan, seharusnya pada proses pengelantangannya diberikan konsentrasi yang
lebih besar agar didapatkan hasil yang lebih baik.

V. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil kain yang paling putih
adalah kain C yaitu pada pengerjaan dengan H 2O2 20 ml/L, waktu 60 menit.
Makin besar konsentrasi zat serta waktu yang digunakan, makin putih hasil kain
yang didapat.

Proses Bleaching Sutera

-13-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan
VI.

DAFTAR PUSTAKA
Ichwan, Muhammad. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung, 2004.
Ir. Djufri, Rasjid, dkk. Teknologi Pengelantangan Pencelupan dan Pencapan.
Bandung,1976.
Soeparman, S.Teks..Teknologi Kimia Tekstil. Bandung.1967.
Jumaeri, S.Teks. Pengetahuan Barang Tekstil. Bandung. 1977.

LAPORAN
PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERSIAPAN
PENYEMPURNAAN

“BLEACHING SUTERA "

DISUSUN OLEH :

Proses Bleaching Sutera

-14-
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan
HARYATI_07K.30014
HENDY SUHENDAR_07K.30015
IIN Prasticia_07K.30016
DIDI SETIAWAN_07K.30005
DESSYANA_ 07K.30007

DOSEN
Asisten
Tgl.Praktek

: M Ichwan, AT
: Maya k.SST
Anna S
: 17 Juni 2008

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG

2008

Proses Bleaching Sutera

-15-

Contenu connexe

Tendances (7)

Bleaching
BleachingBleaching
Bleaching
 
Deguming sutera zhie
Deguming sutera zhieDeguming sutera zhie
Deguming sutera zhie
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Celup poliester disperse carrier
Celup poliester   disperse carrierCelup poliester   disperse carrier
Celup poliester disperse carrier
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Celup cdp zw kationik
Celup cdp   zw kationikCelup cdp   zw kationik
Celup cdp zw kationik
 
Celup cdp zw kationik
Celup cdp   zw kationikCelup cdp   zw kationik
Celup cdp zw kationik
 

Similaire à 9. bleaching sutera (20)

Proses pemasakan
Proses pemasakanProses pemasakan
Proses pemasakan
 
Ratihsutera
RatihsuteraRatihsutera
Ratihsutera
 
Scouring
ScouringScouring
Scouring
 
Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Uas basaqq
Uas basaqqUas basaqq
Uas basaqq
 
Uas basaqq
Uas basaqqUas basaqq
Uas basaqq
 
Proses pengelantangan
Proses pengelantanganProses pengelantangan
Proses pengelantangan
 
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyehProses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
 
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkurLaporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
 
Rayon
RayonRayon
Rayon
 
Laporan pp 3
Laporan pp 3Laporan pp 3
Laporan pp 3
 
Uas basaq
Uas basaqUas basaq
Uas basaq
 
Uas basaq
Uas basaqUas basaq
Uas basaq
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Proses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultanProses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultan
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

