SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping sandang,
pangan, dan papan. Dengan berkembang nya pelayanan kesehatan saat sekarang ini,
memahami etika kesehatan merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat.
Memahami etika kesehatan merupakan tuntutan yang dipandang semakin perlu,
karena etika kesehatan membahas tentang tata susila dokter dalam menjalankan
profesi, khususnya yang berkaitan dengan pasien.
Sejarah perkembangan pendidikan di dunia kesehatan memang sejak awal
didominasi oleh upaya pengobatan sehingga banyak dikenal umumnya di bidang
medis (kedokteran) dengan profesi-profesi medis dan paramedis, seperti dokter,
perawat dan bidan. Sejalan dengan itu, banyak muncul pendidikan yang melahirkan
profesi tersebut. Di Indonesia cukup banyak di buka fakultas kedokteran di beberapa
perguruan tinggi, akademi-akademi keperawatan dan kebidanan. Bidang kesehatan
lain yang kemudian berkembang sangat pesat saat ini adalah bidang kesehatan
masyarakat.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui pengorganisasian
masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular,
pendidikan kesehatan dan sebagainya (Winslow, 1920). Meskipun batasan kesehatan
masyarakat (public health) ini sudah dirumuskan oleh Winslow seabad yang lalu,
namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan. Inti dari rumusan masalah ini
adalah kesehatan masyarakat mempuyai dua aspek, yakni : keilmuan (science), teori
dan seni (art), atau aplikasinya.
Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat bukan hanya berbicara atau berteori
tentang penyakit dan penyebarannya (epidemiologi), tentang gizi makanan, tentang
kesehatan lingkungan, tentang ilmu perilaku dan pendidikan, tetapi juga bagaimana
aplikasi atau penerapan teori-teori tersebut dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan masyarakat dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Banyak masalah-masalah kesehatan yang ada saat ini. Dengan demikian
dibutuhkan tenaga kesehatan masyarakat yang handal yang mampu mewujudkan
upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal inilah yang
melatarbelakangi disusunnya makalah ini.
B. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pentingnya ilmu kesehatan masyarakat.
b. Untuk membentuk tenaga kesehatan masyarakat yang handal dan berkualitas
c. Mengetahui dan memahami peran SKM dalam kesehatan kerja
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pentingnya Ilmu Kesehatan Masyarakat ( SKM )
Kondisi kesehatan masyarkat Indonesia pada saat ini bisa di katakana dalam
kondisi yang sudah semakin membaik, meskipun masih ada sebagian masyarakat yang
yang hidup jauh dari pola hidup sehat. Membaiknya kesehatan masyarakat merupakan
manifestasi dari info dari media masa yang sering memberikan informasi edukatis
sehingga masyarakat terdidik secara otomatis. Pentingnya kesehatan masyarakat
membuat dinas pendidikan membuat ilmu atau fakultas yang khusus menangani
kesehatan masyarakat. Harapan pemerintah pada perkuliahan yang mmebahas tentang
kesehatan masyarakat kedepannya mampu membawa masyarakat yang sehat dan
cerdas dalam menjaga kesehatannya sendiri dan keluarga.
Ilmu kesehatan masyarakat memiliki artian, sebagai ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan
efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan
perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini,
pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar
setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga
kesehatannya.
Salah satu ruang lingkup ilu kesehatan masyarakat yang mnjadi sorotan di
Indonesia adalah Gizi Masyarakat, pembahasan berkaitan dengan gizi memang
menjadi hal menarik, karena masih banyak masyarakat yang dalam pemenuhan
gizinya belum mendekati normal, artinya anka kecukupan gizi di masyarakat
Indonesia terutama di pedesaan masi sangat rendah. Banyak masyarakat yang masih
mngkonsumsi makanan satu macam sehingga nutrisinya tidak optimum, hal ini juga
yang menyebabkan banyaknya kasus seperti busung lapar kurang gizi dan lain
sebagainya. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan
perhatian, karena masyarakat bisa menjadi cerminan suatu Negara. Bagaimnapun
Negara bisa terus berkembang karena ada masyarakat yang menyumbangkan
SDMnya.
Sumber daya manusia yang baik tentu dari masyarakat yang sehat. Masalah
gizi menjadi sorotan khusus karena di Indonesia sendiri masalah ini belum bisa
teratasi secara tuntas, sebenarnya banyak aspek yang melingkupi kesehatan
masyarakat, seperti Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan
Kesehatan dan Perilaku, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja serta Kesehatan Reproduksi.
2. Cara membentuk tenaga kesehatan yang handal
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik tangguh,
mental kuat, kesehatan prima, dan cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal itu
sangat tergantung pada keadaan kesehatan yang baik.
SDM yang dimaksud adalah Tenaga kesehatan sesuai PP 32 tahun 1996 yang
dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan secara professional.
Kemampuan professional tercermin melalui keterampilan intelektual,
interpersonal dan teknikal dalam menerapkan teori dan konsep pelayanan Kesehatan
yang sesuai dan tepat guna. Penguasaan kemampuan professional memungkinkan
tenaga Kesehatan mampu membuat keputusan berdasarkan pengetahuan Ilmiah dan
Kode Etik Pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
kaidah profesi masing masing .
Dalam menghadapi Era Globalisasi di tahun 2010, Tenaga Kesehatan
diharapkan berperan aktif untuk turut serta berbenah diri.
Untuk memenuhi hak masyarakat atas pelayanan kesehatan yang berkualitas,
tenaga kesehatan harus mempunyai kompetensi handal, melaksanakan peran dan
tugasnya dalam melayani masyarakat sesuai kompetensinya. Agar tenaga Kesehatan
di lingkungan MTKI & MTKP dapat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik,
maka perlu adanya Sertifikasi melalui UJI KOMPETENSI baik Level Dasar maupun
Level lanjut/Advance sesuai standar kompetensi yang telah disepakati bersama antara
profesi, stakeholder dan user agar memperoleh Pengakuan atas kompetensi kerjanya
di bidang kesehatan.
Berdasar hal tersebut diatas perlu adanya Sosialisasi melalui Awareness tentang
Competency Based Training (CBT), bagi seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di
Unit pelayanan kesehatan di MASYARAKAT, agar tenaga Kesehatan paham dan siap
untuk melakukan Sertifikasi dan Uji kompetensi
Permasalahan lain yang perlu juga segera dilakukan adalah penyelenggaraan
registrasi bagi tenaga Kesehatan yang akan dan sudah bekerja, dengan
mempertimbangkan dasar-dasar ketentuan yang ada sekarang. Penyesuaian
profesionalisme tenaga Kesehatan melalui sertifikasi tersebut merupakan upaya
profesi dan lembaga /Institusi Pelayanan kesehatan untuk melindungi,
menstandarisasi, dan melegalisasi tenaga kesehatan terkaitnya.
Sertifikasi yang dimaksud dalam ketentuan yang berlaku adalah pemberian
mengakuan kepada tenaga kesehatan sesuai profesinya melalui pemberlakuan uji
kompetensi
Sebagai suatu sistem, uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan berbasis kompetensi yang bertujuan
untuk mengukur pencapaian kompetensi seseorang terhadap unit-unit Standar
Kompetensi di masing-masing Profesi Tenaga Kesehatan.
Fungsi Uji Kompetensi dalam proses sertifikasi yang merupakan pemberian
pengakuan terhadap Kompetensi tenaga kesehatan tersebut, menjadi sangat penting,
karena akan menentukan kualitas dari sertifikat kompetensi yang diterbitkan sekaligus
juga kualitas dari tenaga kesehatan pemegang sertifikat.
Dalam sistem kelembagaan Uji dan sertifikasi kompetensi yang dikembangkan
secara nasional, pelaksanaan uji kompetensi tsb dilaksanakan oleh lembaga
independent yg ditunjuk atau memperoleh Lisensi sertifikasi
Upaya standarisasi sistem uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi perlu
dilakukan untuk mendapatkan kualitas proses dan hasil yang diharapkan sesuai
persyaratan bukti-bukti Standar Kompetensi. Dimanapun serta kapanpun dan siapapun
penilai ujian yang melakukan uji kompetensi tersebut dilaksanakan tidak masalah
karena semua sudah diatur dalam sistem dan peserta uji agar dapat memperoleh
Sertifikat /pengakuan keprofesiannya.
Misi Depkes dalam peningkatan kualitas SDM Kesehatan, yaitu menjamin
mutu kompetensi tenaga kesehatan di pasar kerja Nasional dan Internasional, untuk
melaksanakan misi tersebut, Organisasi profesi tenaga kesehatan merencanakan uji
kompetensi untuk dapat memberikan pengakuan kepada Tenaga Kesehatan yang
sudah menjalankan tugas dan perannya dalam pelayanan kesehatan di Unit Pelayanan
Kesehatan bagi masyarakat selama ini .
Dalam pelaksanaan Sertifikasi melalui Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan
tersebut diatas, diperlukan sejumlah tenaga Assesor Kompetensi yang terlatih sesuai
bidang Profesinya.
3. Peran SKM dalam kesehatan kerja
Peran SKM dalam berbagai bentuk upaya kesehatan masyarakat, diantaranya
adalah sebagai pelaksana lapangan, pendidikan, penyuluhan kesehatan masyarakat,
pembangunan model, pengelolaan kesehatan masyarakat, pengelola dan pengendali
upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya
kesehatan masyarakat seperti diuraikan di atas dapat dilakukan melalui berbagai upaya
atau program-program. Untuk melaksanakan upaya tersebut dibutuhkan sejumlah
profesi, seperti dokter, perawat, ahli higiene kerja, ahli toksikologi, ahli ergonomi, ahli
epidemiologi dan ahli keselamatan (Harrington & Gill, 2005). SKM peminatan K3
khususnya dapat diberdayakan dan dikembangkan untuk menempati profesi seperti
ahli higiene kerja, ergonomi dan ahli keselamatan. Dilihat dari tugas pokok kesehatan
kerja dan bentuk pengendalian bahaya kesehatan, tenaga SKM mempunyai
kompetensi yang sangat sesuai karena tenaga SKM dirancang untuk melakukan tugas
pokok atau upaya-upaya yang bersifat promosi, perlindungan dan pencegahan. Selain
itu kemampuan sebagai leader, pengelola program diharapkan akan lebih
