Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman jambu mente di Kabupaten Muna. Ia menjelaskan tentang latar belakang jambu mente, morfologi, syarat tumbuh, cara budidaya yang baik, permasalahan dan pembahasan, serta data produksi jambu mente di Kabupaten Muna dari tahun 1994-2003. Dokumen ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang budidaya jambu mente bagi petani di Kabupaten Muna.
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jambu mente (Annacardium occidentale L.) merupakan tanaman yang serba guna.
disamping sebagai sumber pendapatan masyarakat, juga sangat cocok digunakan dalam
konservasi lahan keritis dan gersang, sehingga tanaman jambu mente ini banyak didapatkan
di daerah kering dan di kawasan bekas tambang (Anonim, 2005).
Pertanian modern merupakan struktur dari perekonomian global, dimana pengalihan bahan
pangan dari sektor pertanian ke sektor non-pertanian tidak lagi ditentukan oleh kebutuhan
petani dalam memproleh tukaran bahan atau barang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya
akan tetapi ditentukan oleh kekuatan pasar.
Tanaman jambu mente sangat prospektif untuk di kembangkan di Indonesia terutama di
Kabupaten Muna, karena memiliki daya adaptasi yang sangat luas terhadap faktor
lingkungan. Tanaman jambu mente tahan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh serta
menghasilkan buah walaupun ditanam di daerah yang kering dan tandus (gersang).
Tanaman ini sudah cukup lama dikenal di Indonesia terutama di Kabupaten Muna, tetapi
tanaman ini belum di budidayakan secara intensif. Padahal hasil utama tanaman ini, yaitu
kacang mente yang merupakan salah satu jenis makanan ringan yang banyak digemari serta
merupakan rasa penyedap rasa produk-produk, seperti es krim dan coklat batangan. buah
semunya pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan.
Menurut Nunung ( 2000), penggunaan lahan kering untuk perkebunan dengan teknik
konservasi tanah dan air sebagai komponen pokok sistem pengolahannya, jenis tanaman yang
dikembangkan adalah tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, dapat menyerap
tenaga kerja yang lebih banyak, mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik serta
dapat mempertinggi nilai gizi masyarakat.
Tanaman jambu mente mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan di lahan kering
adalah, karena tanaman ini tergolong tanaman yang muda menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan sehingga tanaman ini sangat dianjurkan untuk di budidayakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah makalah ini dengan judul budidaya tanaman
jambu mente di Kabupaten Muna.
ii
2. 1.2 Tujuan dan Kegunaan
Bertujuan untuk mempelajari dan mengatahui cara budidaya tanaman jambu mente
yang baik dan memberikan keuntungan bagi para petani dan untuk mengetahui data
perkembangan jambu mete di Kabupaten Muna .
Diharapkan nantinya dapat menjadi bahan informasih bagi petani yang ingin melakukan
usaha budidaya jambu mente di Kabupaten Muna.
ii
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Jambu mente
Tanaman jambu mente bukan tanaman asli Indonesia. beberapa ahli botani berpendapat
bahwa tanaman jambu mente ini berasal dari Amerika Selatan., tanaman ini tumbuh secara
alamiah di lembah sungai Amazon di Brazil bagaian Timur laut. dari Negara asalnya ini,
tanaman jambu mente menyebar ke seluruh penjuru dunia terutama di negara-negara Sub
tropis dan iklim tropis termasuk di Indonesia. (Bambang Cahyono, 2005).
2.2 Botani Tanaman Jambu Mente
Menurut Bambang Cahyono (2005), taksonomi tanaman jambu mente secara lengkap
adalah sebagai berikut :
Divisi
: Spermatophyta.
Subdivisi
: Angiospermae.
Kelas
: Dicotyledoneae.
Ordo
: Sapindales
Famili
: Ancardiaceae
Genus
: Anacardium
Spechies
: Annacardium occidentale L
2.3 Morfologi Jambu Mente
2.3.1 Akar
Tanaman jambu mente memiliki aakar tunggang dan akar serabut. akar tunggang
menembus tanah menuju pusat bumi sampai pada kedalaman 5 m lebih sedangkan akar-akar
serabut tumbuh menyebar dalam tanah secara horizontal (Pitojo, 2005).
2.3.2 Batang
Batang tanaman jambu mente merupakan batang sejati, berkayu dan keras. batang
tanaman bercabang dan memiliki banyak ranting sehingga dapat membentuk mahkota yang
tinggi dan indah. Batang jamu mente bisa mencapai hingga 7-10 m.
2.3.3 Daun
Daun jambu mente merupakan daun tunggal. Daun jambu mente tumbuh pada cabang
dan ranting secara berselang seling dan juga merupakan tempat berlangsungnya proses
ii
4. asimilasi, daun jambu mente berbentuk bulat panjang hingga oval dan membulat hingga
merucing di ujungnya.
