1. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir.
Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (Volunter)
dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan (Involunter).
Jawaban yang volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan yang involunter
melibatkan sistem saraf otonom. Yang berfungsi sebagai efektor dari sisteSistem
persarafan terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang tersusun membentuk sistem saraf pusat
dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medula spinalis
sedangkan sistem saraf tepi (perifer) merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa
pesan ke dan dari sistem saraf pusat.
Stimulus (Rangsangan) yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan
internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh untuk
mampu mengadaptasinya sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam
mengadaptasi berlangsung melalui kegiatan sistem saraf disebut sebagai kegiatan refleks.
Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang
atau sakit.
Stimulus diterima oleh reseptor (penerima rangsang) sistem saraf yang selanjutnya akan
dihantarkan oleh sistem saraf tepi ke sistem saraf pusat. Di sistem saraf pusat impuls
diolah untuk kemudian meneruskan jawaban (Respon) kembali melalum saraf somatis
adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos,
otot jantung dan kelenjar sebasea.
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui defenisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi, serta tanda dan gejala
dari meningitis
2. Dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan meningitis
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang dapat kami ajukan, yaitu kami hanya menjelaskan tentang konsep
asuhan keperawatan meningitis
2. ii
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Meningitis adalah suatu inflamasi di arachnoid dan piamater pada otak dan spinal
cord, yang disebabkan oleh infeksi pada cairan serebrospinal (Lewis, 2005).
Meningitis adalah suatu inflamasi di piameter , arakhnoid dan subararakhnoid infeksi
biasanya menyebabkan meningitis dan chemical meningitis juga dapat menjadi
meningitis bisa akut atau kronik yang disebabkan karena bakteri,virus, jamur atau parasit.
(Lemone. 2004).
Meningitis adalah inflamasi meningen yang juga dapat menyerang arakhonoid dan
subarakhonoid, infeksi menyebar sampai subarakhonoid melalui cairan serebrospinal
sekitar otak dan spinal cord (Joyce M black,2005).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu
inflamasi meningen yang juga dapat menyebar ke arakhonoid dan subarakhonoid pada
otak dan spinal cord, yang disebabkan oleh bakteri , virus jamur atau protozoa.
B. Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme tetapi kebanyakan klien
dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak,
infeksi sistemik, lainnya. Etiologi dapat dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi :
1. Bakteri : haemophilus, influenzae, neisseria meningitidis, (meningococcal),
diplococus pneunomia (pneumoccal), streptococcus group A, staphylococcus aureus ,
escherichia coli ,klebsiella ,proteus, pseudomonas.
2. Virus: abses otak ,encephalitis ,limfoma leukemia atau darah diruang arakhnoid
,cytomegalovirus ,polyoma virus, herpes simplex dan herpes zoster .
3. Jamur: cryptococcus
C. Patofisiologi
Otak dilapisi oleh duramater, arakhonoid dan piamater. Cairan Serebrospinal (CSF)
diproduksi oleh fleksus koroid yang berada didasar ventrikel lateral dan diatas ventrikel
ke III dan IV. Setiap hari diproduksi 500-800 ml CSF. Setelah CSF bersirkulasi di otak
dan medulla spinalis, CSF akan direabssorpsi melalui villi arakhonoid, dalam lapisan
arakhonoid meninges. Organisme (bakteri,virus ,jamur dan protozoa) masuk SSP
melalui pembuluh darah dan blood brain barrier ,jalan masuk yang langsung terjadi
sebagai akibat dari trauma ,prosedur pembedahan atau abses cerebri /ruptur .otorhea atau
rhinorrhea mungkin disebabkan karena fraktur basis tengkorak bisa mengarah terjadinya
meningitis organisme. Meningitis menyerang mekanisme pertahanan tubuh spesifik dan
non spesifik untuk masuk dan bereplikasi dalam CSF.pertahanan ini meliputi barrier
3. ii
kulit, barrier darah – otak, respon inflamasi nonspesifik dan respon imun. Infeksi cairan
serebrospinal dan meningeal menyebabkan respon inflamasi pada piamater , arakhnoid
dan CSF.
Pembuluh darah yg mengalami inflamasi di dalam area sekitar otak mengeluarkan
cairan sebagai respon permeabilitas sel. Cairan serebrospinal mengalami kekeruhan,
terbentuk eksudat. Eksudat yang purulen menginfiltrasi saraf kranial dan membloks
fleksus koroid dan villi arakhnoid. Eksudat menyebabkan inflamasi dan edema lebih
lanjut sel meningeal. Pembesaran pembuluh darah, eksudat, gangguan aliran CSF dan
edema sel meningeal menyebabkan peningkatan TIK. Dengan peningkatan TIK, maka
perfusi serebral menurun dan kehilangan autoregulasi serebal.
D. Tanda dan Gejala
Demam, sakit kepala hebat, neusea, muntah dan nuchal rigidity [kaku kuduk ] adalah
tanda-anda utama pada meningitis. Tanda kernig positif , brudzinsky
positif,photophobia,penurunan kesadaran ,dan tanda-tanda peningkatan TIK mungkin
juga dapat timbul (Lewis,2005). Klien dengan meningitis bakteri biasanya mengalami
demam .menggigil ,nyeri kepala,nyeri punggung dan abdomen, mual dan muntah .Iritasi
meningel menyebabkan nuchal rigidity /kaki duduk.
E. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada meningitis adalah peningkat TIK yang
menyebabkan penurunan kesadaran .Komplikasi lain pada meningitis yaitu disfungsi
neurology,disfungsi saraf kranial (N.C III,IV VII atau VIII ),hemiparesis ,dysphasia dan
hemiparesia. Mungkin juga dapat terjadi syok, gangguan koagulasi, komplikasi septic
(bacterial endokarditis) dan demam yang terus – menerus. Hidrosefalus dapat terjadi jika
eksudat menyebabkan adhesi yang dapat mencegah aliran CSF normal dari ventrikel.
DIC (Dimensi Intravascular Coagulation) adalah komplikasi yang serius pada meningitis
yang dapat menyebabkan kematian.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan daiagnostik yang paling utama untuk mendiagnosa meningitis yaitu
analisa CSF tetapi lumbal pungsi tidak dilakukan bila ada peningkatan TIK, karena bisa
menyebabkan herniasi jaringan otak di medula dan cardiopulmonary arrest. Pada
meningitis bakteri tekanan meningkat, cairan keruh atau berkabut, jumlah sel darah putih
dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur positif beberapa jenis bakteri.
Sedangkan pada meningitis virus tekanan bervariasi, CSF biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus
biasanya hanya dengan prosedur khusus. CIE (Counter Immono Electrophoresis) bisa
dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan sumber infeksi karena bakteri kultur
darah dan urin, tenggorok dan hidung. Glukosa serum meningkat, LDH serum meningkat
(pada meningitis bakteri), sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutropil
4. ii
(infeksi bakteri), elektrolit darah abnormal, LED meningkat. CT Scan/MRI dapat
membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran atau letak ventrikel, hematoma daerah
serebral, hemoragik atau tumor. EEG mungkin terlihat gelombang lambat secara vokal
atau umum (encephalitis) atau voltasenya meningkat (abses). Rontgen dada, kepala dan
sinus mungkin ada indikasi infeksi atau sumber infeksi intrakranial.
G. Penatalaksanan Medik
Keefektifan pengobatan tergantung pada pemberian dini antibiotik yang mampu
menembus barier blood – brain ke dalam lapisan subarakhnoid. Antibiotik penicillin
(ampisillin, piperasillin) atau salah satu chepalosporin (ceftriaxone sodium, cefotaxim
sodium) dapat digunakan. Vacomyan hydrocloride tunggal atau kombinasi dengan
rifampisin juga dapat digunakan jika bakteri telah teridentifikasi. Antibiotik dosis tinggi
diberikan secara intravena.
Dexametason dapat diberikan sebagai terapi tambahan pada meningitis akut dan
meningitis pneumococcus. Dexametasone dapat diberikan bersamaan dengan antibiotik
untuk mensupresi inflamasi dan mengefektifkan pengobatan pada orang dewasa serta
tidak meningkatkan resiko perdarahan gastrointestinal.
Dehidrasi dan syok dapat diatasi dengan penambahan volume cairan. Seizure yang
terjadi pada tahap awal penyakit dapat dikontrol dengan phenitoin/dilantin.
5. ii
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
A. Pengkajian
a. Pengkajian : Perawat mengumpulkan data untuk menentukan penyebab meningitis,
yang membantu mengembangkan rencana keperawatan pada klien.
1) Riwayat kesehatan sekarang: yang harus dikaji meliputi adanya keluhan sakit kepala,
demam, nausea, vomiting dan nuckal rigidity. Kaji adanya tanda-tanda peningkatan
TIK. Penurunan LOC, seizure, perubahan tanda-tanda vital dan pola pernafasan, dan
papiledema. Perawat menanyakan pada klien untuk menjelaskan gejala yang dialami,
kapan, apakah semakin buruk.
2) Riwayat kesehatan masa lalu : Perawat berkata pada klien untuk mengingat peristiwa
khusus yang pernah dialami, seperti riwayat alergi, ISPA, trauma kepala atau fraktur
tengkorak, riwayat pemakaian obat-obatan.
b. Pengkajian fisik: Dilakukan dengan pemeriksaan metode head to toe atau
pemerikasaan organ dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.
1) Tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan kesadaran, tekanan darah, denyut nadi,
pernafasan dan temperatur tubuh.
2) Sistem pernafasan: mengkaji apakah ada keluhan seperti sesak nafas, irama nafas
tidak teratur, takipnea, ronchi, sumbatan jalan nafas dan apnea.
3) Sistem kardiovaskuler: dikaji adanya hipertensi, takhikardi, bradikardi.
4) Sistem gastrointestinal: adanya muntah, menurun atau tidak adanya bising usus.
5) Sistem urinaria: dikaji frekuensi BAK, jumlah, inkontinensia.
6) Sistem persarafan meliputi: tingkat kesadaran,kejang, GCS, pemeriksan saraf kranial
II (optikus), III (oculomotorius), V (trigeminal), IV (troklearis), VI (abdusen), VII
(fasialis), atau VIII (vestibulocochlear), pemeriksaan status system sensori dan
motorik, pemeriksaan refleks, kerniq atau brudzinski positif.
c. Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan penunjang pada klien dengan meningitis
bervariasi, protein di csf cenderung meningkat, glukosa serum meningkat, sel darah
putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutropil (infeksi bakteri), CT scan dan
MRI hasilnya akan normal pada meningitis yang tidak kompleks, sputum dan secret
nasopharingeal diambil untuk kultur sebelum dimulai terapi antibiotik untuk
mengidentifikasi organisme penyebab meningitis.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan untuk klien dengan meningitis mencakup:
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan TIK atau
edema serebral
2. Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungan dengan penekanan respon
inflamasi (akibat obat)
6. ii
3. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi/inflamasi,
4. Toksin dalam sirkulasi
5. inefektif manajemen terapeutik berhubungan dengan berbagai kondisi yang
dialami yang ditandai oleh masalah sensorik dan motorik, keterbatasan aktifitas
6. Hipertermia berhubungan dengan infeksi dan gangguan regulasi temperatur pada
hipotalamus karena peningkatan TIK ditandai peningkatan suhu.
C. Perencanaan
Perencanaan dibuat untuk menetapkan tujuan, criteria hasil dan perawatan pada klien
dengan meningitis. Adapun dalam menetapkan tujuan harus spesifik, nyata dan dapat
dilakukan dan mempunyai criteria waktu dan menetapkan criteria hasil, serta
merencanakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Adapun prinsip dari
perencanaan bertujuan: mengembalikan fungsi saraf secara optimal, mengatasi infeksi,
mengurangi rasa nyeri dan ketidak nyamanan.
D. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan perencanaan yang
telah ditentukan secara umum. Intervensi yang dapat dilakukan pada klien meningitis
adalah: kaji status neurology, monitor tanda-tanda vital, mengkaji adanya komplikasi,
hindari fleksi leher, kaji kepatenan dan fungsi jalan nafas, peningkatan kesehatan,
pencegahan infeksi pernafasan melalui vaksinasi pneumococcal pneumonia dan influenza
dengan dibantu oleh perawat, monitor intake dan out put, kolaborasi dengan medis,
membantu memenuhi kebutuhan klien, memberi support kepada klien dan keluarga.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang dipakai sebagai alat ukur
keberhasilan dari rencana keperawatan didalam memenuhi kebutuhan klien.
Pada perawatan klien dengan meningitis hasil yang diharapkan adalah: perfusi jaringan
serebral adekuat, meningkatnya tingkat kesadaran, tubuh dipertahankan normal (36 –
37,2°C), nyeri berkurang/hilang, melaksanakan program terapi, terhindari dari
komplikasi meningitis tersebut.
7. ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Meningitis adalah suatu inflamasi di arachnoid dan piamater pada otak dan spinal cord,
yang disebabkan oleh infeksi pada cairan serebrospinal (Lewis, 2005).
2. Meningitis adalah suatu inflamasi di piameter , arakhnoid dan subararakhnoid infeksi
biasanya menyebabkan meningitis dan chemical meningitis juga dapat menjadi
meningitis bisa akut atau kronik yang disebabkan karena bakteri,virus, jamur atau parasit.
(Lemone. 2004).
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pencari materi yang bersangkutan.
8. ii
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes. M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
http://www.google.com/makalah askep meningitis.diakses tanggal 16 november 2012.
9. ii
MAKALAH Kebutuhan Medikal Bedah 3
DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN
MENINGITIS
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1. NURUL HUSNA
2. NURLENA
3. PUTRI ASTUTI
4. LA ODE ARMAN
5. USLI OTA
6. SUHARMUDIN
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB. MUNA
2014
10. ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadiraj Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga sampai sekarang
ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman.
Dimana yang telah mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati
indahnya keimanan dan Islam.
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas KMB 3 ini,
yang diberikan oleh dosen Ns. Musriani,S.Kep. M.Kes, kepada kami sebagai tugas dalam
mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KMB3I. Dalam penulisan dan penyusuan kata-kata
pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan, untuk itu kami selaku penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini
di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Raha,28 Februari 2014
Penulis,
KELOMPOK 1
11. ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................. 1
C. Batasan Masalah ................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
MENINGITIS
A. Konsep Dasar...................................................................... 2
1. Pengertian ..................................................................... 2
2. Etiologi.......................................................................... 2
3. Patofisiologi.................................................................. 2
4. Tanda dan gejala............................................................ 3
5. Komplikasi ................................................................... 3
6. Pemeriksaan Diagnostik................................................ 3
7. Penatalaksanaan Medik ................................................. 4
B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan................ 5
1. Pengkajian..................................................................... 5
2. Diagnosa Keperawatan ................................................ 5
3. Intervensi Keperawatan ................................................ 6
4. Evaluasi......................................................................... 6
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan ......................................................................... 7
B. Saran ................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA