SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
ASKEB BBL DENGAN IKTERUS
DEFINISI
Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus.
Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pada kulit konjungtiva dan mukosa akibat penumpukan bilirubin.
Gejala ini seringkali ditemukan terutama pada bayi kurang bulan atau yang menderita suatu penyakit
yang bersifat sismetik.
(Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia)

1.
2.
3.
4.

METABOLISME BILIRUBIN
(Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia)
Produksi : Sumbernya ialah produk degradasi hemoglobin, sebagian lain dari sumber lain.
Tranportasi : Bilirubin indirek dalam ikatannya dengan albumin diangkut ke hepar untuk diolah oleh sel
hepar. Pengolahan dipengaruhi oleh protein Y.
Konjugasi : Dalam sel hepar bilirubin dikonjugasi menjadi bilirubin direk dengan pengaruh enzim
glukuronil transferase, bilirubin direk diekskresi ke usus melalui duktus koledokus.
Sirkulasi Enterohepatik
: Sebagian bilirubin direk diserap kembali kehepar dalam bentuk bilirubin
indirek yang bebas. Penyerapan ini bertambah pada pemberian makanan yang lambat atau pada
obstruksi usus.
BILIRUBIN ADA DUA JENIS
(Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia) :
1. Bilirubin Indirek
a. Yang belum dikonjugasi
b. Larut dalam lemak sehingga mudah melekat pada sel otak dalam keadaan bebas
c. Ekstresi pada janin melalui plasenta. Pada neonatus, dengan peoses konjugasi diubah menjadi bilirubin
direk
2. Bilirubin direk
a.
Larut dalam air
b.
Ekstresi melalui usus dan pada keadaan obstruksi melalui ginjal

1.
2.
3.
4.
5.

Ikterus terjadi akibat penumpukan bilirubin karena :
Produksi yang berlebihan, misalnya pada proses hernolisis
Gangguan tranportasi, misalnya hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan
Gangguan pengolahan oleh hepar
Gangguan fungsi hepar atau imaturitas hepar
Gangguan ekskresi atau obstruksi
HIPERBILIRUBINEMIA
(Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia)
a. Suatu penumpukan bilirubin indirek yang mencapai suatu kadar tertentu yang mempunyai potensi
menyebabkan kerusakan otot.
b. Kadar yang paling rendah yang dapat menyebabkan kerusakan otak belum diketahui dengan pasti.
Kejadian kernikterus pada umumnya terdapat pada kadar bilirubin lebih dari 20 mg %.
c. Kadar bilirubin yang dapat disebut hiperbilirubinemia dapat berbeda-beda untuk setiap tempat. Harus
diientifikasi sendiri. Di RSCM jakarta kadar itu ialah bilirubin indirek yang lebih dari 10 mg %.

a.
b.

Bahaya Hiperbilirubinemia :
Minimal
: Kelainan Kognitif
Berat
: Kernikterus

kematian

Pendekatan Untuk Mengetahui Penyebab Ikterus Pada Neonatus (Abdoerrachman, H,
dkk.1981.Kegawatan pada anak. Jakarta Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas
Indonesia)
Etiologi ikterus pada neonatus kadang-kadang sangat sulit untuk ditegakkan. Seringkali faktor
etiologinya jarang berdiri sendiri. Untuk memudahkan maka dapat dipakai pendekatan tertentu dan
yang mudah dipakai ialah menurut saat terjadinya ikterus :
I.

Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama
(Abdoersrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia)
Penyebab ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama menurut besarnya kemungkinan dapat
disusun sebagai berikut :
nkompatibilitas darah Rh, ABO atau golongan lain
2. Infeksi intrauterin (oleh virus, toksoplasma, sifilis, dan kadang-kadang bakteria)
3. Kadang-kadang oleh defisiensi enzim G6PD
Pemeriksaan yang perlu dilakukan ialah :
a. Kadar bilirubin serum berkala
b.
c.
d.
e.

Darah tepi lengkap
Golongan darah ibu dan bayi
Tes coombs
Pemeriksaan strining defiensi enzim G6PD, biarkan darah atau biopsi hepar bila perlu

II. Ikterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir.
(Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia)
iasanya ikterus fisiologik
2. Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah ABO atau Rh atau golongan lain. Hal ini dapat diduga
kalau peningkatan kadar bilirubin cepat, misalnya melebihi 5 mg % per 24 jam
3. Defiensi enzim G6PD atau enzim eritrosit lain, juga masih mungkin.
4. Polisitemia
5. Hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan subapeneurosis, perdarahan hepar, subkapsula dan
lainnya).
6. Hipoksia
7. sfersitosis, eliptositosis dan lain-lain
8. dehidrasi-asidosis
Pemeriksaan yang perlu dilakukan :
Bila keadaan bayi baik dan peningkatan ikterus tidak cepat :
a. Pemeriksaan darah tepi
b. Pemeriksaan darah bilirubin berkala
c. Pemeriksaan skrining enzim G6PD
d. Pemeriksaan lain-lain dilakukan bila perlu
III. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama. (Abdoerrachman, H,
dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas
Indonesia)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Biasanya karena infeksi (sepsis)
Dehidrasi dan asiolosis
Defisiensi enzim G6PD
pengaruh obat-obat
Sindroma Criggler-najjar
Sindroma Gilbert

IV. Ikterus yang timbul pada akhir mingu pertama dan selanjutnya. (Abdoerrachman, H,
dkk.1981Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas
Indonesia)
1. Biasanya karena ikterus obstruktif
2. Hipotiroidisme
3. “ Breast milk jaundice”
4. Infeksi
5. Hepatitis neonatal
6. Galaktosemia
7. Lain-lain
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan :
a.
b.
c.
d.
e.

