SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
120
B. Pembahasan
Pada bab ini akan membahas kesenjangan antara teori dan fakta yang
ditemukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan stroke
non hemoragic trombosis melalui pendekatan proses keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Tn. H telah
ditetapkan pendekatan asuhan keperawatan yang sesuai dengan proses
keperawatan yang meliputi beberapa tahap yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian yang meliputi
pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian
dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah wawancara, observasi, pemeriksan fisik, studi
dokumentasi dan studi kepustakaan.
Menurut teori yang dikemukakan bahwa pada tahap pengkajian klien
dengan Stroke Non Hemoragic Trombosis gejala yang menonjol adalah
nampak ictus cordis, adanya hipertensi, terdengar bunyi jantung tambahan
yaitu mur – mur atau gollpop dan irama jantung tidak teratur, terjadi
paralis otot pernapasan, bunyi napas ronchi, peristaltik usus menurun,
terdengar bunyi timpani, distensi abdomen, terjadi inkontinensia urine,
terjadi penurunan fungsi pendengaran, penglihatan, pengecapan, perasa,
sedangkan pada tinjauan kasus pada klien Tn. H pada tahap pengkajian,
pengkajian yang menonjol yaitu kekuatan otot tangan 3/5, kekuatan otot
121
kaki kanan dan kiri 3 / 5, nyeri pada daerah kepala dan menjalar ke leher
sampai bahu, ekspresi wajah nampak meringis, tekanan darah 220 / 120
mmHg, keadaan nampak lemah, skala nyeri 6 (0 – 10), klien nampak
bedres total, ekstremitas bagian kanan nampak susah digerakan, kesadaran
compos mentis GCS 14 (E4M5V5), aktivitas klien nampak dibantu oleh
keluarga dan perawat, kuku nampak kotor, kuku klien nampak panjang dan
kotor, keadaan kulit kotor dan lengket, klien selalu bertanya – tanya
tentang penyakitnya.
Ada beberapa data yang ada pada teori tetapi tidak ada dalam kasus
yaitu nampak ictus cordis, terdengar bunyi jantung tambahan yaitu mur –
mur atau gollpop dan irama jantung tidak teratur, bunyi napas ronchi,
peristaltik usus menurun, terdengar bunyi timpani, distensi abdomen,
terjadi inkontinensia urine. Data – data tersebut tidak ada dalam kasus
karena tidak semua tanda dan gejala yang ditemukan pada teori terdapat
pada kasus dan akibat respon individu terhadap stimulus masing-masing
berbeda sehingga karakteristik dari tanda dan gejala yang didapatkan
berbeda pula.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan salah satu kesimpulan yang diambil
berdasarkan data yang dikumpulkan. Diagnosa keperawatan yang muncul
pada teori tidak semua ditemukan pada kasus ini, dimana didalam teori
didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
122
a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi
aliran darah : gangguan oklusif, hemoragik, vasospasme serebral,
udema serebral.
b. Gangguan mobilitas berhubungan dengan penurunan fungsi motorik,
keterbatasan gerak.
c. Gangguan pemenuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan melemahnya otot-otot yang digunakan untuk mengunya dan
menelan.
d. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya
sirkulasi serebral, tergantungnya tonus otot mulut dan wajah.
e. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma neurologis
atau defisit, penyempitan lapang perseptual yang disebabkan oleh
ansietas.
f. Resiko tinggi terhadap bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan penurunan tingkat kesadaran.
g. Gangguan pemenuhan eliminasi urine : inkontinesia berhubungan
dengan adanya kelemahan pada spingter urine.
h. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB : konstipasi
berhubungan dengan adanya parese otot
i. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL, sehubungan dengan adanya
parese otot.
j. Gangguan pemenuhan diri : body image menurun berhubungan
dengan adanya parese otot.
123
k. Gangguan rasa aman : cemas dari keluarga dengan ketidakpastian
hasil pengobatan dan perawatan serta adanya perubahan situasi dan
krisis.
l. Defisit pengetahuan mengenai kondisi dirinya dan prosedur
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kesalahan
interpretasi komunikasi, kurangnya informasi.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien Tn. H
dengan stroke non hemoragic trombosis yaitu sebagai berikut :
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
b. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya
penyumbatan pada pembuluh darah
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
progresif
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan fungsi
neuromotorik
e. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakitnya
Dengan demikian tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam
teori ditemukan dalam kasus. Adapun diagnosa keperawatan yang ada
pada teori tetapi tidak ada pada kasus yaitu :
a. Gangguan pemenuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan melemahnya otot-otot yang digunakan untuk mengunyah dan
