SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  44
Dra. Sinta Saraswati
Muhamad Alifian F. (4401412114)
Febri Ukhtinasari (4201412074)
Septi Ratnasari (4101412082)
Amanda Rossi Pratiwi (4101412002)
Kelompok 2:
KEDUDUKAN
BK
DALAM
PENDIDIKAN
Dalam kurikulum 1975 telah dipetakan pelayan BK
dalam jalur pendidikan formal.
Wilayah Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal
Wilayah Pelayanan BK
dalam Jalur Pendidikan
Formal
Manajemen dan
Kepeminpinan
Pembelajaran yang
Mendidik
BK yang Memandirikan
Secara formal kedudukan BK ada dalam
Sistem Pendidikan di Indonesia,
antara lain :
a) UU No. 2 Tahun 1989 Bab I Pasal 1 Ayat
1
b) PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk
SMP dan SMA Tahun 1990 Bab X Pasal 25
Ayat 1
c) UU No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1
Ayat 6
Permendiknas
No. 23/2006
1. Kompetensi kemandirian untuk
mewujudkan diri (self actualization)
2. Pengembangan kapasitas (capacity
development)
Pelayanan BK
Peranan dan Kedudukan Bimbingan
dan Konseling di Sekolah
sebagai pendukung maju atau
mundurnya mutu pendidikan.
mengintegrasikan dari seluruh
potensi siswa (kognitif, kepribadian,
hubungan sosial, norma, dan nilai).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran bimbingan
dan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan
terletak pada bagaimana BK membangun manusia
yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di
dalam diri peserta didik.
BK dapat
mendampingi
siswa dalam
hal:
1) Dalam perkembangan belajar (akademis) di
sekolah.
2) Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-
kemungkinan yang terbuka bagi mereka, sekarang
maupun kelak.
3) Menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya,
serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai
tujuan-tujuan itu.
4) Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu
belajar di sekolah atau yang mengaburkan cita-cita
hidup.
BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan
prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang
aman bagi setiap siswa untuk datang membuka diri tanpa
waswas akan privacy-nya.
Keunikan dan Keterkaitan
Tugas Guru dan Konselor
Bimbingan
Guru
Konselor
Persamaan, keunikan, dan keterkaitan wilayah layanan
guru dan konselor dapat digambarkan sebagai berikut:
Sementara itu bimbingan dan konseling tetap
memiliki wilayah layanan khusus dalam
mendukung realisasi diri dan pencapaian
kompetensi peserta didik.
Resposisi optimum atas keberadaan bimbingan dan konseling
dalam struktur kurikulum berdasarkan Permendiknas
No. 22/2006 dapat dilukiskan dalam gambar berikut:
Posisi Bimbingan dan Konseling dan Kurikulum (KTSP) dalam Jalur Pendidikan
Formal
Dalam hubungan fungsional kemitraan
antara konselor dengan guru, dapat
dilakukan melalui kegiatan rujukan
(referal).
Persamaan
Wilayah
Gerak • Khusus Sistem Pendidikan Formal
Tujuan
Umum
• Pencapaian tujuan pendidikan
nasional
Konteks Tugas
Guru : pembelajaran yang berdampak
mendidik melalui mata pelajaran
dengan skenario guru.
Konselor : Layanan BK menumbuhkan
Kemandirian dalam Pengambilan
Keputusan oleh Konseli mengenai
pendidikan dengan fasilitas konselor.
Hubungan Kerja
Alih tangan sesuai hakikat masalah.
Masalah yang Dihadapi Peserta Didik
Terkait dengan mata
pelajaran
Masalah pribadi, sosial,
belajar, karier.
Target Intervensi
Individual Kelompok Klasikal
Ekspektasi
Kinerja
Ukuran
keberhasilan
Dampak
langsung tindak
intervensi
Dampak tidak
langsung tindak
intervensi
Pendekatan
umum
Perencanaan
tindak
intervensi
Pelaksanaan
tindak intervensi
Penilaian
proses dan
hasil
Lintasan
perkembangan
peserta didik
Ukuran Keberhasilan