Pemeriksaan bilirubin berkala
Pemeriksaan darah tepi
Skrining enzim G6PD
Biarkan darah, biopsi hepar bila ada indikasi
Pemeriksaan lain-lain yang berkaitan dengan kemungkinan penyebab

PENATALAKSANAAN (Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia)
1. Ikterus yang kemungkinan besar menjadi patologik ialah :
a. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama
b. Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 10 mg % pada bayi cukup bulan dan 12,5 % pada bayi kurang
bulan
c. Ikterus dengan peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg % per hari
d. Ikterus yang sudah menetap sesudah 1 minggu pertama
e. Kadar bilirubin direk melebhi 1 mg %
f. Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, infeksi atau keadaan patalogik lain yang
telah diketahui
2. Pencegahan
Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
a. pengawasan antenatal yang baik
3.

b. Menghindari obat-obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi, pada masa kehamilan dan
kelahiran misalnya : Sulfafurazol, oksitosin dan lain-lain
c. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus
d. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus
e. Iluminasi yang baik bangsal bayi baru lahir
f. Pemberian makanan yang dini
g. Pencegahan infeksi
Mengatasi Hiperbilirubinemia
a. mempercepat proses konjugasi, misalnya pemberian fenobarbital. Fenobarbital dapat bekerja
sebagai perangsang enzim sehingga konjugasi dapat dipercepat. Pengobatan dengan cara ini
tidak begitu efektif dan membutuhkan waktu 48 jam baru terjadi penurunan bilirubin yang
berarti, mungkin lebih bermanfaat bila diberikan pada ibu ± 2 hari sebelum kelahiran bayi.
b. Memberikan substrat yang kurang untuk tranportasi atau konjugasi. Contohnya ialah pemberian
albumin untuk meningkatkan bilirubin bebas. Albumin dapat diganti dengan plasma dengan
dosis 30 ml/kg BB. Pemberian glukosa perlu untuk konjugasi hepar sebagai sumber energi.
c. Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi ini ternyata setelah dicoba dengan alat-alat
bantuan sendiri dapat menurunkan kadar bilirubin dengan cepat. Walaupun demikian fototerapi
tidak dapat menggantikan tranfusi tukar pada proses hemolisis berat. Fototerapi dapat
digunakan untuk pra dan pasca tranfusi tukar alat fototerapi dapat dibuat sendiri.

4.

Pengobatan Umum
Pengobatan terhadap etiologi atau faktor-faktor penyebab bagaimana mungkin dan perwatan yang baik.
Hal-hal lain perlu diperhatikan ialah : Pemberian makanan yang dini dengan cairan dan kalori cukup dan
iluminasi (penerangan) kamar dan bangsal bayi yang baik.

5.

Tindak lanjut
Sebagai akibat hiperbilirubinemia perlu dilakukan tindak lanjut sebagai berikut ini :
a. Evaluasi berkala pertumbuhan dan perkembangan
b. Evaluasi berkala pendengaran
c. Fisioterapi dan rehabilitas bila terdapat gejala sisa
Alat yang digunakan
Lampu Fluoresensi sebanyak 10 buah @20 watt dengan gelombang sekitar 425-475 nm. Jarak
antara sumber cahaya dan bayi sekitar 18 inci. Diantara sumber cahaya dan bayi ditempatkan kaca
pleksi 200-400 jam penyinaran, kemudian harus diganti.
a.
b.
c.
d.
e.

Lampu Fluoresensi yang dapat dipakai ialah :
“Cool White”
“day Light”
“Vita-Kite”
“Blue”
“Special Blue”
Derajat pada neonatus menurut KRAMER
Zona

Bagian tubuh yang kuning

Rata-rata serum indirek (umol / l)

1
2
3
4
5

Kepala dan leher
Pusat dan leher
Pusat dan paha
Lengan + tungkai
Tangan + kaki

100
150
200
250
>250

Tatalaksana ikterus pada neonatus sehat cukup bulan berdasarkan bilirubin indirek (mg / dl)
Usia
(jam)

Pertimbangkan
terapi sinar

Terapi
sinar

<24
25-48
49-72
>72

…
>11,8
>15,3
>17

…
>15,3
>18,2
>20

Tranfusi tukar bila
terapi sinar intensif
gagal
…
>20
>25,3
>25,3

Tranfusi tukar dan
terapi sinar intesif
…
>25,3
>30
>30

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN IKTERUS NEONATORUM TERHADAP BAYI Ny. L

I.

Data Subyektif
Pada tanggal 07 Oktober 2007
A. Identitas
Nama bayi
: Bayi Ny. L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir
: 07-10-2007
Jam
: 07.30 WIB
Anak ke
Alamat

: Satu
: Jl. Danau Mindanau

Nama Ibu
Umur
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Alamat

: Ny. Lansika
: 27 tahun
: S1
: Islam
: PNS
: Jl. Danau Mindanau

a.

Keluhan utama
Bayi umur 8 jam dengan, nampak kekuningan didaerah kepala dan leher, facces berwarna seperti
dempul, perut membuncit pembasaran pada hati, tidak mau minum dan reflek moro lemah.
b. Riwayat Persalinan Sekarang
1. Persalinan spontan pervaginam tanggal 07-10-2007 pukul 07.30 WIB.
2. Lama persalinan
Kala I
: 10 Jam
Kala II
: 30 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam setelah persalinan
3. Bayi lahir tanggal 07 Oktober 2007 pukul 07.30 WIB, jenis kelamin laki-laki
c. Riwayat Post Partum
1. Keadaan umum ibu baik
2. TFU 2 jari dibawah pusat
3. Lochea : ada, rubra
4. Lactasi : ASI keluar sedikit
d. Kebutuhan dasar
1. Eliminasi
: BAB (+), BAK (+)
2. Kebersihan
: Tubuh bayi bersih
B. Data Obyektif
No
1.
2.
3.
4.
5.

Aspek yang dinilai
Appereance
Polse
Gramace
Activity
Respirasi
Jumlah

Menit Pertama
2
2
1
1
2
8

Menit V
2
2
1
2
2
9
1. Pemeriksaan Fisik

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Tanda-tanda vital :
Temp
: 36,50 C
Pols
: 120 x/menit
PB
: 2800 gram
BB
: 49 cm
RR
: 44 x/menit
Kepala
UUB
: datar
UUK
: datar
Moulage
: O
Sucadeneum
: tidak ada
Bentuk kepala
: simetris
Keadaan tubuh : tidak ada kelainan
Mata
Bentuk mata
: simetris
Strabismus
: tidak ada
Pupil mata
: Normal
Sklera
: ikterik
Keadaan
: bersih
Hidung
Bentuk
: simetris
Pernafasan cuping hidung
: tidak ada
Keadaan
: bersih
Lubang hidung
: lengkap
Warna kulit
: Pucat kekuningan
Mulut
Bentuk
: simetris
Palatum
: normal
Refleks hisap
: baik
Bibir
: lengkap atas/bawah
Gusi
: normal
Warna bibir
: pucat
Telinga
Posisi
: simetris kanan-kiri, dan telinga teraba lunak
Keadaan
: bersih, tidak ada sumbatan
Warna kulit
: pucat agak kekuningan
Leher
Pembesaran vena / kelenjar
: tidak ada
Pergerakan leher
: dapat bergerak kekanan-kekiri
Warna kulit
: kuning
Dada
Posisi
Mamae

: simetris
: Ada

Posisi
Tali pusat

: simetris
: basah

h. Perut
i.
j.

k.

l.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
m.