menelan.
124
b. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya
sirkulasi serebral, tergantungnya tonus otot mulut dan wajah.
c. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma neurologis
atau defisit, penyempitan lapang perseptual yang disebabkan oleh
ansietas.
d. Resiko tinggi terhadap bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan penurunan tingkat kesadaran.
e. Gangguan pemenuhan eliminasi urine : inkontinesia berhubungan
dengan adanya kelemahan pada spingter urine.
f. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB : konstipasi
berhubungan dengan adanya parese otot
g. Gangguan pemenuhan diri : body image menurun berhubungan
dengan adanya parese otot.
h. Gangguan rasa aman : cemas dari keluarga dengan ketidakpastian
hasil pengobatan dan perawatan serta adanya perubahan situasi dan
krisis.
i. Defisit pengetahuan mengenai kondisi dirinya dan prosedur
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kesalahan
interpretasi komunikasi, kurangnya informasi.
Sedangkan diagnosa yang ada dalam kasus tetapi tidak ada dalam teori
yaitu :
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
125
b. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakitnya
Adanya kesenjangan tersebut diatas disebabkan oleh :
a. Manusia merupakan makhluk yang unik dimana dalam
memberikan respon bio, psiko, sosial, dan spritual berbeda.
b. Kemungkinan askep yang diberikan kepada klien bagus sehingga
data yang ada dalam teori tidak muncul dalam kasus.
c. Kemungkinan data tersebut belum muncul atau sudah terlewati
karena penulis melakukan Asuhan Keperawatan hanya 4 hari dan
klien sudah dirawat sudah berapa hari di rumah sakit.
3. Perencanaan
Pada tahap ini penulis bersama klien dan keluarga menyusun
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai masalah
yang muncul. Perencanaan ini disesuaikan dengan privasi klien, situasi dan
kondisi serta sarana dan prasarana yang ada dalam ruangan.
a. Dalam menyusun perencanaan hal-hal yang mendukung adalah :
Adanya kerjasama yang baik dengan perawat, klien dan keluarga
sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan.
b. Dukungan dan bimbingan dari perawat ruangan yang dapat
memperlancar dan menyusun perencanaan.
Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus,
kesenjangan ini terjadi karena tidak semua diagnosa keperawatan yang ada
dalam teori muncul dalam kasus. Tetapi untuk diagnosa yang ada pada
126
teori dan muncul pada kasus pada dasarnya penulis berpatokan pada
tinjauan teoritis, sedangkan diagnosa yang tidak ada pada teori, penulis
bersama klien dan keluarga membuat intervensi berdasarkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
4. Implementasi
Dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang merupakan
suatu pendukung berjalannya tahap pelaksanaan adalah kerjasama yang
baik antara perawat, klien dan serta bimbingan dari perawat pembimbing.
Menurut teori, pelaksanaan adalah pengelolaan dari perwujudan dari
rencana yang meliputi tindakan keperawatan yang telah direncanakan,
melaksananakan anjuran-anjuran dokter dan menjalankan ketentuan-
ketentuan rumah sakit dengan harapan dapat mengatasi masalah yang
dihadapi oleh klien. Dalam hal ini terjadi kesenjangan antara teori dan
kasus karena perencanaan dalam kasus yang disusun tidak semua
berpatokan dalam teori yang ada tetapi semua implementasi
dilaksanakan dengan baik.
5. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana
untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan
mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan teori yang
ada, evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan keperawatan serta tujuan yang
127
telah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor apa yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa data,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Setelah mengimplementasi asuhan keperawatan selama 4 hari, yang
dimulai pada tanggal 07 Mei 2014 sampai 10 Mei 2014, maka seluruh
tujuan yang telah ditetapkan diharapkan dapat tercapai. Dalam studi
kasus ini terdapat 5 diagnosa aktual yang mana 4 diagnosa teratasi dan 1
diagnosa lainnya belum teratasi namun sudah ada kemajuan.
Diagnosa yang teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan setelah
4 hari yaitu sebagai berikut :
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
progresif
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan fungsi
neuromotorik
d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakitnya
Diagnosa yang tidak teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan
setelah 4 hari yaitu sebagai berikut :
a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya
penyumbatan pada pembuluh darah
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari terdapat 1
diagnosa yang tidak teratasi, hal tersebut terjadi karena waktu yang
128
diberikan untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. H
cukup singkat.

