1. Imam Bukhari meriwayatkan beberapa hadis tentang hukum bagi orang yang terhalang dalam mengerjakan ibadah haji atau umrah. Antara lain, boleh menyembelih kurban dan mencukur rambut, serta tidak perlu mengulang ibadah tersebut pada tahun berikutnya.
2. Jika terhalang karena sakit, wajib membayar fidyah dengan berpuasa 3 hari, memberi makan enam orang miskin seteng
1. Kitab Orang yang Terhalang
Bab 1: Orang yang Terhalang dan Balasan Orang yang Berburu dan Firman
Allah, "Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit),
maka sembelihlah kurban yang mudah didapat. Jangan kamu mencukur
kepalamu sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan
Atha' berkata, "Ihshar dari segala sesuatu maksudnya terhalang darinya."[1]
Abu Abdillah berkata, "Hashur artinya orang yang tidak mendatangi wanita."
Bab 2: Apabila Orang yang Mengerjakan Umrah Terhalang
877. Nafi' mengatakan bahwa Ubaidillah bin Abdullah dan Salim bin Abdullah
memberitahukan kepadanya bahwa pada malam-malam ketika tentara (dalam satu
riwayat: pada tahun al-Hajjaj 2/168) menyerang Ibnuz Zubair, (dan dalam riwayat
lain: pada tahun berhajinya golongan haruriyah pada zaman Ibnuz Zubair r.a.
2/184), keduanya berkata, "Tidak ada halangan jika engkau tidak mengerjakan haji
dalam tahun ini. Sesungguhnya di antara manusia sedang terjadi peperangan, dan
kami takut antara engkau dan Baitullah terhalang oleh sesuatu." (Dalam satu
riwayat: mereka menghalangimu dari Baitullah. Maka sebaiknya engkau berhenti
dulu). (Lalu ia berkata, "Kalau begitu, saya akan melakukan apa yang dilakukan oleh
Rasulullah, sedangkan Allah telah berfirman, 'Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu
terdapat teladan yang bagus bagi kamu'." 2/128). Mereka berkata, "Kami keluar
bersama Rasulullah (pada tahun Hudaibiyah 2/208) (menunaikan umrah 2/207),
tiba-tiba kami dihalangi oleh kaum Quraisy, sehingga tidak bisa sampai di Baitullah.
Nabi lalu menyembelih hadyu-nya (dalam satu riwayat: untanya), dan mencukur
rambutnya. Sekarang aku ingin mempersaksikan kepada kamu semua bahwa aku
telah menetapkan untuk mengerjakan umrah, insya Allah. Aku berangkat jika tidak
2. ada halangan antara aku dengan Baitullah. Aku akan mengerjakan thawaf. Tetapi,
jika dihalang-halangi antara diriku dengan Baitullah, maka akan kukerjakan
sebagaimana yang pernah dikerjakan oleh Nabi, sedang pada waktu itu aku
menyertai beliau." Kemudian Ibnu Umar berihram dari Dzul Hulaifah untuk
mengerjakan umrah. Lalu, ia berjalan sebentar (dalam satu riwayat: sehingga
setelah sampai di atas baida) (ia bertalbiyah haji dan umrah), kemudian ia berkata,
"Keadaan keduanya (dalam satu riwayat: keadaan haji dan umrah) itu sama.
Sekarang aku mempersaksikan kepadamu bahwa aku telah menetapkan diriku
hendak mengerjakan haji bersama umrah." Maka, ia tidak boleh bertahalul dari haji
dan umrah sehingga bertahalul pada hari nahar dan membawa kurban dengan
kurban yang dibelinya dengan dendeng. Sehingga, tiba di Mekah, lalu mengerjakan
thawaf di Baitullah dan sa'i di Shafa. Kemudian thawaf satu kali, tidak lebih dari itu,
dan belum menyembelih kurban, dan bercukur. Ia berpendapat telah menyelesaikan
thawaf haji dan umrah dengan thawafnya yang pertama itu. Ibnu Umar berkata,
"Begitulah yang diperbuat Rasulullah 2/168)." Ia mengatakan, "Tidak halal bagi
seseorang segala yang diharamkan untuk dikerjakan pada waktu ihram, sehingga ia
mengerjakan thawaf sekali thawaf pada hari memasuki kota Mekah." (Dalam satu
riwayat dari Ibnu Umar, ia berkata, "Apakah tidak cukup bagi kamu sekalian sunnah
Rasulullah? Jika seseorang di antara kamu terhalang dari mengerjakan haji, maka
hendaklah ia mengerjakan thawaf di Baitullah dan sa'i di antara Shafa dan Marwah.
Kemudian halal baginya segala sesuatu sehingga ia menunaikan haji tahun depan,
lantas menyembelih kurban, atau berpuasa jika tidak mendapatkan kurban.")
878. Ibnu Abbas r.a. berkata, "Rasulullah terkepung oleh musuh, maka beliau
bercukur kepala, menggauli istri-istri beliau, dan menyembelih binatang hadyu
beliau. Sehingga, beliau mengerjakan umrah pada tahun yang akan datang."
Bab 3: Terhalang dalam Mengerjakan Haji
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits
Ibnu Umar di atas.")