Tidak ada pembesaran dan benjolan
Punggung bokong
Tidak ada benjolan dan tidak terdapat spina bifida
Ekstrimitas
Jari tangan
: Lengkap
Posisi dan bentuk
: Simetris kanan-kiri
Jari kaki
: Lengkap
Pergerakan
: Aktif
Warna kulit pucat, kuku, tangan dan kaki berwarna agak kekuningan
Genetalia
Lengkap, terdapat testis dan skrotum sudah turun
Jenis kelamin
: laki-laki
Anus
: positif, tidak ada sumbatan
Reflek
Mencari (rooting)
: kurang baik
Menghisap (sucking)
: kurang baik
Menelan (swalowing)
: kurang baik
Reflek kaki (stapping)
: baik
Menggenggam (graping)
: baik
Reflek morro
: baik
Ukuran antropometri
BB
: 2800 gram
Lingkar kepala
: 34 cm
TB
: 49 cm
Lingkar dada
: 32 cm
Lila
: 11 cm
2. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lab, kadar bilirubin serum 100 umol/l
II. Interpretasi Data Dasar
1. Diagnosa :

Bayi baru lahir normal hari pertama dengan ikterus derajat I (pada kepala dan leher).
DS
: Anak lahir tanggal 07 Oktober 2007 pukul 07.30 WIB
DO : Tanda-tanda vital
BB
: 2800 gram
Temp : 36,500 C
PB
: 49 cm
Pols
: 120 x/menit
RR
: 46 x/menit
APGAR SCORE : 8-9
2. Masalah

Penurunan kadar bilirubin
Dasar : terdapat warna kuning pada bagian kepala dan leher, hasil pemeriksaan lab kadar bilirubinnya
100 umol/dl
b. Perawatan tali pusat
Dasar : tali pusat masih basah
a.

3. Kebutuhan

a. Pemenuhan nutrisi yang adekuat
b. Penyinaran pada dengan lampu fluorensi sebanyak 10 buah masing-masing 20 watt dan
menjamur/menyinarkan bayi di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit antara pukul 07.00-08.00
WIB
c. Merawat tali pusat agar tetap kering dan membungkusnya dengan kassa steril
III. Identifikasi Masalah Potensial
1. Potensial terjadinya ikterus pada derajat yang lebih lanjut

Dasar :
a. Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan kadar serum bilirubin indirek 100 umol/l (derajat I)
b. Terdapat warna kuning pada daerah muka, leher dan kuku
2. Potensial terjadinya pemindahan mikro organisme pada tali pusat

Dasar : tali pusat masih basah
IV. Identifikasi Tindakan Segera dan Kolaborasi Segera
Kolaborasi bila ada komplikasi
V. Perencanaan
1. Jelaskan pada ibu cara perawatan bayi baru lahir :

a. Cara perawatan tali pusat
b. Personal hygiene bayi
2. Penanganan ikterus :

Ajarkan ibu cara menghangatkan/penyinaran bayi dengan sinar matahari di pagi hari untuk menurunkan
kadar bilirubin
3. Libatkan ibu dalam pemberian ASI eksklusif
4. Libatkan ibu dalam imunisasi
5. Jelaskan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
6. Observasi kemajuan pertumbuhan dan perkembangan bayi

VI. Implementasi
1. Melakukan perawatan tali pusat

a. Tali pusat selalu dalam keadaan kering
b. Tali pusat harus dibungkus dengan kassa steril
c. Kebersihan harus selalu dijaga dengan cara mengganti kasa bila kotor
2. Menjaga bayi agar tidak hipotermi

a.

Membungkus bagi dengan kain yang bersih, kering dan hangat
3. Membantu penurunan kadar bilirubin pada bayi

a.

Menghangatkan/melakukan penyinaran pada bayi di bawah sinar matahari di pagi hari selama 15-20
menit antara pukul 07.00 – 08.00 pagi.
4. Membantu ibu untuk menyusui bayinya sesegera mungkin
5. Memberikan imunisasi hepatitis B ke-1 pada bayi baru lahir
6. Menjelaskan tanda-tanda bahaya BBL :

a. Warna kulit kuning terutama 24 jam pertama (kulit berwarna biru/pucat).
b. Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk, keluar cairan atau nanah
c. Bayi kejang
d. Menghisap lemah, banyak muntah, mengantuk belebihan
e. Tidak BAK dan BAB 24 jam pertama
7. Melakukan pemantauan bayi baru lahir

a. Kemampuan menghisap
b. Keaktifan bayi
c. Keadaan umum bayi
VII. Evaluasi
1.
2.
3.
4.
5.

BB
LK

Keadaan bayi lebih baik, sklera masih tampak ikterik
Tali pusat terawat baik
Bayi dalam kondisi hangat
Kemampuan menghisap bayi : baik, bayi tampak aktif, warna kulit mulai kemerah-merahan
Hasil pengukuran antropometri
: 2900 gram
: 34 cm

PB
LD

: 50 cm
: 33 cm

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 10 Oktober 2007 pukul 10.00 WIB, hari ke 3
S
: a. Ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusui
b. Ibu mengatakan bayinyaa sudah sering BAK

