SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  35
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kegiatan belajar mengajar dewasa ini ada kecenderungan untuk
kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan di
ciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak akan ‘’mengalami’’ apa
yang dipelajarinya, bukan ‘’mengetahui’’ nya. Pembelajaran yang berorientasi
target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘’mengingat’’ jangka
pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam
kehidupan jangka panjang. Dan itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita
sekarang ini.
Pendekatan kontektual ( Contextual Teaching and Learnig (CTL) )
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di
ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini,
hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran sangat
dipentingkan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa
manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar
bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya nanti. Dengan begitu
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk
hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan
berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai
Pengarah dan pembimbing.
Dalam kelas guru harus membantu siswa mencapai tujuannya.
Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi pembelajaran dari pada
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru
datang dari penemuan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru
dalam pembelajaran ini
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk menerapkan
pembelajaran berdasarkan Pendekatan kontekstual (CTL) sebagai upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III mata pelajaran IPS di SDN 11
Kontunaga .
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka kami akan
mengidentifikasi masalah yang dapat diperbaiki oleh guru :
Dalam pembelajaran IPS di SDN 11 Kontunaga terdapat masalah-masalah
sebagai berikut :
a. Untuk mata pelajaran IPS materi penggunaan uang, dari 13 siswa yang
mencapai ketuntasan belajar hanya 53%.
b. Dalam mengajar guru menggunakan metode ceramah sehingga
pemahaman siswa kurang.
Dari masalah-masalah ketuntasan belajar dan metode pembelajaran yang
digunakan guru, perlu dianalisis masalah mana yang dianggap penting dan harus
segera dipecahkan karena merupakan akar permasalahan yang sesungguhnya.
Masalah-masalah di atas diperoleh peneliti dengan cara melakukan
pengamatan, wawancara dengan siswa, dan pengamatan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat dan kepala sekolah untuk
berkolaborasi dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
tersebut.
C. ANALISIS MASALAH
Peneliti beranggapan bahwa masalah metode pembelajaan yang digunakan
guru yang perlu diteliti karena dengan metode pembelajaran yang baik akan
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan demikian ketuntasan belajarpun dapat
dicapai. Alternatif pemecahan masalah ini adalah dengan menerapkan
pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) sabagai upaya
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN 11 Kontunaga
mata pelajaran IPS tentang penggunaan uang.
D. RUMUSAN MASALAH
Di dalam penelitian ini akan dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL)
dapat meningkatkan Keaktifan siswa kelas III tentang penggunaan uang ?
2. Apakah dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL)
dapat meningkatkan prestasi siswa kelas III tentang penggunaan uang ?
E. TUJUAN PERBAIKAN
Setelah digunakan metode pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual
(CTL) dapat :
1. Meningkatkan Keaktifan belajar siswa tentang konsep penggunaan uang.
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa tentang konsep penggunaan uang
F. MANFAAT PERBAIKAN
1. Bagi siswa
1.1 Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
1.2 Meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa
1.3 Menerapkan secara langsung materi pelajaran dengan Kehidupan
sehari-hari.
1.4 Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan
keterampilan memperoleh ilmu pengetahuan.
1.5 Mendorong siswa berpikir logis
1.6 Membantu siswa menemukan sendiri ilmu pengetahuannya.
2. Bagi Guru
2.1 Dapat menerapkan Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontextual
(CTL) khususnya dalam konsep penggunaa uang serta konsep-konsep lain pada
umumnya (yang sesuai).
2.2 Dapat memperkaya model pembelajaran sehingga dapat menambah
motivasi dan minat belajar siswa yang berdampak meningkatnya hasil belajar
siswa.
3. Bagi Sekolah
3.1 Sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan
sekolah.
3.2 Hasil penelitian akan memberikan kontribusi bagi perbaikan kwalitas
pendidikan khususnya di SDN 11 Kontunaga .
G. DEFINISI OPERASIONAL
1. Keaktifan
Aktifitas belajar merupakan kegiatan yaitu memperhatikan,
mendengarkan, mencerna pelajaran yang disampaikan oleh guru, selain itu siswa
juga harus aktif bertanya pada guru tentang pelajaran yang belum dimengerti,
siswa harus lebih kritis dan kreatif. Untuk mengukur atau menilai keaktifan siswa
ini digunakan angket. Dalam hal ini penilaiannya berdasarkan prosentase
peningkatan keaktifan siswa pada diskusi siklus II dibandingkan diskusi pada
siklus II.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil tes-tes dalam bentuk tumaupun lisan yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam memahami suatu
pelajaran, tes dilakukan pada siklus I dan siklus II. Prestasi siswa dikatakan
meningkat bila hasil dari skor tes siswa pada siklus II meningkat dibandingkan
dengan siklus I.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL (CTL)
Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual
( contextual Teaching and Learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan
siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan baru ketika ia belajar. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual
adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih
berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya megelola
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru
bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student centered daripada
teacher centered. Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Contructivism), bertanya
(Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (LearningCommunity),
pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic Assessment).
B. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN CTL
Salah satu ciri fisik kelas CTL adalah dinding kelas penuh
tempelan hasil karya siswa, bahkan lorong-lorong sekolah pun dapat
dimanfaatkan untuk menempel seperti peta ( baik cetak maupun buatan siswa
sendiri), artikel, gambar tokoh, puisikomentar, diagram dan lain–lain. Dengan
demikian kemampuan siswa pergi dikepung oleh informasi.Ciri kedua CTL
adalah siswa selalu ramai dan gembira dalam belajar. Kelas yang aktif bukan
kelas yang sepi. Diperlukan sebuah pendekatan belajar yang lebih
memberdayakan siswa,
Menurut Blanchard dalam Doantara Yasa (2010) ciri-ciri kontekstual:
1. 1) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.
2. Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks
3. Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar
mandiri.
4. Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau
secara mandiri.
5. Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.
6. Menggunakan penilaian otentik
C. LANDASAN FILOSOFI PENGEMBANGAN CTL
Landasan filosofi CTL adalah konstruktifisme yaitu filosof belajar yang
menekankan bahwa belajar tidak sekedar menghafal Siswa harus
mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan
tidak dapat dipisah kan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi
mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan. Konstruktivisme berakar
pada filsafat pragmatism yang digagas oleh John dewey pada awal abad 20 yang
lalu.
Contextual Teaching Learning (CTL) dikembangkan oleh The Washington
state Concortium for Contextual Teaching and Learning yang melibatkan 11
perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia
pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan
memberi kesempatan pada guru – guru dari enam propinsi di Indonesia untuk
belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui Direktorat SLTP
Depdiknas.
D. PENGERTIAN KEAKTIFAN
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (1997: 28) aktivitas diartikan
sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata kerja yang berarti giat,
rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya
mendapat prestasi yang gemilang. Keaktifan peserta didik dalam menjalani proses
belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan Aktivitas merupakan asas yang terpenting dari asas-asas didaktik
karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak
mungkin seseorang belajar. dan ketrampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap
dan nilai. Dalam menilai keaktifan siswa digunakan angket.
E. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi
yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun
prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan
belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus
mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan
terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang
bersangkutan.Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedagkan prestasi
merupakan hasil dari proses belajar
Winkel dalam Sunarto (2010) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi
belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso dalam
Sunarto (2010) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal
yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yaitu dengan
bentuk skor tes. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau
rendahnya prestasi belajar siswa.
F. UANG
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat
tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun
yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, Uang didefinisikan sebagai
sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta
untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai
alat penunda pembayaran.
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan
sebagai penyimpan nilai. uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of
exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan
pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan
uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat
diatasi dengan pertukaran uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat
digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat
penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar
pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang
Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang
kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam
melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang
giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito)
yang dapat ditarik sesuai kebutuhan.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. SUBJEK PENELITAN
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
Kelas III SDN 11 Kontunaga tahun pelajaran 2009 – 2010 dengan jumlah siswa
13 orang untuk mata pelajaran IPS tentang memahami pekerjaan dan penggunaan
