SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
ASKEP BAYI BBLR

A. TEORI Definisi
o BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO
1961)
o BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram sampai dengan 2499 gram.(Abdul Bari Saifudin, 2002 : 376)
o BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gr (Farrer, Hellen, 1999)
o BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat antara 1500 – 2500 gram
(Sarwono Prawrohardjo, 2002)

Klasifikasi BBLR :
Menurut harapan hidupnya :
o
o
o

Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <>
Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir <1000> (Sarwono,
2002 : 376)

Menurut masa gestasinya :
o

Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau
biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB – SMK)
o

Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intruterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK)

Etiologi
Faktor ibu :
o
o

o
o
o

Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik dll)
Komplikasi pada kehamilan Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu
seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran
preterm.
Faktor usia
Kebiasaan Ibu Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok,
ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.
Keadaan sosial

Faktor janin :
o
o
o

Hidramnion
Kehamilan multiple/ganda
Kelainan kromosom

Faktor Lingkungan :
o
o
o
o

Tempat tinggal didataran tinggi
Sosial Ekonomi
Radiasi
Zat-zat beracun

Faktor Janin
o
o

Cacat bawaan
Infeksi dalam rahim

Faktor Yang Masih Belum Diketahui (IBG, Manuaba, 1998 : 326)
Gejala Klinis
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnese sering terjadi adanya riwayat abortus partus dan
prematurus serta lahir mati.
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat walaupun kehamilan
sudah lanjut.
d. Sering dijumpai dengan oligo hydramnion / hydramnion. Hyperemesis
gravidarum dan hamil lanjut dengan perdarahan antepartum.

2.

Setelah
bayi
a. Bayi dengan retardasi perdarahan intra uteri, tanda-tanda bayi :

lahir

- tengkorak kepala keras
- gerakan bayi terbatas
- abdomen cekung dan merata
- jaringan lemak bawah kulit tipis / sedikit
- vernick caseosa sedikit / tidak ada
- kulit tipis, kering dan berlipat-lipat, mudah diangkat
- tali pusat tipis dan lembek kehijauan

b. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu, ciri-cirinya :
- vernick caseosa ada
- jaringan lemak bawah kulit sedikit
- tulang tengkorak lunak, mudah bergerak
- muka seperti boneka
- abdomen buncit
- tali pusat tebal dan segar
- menangis lemah
- kulit tipis, merah dan transparan

c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
karena sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma
kelahiran, hipotermia, dll. Pada bayi kecil masa kehamilan alat-alat dalam
tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur dengan
berat badan sama karena itu akan lebih mudah di luar rahim. Namun tetap
lebih peka terhadap infeksi dibandingkan dengan bayi prematur dengan
BB
normal.
(Rustam Mochtar, 1998 : 449)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
24. Pemeriksaan skor ballard
25. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
26. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah.
27. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
28. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan
Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
Hipotermia
Hipoglikemia
Gangguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia
Sindroma gawat nafas
Paten duktus arteriosus
Infeksi
Perdarahan intraventrikuler
Apnea of Prematurity
Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain :
o
o
o
o
o
o
o

Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan
Gangguan penglihatan (Retinopati)
Gangguan pendengaran
Penyakit paru kronis
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

Penatalaksanaan medis
36. MedikamentosaPemberian vitamin K1 Injeksi 1 mg IM sekali pemberian,
atau
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur
3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)
37. Diatetik Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena
refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa
lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi
dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang
diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI
merupakan pilihan utama: Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi
menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian
ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari
selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
38. Suportif Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh
normal : Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan
suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar
panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas
kesehatan setempat sesuai petunjuk.
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ukur suhu tubuh dengan berkala

Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
Jaga dan pantau patensi jalan nafas
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia,
kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan
ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.

Pencegahan BBLR:
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah
langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR
harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang
dikandung dengan baik
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur
reproduksi sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat
meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi
ibu selama hamil
PATHWAYS
Pathways BBLR (ziddu)
more Pathways
ANALISA DATA
NO

TGL /
JAM

DATA

PROBLEM

ETIOLOGI

Etiologi
masalah yang sedang
Berisi data subjektif
berisi
Diisi pada
dialami pasien seperti
dan data objektif
tentang
saat
gangguan pola nafas,
yang didapat dari
penyakit
tanggal
gangguan keseimbangan
pengkajian
yang
pengkajian
suhu tubuh, gangguan pola
keperawatan
diderita
aktiviatas,dll
pasien

1

DIAGNOSA KEPERAWATAN
o Tidak efektifnya pola

nafas

b.d

imaturitas

fungsi

paru

dan

neuromuskuler.
o

Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur
suhu tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh.

o

Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).

o

Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan
tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna).

o

Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.

o

Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

TUJUAN

PERENCANAAN
1

2

Tidak efektifnya
pola nafas b.d
imaturitas fungsi
paru dn neuro
muscular

Pola nafas efektif .
Dengan Kriteria Hasil
:
RR 30-60
x/mnt
o Sianosis (-)
o Sesak (-)
o Ronchi (-)
o Whezing (-)
o

Tidak efektifnya Suhu tubuh kembali
termoregulasi normal.
b.d imaturitas Kriteria Hasil :
control dan
o Suhu 36-37 C.
pengatur suhu
o Kulit hangat.
dan
o Sianosis (-)
berkurangnya
o Ekstremitas
lemak subcutan
hangat
didalam tubuh.

5. Observasi pola Nafas.
6. Observasi frekuensi dan
bunyi nafas
7. Observasi adanya sianosis.
8. Monitor dengan teliti hasil
pemeriksaan gas darah.
9. Tempatkan kepala pada
posisi hiperekstensi
10. Beri O2 sesuai program
dokter
11. Observasi respon bayi
terhadap ventilator dan
terapi O2.
12. Atur ventilasi ruangan
tempat perawatan klien.
13. Kolaborasi dengan tenaga
medis lainnya.
18. Observasi tanda-tanda
vital.
19. Tempatkan bayi pada
inkubator
20. Awasi dan atur control
temperature dalam
inkubator sesuai
kebutuhan
21. Monitor tanda-tanda
Hipertermi
22. Hindari bayi dari
pengaruh yang dapat
menurunkan suhu tubuh.
23. Ganti pakaian setiap
basah
24. Observasi adanya sianosis
Infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
Resiko infeksi b.d
defisiensi
3
pertahanan
tubuh
(imunologi)

Suhu 36-37 C
o Tidak ada
tanda-tanda
infeksi
o Leukosit 5.000
– 10.000
o

o

Resiko gangguan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
b.d
4
ketidakmampuan
mencerna nutrisi
(Imaturitas
saluran cerna)

Nutrisi
terpenuhi
setelah
Kriteria hasil :
Reflek hisap
dan menelan
baik
o Muntah (-)
o Kembung (-)
o BAB lancar
o Berat badan
meningkat 15
gr/hr
o Turgor elastis.
o

Gangguan integritas
Resiko gangguan kulit tidak terjadi
integritas kulit Kriteria hasil :
5
b.d tipisnya
o Suhu 36,5-37
jaringan kulit,
C
imobilisasi.
o Tidak ada

29. Kaji tanda-tanda infeksi.
30. Isolasi bayi dengan bayi
lain
31. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
bayi.
32. Gunakan masker setiap
kontak dengan bayi.
33. Cegah kontak dengan
orang yang terinfeksi.
34. Pastikan semua perawatan
yang kontak dengan bayi
dalam keadaan
bersih/steril.
35. Berikan antibiotic sesuai
program.
36. Kolaborasi dengan dokter.
43. Observasi intake dan
output.
44. Observasi reflek hisap dan
menelan.
45. Beri minum sesuai
program
46. Pasang NGT bila reflek
menghisap dan menelan
tidak ada.
47. Monitor tanda-tanda
intoleransi terhadap
nutrisi parenteral.
48. Kaji kesiapan untuk
pemberian nutrisi enteral
49. Kaji kesiapan ibu untuk
menyusu.
50. Timbang BB setiap hari.
54. Observasi vital sign.
55. Observasi tekstur dan
warna kulit.
56. Lakukan tindakan secara
aseptic dan antiseptic.
57. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
lecet atau
kemerahan
pada kulit.
Tanda-tanda
infeksi (-)

o

Cemas berkurang
Kriteria hasil :
Orang tua
tampak
tenang
o Orang tua
tidak
bertanyatanya lagi.
o Orang tua
berpartisipasi
dalam proses
perawatan.
o

