SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
Télécharger pour lire hors ligne
MEWUJUDKAN STRUKTUR TATA RUANG
PENGEMBANGAN MASJID KABUPATEN PADA
MASJID AGUNG AL IMAM KABUPATEN
MAJALENGKA DALAM PERLUASAN AREA
MELALUI PEMBEBASAN LAHAN
RISET KAJIAN
Oleh
MOHAMMAD SHAFARI, S.Pd.I
DEWAN KEMAKMURAN MASJID AGUNG AL IMAM
KABUPATEN MAJALENGKA
2023
ii
DAFTAR ISI
A. Isu Strategis Kemasjidan................................................................................1
B. Opini Segmen Pengembangan Kemasjidan ....................................................5
C. Perencanaan Pengembangan Perluasan Masjid Kabupaten Majalengka ..........6
1. Legalitas Perwujudan ...............................................................................6
2. Prosedur Perluasan Area Masjid...............................................................7
D. Objek Analisis Rencana Pemanfaatan Lahan Hasil Pembebasan ....................8
1. Lahan Sebelah Utara Menara....................................................................8
2. Lahan Rumah Selatan Tempat Wudu/Gedung Serbaguna ....................... 11
3. Lahan MD Fathimiyah ...........................................................................11
E. Simpulan Pendanaan Proyeksi Pengembangan Peluasan Masjid Al Imam ....12
1. Tipe Tradisional .....................................................................................12
2. Tipe Alih Fungsi ....................................................................................13
F. Kontributor..................................................................................................14
lampiran-Lampiran ............................................................................................ 15
MEWUJUDKAN STRUKTUR TATA RUANG
PENGEMBANGAN MASJID KABUPATEN PADA
MASJID AGUNG AL IMAM KABUPATEN
MAJALENGKA DALAM PERLUASAN AREA
MELALUI PEMBEBASAN LAHAN
A. ISU STRATEGIS KEMASJIDAN
Sarana prasarana Masjid Agung Al Imam Kabupaten Majalengka yang
telah terbangun, perlu dipelihara dan dirawat dalam keberlangsungannya
secara terus menerus berkelanjutan. Dengan isu strategis sebagai berikut
1. Pendanaan dalam bentuk pembiayaan yang diperlukan dalam proses
pemakmuran masjid sangatlah terbatas secara situasional dipengaruhi oleh
a. Pendanaan hibah berupa uang dari pemerintah yang disalurkan kepada
lembaga keagamaan DKM Al Imam terbatas tidak dapat dilakukan
setiap satu tahun, tetapi bergantian dengan lembaga keagamaan
lainnya.
b. Pembiayaan yang diperoleh melalu Islamic Social Responsibility
(ISR/CSR) para pelaku usaha dan perusahaan yang disalurkan kepada
lembaga keagamaan DKM Al Imam belum terbentuk dalam kerjasama
penyaluran, hanya masih bersifat Stimulan/seketika, dan dengan
jumlah yang relative terbatas
c. Sumber keuangan dari para Donatur Muslim baik zakat infaq dan
shodaqoh dirasa masih kurang dan belum kontinyu disesuikan dengan
kapasitas kemampuan Aghniya yang tanpa memberatkan dan bersifat
sukarela.
d. Kas jamaah baik rutin harian, maupun setiap jumatan, jumlahnya
terbatas dan relative, lebih dioptimalkan sebagai dasar keuangan dalam
pembiayaan SDM personal pelaksana kemakmuran masjid dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
2
2. Perlunya upaya produktivitas masjid secara sosial ekonomi, terlebih
dengan adanya legalitas formal dalam bentuk yayasan yang dapat
dikembangkan dalam kerangka pengembangan baitul mal masjid melalui
berbagai rintisan usaha untuk kemakmuran masjid, yang mana hasilnya
secara financial dapat mendukung upaya pemakmuran masjid..
3. Kondisi situasi masjid dalam tata ruang amatlah terbatas belum memenuhi
standar yang diharapkan dalam upaya produktivitas masjid. Beberapa hal
prasarana dan sarana yang kurang diantaranya :
a. Areal masjid yang sempit, sedangkan kedudukan masjid Al Imam
mutlak sulit bila dipindahkan karena mengandung nilai historis/sejarah
masa silam, perwakafan, keturunan dan secara struktur merupakan
elemen lokasi yang terhubung dengan identitas yang menggandeng
pendopo pemerintahan daerah kabupaten Majelengka, sebagai simbol
ulama dan umara.
b. Belum berkembangnya upaya kemakmuran masjid dari sector internal
dalam usaha kemakmuran masjid, yang ada hanyalah berupa kantin
masjid yang kecil.
c. Belum terbangunnya prasarana IPAL dalam pengelolaan limbah air
untuk kebutuhan bersuci jamaah dan mengatasi dampak ke eral
penduduk sekitar lingkungan masjid
d. Belum dimilikinya prasarana Pergudangan; perlengkapan dan
peralatan pemeliharaan dan kebersihan gedung
e. Belum dimilikinya Kendaraan Operasional dan Kendaraan Jenazah.
kondisi yang ada hanya sebuah Ambulan yang telah aus sangat tidak
layak dioperasionalkan, sekalipun masih dapat dipergunakan sewaktu-
waktu, namun sesuai aturan tidak sesuai penggunaannya, yaitu
ambulance yang semestinya mengangkut orang sakit tetapi digunakan
untuk mengangkut jenazah.