9. bleaching sutera

  • 1. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan BLEACHING SUTERA I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD  : Melakukan proses pengelantangan (bleaching) setelah di lakukan proses simultan pada sutera. TUJUAN  : - Untuk mendapatkan hasil kain sutera yang lebih putih - Untuk mengetahui mekanisme serta faktor yang berpengaruh terhadap proses bleaching sutera II. DASAR TEORI A. Serat SUTERA Sutera adalah serat yang diperoleh dari jenis serangga yang disebut Lepidoptera. Serat sutera berbentuk filament, dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu membentuk kepompong. Spesies utama dari ulat sutera yang dipelihara untuk menghasilkan sutera adalah bombix mori. Pemeliharaan ulat sutera dimulai di negeri China., kemudian menyebar ke Jepang, Asia Tengah, Asia Timur dan Eropa. Pada saat ini, Negara utama penghasil sutera adalah Jepang, China, Italia dan Perancis. Proses Produksi Proses produksi sutera dapat dibagi atas dua tahap yaitu : 1. Pembibitan 2. Penggulungan sutera Proses Bleaching Sutera -1-
  • 2. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan  Struktur Serat Serat sutera mentah mempunyai komposisi sebagai berikut : Fibrovin (serat) : 76% Serisin (perekat) : 22% Lilin : 1,5% Garam-garam mineral : 0,5% Fibrovin adalah protein yang tidak mengandung belerang, tidak larut didalam alkali lemah dan sabun. Serisin adalah protein yang tidak mengandung belerang, dan merupakan protein Albumin yang tidak larut dalam air dingin, tetapi menjadi lunak didalam air panas, dan larut dalam alkali lemak atau sabun. Serisin menyebabkan serat sutera mentah, pegangannya kaku dan kasar, dan merupakan pelindung serat selama pengerjaan mekanik. Supaya kain sutera menjadi lembut, berkilau dan dapat dicelup, serisin harus dihilangkan, biasanya dengan pemasakan didalam larutan sabun. Dalam pemasakan ini, lilin dan garam-garam mineral juga ikut hilang.  Sifat Fisika Kekuatan serat sutera dalam keadaan kering 4-4,5 g/d dengan mulur 20-25%, dan dalam keadaan basah 3,5-4,0 g/d dengan mulur 2530%. Serat sutera dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi kalau mulurnya lebih dari 4%, pemulihannya lambat dan tidak kembali ke panjang semula. Proses Bleaching Sutera -2-
  • 3. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan Sifat khusus dari sutera adalah bunyi germerisik (scroop) yang timbul, apabila serat saling bergeseran. Sifat ini bukan pembawa sutera, tetapi merupakan hasil pengerjaan dengan larutan asam encer, yang mekanismenya belum diketahui. Untuk mengimbangi hilangnya berat dari serisin, maka sutera diberati dengan cara merendamnya didalam larutan garam-garam timah dalam asam. Pemberatan ini juga mengembalikan sifat peregangan dan sifat menggantung dari sutera, tetapi akan mengurangi kekuatannya dan akan mempercepat kerusakan karena sinar matahari. Sifat Kimia  Sutera tidak dirusak oleh larutan asam encer hangat, tetapi larut dan akan dirusak oleh asam kuat. Disbanding dengan wol, sutera kurang tahan asam tetapi lebih tahan alkali meskipun dalam konsentrasi rendah. Pada suhu tinggi akan terjadi kemunduran pada kekuatannya. Sutera tahan terhadap semua pelarut organic, tetapi larut didalam kuproamonium hidroksida dan kuprietilena diamida. Sutera kurang tahan terhadap zat-zat oksidator umpama kaporit dan sinar matahari, tetapi lebih tahan terhadap serangan secara biologi dibandingkan dengan serat-serat alam yang lain. B. Proses Pengelantangan  Tujuan pengelantangan Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran organic, organic yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna alami yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja. Hal yang sangat berbeda antara pengelantangan dan pemutihan-optikan, Proses Bleaching Sutera -3-