uang dengan karakteristik siswa yang heterogen dalam arti kemampuannya ada
yng relative tinggi, sedang dan bawah.
a. Waktu Lamanya Penelitian
- Waktu Penelitian yaitu tgl 17 sampai 18 Maret 2010 pada semester II saat
pembelajaran IPS materi “Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang”.
- Siklus I dilaksanakan tanggal 17 Maret 2010.
- Siklus II dilaksanakan tanggal 18 Maret2010.
b. Tempat Penelitian
PTK di laksanakan di kelas III SDN 11 Kontunaga JL Raya Sumberagung
KecamatanSumbermanjing Kabupaten Malang.
B. DESKRIPSI PER SIKLUS
Penelitian dibagi menjadi dua siklus yaitu :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan Rencana
Pembelajaran (RPP) dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan
Kontekstual,(CTL), dengan meminta salah satu teman sejawat untuk melakukan
pengamatan selama proses pembelajara.
Dengan menggunakan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual
(CTL) dianggap mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat
mengaktifkan siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil prestasi
belajarnya.
Langkah-langkah Perbaikan :
1. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah Pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Kontekstual (CTL)
2. Diupayakan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan.
3. Siswa diberi kesempatan untuk menerapkan materi Pelajaran dengan
kenyataan kehidupan sehari-hari.
b. Pelaksanaan
Selama pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan yang
telah dipersiapkan. Prosedur peneliti meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK
berupa refleksi awal (refleksi dari pelajaran sebelumnya) dan observasi untuk
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan
pelaksanaan PTK.
Prosedur Penelitian
#. Sebelum Pelaksanaan PTK
 Refleksi Awal
Berdasarkan refleksi dari pelajaran sebelumnya, maka dapat disampaikan
beberapa hal sebagai berikut :
o Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi
pelajaran monoton, yaitu metode ceramah.
o Siswa terlihat jenuh dalam mengikuti pelajaran.
o Prestasi belajar kurang memuaskan banyak yang tidak mencapai ketuntasan.
 Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada siswa kelas
III SDN 11 Kontunaga sebelum dilaksanakan PTK yang berkaitan dengan
pembelajaran IPS tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
Pelaksanaan PTK
1. Guru menjelaskan tentang jenis-jenis uang dan penggunaannya.
2. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok.
3. Siswa diajak ke warung di sekolah untuk mengamati proses jual beli.
4. Setiap kelompok diminta mencatat alat pembayaran apa yang digunakan, jenis
uang yang digunakan, besarnya uang yang sering digunakan.
5. Setelah kembali ke kelas setiap kelompok diminta mendiskusikan hasil
pengamatannya dan bagaimana proses jual beli itu seandainya tidak ada alat
pembayaran yang sah atau uang.
6. Siswa secara individu mengerjakan soal evaluasi.
Selama proses pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat (pengamat) yang
bertugas untuk mencatat kelemahan dan kelebihan guru dalam menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan kejadian-kejadian yang terjadi
selama proses pembelajaran serta penyebabnya.
c. Pengamatan
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dan
dibantu oleh teman sejawat (pengamat) dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan
wawancara dengan siswa, hasil dari tugas siswa dan pengamatan sendiri pada saat
mengajar. Sedangkan pengumpulan data oleh pengamat dengan cara melakukan
pengamatan selama proses pengamatan.
Sumber data dari wawancara dengan siswa kelas III SDN 11 Kontunaga
dan dari hasil tugas siswa serta pengamatan pada saat pembelajaran digunakan
untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan siswa dalam belajar.
Untuk menilai keaktifan siswa peneliti menggunakan angket yang diisi
oleh peneliti sendiri dan menggunakan prosentase.
Untuk menilai tugas siswa peneliti menggunakan rumus :
Nilai Akhir =Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Skor maksimum
Untuk menilai ketuntasan belajar yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah
teknik analisa kuantitatif, yaitu dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas
belajar sesuai dengan pedoman pada kurikulum. Prestasi siswa dianalisis dengan
teknik analisis hasil evaluasi, untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya
dengan menganalisis data hasil tes menggunakan kriteria ketuntasan belajar.
Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa, di mana siswa dikatakan tuntas
belajar jika memperoleh skor 65% dan daya serap klasikal 85% siswa di kelas
tersebut telah mencapai daya serap 65%. (Depdikbud, 1994)
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada dasarnya sama dengan siklus I tetapi dalam
pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran lebih dimatangkan lagi dengan
menambahkan media yang digunakan untuk pembelajaran. Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap cara mengelola uang
dengan baik.
b. Pelaksanaan
Selama pelaksanaan peneliti mengacu pada Rencana
perbaikan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Prosedur penelitian meliputi
kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi dari siklus I)
dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas,
dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK.
Prosedur Penelitian
Sebelum Pelaksanaan PTK
Refleksi Awal
Berdasarkan refleksi dari pelajaran sebelumnya, maka dapat disampaikan
beberapa hal sebagai berikut :
o Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual belum berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
o Siswa terlihat canggung dalam memperagakan jual beli.
o Prestasi belajar kurang memuaskan masih banyak yang tidak mencapai
ketuntasan.
Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada siswa kelas
III SDN 11 Kontunaga sebelum dilaksanakan PTK yang berkaitan dengan
pembelajaran IPS tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
#. Pelaksanaan PTK
1. Guru memberikan penjelasan tentang cara mengelola uang dengan baik.
2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang cara pengiriman uang dan manfaat
menabung.
3. Siswa dibagi menjadi :
a. orang siswa praktek menjadi pegawai Bank.
b. orang siswa praktek menjadi pegawai pos.
c. orang menjadi nasabah dan pengirim uang lewat pos.
d. Siswa dibimbing untuk memperagakan cara pengiriman uang lewat
kantor pos dan cara menabung serta prosedur mengambil uang di Bank.
e. Sambil mengamati proses peragaan oleh siswa guru menerangkan.
f. Siswa mengerjakan tugas.
Selama proses pembelajaran peneliti di amati oleh teman sejawat (pengamat)
yang bertugas untuk mencatat kelemahan dan kelebihan guru dalam menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan kejadian – kejadian yang terjadi
selama proses pembelajaran serta penyebabnya.
c. Pengamatan
Secara keseluruhan tehnik dan metode
Pengumpulan data pada siklus II ini sama dengan siklus I
Untuk menilai tugas siswa peneliti tetap menggunakan rumus :
Nilai Akhir =Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Skor maksimum
Untuk menilai ketuntasan belajar yang akan dipakai dalam penelitian ini tetap
sama dengan siklus I yaitu teknik analisa kuantitatif, artinya dengan menghitung
jumlah siswa yang tuntas belajar sesuai dengan pedoman pada kurikulum. Prestasi
siswa dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi, untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa. Caranya dengan menganalisis hasil tes menggunkan
kriteria ketuntasan belajar. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa, di
mana siswa dikatakan tuntas belajar jika memperoleh skor 65% dan daya serap
klasikal 85% siswa di kelas tersebut telah mencapai daya serap 65%. (Depdikbud,
1994)
d. Refleksi
Setelah dilakukan pengamatan oleh teman sejawat
dengan menggunakan pembelajaranberdasarkan pendekatan kontekstual (CTL)
ditemukan beberapa kelebihannya yaitu:
a. Selama pembelajaran siswa aktif hal ini dapat dilihat pada tabel 4.
b. Motifasi belajar siswa meningkat.
c. Siswa lebih memahami materi yang diajarkan.
d. Prestasi belajar siswa meningkat halini dapat dilihat pada tabel 5.
e. Siswa dapat menerapkan teori / pengetahuan yang didapat di sekolah dengan
kenyataan sehari-hari.
f. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir.
g. Mendorong siswa bekerja sama dalam penyelesaian masalah.
h. Sedangkan Kelemahannya adalah:
i. Selama proses pembelajaran siswa ramai
j. Selama prosees pembelajaran terkesan guru tidak dapat menguasai kelas.
Kelebihan dari peneliti dalam merancang dan melakukan sesuatu tindakan
perbaikan pembelajaran :
a. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Pelaksanaan pembelajaran terasa menyenangkan.
c. Siswa aktif dalam pembelajaran.
Kelemahan dari peneliti dalam merancang dan melakukan suatu tindakan
perbaikan pembelajaran :
a. Siswa ramai pada saat pembelajaran.
b. Guru terkesan tidak dapat menguasai kelas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PER SIKLUS
1. SIKLUS I
Peneliti pada siklus I melakukan penyusunan Rencana
Pembelajaran (RPP I) dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual
(CTL) dianggap mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan
pembelajaraan yang telah dipersiapkan. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (
refleksi dari pelajaran sebelumnya ) dan observasi untuk mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK. Selama
proses pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat (pengamat) yang
bertugas untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses
pembelajaran dan penyebabnya.
Tabel : 1 Analisis hasil tes sebelum siklus I
No Nama L/P Hasil Ketuntasan
1 Inhama Ilhama P 65 70
2 Abdur Rohman L 65 70
3 Alfina Okta Damayanti P 75 70
4 Vara Dila Kosim P 50 70
5 M. Ababillah L 55 70
6 Amanda Sri Ekawati P 60 70
7 Wahyu Hemalia Putri P 75 70
8 Fara Dila Dia Rahmadani P 50 70
9 Ryan Roynaldi L 75 70
10 Rio ardiansyah L 75 70
11 Faiqotul Azizah P 75 70
12 Bayu Wicaksono L 80 70
13 Fahmi L 80 70
Nilai akhir = Jumlah skor yang diperolehx 100%
Skor Maksimum
Setelah siklus I dilaksanakan dari pengamatan teman sejawat ditemukan
aktifitas siswa yang bervariasi di dalam kelas. Ada yang benar-benar mengikuti
dengan aktif, ada yang mengantuk, mengobrol, bermain-main ataupun
mengganggu temannya. Kurang aktifnya siswa ini terlihat terutama pada waktu
diskusi.
Tabel : 2 Analisis Hasil Pengamatan diskusi pada Siklus I
No Nama
Ketepatan Keaktifan Kerja sama
A B C D A B C D A B C D
1 Inhama Ilhama v v v
2 Abdur Rohman v v v
3 Alfina Okta D v v v
4 Vara Dila Kosim v v v
5 M Ababillah v v v
6 Amanda Sri E W v v v
7 Wahyu hemalia P v v v
8 Fara Dila Dia R v v v
9 Ryan roynaldi v v v
10 Roi ardiansyah v v v
11 Faiqotul azizah v v v
12 Bayu wicaksono v v v
13 Fahmi v v v
Ket : A = sangat, B = Sedang, C = Kurang, D = Tidak
Berdasarkan pengamatan diskusi dalam siklus I dapat diperoleh data bahwa siswa
yang aktif hanya 4 orang diantara 13 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
siswa yang aktif dalam diskusi hanya 31 %, dan dalam bidang kerja sama siswa
masih kurang dengan dibuktikan yang kerja samanya sangat tinggi cuma 2 siswa
diantara 13 siswa ini bila diprosentase hanya 15%, dan dalam ketepatan
mengerjakan tugas hanya 3 siswa, yang mana diprosentasenya sekitar 23%.
Selesai membacakan hasil diskusi dilakukan tes guna mengetahui hasil belajar /