•Pencapaian Standar Kompetensi
Kelulusan
•Kemandirian konseli dalam pengambilan
keputusan dengan standar Ipsatif
Dampak Tindak Intervensi
Guru
Tindak intervensi
berdampak
langsung
Konselor
Tindak intervensi
berdampak tidak
langsung
Pendekatan Umum
optimasi pemanfaatan Instructional
Effects & Nurturant Effects melalui Mata
Pelajaran, dalam pembelajaran yang
mendidik, Skenario tindakan diatur oleh
guru.
pengenalan diri oleh konseli
diperhadapkan dengan pengenalan
lingkungan dalam rangka pengatasan
masalah pribadi, sosial, belajar, dan
karier, Skenario tindakan merupakan
hasil transaksi yang merupakan
keputusan konseli.
Perencanaan Tindak Intervensi
penetapan kebutuhan belajar oleh guru (keputusan
situasional)
penetapan kebutuhan penataan diri diputuskan
secara transaksional oleh konseli , difasilitasi oleh
Konselor.
Pelaksanaan Tindak Intervensi
penyesuaian berdasarkan
respon ideosinkratik
peserta didik terhadap
keputusan dan tindakan
guru (keputusan
transaksional oleh guru)
penyesuaian berdasarkan
makna antara Konseli dan
Konselor (keputusan
transaksional oleh konseli)
Penilaian Proses dan Hasil
Ketercapaian Standar
Kompetensi
Aproksimasi Kemandirian
dengan Standar Ipsatif
Lintasan Perkembangan Peserta Didik
• Menuju ketercapaian Tujuan Utuh
Pendidikan (holistik)
• Menuju Kemandirian dalam pengambilan
keputusan pendidikan dan karier dalam
konteks Tujuan Utuh Pendidikan (holistik)
Komponen-komponen
dalam BK
Layanan
Umum
Layanan
Responsif
Perencanaan
Individu
Sistem
Pendukung
a. Komponen Layanan Umum
Layanan yang bersifat antisipatoris bagi semua
siswa dalam pengembangan perilaku kemandirian
sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangannya.
Disinilah dikembangkan “program umum BK” atau
“kurikulum bimbingan” yang menjadi komponen
utama dan arah pengembangan perilaku
kemandirian siswa dalam standar kompetensi
kemandirian.
b. Komponen Layanan Responsif
Layanan untuk membantu siswa memecahkan
masalah (pribadi, sosial, akademik, karir) yang
dihadapinya dan memerlukan pemecahan
segera.
Dimana layanan konseling individual maupun
kelompok diperlukan dengan segala perangkat
pendukungnya.
c. Komponen Layanan Perencanaan Individual
Layanan untuk memfasilitasi siswa secara individual
dalam merencanakan masa depannya berkenaan
dengan kehidupan akademik maupun karir.
Yang diperlukan dalam implementasi layanan ini
seperti kegiatan orientasi, informasi, konseling
individual, rujukan, kolaborasi, dan advokasi.
d. Komponen Sistem Pendukung
Kegiatan yang terkait dengan dukungan
manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya
Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor
secara berkelanjutan.
Secara utuh kerangka kerja bimbingan dan
konseling dalam jalur pendidikan formal dalam
kaitannya dengan konteks tugas dan ekspektasi
kinerja konselor, dapat digambarkan sebagai
berikut:
Bidang-bidang Pelayanan
di Sekolah
Bidang-bidang
Pelayanan di
Sekolah
Bidang
Kurikulum dan
Pengajaran
Bidang
Administrasi dan
Supervise
Bidang
Bimbingan dan
Konseling
1. Bidang Kurikulum dan Pengajaran
• Bidang ini meliputi semua bentuk
pengembangan kurikulum dan pelaksanaan
pengajaran.
2. Bidang Administrasi dan Supervise
• Bidang ini meliputi berbagai fungsi
berkenaan dengan tanggung jawab dan
pengambilan kebijaksanaan, serta bentuk
kegiatan pengelolaan dan administrasi
sekolah.
3. Bidang Bimbingan dan Konseling
• Bidang ini meliputi berbagai fungsi dan
kegiatan yang mengacu kepada pelayanan
kesiswaan secara individual.
Kebutuhan layanan bimbingan dan konseling
di sekolah, ditinjau dari keadaan-keadaan:
Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances

Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Nur Arifaizal Basri
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
Nur Arifaizal Basri
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
KaRen GiNting
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
hanafieminence
 
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bkUpaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Nur Arifaizal Basri
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
Risdawati Hutabarat
 

Tendances (20)

Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Program tahunan bk
Program tahunan bkProgram tahunan bk
Program tahunan bk
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarKesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdfContoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bkUpaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bk
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
 

Similaire à Kedudukan BK dalam Pendidikan

EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
Nur Arifaizal Basri
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Doby Doby
 
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
RomaAdePutra
 
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakatPendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
tuti Oktaviani
 
Panduan model pengembangan diri
Panduan model pengembangan diriPanduan model pengembangan diri
Panduan model pengembangan diri
slametwdt
 
Panduan Model Pengembangan Diri
Panduan Model Pengembangan DiriPanduan Model Pengembangan Diri
Panduan Model Pengembangan Diri
smpbudiagung
 
Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4
Ricky Ramadhan
 

Similaire à Kedudukan BK dalam Pendidikan (20)

EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
 
Jenis layanan bk
Jenis layanan bkJenis layanan bk
Jenis layanan bk
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakatPendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
 
Bk dan layanan peminatan
Bk dan layanan peminatanBk dan layanan peminatan
Bk dan layanan peminatan
 
BK dan Layanan Peminatan
BK dan Layanan PeminatanBK dan Layanan Peminatan
BK dan Layanan Peminatan
 
Panduan model pengembangan diri
Panduan model pengembangan diriPanduan model pengembangan diri
Panduan model pengembangan diri
 
Peran Guru dalam BK
Peran Guru dalam BKPeran Guru dalam BK
Peran Guru dalam BK
 
Bimbingan konseling-di-sekolah
Bimbingan konseling-di-sekolahBimbingan konseling-di-sekolah
Bimbingan konseling-di-sekolah
 
Prediksi soal-ukg-bk-2015
Prediksi soal-ukg-bk-2015Prediksi soal-ukg-bk-2015
Prediksi soal-ukg-bk-2015
 
Panduan Model Pengembangan Diri
Panduan Model Pengembangan DiriPanduan Model Pengembangan Diri
Panduan Model Pengembangan Diri
 
Prog kerja
Prog kerjaProg kerja
Prog kerja
 
Model dan pola layanan
Model dan pola layananModel dan pola layanan
Model dan pola layanan
 
13
1313
13
 
PENGEMBANGAN DIRI
PENGEMBANGAN DIRIPENGEMBANGAN DIRI
PENGEMBANGAN DIRI
 
Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4
 

Plus de Septi Ratnasari (11)

Pengujian Hipotesis
Pengujian HipotesisPengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis
 
Functions
FunctionsFunctions
Functions
 
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
 
Hakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanHakikat Pendidikan
Hakikat Pendidikan
 
Curved Sides
Curved SidesCurved Sides
Curved Sides
 
Graf Pohon
Graf PohonGraf Pohon
Graf Pohon
 
Circle Terminology
Circle TerminologyCircle Terminology
Circle Terminology
 
English Conversation in the School
English Conversation in the SchoolEnglish Conversation in the School
English Conversation in the School
 
Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...
Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...
Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...
 
Permasalahan Sampah
Permasalahan SampahPermasalahan Sampah
Permasalahan Sampah
 
Mathematical Logic
Mathematical LogicMathematical Logic
Mathematical Logic
 

Dernier

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 

Dernier (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Kedudukan BK dalam Pendidikan