3
4. Belum terbangunnya sistem manajemen dalam hal SDM kemakmuran
masjid, yaitu :
a. Belum terbangunnya para pihak pengelola yang dapat mengurusi
pelayanan secara manajemen atau dalam hal kesekretariatan. Selama
ini proses pengelolaan yang ada masih bersifat rangkapan yaitu :
1) Para pengurus DKM yang terdiri dari para tokoh Pembina
2) Para pengurus yayasan yang seharusnya menjadi Badan
Kemakmuran Masjid (BKM) selaku komisi-komisi, namun
kedudukannya masih merangkap sebagai kesekretariatan dan
pelaksana petugas kemakmuran masjid, yang ada hanya sebatas
kebersihan masjid dan pengamanan. Yang belum nampak yaitu :
a) Kesekretariatan bidang manajemen /HRD
b) Pelaksana kesehatan jamaah; dokter/perawat yang
dikerjasamakan
c) Pelaksana Informasi kamasjidan dan jamaah pengunjung
d) Pelaksana utilitas; instalasi listrik dan instalasi air
e) Pelaksana teknisi IT digital dan elektronik
f) Pelaksana tenaga ahli dalam bidang limbah yang
dikerjasamakan
g) Pelaksana parkir yang belum tersinkronkan dengan instansi
pemerintah dispenda dan dishub akibat belum adanya perihal
yang mengatur perparkiran masjid dalam koridor keagamaan di
fasilitas public.
4
CONTOH STRUKUR ORGANIGRAM KEMASJIDAN
KESEKETARIATAN
Manajemen Masjid
1. Majlis Taklim
2. Remaja Masjid
3. Koperasi
Masjid
4. Forum Jamaah
5. Konsultan
Masjid
6. Ormas Islam
7. ….
DKM
TOKOH/
ALIM ULAMA
BKM
YAYASAN
AL IMAM
KELEMBAGAAN
UMMAT DALAM
KEAGAMAAN
BIDANG BIDANG
DAN PELAKSANA
Para Petugas masjid
1. Tokoh Ulama
2. Pimpinan
Pejabat
Pemerintahan
(Umara)
3. Tokoh
Masyarakat/
Lingkungan
Setempat
MUSYAWARAH
KEMAKMURAN
MASJID
STAKE HOLDER
PEMERINTAH/
SWASTA
5
b. Belum terorganisirnya hubungan elemen kelembagaan masyarakat
dalam kemakmuran masjid, seperti remaja masjid, koperasi masjid,
dan perikatan jamaah lainnya. Yang ada sekarang yaitu hanya majlis
taklim kuliah subuh.
c. Belum jelasnya status pegawai/pelaksana/buruh kebersihan dan
keamanaan yang telah tetap dan petugas lainnya, sehingga belum
terpenuhinya unsur-unsur ketenagakerjaan secara terjamin diantaranya
dalam hal JKN yaitu BPJS ketenagakerjaan. Selama ini kepesertaan
ada yang BPJS Penerima Iuran KIS dan Mandiri. Termasuk dalam hal
pembiayaan gaji/upah yang belum memenuhi UMK.
B. OPINI SEGMEN PENGEMBANGAN KEMASJIDAN
Dari hasil kajian maka diperoleh hasil yang perlu dikembangkan
diantaranya
1. Perlunya upaya produktivitas pendanaan masjid secara internal untuk
kemakmuran masjid yang dikelola dari asset masjid itu sendiri sebagai
antisipasi minimnya perolehan hibah maupun para donator Aghniya.
