SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
MAFUL LIAJLIH

( َ ََ َ ِ ََ َ َ ََ )
‫مفعول لج ِله‬
ِ

Dipresentasikan dalam Seminar Kelas Semester I Program Magister
UIN Alauddin Makassar pada Mata Kuliah Bahasa Arab

Oleh

SY. JAPAR SADIQ
N I M 80100212177

Dosen Pemandu:
Prof. Dr. H. Sabaruddin Garancang, M.Ag.
Dr. H. Munir, Lc, M.Ag

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2013
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa pra-Islam –atau yang lebih dikenal dengan jaman jahiliyahbahasa Arab mulai mencapai masa puncaknya (prime condition). Hal ini diawali
dengan keberhasilan orang-orang Arab Badui –di bawah pimpinan suku Quraisymenaklukan penduduk padang pasir, sehingga mulai saat itu bahasa Arab
dijadikan bahasa utama dan mempunyai kedudukan yang mulia di tengah
kehidupan masyarakat sahara.
Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an dan menjadi salah satu alat
komunikasi Internasional. Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab menjadi
kebutuhan setiap orang khususnya umat Islam.
Bahasa Arab terdiri dari beberapa cabang ilmu antara lain: Nahwu, Sharaf,
Balaghah, Muthala’ah, Mufradat dan Nushus Adab. Suatu sistem pembelajaran
bahasa Arab yang ideal disamping mampu mengantarkan orang yang
mempelajarinya

menguasai

cabang-cabang

ilmu

tersebut

di

atas,

juga

mengantarkan orang yang mempelajarinya mempunyai keterampilan-keterampilan
bahasa (Maharat al-lughah). Keterampilan-keterampilan bahasa itu antara lain:
(‫)مهارات اإلستماع‬

1.

Keterampilan mendengar

2.

Keterampilan berbicara

(‫)مهارات الكالم‬

3.

Keterampilan membaca

(‫)مهارات القراءة‬

4.

Keterampilan menulis

(‫)مهارات الكتا بة‬

Pembelajaran bahasa Arab secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi dua sistem, yaitu: Pertama, Sistem pembelajaran bahasa Arab yang
berorientasi pada penguasaan bahasa sebagai ujaran secara langsung. Sistem
2

pembelajaran bahasa Arab model ini didasarkan pada asumsi bahwa bahasa
adalah gejala alami manusia untuk menyampaikan ide kepada orang lain atau
menerima ide dari orang lain. Dengan kata lain manusia sebagai makhluk sosial
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi dengan
sesamanya. Kedua, Sistem pembelajaran bahasa Arab yang berorientasi pada
gramatika. Sistem pembelajaran bahasa Arab dengan cara ini didasarkan pada
asumsi bahwa bahasa adalah merupakan kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan
bahasa yang diambil dari teks-teks yang sudah baku. Dalam bahasa Arab teks-teks
itu adalah al-Qur’an, al-Hadis dan kitab-kitab keilmuan lainnya yang sudah baku
dari segi gramatikanya.
Menurut asumsi ini barang siapa yang ingin mengkaji al-Qur’an, alHadis atau kitab-kitab keilmuan lainnya yang mempunyai konsentrasi kuat
terhadap gramatika, maka penguasaan gramatika Arab adalah suatu keharusan
baginya.1
Diantara gramatika yang penulis maksudkan adalah, al-mafail alkhamsah yang mencakup antara lain:
1. Maf’ul bih

( ‫) المفعول به‬

2. Maf’ul mutlaq

(‫)المفعول مطلق‬

3. Maf’ul liajlih

(‫) المفعول ألجله‬

4. Maf’ul fih dan

( ‫) المفعول فيه‬

5. Maf’ul ma’ah

( ‫) المفعول معه‬

Namun pada kesempatan kali ini dibatasi hanya mengkaji dan
membahas maf’ul liajlih.