  • 4. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan dimana tujuan pemutihan optic adalah untuk menambah kecerahan bahan karena bahan mampu memantulkan sinar lebih banyak sehingga kain nampak lebih putih dan lebih cerah.  Mekanisme Pengelantangan Proses pengelantangan ini dilakukan dengan perendaman bahan dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang yang mengandung oksidator maupun zat pengelantang yang bersifat reduktor. Senyawa-senyawa organic dalam bahan yang mempunyai ikatan rangkap dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan tunggal atau senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi lebih putih. Pada proses pemutihan optic bahan direndam dalam larutan zat pemutih optic dimana zat ini nantinya akan menyerap sinar ultraviolet dan memantulkannya menjadi sinar tampak pada daerah ungu-biru, sehingga jumlah sinar yang dipantulkan bahan bertambah, dan mengurangi pantulan sinar pada daerah kuning atau merah pada bahan.  Metoda Pengelantangan Metoda yang digunakan untuk pengelantangan dapat dilakukan secara bak maupun kontinyu. Metode yang sering digunakan adalah perendaman/exhaust, rendam-peras-bacam/pad batching, rendam-peraskukus/pad-steaming. Pada percobaan ini digunakan metoda exhaust dengan digunakan zat hidrogen peroksida. C. Zat Pembantu  H2O2 Proses Bleaching Sutera -4-
  • 5. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan H2O2 sebagai zat pengelantang.  Natrium Silikat Zat ini digunakan sebagai stabilisator H 2O2dalam suasana alkali lemah.  Pembasah Zat yang membantu menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu mempermudah zat terbasahi. Membantu penetrasi zat, membantu emusifikasi kotoran, sebagai anti redeposisi. III.PERCOBAAN 1. ALAT DAN BAHAN No Jumlah 1. Beaker gelas/keramik 500 ml 1 buah 2. Pengaduk kaca 1 buah 3. Mesin jet-Dyeing 1 set 4. Timbangan digital 5. Bahan sutera 6. 2. Alat dan Bahan Zat sesuai resep Ukuran 25 X 25 cm RESEP PRAKTEK  H2O2 35% : 15 – 20 ml/L  Na Silikat Proses Bleaching Sutera : 2 g/L -5-
  • 6. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan  Pembasah : 1 ml/L  Suhu : 700C  Waktu : 60 menit  Vlot 3. : 1: 50 FUNGSI ZAT  H2O2 : sebagai zat pengelantang. Pada proses ini tidak diperlukan stabilisator H2O2 karena penggunaan konsentrasi zat relatif kecil.  Natrium Silikat : sebagai stabbilisator pada suasana alkali lemah.  Pembasah : membantu menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu mempermudah zat terbasahi. Membantu penetrasi zat, membantu emusifikasi kotoran, sebagai anti redeposisi. 4. SKEMA PROSES H2O2 Natrium silikat 850 C Pembasah 700C 300C 30 0C 10 Proses Bleaching Sutera 20 -6- 50 60 menit
  • 7. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan 5. DIAGRAM ALIR PRAKTEK Timbang bahan dan zat Proses Bleaching Pencucian Pengeringan Evaluasi 6. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT DATA A  Berat bahan = 1,97 g  Vlot = 1 : 50  Larutan  H2O2 35% = 20 ml/L =  Na Silikat = 2 g/L =  Pembasah = 1 ml/L = Proses Bleaching Sutera = 1,97 x 50 = 98,5 ml -7- 20 x98,5 =1,97 ml 1000 2 x98,5 = 0,19 g 1000 1x98,5 = 0,09 ml 1000
  • 8. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan  Suhu  = 700C Waktu = 90 menit DATA B  Berat bahan = 1,46 g  Vlot = 1 : 50  Larutan  H2O2 35% = 20 ml/L =  Na Silikat = 2 g/L =  Pembasah = 1 ml/L =  Suhu = 700C  Waktu = 1,56 x 50 = 73 ml 20 x 73 =1,46 ml 1000 2 x 73 = 0,14 g 1000 1x 73 = 0,07 ml 1000 = 60 menit DATA C  Berat bahan = 1,29 g  Vlot = 1 : 50  Larutan  H2O2 35% = 15 ml/L =  Na Silikat = 2 g/L =  Pembasah = 1 ml/L =  Suhu = 700C  Waktu = 1,29 x 50 = 64,5 ml 2 x 64,5 = 0,13 g 1000 1x 64,5 = 0,06 ml 1000 = 60 menit DATA D Proses Bleaching Sutera 15 x 64,5 = 0,96 ml 1000 -8-