2.3.4 Bunga
Bunga tanaman jambu mente tumbuh pada ujung tunas atau ranting yang baru terbentuk
sehingga buah muncul pada permukaan luar tajuk tanaman. Pembungaan tanaman jambu
mente dapat terjadi sepanjang tahun atan dua kali dalam setahun dan itupun tergantung pada
iklim. Bunga jambu mente memiliki bentuk yang beragam, misalnya berbentuk piramida dan
kerucut.
2.3. 5 Buah
Buah jambu mente terdiri dari dua bagian, yaitu buah sejati dan buah semu.
2.4 Syarat Tumbuh
2.4.1 Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
dengan demikian iklim dalam kondisi optimum selama periode pertumbuhan akan
memberikan dampak yang baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut Adisarwanto
(2003), faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap tanaman jambu mente adalah suhu,
cahaya,dan curah hujan.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jambu mente berkisar antara 15-250C. dan
suhu maksimum 35 0C, namun tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila di tanam
pada suhu 27 0C. Curah hujan untuk budidaya tanaman jambu mente adalah pada daerah yang
mempunyai jumlah curah hujan antara 1000-2000 mm/th dengan 4-6 bulan kering.
Pembungaan tanaman lebih dipengaruhi oleh musim dari pada panjang hari. di kawasan yang
hanya mengalami satu kali musim kemarau, pembungaan hanya terjadi satu kali yaitu pada
awal musim kemarau.
2.4.2 Tanah
Jenis tanah lempung berpasir atau ringan pasir. yang juga memungkinkan sistem
perakaran berkembang secara sempurna dan mampu menahan air sehingga tanaman tetap
cukup lembab pada musim kemarau atau pada pH 6,3-7,3, Bambang cahyono, (2005).
ii
5. BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Permasalahan
Usaha budidaya jambu mente sangat penting untuk dibudidayakan karena seluruh
bagian tanaman ini memberikan manfaat yang cukup tinggi seperti pada, kulit kacang mente
yang telah diambil bijinya dapat kemudian minyaknya sebagai bahan obat-obatan, getah
jambu mente dapat digunakan sebagai bahan lem dan bagian-bagian lainnya. Bagaimana cara
budidaya jambu mente yang baik ?
3.2 Pembahasan
Menurut Nunung (2000), usaha budidaya tanaman jambu mente yang harus perhatikan
adalah bibit. Penanaman bibit bisa beraal dari benih yang tumbuh dari biji yang ditanam
langsung atau yang telah disemaikan sebelumnya, setelah bibit tersebut sudah siap, maka
langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut 1. Persiapan lahan
Tanah dan lahan yang akan digunakan untuk menanam jambu mente harus disiapkan sebulan
bibit siap ditanam. Untuk tanaman tandus dan tidak menggunakan tanaman sela, jarak
tanam adalah 5 x 5 m, kalau menggunakan tanaman sela jarak tanamny 7 x7 m.
Kemudian selanjutnya, membuat lubang tanam yang ukuran 30 x 30 x 30 x cm dan
biarkan selam 1 minggu setelah itu tanh bagian atas dicampur dengan pupuk kandang
dengan ukuran perbandingan 1 : 1 kemudian dimasukkan kembali kedalam tanah yang
biarkan sampai penanaman siap untuk dilakukan
1) Waktu tanam
Untuk bibit yang berasal dari persemaian, pembungkus bibit yang berupa plastik,
kaleng dan lain-lainya dilepas pada saat sebelum penanaman. setelah bibit dimasukkan
kedalam lubang yang sudah disiapkan .
2) Pemeliharaan
Setelah bibit sudah ditanam, maka hal perlu diperhatikan adalah pemeliharaan.
Pemeliharaan dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada saat
umur 2-4 tahun tanaman jambu mente biasanya berada pada tahapan masa kritis, maka
sejak tanaman sudah ditanam pada umur tersebut membutuhkan perawatan yang
intensif.
ii
6. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman jambu mente sebagai
berikut :
a. Penyiangan dan Penggemburan Tanah
Tanah disekitar jambu mente perlu disiangi yang bertujuan untuk memberantas tumbuhtumbuhan yang mengganggu pertumbuhan tanaman yang diusahakan supaya tidak
terjadi persaingan dalam hal penggunaan unsur hara.
b. Penyulaman dan Penjarangan
Apabila ada tanaman yang mati atau tanaman yang pertumbuhannya sangat lambat
perlu dilakukan penyulaman yang bertujuan untuk mempertahankan jumlah popilasi
pohon yang sesuai dengan yang diinginkan. Penyulaman hanya dapat dilakukan
sebelum tanaman jambu mete lainyang tumbuh normal berumur 3 tahun karena setelah
melebihi umur tersebut pertumbuhan tanaman sulaman mengalami kemunduran.