1

H. Imaduddin Sukamto dan Akhmad Munawwari, Tata Bahasa Arab Sistematis:
Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab (Cet. VI; Yogyakarta: Nurma Media Idea,
2008), h. vii.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Maf’ul liajlih
2. Bagaimana syarat dan ketentuan maf’ul liajlih

BAB II
4

MAF’UL LIAJLIH DAN KETENTUANNYA

A. Pengertian maf’ul liajlih
Pengertian maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab
sebelumnya atau menjelaskan illatnya dan bersatu dengan amil dan failnya dalam
satu waktu.2
Sayyid Ahmad Al Hasyimy mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan maf’ul liajlih adalah isim yang disebutkan untuk menjelaskan sebab
terjadinya suatu perbuatan, dan merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa
perbuatan tersebut dilakukan serta disyaratkan bolehnya menasab maf’ul liajlih
yang masdar.3
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab terjadinya suatu perbuatan
dan menunjukkan kesatuan antara amil dan illatnya pada satu waktu serta
merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa perbuatan tersebut dilakukan.

B. Pembagian Maf’ul liajlih
Maf’ul liajlih terbagi kepada tiga bagian :
1. Apabila tidak ber alif lam dan mudaf, maka kebanyakan dinasab
ِ
ِ
ِ
ِ
.‫إذا جاءَ املفعول ألجلِه جمرداً من ال ومن اإلضافة، فينصب غالباً، مثال: جئْت إىل املدرسة طلباً للعلم‬
ٌ
ُ
ُ
ُ
ّ
2. Apabila ber alif lam, maka maf’ul liajlih di jar
ِ
.‫أما إذا جاءَ معرفاً بال فيكون جمروراً مبن،مثال: وقفت لالحرتام‬
ُ
ُ ْ ٌ
ّ
ّ
3. Apabila maf’ul liajlih mudaf/sandar, maka boleh dinasab atau dijar

2
3

Abbas Hasan, Nahwul Wafi, Cet. III, (Dar Ma’arif: Mesir: ) h. 237

Sayyid Ahmad Al Hasyimy, Al Qawaid Al Asasiyah Lillugatil Arabiyah, (TP. : Kairo:
2010) h. 190
5

4.‫العلم‬
ِ

ِ
ِ
‫أما إذا جاءَ مضافاً فيجوز نصبُهُ أو جرهُ مبن، مثال:سافرت ابتغاءَ العلم، أو:سافرت البتغاء‬
ُّ
ُ
ُْ
ُْ ٌ
ّ

C. Syarat menasab maf’ul liajlih
Adapun syarat menasab maf’ul liajlih ada lima syarat5 :
1. Masdar
Jika bukan masdar, maka tidak boleh menjadi maf’ul liajlih. Contoh :
ََ


َ َََ

2. Masdar qalby
Masdar qalby berasal dari fiil yang berkaitan dengan perasaan dan batin, jika
bukan masdar qalby, maka tidak boleh dinasab. Contohnya :
‫ِ ة‬
َ‫جئتَ ِللقراء‬
ِ
ِ
3. Masdar qalby
Memiliki satu waktu yang sama dengan fiilnya. Contoh : ‫سافرتَللعلم‬
4. Masdar qalby
Memiliki satu waktu yang sama dengan failnyaَ
5. Masdar qalby memiliki satu waktu dengan fiil dan fail sebagai faktor atau illat
terjadinya perbuatan tersebut dan merupakan jawaban atas pertanyaan “kenapa
perbuatan tersebut dilakukan” contoh : َ‫( َجئتَرغبةَفىَالعلم‬Saya datang sebagai
bentuk kecintaan terhadap ilmu) maka ‫( رغبةَفىَالعلم‬kecintaan terhadap ilmu)
merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa kamu datang? Apabila tidak
disebutkan sebagai penjelasan sebab terjadinya suatu perbuatan, dan bukanlah
maf’ul liajlih, akan tetapi hanya menjadi sesuatu sesuai dengan tuntutan amil
yang berkaitan dengannya, antara lain :
4
5

Abdul Latif Al Said, Qawaid Al Lugatu Al Arabiyah Al Mabsutah, Cet. III (TP.TT) h. 67

