Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan untuk trauma kapitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi trauma kapitis sebagai cedera kepala berat yang menyebabkan gangguan otak dengan atau tanpa perdarahan, etiologi yang terjadi akibat benturan benda tumpul pada kepala, manifestasi klinis seperti denyut nadi lemah dan gangguan fungsi mental, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
2. Defenisi
Trauma capitis adalah merupakan cedera kepala
berat, dimana otak mengalami memar, dengan kemungkinan
adanya daerah hemoragi
Brunner & Suddarth (2000), trauma capitis adalah
“gangguan traumatic yang menyebabkan gangguan fungsi
otak disertai atau tanpa disertai perdarahan in testina dan
tidak mengganggu jaringan otak tanpa disertai pendarahan
in testina dan tidak mengganggu jaringan otak”
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari
fungsi otak yang disertai dengan perdarahan intertisial
dalam substansi otak tanpa terputusnya kontinuitas dari otak
(Hudak & Gallo, 1996).
4. Manifestasi klinis
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Denyut nadi lemah
Pernafasan dangkal
Kulit dingin dan pucat
Defekasi dan berkeimih tanpa disadari
Fungsi motorik abnormal misalnya gerakan mata
Peningkatan TIK
Sakit kepala
Vertigo
Gangguan fungsi mental
Kejang
5. Pemeriksaan penunjang
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Scan CT (tanpa/ dengan kontras)
MRI (tanpa/ dengan menggunakan kontras)
Angiografi serebral
EEG
BAER (Brain Auditori Evoked Respons)
PET ( Positron Emission Tomografi )
Fungsi lumbal,CSS
GDA ( Gas Darah Arteri )
Kimia/ elektrolot darah
Pemeriksaan toksikologis
Kadar antikonvulsan darah
6. Komplikasi
• Kebocoran cairan serebrospinal akibat fraktur pada
fossa anterior dekat sinus frontal atau dari fraktur
tengkorak bagian petrous dari tulang temporal.
• Kejang. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera
(dalam 24 jam pertama dini, minggu pertama) atau
lanjut (setelah satu minggu).
• Diabetes Insipidus, disebabkan oleh kerusakan
traumatic pada rangkai hipofisis meyulitkan
penghentian sekresi hormone antidiupetik.
7. Pengkajian
Aktivitas/ Istirahat
• Gejala : Merasa
lemah, lelah, kaku, hilang
keseimbangan.
• Tanda : Perubahan
kesehatan, letargi,
Hemiparase,
quadrepelgia, Ataksia
cara berjalan tak tegap,
Masalah dalam
keseimbangan, Cedera
(trauma) ortopedi,
Kehilangan tonus otot,
otot spastik
Sirkulasi
• Gejala : Perubahan
frekuensi jantung
(bradikardia, takikardia
yang diselingi bradikardia
disritmia).
Integritas Ego
• Gejala : Perubahan
tingkah laku atau
kepribadian (tenang atau
dramatis)
• Tanda : Cemas, mudah
tersinggung, delirium,
agitasi, bingung depresi
dan impulsif.
8. Lanjut............
Eliminasi
Neurosensoris
• Gejala : Inkontenen • Gejala : Kehilangan kesadaran
sia kandung kemih/
sementara, amnesia seputar
usus atau mengalami
kejadian, vertigo, sinkope, tinitus
gngguan fungsi.
kehilangan pendengaran,
fingking, baal pada ekstremitas.
Makanan/ cairan
• Tanda : Perubahan kesadaran
bisa sampai koma. Perubahan
• Gejala : Mual,
status mental. Perubahan pupil
muntah dan
(respon terhadap cahaya, simetri).
mengalami perubahan
Wajah tidak simetri. Genggaman
selera.
lemah, tidak seimbang. Refleks
• Tanda : Muntah
tendon dalam tidak ada atau
(mungkin proyektil).
lemah. Apraksia, hemiparese,
Gangguan menelan
Quadreplegia
(batuk, air liur keluar,
disfagia).
9. Lanjut.......
Nyeri/ Kenyamanan
• Gejala : Sakit kepala
dengan intensitas dan lokasi
yang berbeda biasanya
koma.
• Tanda
: Wajah
menyeringai, respon
menarik pada rangangan
nyeri yang hebat, gelisah
tidak bisa beristirahat,
merintih.
Pernapasan
• Tanda : Perubahan pola
nafas (dispnea). Nafas
berbunyi stridor, terdesak.
Ronki, mengi positif
Keamanan
• Gejala : Trauma baru/
trauma karena kecelakaan
• Tanda : Fraktur/
dislokasi. Gangguan
penglihatan. Gangguan
kognitif. Gangguan rentang
gerak, tonus otot hilang,
kekutan secara umum
mengalami paralisis.
Demam, gangguan dalam
regulasi suhu tubuh
Interaksi Sosial
• Tanda : Afasia motorik
atau sensorik.
10. Diagnosa
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan terjadinya herniasi
batang otak ditandai dengan dispnea.
Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
penekanan vaskuler serebral ditandai dengan hipoksia dan
iskemia jaringan.
Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakanial
ditandai dengan wajah menyeringai dan merintih kesakitan.
Resiko obstruksi jalan napas berhubungan dengan immobilisasi,
penumpukan secret.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan fraktur mandibula,
anoreksia ditandai dengan penurunan berat badan.
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit berhubungan
dengan terjadinya herniasi batang otak, perangsangan saraf mual
muntah ditandai dengan mual muntah.
11. Lanjut.........
Gangguan persepsi sensori : penglihatan, berhubungan dengan
penekanan pada nervus II dan III ditandai dengan penglihatan
terganggu (kabur ketika melihat).
Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan penurunan
system saraf otonom (perkemihan) ditandai dengan
inkontinensia urin.
Hipertermi berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh.
Resiko infeksi berhubungan dengan pemsangan kateter.
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immo
bilisasi, penekanan pada daerah yang menonjol.
Ansietas berhubungan hopitalisasi ditandai dengan klien
merasa cemas.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan tonus
otot ditandai dengan kelemahan.