mengoptimalkan upaya kesehatan kerja.
Jumlah institusi pendidikan tinggi yang menghasilkan SKM saat ini sangat
banyak. Potensi ini akan sangat berarti ketika kita melihat kenyataan bahwa di
Indonesia jumlah angkatan kerja adalah terbesar nomor 4 di dunia, yaitu berjumlah
sekitar 152 juta jiwa (Survey BPS 2003, untuk penduduk di atas 15 tahun) dan jumlah
industri yang cukup besar sekitar 102.000 perusahaan. Selain di perusahaan, SKM
dengan kompetensi bidang K3 juga diperlukan di instansi pemerintah baik pusat
maupun daerah dalam menjalankan fungsinya membuat regulasi, melakukan
supervisi, bimbingan dan evaluasi. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat bidang
K3, SKM juga dapat memainkan peran di LSM-LSM bidang kesehatan yang tentunya
dapat membuat program intervensi kesehatan di tempat kerja. Hal penting untuk
dicatat adalah pentingnya pemberdayaan potensi tenaga SKM sesuai kompetensinya
untuk dapat menjadi pelaksana upaya kesehatan kerja baik bekerja langsung di
perusahaan, ditempatkan di instansi pemerintah maupun bergerak melaui LSM-LSM.
Kebijakan kesehatan kerja yang telah dikeluarkan pemerintah harus didukung
oleh jejaring terkait. Disamping pemerintah itu sendiri, juga oleh para pengusaha atau
pelaku usaha dan para pekerja. Kebutuhan SDM bidang kesehatan kerja selain tenaga
medis dan paramedis, seperti dokter dan perawat juga sangat dibutuhkan tenaga-
tenaga yang mampu melakukan upaya-upaya kesehatan kerja yang lebih bersifat
peningkatan, perlindungan dan pencegahan, yaitu tenaga ini adalah SKM.
Perkembangan pembangunan nasional bangsa Indonesia sekarang ini
dihadapkan pada era otonomi dan desentralisasi. Titik berat yang menjadi perhatian
baik masyarakat maupun pemerintah adalah bidang pendidikan dan kesehatan. Era
globalisasi saat ini juga menuntut adanya kompetensi tenaga kerja dan pentingnya
standarisasi serta sertifikasi. Trend fenomena ini sangat relevan dengan pemikiran dan
implementasi peran SKM dalam upaya kesehatan kerja.
Dapat digarisbawahi di sini mengenai peran SKM dalam upaya kesehatan
kerja, kita dapat melihatnya dari titik temu antara kompetensi yang dimiliki SKM
khususnya peminatan K3 dengan tujuan dan tugas pokok kesehatan kerja dan standar
upaya kesehatan kerja yang biasa diterapkan di tempat kerja dalam bentuk Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kompetensi SKM sangat sesuai
sebagai bagian dari profesi lain dalam upaya kesehatan kerja, yaitu sebagai pengelola
program dan dapat melakukan fungsinya untuk melakukan/ mengkoordinasikan
langkah-langkah identifikasi potensi bahaya kesehatan, penilaian bahaya kesehatan
dan pengendalian melalui berbagai program, pembinaan, pengawasan serta pendidikan
dan pelatihan.
BAB III
ANALISA DATA DAN PROGRAM KERJA
A. Analisa Data
Masyarakat Kecamatan Watopute Desa Labaha memiliki jumlah
penduduk sekitar 1.000 orang yang tergolong sehat dan menjaga kesehatan
lingkungan di masyarakat sekitar 80 % sedangkan yang 20 % masih kurang
kepedulian terhadap kesehatan sehingga sering terkena penyakit Malaria atau
demam berdarah. Masyarakat Kecamatan Lohia Desa Banggai sekitar 70 %
masih tergolong sehat dan memelihara kebersihan lingkungan di sekitarnya
sedangkan 30 % masih belum memahami kebersihan lingkungan sehingga
mudah terserang penyakit yang tidak diinginkan.
B. Program Kerja Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Tujuan:
Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan
jaringannya, meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan Desa.
2) Sasaran:
a. Semua kabupaten/kota memiliki layanan PSC 24 jam
b. Semua kelompok kerja mendapatkan UKK di 9 kab/kota
c. Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di 9 kab/kota
d. Semua kelompok masyarakat yang rentan memperoleh
pelayanan kesehatan gratis di desa sasaran
3) Kegiatan Pokok:
a. Operasional P3K dan Safe Community (Patroli Ambulance
Advance
RS)
b. Upaya Kesehatan Kerja
c. Peningkatan Kesehatan dasar
d. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
e. peningkatan Kesehatan masyarakat
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Definisi Kesehatan Masyarakat
Sudah banyak ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masayarakat. Secara kronologis
batasan-batasan kesehahtan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit sampai
batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas seperti berikut ini. Batasan
yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan adalah upaya-upaya untuk mengatasi
masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan
masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi
lingkungan merupakan kegiatan kesehatan masyarakt. Kemudian pada akhir abad ke-18
dengan diketemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi,
kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat
melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
B. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
Seperti disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab
itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai ilmu,
kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni ilmu bio-
medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan
ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasri ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang.
Sehingga sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat
antara lain, mencakup: ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu
lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan, dan sebagainya.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering
disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarakat ini, antara lain:
a) Epidemiologi
b) Biostatistik/statistik kesehatan
c) Kesehatan lingkungan
d) Pendidikan kesehahtan dan ilmun perilaku
e) Administrasi kesehatan masyarakat
f) Gizi masyarakat
g) Kesehatan kerja.
Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara multi
disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai
bentanngan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk
mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik,
mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental,
sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Misalnya: pembebrsihan lingkungan,
penyediaan air bersih, pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah dan air limbah,
pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pemberantasan sarang nyamuk, lalat, kecoa,
dan sebagainya.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu
kesehahtan masyarakat antara lain:
1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
2. Perbaikan sanitasi lingkungan.
3. Perbaikan lingkungan pemukiman.
4. Pemberantasan vektor.
5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak.
7. Pembinaan gizi masyarakat.
8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
9. Pengawasan obat dan minuman.
10. Pembinaan peran serta masyarakat, dan sebagainya.
BAB V
PENUTUP
A . Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan akan arti pentinya tenaga SKM
sesuai dengan kompetensinya sebagai sember daya handal dalam upaya kesehatan
kerja dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu diperlukan
koordinasi dan kerja sama lintas sektoral, khususnya dunia pendidikan, pelaku usaha,
pemerintah dan para pekerja. Dengan demikian upaya peningkatan kesehatan menjadi
penting sehingga produktivitas kerja meningkat, kesehatan masyarakat terlindungi dan
pada gilirannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan bangsa Indonesia dapat
bangkit dari keterpurukan.
B . Saran
Sebaiknya, dukungan dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat harus
lebih di tingkatkan supaya tercipta derajat kesehatan masyarakat yang sebaik-baiknya
dan yang setingi-tinnginya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmojo soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta
PT.RINEKA CIPTA
2. http://perpustakaanpusdiklataparatur.net/index.php?option=com_content&view=
article&id=64:kurikulum-penguji-kompetensi-tenaga
kesehatan&catid=38:kurikulum&Itemid=87 selasa 04 Desember 2012.
TUGAS : KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM KERJA
KESEHATAN MASYARAKAT
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
1. NURMIN
2. WA ODE ENI
3. WA ODE JALIA
4. SADMA ILAWATI
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna
memenuhi tugas dari dosen.
Makalah ini membahas tentang “PROGRAM KERJA KESEHATAN MASYARAKAT”,
semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Stip Wuna dapat
menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari
itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen
pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun
kami dari yang salah menjadi benar.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir
kata kami mengucapkan terima kasih.
Raha, Februari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........ i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1
B. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Pentingnya SKM........................................ . …………………......................... 3
2. cara membentuk tenaga kesehatan yang handal...………............................... 4
3. Peran SKM dalam kesehatan kerja.........................………................................6
4. Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Muna..............…….............................. 7
BAB III ANALISA DATA DAN PROGRAM KERJA
A. Analisa Data...............................................…………………......................... 9
B. Program Kerja UKM...................................……………............................... 9
BAB IV PEMBAHASAN
A. Devinisi Kesehatan Masyarakat........................ ……….................................. 9
B. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat........................................................... 9
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 12
4.2 Saran................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 13