Al Syaikh Mustafa Al Gailayany, Jamiu Al Durus Al Arabiyyah, Cet. I (Dar Ibn Al
Haisim: Kairo) h. 427
6

a. Bukan maf’ul liajlih hanya menjadi maf’ul mutlaq.
Contohnya : ‫عظمتَالعلماءَتعظيما‬
b. Bukan maf’ul liajlih hanya menjadi maf’ul bih
Contohnya : ‫علمتَالجبنَمعرة‬
c. Bukan maf’ul liajlih hanya menjadi mubtada’
Contohnya : ‫البخلَداء‬
d. Bukan maf’ul liajlih hanya khabar
Contohnya َ: ‫ادوىَاألدواءَالجهل‬
e. Bukan maf’ul liajlih hanya majrur
Contohnya : ‫ايَداءَأدوىَمنَالبخل‬
Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka wajib dijar masdar
tersebut dengan huruf jar yang bermakna ta’lil (faktor penyebab) seperti huruf jar
ََ‫ الالم,َمنَ,َفى‬contoh : ‫جئتَللكتابة‬
ََ َ َ َ 
ََ

َ

َ



ََ
D. Ketentuan maf’ul liajlih
Untuk maf’ul liajlih memiliki tiga ketentuan sebagai berikut6 :
1. Dinasab apabila terpenuhi syarat-syarat nasabnya karena maf’ul liajlih sharih
(jelas) jika dimaksudkan ta’lil. Apabila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi,
maka dijar dengan huruf jar yang bermakna ta’lil, dan dii’tibarkan bahwa
tempatnya dinasab karena maf’ul liajlih. Contohnya :











 
6

Ibid, h. 428
7

2. Boleh mendahulukan maf’ul liajlih terhadap amilnya, sama adanya dalam
kondisi dinasab, seperti : ‫ رغبة َفى َالعلم َاتيت‬atau dalam kondisi dijar seperti :
‫للتجارةَسافرت‬
3. Tidak wajib menasab masdar yang memenuhi syarat nasabnya, tetapi boleh
dinasab atau dijar dalam tiga bentuk :
a. Masdar tersebut tidak ber-alif lam (‫ )ال‬dan sandar (‫ ,)اضافة‬pendapat yang
terbanyak adalah menasabnya contoh : ‫ ,وقف َالناس َاحتراما َللعالم‬pendapat
yang sedikit adalah menjarnya terdapat dalam syair : ....‫منَامكمَلرغبة‬
b. Masdar tersebut ber-alif lam (‫ )ال‬pendapat yang terbanyak adalah
menjarnya contoh : ‫سافرت َللرغبة َفى َالعلم‬

dan kadang dinasab menurut

pendapat yang sedikit contohnya : ‫لاقعدَالجبنَعنَالهيجاء‬
c. Masdar tersebut mudaf (sandar) maka boleh dinasab dan dijar
Contohnya dinasab : َ‫تركتَالمنكرَخشيةَهللا‬
Atau dijar contohnya :َ‫َتركتَالمنكرَلخشية هللا‬
8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengertian maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab terjadinya
suatu perbuatan dan menunjukkan kesatuan antara amil dan illatnya pada satu
waktu serta merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa perbuatan
tersebut dilakukan.
2. Maf’ul liajlih terbagi kepada tiga bagian :
a. Apabila tidak ber alif lam dan mudaf, maka kebanyakan dinasab
b. Apabila ber alif lam, maka maf’ul liajlih di jar
c. Apabila maf’ul liajlih mudaf, maka boleh dinasab atau dijar
3. Syarat menasab maf’ul liajlih :
Jika bukan masdar, maka tidak boleh menjadi maf’ul liajlih. Jika bukan
masdar qalby, maka tidak boleh dinasab. Memiliki satu waktu yang sama
dengan fiilnya dan failnya. Menjadi illat terjadinya perbuatan tersebut dan
merupakan jawaban atas pertanyaan “kenapa perbuatan tersebut dilakukan
4. Ketentuan maf’ul liajlih
Dinasab apabila terpenuhi syarat-syarat nasabnya. Apabila syarat tidak
terpenuhi, maka dijar, tetapi boleh dinasab atau dijar dalam tiga bentuk :
a. Masdar tersebut tidak ber-alif lam dan sandar (Terkuat dinasab)
b. Masdar tersebut ber-alif lam (Terkuat dijar)
9