  • 2. Muhamad Alifian F. (4401412114) Febri Ukhtinasari (4201412074) Septi Ratnasari (4101412082) Amanda Rossi Pratiwi (4101412002) Kelompok 2:
  • 4. Dalam kurikulum 1975 telah dipetakan pelayan BK dalam jalur pendidikan formal. Wilayah Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal
  • 5. Wilayah Pelayanan BK dalam Jalur Pendidikan Formal Manajemen dan Kepeminpinan Pembelajaran yang Mendidik BK yang Memandirikan
  • 6. Secara formal kedudukan BK ada dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, antara lain : a) UU No. 2 Tahun 1989 Bab I Pasal 1 Ayat 1 b) PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA Tahun 1990 Bab X Pasal 25 Ayat 1 c) UU No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 6
  • 7. Permendiknas No. 23/2006 1. Kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) 2. Pengembangan kapasitas (capacity development) Pelayanan BK
  • 8. Peranan dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah sebagai pendukung maju atau mundurnya mutu pendidikan. mengintegrasikan dari seluruh potensi siswa (kognitif, kepribadian, hubungan sosial, norma, dan nilai).
  • 9. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaimana BK membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di dalam diri peserta didik.
  • 10. BK dapat mendampingi siswa dalam hal: 1) Dalam perkembangan belajar (akademis) di sekolah. 2) Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan- kemungkinan yang terbuka bagi mereka, sekarang maupun kelak. 3) Menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu. 4) Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajar di sekolah atau yang mengaburkan cita-cita hidup.
  • 11. BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk datang membuka diri tanpa waswas akan privacy-nya.
  • 12. Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor
  • 14. Persamaan, keunikan, dan keterkaitan wilayah layanan guru dan konselor dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 15. Sementara itu bimbingan dan konseling tetap memiliki wilayah layanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik.
  • 16. Resposisi optimum atas keberadaan bimbingan dan konseling dalam struktur kurikulum berdasarkan Permendiknas No. 22/2006 dapat dilukiskan dalam gambar berikut: Posisi Bimbingan dan Konseling dan Kurikulum (KTSP) dalam Jalur Pendidikan Formal
  • 17. Dalam hubungan fungsional kemitraan antara konselor dengan guru, dapat dilakukan melalui kegiatan rujukan (referal).
  • 18. Persamaan Wilayah Gerak • Khusus Sistem Pendidikan Formal Tujuan Umum • Pencapaian tujuan pendidikan nasional
  • 19. Konteks Tugas Guru : pembelajaran yang berdampak mendidik melalui mata pelajaran dengan skenario guru. Konselor : Layanan BK menumbuhkan Kemandirian dalam Pengambilan Keputusan oleh Konseli mengenai pendidikan dengan fasilitas konselor.
  • 20. Hubungan Kerja Alih tangan sesuai hakikat masalah. Masalah yang Dihadapi Peserta Didik Terkait dengan mata pelajaran Masalah pribadi, sosial, belajar, karier.
  • 22. Ekspektasi Kinerja Ukuran keberhasilan Dampak langsung tindak intervensi Dampak tidak langsung tindak intervensi Pendekatan umum Perencanaan tindak intervensi Pelaksanaan tindak intervensi Penilaian proses dan hasil Lintasan perkembangan peserta didik
  • 23. Ukuran Keberhasilan •Pencapaian Standar Kompetensi Kelulusan •Kemandirian konseli dalam pengambilan keputusan dengan standar Ipsatif
  • 24. Dampak Tindak Intervensi Guru Tindak intervensi berdampak langsung Konselor Tindak intervensi berdampak tidak langsung
  • 25. Pendekatan Umum optimasi pemanfaatan Instructional Effects & Nurturant Effects melalui Mata Pelajaran, dalam pembelajaran yang mendidik, Skenario tindakan diatur oleh guru. pengenalan diri oleh konseli diperhadapkan dengan pengenalan lingkungan dalam rangka pengatasan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier, Skenario tindakan merupakan hasil transaksi yang merupakan keputusan konseli.
  • 26. Perencanaan Tindak Intervensi penetapan kebutuhan belajar oleh guru (keputusan situasional) penetapan kebutuhan penataan diri diputuskan secara transaksional oleh konseli , difasilitasi oleh Konselor.
  • 27. Pelaksanaan Tindak Intervensi penyesuaian berdasarkan respon ideosinkratik peserta didik terhadap keputusan dan tindakan guru (keputusan transaksional oleh guru) penyesuaian berdasarkan makna antara Konseli dan Konselor (keputusan transaksional oleh konseli)
  • 28. Penilaian Proses dan Hasil Ketercapaian Standar Kompetensi Aproksimasi Kemandirian dengan Standar Ipsatif
  • 29. Lintasan Perkembangan Peserta Didik • Menuju ketercapaian Tujuan Utuh Pendidikan (holistik) • Menuju Kemandirian dalam pengambilan keputusan pendidikan dan karier dalam konteks Tujuan Utuh Pendidikan (holistik)
  • 32. a. Komponen Layanan Umum Layanan yang bersifat antisipatoris bagi semua siswa dalam pengembangan perilaku kemandirian sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Disinilah dikembangkan “program umum BK” atau “kurikulum bimbingan” yang menjadi komponen utama dan arah pengembangan perilaku kemandirian siswa dalam standar kompetensi kemandirian.
  • 33. b. Komponen Layanan Responsif Layanan untuk membantu siswa memecahkan masalah (pribadi, sosial, akademik, karir) yang dihadapinya dan memerlukan pemecahan segera. Dimana layanan konseling individual maupun kelompok diperlukan dengan segala perangkat pendukungnya.
  • 34. c. Komponen Layanan Perencanaan Individual Layanan untuk memfasilitasi siswa secara individual dalam merencanakan masa depannya berkenaan dengan kehidupan akademik maupun karir. Yang diperlukan dalam implementasi layanan ini seperti kegiatan orientasi, informasi, konseling individual, rujukan, kolaborasi, dan advokasi.
  • 35. d. Komponen Sistem Pendukung Kegiatan yang terkait dengan dukungan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan.
  • 36. Secara utuh kerangka kerja bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal dalam kaitannya dengan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor, dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 37.
  • 40. 1. Bidang Kurikulum dan Pengajaran • Bidang ini meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran.
  • 41. 2. Bidang Administrasi dan Supervise • Bidang ini meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan, serta bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah.
  • 42. 3. Bidang Bimbingan dan Konseling • Bidang ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual.
  • 43. Kebutuhan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, ditinjau dari keadaan-keadaan: