Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin Clostridium tetani yang menyebabkan kejang otot secara proksimal dan kekakuan otot. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh luka dalam yang kotor dan tidak dirawat dengan baik, serta faktor risiko seperti usia lanjut atau belum divaksinasi. Gejala utamanya adalah ketegangan otot rahang, leher, dan dinding perut serta kesulitan bernapas.
2. Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
toksin kuman clostiridium tetani yang
dimanefestasikan dengan kejang otot secara proksimal
dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus
otot ini selalu nampak pada otot masester dan otot
rangka
3. Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostiridium
tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam
dengan perawatan yang salah.
Faktor predisposisi
Umur tua atau anak-anak
Luka yang dalam dan kotor
Belum terimunisasi
4. Cara kerja toksin
Toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan
melalui sumbu limbik masuk ke sirkulasi darah dan
masuk ke Susunan Saraf Pusat (SSP). Toksin bersifak
antigen , sangat mudah diikat jaringan syaraf dan bila
dalam keadaan terikat tidak dapat lagi dinetralkan
oleh toksin spesifik. Toksin yang bebas dalam darah
sangat mudah dinetrakan oleh antitoksin spesifik.
5. Masa inkubasi tetanus berkisar antara 2-21 hari
Ketegangan otot rahang dan leher (mendadak)
Kesukaran membuka mulut (trismus)
Kaku kuduk (epistotonus), kaku dinding perut dan
tulang belakang
Saat kejang tonik tampak risus sardonikus
6. Pemeriksaan fisik : adanya luka dan ketegangan otot
yang khas terutama pada rahang
Pemeriksaan darah leukosit 8.000-12.000
m/L, peninggian tekanan otak, deteksi kuman sulit
Pemeriksaan ECG dapat terlihat gambaran aritmia
ventrikuler
8. Sangat buruk bila ada OMP (Otitis Media
Purulenta), luka pada kulit kepala. Tetanus memiliki
angka kematian sampai 50%. Kematian biasanya
terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua
dan pemakai obat suntik. Jika gejalanya memburuk
dengan segera atau jika pengobatan tertunda, maka
prognosisnya buruk.
9. Pencegahan penyakit tetanus meliputi :
Anak mendapatkan imunisasi DPT diusia 3-11
Bulan
Ibu hamil mendapatkan suntikan TT minimal 2 X
Pencegahan terjadinya luka & merawat luka secara
adekuat
Pemberian anti tetanus serum.
10. Umum
Netralisasi toksin dengan injeksi 3000-6000 iu
immunoglobulin tetanus disekitar luka 9tidak boleh
diberikan IV).
Sedativa-terapi relaksan ; Thiopental sodium
(Penthotal sodium) 0,4% IV drip; Phenobarbital
(luminal) 3-5 mg/kg BB diberikan secara IM, iV atau
PO tiap 3-6 jam, paraldehyde 9panal) 0,15 mg/kg BB
Per-im tiap 4-6 jam.
Agen anti cemas ; Diazepam (valium) 0,2 mg/kg BB
IM atau IV tiap 3-4 jam, dosis ditingkatkan dengan
beratnya kejang sampai 9,5 mg/kg BB/24 jam untuk
dewasa.
11. Beta-adrenergik bolcker; propanolol 9inderal) 0,2 mg
aliquots, untuk total dari 2 mg IV untuk dewasa atau
10 mg tiap 8 jam intragastrik, digunakan untuk
pengobatan sindroma overaktivitas sempatis jantung.
Penanggulangan kejang; isolasi penderita pada tempat
yang tenang, kurangi rangsangan yang membuat
kejang, kolaborasi pemeberian obat penenang.
Pemberian Penisilin G cair 10-20 juta iu (dosis terbagi0
dapat diganti dengan tetraciklin atau klinamisin untuk
membunuh klostirida vegetatif.
12. Pembedahan
Problema pernafasan ; Trakeostomi (k/p)
dipertahankan beberapa minggu; intubasi trakeostomi
atau laringostomi untuk bantuan nafas.
Debridemen atau amputasi pada lokasi infeksi yang
tidak terdeteksi
13. a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Pengkajian
Identitas pasien
Identitas orang tua/penanggung jawab
Keluhan utama/alasan masuk RS : klien mengeluh demam disertai dengan ketgangan otot
terutama pada rahang dan lehe r
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang klien mengeluh rahang dan bagian lehernya sakit dan susah
bernapas
Riwayat kesehatan masa lalu klien tidak pernah menderita penyakit yang sama
Riwayat kesehatan keluarga : Ayah klien mengalami hipertensi
Riwayat kesehatan sekarang klien mengeluh rahang dan bagian lehernya sakit dan susah
bernapas
Riwayat kesehatan masa lalu klien tidak pernah menderita penyakit yang sama
Riwayat kesehatan keluarga : Ayah klien mengalami hipertensi
Riwayat imunisasi : imunisasi tidak lengkap
Riwayat tumbuh kembang
Riwayat Nutrisi
Riwayat Psikososial
14. i. Riwayat Spiritual
j. Reaksi Hospitalisasi
k. Aktifitas sehari-hari
l. Pemeriksaan Fisik
m. Pemeriksaan tingkat perkembangan
n. Tes Diagnostik
Pemeriksaan fisik : adanya luka dan ketegangan otot
yang khas terutama pada rahang
Pemeriksaan darah leukosit 8.000-12.000
m/L, peninggian tekanan otak, deteksi kuman sulit
Pemeriksaan ECG dapat terlihat gambaran aritmia
ventrikuler
15. 1)
2)
3)
4)
5)
Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan sputum pada trakea dan spame
otot pernafasan.
Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan
nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan.
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan
dengan efeks toksin (bakterimia)
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah
Resiko injuri berhubungan dengan aktifitas kejang