Contenu connexe

Tendances

Konsep kebutuhan dasar manusia
Konsep kebutuhan dasar manusiaKonsep kebutuhan dasar manusia
Konsep kebutuhan dasar manusiapjj_kemenkes
 
Kesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansiaKesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansiaGilang Emon
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Apapunituzar
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderShafa Nabilah Eka Puteri
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiarisdiana21
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitMoch Lutvie
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikWarnet Raha
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisipjj_kemenkes
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Makalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplitMakalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplitAdi Adriansyah
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanRiski Eka
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananLatifah Safriana
 
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada DewasaKebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada DewasaKhoirul Ummah
 

Tendances (20)

manajemen kesehatan
manajemen kesehatanmanajemen kesehatan
manajemen kesehatan
 
Konsep kebutuhan dasar manusia
Konsep kebutuhan dasar manusiaKonsep kebutuhan dasar manusia
Konsep kebutuhan dasar manusia
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Kesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansiaKesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansia
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
SISTEM INFORMASI KESEHATANSISTEM INFORMASI KESEHATAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Makalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplitMakalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplit
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada DewasaKebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
 

Similaire à SKM Dalam Kesehatan Kerja

Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaKeputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaNazila Hana
 
PEMBAHASAN PUSKESMAS DALAM UNDANG 75
PEMBAHASAN PUSKESMAS  DALAM UNDANG 75PEMBAHASAN PUSKESMAS  DALAM UNDANG 75
PEMBAHASAN PUSKESMAS DALAM UNDANG 75hananazila
 
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm iIpe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm iayudewik
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxAndrianSenoputra
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxRafliAidillah1
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatanppghybrid4
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanStiunus Esap
 
Contoh askep komunitas
Contoh askep komunitasContoh askep komunitas
Contoh askep komunitasDwi Yulien
 
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1desyanggraini10
 
Langkah langkah pemetaan pkmd
Langkah langkah pemetaan pkmdLangkah langkah pemetaan pkmd
Langkah langkah pemetaan pkmdNova Ci Necis
 
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGANMagang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGANMuhamad Rosadi
 
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfRENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfmutiadewikurniati
 

Similaire à SKM Dalam Kesehatan Kerja (20)

Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaKeputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
 
PEMBAHASAN PUSKESMAS DALAM UNDANG 75
PEMBAHASAN PUSKESMAS  DALAM UNDANG 75PEMBAHASAN PUSKESMAS  DALAM UNDANG 75
PEMBAHASAN PUSKESMAS DALAM UNDANG 75
 
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm iIpe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
Kolaborasi Kesehatan
Kolaborasi KesehatanKolaborasi Kesehatan
Kolaborasi Kesehatan
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan
 
Paradigma sehat
Paradigma sehatParadigma sehat
Paradigma sehat
 
Rosi trisnawati002
Rosi trisnawati002Rosi trisnawati002
Rosi trisnawati002
 
Contoh askep komunitas
Contoh askep komunitasContoh askep komunitas
Contoh askep komunitas
 
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02
 
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02
 
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
 
LBM 2 .pptx
LBM 2 .pptxLBM 2 .pptx
LBM 2 .pptx
 
Langkah langkah pemetaan pkmd
Langkah langkah pemetaan pkmdLangkah langkah pemetaan pkmd
Langkah langkah pemetaan pkmd
 
Sistem yankes
Sistem yankesSistem yankes
Sistem yankes
 
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGANMagang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
 
Organisasi manajemen pelayana
Organisasi manajemen pelayanaOrganisasi manajemen pelayana
Organisasi manajemen pelayana
 
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfRENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Dernier

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Dernier (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

