Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya kualitas pendidikan dan prestasi belajar siswa SDN 13 Kusambi pada pelajaran matematika. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman siswa melalui pendekatan metode inkuiri model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Peneliti melakukan kajian pustaka tentang belajar matematika SD, metode inkuiri, dan hasil penelitian terdah
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21 ini dunia pendidikan menghapi tantangan yang
tidak ringan, terutama di bidang IPTEK yang sangat pesat. Perubahan
masyarakat dunia maupun masyarakat kita sendiri dibidang sosssial budaya
dan berkembangnya isu bahwa kualitas pendidikan rendah. Oleh karena itu
untuk menghadapi tantangan tersebut pendidkan dan pembelajara perlu
adanya perubahan baik kuantitas maupun kualitasnya. Berbagai upaya telah
dilakukan di bidang pendidikan. Misalnya dikeluarkan UU SISDIKNAS no 2
tahun 1985 dan program pendidikan 9 tahun serta diberlakukannya
kurikulum- kurikulum baru seperti kurikulum 2004, KBK, KTSP.
Namun satu hal yang penting yaitu guru sebagai pelaksana langsung
pencapaian tujuan pembelajaran perlu meningkatkan kualitas proses
pembelajaran yaitu dengan memperhatikan bagaimana cara menyampaikan
pengetahuan yang dimiliki itu kepada peserta didiknya. Maka dari itu peneliti
mencoba untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam mengatasi
masalah tersebut.
1. Analisis Masalah
Di SDN 13 Kusambi Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna
ditentukan KKM untuk pelajaran matematika adalah 65 keatas. Sedangkan
siswa kelas IV SDN 13 Kusambi dikatakan belum berhasil karena mendapat
nilai KKM masih dibawah dari 60.
2. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Pendekatan dengan metode inkuiri model pembelajaran Kooperatif
Tipe Make a Match pada pembelajaran matematika dimaksudkan untuk
mendorong siswa dalam memahami sesuatu yang bersifat fakta atau relasi
matematika yng masih baru bagi siswa, misalnya pola, sifat-sifat atau rumus
vi
2. tertentu. Setelah menemukan fakta/relasi siswa diminta untuk menarik suatu
generalisasi dari apa yang mereka temukan sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasar uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metode
inkuiri model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika?
2.Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan metode inkuiri model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasar permasalahan diatas maka tujuan penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
1.
untuk
mengetahui
bagaimana
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan metode inkuiri model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pelajaran matematika.
2.
Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan pemahamansiswa
terhadap
materi
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan
pendekatan metode inkuiri model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Guru
Guru akan memiliki gambatan tentang pembelajaran matematika yang
efektif dan menyenangkan sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan
yang terjadi di kelas sekaligus dapat memecahkan permasalahan
vi
3. pembelajaran. Diharapkan dapat mengembangkan profesinya sehingga
menjadi guru yang professional.
2. Siswa
Siswa akan mudah memahami materi pelajaran sehingga menjadi aktif dan
dapat meningkatkan belajarnya. Melatih siswa dalam bekerja sama dalam
memecahkan masalah.
vi
4. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar Dan Pembelajaran Matematika SD
1. Pendekatan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
Match adalah :
Guru matematika SD mempunyai tugas yang kompleks yaitu
memahami dengan baik materi yang akan diajarkan, memahami dan
memanfaatkan dengan baik siswa
mengajarkan
matematika
yang
belajar matematika memahami cara
efektif,
menggunakan
cara-cara
pembelajaran matematika.
Tujuan pembelajaran matematika SD menurut kurikulum 2004
adalah
mengembangkan
kemampuan
bernalar
melalui
kegiatan
panyelidikan, ekspositoris dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah
melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi
melalui symbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Teori belajar matematika untuk mengajar matematika di SD menurut
Winataputra (2007:7) ada 6 teori yaitu sebagai berikut:
1. Teori belajar William Brownell
Anak-anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika
belajar secara permanent atau terus menerus untuk waktu yang lama.
Salah satu cara bagi siswa untuk mengembangkan pemahaman tentang
matematika adalah dengan menggunakan benda-benda tertentu ketika
mereka mempelajari konsep matematika.
2. Teori Belajar Zolton P. Dienes
Dengan menggunakan berbagai sajian tentang suatu konsep
matematika, anak-anak akan dapat memahami secara penuh konsep
tersebut jika hanya dibandingkan dengan satu macam sajian.
vi
5. 3. Teori belajar Jean Piaget
Perkembangan mental setiap pribadi melewati 4 tahap, yaitu
tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasi kongkrit, dan
tahap operasi formal.
4. Teori belajar Albert Bandura
Belajar yang menekankan pada pemerolehan kompleks melalui
pengamatan modeled behavior / prilaku yang diteladani beserta
konsekuensinya terhadap individu.
5. Teori Jeremi S. Bruner
Metode belajar merupakan factor yang menentukan dalam
pembelajaran dibandingkan dengan pemerolehan suaatu kemampuan
khusus. Metode yang sangat didukung oleh Jeromi S. Bruner adalah
pendekatan metode Inkuiri model pembelajaran Kooperatif tipe Make a
Match.
6. Teori belajar Robert M. Gagne
Hasil belajar lebih penting dari pada proses belajar. Tujuan
pembelajaran adalah pemerolehan kemampuan-kemampuan yang telah
dideskripsikan secara khusus dan dinyatakan istilah-istilah tingkah laku
2. Cara-cara pembelajaran matematika
Cara-cara pembelajaran matematika di sekolah dasar yang di
anggap sesuai saat ini menurut Mahsetyo (2007:26) adalah sebagai berikut:
1. Problem Solving / pemecahan masalah
Ciri utama problem solving adalah adanya masalah yang tidak
rutin (non routine problem) pada awalnya pembelajaran ini mengalami
kesulitan mengerjakanya namun seterusnya menjadi terbiasa dan cerdas
dalam memecahkan masalah setelah memperoleh banyak latihan.
2. Mathematical Investigation
Mathematical Investigation adalah penyelidikan matematika
tentang masalah yang dapat di kembangkan menjadi model matematika
berpusat pada tema tertentu, berorientasi pada kajian atau eksplorasi
vi
6. mendalam dan bersifat open ended. Kegiatan belajar dapat berupa
cooperative learning.
3. Contextual Learning
Contextual Learning adalah pengelolaan suasana belajar yang
mengaitkan bahan pelajaran dengan situasi dan atau kehidupan seharihari, hal-hal yang factual atau keadaan nyata yang dialami siswa.
4. Inkuiri
Pendekatan pembelajaran ini mendorong siwa untuk memahami
suatu fakta atau relasi matematika dalam mengkaji dan menemukan
sendiri sehingga siswa dapat menarik kesimpulan sendiri.
3. Proses Belajar Mengajar Matematika
Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara siswa
dengan guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut
Hudojo (2002:92) belajar merupakan proses aktiv dalam memperoleh
pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan
tingkah laku. Menurut Bell Gredler dalam Winata putra (2007:5) belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka
ragam kemampuan, ketrampilan dan sikap. Selanjutnya menurut Yuli
Kurnia
(2005:8)
belajar
didefinisikan
sebagai
perubahan
dalam
pengetahuan atau prilaku yang dihasilkan oleh pengalaman, perubahan
tidak terjadi semata-mata terjadi melalui maturasi atau kondisi-kondisi
bersifat sementara.
Dari beberapa pengertian diatas, belajar pada dasarnya adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, oleh
karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar. Adapun ciri-ciri perubahan
tingkah laku dalam arti belajar adalah perubahan terjadi secara sadar,
bersfat kontinyu dan fungsional, positif dan aktif bukan bersifat sementara,
vi
7. perubahn tersebut bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh aspek
tingkah laku.
Mengajar merupakan proses aktif guru untuk membimbing siswa
dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan
dalam proses belajar mengajar (Ariifin;2003:8). Karena kegiatan belajar
merupakan hal yang wajib dikerjakan oleh individu, maka guru hendaknya
memberikan bimbingan dan dorongan kepada siswa agar timbul motivasi
pada diri siswa sebagai motivasi ekstrinsik. Selanjutnya mengajar menurut
Usman dan L. Setiawan (1993:4) adalah usaha untuk mengkoordinasikan
lingkungannya dengan siswa dan bahan pangajaran sehingga menimbulkan
proses belajar pada siswa. Dari pendapat tersebut mengajar merupakan
suatu kegiatan atau proses yang menyediakan kondisi yang merangsang
kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap nilai-nilai tertentu.
B. Metode Inkuiri
Pembelajaran menggunakan metode inkuri/penemuan merupakan
suatu model pengajaran, mendorong siswa untuk memahami fakta/relasi
matematika yang masih baru bagi siswa. Misalnya pola-pola atau rumus
tertentu.
Fakta atau relasi sebenarnya sudah ada atau ditemukan sebelumnya
namun belum pernah digunakan secara langsung oleh guru. Kegiatan dalam
metode ini menggunakan konsep maupun ketrampilan matematika dalam
kaitan dengan pemecahan masalah. Menurut Muhsetyo (2007:35) metode
penemuan (inkuiri) dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Penemuan Murni
Pelajaran terfokus pada siswa, tidak terfokus pada guru, siswa yang
menentukan tujuan dan pngalaman belajar yang diinginkan kepada para
siswa kemudian siswa diminta untuk mangkaji dan menemukan fakta atau
relasi yang terdapat dalam masalah tadi yang ahkhirnya siswa juga yng
vi
8. menarik kesimpulan dari apa yang mereka temukan. Siswa hamper tidak
mendapat bimbingan guru.
2. Penemuan Terbimbing
Guru mengarahkan atau memberi petunjuk kepada siswa tentang
materi pelajaran. Bimbingan yang diberkan sangat tergantung kepada
kemampuan siswa dan topik yang dipeljari. Bimbingan bisa berupa
petunjuk, arahan, pertanyaan atau dialog sehingga diharapkan siswa
sampai pada kesimpulan sesuai dengan yang diinginkan guru. Guru harus
sudah merancang secara jelas kesimpulan apa yang harus ditemukan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam menggunakan
metode inkuiri dengan model kooperatif tipe Make a Match adalah sebagai
berikut:
1.
Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses
bahan belajarnya.
2.
Mengurangi
ketergantungan
peserta
didik
pada
guru
untuk
mendapatkan pengalaman belajarnya.