c. Masdar tersebut mudaf, maka boleh dinasab dan dijar

B. Saran
Saran dan kritik sangat dibutuhkan dalam menyempurnakan tulisan ini,
semoga dapat menambah khazanah intelektual
10

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Hasan, Nahwul Wafi, Cet. III, (Dar Ma’arif: Mesir:tt )
Abdul Latif Al Said, Qawaid Al Lugatu Al Arabiyah Al Mabsutah, Cet. III (tp.tt)
Sayyid Ahmad Al Hasyimy, Al Qawaid Al Asasiyah Lillugatil Arabiyah, (tp. :
Kairo: 2010)
Sukamto, H. Imaduddin dan Akhmad Munawwari, Tata Bahasa Arab Sistematis:
Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab (Cet. VI; Yogyakarta:
Nurma Media Idea, 2008).
Syaikh Mustafa Al Gailayany, Jamiu Al Durus Al Arabiyyah, Cet. I (Dar Ibn Al
Haisim: Kairo:tt)

Contenu connexe

Tendances (14)

Terjemah alfiyah ibnu malik
Terjemah alfiyah ibnu malikTerjemah alfiyah ibnu malik
Terjemah alfiyah ibnu malik
 
Bab 1 Hukum Bacaan Qalqalah dan Ra
Bab  1 Hukum Bacaan Qalqalah dan RaBab  1 Hukum Bacaan Qalqalah dan Ra
Bab 1 Hukum Bacaan Qalqalah dan Ra
 
1 al quran-hukum-bacaan-qalqalah-dan-ra
1 al quran-hukum-bacaan-qalqalah-dan-ra1 al quran-hukum-bacaan-qalqalah-dan-ra
1 al quran-hukum-bacaan-qalqalah-dan-ra
 
2 buku-bahasa-arab-dasar
2 buku-bahasa-arab-dasar2 buku-bahasa-arab-dasar
2 buku-bahasa-arab-dasar
 
Makalah maful maah
Makalah maful maahMakalah maful maah
Makalah maful maah
 
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassirKaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
 
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 1 qalqalah dan ra'
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 1 qalqalah dan ra'Ringkasan materi pai kelas 8 bab 1 qalqalah dan ra'
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 1 qalqalah dan ra'
 
Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)
Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)
Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)
 
hukum bacaan ل dan ر
 hukum bacaan ل dan ر hukum bacaan ل dan ر
hukum bacaan ل dan ر
 
Kel 7 qurdis
Kel 7 qurdisKel 7 qurdis
Kel 7 qurdis
 
Makalah isim
Makalah isimMakalah isim
Makalah isim
 
Hukum tajwid
Hukum tajwidHukum tajwid
Hukum tajwid
 
Modul bahasa-arab-online-edisi1 (1)
Modul bahasa-arab-online-edisi1 (1)Modul bahasa-arab-online-edisi1 (1)
Modul bahasa-arab-online-edisi1 (1)
 
Hukum Tajwid
Hukum TajwidHukum Tajwid
Hukum Tajwid
 

Similaire à Makalah maful li_ajlih

Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Haristian Sahroni Putra
 

Similaire à Makalah maful li_ajlih (20)

Makalah maful li_ajlih
Makalah maful li_ajlihMakalah maful li_ajlih
Makalah maful li_ajlih
 
Makalah maful li_ajlih
Makalah maful li_ajlihMakalah maful li_ajlih
Makalah maful li_ajlih
 