2. Perlunya upaya pengembangan infrastruktur Masjid Al Imam Kabupaten
Majalengka dengan diadakannya perluasan area masjid sebagai bagian dari
kebutuhan pelayanan public bidang social keagamaan
3. Fokus khusus dalam perencanaan perluasan area sebagai bahan
produktivitas asset masjid diantaranya peruntukan
a. Ekonomi Masjid, melalui
1) Pembangunan Area Parkir Jamaah
2) Penyediaan lahan ibadah Qurban
3) Penyediaan area UMKM
4) Penyediaan teras ibadah Biro Umrah dan Haji
b. Fasilitas masjid
1) Prasarana Pergudangan
2) Prasarana IPAL
6
3) Unit Kesehatan Jamaah
4) Akomodasi Kendaraan Operasional
5) Akomodasi Kendaraan Jenazah
6) Perpustakaan masjid
7) Ruang Keamanan CCTV
8) Ruang Informasi/Pengaduan Jamaah
9) Mess Takmir
C. PERENCANAAN PENGEMBANGAN PERLUASAN MASJID
KABUPATEN MAJALENGKA
1. Legalitas Perwujudan
Masjid Agung Al Imam Kabupaten Majalengka secara sah
merupakan prasarana wilayah yang secara Struktur Ruang setipe Masjid
Kabupaten Majalengka yang memenuhi kelayakan secara formil sesuai
target pencapaian yang harus diwujudkan dengan berlandaskan pada :
a. RJPMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 dalam Misi 1 yaitu :
Membentuk Manusia Pancasila yang Bertaqwa Melalui Peningkatan
Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban.
b. RJPMD Kabupaten Majalengka Tahun 2018-2023 dalam Misi 1, yaitu
Memantapkan kualitas kehidupan beragama yang didukung dengan
pemenuhan sarana dan prasarana keagamaan, serta memberdayakan
tokoh-tokoh agama (Perda Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun
2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Rpjmd)
Kabupaten Majalengka Tahun 2018-2023)
c. Perda Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031, Pasal
41 ayat (2) huruf e, Perwujudan pusat kegiatan wilayah salah satunya
penyediaan mesjid wilayah, hal ini sesuai ayat (3) huruf e bahwa
Perwujudan pusat kegiatan local, tersebut berupa: pengembangan
mesjid kabupaten.
7
d. Perda Kabupaten Majalengka Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Bangunan
Gedung, Pasal 6 Ayat (2) Huruf a, Bangunan Gedung fungsi
keagamaan dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan
ibadah keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf
b (Fungsi Bangunan Gedung fungsi keagamaan dengan fungsi utama
sebagai tempat manusia melakukan ibadah keagamaan) yaitu dapat
berbentuk: bangunan masjid, mushaIla, langgar, surau.
e. SK Bupati Majalengka Nomor 450/Kep273-Kesra Tahun 2020 tentang
Penetapan Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Agung Al Imam
Kabupaten Majalengka Tahun 2020-2023
Berlandaskan atas legalitas tersbeut maka secara umum, terdapat
empat aspek dasar yang harus diperhatikan untuk mencapai kondisi sehat,
yaitu lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan (Bloom,
1974). Pada konteks masjid yang sehat, syarat utama yang penting
terpenuhi terdiri dari tiga aspek, yaitu lingkungan masjid dan sekitarnya,
perilaku jamaah dan pemangku kepentingan masjid, dan pelayanan
kesehatan masjid (Pedoman Kemasjidan, Kemenag RI). Maka sebagai
perwujudan tersebut perlu ditetapkan adanya upaya pengembangan
struktur ruang sesuai tujuan untuk kemakmuran Masjid Agung Al Imam
Kabupaten Majalengka salah staunya dalam bentuk perluasan area lahan.
2. Prosedur Perluasan Area Masjid
Sehubungan dengan perluasan area majid diatur dalam perda yang
mangaturnya, maka diperlukan adanya tahapan sebagai berikut :
a. Lembar Surat Keputusan Bupati tentang Perluasan Area Masjid berikut
Prinsip-prinsip Pembebasan Lahan yang diformulasikan oleh
Sekretariat Daerah
b. Pembuatan Panitia Pengembangan Perluasan Area Masjid, sekurang-
kurangnya terdiri dari :
1) Perwakilan DKM, selaku ulama
2) Perwakilan aparatur pemerintah, selaku umara
3) Perwakilan BKM/yayasan, selaku pengurus/pelaksana
8
4) Perwakilan organisasi kemasyarakatan, selaku lingkungan
5) Perwakilan swadaya masyarakat selaku jamaah.
c. Disepakatinya objek area yang menjadi perluasan yang halal secara
hukum atas keridhoan para pemilik/adat objek lahan, baik dalam hal
proses pembebasan melalui ketentuan akad wakaf, sewa menyewa, jual
beli maupun tukar menukar tanpa adanya paksaan.
d. Pelaksanaan pembebasan lahan oleh ketua panitia dan perwakilan yang
ditunjuk kepada pihak yang dibebaskan untuk kemudian
1) Dicatat dan diadministrasikan melalui prosedur badan pertanahan
2) Surat Pemberitahuan perubahan struktur ruang Masjid kabupaten
kepada pemerintah daerah dan ditembuskan kepada kemenag RI
dan ataupun DMI untuk diketahui.