Contenu connexe

Tendances

Nanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes ummNanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes ummLaris Manik
 
Latar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarLatar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarQueen Lea
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnDwi Ap
 
Askep hipertensi alvin
Askep hipertensi alvinAskep hipertensi alvin
Askep hipertensi alvinalvin akbar
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepChristine Aie
 

Tendances (10)

Nanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes ummNanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes umm
 
Latar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarLatar Belakang Gadar
Latar Belakang Gadar
 
kesadaran menurun trauma
kesadaran menurun traumakesadaran menurun trauma
kesadaran menurun trauma
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tn
 
691 757-1-pb
691 757-1-pb691 757-1-pb
691 757-1-pb
 
Askep hipertensi alvin
Askep hipertensi alvinAskep hipertensi alvin
Askep hipertensi alvin
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hep
 
jurnal jiwa.pptx
jurnal jiwa.pptxjurnal jiwa.pptx
jurnal jiwa.pptx
 
4. tabel nic noc
4. tabel nic noc4. tabel nic noc
4. tabel nic noc
 
Lapsus anes
Lapsus anesLapsus anes
Lapsus anes
 

Similaire à Bab iii (pembahasan) juli

Dokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi KhususDokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi Khususpjj_kemenkes
 
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi KhususDokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi Khususpjj_kemenkes
 
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptxanangkuniawan
 
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..Falah123
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihan
asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihanasuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihan
asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihanFadlyPratama5
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatanKANDA IZUL
 

Similaire à Bab iii (pembahasan) juli (20)

Dokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi KhususDokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
 
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi KhususDokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Strategi Khusus
 
Pembahasan cod.scr--
Pembahasan cod.scr--Pembahasan cod.scr--
Pembahasan cod.scr--
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Bab iii b pembahasan AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii b pembahasan AKPER PEMKAB MUNA Bab iii b pembahasan AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii b pembahasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab iv juli
Bab iv juliBab iv juli
Bab iv juli
 
Bab iv juli
Bab iv juliBab iv juli
Bab iv juli
 
Bab iv bhb
Bab iv bhbBab iv bhb
Bab iv bhb
 
Proses kep new
Proses kep newProses kep new
Proses kep new
 
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
 
Service Ariston Kelapa Gading | 0816218131
Service Ariston Kelapa Gading | 0816218131Service Ariston Kelapa Gading | 0816218131
Service Ariston Kelapa Gading | 0816218131
 
Service Ariston Pluit Telp - (021) 4390 3666
Service Ariston Pluit Telp - (021) 4390 3666Service Ariston Pluit Telp - (021) 4390 3666
Service Ariston Pluit Telp - (021) 4390 3666
 
Service Ariston Sunter Telp - (021) 4390 3666
Service Ariston Sunter Telp - (021) 4390 3666Service Ariston Sunter Telp - (021) 4390 3666
Service Ariston Sunter Telp - (021) 4390 3666
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihan
asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihanasuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihan
asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihan
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Bab iii (pembahasan) juli