Manshubatul Asma’ (Maf’ul Liajlih & Maf’ul ma’ah).docx
Manshubatul Asma’ (Maf’ul Liajlih & Maf’ul ma’ah).docxManshubatul Asma’ (Maf’ul Liajlih & Maf’ul ma’ah).docx
Manshubatul Asma’ (Maf’ul Liajlih & Maf’ul ma’ah).docx
 
Manshubatul Asma’ (Maf’ul Liajlih & Maf’ul ma’ah).pdf
Manshubatul Asma’ (Maf’ul Liajlih & Maf’ul ma’ah).pdfManshubatul Asma’ (Maf’ul Liajlih & Maf’ul ma’ah).pdf
Manshubatul Asma’ (Maf’ul Liajlih & Maf’ul ma’ah).pdf
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
 
Materi 1 M5 KB4 Judul 1
Materi 1 M5 KB4 Judul 1Materi 1 M5 KB4 Judul 1
Materi 1 M5 KB4 Judul 1
 
Makalah maful mutlaq
Makalah maful mutlaqMakalah maful mutlaq
Makalah maful mutlaq
 
Hadits musalsal
Hadits musalsalHadits musalsal
Hadits musalsal
 
Amil Nawasikh.pdf
Amil Nawasikh.pdfAmil Nawasikh.pdf
Amil Nawasikh.pdf
 
Amil Nawasikh.docx
Amil Nawasikh.docxAmil Nawasikh.docx
Amil Nawasikh.docx
 
Tafsir maudhui pengantar
Tafsir maudhui pengantarTafsir maudhui pengantar
Tafsir maudhui pengantar
 
Metodologi Tafsir Imam Ar Razi
Metodologi Tafsir Imam Ar RaziMetodologi Tafsir Imam Ar Razi
Metodologi Tafsir Imam Ar Razi
 
Makalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahMakalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyah
 
bismillah sorogan.docx
bismillah sorogan.docxbismillah sorogan.docx
bismillah sorogan.docx
 
NAHWA& QUOTES .docx
NAHWA& QUOTES .docxNAHWA& QUOTES .docx
NAHWA& QUOTES .docx
 
NAHWU AL MUYASSAR
NAHWU AL MUYASSARNAHWU AL MUYASSAR
NAHWU AL MUYASSAR
 
Belajar bahasa arab
Belajar bahasa arabBelajar bahasa arab
Belajar bahasa arab
 
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al FatihahKumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
 
Panduan Durusul Lughah Al-Arabiyah 1
Panduan Durusul Lughah Al-Arabiyah 1Panduan Durusul Lughah Al-Arabiyah 1
Panduan Durusul Lughah Al-Arabiyah 1
 
NAHWU AL MUYASSAR .pdf
NAHWU AL MUYASSAR .pdfNAHWU AL MUYASSAR .pdf
NAHWU AL MUYASSAR .pdf
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah maful li_ajlih