SKM Dalam Kesehatan Kerja

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping sandang, pangan, dan papan. Dengan berkembang nya pelayanan kesehatan saat sekarang ini, memahami etika kesehatan merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat. Memahami etika kesehatan merupakan tuntutan yang dipandang semakin perlu, karena etika kesehatan membahas tentang tata susila dokter dalam menjalankan profesi, khususnya yang berkaitan dengan pasien. Sejarah perkembangan pendidikan di dunia kesehatan memang sejak awal didominasi oleh upaya pengobatan sehingga banyak dikenal umumnya di bidang medis (kedokteran) dengan profesi-profesi medis dan paramedis, seperti dokter, perawat dan bidan. Sejalan dengan itu, banyak muncul pendidikan yang melahirkan profesi tersebut. Di Indonesia cukup banyak di buka fakultas kedokteran di beberapa perguruan tinggi, akademi-akademi keperawatan dan kebidanan. Bidang kesehatan lain yang kemudian berkembang sangat pesat saat ini adalah bidang kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan kesehatan dan sebagainya (Winslow, 1920). Meskipun batasan kesehatan masyarakat (public health) ini sudah dirumuskan oleh Winslow seabad yang lalu, namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan. Inti dari rumusan masalah ini adalah kesehatan masyarakat mempuyai dua aspek, yakni : keilmuan (science), teori dan seni (art), atau aplikasinya. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat bukan hanya berbicara atau berteori tentang penyakit dan penyebarannya (epidemiologi), tentang gizi makanan, tentang kesehatan lingkungan, tentang ilmu perilaku dan pendidikan, tetapi juga bagaimana aplikasi atau penerapan teori-teori tersebut dalam mengatasi masalah-masalah
  • 2. kesehatan masyarakat dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Banyak masalah-masalah kesehatan yang ada saat ini. Dengan demikian dibutuhkan tenaga kesehatan masyarakat yang handal yang mampu mewujudkan upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah ini. B. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui pentingnya ilmu kesehatan masyarakat. b. Untuk membentuk tenaga kesehatan masyarakat yang handal dan berkualitas c. Mengetahui dan memahami peran SKM dalam kesehatan kerja
  • 3. BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pentingnya Ilmu Kesehatan Masyarakat ( SKM ) Kondisi kesehatan masyarkat Indonesia pada saat ini bisa di katakana dalam kondisi yang sudah semakin membaik, meskipun masih ada sebagian masyarakat yang yang hidup jauh dari pola hidup sehat. Membaiknya kesehatan masyarakat merupakan manifestasi dari info dari media masa yang sering memberikan informasi edukatis sehingga masyarakat terdidik secara otomatis. Pentingnya kesehatan masyarakat membuat dinas pendidikan membuat ilmu atau fakultas yang khusus menangani kesehatan masyarakat. Harapan pemerintah pada perkuliahan yang mmebahas tentang kesehatan masyarakat kedepannya mampu membawa masyarakat yang sehat dan cerdas dalam menjaga kesehatannya sendiri dan keluarga. Ilmu kesehatan masyarakat memiliki artian, sebagai ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya. Salah satu ruang lingkup ilu kesehatan masyarakat yang mnjadi sorotan di Indonesia adalah Gizi Masyarakat, pembahasan berkaitan dengan gizi memang menjadi hal menarik, karena masih banyak masyarakat yang dalam pemenuhan gizinya belum mendekati normal, artinya anka kecukupan gizi di masyarakat Indonesia terutama di pedesaan masi sangat rendah. Banyak masyarakat yang masih mngkonsumsi makanan satu macam sehingga nutrisinya tidak optimum, hal ini juga yang menyebabkan banyaknya kasus seperti busung lapar kurang gizi dan lain sebagainya. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian, karena masyarakat bisa menjadi cerminan suatu Negara. Bagaimnapun
  • 4. Negara bisa terus berkembang karena ada masyarakat yang menyumbangkan SDMnya. Sumber daya manusia yang baik tentu dari masyarakat yang sehat. Masalah gizi menjadi sorotan khusus karena di Indonesia sendiri masalah ini belum bisa teratasi secara tuntas, sebenarnya banyak aspek yang melingkupi kesehatan masyarakat, seperti Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan Kesehatan dan Perilaku, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Kesehatan Reproduksi. 2. Cara membentuk tenaga kesehatan yang handal Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik tangguh, mental kuat, kesehatan prima, dan cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal itu sangat tergantung pada keadaan kesehatan yang baik. SDM yang dimaksud adalah Tenaga kesehatan sesuai PP 32 tahun 1996 yang dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan secara professional. Kemampuan professional tercermin melalui keterampilan intelektual, interpersonal dan teknikal dalam menerapkan teori dan konsep pelayanan Kesehatan yang sesuai dan tepat guna. Penguasaan kemampuan professional memungkinkan tenaga Kesehatan mampu membuat keputusan berdasarkan pengetahuan Ilmiah dan Kode Etik Pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kaidah profesi masing masing . Dalam menghadapi Era Globalisasi di tahun 2010, Tenaga Kesehatan diharapkan berperan aktif untuk turut serta berbenah diri. Untuk memenuhi hak masyarakat atas pelayanan kesehatan yang berkualitas, tenaga kesehatan harus mempunyai kompetensi handal, melaksanakan peran dan tugasnya dalam melayani masyarakat sesuai kompetensinya. Agar tenaga Kesehatan di lingkungan MTKI & MTKP dapat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik, maka perlu adanya Sertifikasi melalui UJI KOMPETENSI baik Level Dasar maupun