LL

: 13 cm
c. Ibu mengatakan bayinya sering menangis
O
: Tanda-tanda vital
RR
: 45 x/menit
BB
: 2900 gram
0
Suhu : 37,6 C
PB
: 50 cm
Nadi
: 128 x/menit
a. Tanda-tanda ikterus sudah berkurang:
1. Warna kulit sudah tampak kemerahan
2. Sklera masih berwarna kuning
3. hasil lab : Kadar bilirubin 60 umol/dl
b. Tali pusat sudah layu dan terlihat terawat baik
c. Bayi sudah mau menyusui
d. Perut bayi tidak kembung
e. Eliminasi
: BAK 7-8 x/hari
BAB 2-3 x/hari
f. Reflek
: 1. Mencari (Rooting)
: baik
2. Menghisap (sucking)
: baik
3. Menelan (swallowing)
: baik
4. Reflek kaki (stapping)
: baik
5. Menggenggam (graping)
: baik
6. Reflek moro
: baik
A
: Diagnosa
Bayi baru lahir dengan ikterus derajat I
Dasar : bayi baru lahir 07 Oktober 2007 dengan apgar 8-9
Masalah, untuk sementara tidak ada
Kebutuhan : a. Perawatan tali pusat
b. Perawatan bayi sehari-hari
c. Penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
1. Personal hygiene bayi
2. Pemberian ASI eksklusif
3. Pertahankan suhu tubuh bayi
P
: 1. Mandikan bayi dengan mandi lap 2 kali sehari
2. Merawat tali pusat
3. Berikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal hygiene bayi
b. Pemberian ASI eksklusif
c. pertahankan suhu tubuh
4. Tetap anjurkan ibu untuk menghangatkan bayinya dibawah sinar matahari pagi untuk menurunkan
kadar bilirubin.
Tanggal 13 Oktober 2007, hari ke-7
S
: a. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur

16 jam
d.
e.

b.
c.

b. Ibu mengatakan bayinya BAK 7-8 kali sehari, BAB 2 x sehari
c. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja setiap jam.
O
: a. Keadaan umum baik
Tanda-tanda vital :
RR
: 50 x/menit
BB
: 3100 gram
0
Suhu
: 37,2 C
PB
: 50 cm
Nadi
: 130 x/menit
b. Eliminasi
: BAK 7-8 x/hari
BAB 2 x/hari
c Reflek
: 1. Mencari (Rooting)
: baik
2. Menghisap (sucking)
: baik
3. Menelan (swallowing)
: baik
4. Reflek kaki (stapping)
: baik
5. Menggenggam (graping)
: baik
6. Reflek moro
: baik
Warna kulit kemerahan, sklera masih tampak ikterik, tanda-tanda ikterus sudah berkurang
Tali pusat sudah lepas.
A
: Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 7 hari
Dasar : bayi baru lahir normal spontan pervaginam tanggal 07-10-2007
Masalah, untuk sementara tidak ada
Kebutuhan : a. Perawatan bayi sehari-hari
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Penyuluhan tentang imunisasi
P
: a. Lakukan perawatan bayi sehari-hari :
Mandikan bayi dengan mandi rendam 2 x sehari karena tali pusat sudah puput.
Sarankan ibu untuk membawa anaknya secara rutin ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang
bayi.
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan

Tanggal 20 Oktober 2007, hari ke 14
S
: a. Ibu mengatakan bayi minum ASI dengan kuat
b. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja tiap jam
c. Ibu mengatakan bayinya BAK 7-8 kali sehari, BAB 2 x sehari
O
: a. Keadaan umum baik
Tanda-tanda vital :
RR
: 52 x/menit
BB
: 3100 gram
0
Suhu
: 37,0 C
PB
: 50 cm
Nadi
: 128 x/menit
b. Eliminasi
: BAK 7-8 x/hari
BAB 2 x/hari
c

A

P

Reflek

: 1. Mencari (Rooting)
: baik
2. Menghisap (sucking)
: baik
3. Menelan (swallowing)
: baik
4. Reflek kaki (stapping)
: baik
5. Menggenggam (graping)
: baik
6. Reflek moro
: baik
d. Warna kulit kemerahan, sklera tidak ikterik
: Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 14 hari
Dasar : bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 07-10-2007
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : a. Perawatan bayi sehari-hari
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Penyuluhan tentang imunisasi
: a. Ajarkan ibu untuk perawatan bayi sehari-hari :
1. Mandikan bayi, dengan mandi rendam 2 x sehari
2. Anjurkan pada ibu jika terdapat tanda-tanda bahaya :
Suhu tinggi, kejang, diare, dan lain-lain segera bawa ke pusat kesehatan
b. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI saja
c. Sarankan pada ibu untuk membawa anaknya ke posyandu secara rutin untuk memantau tumbuh
kembang bayi
DAFTAR PUSTAKA
1.

Rachman. M & Dardjat, M. T. 1987. Buku saku Segi-segi Praktris Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta.
Kelompok minat Penulisan ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran Salemba.

2.

Abdoerrachman, H, dkk. 1981. Kegawatan Pada Anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
kedokteran. Universitas Indonesia.

3.

Mansjoer, Arif M. 2005. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Jakarta. Media Aesculapius.

Contenu connexe

Tendances

Tendances (16)

Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
hiperbilirubinemia
hiperbilirubinemiahiperbilirubinemia
hiperbilirubinemia
 
Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubin
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubin
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
 
Ikterus
IkterusIkterus
Ikterus
 
Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1
 
ikterik
ikterikikterik
ikterik
 
Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014
 
Skrining pada bayi baru lahir
Skrining pada bayi baru lahirSkrining pada bayi baru lahir
Skrining pada bayi baru lahir
 
Bidan widya
Bidan widyaBidan widya
Bidan widya
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterus
 
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
 

En vedette

En vedette (20)

learning to fly 2015 - Presentazione Evento Blueit Alnux 25 novembre
learning to fly 2015 - Presentazione Evento Blueit Alnux 25 novembrelearning to fly 2015 - Presentazione Evento Blueit Alnux 25 novembre
learning to fly 2015 - Presentazione Evento Blueit Alnux 25 novembre
 
Beau
BeauBeau
Beau
 
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeriPerkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
 
Konsep bayi baru lahir normal
Konsep bayi baru lahir normalKonsep bayi baru lahir normal
Konsep bayi baru lahir normal
 
2da.generacion de computadora
2da.generacion de computadora2da.generacion de computadora
2da.generacion de computadora
 
Presentación1
Presentación1Presentación1
Presentación1
 
Proposal bola isman
Proposal bola ismanProposal bola isman
Proposal bola isman
 
Makalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuranMakalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuran
 
SMWSantiago - Felipe Anabalón
SMWSantiago - Felipe Anabalón SMWSantiago - Felipe Anabalón
SMWSantiago - Felipe Anabalón
 
Makalah konkeb bu asma
Makalah konkeb bu asmaMakalah konkeb bu asma
Makalah konkeb bu asma
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Tp pintos adriana
Tp pintos adrianaTp pintos adriana
Tp pintos adriana
 