3.
Melatih siswa untuk menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar yang tidak ada habisnya.
4.
Memberi pengalaman belajar seumur hidup
Alasan penggunaan metode inkuiri model kooperatif tipe Make a
Match adalah sebagai berikut:
1.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
2.
Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah, tetapi juga
lingkungan sekitar.
3.
Melatih siswa untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
4.
Penanaman kebiasaan untuk belajar seumur hidup.
C. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelitian penulis , dengan judul “Meningkatkan Aktivitas
Belajar Matematika Siswa Kelas IV 13 Kusambi Melalui Pendekatan
Metode Inkuiri Model Kooperatif Tipe Make a Match” diperoleh hasil
vi
9. bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dalam menggunakan
pendekatan metode Inkuiri adalah memuaskan. Hasil penelitiannya juga
menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dan aktifitas siswa
dalam pembelajaran sangat memuaskan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran model
Make a Match
adalah:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topic yang cocok untuk siswa review, sebaliknya satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap siswa
mendapat satu kartu.
2) Siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang.
3) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya ( soal jawaban )
4) .Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
5) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya
6) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran
vi
10. BAB III
PELAKSANAAN PENELITIANPERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
1. Subyek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa
kelas IV 13 Kusambi, Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna. Dengan
jumlah siswa 15 orang, laki-laki 7 orang dan 8 orang perempuan.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada SDN 13
Kusambi, Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna.
3. Waktu penelitian perbaikan pembelajaran
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I pada tanggal 4 November
2013, siklus II pada tanggal 6 November 2013 dan sesuai dengan jadwal
kegiatan. Penelitian ini di bantu oleh supervisot II sebagai rekan kerja dan
pengamat dalam penelitian, serta kepala sekolah sebagai penanggung jawab.
Sebagai gambaran konkrit jadwal penelitian dapat digambarkan sebagai berikut
B.Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Pada
hakekatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini guru
menginginkan adanya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran
lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
vi
11. Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing
siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengumpulan Data
4. Refleksi
Empat tahap dalam satu putaran pada penelitian adalah:
1. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian pada tahap ini peneliti menyusun rumusan
masalah, tujuan penelitan, serta membuat rencana tindakan yang akan
dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Selain itu tahap ini juga
dipersiapkan instrument penelitian dan perangkat pembelajaran yang akan
digunakan.
2. Tindakan atau Pelaksanaan
Pada tahap ini tindakan yang harus dilaksanakan peneliti sebagai upaya
untuk melaksanakan perbaikan kegiatan belajar mengajar serta mengamati
hasil dan proses kegiatan belaar mengajar yang dilakukan oleh teman
supervisor 2.
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti berusaha mengumpulkan data untuk mendapatkan
hasil.
4. Refleksi (analisis dan interpretasi)
Pada tahap ini peneliti bersama guru dan teman sejawat sebagai pengamat
melihat serta mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang
telah dilakukan.
Prosedur Penilaian Siklus I
1. Rencana Tindakan Perbaikan atau Tahap Rancangan
a. Penyusunan RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) untuk observasi
proses belajar mengajar yang bisa dilakukan guru, pada pelajaran
matematika. Banyak ditemukan kesalahan konsep ketika guru
vi
12. menerangkan materi pelajaran. Setelah itu peneliti menyusun
rencana pembelajaran dengan metode penemuan berdasarkan materi
pelajaran yang diberikan.
b. Kegiatan selanjutnya terdiri dari kegiatan merumuskan tujuan
pembelajaran,
menyusun
langkah-langkah
pembelajaran,
merencanakan alat yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan
diajarkan.
c. Mempersiapkan
daftar
pengamatan
sebagai
acuan
untuk
mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika serta menyiapkan bahan penelitian.
d. Memberikan tes di akhir pelajaran yang dimaksudkan untuk
mengetahui perkembangan prestasi.
2. Pelaksanaan Perbaikan
a. Saat pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru dibantu
oleh supervisor II sebagai pengamat yang memantau jalannya proses
pembelajaran yang hasilnya berupa rekaman data kegiatan
pembelajaran.
b. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
penemuan untuk meningkatkan prestasi belajar dimana guru
menggunakan media yang mendukung sesuai dengan materi yang
disampaikan, guru kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan
dan tugas-tugas sehingga siswa dapat menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan guru.
3. Pengumpulan Data
a. Pada waktu guru mengajar, peneliti dibantu teman sejawat untuk
melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat kejadiankejadian
selama
kegiatan
pembelajaran
berlangsung
untuk
mengetahui sejauh mana data prestasi belajar siswa sebelum dan
sesudah diberi tindakan.
vi
13. b. Untuk mengetahui perkembangan prestasi, siswa diberi angket
prestasi belajar pada awal kegiatan sebelum melakukan tindakan dan
juga pada lembar jawaban observasi prestasi belajar yang dibawa
peneliti. Untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa
dilakukan melalui tes yang diberikan setiap akhir siklus.
4. Refleksi
Dari hasil observasi, dilakukan analisis pada tindakan I kemudian
dilanjutkan dengan refleksi yang dilakukan bersama supervisor II, perlu
dilakukan tindakan selanjutnya.
Prosedur Penilaian Siklus II
1. Rencana Tindakan Perbaikan (perencanaan)
a.