Penjarangan dilakukan untuk mengurangi jumlah populasi tanaman yang juga bertujuan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas yang tinggi, Penjarangan dilakukan
pada umur tanaman 2-3 bulan.
c. Pemupukan
Tanaman jambu mente mampu tumbuh dan menghasilkan buah pada tanah kritis tanpa
pemupukan, namunmemproleh tingkat pertumbuhan dan produksi buah yang
memuaskan tanaman ini memerlukan pupuk sebagai sumber unsur hara yang akan
diserap oleh akar tanaman .
d. Pengairan
Bibit tanaman muda yang baru ditanam atau dipindahkan ke tempat persemaian sangat
membutuhkan air. akan tetapi tanaman jambu mente tidak bisa jika ada genangan air
pada areal penanaman.
e. Pemangkasan
Untuk membentuk cabang yang bagus dan tajuk yang luas perlu dilakukan
pemangkasan . Pemangkasan ada dua jenis : 1). Pemangkasan bentuk yaitu
pemangkasan yang dilakukan selama tanaman berupa bibit, dengan cara menghilangkan
tunas-tunas samping sehingga batang utama tumbuh tegak. 2). Pemangkasan
pemeliharaan yaitu pemangkasan setelah tanaman berproduksi yang bertujuan untuk
menghilangkan cabang dan ranting yang kering atau yang sudah mati.
f. Panen
Tanaman jambu mete biasanya berbuah pada umur 3-5 tahun, tetapi produksinya belum
memuaskan. Pada saat tanaman sudah mencapai umur 8-10 tahun produksinya sudah
ii
7. sangat memuaskan dan akan terus berbuah lebat setiap tahunnya sampai berumur lebih
dari 25 tahun dan akan mengalami penurunan produksi pada umur 30 tahun.
3.4 Tabel 1. Komposisi Gizi Kacang Mente
Nilai nurtrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi
Karbohidrat
- Gula
- Serat pangan
Lemak
Protein
Thiamine (Vit. B1)
Riboflavin (Vit. B2)
Niacin (Vit. B3)
Pantothenic acid (B5)
Vitamin B6
Folate (Vit. B9)
Vitamin C
Calcium
Iron
Magnesium
Phosphorus
Potassium
Zinc
2,314 kJ (553 kcal)
30.19 g
5.91 g
3.3 g
43.85 g
18.22 g
.42 mg (32%)
.06 mg (4%)
1.06 mg (7%)
.86 mg (17%)
.42 mg (32%)
25 μg (6%)
.5 mg (1%)
37 mg (4%)
6.68 mg (53%)
292 mg (79%)
593 mg (85%)
660 mg (14%)
5.78 mg (58%)
ii
8. 3.5 Data Produksi Jambu Mete dari tahun 1994 – 2003 di Kabupaten Muna
Gelondongan (Ton) Jumlah Petani (KK)
Tanaman Menghasilkan (Ha)
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Gelondongan (Ton)
24,258
22,033
17,769
28,065
15,217
19,071
11,243
14,920
26,449
32,667
Jumlah Petani (KK)
84,271
85,159
85,078
85,640
95,315
98,482
102,51
92,463
94,326
90,192
Tanaman Menghasilkan (Ha)
85,244
93,323
97,653
100,92
98,655
99,174
90,598
90,056
94,143
95,904
Tahun
ii
9. BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahwa budidaya tanaman jambu mente di Kabupaten Muna memiliki potensi untuk
dibudidayakan karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani di Kabupaten Muna serta menjadi konservasi tanah dan air dan perlunya
perhatian dari Pemerintah untuk mempatenkan komoditi jambu mete serta memberikan
bantuan berupa bibit kepada petani agar lebih mengembangkan tanaman jambu mete
sehingga produktifitas tiap tahunnya dapat meningkat.
4.2 Saran
Disarankan agar dilakukan praktek tentang budidaya jambu mente dengan pemberian
pupuk organik agar bebas dari hama / penyakit sehingga dapat menghasilkan produk jambu
mete yang berkualitas yang dapat bersaing dengan daerah lain.
ii
11. MAKALAH
DATA DATA HASIL PERTANIAN
DI KABUPATEN MUNA
( PERKEBUNAN JAMBU METE )
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. HASNI
2. SAHRIADI ASIS
3. NAWIYATI
4. LA ODE SUWARJAYA
5. ASLAN
6. LA ODE MUH. MUNAWIR
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA
( STIP WUNA )
2014
ii
12. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna
memenuhi tugas dari dosen.
Makalah ini membahas tentang “DATA PERKEBUNAN JAMBU METE DI
KABUPATEN MUNA”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai
mahasiswa Stip Wuna dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari
itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen
pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun
kami dari yang salah menjadi benar.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir
kata kami mengucapkan terima kasih.
Raha,
Februari 2014
Penyusun
ii
13. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………......
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Jambu Mete . ………………….........................
3
2.2 Botani Tanaman Jambu Mete..........……………………...............................
3
2.3 Morfologi Jambu Mete.........................................………................................ 3
2.4 Syarat Tumbuh.....................................................………................................ 4
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Permasalahan............................................ . …………………......................... 5
3.2 Pembahasan........................................……………………............................... 5
3.3 Komposisi Gizi Kacang mete................................………................................ 7
3.4 Data Produksi jambu mete Kabupaten Muna..............................................
8
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 9
4.2 Saran................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 10
ii