Ideas for film name
Ideas for film nameIdeas for film name
Ideas for film name
 
Penyakit pada pembulu darah
Penyakit pada pembulu darahPenyakit pada pembulu darah
Penyakit pada pembulu darah
 
Proposal bola
Proposal bolaProposal bola
Proposal bola
 
Budaaya dasar oeh pak albert
Budaaya dasar oeh pak albertBudaaya dasar oeh pak albert
Budaaya dasar oeh pak albert
 
Laporan skpd maligano
Laporan skpd maliganoLaporan skpd maligano
Laporan skpd maligano
 
Komponen paradigma keb.
Komponen paradigma keb.Komponen paradigma keb.
Komponen paradigma keb.
 
que son las Presentaciones electrónicas
 que son las Presentaciones electrónicas  que son las Presentaciones electrónicas
que son las Presentaciones electrónicas
 
Contributor personality development
Contributor personality developmentContributor personality development
Contributor personality development
 

Similaire à Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus

TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxtazkiasafara
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemipjj_kemenkes
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)REISA Class
 
Gawatdaruratneonatuspadapersalinanpretermweb 100326182329-phpapp01
Gawatdaruratneonatuspadapersalinanpretermweb 100326182329-phpapp01Gawatdaruratneonatuspadapersalinanpretermweb 100326182329-phpapp01
Gawatdaruratneonatuspadapersalinanpretermweb 100326182329-phpapp01rentini Joentak
 
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm WebGawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Webmsholehkosim
 
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm WebGawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Webmsholehkosim
 
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm WebGawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Webmsholehkosim
 
Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum mahafendy tukan
 
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxmeikisilwanto
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaregiregene
 
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitayetiyuwansyah1
 
199740141 bblr
199740141 bblr199740141 bblr
199740141 bblrHelma dr.
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptMethaKemala
 

Similaire à Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus (20)

Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 
Gawatdaruratneonatuspadapersalinanpretermweb 100326182329-phpapp01
Gawatdaruratneonatuspadapersalinanpretermweb 100326182329-phpapp01Gawatdaruratneonatuspadapersalinanpretermweb 100326182329-phpapp01
Gawatdaruratneonatuspadapersalinanpretermweb 100326182329-phpapp01
 
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm WebGawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
 
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm WebGawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
 
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm WebGawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum
 
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
 
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
 
199740141 bblr
199740141 bblr199740141 bblr
199740141 bblr
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 
Pengkajian
PengkajianPengkajian
Pengkajian
 
Asuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterusAsuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterus
 
Kel 5
Kel 5Kel 5
Kel 5
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
Ikterus neonatorum
Ikterus neonatorumIkterus neonatorum
Ikterus neonatorum
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus

  • 1. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus ASKEB BBL DENGAN IKTERUS DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pada kulit konjungtiva dan mukosa akibat penumpukan bilirubin. Gejala ini seringkali ditemukan terutama pada bayi kurang bulan atau yang menderita suatu penyakit yang bersifat sismetik. (Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia) 1. 2. 3. 4. METABOLISME BILIRUBIN (Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia) Produksi : Sumbernya ialah produk degradasi hemoglobin, sebagian lain dari sumber lain. Tranportasi : Bilirubin indirek dalam ikatannya dengan albumin diangkut ke hepar untuk diolah oleh sel hepar. Pengolahan dipengaruhi oleh protein Y. Konjugasi : Dalam sel hepar bilirubin dikonjugasi menjadi bilirubin direk dengan pengaruh enzim glukuronil transferase, bilirubin direk diekskresi ke usus melalui duktus koledokus. Sirkulasi Enterohepatik : Sebagian bilirubin direk diserap kembali kehepar dalam bentuk bilirubin indirek yang bebas. Penyerapan ini bertambah pada pemberian makanan yang lambat atau pada obstruksi usus.
  • 2. BILIRUBIN ADA DUA JENIS (Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia) : 1. Bilirubin Indirek a. Yang belum dikonjugasi b. Larut dalam lemak sehingga mudah melekat pada sel otak dalam keadaan bebas c. Ekstresi pada janin melalui plasenta. Pada neonatus, dengan peoses konjugasi diubah menjadi bilirubin direk 2. Bilirubin direk a. Larut dalam air b. Ekstresi melalui usus dan pada keadaan obstruksi melalui ginjal 1. 2. 3. 4. 5. Ikterus terjadi akibat penumpukan bilirubin karena : Produksi yang berlebihan, misalnya pada proses hernolisis Gangguan tranportasi, misalnya hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan Gangguan pengolahan oleh hepar Gangguan fungsi hepar atau imaturitas hepar Gangguan ekskresi atau obstruksi HIPERBILIRUBINEMIA (Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia) a. Suatu penumpukan bilirubin indirek yang mencapai suatu kadar tertentu yang mempunyai potensi menyebabkan kerusakan otot. b. Kadar yang paling rendah yang dapat menyebabkan kerusakan otak belum diketahui dengan pasti. Kejadian kernikterus pada umumnya terdapat pada kadar bilirubin lebih dari 20 mg %. c. Kadar bilirubin yang dapat disebut hiperbilirubinemia dapat berbeda-beda untuk setiap tempat. Harus diientifikasi sendiri. Di RSCM jakarta kadar itu ialah bilirubin indirek yang lebih dari 10 mg %. a. b. Bahaya Hiperbilirubinemia : Minimal : Kelainan Kognitif Berat : Kernikterus kematian Pendekatan Untuk Mengetahui Penyebab Ikterus Pada Neonatus (Abdoerrachman, H, dkk.1981.Kegawatan pada anak. Jakarta Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia) Etiologi ikterus pada neonatus kadang-kadang sangat sulit untuk ditegakkan. Seringkali faktor etiologinya jarang berdiri sendiri. Untuk memudahkan maka dapat dipakai pendekatan tertentu dan yang mudah dipakai ialah menurut saat terjadinya ikterus : I. Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama
  • 3. (Abdoersrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia) Penyebab ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama menurut besarnya kemungkinan dapat disusun sebagai berikut : nkompatibilitas darah Rh, ABO atau golongan lain 2. Infeksi intrauterin (oleh virus, toksoplasma, sifilis, dan kadang-kadang bakteria) 3. Kadang-kadang oleh defisiensi enzim G6PD Pemeriksaan yang perlu dilakukan ialah : a. Kadar bilirubin serum berkala b. c. d. e. Darah tepi lengkap Golongan darah ibu dan bayi Tes coombs Pemeriksaan strining defiensi enzim G6PD, biarkan darah atau biopsi hepar bila perlu II. Ikterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir. (Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia) iasanya ikterus fisiologik 2. Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah ABO atau Rh atau golongan lain. Hal ini dapat diduga kalau peningkatan kadar bilirubin cepat, misalnya melebihi 5 mg % per 24 jam 3. Defiensi enzim G6PD atau enzim eritrosit lain, juga masih mungkin. 4. Polisitemia 5. Hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan subapeneurosis, perdarahan hepar, subkapsula dan lainnya). 6. Hipoksia 7. sfersitosis, eliptositosis dan lain-lain 8. dehidrasi-asidosis Pemeriksaan yang perlu dilakukan : Bila keadaan bayi baik dan peningkatan ikterus tidak cepat : a. Pemeriksaan darah tepi b. Pemeriksaan darah bilirubin berkala c. Pemeriksaan skrining enzim G6PD d. Pemeriksaan lain-lain dilakukan bila perlu III. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama. (Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia)
  • 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Biasanya karena infeksi (sepsis) Dehidrasi dan asiolosis Defisiensi enzim G6PD pengaruh obat-obat Sindroma Criggler-najjar Sindroma Gilbert IV. Ikterus yang timbul pada akhir mingu pertama dan selanjutnya. (Abdoerrachman, H, dkk.1981Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia) 1. Biasanya karena ikterus obstruktif 2. Hipotiroidisme 3. “ Breast milk jaundice” 4. Infeksi 5. Hepatitis neonatal 6. Galaktosemia 7. Lain-lain Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan : a. b. c. d. e. Pemeriksaan bilirubin berkala Pemeriksaan darah tepi Skrining enzim G6PD Biarkan darah, biopsi hepar bila ada indikasi Pemeriksaan lain-lain yang berkaitan dengan kemungkinan penyebab PENATALAKSANAAN (Abdoerrachman, H, dkk.1981 Kegawatan pada anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia) 1. Ikterus yang kemungkinan besar menjadi patologik ialah : a. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama b. Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 10 mg % pada bayi cukup bulan dan 12,5 % pada bayi kurang bulan c. Ikterus dengan peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg % per hari d. Ikterus yang sudah menetap sesudah 1 minggu pertama e. Kadar bilirubin direk melebhi 1 mg % f. Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, infeksi atau keadaan patalogik lain yang telah diketahui 2. Pencegahan Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan : a. pengawasan antenatal yang baik