prestasi siswa.
Tabel : 3 Analisis hasil Tes siklus I
No Nama L/P Hasil Ketuntasan
1 Inhama Ilhama P 65 70
2 Abdur Rohman L 75 70
3 Alfina Okta Damayanti P 75 70
4 Vara Dila Kosim P 50 70
5 M. Ababillah L 55 70
6 Amanda Sri Ekawati P 80 70
7 Wahyu Hemalia Putri P 75 70
8 Fara Dila Dia Rahmadani P 50 70
9 Ryan Roynaldi L 65 70
10 Rio ardiansyah L 75 70
11 Faiqotul Azizah P 75 70
12 Bayu Wicaksono L 80 70
13 Fahmi L 80 70
Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Skor Maksimum
Tabel : 4 Rekapitulasi data hasil belajar siswa pada siklus I
Jumlah Siswa
Tes 1
(sebelum
Siklus I)
Daya
serap
Tes 2
(siklus I)
Daya
serap
% Kenaikan
<70 >70 <70 >70
13 6 7 53 % 5 8 62 % 9%
Tabel 4 tes 1 menunjukkan adanya kurang pahamnya siswa terhadap materi
yang dipelajari, sehingga diperoleh daya serap yang rendah yaitu 53 %. Namun
pada tes 2 mencapai daya serap 62% yang berarti pemahaman / prestasi siswa
agak meningkat walau sedikit yaitu 9%. Ditinjau dari nilai yang diperoleh siswa,
berarti pembelajaran di kelas tersebut belum tuntas, sebab kelas dikatakan tuntas
belajar bila terdapat 85% siswa yang telah mencapai daya serap > 70.
Berdasarkan refleksi dari peneliti setelah pelajaran selesai, maka dapat
disampaikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual belum
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Siswa kurang aktif dalam melaksanakan diskusi..
c. Prestasi belajar kurang memuaskan masih banyak yang tidak mencapai
ketuntasan.
Terhadap hasil yang diperoleh, tim peneliti berkolaborasi mengadakan
diskusi untuk membahas dan mengkaji hal-hal yang dirasakan kurang pada
pelaksanaan tindakan siklus I, dalam diskusi memutuskan untuk membuat
rancangan tindakan-tindakan siklus II dengan menambahkan media yang
digunakan dalam pembelajaran.
2. SIKLUS II
Pada dasarnya sama dengan siklus I tetapi dalam pembuatannya Rencana
Perbaikan Pembelajaran lebih dimatangkan lagi dengan menambahkan
penggunaan media yang digunakan untuk pembelajaran.
Selama pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan
pembelajaran yang telah dipersiapkan. Prosedur penelitian meliputi kegiatan
sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi dari pelajaran dari siklus
I)
dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas,
dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK.
Tabel : 5 Hasil Pengamatan kegiatan demontrasi (pembelajaran CTL) siklus II
no Nama Ketepatan Keaktifan Kerja sama
A B C D A B C D A B C D
1 Inhama Ilhama v v v
2 Abdur Rohman v v v
3 Alfina Okta D v v v
4 Vara Dila Kosim v v v
5 M Ababillah v v v
6 Amanda Sri E W v v v
7 Wahyu hemalia P v v v
8 Fara Dila Dia R v v v
9 Ryan roynaldi v v v
10 Roi ardiansyah v v v
11 Faiqotul azizah v v v
12 Bayu wicaksono v v v
13 Fahmi v v v
Ket : A = sangat, B = Sedang, C = Kurang, D = Tidak
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa siswa yang
aktif pada siklus II sebanyak 11 siswa diantara 13 siswa, dengan prosentase
sebesar 85 %, hal ini ada peningkatan sebesar 54 % dibanding pada siklus I.
Dalam hal kerjasama juga ada peningkatan hal ini siswa yang kerjasamanya tinggi
ada 9 siswa bila diprosentase sebesar 69 % juga ketepatan dalam mengerjakan
tugas ada kenaikan ini ditunjukkan pada data di atas dengan 10 siswa dengan
prosentase sebesar 77%.
Setelah siklus II dilaksanakan dari pengamatan teman sejawat diperoleh hasil
bahwa dengan metode pembelajaran CTL :
a. Mampu meningkatkan keaktifan siswa.
b. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Pelaksanaan pembelajaran terasa menyenangkan.
Berdasarkan refleksi dari peneliti setelah pelajaran selesai maka
Dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut :
a. Selama proses pembelajaran siswa aktif.
b. Keaktifan belajar siswa meningkat.
c. Siswa lebih memahami materi belajar siswa yang diajarkan.
d. Prestasi belajar siswa meningkat.
e. Siswa dapat menerapkan teori / pengetahuan yang didapat di sekolah dengan
kenyataan sehari-hari.
f. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir.
g. Mendorong siswa bekerja sama dalam penyelesaian masalah.
Tabel : 6 Analisis hasil tes siklus II
No Nama L/P Hasil Ketuntasan
1 Inhama Ilhama P 75 70
2 Abdur Rohman L 80 70
3 Alfina Okta damayanti P 65 70
4 Vara Dila Kosim P 75 70
5 M. Ababillah L 80 70
6 Amanda sri Ekawati P 80 70
7 Wahyu Hemalia Putri P 60 70
8 Fara Dila Dia Rahmadani P 75 70
9 Ryan Roinaldi L 75 70
10 Rio ardiansyah L 80 70
11 Faiqotul Azizah P 85 70
12 Bayu Wicaksono L 85 70
13 Fahmi L 80 70
Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Skor Maksimum
Tabel 7 : Rekapitulasi data hasil belajar pada siklus 2
Jumlah siswa
Tes 2
(siklus II)
Daya
serap
Tes 3
(siklus2)
Daya
serap
Prosentase
<70 >70 <70 >70
13 5 8 62% 2 11 85% 23%
Dari data di atas tampak terjadi peningkatan hasil belajar / prestasi siswa, pada tes
2 jumlah siswa yang mendapat nilai <70 ada 5 anak dan yang >70 ada 8 anak , ini
berarti jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dibandingkan tes 1 (sebelum
siklus). Sedangkan pada tes 3 siswa yang mendapat nilai >70 lebih meningkat lagi
dibanding tes 2, dengan daya serap 85% ini berarti ada perubahan / peningkatan
setelah dilakukan tindakan, yaitu 23%. Dengan demikian ketuntasan belajar siswa
secara perorangan telah dicapai oleh 11 siswa, dengan prosentase jumlah siswa
yang telah tuntas belajar mencapai 85%. Dari data pada siklus II ini sebenarnya
masih kurang sempurna, namun karena keterbatasan waktu yang tersedia
sehingga tim peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan waktu yang ada.
B. PEMBAHASAN PER SIKLUS
1. Hasil Penelitian siklus 1
Pada siklus pertama ini sebelum dilakukan proses belajar
Mengajar guru memberikan pendahuluan kurang lebih 10 menit tentang
penggunaan uang dilanjutkan guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, siswa
diajak mengamati proses jual beli yang terjadi di kantin sekolah. Kemudian
kembali ke kelas untuk mendiskusikan hasil pengamatan dari masing-masing
kelompok. Setelah selesai siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru.
Tabel 8 : Hasil pengamatan selama proses belajar mengajar siklus I
No Kegiatan
Jumlah
Kelompok
Yang
melaksanakan
Keterangan
1 Melaksanakan pengamatan 3 3
2 Mendiskusikan hasil pengamatan 3 2
3 Mencatat hasil diskusi 3 2
4 Membacakan hasil diskusi 3 2
5
Siswa yang tidak memperhatikan
jalannya diskusi
2 orang
pada
kelompok 2
6
Siswa mengerajakan soal evaluasi
13 13
Dikerjakan
secara
individu
Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual belum berhasil, hal ini terlihat dengan banyaknya
kelompok yang belum melaksanakan diskusi hasil pengamatan dengan baik.
Kurang aktifnya siswa ini terlihat terutama pada waktu diskusi. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain:
a. Siswa baru mengenal pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
b. Siswa menganggap remeh materi yang diajarkan.
Tetapi pada waktu mengerjakan tugas semua siswa aktif dan antusias sekali dalam
mengerjakan, hal ini dapat dilihat bahwa semua siswa mengerjakan soal evaluasi
walaupun pada pelaksanaannya tidak semua kelompok mencatat hasil pengamatan
namun daya ingat siswa cukup baik dalam hal ini dapat dilihat dari hasil tes
evaluasi. Setelah melakukan pengamatan, diskusi dan penjelasan dari guru siswa
paham bahwa kegunaan uang itu sangat pnting dan mutlak bagi kehidupan
manusia sehari-hari.
Tabel : 4 Rekapitasi hasil belajar pada siklus I
Jumlah
Siswa
Tes 1(sebelun
siklusI
Daya
Serap
Tes 2(Siklus
I)
Daya
Serap
%
Kenaikan
<70 >70 <70 >70
13 6 7 53% 5 8 62% 9%
Selama proses belajar mengajar pada siklus II dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan terhadap hal-hal yang belum optimal pada siklus I, sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Pada waktu peragaan hampir semua siswa antusias dan aktif
melaksanakannya, suasana kelas makin hidup.
b. Siswa mengetahui cara mengirim uang dan cara menabung serta cara
pengambilan tabungan.
c. Siswa mengetahui manfaat mengelola uang dengan baik.
Tabel 7 : Rekapitilasi data hasil belajar pada siklus 2
Jumlah
Siswa
Tes 2 (Silus I) Daya
Serap
Tes 3 (Siklus
II)
Daya
Serap
Kenaikan
<70 >70 <70 >70
13 5 8 62% 2 11 85% 23%
Dari data di atas tampak terjadi peningkatan hasil belajar / prestasi siswa, pada tes
2 jumlah siswa yang mendapat nilai <70 ada 5 siswa dan yang mendapat nilai >70
ada 8 siswa, ini berarti jumlah yang tuntas belajar meningkat dibandingkan tes 1
(sebelum siklus). Sedangkan pada tes 3 siswa yang mendapat nilai >70 lebih
meningkat lagi disbanding tes 2, dengan daya serap 85% ini berarti ada
perubahan/ peningkatan setelah dilakukan tindakan, yaitu 23%. Dengan demikian
ketuntasan belajar siswa secara perorangan telah dicapai oleh 11 siswa dengan
prosentase jumlah siswa yang telah tuntas belajar mencapai 85%. Dari data pada
siklus II ini sebenarnya masih kurang sempurna, namun karena keterbatasan
waktu yang tersedia sehingga tim peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
waktu yang ada.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa :
1. Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat
meningkatkan keaktifan siwa dalam belajar.
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan kontekstual (CTL) mampu
secara bertahap meningkatkan hasil belajar / prestasi belajar.
Walaupun demikian kami juga mencoba menganalisis bagaimana siswa
mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan sehari-hari dan dapat menemukan
sendiri ilmu pengetahuannya.
Hasil analisis kami mununjukkan bahwa :
1. Model Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat
melatih siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan sehari-
hari.
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat
melatih siawa untuk menemukan sendiri ilmu pengetahuannya bukan dari
apa kata guru.
B. SARAN
1. Sebagai guru hendaknya mencoba melaksanakan PTK, karena dengan
PTK guru dapat merefleksi diri atas pekerjaannya di kelas, keberhasilan
dan kegagalan serta mencari alternative pemecahan masalah baik secara
sendii maupun secara kolaborasi.
2. Penyajian materi pelajaran hendaknya diberikan secara bervariasi
(menggunakan macam-macam model pembelajaran). Sehingga siswa
lebih tertantang untuk belajar lebig baik.
3. CTL merupakan salah satu strategis pengajaran yang berasosiasi dengan
pendekatan kontekstual yang penerapan pembelajaran ini diharapkan
akan dapat member kontribusi yang sangat signifikan dalam rangka
mendongkrak mutu pendidikan secara optimal. Oleh karena itu
hendaknya gurui bias mencoba macam strategi pembelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
 BI. Gambar uang Indonesia.
http://www.bi.go.id/web/id/Sistem+Pembayaran/Instrumen+
+Tunai/Gambar+Uang/ diakses selasa 6 April 2010
 Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. GBPP IPS SD. Jakarta.
 Doantara Yasa. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL). http://ipotes.wordpress.com/2008/05/13/pendekatan-
kontekstual-atau-contextual-teaching-and-learning-ctl/ diakses
minggu 4 April 2010
 Sunarso. 1999. IPS 3. Jakarta : Penerbit pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
 Sunarto. http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-
prestasi- belajar/ diakses Minggu 4 April 2010
 Tim Bina Karya Guru. 2000. IPS 3. Jakarta : Penerbit Erlangga
 Tim Bina Karya Guru . 2007. IPS Terpadu 3. Jakarta : Penerbit Erlangga

Contenu connexe

Tendances

Karakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Refleksi PPL Aksi 3.pptx
Refleksi PPL Aksi 3.pptxRefleksi PPL Aksi 3.pptx
Refleksi PPL Aksi 3.pptxssuser6d0d5b
 
PEMBELAJARAN IPA DI SD MODUL 6.pptx
PEMBELAJARAN IPA DI SD MODUL 6.pptxPEMBELAJARAN IPA DI SD MODUL 6.pptx
PEMBELAJARAN IPA DI SD MODUL 6.pptxNurul762569
 
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederha
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederhaPanduan pembuatan dan penggunaan media sederha
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederhaAnsar Langnge
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesiaModel pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesiaFajar P Kurniawan
 
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasFURQON
 
Contoh Soal TAP Mapel IPA dan Pembahasan III.docx
Contoh Soal TAP Mapel IPA dan Pembahasan III.docxContoh Soal TAP Mapel IPA dan Pembahasan III.docx
Contoh Soal TAP Mapel IPA dan Pembahasan III.docxErfanDwiKurniawan
 
pembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdpembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdendang zr
 
Materi mtk kelas 5 sd fpb kpk
Materi mtk kelas 5 sd fpb kpkMateri mtk kelas 5 sd fpb kpk
Materi mtk kelas 5 sd fpb kpkAmir Net
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docxIdaRoyanti3
 
pembelajaran kelas rangkap
pembelajaran kelas rangkap pembelajaran kelas rangkap
pembelajaran kelas rangkap Noviana Ulfa
 
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Operator Warnet Vast Raha
 
RPP Perbandingan dan SKala
RPP Perbandingan dan SKalaRPP Perbandingan dan SKala
RPP Perbandingan dan SKalarifal jusnawan
 
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematikamatematikauntirta
 
RPP SMP Matematika Kelas VIII
RPP SMP Matematika Kelas VIIIRPP SMP Matematika Kelas VIII
RPP SMP Matematika Kelas VIIIDiva Pendidikan
 

Tendances (20)

Karakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta Didik
 
Refleksi PPL Aksi 3.pptx
Refleksi PPL Aksi 3.pptxRefleksi PPL Aksi 3.pptx
Refleksi PPL Aksi 3.pptx
 
PEMBELAJARAN IPA DI SD MODUL 6.pptx
PEMBELAJARAN IPA DI SD MODUL 6.pptxPEMBELAJARAN IPA DI SD MODUL 6.pptx
PEMBELAJARAN IPA DI SD MODUL 6.pptx
 
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederha
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederhaPanduan pembuatan dan penggunaan media sederha
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederha
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesiaModel pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesia
 
Lembar refleksi pembelajaran terpadu
Lembar refleksi pembelajaran terpaduLembar refleksi pembelajaran terpadu
Lembar refleksi pembelajaran terpadu
 
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas
 
Contoh Soal TAP Mapel IPA dan Pembahasan III.docx
Contoh Soal TAP Mapel IPA dan Pembahasan III.docxContoh Soal TAP Mapel IPA dan Pembahasan III.docx
Contoh Soal TAP Mapel IPA dan Pembahasan III.docx
 
REFLEKSI AWAL PKP_2_
REFLEKSI AWAL PKP_2_REFLEKSI AWAL PKP_2_
REFLEKSI AWAL PKP_2_
 
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptxTopik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
 
pembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdpembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sd
 
Materi mtk kelas 5 sd fpb kpk
Materi mtk kelas 5 sd fpb kpkMateri mtk kelas 5 sd fpb kpk
Materi mtk kelas 5 sd fpb kpk
 
MODUL 6.docx
MODUL 6.docxMODUL 6.docx
MODUL 6.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
 
pembelajaran kelas rangkap
pembelajaran kelas rangkap pembelajaran kelas rangkap
pembelajaran kelas rangkap
 
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
 
RPP Perbandingan dan SKala
RPP Perbandingan dan SKalaRPP Perbandingan dan SKala
RPP Perbandingan dan SKala
 
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
 
RPP SMP Matematika Kelas VIII
RPP SMP Matematika Kelas VIIIRPP SMP Matematika Kelas VIII
RPP SMP Matematika Kelas VIII
 

En vedette

PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)Hilmi Janggo
 
Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapnasrun gayo
 
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Heri Triyono
 
03. menyusun proposal ptk yusro
03. menyusun proposal ptk yusro03. menyusun proposal ptk yusro
03. menyusun proposal ptk yusroWijaya Kusumah
 
Power poin PTK Model Pembelajar NHT deangan Metode ARJUNA
Power poin PTK  Model Pembelajar NHT deangan Metode  ARJUNAPower poin PTK  Model Pembelajar NHT deangan Metode  ARJUNA
Power poin PTK Model Pembelajar NHT deangan Metode ARJUNASang Nyoman Kusuma Jaya
 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Frexian Vistano
 
Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Menulis Teks Report Mata Pelajaran...
Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Menulis Teks Report Mata Pelajaran...Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Menulis Teks Report Mata Pelajaran...
Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Menulis Teks Report Mata Pelajaran...Titin Agustini
 
Ptk presentasi
Ptk presentasiPtk presentasi
Ptk presentasiibyadul
 
Skripsi vuri putri y
Skripsi vuri putri ySkripsi vuri putri y
Skripsi vuri putri yismail mail
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDDchuex AJie
 
MATEMATIKA PEMINATAN KELAS X BAB 4
MATEMATIKA PEMINATAN KELAS X BAB 4MATEMATIKA PEMINATAN KELAS X BAB 4
MATEMATIKA PEMINATAN KELAS X BAB 4Rahmita Rmdhnty
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKAmin Eko Wulandari
 

En vedette (18)

PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
 
Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkap
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELASPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 
Kk j sd tinggi kk j
Kk j  sd tinggi kk jKk j  sd tinggi kk j
Kk j sd tinggi kk j
 
Ptk new presentasi
Ptk new presentasiPtk new presentasi
Ptk new presentasi
 
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
 
03. menyusun proposal ptk yusro
03. menyusun proposal ptk yusro03. menyusun proposal ptk yusro
03. menyusun proposal ptk yusro
 
Power poin PTK Model Pembelajar NHT deangan Metode ARJUNA
Power poin PTK  Model Pembelajar NHT deangan Metode  ARJUNAPower poin PTK  Model Pembelajar NHT deangan Metode  ARJUNA
Power poin PTK Model Pembelajar NHT deangan Metode ARJUNA
 
Contoh ptk ut
Contoh ptk utContoh ptk ut
Contoh ptk ut
 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
 
Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Menulis Teks Report Mata Pelajaran...
Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Menulis Teks Report Mata Pelajaran...Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Menulis Teks Report Mata Pelajaran...
Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Menulis Teks Report Mata Pelajaran...
 
Ptk presentasi
Ptk presentasiPtk presentasi
Ptk presentasi
 
Persentasi laporan ojl
Persentasi laporan ojlPersentasi laporan ojl
Persentasi laporan ojl
 
Panduan ptk 2016
Panduan ptk 2016Panduan ptk 2016
Panduan ptk 2016
 
Skripsi vuri putri y
Skripsi vuri putri ySkripsi vuri putri y
Skripsi vuri putri y
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
 
MATEMATIKA PEMINATAN KELAS X BAB 4
MATEMATIKA PEMINATAN KELAS X BAB 4MATEMATIKA PEMINATAN KELAS X BAB 4
MATEMATIKA PEMINATAN KELAS X BAB 4
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
 

Similaire à Ptk sd kelas 3

Similaire à Ptk sd kelas 3 (20)

Tugas metodologi pembelajaran A
Tugas  metodologi pembelajaran ATugas  metodologi pembelajaran A
Tugas metodologi pembelajaran A
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
12 makalah ctl
12   makalah ctl12   makalah ctl
12 makalah ctl
 
Pembelajaran kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual (CTL)Pembelajaran kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual (CTL)
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Mengamati strategi pembelajaran terpadu
Mengamati strategi pembelajaran terpaduMengamati strategi pembelajaran terpadu
Mengamati strategi pembelajaran terpadu
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 
Pkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut rahaPkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut raha
 
Ppt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikemPpt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikem
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekolaPendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Ptkipaklas4
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
 
Karil yuliana nim. 822177824
Karil yuliana nim. 822177824Karil yuliana nim. 822177824
Karil yuliana nim. 822177824
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Dernier

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Dernier (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