  • 1. MAFUL LIAJLIH ( َ ََ َ ِ ََ َ َ ََ ) ‫مفعول لج ِله‬ ِ Dipresentasikan dalam Seminar Kelas Semester I Program Magister UIN Alauddin Makassar pada Mata Kuliah Bahasa Arab Oleh SY. JAPAR SADIQ N I M 80100212177 Dosen Pemandu: Prof. Dr. H. Sabaruddin Garancang, M.Ag. Dr. H. Munir, Lc, M.Ag PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2013
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa pra-Islam –atau yang lebih dikenal dengan jaman jahiliyahbahasa Arab mulai mencapai masa puncaknya (prime condition). Hal ini diawali dengan keberhasilan orang-orang Arab Badui –di bawah pimpinan suku Quraisymenaklukan penduduk padang pasir, sehingga mulai saat itu bahasa Arab dijadikan bahasa utama dan mempunyai kedudukan yang mulia di tengah kehidupan masyarakat sahara. Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an dan menjadi salah satu alat komunikasi Internasional. Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab menjadi kebutuhan setiap orang khususnya umat Islam. Bahasa Arab terdiri dari beberapa cabang ilmu antara lain: Nahwu, Sharaf, Balaghah, Muthala’ah, Mufradat dan Nushus Adab. Suatu sistem pembelajaran bahasa Arab yang ideal disamping mampu mengantarkan orang yang mempelajarinya menguasai cabang-cabang ilmu tersebut di atas, juga mengantarkan orang yang mempelajarinya mempunyai keterampilan-keterampilan bahasa (Maharat al-lughah). Keterampilan-keterampilan bahasa itu antara lain: (‫)مهارات اإلستماع‬ 1. Keterampilan mendengar 2. Keterampilan berbicara (‫)مهارات الكالم‬ 3. Keterampilan membaca (‫)مهارات القراءة‬ 4. Keterampilan menulis (‫)مهارات الكتا بة‬ Pembelajaran bahasa Arab secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua sistem, yaitu: Pertama, Sistem pembelajaran bahasa Arab yang berorientasi pada penguasaan bahasa sebagai ujaran secara langsung. Sistem
  • 3. 2 pembelajaran bahasa Arab model ini didasarkan pada asumsi bahwa bahasa adalah gejala alami manusia untuk menyampaikan ide kepada orang lain atau menerima ide dari orang lain. Dengan kata lain manusia sebagai makhluk sosial menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi dengan sesamanya. Kedua, Sistem pembelajaran bahasa Arab yang berorientasi pada gramatika. Sistem pembelajaran bahasa Arab dengan cara ini didasarkan pada asumsi bahwa bahasa adalah merupakan kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan bahasa yang diambil dari teks-teks yang sudah baku. Dalam bahasa Arab teks-teks itu adalah al-Qur’an, al-Hadis dan kitab-kitab keilmuan lainnya yang sudah baku dari segi gramatikanya. Menurut asumsi ini barang siapa yang ingin mengkaji al-Qur’an, alHadis atau kitab-kitab keilmuan lainnya yang mempunyai konsentrasi kuat terhadap gramatika, maka penguasaan gramatika Arab adalah suatu keharusan baginya.1 Diantara gramatika yang penulis maksudkan adalah, al-mafail alkhamsah yang mencakup antara lain: 1. Maf’ul bih ( ‫) المفعول به‬ 2. Maf’ul mutlaq (‫)المفعول مطلق‬ 3. Maf’ul liajlih (‫) المفعول ألجله‬ 4. Maf’ul fih dan ( ‫) المفعول فيه‬ 5. Maf’ul ma’ah ( ‫) المفعول معه‬ Namun pada kesempatan kali ini dibatasi hanya mengkaji dan membahas maf’ul liajlih. 1 H. Imaduddin Sukamto dan Akhmad Munawwari, Tata Bahasa Arab Sistematis: Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab (Cet. VI; Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2008), h. vii.