  • 5. 3. b. Menghindari obat-obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi, pada masa kehamilan dan kelahiran misalnya : Sulfafurazol, oksitosin dan lain-lain c. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus d. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus e. Iluminasi yang baik bangsal bayi baru lahir f. Pemberian makanan yang dini g. Pencegahan infeksi Mengatasi Hiperbilirubinemia a. mempercepat proses konjugasi, misalnya pemberian fenobarbital. Fenobarbital dapat bekerja sebagai perangsang enzim sehingga konjugasi dapat dipercepat. Pengobatan dengan cara ini tidak begitu efektif dan membutuhkan waktu 48 jam baru terjadi penurunan bilirubin yang berarti, mungkin lebih bermanfaat bila diberikan pada ibu ± 2 hari sebelum kelahiran bayi. b. Memberikan substrat yang kurang untuk tranportasi atau konjugasi. Contohnya ialah pemberian albumin untuk meningkatkan bilirubin bebas. Albumin dapat diganti dengan plasma dengan dosis 30 ml/kg BB. Pemberian glukosa perlu untuk konjugasi hepar sebagai sumber energi. c. Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi ini ternyata setelah dicoba dengan alat-alat bantuan sendiri dapat menurunkan kadar bilirubin dengan cepat. Walaupun demikian fototerapi tidak dapat menggantikan tranfusi tukar pada proses hemolisis berat. Fototerapi dapat digunakan untuk pra dan pasca tranfusi tukar alat fototerapi dapat dibuat sendiri. 4. Pengobatan Umum Pengobatan terhadap etiologi atau faktor-faktor penyebab bagaimana mungkin dan perwatan yang baik. Hal-hal lain perlu diperhatikan ialah : Pemberian makanan yang dini dengan cairan dan kalori cukup dan iluminasi (penerangan) kamar dan bangsal bayi yang baik. 5. Tindak lanjut Sebagai akibat hiperbilirubinemia perlu dilakukan tindak lanjut sebagai berikut ini : a. Evaluasi berkala pertumbuhan dan perkembangan b. Evaluasi berkala pendengaran c. Fisioterapi dan rehabilitas bila terdapat gejala sisa Alat yang digunakan Lampu Fluoresensi sebanyak 10 buah @20 watt dengan gelombang sekitar 425-475 nm. Jarak antara sumber cahaya dan bayi sekitar 18 inci. Diantara sumber cahaya dan bayi ditempatkan kaca pleksi 200-400 jam penyinaran, kemudian harus diganti.
  • 6. a. b. c. d. e. Lampu Fluoresensi yang dapat dipakai ialah : “Cool White” “day Light” “Vita-Kite” “Blue” “Special Blue” Derajat pada neonatus menurut KRAMER Zona Bagian tubuh yang kuning Rata-rata serum indirek (umol / l) 1 2 3 4 5 Kepala dan leher Pusat dan leher Pusat dan paha Lengan + tungkai Tangan + kaki 100 150 200 250 >250 Tatalaksana ikterus pada neonatus sehat cukup bulan berdasarkan bilirubin indirek (mg / dl) Usia (jam) Pertimbangkan terapi sinar Terapi sinar <24 25-48 49-72 >72 … >11,8 >15,3 >17 … >15,3 >18,2 >20 Tranfusi tukar bila terapi sinar intensif gagal … >20 >25,3 >25,3 Tranfusi tukar dan terapi sinar intesif … >25,3 >30 >30 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN IKTERUS NEONATORUM TERHADAP BAYI Ny. L I. Data Subyektif Pada tanggal 07 Oktober 2007 A. Identitas Nama bayi : Bayi Ny. L Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal lahir : 07-10-2007 Jam : 07.30 WIB
  • 7. Anak ke Alamat : Satu : Jl. Danau Mindanau Nama Ibu Umur Pendidikan Agama Pekerjaan Alamat : Ny. Lansika : 27 tahun : S1 : Islam : PNS : Jl. Danau Mindanau a. Keluhan utama Bayi umur 8 jam dengan, nampak kekuningan didaerah kepala dan leher, facces berwarna seperti dempul, perut membuncit pembasaran pada hati, tidak mau minum dan reflek moro lemah. b. Riwayat Persalinan Sekarang 1. Persalinan spontan pervaginam tanggal 07-10-2007 pukul 07.30 WIB. 2. Lama persalinan Kala I : 10 Jam Kala II : 30 menit Kala III : 15 menit Kala IV : 2 jam setelah persalinan 3. Bayi lahir tanggal 07 Oktober 2007 pukul 07.30 WIB, jenis kelamin laki-laki c. Riwayat Post Partum 1. Keadaan umum ibu baik 2. TFU 2 jari dibawah pusat 3. Lochea : ada, rubra 4. Lactasi : ASI keluar sedikit d. Kebutuhan dasar 1. Eliminasi : BAB (+), BAK (+) 2. Kebersihan : Tubuh bayi bersih B. Data Obyektif No 1. 2. 3. 4. 5. Aspek yang dinilai Appereance Polse Gramace Activity Respirasi Jumlah Menit Pertama 2 2 1 1 2 8 Menit V 2 2 1 2 2 9
  • 8. 1. Pemeriksaan Fisik a. b. c. d. e. f. g. Tanda-tanda vital : Temp : 36,50 C Pols : 120 x/menit PB : 2800 gram BB : 49 cm RR : 44 x/menit Kepala UUB : datar UUK : datar Moulage : O Sucadeneum : tidak ada Bentuk kepala : simetris Keadaan tubuh : tidak ada kelainan Mata Bentuk mata : simetris Strabismus : tidak ada Pupil mata : Normal Sklera : ikterik Keadaan : bersih Hidung Bentuk : simetris Pernafasan cuping hidung : tidak ada Keadaan : bersih Lubang hidung : lengkap Warna kulit : Pucat kekuningan Mulut Bentuk : simetris Palatum : normal Refleks hisap : baik Bibir : lengkap atas/bawah Gusi : normal Warna bibir : pucat Telinga Posisi : simetris kanan-kiri, dan telinga teraba lunak Keadaan : bersih, tidak ada sumbatan Warna kulit : pucat agak kekuningan Leher Pembesaran vena / kelenjar : tidak ada Pergerakan leher : dapat bergerak kekanan-kekiri Warna kulit : kuning Dada Posisi Mamae : simetris : Ada Posisi Tali pusat : simetris : basah h. Perut
  • 9. i. j. k. l. 1. 2. 3. 4. 5. 6. m. Tidak ada pembesaran dan benjolan Punggung bokong Tidak ada benjolan dan tidak terdapat spina bifida Ekstrimitas Jari tangan : Lengkap Posisi dan bentuk : Simetris kanan-kiri Jari kaki : Lengkap Pergerakan : Aktif Warna kulit pucat, kuku, tangan dan kaki berwarna agak kekuningan Genetalia Lengkap, terdapat testis dan skrotum sudah turun Jenis kelamin : laki-laki Anus : positif, tidak ada sumbatan Reflek Mencari (rooting) : kurang baik Menghisap (sucking) : kurang baik Menelan (swalowing) : kurang baik Reflek kaki (stapping) : baik Menggenggam (graping) : baik Reflek morro : baik Ukuran antropometri BB : 2800 gram Lingkar kepala : 34 cm TB : 49 cm Lingkar dada : 32 cm Lila : 11 cm 2. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lab, kadar bilirubin serum 100 umol/l II. Interpretasi Data Dasar 1. Diagnosa : Bayi baru lahir normal hari pertama dengan ikterus derajat I (pada kepala dan leher). DS : Anak lahir tanggal 07 Oktober 2007 pukul 07.30 WIB DO : Tanda-tanda vital BB : 2800 gram Temp : 36,500 C PB : 49 cm Pols : 120 x/menit RR : 46 x/menit
  • 10. APGAR SCORE : 8-9 2. Masalah Penurunan kadar bilirubin Dasar : terdapat warna kuning pada bagian kepala dan leher, hasil pemeriksaan lab kadar bilirubinnya 100 umol/dl b. Perawatan tali pusat Dasar : tali pusat masih basah a. 3. Kebutuhan a. Pemenuhan nutrisi yang adekuat b. Penyinaran pada dengan lampu fluorensi sebanyak 10 buah masing-masing 20 watt dan menjamur/menyinarkan bayi di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit antara pukul 07.00-08.00 WIB c. Merawat tali pusat agar tetap kering dan membungkusnya dengan kassa steril