Ptk sd kelas 3

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kegiatan belajar mengajar dewasa ini ada kecenderungan untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan di ciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak akan ‘’mengalami’’ apa yang dipelajarinya, bukan ‘’mengetahui’’ nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘’mengingat’’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita sekarang ini. Pendekatan kontektual ( Contextual Teaching and Learnig (CTL) ) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran sangat dipentingkan untuk mencapai hasil yang maksimal.
  • 2. Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai Pengarah dan pembimbing. Dalam kelas guru harus membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi pembelajaran dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru datang dari penemuan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru dalam pembelajaran ini Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk menerapkan pembelajaran berdasarkan Pendekatan kontekstual (CTL) sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III mata pelajaran IPS di SDN 11 Kontunaga .
  • 3. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka kami akan mengidentifikasi masalah yang dapat diperbaiki oleh guru : Dalam pembelajaran IPS di SDN 11 Kontunaga terdapat masalah-masalah sebagai berikut : a. Untuk mata pelajaran IPS materi penggunaan uang, dari 13 siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 53%. b. Dalam mengajar guru menggunakan metode ceramah sehingga pemahaman siswa kurang. Dari masalah-masalah ketuntasan belajar dan metode pembelajaran yang digunakan guru, perlu dianalisis masalah mana yang dianggap penting dan harus segera dipecahkan karena merupakan akar permasalahan yang sesungguhnya. Masalah-masalah di atas diperoleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan, wawancara dengan siswa, dan pengamatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat dan kepala sekolah untuk berkolaborasi dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut. C. ANALISIS MASALAH Peneliti beranggapan bahwa masalah metode pembelajaan yang digunakan guru yang perlu diteliti karena dengan metode pembelajaran yang baik akan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan demikian ketuntasan belajarpun dapat dicapai. Alternatif pemecahan masalah ini adalah dengan menerapkan
  • 4. pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) sabagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN 11 Kontunaga mata pelajaran IPS tentang penggunaan uang. D. RUMUSAN MASALAH Di dalam penelitian ini akan dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan Keaktifan siswa kelas III tentang penggunaan uang ? 2. Apakah dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan prestasi siswa kelas III tentang penggunaan uang ? E. TUJUAN PERBAIKAN Setelah digunakan metode pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat : 1. Meningkatkan Keaktifan belajar siswa tentang konsep penggunaan uang. 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa tentang konsep penggunaan uang F. MANFAAT PERBAIKAN 1. Bagi siswa 1.1 Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. 1.2 Meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa 1.3 Menerapkan secara langsung materi pelajaran dengan Kehidupan sehari-hari.
  • 5. 1.4 Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memperoleh ilmu pengetahuan. 1.5 Mendorong siswa berpikir logis 1.6 Membantu siswa menemukan sendiri ilmu pengetahuannya. 2. Bagi Guru 2.1 Dapat menerapkan Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontextual (CTL) khususnya dalam konsep penggunaa uang serta konsep-konsep lain pada umumnya (yang sesuai). 2.2 Dapat memperkaya model pembelajaran sehingga dapat menambah motivasi dan minat belajar siswa yang berdampak meningkatnya hasil belajar siswa. 3. Bagi Sekolah 3.1 Sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan sekolah. 3.2 Hasil penelitian akan memberikan kontribusi bagi perbaikan kwalitas pendidikan khususnya di SDN 11 Kontunaga . G. DEFINISI OPERASIONAL 1. Keaktifan Aktifitas belajar merupakan kegiatan yaitu memperhatikan, mendengarkan, mencerna pelajaran yang disampaikan oleh guru, selain itu siswa juga harus aktif bertanya pada guru tentang pelajaran yang belum dimengerti, siswa harus lebih kritis dan kreatif. Untuk mengukur atau menilai keaktifan siswa
  • 6. ini digunakan angket. Dalam hal ini penilaiannya berdasarkan prosentase peningkatan keaktifan siswa pada diskusi siklus II dibandingkan diskusi pada siklus II. 2. Prestasi belajar Prestasi belajar adalah hasil tes-tes dalam bentuk tumaupun lisan yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam memahami suatu pelajaran, tes dilakukan pada siklus I dan siklus II. Prestasi siswa dikatakan meningkat bila hasil dari skor tes siswa pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I.
  • 7. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. HAKIKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual ( contextual Teaching and Learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya megelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student centered daripada teacher centered. Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Contructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (LearningCommunity), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic Assessment).
  • 8. B. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN CTL Salah satu ciri fisik kelas CTL adalah dinding kelas penuh tempelan hasil karya siswa, bahkan lorong-lorong sekolah pun dapat dimanfaatkan untuk menempel seperti peta ( baik cetak maupun buatan siswa sendiri), artikel, gambar tokoh, puisikomentar, diagram dan lain–lain. Dengan demikian kemampuan siswa pergi dikepung oleh informasi.Ciri kedua CTL adalah siswa selalu ramai dan gembira dalam belajar. Kelas yang aktif bukan kelas yang sepi. Diperlukan sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa, Menurut Blanchard dalam Doantara Yasa (2010) ciri-ciri kontekstual: 1. 1) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah. 2. Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks 3. Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri. 4. Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri. 5. Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda. 6. Menggunakan penilaian otentik C. LANDASAN FILOSOFI PENGEMBANGAN CTL Landasan filosofi CTL adalah konstruktifisme yaitu filosof belajar yang menekankan bahwa belajar tidak sekedar menghafal Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan
  • 9. tidak dapat dipisah kan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan. Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatism yang digagas oleh John dewey pada awal abad 20 yang lalu. Contextual Teaching Learning (CTL) dikembangkan oleh The Washington state Concortium for Contextual Teaching and Learning yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan pada guru – guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui Direktorat SLTP Depdiknas. D. PENGERTIAN KEAKTIFAN Dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (1997: 28) aktivitas diartikan sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata kerja yang berarti giat, rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang. Keaktifan peserta didik dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan Aktivitas merupakan asas yang terpenting dari asas-asas didaktik karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seseorang belajar. dan ketrampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Dalam menilai keaktifan siswa digunakan angket.
  • 10. E. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedagkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar Winkel dalam Sunarto (2010) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso dalam Sunarto (2010) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
  • 11. mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yaitu dengan bentuk skor tes. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. F. UANG Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai. uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
  • 12. diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran. Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan.
  • 13. BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN A. SUBJEK PENELITAN Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas III SDN 11 Kontunaga tahun pelajaran 2009 – 2010 dengan jumlah siswa 13 orang untuk mata pelajaran IPS tentang memahami pekerjaan dan penggunaan uang dengan karakteristik siswa yang heterogen dalam arti kemampuannya ada yng relative tinggi, sedang dan bawah. a. Waktu Lamanya Penelitian - Waktu Penelitian yaitu tgl 17 sampai 18 Maret 2010 pada semester II saat pembelajaran IPS materi “Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang”. - Siklus I dilaksanakan tanggal 17 Maret 2010. - Siklus II dilaksanakan tanggal 18 Maret2010. b. Tempat Penelitian PTK di laksanakan di kelas III SDN 11 Kontunaga JL Raya Sumberagung KecamatanSumbermanjing Kabupaten Malang. B. DESKRIPSI PER SIKLUS Penelitian dibagi menjadi dua siklus yaitu : 1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan Rencana
  • 14. Pembelajaran (RPP) dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual,(CTL), dengan meminta salah satu teman sejawat untuk melakukan pengamatan selama proses pembelajara. Dengan menggunakan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dianggap mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat mengaktifkan siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil prestasi belajarnya. Langkah-langkah Perbaikan : 1. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) 2. Diupayakan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. 3. Siswa diberi kesempatan untuk menerapkan materi Pelajaran dengan kenyataan kehidupan sehari-hari. b. Pelaksanaan Selama pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan yang telah dipersiapkan. Prosedur peneliti meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi dari pelajaran sebelumnya) dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK. Prosedur Penelitian #. Sebelum Pelaksanaan PTK