  • 4. 3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Maf’ul liajlih 2. Bagaimana syarat dan ketentuan maf’ul liajlih BAB II
  • 5. 4 MAF’UL LIAJLIH DAN KETENTUANNYA A. Pengertian maf’ul liajlih Pengertian maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab sebelumnya atau menjelaskan illatnya dan bersatu dengan amil dan failnya dalam satu waktu.2 Sayyid Ahmad Al Hasyimy mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan maf’ul liajlih adalah isim yang disebutkan untuk menjelaskan sebab terjadinya suatu perbuatan, dan merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa perbuatan tersebut dilakukan serta disyaratkan bolehnya menasab maf’ul liajlih yang masdar.3 Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab terjadinya suatu perbuatan dan menunjukkan kesatuan antara amil dan illatnya pada satu waktu serta merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa perbuatan tersebut dilakukan. B. Pembagian Maf’ul liajlih Maf’ul liajlih terbagi kepada tiga bagian : 1. Apabila tidak ber alif lam dan mudaf, maka kebanyakan dinasab ِ ِ ِ ِ .‫إذا جاءَ املفعول ألجلِه جمرداً من ال ومن اإلضافة، فينصب غالباً، مثال: جئْت إىل املدرسة طلباً للعلم‬ ٌ ُ ُ ُ ّ 2. Apabila ber alif lam, maka maf’ul liajlih di jar ِ .‫أما إذا جاءَ معرفاً بال فيكون جمروراً مبن،مثال: وقفت لالحرتام‬ ُ ُ ْ ٌ ّ ّ 3. Apabila maf’ul liajlih mudaf/sandar, maka boleh dinasab atau dijar 2 3 Abbas Hasan, Nahwul Wafi, Cet. III, (Dar Ma’arif: Mesir: ) h. 237 Sayyid Ahmad Al Hasyimy, Al Qawaid Al Asasiyah Lillugatil Arabiyah, (TP. : Kairo: 2010) h. 190
  • 6. 5 4.‫العلم‬ ِ ِ ِ ‫أما إذا جاءَ مضافاً فيجوز نصبُهُ أو جرهُ مبن، مثال:سافرت ابتغاءَ العلم، أو:سافرت البتغاء‬ ُّ ُ ُْ ُْ ٌ ّ C. Syarat menasab maf’ul liajlih Adapun syarat menasab maf’ul liajlih ada lima syarat5 : 1. Masdar Jika bukan masdar, maka tidak boleh menjadi maf’ul liajlih. Contoh : ََ  َ َََ 2. Masdar qalby Masdar qalby berasal dari fiil yang berkaitan dengan perasaan dan batin, jika bukan masdar qalby, maka tidak boleh dinasab. Contohnya : ‫ِ ة‬ َ‫جئتَ ِللقراء‬ ِ ِ 3. Masdar qalby Memiliki satu waktu yang sama dengan fiilnya. Contoh : ‫سافرتَللعلم‬ 4. Masdar qalby Memiliki satu waktu yang sama dengan failnyaَ 5. Masdar qalby memiliki satu waktu dengan fiil dan fail sebagai faktor atau illat terjadinya perbuatan tersebut dan merupakan jawaban atas pertanyaan “kenapa perbuatan tersebut dilakukan” contoh : َ‫( َجئتَرغبةَفىَالعلم‬Saya datang sebagai bentuk kecintaan terhadap ilmu) maka ‫( رغبةَفىَالعلم‬kecintaan terhadap ilmu) merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa kamu datang? Apabila tidak disebutkan sebagai penjelasan sebab terjadinya suatu perbuatan, dan bukanlah maf’ul liajlih, akan tetapi hanya menjadi sesuatu sesuai dengan tuntutan amil yang berkaitan dengannya, antara lain : 4 5 Abdul Latif Al Said, Qawaid Al Lugatu Al Arabiyah Al Mabsutah, Cet. III (TP.TT) h. 67 Al Syaikh Mustafa Al Gailayany, Jamiu Al Durus Al Arabiyyah, Cet. I (Dar Ibn Al Haisim: Kairo) h. 427