  • 11. III. Identifikasi Masalah Potensial 1. Potensial terjadinya ikterus pada derajat yang lebih lanjut Dasar : a. Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan kadar serum bilirubin indirek 100 umol/l (derajat I) b. Terdapat warna kuning pada daerah muka, leher dan kuku 2. Potensial terjadinya pemindahan mikro organisme pada tali pusat Dasar : tali pusat masih basah IV. Identifikasi Tindakan Segera dan Kolaborasi Segera Kolaborasi bila ada komplikasi V. Perencanaan 1. Jelaskan pada ibu cara perawatan bayi baru lahir : a. Cara perawatan tali pusat b. Personal hygiene bayi 2. Penanganan ikterus : Ajarkan ibu cara menghangatkan/penyinaran bayi dengan sinar matahari di pagi hari untuk menurunkan kadar bilirubin 3. Libatkan ibu dalam pemberian ASI eksklusif 4. Libatkan ibu dalam imunisasi 5. Jelaskan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir 6. Observasi kemajuan pertumbuhan dan perkembangan bayi VI. Implementasi 1. Melakukan perawatan tali pusat a. Tali pusat selalu dalam keadaan kering b. Tali pusat harus dibungkus dengan kassa steril c. Kebersihan harus selalu dijaga dengan cara mengganti kasa bila kotor
  • 12. 2. Menjaga bayi agar tidak hipotermi a. Membungkus bagi dengan kain yang bersih, kering dan hangat 3. Membantu penurunan kadar bilirubin pada bayi a. Menghangatkan/melakukan penyinaran pada bayi di bawah sinar matahari di pagi hari selama 15-20 menit antara pukul 07.00 – 08.00 pagi. 4. Membantu ibu untuk menyusui bayinya sesegera mungkin 5. Memberikan imunisasi hepatitis B ke-1 pada bayi baru lahir 6. Menjelaskan tanda-tanda bahaya BBL : a. Warna kulit kuning terutama 24 jam pertama (kulit berwarna biru/pucat). b. Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk, keluar cairan atau nanah c. Bayi kejang d. Menghisap lemah, banyak muntah, mengantuk belebihan e. Tidak BAK dan BAB 24 jam pertama 7. Melakukan pemantauan bayi baru lahir a. Kemampuan menghisap b. Keaktifan bayi c. Keadaan umum bayi VII. Evaluasi 1. 2. 3. 4. 5. BB LK Keadaan bayi lebih baik, sklera masih tampak ikterik Tali pusat terawat baik Bayi dalam kondisi hangat Kemampuan menghisap bayi : baik, bayi tampak aktif, warna kulit mulai kemerah-merahan Hasil pengukuran antropometri : 2900 gram : 34 cm PB LD : 50 cm : 33 cm CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal 10 Oktober 2007 pukul 10.00 WIB, hari ke 3 S : a. Ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusui b. Ibu mengatakan bayinyaa sudah sering BAK LL : 13 cm
  • 13. c. Ibu mengatakan bayinya sering menangis O : Tanda-tanda vital RR : 45 x/menit BB : 2900 gram 0 Suhu : 37,6 C PB : 50 cm Nadi : 128 x/menit a. Tanda-tanda ikterus sudah berkurang: 1. Warna kulit sudah tampak kemerahan 2. Sklera masih berwarna kuning 3. hasil lab : Kadar bilirubin 60 umol/dl b. Tali pusat sudah layu dan terlihat terawat baik c. Bayi sudah mau menyusui d. Perut bayi tidak kembung e. Eliminasi : BAK 7-8 x/hari BAB 2-3 x/hari f. Reflek : 1. Mencari (Rooting) : baik 2. Menghisap (sucking) : baik 3. Menelan (swallowing) : baik 4. Reflek kaki (stapping) : baik 5. Menggenggam (graping) : baik 6. Reflek moro : baik A : Diagnosa Bayi baru lahir dengan ikterus derajat I Dasar : bayi baru lahir 07 Oktober 2007 dengan apgar 8-9 Masalah, untuk sementara tidak ada Kebutuhan : a. Perawatan tali pusat b. Perawatan bayi sehari-hari c. Penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang : 1. Personal hygiene bayi 2. Pemberian ASI eksklusif 3. Pertahankan suhu tubuh bayi P : 1. Mandikan bayi dengan mandi lap 2 kali sehari 2. Merawat tali pusat 3. Berikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang : a. Personal hygiene bayi b. Pemberian ASI eksklusif c. pertahankan suhu tubuh 4. Tetap anjurkan ibu untuk menghangatkan bayinya dibawah sinar matahari pagi untuk menurunkan kadar bilirubin. Tanggal 13 Oktober 2007, hari ke-7 S : a. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur 16 jam
  • 14. d. e. b. c. b. Ibu mengatakan bayinya BAK 7-8 kali sehari, BAB 2 x sehari c. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja setiap jam. O : a. Keadaan umum baik Tanda-tanda vital : RR : 50 x/menit BB : 3100 gram 0 Suhu : 37,2 C PB : 50 cm Nadi : 130 x/menit b. Eliminasi : BAK 7-8 x/hari BAB 2 x/hari c Reflek : 1. Mencari (Rooting) : baik 2. Menghisap (sucking) : baik 3. Menelan (swallowing) : baik 4. Reflek kaki (stapping) : baik 5. Menggenggam (graping) : baik 6. Reflek moro : baik Warna kulit kemerahan, sklera masih tampak ikterik, tanda-tanda ikterus sudah berkurang Tali pusat sudah lepas. A : Diagnosa Bayi baru lahir normal umur 7 hari Dasar : bayi baru lahir normal spontan pervaginam tanggal 07-10-2007 Masalah, untuk sementara tidak ada Kebutuhan : a. Perawatan bayi sehari-hari b. Pemberian ASI eksklusif c. Penyuluhan tentang imunisasi P : a. Lakukan perawatan bayi sehari-hari : Mandikan bayi dengan mandi rendam 2 x sehari karena tali pusat sudah puput. Sarankan ibu untuk membawa anaknya secara rutin ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang bayi. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan Tanggal 20 Oktober 2007, hari ke 14 S : a. Ibu mengatakan bayi minum ASI dengan kuat b. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja tiap jam c. Ibu mengatakan bayinya BAK 7-8 kali sehari, BAB 2 x sehari O : a. Keadaan umum baik Tanda-tanda vital : RR : 52 x/menit BB : 3100 gram 0 Suhu : 37,0 C PB : 50 cm Nadi : 128 x/menit b. Eliminasi : BAK 7-8 x/hari BAB 2 x/hari
  • 15. c A P Reflek : 1. Mencari (Rooting) : baik 2. Menghisap (sucking) : baik 3. Menelan (swallowing) : baik 4. Reflek kaki (stapping) : baik 5. Menggenggam (graping) : baik 6. Reflek moro : baik d. Warna kulit kemerahan, sklera tidak ikterik : Diagnosa Bayi baru lahir normal umur 14 hari Dasar : bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 07-10-2007 Masalah : tidak ada Kebutuhan : a. Perawatan bayi sehari-hari b. Pemberian ASI eksklusif c. Penyuluhan tentang imunisasi : a. Ajarkan ibu untuk perawatan bayi sehari-hari : 1. Mandikan bayi, dengan mandi rendam 2 x sehari 2. Anjurkan pada ibu jika terdapat tanda-tanda bahaya : Suhu tinggi, kejang, diare, dan lain-lain segera bawa ke pusat kesehatan b. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI saja c. Sarankan pada ibu untuk membawa anaknya ke posyandu secara rutin untuk memantau tumbuh kembang bayi DAFTAR PUSTAKA 1. Rachman. M & Dardjat, M. T. 1987. Buku saku Segi-segi Praktris Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Kelompok minat Penulisan ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran Salemba. 2. Abdoerrachman, H, dkk. 1981. Kegawatan Pada Anak. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas kedokteran. Universitas Indonesia. 3. Mansjoer, Arif M. 2005. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Jakarta. Media Aesculapius.