  • 15.  Refleksi Awal Berdasarkan refleksi dari pelajaran sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut : o Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran monoton, yaitu metode ceramah. o Siswa terlihat jenuh dalam mengikuti pelajaran. o Prestasi belajar kurang memuaskan banyak yang tidak mencapai ketuntasan.  Observasi Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada siswa kelas III SDN 11 Kontunaga sebelum dilaksanakan PTK yang berkaitan dengan pembelajaran IPS tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Pelaksanaan PTK 1. Guru menjelaskan tentang jenis-jenis uang dan penggunaannya. 2. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. 3. Siswa diajak ke warung di sekolah untuk mengamati proses jual beli. 4. Setiap kelompok diminta mencatat alat pembayaran apa yang digunakan, jenis uang yang digunakan, besarnya uang yang sering digunakan. 5. Setelah kembali ke kelas setiap kelompok diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan bagaimana proses jual beli itu seandainya tidak ada alat pembayaran yang sah atau uang. 6. Siswa secara individu mengerjakan soal evaluasi. Selama proses pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat (pengamat) yang bertugas untuk mencatat kelemahan dan kelebihan guru dalam menggunakan
  • 16. pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran serta penyebabnya. c. Pengamatan Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh teman sejawat (pengamat) dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan wawancara dengan siswa, hasil dari tugas siswa dan pengamatan sendiri pada saat mengajar. Sedangkan pengumpulan data oleh pengamat dengan cara melakukan pengamatan selama proses pengamatan. Sumber data dari wawancara dengan siswa kelas III SDN 11 Kontunaga dan dari hasil tugas siswa serta pengamatan pada saat pembelajaran digunakan untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk menilai keaktifan siswa peneliti menggunakan angket yang diisi oleh peneliti sendiri dan menggunakan prosentase. Untuk menilai tugas siswa peneliti menggunakan rumus : Nilai Akhir =Jumlah skor yang diperoleh x 100% Skor maksimum Untuk menilai ketuntasan belajar yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisa kuantitatif, yaitu dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas belajar sesuai dengan pedoman pada kurikulum. Prestasi siswa dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi, untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya dengan menganalisis data hasil tes menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa, di mana siswa dikatakan tuntas
  • 17. belajar jika memperoleh skor 65% dan daya serap klasikal 85% siswa di kelas tersebut telah mencapai daya serap 65%. (Depdikbud, 1994) 2. Siklus II a. Perencanaan Pada dasarnya sama dengan siklus I tetapi dalam pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran lebih dimatangkan lagi dengan menambahkan media yang digunakan untuk pembelajaran. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap cara mengelola uang dengan baik. b. Pelaksanaan Selama pelaksanaan peneliti mengacu pada Rencana perbaikan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Prosedur penelitian meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi dari siklus I) dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK. Prosedur Penelitian Sebelum Pelaksanaan PTK Refleksi Awal Berdasarkan refleksi dari pelajaran sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut : o Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. o Siswa terlihat canggung dalam memperagakan jual beli.
  • 18. o Prestasi belajar kurang memuaskan masih banyak yang tidak mencapai ketuntasan. Observasi Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada siswa kelas III SDN 11 Kontunaga sebelum dilaksanakan PTK yang berkaitan dengan pembelajaran IPS tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uang. #. Pelaksanaan PTK 1. Guru memberikan penjelasan tentang cara mengelola uang dengan baik. 2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang cara pengiriman uang dan manfaat menabung. 3. Siswa dibagi menjadi : a. orang siswa praktek menjadi pegawai Bank. b. orang siswa praktek menjadi pegawai pos. c. orang menjadi nasabah dan pengirim uang lewat pos. d. Siswa dibimbing untuk memperagakan cara pengiriman uang lewat kantor pos dan cara menabung serta prosedur mengambil uang di Bank. e. Sambil mengamati proses peragaan oleh siswa guru menerangkan. f. Siswa mengerjakan tugas. Selama proses pembelajaran peneliti di amati oleh teman sejawat (pengamat) yang bertugas untuk mencatat kelemahan dan kelebihan guru dalam menggunakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan kejadian – kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran serta penyebabnya.
  • 19. c. Pengamatan Secara keseluruhan tehnik dan metode Pengumpulan data pada siklus II ini sama dengan siklus I Untuk menilai tugas siswa peneliti tetap menggunakan rumus : Nilai Akhir =Jumlah skor yang diperoleh x 100% Skor maksimum Untuk menilai ketuntasan belajar yang akan dipakai dalam penelitian ini tetap sama dengan siklus I yaitu teknik analisa kuantitatif, artinya dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas belajar sesuai dengan pedoman pada kurikulum. Prestasi siswa dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi, untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya dengan menganalisis hasil tes menggunkan kriteria ketuntasan belajar. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa, di mana siswa dikatakan tuntas belajar jika memperoleh skor 65% dan daya serap klasikal 85% siswa di kelas tersebut telah mencapai daya serap 65%. (Depdikbud, 1994) d. Refleksi Setelah dilakukan pengamatan oleh teman sejawat dengan menggunakan pembelajaranberdasarkan pendekatan kontekstual (CTL) ditemukan beberapa kelebihannya yaitu: a. Selama pembelajaran siswa aktif hal ini dapat dilihat pada tabel 4. b. Motifasi belajar siswa meningkat.
  • 20. c. Siswa lebih memahami materi yang diajarkan. d. Prestasi belajar siswa meningkat halini dapat dilihat pada tabel 5. e. Siswa dapat menerapkan teori / pengetahuan yang didapat di sekolah dengan kenyataan sehari-hari. f. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir. g. Mendorong siswa bekerja sama dalam penyelesaian masalah. h. Sedangkan Kelemahannya adalah: i. Selama proses pembelajaran siswa ramai j. Selama prosees pembelajaran terkesan guru tidak dapat menguasai kelas. Kelebihan dari peneliti dalam merancang dan melakukan sesuatu tindakan perbaikan pembelajaran : a. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Pelaksanaan pembelajaran terasa menyenangkan. c. Siswa aktif dalam pembelajaran. Kelemahan dari peneliti dalam merancang dan melakukan suatu tindakan perbaikan pembelajaran : a. Siswa ramai pada saat pembelajaran. b. Guru terkesan tidak dapat menguasai kelas.
  • 21. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PER SIKLUS 1. SIKLUS I Peneliti pada siklus I melakukan penyusunan Rencana Pembelajaran (RPP I) dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dianggap mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan pembelajaraan yang telah dipersiapkan. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal ( refleksi dari pelajaran sebelumnya ) dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK. Selama proses pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat (pengamat) yang bertugas untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dan penyebabnya. Tabel : 1 Analisis hasil tes sebelum siklus I No Nama L/P Hasil Ketuntasan 1 Inhama Ilhama P 65 70 2 Abdur Rohman L 65 70 3 Alfina Okta Damayanti P 75 70
  • 22. 4 Vara Dila Kosim P 50 70 5 M. Ababillah L 55 70 6 Amanda Sri Ekawati P 60 70 7 Wahyu Hemalia Putri P 75 70 8 Fara Dila Dia Rahmadani P 50 70 9 Ryan Roynaldi L 75 70 10 Rio ardiansyah L 75 70 11 Faiqotul Azizah P 75 70 12 Bayu Wicaksono L 80 70 13 Fahmi L 80 70 Nilai akhir = Jumlah skor yang diperolehx 100% Skor Maksimum Setelah siklus I dilaksanakan dari pengamatan teman sejawat ditemukan aktifitas siswa yang bervariasi di dalam kelas. Ada yang benar-benar mengikuti dengan aktif, ada yang mengantuk, mengobrol, bermain-main ataupun mengganggu temannya. Kurang aktifnya siswa ini terlihat terutama pada waktu diskusi.
  • 23. Tabel : 2 Analisis Hasil Pengamatan diskusi pada Siklus I No Nama Ketepatan Keaktifan Kerja sama A B C D A B C D A B C D 1 Inhama Ilhama v v v 2 Abdur Rohman v v v 3 Alfina Okta D v v v 4 Vara Dila Kosim v v v 5 M Ababillah v v v 6 Amanda Sri E W v v v 7 Wahyu hemalia P v v v 8 Fara Dila Dia R v v v 9 Ryan roynaldi v v v 10 Roi ardiansyah v v v 11 Faiqotul azizah v v v 12 Bayu wicaksono v v v 13 Fahmi v v v Ket : A = sangat, B = Sedang, C = Kurang, D = Tidak Berdasarkan pengamatan diskusi dalam siklus I dapat diperoleh data bahwa siswa yang aktif hanya 4 orang diantara 13 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang aktif dalam diskusi hanya 31 %, dan dalam bidang kerja sama siswa masih kurang dengan dibuktikan yang kerja samanya sangat tinggi cuma 2 siswa diantara 13 siswa ini bila diprosentase hanya 15%, dan dalam ketepatan
  • 24. mengerjakan tugas hanya 3 siswa, yang mana diprosentasenya sekitar 23%. Selesai membacakan hasil diskusi dilakukan tes guna mengetahui hasil belajar / prestasi siswa. Tabel : 3 Analisis hasil Tes siklus I No Nama L/P Hasil Ketuntasan 1 Inhama Ilhama P 65 70 2 Abdur Rohman L 75 70 3 Alfina Okta Damayanti P 75 70 4 Vara Dila Kosim P 50 70 5 M. Ababillah L 55 70 6 Amanda Sri Ekawati P 80 70 7 Wahyu Hemalia Putri P 75 70 8 Fara Dila Dia Rahmadani P 50 70 9 Ryan Roynaldi L 65 70 10 Rio ardiansyah L 75 70 11 Faiqotul Azizah P 75 70 12 Bayu Wicaksono L 80 70 13 Fahmi L 80 70 Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100% Skor Maksimum