  • 1. 120 B. Pembahasan Pada bab ini akan membahas kesenjangan antara teori dan fakta yang ditemukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan stroke non hemoragic trombosis melalui pendekatan proses keperawatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Tn. H telah ditetapkan pendekatan asuhan keperawatan yang sesuai dengan proses keperawatan yang meliputi beberapa tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1. Pengkajian Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian yang meliputi pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, pemeriksan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Menurut teori yang dikemukakan bahwa pada tahap pengkajian klien dengan Stroke Non Hemoragic Trombosis gejala yang menonjol adalah nampak ictus cordis, adanya hipertensi, terdengar bunyi jantung tambahan yaitu mur – mur atau gollpop dan irama jantung tidak teratur, terjadi paralis otot pernapasan, bunyi napas ronchi, peristaltik usus menurun, terdengar bunyi timpani, distensi abdomen, terjadi inkontinensia urine, terjadi penurunan fungsi pendengaran, penglihatan, pengecapan, perasa, sedangkan pada tinjauan kasus pada klien Tn. H pada tahap pengkajian, pengkajian yang menonjol yaitu kekuatan otot tangan 3/5, kekuatan otot
  • 2. 121 kaki kanan dan kiri 3 / 5, nyeri pada daerah kepala dan menjalar ke leher sampai bahu, ekspresi wajah nampak meringis, tekanan darah 220 / 120 mmHg, keadaan nampak lemah, skala nyeri 6 (0 – 10), klien nampak bedres total, ekstremitas bagian kanan nampak susah digerakan, kesadaran compos mentis GCS 14 (E4M5V5), aktivitas klien nampak dibantu oleh keluarga dan perawat, kuku nampak kotor, kuku klien nampak panjang dan kotor, keadaan kulit kotor dan lengket, klien selalu bertanya – tanya tentang penyakitnya. Ada beberapa data yang ada pada teori tetapi tidak ada dalam kasus yaitu nampak ictus cordis, terdengar bunyi jantung tambahan yaitu mur – mur atau gollpop dan irama jantung tidak teratur, bunyi napas ronchi, peristaltik usus menurun, terdengar bunyi timpani, distensi abdomen, terjadi inkontinensia urine. Data – data tersebut tidak ada dalam kasus karena tidak semua tanda dan gejala yang ditemukan pada teori terdapat pada kasus dan akibat respon individu terhadap stimulus masing-masing berbeda sehingga karakteristik dari tanda dan gejala yang didapatkan berbeda pula. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan merupakan salah satu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang dikumpulkan. Diagnosa keperawatan yang muncul pada teori tidak semua ditemukan pada kasus ini, dimana didalam teori didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
  • 3. 122 a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah : gangguan oklusif, hemoragik, vasospasme serebral, udema serebral. b. Gangguan mobilitas berhubungan dengan penurunan fungsi motorik, keterbatasan gerak. c. Gangguan pemenuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan melemahnya otot-otot yang digunakan untuk mengunya dan menelan. d. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya sirkulasi serebral, tergantungnya tonus otot mulut dan wajah. e. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma neurologis atau defisit, penyempitan lapang perseptual yang disebabkan oleh ansietas. f. Resiko tinggi terhadap bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran. g. Gangguan pemenuhan eliminasi urine : inkontinesia berhubungan dengan adanya kelemahan pada spingter urine. h. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan adanya parese otot i. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL, sehubungan dengan adanya parese otot. j. Gangguan pemenuhan diri : body image menurun berhubungan dengan adanya parese otot.
  • 4. 123 k. Gangguan rasa aman : cemas dari keluarga dengan ketidakpastian hasil pengobatan dan perawatan serta adanya perubahan situasi dan krisis. l. Defisit pengetahuan mengenai kondisi dirinya dan prosedur pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kesalahan interpretasi komunikasi, kurangnya informasi. Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien Tn. H dengan stroke non hemoragic trombosis yaitu sebagai berikut : a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah b. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya penyumbatan pada pembuluh darah c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot progresif d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan fungsi neuromotorik e. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya Dengan demikian tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam teori ditemukan dalam kasus. Adapun diagnosa keperawatan yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus yaitu : a. Gangguan pemenuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan melemahnya otot-otot yang digunakan untuk mengunyah dan menelan.