  • 5. Level lanjut/Advance sesuai standar kompetensi yang telah disepakati bersama antara profesi, stakeholder dan user agar memperoleh Pengakuan atas kompetensi kerjanya di bidang kesehatan. Berdasar hal tersebut diatas perlu adanya Sosialisasi melalui Awareness tentang Competency Based Training (CBT), bagi seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di Unit pelayanan kesehatan di MASYARAKAT, agar tenaga Kesehatan paham dan siap untuk melakukan Sertifikasi dan Uji kompetensi Permasalahan lain yang perlu juga segera dilakukan adalah penyelenggaraan registrasi bagi tenaga Kesehatan yang akan dan sudah bekerja, dengan mempertimbangkan dasar-dasar ketentuan yang ada sekarang. Penyesuaian profesionalisme tenaga Kesehatan melalui sertifikasi tersebut merupakan upaya profesi dan lembaga /Institusi Pelayanan kesehatan untuk melindungi, menstandarisasi, dan melegalisasi tenaga kesehatan terkaitnya. Sertifikasi yang dimaksud dalam ketentuan yang berlaku adalah pemberian mengakuan kepada tenaga kesehatan sesuai profesinya melalui pemberlakuan uji kompetensi Sebagai suatu sistem, uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan berbasis kompetensi yang bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi seseorang terhadap unit-unit Standar Kompetensi di masing-masing Profesi Tenaga Kesehatan. Fungsi Uji Kompetensi dalam proses sertifikasi yang merupakan pemberian pengakuan terhadap Kompetensi tenaga kesehatan tersebut, menjadi sangat penting, karena akan menentukan kualitas dari sertifikat kompetensi yang diterbitkan sekaligus juga kualitas dari tenaga kesehatan pemegang sertifikat. Dalam sistem kelembagaan Uji dan sertifikasi kompetensi yang dikembangkan secara nasional, pelaksanaan uji kompetensi tsb dilaksanakan oleh lembaga independent yg ditunjuk atau memperoleh Lisensi sertifikasi
  • 6. Upaya standarisasi sistem uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi perlu dilakukan untuk mendapatkan kualitas proses dan hasil yang diharapkan sesuai persyaratan bukti-bukti Standar Kompetensi. Dimanapun serta kapanpun dan siapapun penilai ujian yang melakukan uji kompetensi tersebut dilaksanakan tidak masalah karena semua sudah diatur dalam sistem dan peserta uji agar dapat memperoleh Sertifikat /pengakuan keprofesiannya. Misi Depkes dalam peningkatan kualitas SDM Kesehatan, yaitu menjamin mutu kompetensi tenaga kesehatan di pasar kerja Nasional dan Internasional, untuk melaksanakan misi tersebut, Organisasi profesi tenaga kesehatan merencanakan uji kompetensi untuk dapat memberikan pengakuan kepada Tenaga Kesehatan yang sudah menjalankan tugas dan perannya dalam pelayanan kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat selama ini . Dalam pelaksanaan Sertifikasi melalui Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan tersebut diatas, diperlukan sejumlah tenaga Assesor Kompetensi yang terlatih sesuai bidang Profesinya. 3. Peran SKM dalam kesehatan kerja Peran SKM dalam berbagai bentuk upaya kesehatan masyarakat, diantaranya adalah sebagai pelaksana lapangan, pendidikan, penyuluhan kesehatan masyarakat, pembangunan model, pengelolaan kesehatan masyarakat, pengelola dan pengendali upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat seperti diuraikan di atas dapat dilakukan melalui berbagai upaya atau program-program. Untuk melaksanakan upaya tersebut dibutuhkan sejumlah profesi, seperti dokter, perawat, ahli higiene kerja, ahli toksikologi, ahli ergonomi, ahli epidemiologi dan ahli keselamatan (Harrington & Gill, 2005). SKM peminatan K3 khususnya dapat diberdayakan dan dikembangkan untuk menempati profesi seperti ahli higiene kerja, ergonomi dan ahli keselamatan. Dilihat dari tugas pokok kesehatan kerja dan bentuk pengendalian bahaya kesehatan, tenaga SKM mempunyai kompetensi yang sangat sesuai karena tenaga SKM dirancang untuk melakukan tugas pokok atau upaya-upaya yang bersifat promosi, perlindungan dan pencegahan. Selain
  • 7. itu kemampuan sebagai leader, pengelola program diharapkan akan lebih mengoptimalkan upaya kesehatan kerja. Jumlah institusi pendidikan tinggi yang menghasilkan SKM saat ini sangat banyak. Potensi ini akan sangat berarti ketika kita melihat kenyataan bahwa di Indonesia jumlah angkatan kerja adalah terbesar nomor 4 di dunia, yaitu berjumlah sekitar 152 juta jiwa (Survey BPS 2003, untuk penduduk di atas 15 tahun) dan jumlah industri yang cukup besar sekitar 102.000 perusahaan. Selain di perusahaan, SKM dengan kompetensi bidang K3 juga diperlukan di instansi pemerintah baik pusat maupun daerah dalam menjalankan fungsinya membuat regulasi, melakukan supervisi, bimbingan dan evaluasi. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat bidang K3, SKM juga dapat memainkan peran di LSM-LSM bidang kesehatan yang tentunya dapat membuat program intervensi kesehatan di tempat kerja. Hal penting untuk dicatat adalah pentingnya pemberdayaan potensi tenaga SKM sesuai kompetensinya untuk dapat menjadi pelaksana upaya kesehatan kerja baik bekerja langsung di perusahaan, ditempatkan di instansi pemerintah maupun bergerak melaui LSM-LSM. Kebijakan kesehatan kerja yang telah dikeluarkan pemerintah harus didukung oleh jejaring terkait. Disamping pemerintah itu sendiri, juga oleh para pengusaha atau pelaku usaha dan para pekerja. Kebutuhan SDM bidang kesehatan kerja selain tenaga medis dan paramedis, seperti dokter dan perawat juga sangat dibutuhkan tenaga- tenaga yang mampu melakukan upaya-upaya kesehatan kerja yang lebih bersifat peningkatan, perlindungan dan pencegahan, yaitu tenaga ini adalah SKM. Perkembangan pembangunan nasional bangsa Indonesia sekarang ini dihadapkan pada era otonomi dan desentralisasi. Titik berat yang menjadi perhatian baik masyarakat maupun pemerintah adalah bidang pendidikan dan kesehatan. Era globalisasi saat ini juga menuntut adanya kompetensi tenaga kerja dan pentingnya standarisasi serta sertifikasi. Trend fenomena ini sangat relevan dengan pemikiran dan implementasi peran SKM dalam upaya kesehatan kerja. Dapat digarisbawahi di sini mengenai peran SKM dalam upaya kesehatan kerja, kita dapat melihatnya dari titik temu antara kompetensi yang dimiliki SKM khususnya peminatan K3 dengan tujuan dan tugas pokok kesehatan kerja dan standar upaya kesehatan kerja yang biasa diterapkan di tempat kerja dalam bentuk Sistem
  • 8. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kompetensi SKM sangat sesuai sebagai bagian dari profesi lain dalam upaya kesehatan kerja, yaitu sebagai pengelola program dan dapat melakukan fungsinya untuk melakukan/ mengkoordinasikan langkah-langkah identifikasi potensi bahaya kesehatan, penilaian bahaya kesehatan dan pengendalian melalui berbagai program, pembinaan, pengawasan serta pendidikan dan pelatihan.