6

Kecemasan
orang tua b.d
kurang
pengetahuan
orang tua dan
kondisi krisis.

bayi.
58. Jaga kebersihan kulit bayi.
59. Ganti pakaian setiap
basah.
60. Jaga kebersihan tempat
tidur.
61. Lakukan mobilisasi tiap 2
jam.
62. Monitor suhu dalam
inkubator.
66. Kaji tingkat pengetahuan
orang tua
67. Beri penjelasan tentang
keadaan bayinya.
68. Beri penjelasan tentang
keadaan bayinya.
69. Berikan support dan
reinforcement atas apa
yang dapat dicapai oleh
orang tua.
70. Latih orang tua tentang
cara-cara perawatan bayi
dirumah sebelum bayi
pulang

DAFTAR PUSTAKA
1. United Nations Children’s Fund/World Health Organization. Low Birthweight. UNICEF, New
York, 2004. Avaliable from : http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update :
Nov 2007 [diakses tanggal 2 Desember 2007].
2. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah
(Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from :
http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last Update : 2003 [diakses tanggal 2 Desember
2007].
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.
4. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting optimal
fetal growth. Avaliable from : http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html.
Last update : January 2007 [diakses pada tanggal 10 Desember 2007].
5. Mutalazimah. Hunbungan Lingkar Lengan Atas dan Kadar Hb Ibu Hamil dengan Bayi Berat
Lahir Rendah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dalam : Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi. Vol. 6. 2005; 114-126.
6. Suradi R. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Melihat situasi dan kondisi bayi. Avaliable from :
http://www.IDAI.or.id. Last Update : 2006. [diakses pada tanggal 10 Desember 2007].
7. Sitohang NA. Asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah. Medan : Universitas
Sumatera Utara. 2004.
8. Subramanian KS. Low Birth Weight Infant. Avaliable from : http://www.eMedicine.com.

ASKEP BAYI BBLR:CONTOH ASKEP

Contenu connexe

Tendances

Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptxBerlianPriliska
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANLindarti Marsiyah
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Nurul Wulandari
 
Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanChanica Aninditya
 
Dokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focusDokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focuspormina tambunan
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananLatifah Safriana
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidanceAmalia Senja
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Al-Ikhlas14
 

Tendances (20)

Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
 
Askep bblr
Askep bblrAskep bblr
Askep bblr
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatan
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Dokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focusDokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focus
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 

Similaire à Askep bayi bblr (20)

Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
 
KGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptxKGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptx
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
Bblr AKPER PEMKAB MUNA
Bblr AKPER PEMKAB MUNA Bblr AKPER PEMKAB MUNA
Bblr AKPER PEMKAB MUNA
 
Bblr kecil
Bblr kecilBblr kecil
Bblr kecil
 
Asuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecilAsuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecil
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
Naskah dlm ms word
Naskah dlm ms wordNaskah dlm ms word
Naskah dlm ms word
 
LP BBLR
LP BBLRLP BBLR
LP BBLR
 
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
 
Prematur
PrematurPrematur
Prematur
 
Pak bblr edit
Pak bblr editPak bblr edit
Pak bblr edit
 
Responsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fixResponsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fix
 
199740141 bblr
199740141 bblr199740141 bblr
199740141 bblr
 
Dr. suparyanto, m.kes
Dr. suparyanto, m.kesDr. suparyanto, m.kes
Dr. suparyanto, m.kes
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
 
BST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptxBST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptx
 