  • 5. 124 b. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya sirkulasi serebral, tergantungnya tonus otot mulut dan wajah. c. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma neurologis atau defisit, penyempitan lapang perseptual yang disebabkan oleh ansietas. d. Resiko tinggi terhadap bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran. e. Gangguan pemenuhan eliminasi urine : inkontinesia berhubungan dengan adanya kelemahan pada spingter urine. f. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan adanya parese otot g. Gangguan pemenuhan diri : body image menurun berhubungan dengan adanya parese otot. h. Gangguan rasa aman : cemas dari keluarga dengan ketidakpastian hasil pengobatan dan perawatan serta adanya perubahan situasi dan krisis. i. Defisit pengetahuan mengenai kondisi dirinya dan prosedur pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kesalahan interpretasi komunikasi, kurangnya informasi. Sedangkan diagnosa yang ada dalam kasus tetapi tidak ada dalam teori yaitu : a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
  • 6. 125 b. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya Adanya kesenjangan tersebut diatas disebabkan oleh : a. Manusia merupakan makhluk yang unik dimana dalam memberikan respon bio, psiko, sosial, dan spritual berbeda. b. Kemungkinan askep yang diberikan kepada klien bagus sehingga data yang ada dalam teori tidak muncul dalam kasus. c. Kemungkinan data tersebut belum muncul atau sudah terlewati karena penulis melakukan Asuhan Keperawatan hanya 4 hari dan klien sudah dirawat sudah berapa hari di rumah sakit. 3. Perencanaan Pada tahap ini penulis bersama klien dan keluarga menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai masalah yang muncul. Perencanaan ini disesuaikan dengan privasi klien, situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada dalam ruangan. a. Dalam menyusun perencanaan hal-hal yang mendukung adalah : Adanya kerjasama yang baik dengan perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan. b. Dukungan dan bimbingan dari perawat ruangan yang dapat memperlancar dan menyusun perencanaan. Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus, kesenjangan ini terjadi karena tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam teori muncul dalam kasus. Tetapi untuk diagnosa yang ada pada
  • 7. 126 teori dan muncul pada kasus pada dasarnya penulis berpatokan pada tinjauan teoritis, sedangkan diagnosa yang tidak ada pada teori, penulis bersama klien dan keluarga membuat intervensi berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. 4. Implementasi Dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang merupakan suatu pendukung berjalannya tahap pelaksanaan adalah kerjasama yang baik antara perawat, klien dan serta bimbingan dari perawat pembimbing. Menurut teori, pelaksanaan adalah pengelolaan dari perwujudan dari rencana yang meliputi tindakan keperawatan yang telah direncanakan, melaksananakan anjuran-anjuran dokter dan menjalankan ketentuan- ketentuan rumah sakit dengan harapan dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien. Dalam hal ini terjadi kesenjangan antara teori dan kasus karena perencanaan dalam kasus yang disusun tidak semua berpatokan dalam teori yang ada tetapi semua implementasi dilaksanakan dengan baik. 5. Evaluasi Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan teori yang ada, evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan keperawatan serta tujuan yang
  • 8. 127 telah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor apa yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Setelah mengimplementasi asuhan keperawatan selama 4 hari, yang dimulai pada tanggal 07 Mei 2014 sampai 10 Mei 2014, maka seluruh tujuan yang telah ditetapkan diharapkan dapat tercapai. Dalam studi kasus ini terdapat 5 diagnosa aktual yang mana 4 diagnosa teratasi dan 1 diagnosa lainnya belum teratasi namun sudah ada kemajuan. Diagnosa yang teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan setelah 4 hari yaitu sebagai berikut : a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot progresif c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan fungsi neuromotorik d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya Diagnosa yang tidak teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan setelah 4 hari yaitu sebagai berikut : a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya penyumbatan pada pembuluh darah Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari terdapat 1 diagnosa yang tidak teratasi, hal tersebut terjadi karena waktu yang
  • 9. 128 diberikan untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. H cukup singkat.