3. Bab 4: Menyembelih Sebelum Mencukur Ketika Terhalang
Bab 5: Orang yang Mengatakan Bahwa Tidak Ada Badal (Ganti)[2] Atas
Orang-Orang yang Terhalang
Rauh berkata dari Syibl, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas r.a.,
bahwa ia berkata, "Adanya penggantian (qadha) itu hanya atas orang-orang yang
merusakkan atau membatalkan hajinya dengan berlezat-lezatan (bersantai santai,
tanpa ada halangan). Adapun orang yang terhalang karena adanya suatu uzur atau
hal-hal lain, maka orang itu boleh bertahalul (yakni boleh mengerjakan segala yang
diharamkan dalam ihram) dan tidak perlu kembali (yakni mengulangi lagi). Jika
orang itu mempunyai hadyu sedangkan ia terhalang, maka ia wajib menyembelih
hadyu-nya apabila ia tidak dapat mengirimkan hadyu-nya ke tempat yang
ditentukan. Tetapi, jika dapat mengirimkannya, maka ia tidak boleh bertahalul
sehingga hadyu itu tiba di tempat penyembelihannya."[3]
Imam Malik dan lain-lainnya mengatakan, "Hadyu itu supaya disembelih. Kemudian
ia mencukur rambut kepalanya di tempat mana pun ia berada, dan tidak perlu
mengqadhanya. Karena Nabi dan para sahabatnya sewaktu di Hudaibiyyah
menyembelih dan mencukur rambut. Lalu, bertahalul dari segala sesuatu yang tidak
diperbolehkan melakukannya sebelum thawaf, dan sebelum hadyu itu sampai di
Baitullah. Kemudian tidak disebutkan bahwa Nabi menyuruh seseorang agar
mengqadha sesuatu pun yang tidak dikerjakan. Bahkan, tiada seorang pun yang
kembali mengerjakan apa yang belum dikerjakan, padahal Hudaibiyyah berada di
luar tanah haram."[4]
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya
sebagian dari hadits Ibnu Umar yang tertera pada nomor 877 di muka.")
4. Bab 6: Firman Allah, "Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan
di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah ia berfidyah, yaitu
berpuasa atau bersedekah atau berkurban." (al-Baqarah: 196). Dan Dia
Boleh Memilih, Adapun Puasanya Adalah Tiga Hari
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya
sebagian dari hadits Ka'ab yang akan disebutkan berikut ini.")
Bab 7: Firman Allah, "Atau memberikan sedekah (yakni memberi makan
enam orang miskin)."
879. Abdur Rahman bin Abi Laila mengatakan bahwa Ka'ab bin Ujrah bercerita
kepadanya, "Rasulullah berdiri padaku di Hudaibiyyah (ketika itu aku sedang
menyalakan api di bawah periuk 7/8), dan kepalaku menjatuhkan kutu kepala.
(Dalam satu riwayat: Dia berkata, "Kami bersama Rasulullah di Hudaibiyyah, dan
kami terhalang. Kami dikepung oleh kaum musyrikin. Rambut saya lebat, dan
binatang-binatang kecil berjatuhan ke wajahku. Lalu Nabi melewatiku kemudian
bersabda, 'Mendekatlah.' Lalu aku mendekat 7/235-236). Kemudian beliau bersabda,
'Kutu-kutu kepalamu menyakitkanmu?' Saya menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda,
'Cukurlah kepalamu!' Atau, beliau bersabda, 'Bercukurlah!' (Lalu beliau memanggil
tukang cukur, lalu tukang cukur itu mencukurnya), (dan beliau tidak menjelaskan
kepada mereka bahwa mereka menjadi halal dengannya, sedangkan mereka ingin
sekali memasuki kota Mekah 2/209). Ia (Ka'ab) berkata, 'Terhadapku turunlah ayat
ini, 'FAMAN KAANA MINKUM MARIIDHAN AU BIHII AZAN MIN RA'SIHI' 'Barangsiapa
di antara kamu sakit atau di kepalanya ada sesuatu yang menyakitkan' sampai akhir
ayat. Lalu, Nabi bersabda, 'Berpuasalah tiga hari atau bersedekahlah dengan satu
faraq[5] di antara enam (orang miskin), atau beribadahlah dengan apa yang mudah.
(Dalam satu riwayat: 'Dengan seekor kambing', dan dalam riwayat lain: 'Dengan
binatang kurban yang kecil'.) '"
5. Bab 8: Memberikan Makanan dalam Fidyah Itu Adalah Setengah Sha'
(Setengah Gantang)
Abdullah bin Ma'qil berkata, "Pada suatu ketika aku duduk bersama Ka'ab bin Ujrah
(di masjid Kufah 5/158), lalu saya bertanya kepadanya perihal fidyah." (Dalam satu
riwayat: tentang fidyah puasa), lalu ia berkata, "Ayat mengenai fidyah itu khusus
turun berkenaan dengan diriku, tetapi berlaku umum untuk mu juga. Saya dibawa
orang kepada Rasulullah padahal kutu berjatuhan di wajahku. Beliau bersabda,
'Belum pernah aku melihat penyakit seperti yang menimpa engkau ini.' Atau beliau,
'Belum pernah aku melihat kesukaran seperti yang engkau derita ini. Apakah engkau
punya domba? Aku berkata, 'Tidak.' Beliau bersabda, 'Berpuasalah tiga hari, atau
beri makanlah enam orang miskin, untuk masing-masing setengah gantang
(makanan, dan cukurlah kepalamu).'"
Bab 9: Membayar Fidyah dengan Menyembelih Seekor Kambing
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits
Ka'ab bin Ujrah di muka.")
Bab 10: Firman Allah, "Maka, Tidak Boleh Berkata Kotor"
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits
Abu Hurairah yang tertera pada nomor 756 di muka.")
Bab 11: Firman Allah, "Tidak Boleh Berbuat Durhaka dan Berbantah di
Dalam Haji"
6. (Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits
yang diisyaratkan di atas.")