  • 9. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan  Berat bahan = 1,29 g  Vlot = 1 : 50  Larutan  H2O2 35% = 15 ml/L =  Na Silikat = 1 g/L =  Pembasah = 1 ml/L =  Suhu = 700C  Waktu = 1,29 x 50 = 64,5 ml 15 x 64,5 = 0,96 ml 1000 1x 64,5 = 0,06 gl 1000 1x 64,5 = 0,06 ml 1000 = 60 menit DATA E  Berat bahan = 1,21 g  Vlot = 1 : 50  Larutan  H2O2 35% = 10 ml/L =  Na Silikat = 1 g/L =  Pembasah = 1 ml/L =  Suhu = 700C  Waktu 7. = 1,21 x 50 = 60,5 ml 10 x 60,5 = 0,60 ml 1000 1x 60,5 = 0,06 g 1000 1x 60,5 = 0,06 ml 1000 = 60 menit LANGKAH PERCOBAAN 1. timbang kain dan zat sesuai resep 2. masukkan zat sesuai resep + kain kedalam tabung Proses Bleaching Sutera -9-
  • 10. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan 3. lakukan proses pengelantangn pada suhu 700C sesuai waktu 4. 5. 8. ambil bahan kemudian lakukan pencucian keringkan kain dan tes derajat putih kain. DATA PERCOBAAN DAN EVALUASI KAIN DATA A B C D E H2O2 35% 20 20 15 15 10 (ml/L) Na Silikat 2 2 2 1 1 Suhu 70 70 70 70 70 (oC ) Waktu 90 60 60 60 60 (menit) Derajat Putih 4 5 1 2 3 (g/L) (tingkat) Proses Bleaching Sutera -10-
  • 11. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan GRAFIK  Grafik perbandingan konsentrasi H2O2 dengan derajat putih kain derajat putih 5 4 3 Proses Bleaching Sutera -11-
  • 12. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan 2 1 10 15 20 g/L Konsentrasi H2O2 SAMPLE KAIN  KAIN A KAIN D KAIN C Kain B Kain A Kain C KAIN B KAIN E Kain E Kain D IV. DISKUSI Pada percobaan yang dilakukan dengan vlot 1 : 50, dimana larutan yang dibuat diperhitungkan berdasar vlot dapat dilihat bahwa konsentrasi zat yang diberikan pada larutan sangat rendah, hal ini terjadi karena berat dari bahan yang digunakan sangat kecil. Konsentrasi zat yang rendah berpengaruh terhadap hasil dari proses pengelantangan. Dari percobaan diperoleh kain yang paling putih pada kain C, yang diberikan konsentrasi H 2O2 20 ml/L dengan waktu proses selama 60 menit. Semakin besar konsentrasi yang diberikan, Proses Bleaching Sutera -12-
  • 13. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan makin banyak reaksi yang terjadi terhadap bahan. dipertimbangkan sifat bahan yang digunakan bahwa Namun harus pada penggunaan konsentrasi yang berlebihan zat dapat merusak serat. Waktu proses yang dilakukan juga sangat berpengaruh terhadap proses, dimana makin lama waktunya maka makin besar pula kemungkinan kontak zat terhadap bahan, sehingga reaksi yang terjadi makin banyak. Perbedaan yang terjadi pada kain A & C dengan konsentrasi zat yang sama dan waktu yang lebih lama diperoleh hasil yang sangat kurang dimana warna masih tampak kecoklatan, hal ini terjadi karena pada proses sebelumnya (proses weighting) menggunakan tanin yang memberikan efek kecoklatan pada bahan, seharusnya pada proses pengelantangannya diberikan konsentrasi yang lebih besar agar didapatkan hasil yang lebih baik. V. KESIMPULAN Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil kain yang paling putih adalah kain C yaitu pada pengerjaan dengan H 2O2 20 ml/L, waktu 60 menit. Makin besar konsentrasi zat serta waktu yang digunakan, makin putih hasil kain yang didapat. Proses Bleaching Sutera -13-
  • 14. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan VI. DAFTAR PUSTAKA Ichwan, Muhammad. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung, 2004. Ir. Djufri, Rasjid, dkk. Teknologi Pengelantangan Pencelupan dan Pencapan. Bandung,1976. Soeparman, S.Teks..Teknologi Kimia Tekstil. Bandung.1967. Jumaeri, S.Teks. Pengetahuan Barang Tekstil. Bandung. 1977. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERSIAPAN PENYEMPURNAAN “BLEACHING SUTERA " DISUSUN OLEH : Proses Bleaching Sutera -14-
  • 15. Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan HARYATI_07K.30014 HENDY SUHENDAR_07K.30015 IIN Prasticia_07K.30016 DIDI SETIAWAN_07K.30005 DESSYANA_ 07K.30007 DOSEN Asisten Tgl.Praktek : M Ichwan, AT : Maya k.SST Anna S : 17 Juni 2008 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG 2008 Proses Bleaching Sutera -15-