  • 7. 6 a. Bukan maf’ul liajlih hanya menjadi maf’ul mutlaq. Contohnya : ‫عظمتَالعلماءَتعظيما‬ b. Bukan maf’ul liajlih hanya menjadi maf’ul bih Contohnya : ‫علمتَالجبنَمعرة‬ c. Bukan maf’ul liajlih hanya menjadi mubtada’ Contohnya : ‫البخلَداء‬ d. Bukan maf’ul liajlih hanya khabar Contohnya َ: ‫ادوىَاألدواءَالجهل‬ e. Bukan maf’ul liajlih hanya majrur Contohnya : ‫ايَداءَأدوىَمنَالبخل‬ Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka wajib dijar masdar tersebut dengan huruf jar yang bermakna ta’lil (faktor penyebab) seperti huruf jar ََ‫ الالم,َمنَ,َفى‬contoh : ‫جئتَللكتابة‬ ََ َ َ َ  ََ َ َ  ََ D. Ketentuan maf’ul liajlih Untuk maf’ul liajlih memiliki tiga ketentuan sebagai berikut6 : 1. Dinasab apabila terpenuhi syarat-syarat nasabnya karena maf’ul liajlih sharih (jelas) jika dimaksudkan ta’lil. Apabila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka dijar dengan huruf jar yang bermakna ta’lil, dan dii’tibarkan bahwa tempatnya dinasab karena maf’ul liajlih. Contohnya :         6 Ibid, h. 428
  • 8. 7 2. Boleh mendahulukan maf’ul liajlih terhadap amilnya, sama adanya dalam kondisi dinasab, seperti : ‫ رغبة َفى َالعلم َاتيت‬atau dalam kondisi dijar seperti : ‫للتجارةَسافرت‬ 3. Tidak wajib menasab masdar yang memenuhi syarat nasabnya, tetapi boleh dinasab atau dijar dalam tiga bentuk : a. Masdar tersebut tidak ber-alif lam (‫ )ال‬dan sandar (‫ ,)اضافة‬pendapat yang terbanyak adalah menasabnya contoh : ‫ ,وقف َالناس َاحتراما َللعالم‬pendapat yang sedikit adalah menjarnya terdapat dalam syair : ....‫منَامكمَلرغبة‬ b. Masdar tersebut ber-alif lam (‫ )ال‬pendapat yang terbanyak adalah menjarnya contoh : ‫سافرت َللرغبة َفى َالعلم‬ dan kadang dinasab menurut pendapat yang sedikit contohnya : ‫لاقعدَالجبنَعنَالهيجاء‬ c. Masdar tersebut mudaf (sandar) maka boleh dinasab dan dijar Contohnya dinasab : َ‫تركتَالمنكرَخشيةَهللا‬ Atau dijar contohnya :َ‫َتركتَالمنكرَلخشية هللا‬
  • 9. 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengertian maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab terjadinya suatu perbuatan dan menunjukkan kesatuan antara amil dan illatnya pada satu waktu serta merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa perbuatan tersebut dilakukan. 2. Maf’ul liajlih terbagi kepada tiga bagian : a. Apabila tidak ber alif lam dan mudaf, maka kebanyakan dinasab b. Apabila ber alif lam, maka maf’ul liajlih di jar c. Apabila maf’ul liajlih mudaf, maka boleh dinasab atau dijar 3. Syarat menasab maf’ul liajlih : Jika bukan masdar, maka tidak boleh menjadi maf’ul liajlih. Jika bukan masdar qalby, maka tidak boleh dinasab. Memiliki satu waktu yang sama dengan fiilnya dan failnya. Menjadi illat terjadinya perbuatan tersebut dan merupakan jawaban atas pertanyaan “kenapa perbuatan tersebut dilakukan 4. Ketentuan maf’ul liajlih Dinasab apabila terpenuhi syarat-syarat nasabnya. Apabila syarat tidak terpenuhi, maka dijar, tetapi boleh dinasab atau dijar dalam tiga bentuk : a. Masdar tersebut tidak ber-alif lam dan sandar (Terkuat dinasab) b. Masdar tersebut ber-alif lam (Terkuat dijar)
  • 10. 9 c. Masdar tersebut mudaf, maka boleh dinasab dan dijar B. Saran Saran dan kritik sangat dibutuhkan dalam menyempurnakan tulisan ini, semoga dapat menambah khazanah intelektual
  • 11. 10 DAFTAR PUSTAKA Abbas Hasan, Nahwul Wafi, Cet. III, (Dar Ma’arif: Mesir:tt ) Abdul Latif Al Said, Qawaid Al Lugatu Al Arabiyah Al Mabsutah, Cet. III (tp.tt) Sayyid Ahmad Al Hasyimy, Al Qawaid Al Asasiyah Lillugatil Arabiyah, (tp. : Kairo: 2010) Sukamto, H. Imaduddin dan Akhmad Munawwari, Tata Bahasa Arab Sistematis: Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab (Cet. VI; Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2008). Syaikh Mustafa Al Gailayany, Jamiu Al Durus Al Arabiyyah, Cet. I (Dar Ibn Al Haisim: Kairo:tt)