  • 25. Tabel : 4 Rekapitulasi data hasil belajar siswa pada siklus I Jumlah Siswa Tes 1 (sebelum Siklus I) Daya serap Tes 2 (siklus I) Daya serap % Kenaikan <70 >70 <70 >70 13 6 7 53 % 5 8 62 % 9% Tabel 4 tes 1 menunjukkan adanya kurang pahamnya siswa terhadap materi yang dipelajari, sehingga diperoleh daya serap yang rendah yaitu 53 %. Namun pada tes 2 mencapai daya serap 62% yang berarti pemahaman / prestasi siswa agak meningkat walau sedikit yaitu 9%. Ditinjau dari nilai yang diperoleh siswa, berarti pembelajaran di kelas tersebut belum tuntas, sebab kelas dikatakan tuntas belajar bila terdapat 85% siswa yang telah mencapai daya serap > 70. Berdasarkan refleksi dari peneliti setelah pelajaran selesai, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut : a. Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. b. Siswa kurang aktif dalam melaksanakan diskusi.. c. Prestasi belajar kurang memuaskan masih banyak yang tidak mencapai ketuntasan. Terhadap hasil yang diperoleh, tim peneliti berkolaborasi mengadakan diskusi untuk membahas dan mengkaji hal-hal yang dirasakan kurang pada pelaksanaan tindakan siklus I, dalam diskusi memutuskan untuk membuat
  • 26. rancangan tindakan-tindakan siklus II dengan menambahkan media yang digunakan dalam pembelajaran. 2. SIKLUS II Pada dasarnya sama dengan siklus I tetapi dalam pembuatannya Rencana Perbaikan Pembelajaran lebih dimatangkan lagi dengan menambahkan penggunaan media yang digunakan untuk pembelajaran. Selama pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Prosedur penelitian meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi dari pelajaran dari siklus I) dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK. Tabel : 5 Hasil Pengamatan kegiatan demontrasi (pembelajaran CTL) siklus II no Nama Ketepatan Keaktifan Kerja sama A B C D A B C D A B C D 1 Inhama Ilhama v v v 2 Abdur Rohman v v v 3 Alfina Okta D v v v 4 Vara Dila Kosim v v v 5 M Ababillah v v v 6 Amanda Sri E W v v v 7 Wahyu hemalia P v v v
  • 27. 8 Fara Dila Dia R v v v 9 Ryan roynaldi v v v 10 Roi ardiansyah v v v 11 Faiqotul azizah v v v 12 Bayu wicaksono v v v 13 Fahmi v v v Ket : A = sangat, B = Sedang, C = Kurang, D = Tidak Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa siswa yang aktif pada siklus II sebanyak 11 siswa diantara 13 siswa, dengan prosentase sebesar 85 %, hal ini ada peningkatan sebesar 54 % dibanding pada siklus I. Dalam hal kerjasama juga ada peningkatan hal ini siswa yang kerjasamanya tinggi ada 9 siswa bila diprosentase sebesar 69 % juga ketepatan dalam mengerjakan tugas ada kenaikan ini ditunjukkan pada data di atas dengan 10 siswa dengan prosentase sebesar 77%. Setelah siklus II dilaksanakan dari pengamatan teman sejawat diperoleh hasil bahwa dengan metode pembelajaran CTL : a. Mampu meningkatkan keaktifan siswa. b. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Pelaksanaan pembelajaran terasa menyenangkan.
  • 28. Berdasarkan refleksi dari peneliti setelah pelajaran selesai maka Dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut : a. Selama proses pembelajaran siswa aktif. b. Keaktifan belajar siswa meningkat. c. Siswa lebih memahami materi belajar siswa yang diajarkan. d. Prestasi belajar siswa meningkat. e. Siswa dapat menerapkan teori / pengetahuan yang didapat di sekolah dengan kenyataan sehari-hari. f. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir. g. Mendorong siswa bekerja sama dalam penyelesaian masalah. Tabel : 6 Analisis hasil tes siklus II No Nama L/P Hasil Ketuntasan 1 Inhama Ilhama P 75 70 2 Abdur Rohman L 80 70 3 Alfina Okta damayanti P 65 70 4 Vara Dila Kosim P 75 70 5 M. Ababillah L 80 70 6 Amanda sri Ekawati P 80 70 7 Wahyu Hemalia Putri P 60 70 8 Fara Dila Dia Rahmadani P 75 70 9 Ryan Roinaldi L 75 70
  • 29. 10 Rio ardiansyah L 80 70 11 Faiqotul Azizah P 85 70 12 Bayu Wicaksono L 85 70 13 Fahmi L 80 70 Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100% Skor Maksimum Tabel 7 : Rekapitulasi data hasil belajar pada siklus 2 Jumlah siswa Tes 2 (siklus II) Daya serap Tes 3 (siklus2) Daya serap Prosentase <70 >70 <70 >70 13 5 8 62% 2 11 85% 23% Dari data di atas tampak terjadi peningkatan hasil belajar / prestasi siswa, pada tes 2 jumlah siswa yang mendapat nilai <70 ada 5 anak dan yang >70 ada 8 anak , ini berarti jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dibandingkan tes 1 (sebelum siklus). Sedangkan pada tes 3 siswa yang mendapat nilai >70 lebih meningkat lagi dibanding tes 2, dengan daya serap 85% ini berarti ada perubahan / peningkatan setelah dilakukan tindakan, yaitu 23%. Dengan demikian ketuntasan belajar siswa secara perorangan telah dicapai oleh 11 siswa, dengan prosentase jumlah siswa yang telah tuntas belajar mencapai 85%. Dari data pada siklus II ini sebenarnya
  • 30. masih kurang sempurna, namun karena keterbatasan waktu yang tersedia sehingga tim peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan waktu yang ada. B. PEMBAHASAN PER SIKLUS 1. Hasil Penelitian siklus 1 Pada siklus pertama ini sebelum dilakukan proses belajar Mengajar guru memberikan pendahuluan kurang lebih 10 menit tentang penggunaan uang dilanjutkan guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, siswa diajak mengamati proses jual beli yang terjadi di kantin sekolah. Kemudian kembali ke kelas untuk mendiskusikan hasil pengamatan dari masing-masing kelompok. Setelah selesai siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Tabel 8 : Hasil pengamatan selama proses belajar mengajar siklus I No Kegiatan Jumlah Kelompok Yang melaksanakan Keterangan 1 Melaksanakan pengamatan 3 3 2 Mendiskusikan hasil pengamatan 3 2 3 Mencatat hasil diskusi 3 2 4 Membacakan hasil diskusi 3 2 5 Siswa yang tidak memperhatikan jalannya diskusi 2 orang pada kelompok 2 6 Siswa mengerajakan soal evaluasi 13 13 Dikerjakan secara individu Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual belum berhasil, hal ini terlihat dengan banyaknya kelompok yang belum melaksanakan diskusi hasil pengamatan dengan baik.
  • 31. Kurang aktifnya siswa ini terlihat terutama pada waktu diskusi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a. Siswa baru mengenal pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. b. Siswa menganggap remeh materi yang diajarkan. Tetapi pada waktu mengerjakan tugas semua siswa aktif dan antusias sekali dalam mengerjakan, hal ini dapat dilihat bahwa semua siswa mengerjakan soal evaluasi walaupun pada pelaksanaannya tidak semua kelompok mencatat hasil pengamatan namun daya ingat siswa cukup baik dalam hal ini dapat dilihat dari hasil tes evaluasi. Setelah melakukan pengamatan, diskusi dan penjelasan dari guru siswa paham bahwa kegunaan uang itu sangat pnting dan mutlak bagi kehidupan manusia sehari-hari. Tabel : 4 Rekapitasi hasil belajar pada siklus I Jumlah Siswa Tes 1(sebelun siklusI Daya Serap Tes 2(Siklus I) Daya Serap % Kenaikan <70 >70 <70 >70 13 6 7 53% 5 8 62% 9% Selama proses belajar mengajar pada siklus II dilakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang belum optimal pada siklus I, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : a. Pada waktu peragaan hampir semua siswa antusias dan aktif melaksanakannya, suasana kelas makin hidup.
  • 32. b. Siswa mengetahui cara mengirim uang dan cara menabung serta cara pengambilan tabungan. c. Siswa mengetahui manfaat mengelola uang dengan baik. Tabel 7 : Rekapitilasi data hasil belajar pada siklus 2 Jumlah Siswa Tes 2 (Silus I) Daya Serap Tes 3 (Siklus II) Daya Serap Kenaikan <70 >70 <70 >70 13 5 8 62% 2 11 85% 23% Dari data di atas tampak terjadi peningkatan hasil belajar / prestasi siswa, pada tes 2 jumlah siswa yang mendapat nilai <70 ada 5 siswa dan yang mendapat nilai >70 ada 8 siswa, ini berarti jumlah yang tuntas belajar meningkat dibandingkan tes 1 (sebelum siklus). Sedangkan pada tes 3 siswa yang mendapat nilai >70 lebih meningkat lagi disbanding tes 2, dengan daya serap 85% ini berarti ada perubahan/ peningkatan setelah dilakukan tindakan, yaitu 23%. Dengan demikian ketuntasan belajar siswa secara perorangan telah dicapai oleh 11 siswa dengan prosentase jumlah siswa yang telah tuntas belajar mencapai 85%. Dari data pada siklus II ini sebenarnya masih kurang sempurna, namun karena keterbatasan waktu yang tersedia sehingga tim peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan waktu yang ada.
  • 33. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan keaktifan siwa dalam belajar. 2. Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan kontekstual (CTL) mampu secara bertahap meningkatkan hasil belajar / prestasi belajar. Walaupun demikian kami juga mencoba menganalisis bagaimana siswa mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan sehari-hari dan dapat menemukan sendiri ilmu pengetahuannya. Hasil analisis kami mununjukkan bahwa : 1. Model Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat melatih siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan sehari- hari. 2. Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat melatih siawa untuk menemukan sendiri ilmu pengetahuannya bukan dari apa kata guru.
  • 34. B. SARAN 1. Sebagai guru hendaknya mencoba melaksanakan PTK, karena dengan PTK guru dapat merefleksi diri atas pekerjaannya di kelas, keberhasilan dan kegagalan serta mencari alternative pemecahan masalah baik secara sendii maupun secara kolaborasi. 2. Penyajian materi pelajaran hendaknya diberikan secara bervariasi (menggunakan macam-macam model pembelajaran). Sehingga siswa lebih tertantang untuk belajar lebig baik. 3. CTL merupakan salah satu strategis pengajaran yang berasosiasi dengan pendekatan kontekstual yang penerapan pembelajaran ini diharapkan akan dapat member kontribusi yang sangat signifikan dalam rangka mendongkrak mutu pendidikan secara optimal. Oleh karena itu hendaknya gurui bias mencoba macam strategi pembelajaran lainnya.
  • 35. DAFTAR PUSTAKA  BI. Gambar uang Indonesia. http://www.bi.go.id/web/id/Sistem+Pembayaran/Instrumen+ +Tunai/Gambar+Uang/ diakses selasa 6 April 2010  Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. GBPP IPS SD. Jakarta.  Doantara Yasa. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). http://ipotes.wordpress.com/2008/05/13/pendekatan- kontekstual-atau-contextual-teaching-and-learning-ctl/ diakses minggu 4 April 2010  Sunarso. 1999. IPS 3. Jakarta : Penerbit pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.  Sunarto. http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian- prestasi- belajar/ diakses Minggu 4 April 2010  Tim Bina Karya Guru. 2000. IPS 3. Jakarta : Penerbit Erlangga  Tim Bina Karya Guru . 2007. IPS Terpadu 3. Jakarta : Penerbit Erlangga