Rencana tindakan kelas siklus II disusun berdasarkan hasil analisis
dan refleksi selama siklus I. pada siklus I guru menyampaikan materi
dengan metode penemuan dengan menggunakan media gambar tidak
dengan media benda nyata.
b.
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II sebagai
kelengkapan proses belajar mengajar.
c.
Mempersiapkan
daftar
pengamatan
sebagai
acuan
untuk
mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika serta menyiapkan bahan penelitian.
d.
Memberikan
tes
pada
akhir
pelajaran
untuk
mengetahui
perkembangan prestasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan Perbaikan
a.
Tindakan pada siklus II disusun berdasarkan refleksi dari hasil
tindakan pertama. Hasil analisis data pada siklus I tersebut digunakan
sebagai acuan refleksi untuk menentukan rencana tindakan tahap ke II
dengan mengadakan beberapa perbaikan dari rencana tindakan tahap
pertama.
b.
Pada siklus II ini lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa
untuk menemukan dan mencari bentuk-bentuk bangun datar dan
vi
14. jumlah sisinya. Pada saat pelaksanaan tindakan ini didapat hasil
rekaman data tentang kegiatan pembelajaran dari supervisor 2.
3. Pengumpulan Data
Untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa dilakukan
pengisian lembar observasi prestasi belajar siswa dan melalui tes yang
diberikan setiap akhir siklus.
4. Refleksi
Berdasarkan data tentang prilaku siswa yang diperoleh pada pemberian
tindakan yang berupa data jawaban tes siswa baik prestasi belajar maupun
pemantauan Proses pembelajaran di kelas, maka data tersebut diolah dan
dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai salah
satu masukan untuk melakukan refleksi dan digunakan sebagai bahan
untuk menyusun tindakan selanjutnya.
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar Observasi
Lembar ini digunakan untuk mengamati peneliti dalam kegiatan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan.
2. Lembar Aktifitas Siswa
Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran
Sebagai penunjang pengumpulan data diperlukan perangkat pembelajaran
sebagai berikut :
1. Rencana perbaikan pembelajaran
2. Lembar kerja siswa.
vi
15. C. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari lembar observasi
pengelolaan pembelajaran, pemberian tugas, lembar penilaian aktivitas siswa
dan tes hasil belajar siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut :
-
Tes hasil belajar
Analisis data pre-tes dan post-tes hasil belajar siswa dilakukan untuk
mengetahui peningkatan kompetensi kognitif siswa akibat adanya
perbaikan pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
untuk menentukan peningkatan kompetensi kognitif belajar siswa
dianalisis dengan menggunakan topik deskriptif atau prosentase (%)
sebagai berikut :
daya serap = jumlah nilai yang benar x 100%
jumlah soal
-
Hasil daya serap siswa dapat diketahui.
Yang mendapat daya serap mencapai 70% ke atas adalah 13 siswa, sedang
yang mencapai daya serap 70% kebawah adalah 2 siswa.
-
Ketuntasan kelas menggunakan persamaan :
Ketuntasan kelas = jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah total siswa
Ketuntasan kelas = 13 x 100 % = 86 %
15
Siklus I
1. Rencana
a. Menyusun skenario pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja siswa,
menyiapkan masalah dan lembar penilaian
b. Menyusun lembar pengamatan, untuk mengetahui aktifitas siswa dan
guru dalam proses pembelajarn
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang
telah direncanakan.
vi
16. b. Melaksanakan penilaian.
3. Pengamatan
Instrumen yang digunakan dalam pengamatan adalah:
a. Lembar pengamatan kepada siswa
b. Lembar pengamatan kegiatan guru
c. Lembar tes
4. Pengumpulan data
a. Menilai aktifitas siswa
b. Menilai hasil belajar siswa
5. Refleksi
Setelah menganalisa dan mendiskusikan dengan supervisor II, hasil
yang dicapai belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh:
a. Guru kurang maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran
b. Keberanian siswa untuk bertanya masih rendah dan keberanian untuk
mengungkapkan pendapat masih rendah.
c. Guru kurang mendorong aktifitas siswa
Siklus II
Dalam siklus II ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perencanaan
- Menyusun rencana perbaikan
- Memadukan hasil refleksi I, siklus I agar siklus II lebih baik
- Menyiapkan masalah/soal
2. Pelaksanaan
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan materi pembelajaran
- Membagi kelompok sesuai dengan kelompok belajar
- Memberi masalah
- Membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
- Melaporkan hasil kerja kelompok
- Menyimpulkan materi
vi
17. - Melaksanakan penilaian
3. Pengumpulan data
Sumber data yang diperoleh dari peneliti adalah sebagai berikut:
Dari siswa antara lain:
- Menilai aktifitas siswa dan hasil tes
- Menilai hasil kerja kelompok
- Menilai pemahaman setiap siswa tentang materi pelajaran
Jenis-jenis data adalah sebagai berikut :
a. Data korelatif berupa :
1. Rencana
a. Menyusun skenario pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja
siswa, menyiapkan masalah dan lembar penilaian.
b. Menyusun lembar pengamatan, untuk mengetahui aktifitas siswa
dan guru dalam proses pembelajaran
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkahlangkah yang telah direncanakan.
b. Melaksanakan penilaian.
3. Pengumpulan data
a. Menilai aktifitas siswa
b. Menilai hasil belajar siswa
4. Refleksi
Setelah menganalisa dan mendiskusikan dengan teman sejawat, hasil
yang dicapai belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh:
a.
Guru
kurang
maksimal
dalam
menggunakan
metode
pembelajaran
b.
Keberanian siswa untuk bertanya masih rendah dan keberanian
untuk mengungkapkan pendapat masih rendah.
c.
Guru kurang mendorong aktifitas siswa
vi
18. Siklus II
Dalam siklus II ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perencanaan
- Menyusun rencana perbaikan
- Memadukan hasil refleksi I, siklus I agar siklus II lebih baik
- Menyiapkan masalah/soal
2. Pelaksanaan
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan materi pembelajaran
- Membagi kelompok sesuai dengan kelompok belajar
- Memberi masalah
- Membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
- Melaporkan hasil kerja kelompok
- Menyimpulkan materi
- Melaksanakan penilaian
3. Pengumpulan data
Sumber data yang diperoleh dari peneliti adalah sebagai berikut:
1. Dari siswa antara lain:
- Menilai aktifitas siswa dan hasil tes
- Menilai hasil kerja kelompok
- Menilai pemahaman setiap siswa tentang materi pelajaran
b. Jenis data
- Data korelatif berupa berupa data hasil pengamatan
- Data kuantitatif berupa data hasil pembelajaran siswa
c. Tehnik pengumpulan data
- Data kesulitan siswa diambil dari penilaian hasil pembelajaran melalui
tes
- Data aktifitas guru dan siswa diambil dari proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar pengamatan
vi
19. d. Analisis data
- Prosentase banyak siswa yang mendapat nilai diatas 65
- Prosentase banyak siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
Dalam perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini, guru mengevaluasi
kekurangan dan kelebihan data hasil pengamatan
4. Refleksi
- Menganalisis aktifitas siswa
- Menganalisis hasil belajar siswa
- Menyusun laporan
Dalam perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini, guru mengevaluasi
kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada proses pembelajaran. Ternyata
proses pembelajaran lebih baik, keberanian siswa untuk bertanya bertambah
dan antusias meningkat dan menyenangkan.
vi
20. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a. Hasil Penelitian Siklus I
Untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian diperlukan data. Data
tersebut adalah sejumlah fakta yang digunakan sebagai sumber atau masukan
untuk menentukan kesimpulan atau keputusan yang diambil. Yang menjadi
topik pengamatan adalah kegiatan siswa, kegiatan guru dan hasil pembelajaran
siswa pada mata pelajaran Matematika tentang Operasi hitung pecahan .
Setelah diadakan penelitian pada siklus I masih belum menunjukkan hasil
yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi
pembelajaran yaitu dalam mengidentifikasi alat- alat pencernaan makanan
dengan model pembelajaran make a match, Prestasi belajar siswa dan aktifitas
siswa serta pemahaman terhadap materi pembelajaran masih kurang maksimal.
Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata 46,6. Nilai ini belum mencapai standar
SKM yang ditetapkan di SD Negeri 13 Kusambi, Kecamatan Napano Kusambi
Kabupaten Muna
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1. sebagai berikut :
Tabel prestasi belajar matematika siswa kelas IV siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama siswa
Abdurrahman
Anita
Bawaihi
Bahran
Fahrurraji
Hafis Ansari
Hapsah
Hikmah
M.Gazali
Muti’ah
Novianti
Riski
Sebelum siklus
30
60
40
65
65
20
34
65
20
10
20
20
vi
Nilai siklus I
60
40
70
70
65
40
50
50
30
20
30
30
21. 13
14
15
Siti Naimah
Siti Rahmah
Widya Sari
40
10
20
50
20
30
Ketuntasan kelas = jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah total siswa
Ketuntasan kelas =
7
x 100 % = 46,6
15
Tabel 4.2
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1
No
Aspek yang diamati
1 Siswa memperhatikan penjelasan atau
Ya / Tidak
Ya
pertanyaan
2
beberapa
Siswa terdorong menggunakan
Ya
kemampuan berfikir kritis (menganalisis
3
dan menguraikan masalah)
Siswa terdorong menggunakan
Siswa belajar dalam keadaan antusias dan
Ya
pembelajaran
Hanya
beberapa
Ya
gembira
5
siswa
Sesuai
skenario
kemampuan berfikir kreatif
4
Ket
Hanya
siswa
Hanya
beberapa
Terjadi interaksi siswa dengan siswa
Ya
siswa
sesuai
skenario
6
Terjadi interaksi siswa dengan guru
Ya
pembelajaran
Hanya
beberapa
siswa
7
Siswa mempunyai kesempatan untuk
Ya
mengemukakan pendapat
Sesuai
skenario
pembelajaran
8
Siswa berbicara dan berbagi
pengalaman(bekerjasama)
vi
Tidak
22. 9
Siswa aktif dalam pembelajaran
Ya
Sesuai
skenario
10
Siswa melakukan refleksi / berfikir
Ya
kembali tentang apa yang dipelajari
pembelajaran
Hanya
beberapa
siswa
b. Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II ini peneliti berusaha untuk memperbaiki
kekurangan dan kelemahan pada siklus I.
1)
Perencanaan
Bersama teman sejawat peneliti menyusun rencana tindakan untuk
memecahkan masalah yang timbul pada siklus I. rencana tindakan
pada siklus II ini sama dengan siklus I.
2)
Pelaksanaan Pembelajaran
-
Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkahlangkah yang telah ditentukan olah RPP II.
-
Melaksanakan penilaian.
3)
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat sama dengan pengamatan
siklus I . Hasil pengamatan siklus ini dapat dilihat pada tabel 4 4.
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
No
1
Aspek yang diamati
Siswa memperhatikan penjelasan atau
pertanyaan
Ya / Tidak
Ya
Ket
Hanya
beberapa
vi
23. 2
Siswa terdorong menggunakan kemampuan
Ya
berfikir kritis (menganalisis dan menguraikan
3
masalah)
Siswa terdorong menggunakan kemampuan
skenario
Ya
berfikir kreatif
4
pembelajaran
Hanya
beberapa
Siswa belajar dalam keadaan antusias dan
Ya
gembira
5
siswa
Sesuai
siswa
Hanya
beberapa
Terjadi interaksi siswa dengan siswa
Ya
siswa
sesuai
skenario
6
Terjadi interaksi siswa dengan guru
Ya
pembelajaran
Hanya
beberapa
siswa
7
Siswa mempunyai kesempatan untuk
Ya
mengemukakan pendapat
Sesuai
skenario
pembelajaran
8
Siswa berbicara dan berbagi
Tidak
9
pengalaman(bekerjasama)
Siswa aktif dalam pembelajaran
Ya
Sesuai
skenario
10
Siswa melakukan refleksi / berfikir kembali
tentang apa yang dipelajari
Ya
pembelajaran
Hanya
beberapa
siswa
Setelah diadakan penelitian pada siklus II menunjukkan hasil bahwa
kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran menunjukkan
adanya peningkatan. Sebelum siklus siswa yang mendapat nilai sesuai dengan
standar ketuntasan minimal (SKM) hanya 3 siswa dari 9 siswa di SD Negeri 13
vi
24. Kusambi, sedangkan siswa yang lain mendapatkan dibawah SKM. Namun
setelah diadakan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan yang begitu
cepat.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel 4.5, sebagai berikut:
Daftar prestasi belajar siswa kelas IV pada siklus I dan II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama siswa
Abdurrahman
Anita
Bawaihi
Bahran
Fahrurraji
Hafis Ansari
Hapsah
Hikmah
M. Gazali
Muti’ah
Novianti
Riski
Siti Naimah
Siti Rahmah
Widya Sari
Nilai siklus I
60
65
70
65
80
45
50
65
40
65
75
65
70
70
65
Nilai siklus II
75
90
80
65
70
55
75
65
70
65
70
70
85
70
65
Ketuntasan kelas = jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah total siswa
Ketuntasan kelas =
14
x 100 % = 93,3%
15
Dengan melihat tabel prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa
prestasi hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup pesat
yaitu 8 siswa sudah berhasil sesuai dengan SKM bahkan ada yang diatas
SKM, hanya 1 siswa yang belum berhasil dari 9 siswa di SDN 13 Kusambi.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Pembahasan Siklus I
Hasil penelitian pembelajaran untuk peningkatan prestasi belajar
matematika tentang pengerjaan Operasi hitung pecahan di kelas IV terutama
vi
25. dalam mengidentifikasi pengerjaan Operasi hitung pecahan belum sepenuhnya
dipahami anak.
Beberapa hal yang menyebabkan ini adalah:
a.
Siswa kurang termotifasi untuk belajar matematika
b.
Metode yang diterapkan guru masih belum bisa membuat siswa aktif
dalam pembelajaran di kelas.
Dari segi prestasi belajar juga tampak jelas bahwa prestasi belajar siswa masih
jauh dan kurang memuaskan bagi peneliti hal ini dapat dilihat dari hasil nilai
pada diagram grafik siklus I sebagai berikut:
Diagram grafik pada sebelum dan siklus I
100
90
80
70
60
50
46,6%
40%
40
30
20
10
Sebelum Siklus
Siklus I
2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II ini pengamatan yang diperoleh adalah:
a. Antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat, karena
pembelajaran dengan metode penemuan lebih jelas dan terarah.
b. Interaksi antar guru dan siswa juga sering terjadi karena guru
memperhatikan dan menghargai ide atau pendapat siswa.
vi
26. c. Hasil akhir siklus pembelajaran ke II ini semakin meningkat dibanding
siklus I, dari rata-rata 46,6% menjadi 93,3%
Diagram grafik pada sebelum siklus, siklus I & II
100
90
93,3 %
80
70
60
50
46,6%
40,6%
40
30
20
10
Pra Siklus
Siklus I
vi
Siklus II
27. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari Penelitian perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut
1. pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan kemampuan/prestasi
siswa
2. Pemahaman
siswa
terhadap
materi
pelajaran
matematika
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
mengalami peningkatan
3. Aktivitas
siswa
dalam
pembelajaran
matematika
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe make a macth dapat muncul dan berkembang
4. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
dapat melatih dan mendorong siswa dalam menemukan suatu fakta atau
relasi yang belum diketahui.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran matematika yang selama ini menggunakan metode
ceramah kurang meningkatkan prestasi belajar siswa, keaktifan siswa dan
pemahaman terhadap materi sebaiknya menggunakan pembelajaran yang
aktif, efektif, menyenangkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
2. Dengan melihat prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran
kooperatif tipe make a macht yang mengalami peningkatan, tentunya bisa
dikembangkan dengan metode pembelajaran yang lain yang dianggap lebih
efektif.
3. Dengan adanya perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
profesional guru dalam mengemban amanat sebagai guru yang profesion
vi
28. DAFTAR PUSTAKA
Augustine, C. and Smith, W. C. (jr).1992. Theaching Elementary School
Mathematic.New York : Ny : Harpell Collins.
Hatfield, Mary M. Edward, Nancy Tanner & Bitter, Garry G. 1993. Mathematic
Method for The Elementary and Midle School. Boston : Allyn and Bacon.
Kurikulum. 2004. Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdiknas.
Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar.
Depdikbud.
Ditjen
Pendidikan
Tinggi.
Proyek
pembinaan
tenaga
kependidikan.
Raka Joni, T. (ED) 1998. Penelitian Tindakan Kelas Bagian Kedua prosedur
Pelaksanaan . Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah,
Ditjen DIKTI.
Raka Joni, T. Kardiawarman & Hadi Subroto, T. 1998. Penelitian Tindakan
Kelas, Bagian Pertama Konsep Dasar.Jakarta : Proyek Pengembangan Guru
Sekolah Menengah, Ditjen DIKTI.
vi
30. Lampiran 2
FORMAT PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN RENCANA
PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Fakta / data pembelajaran yang terjadi di kelas IV SDN 13 Kusambi
1.
Identivikasi masalah : Pendekatan dengan metode inkuiri
model
pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada pembelajaran
matematika
2.
Analisis masalah : apakah dengan menggunakan pendekatan metode
inkuiri model pembelajaran koperatif
Tipe Make a Match dapat
meningkatkan rasa antusias siswa dalam belajar ?
3.
Alternatif dan prioritas pemecahan masalah : dengan Pendekatan metode
inkuiri
model pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada
pembelajaran matematika dimaksudkan untuk mendorong siswa dalam
memahami sesuatu yang bersifat fakta atau relasi maka presentasi hasil
belajar siswa akan meningkat
4.
Rumusan masalah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metode
inkuiri model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pelajaran matematika dan meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan metode inkuiri model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match
vi
31. Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)
Satuan Pendidikan
: SDN 13 Kusambi
Materi Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: IV / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi sifat-sifat kesebangunan simetri lipat dan simetri putar
bangun datar
B.
Kompetensi Dasar
Menentukan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
Mengidentifakasi simetri lipat bangun datar
C.
Indikator
Menentukan simetri lipat dan simetri putar bangun datar
Membandingkan simetri lipat dan simetri putar antar bangun
D. Tujuan Perbaikan
Siswa dapat membandingkan simetri lipat dan simetri putar pada bangun
datar
Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat
E. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
-
Menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Menyampaikan kegiatan yang akan di lakukan
-
Apersepsi: mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi dengan
pelajaran sebelumnya atau berkaitan dengan pengalaman siswa
sehari-hari
-
Memberikan pre-test
vi
32. b.
Kegiatan Inti
-
Guru membagikan bangun datar yaitu bangun persegi, persegi
panjang, segitiga, trapezium, lingkaran pada setiap siswa
-
Guru membimbing siswa dalam menemukan simetri lipat
-
Masing-masing siswa melaporkan hasil temuannya
-
Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan
c.
Kegiatan Akhir
-
Memberikan tes tertulis
-
Membahas hasil tes
F. Metode
- Tanya jawab
- Diskusi
- Penemuan
- Penugasan
G.
Alat dan Sumber
Alat:
Beberapa potong kertas berbentuk bermacam-macam bangun datar
Sumber:
1. Buku Matematika kelas IV penerbit Yudistira
2. Buku-buku penunjang lain
3. LKS
H. Penilaian
- Tes tertulis
- Unjuk kerja
- Keaktifan siswa
vi
33. LEMBAR KERJA SIKLUS I
Kelompokkan bangun berikut ke dalam kelompok bangun simetris dan tidak
simetris !
A
C
B
E
D
I
H
Kelompok Bangun
Bangun yang simetris
F
G
J
Gambar Huruf
Alasan
Karena jika bangun di
B, C, D, F, G, I
lipat ke 2 sisinya sama
Bangun yang tidak
simetris
Karena jika bangun di
A, E, H, J
lipat kedua sisinya
berbeda.
vi
34. La Haji, 4 November 2013
Mengetahui,
Peneliti
Observer
LA HALINA, S.Pd
JUITA
NIP. 1969 1231 1991 081007
NIM. 822176539
Mengetahui,
Kepala Sekolah SD Negeri 13 Kusambi
LA RUHAMA A.Ma.Pd
NIP. 1961 1231 1985121023
Lampiran 3
vi
35. RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS II)
Satuan Pendidikan
: SDN 13 Kusambi
Materi Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: IV / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
A.
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi sifat-sifat kesebangunan simetri lipat dan simetri putar
bangun datar
B.
Kompetensi Dasar
Menentukan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
Mengidentifakasi simetri lipat bangun datar
C.
Indikator
Menentukan simetri lipat dan simetri putar bangun datar
Membandingkan simetri lipat dan simetri putar antar bangun
D.
Tujuan Perbaikan
Siswa dapat membandingkan simetri lipat dan simetri putar pada bangun
datar
Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat
E.
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
-
Menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Menyampaikan kegiatan yang akan di lakukan
-
Apersepsi: mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi dengan
pelajaran sebelumnya atau berkaitan dengan pengalaman siswa
sehari-hari
-
Memberikan pre-test
vi
36. b.
Kegiatan Inti
-
Guru membagikan bangun datar yaitu bangun persegi, persegi
panjang, segitiga, trapezium, lingkaran pada setiap siswa
-
Guru membimbing siswa dalam menemukan simetri lipat
-
Masing-masing siswa melaporkan hasil temuannya
-
Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan
c.
Kegiatan Akhir
-
Memberikan tes tertulis
-
Membahas hasil tes
F.
Metode
- Tanya jawab
- Diskusi
- Penemuan
- Penugasan
G.
Alat dan Sumber
Alat:
Beberapa potong kertas berbentuk bermacam-macam bangun datar
Sumber:
4. Buku Matematika kelas IV penerbit Yudistira
5. Buku-buku penunjang lain
6. LKS
H.
Penilaian
- Tes tertulis
- Unjuk kerja
- Keaktifan siswa
vi
37. LEMBAR KERJA SIKLUS II
Kelompokkan bangun berikut ke dalam kelompok bangun simetris dan tidak
simetris !
A
C
B
E
D
H
Kelompok Bangun
Bangun yang simetris
F
I
G
J
Gambar Huruf
Alasan
Karena jika bangun di
B, C, D, F, G, I
lipat ke 2 sisinya sama
Bangun yang tidak
simetris
Karena jika bangun di
A, E, H, J
lipat kedua sisinya
berbeda.
La Haji, 6 November 2013
vi
39. FORMAT PENILAIAN
Format penilaia proses
N0
Nama
Siswa
1
2
3
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
vi
2
3
1
2
40. “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATEMATIKA
KELAS IV SD NEGERI 13 KUSAMBI KECAMATAN NAPANO
KUSAMBI PADA OPERASI HITUNG PECAHAN DENGAN MODEL
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH”
vi
41. LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
( PKP )
OLEH
NAMA
:JUITA
NIM
: 822 176 539
SEMESTER
:VIII (Delapan)
POKJAR
: LOHIA
PROGRAN STUDI S1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
KENDARI
2013
KATA PENGANTAR
vi
42. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pembelajaran Matematika sebagai
persyaratan mengikuti Mata Kuliah PKP di Universitas Tebuka ( UT ).
Laporan ini disusun berdasarkan partisipasi dan pengalaman dalam
menjalani KBM dengan tujuan untuk melengkapi Mata Kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional ( PDGK 4501 ).
Dalam penyusunan ini tidak lepas dari bimbingan dan petunjuk, baik dari
lingkungan UT, Supervisor, dan SDN 13 Kusambi. Oleh karena itu saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Drs. LA MISU, M.Pd, selaku dosen pembimbing/ Supervisor I
2. LA RUHAMA, A.Ma.Pd selaku kepala SDN 13 Kusambi.
3. Dewan guru SDN 13 Kusambi.
3. Dan semua pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini
Sebagai penulis pemula, saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini serta sebagai
pedoman penulisan laporan berikutnya dikemudian hari. Penulis berharap laporan
ini bermanfaat.
Penulis
JUITA
DAFTAR ISI
Halaman
vi
43. HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………... …………………..ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT………………………. ............. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………... iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………. .1
1. Identifikasi masalah………………………………………………….1
2. Analisis masalah……………………………………………………..1
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah………………………...1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ………………………. 2
D. Manfaat Perbaiakan Pembelajaran ………………………………...2
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran Matematika di SD.………………….….4
B. Metode Inkuiri……………………………………………………...7
C. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu……………….………………8
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian……………………………10
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran…………………………10
C. Teknik Analisis Data………………………………………………15
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran………………20
vi
44. B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran……………25
BAB V
: SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN ……………………………………………………… 28
B. SARAN ..........................................………………………………. 28
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 29
LAMPIRAN
ABSTRAK
vi
45. Juita, 2013 meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match di kelas IV SDN 13
Kusambi
Kata kata kunci : prestasi belajar matematika, model koperatif tipe Make a Match
Memasuki abad ke-21 ini dunia pendidikan menghapi tantangan yang tidak
ringan, terutama di bidang IPTEK yang sangat pesat. Perubahan masyarakat dunia
maupun masyarakat kita sendiri dibidang sosssial budaya dan berkembangnya isu
bahwa kualitas pendidikan rendah.
untuk mengetahui bagaimana pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
metode
inkuiri model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika. Dan Untuk
mengetahui
bagaimana
meningkatkan
pemahamansiswa
terhadap
materi
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan metode inkuiri model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.
Hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar yang di ikuti dengna peningkatan
aktivitas siswa serta memunculkan keterampilan koperatif siswa dalam
pembelajaran
vi