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep bayi bblr

  • 1. ASKEP BAYI BBLR A. TEORI Definisi o BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961) o BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.(Abdul Bari Saifudin, 2002 : 376) o BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gr (Farrer, Hellen, 1999) o BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat antara 1500 – 2500 gram (Sarwono Prawrohardjo, 2002) Klasifikasi BBLR : Menurut harapan hidupnya : o o o Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <> Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir <1000> (Sarwono, 2002 : 376) Menurut masa gestasinya : o Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB – SMK)
  • 2. o Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intruterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK) Etiologi Faktor ibu : o o o o o Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik dll) Komplikasi pada kehamilan Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm. Faktor usia Kebiasaan Ibu Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika. Keadaan sosial Faktor janin : o o o Hidramnion Kehamilan multiple/ganda Kelainan kromosom Faktor Lingkungan : o o o o Tempat tinggal didataran tinggi Sosial Ekonomi Radiasi Zat-zat beracun Faktor Janin o o Cacat bawaan Infeksi dalam rahim Faktor Yang Masih Belum Diketahui (IBG, Manuaba, 1998 : 326) Gejala Klinis 1. Sebelum bayi lahir
  • 3. a. Pada anamnese sering terjadi adanya riwayat abortus partus dan prematurus serta lahir mati. b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan. c. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat walaupun kehamilan sudah lanjut. d. Sering dijumpai dengan oligo hydramnion / hydramnion. Hyperemesis gravidarum dan hamil lanjut dengan perdarahan antepartum. 2. Setelah bayi a. Bayi dengan retardasi perdarahan intra uteri, tanda-tanda bayi : lahir - tengkorak kepala keras - gerakan bayi terbatas - abdomen cekung dan merata - jaringan lemak bawah kulit tipis / sedikit - vernick caseosa sedikit / tidak ada - kulit tipis, kering dan berlipat-lipat, mudah diangkat - tali pusat tipis dan lembek kehijauan b. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu, ciri-cirinya : - vernick caseosa ada - jaringan lemak bawah kulit sedikit - tulang tengkorak lunak, mudah bergerak - muka seperti boneka - abdomen buncit - tali pusat tebal dan segar
  • 4. - menangis lemah - kulit tipis, merah dan transparan c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermia, dll. Pada bayi kecil masa kehamilan alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur dengan berat badan sama karena itu akan lebih mudah di luar rahim. Namun tetap lebih peka terhadap infeksi dibandingkan dengan bayi prematur dengan BB normal. (Rustam Mochtar, 1998 : 449) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain : 24. Pemeriksaan skor ballard 25. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan 26. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah. 27. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas. 28. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan Komplikasi Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain : Hipotermia Hipoglikemia Gangguan cairan dan elektrolit Hiperbilirubinemia Sindroma gawat nafas Paten duktus arteriosus
  • 5. Infeksi Perdarahan intraventrikuler Apnea of Prematurity Anemia Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain : o o o o o o o Gangguan perkembangan Gangguan pertumbuhan Gangguan penglihatan (Retinopati) Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit Kenaikan frekuensi kelainan bawaan Penatalaksanaan medis 36. MedikamentosaPemberian vitamin K1 Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu) 37. Diatetik Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama: Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu. 38. Suportif Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal : Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
  • 6. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin Ukur suhu tubuh dengan berkala Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah : Jaga dan pantau patensi jalan nafas Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia) Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui. Pencegahan BBLR: Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan : 1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu 2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik 3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun) 4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil PATHWAYS Pathways BBLR (ziddu) more Pathways
  • 7. ANALISA DATA NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI Etiologi masalah yang sedang Berisi data subjektif berisi Diisi pada dialami pasien seperti dan data objektif tentang saat gangguan pola nafas, yang didapat dari penyakit tanggal gangguan keseimbangan pengkajian yang pengkajian suhu tubuh, gangguan pola keperawatan diderita aktiviatas,dll pasien 1 DIAGNOSA KEPERAWATAN o Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler. o Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh. o Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi). o Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna). o Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi. o Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN
  • 8. 1 2 Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dn neuro muscular Pola nafas efektif . Dengan Kriteria Hasil : RR 30-60 x/mnt o Sianosis (-) o Sesak (-) o Ronchi (-) o Whezing (-) o Tidak efektifnya Suhu tubuh kembali termoregulasi normal. b.d imaturitas Kriteria Hasil : control dan o Suhu 36-37 C. pengatur suhu o Kulit hangat. dan o Sianosis (-) berkurangnya o Ekstremitas lemak subcutan hangat didalam tubuh. 5. Observasi pola Nafas. 6. Observasi frekuensi dan bunyi nafas 7. Observasi adanya sianosis. 8. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah. 9. Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi 10. Beri O2 sesuai program dokter 11. Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2. 12. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien. 13. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya. 18. Observasi tanda-tanda vital. 19. Tempatkan bayi pada inkubator 20. Awasi dan atur control temperature dalam inkubator sesuai kebutuhan 21. Monitor tanda-tanda Hipertermi 22. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh. 23. Ganti pakaian setiap basah 24. Observasi adanya sianosis
  • 9. Infeksi tidak terjadi. Kriteria Hasil : Resiko infeksi b.d defisiensi 3 pertahanan tubuh (imunologi) Suhu 36-37 C o Tidak ada tanda-tanda infeksi o Leukosit 5.000 – 10.000 o o Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d 4 ketidakmampuan mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna) Nutrisi terpenuhi setelah Kriteria hasil : Reflek hisap dan menelan baik o Muntah (-) o Kembung (-) o BAB lancar o Berat badan meningkat 15 gr/hr o Turgor elastis. o Gangguan integritas Resiko gangguan kulit tidak terjadi integritas kulit Kriteria hasil : 5 b.d tipisnya o Suhu 36,5-37 jaringan kulit, C imobilisasi. o Tidak ada 29. Kaji tanda-tanda infeksi. 30. Isolasi bayi dengan bayi lain 31. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi. 32. Gunakan masker setiap kontak dengan bayi. 33. Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi. 34. Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih/steril. 35. Berikan antibiotic sesuai program. 36. Kolaborasi dengan dokter. 43. Observasi intake dan output. 44. Observasi reflek hisap dan menelan. 45. Beri minum sesuai program 46. Pasang NGT bila reflek menghisap dan menelan tidak ada. 47. Monitor tanda-tanda intoleransi terhadap nutrisi parenteral. 48. Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral 49. Kaji kesiapan ibu untuk menyusu. 50. Timbang BB setiap hari. 54. Observasi vital sign. 55. Observasi tekstur dan warna kulit. 56. Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic. 57. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
  • 10. lecet atau kemerahan pada kulit. Tanda-tanda infeksi (-) o Cemas berkurang Kriteria hasil : Orang tua tampak tenang o Orang tua tidak bertanyatanya lagi. o Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan. o 6 Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan kondisi krisis. bayi. 58. Jaga kebersihan kulit bayi. 59. Ganti pakaian setiap basah. 60. Jaga kebersihan tempat tidur. 61. Lakukan mobilisasi tiap 2 jam. 62. Monitor suhu dalam inkubator. 66. Kaji tingkat pengetahuan orang tua 67. Beri penjelasan tentang keadaan bayinya. 68. Beri penjelasan tentang keadaan bayinya. 69. Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua. 70. Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi pulang DAFTAR PUSTAKA 1. United Nations Children’s Fund/World Health Organization. Low Birthweight. UNICEF, New York, 2004. Avaliable from : http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2007 [diakses tanggal 2 Desember 2007]. 2. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from : http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last Update : 2003 [diakses tanggal 2 Desember 2007]. 3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.
  • 11. 4. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting optimal fetal growth. Avaliable from : http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update : January 2007 [diakses pada tanggal 10 Desember 2007]. 5. Mutalazimah. Hunbungan Lingkar Lengan Atas dan Kadar Hb Ibu Hamil dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dalam : Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. Vol. 6. 2005; 114-126. 6. Suradi R. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Melihat situasi dan kondisi bayi. Avaliable from : http://www.IDAI.or.id. Last Update : 2006. [diakses pada tanggal 10 Desember 2007]. 7. Sitohang NA. Asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah. Medan : Universitas Sumatera Utara. 2004. 8. Subramanian KS. Low Birth Weight Infant. Avaliable from : http://www.eMedicine.com. ASKEP BAYI BBLR:CONTOH ASKEP