  • 9. BAB III ANALISA DATA DAN PROGRAM KERJA A. Analisa Data Masyarakat Kecamatan Watopute Desa Labaha memiliki jumlah penduduk sekitar 1.000 orang yang tergolong sehat dan menjaga kesehatan lingkungan di masyarakat sekitar 80 % sedangkan yang 20 % masih kurang kepedulian terhadap kesehatan sehingga sering terkena penyakit Malaria atau demam berdarah. Masyarakat Kecamatan Lohia Desa Banggai sekitar 70 % masih tergolong sehat dan memelihara kebersihan lingkungan di sekitarnya sedangkan 30 % masih belum memahami kebersihan lingkungan sehingga mudah terserang penyakit yang tidak diinginkan. B. Program Kerja Upaya Kesehatan Masyarakat 1) Tujuan: Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya, meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan Desa. 2) Sasaran: a. Semua kabupaten/kota memiliki layanan PSC 24 jam b. Semua kelompok kerja mendapatkan UKK di 9 kab/kota c. Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di 9 kab/kota d. Semua kelompok masyarakat yang rentan memperoleh pelayanan kesehatan gratis di desa sasaran 3) Kegiatan Pokok: a. Operasional P3K dan Safe Community (Patroli Ambulance Advance RS) b. Upaya Kesehatan Kerja c. Peningkatan Kesehatan dasar d. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin e. peningkatan Kesehatan masyarakat
  • 10. BAB IV PEMBAHASAN A. Definisi Kesehatan Masyarakat Sudah banyak ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masayarakat. Secara kronologis batasan-batasan kesehahtan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas seperti berikut ini. Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan merupakan kegiatan kesehatan masyarakt. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi. B. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat Seperti disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai ilmu, kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni ilmu bio- medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasri ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup: ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan, dan sebagainya. Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarakat ini, antara lain: a) Epidemiologi b) Biostatistik/statistik kesehatan c) Kesehatan lingkungan d) Pendidikan kesehahtan dan ilmun perilaku e) Administrasi kesehatan masyarakat f) Gizi masyarakat g) Kesehatan kerja.
  • 11. Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai bentanngan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Misalnya: pembebrsihan lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah dan air limbah, pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pemberantasan sarang nyamuk, lalat, kecoa, dan sebagainya. Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehahtan masyarakat antara lain: 1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular. 2. Perbaikan sanitasi lingkungan. 3. Perbaikan lingkungan pemukiman. 4. Pemberantasan vektor. 5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat. 6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. 7. Pembinaan gizi masyarakat. 8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum. 9. Pengawasan obat dan minuman. 10. Pembinaan peran serta masyarakat, dan sebagainya.
  • 12. BAB V PENUTUP A . Kesimpulan Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan akan arti pentinya tenaga SKM sesuai dengan kompetensinya sebagai sember daya handal dalam upaya kesehatan kerja dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama lintas sektoral, khususnya dunia pendidikan, pelaku usaha, pemerintah dan para pekerja. Dengan demikian upaya peningkatan kesehatan menjadi penting sehingga produktivitas kerja meningkat, kesehatan masyarakat terlindungi dan pada gilirannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan bangsa Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan. B . Saran Sebaiknya, dukungan dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat harus lebih di tingkatkan supaya tercipta derajat kesehatan masyarakat yang sebaik-baiknya dan yang setingi-tinnginya.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA 1. Notoatmojo soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta PT.RINEKA CIPTA 2. http://perpustakaanpusdiklataparatur.net/index.php?option=com_content&view= article&id=64:kurikulum-penguji-kompetensi-tenaga kesehatan&catid=38:kurikulum&Itemid=87 selasa 04 Desember 2012.
  • 14. TUGAS : KEPERAWATAN KOMUNITAS PROGRAM KERJA KESEHATAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1. NURMIN 2. WA ODE ENI 3. WA ODE JALIA 4. SADMA ILAWATI AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2014
  • 15. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dari dosen. Makalah ini membahas tentang “PROGRAM KERJA KESEHATAN MASYARAKAT”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Stip Wuna dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Raha, Februari 2014 Penyusun
  • 16. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........ i DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1 B. Tujuan.................................................................................................................2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pentingnya SKM........................................ . …………………......................... 3 2. cara membentuk tenaga kesehatan yang handal...………............................... 4 3. Peran SKM dalam kesehatan kerja.........................………................................6 4. Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Muna..............…….............................. 7 BAB III ANALISA DATA DAN PROGRAM KERJA A. Analisa Data...............................................…………………......................... 9 B. Program Kerja UKM...................................……………............................... 9 BAB IV PEMBAHASAN A. Devinisi Kesehatan Masyarakat........................ ……….................................. 9 B. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat........................................................... 9 BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 12 4.2 Saran................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 13