e. Pembubaran Panitia
D. OBJEK ANALISIS RENCANA PEMANFAATAN LAHAN HASIL
PEMBEBASAN
Terdapat beberapa rencana yang mungkin dapat dilakukan, bilamana
objek yang dibebaskan sebagai berikut :
1. Lahan Sebelah Utara Menara
Bila dihasilkan terbebaskannya lahan disebelah utrara menara
masjid Agung Al Imam, sesuai kondisi dan situasi yang memadai untuk
kebutuhan masjid yaitu :
a. Pembangunan Parkir Basemen
1) Situasi
Kebutuhan parkir sebagai syarat pelayanan public yang
dibutuhkan jamaah secara nyaman dan aman. Hal ini disebabkan
jauhnya zona area parkir yang tersedia di sekitar alun-alun
Majalengka. Selama ini hanya memanfaatkan bahu jalan satu arah
sebelah utara yang dapat menyebabkan kemacetan, area terbuka
taman alun-alun sebelah muka masjid yang tidak sesuai
9
peruntukan. Sisanya di sepanjang jalan utara alun-alun dan agak
jauh lagi di sekitar timur alun-alun.
2) Kondisi
Melalui lahan yan dibebaskan cocok dibangun sebagai
lahan parkir (basemen) yang mana sesuai standar keamanan
dengan mempergunakan tipe Parkir Khusus Publik. Dimana ada
penggunaan mesin karcis dan cctv keamanan. Berkenaan dengan
adanya pungutan maka secara hukum, masuk dalam ruang public
terkena objek retribusi PAD. Yang mana hasil retribusi tersebut
sebagai kewajiban pemerintah kemudian dikembalikan dalam
menunjang upaya pemeliharaan dan kelengkapan parkir tersebut
dalam penganggaran sesuai standar perarkiran.
3) Pengelolaan
Bilamana parkir khusus direncanakan maka dapat dipilih
dua opsi
a) Dikelola sendiri, dimana yayasan dalam legalitasnya
membentuk koperasi yang mengusahakan pengelolaan kas area
masjid dalam sektor ekonomi melalui Perpakiran tersebut.
b) Ditender/dikerjasamakan dengan pelaku usaha dengan sistem
bagi hasil setiap tahun, yang mana hasil yang diperoleh untuk
membiayai kemakmuran masjid. Misal: 500 juta/tahun untuk
masjid, selebihnya bila ada keuntungan, selain kewajian PAD
maka menjadi hak pengelola.
b. Pembangunan Teras UMKM Lantai Atas
Sebagai syarat ruang publik dan pemanfaatannya sesuai
peraturan dan sekaligus mencapai tujuan kemakmuran masjid yaitu
ummat atau masyarakat sekitar secara umum, maka dapat dibangun
sekitar 10% area untuk UMKM, hal ini yaitu :
1) Situasi
Para jamaah yang berkunjung ke masjid khususnya selain
kebutuhan ibadah, para pendatang/tamu senantiasa membutuhkan
10
fasilitas dalam hal makan maupun minum. Selama ini kebutuhan
tersebut ditopang oleh para pedagang yang ada di sekitar alun dan
masjid yang sekiranya kurang elok dipandang mata. Para
pengunjung alun setidaknya tidak datang rutin, namun berbeda
dengan masjid akan selalu ada, sehingga salah staunya menjadi
alasan kuatnya para pedagang mangkal di sekitar masjid.
Fenomena yang terjadi pada situasi ini, terbatasnya ruan area yang
sedianya khusus untuk para PKL yang harus dialihfungsikan
menjadi teras/pedagang tempatan utuk meningkatan ekonomi
ummat.
2) Kondisi
Area pembebasan amatlah cocok dipergunakan untuk teras
UMKM, berupa los-los atau kios ukurna kecil untuk para pedagang
kuliner untuk memenuhi kebutuhan jamaah. Yaitu bila dibangun
dua lantai yang mana di bawah sebagai parker baseman, dan lantai
atas menjadi area UMKM bagi para pedagang. Selain itu
kedudukan fungsi utama yaitu penyediaan area bagi petugas masjid
dan jamaah dengan berdagang.
3) Pengelolaan
Sebagaimana pengelolaan parker, maka dapat diupayakan
1) Dikelola sendiri oleh yayasan melalui koperasi, dimana setiap
ruang/bangunan disewakan dan dikelola sehingga menjadi kas
masjid.
2) Ditender/dikerjasamakan dengan pelaku usaha dengan sistem
bagi hasil setiap tahun, yang mana hasil yang diperoleh untuk
membiayai kemakmuran masjid. Misal: 500 juta/tahun untuk
masjid, selebihnya bila ada keuntungan, selain kewajian PAD
maka menjadi hak pengelola.
11
2. Lahan Rumah Selatan Tempat Wudu/Gedung Serbaguna
Ada lahan kecil baik di sebelah utara maupun selatan gedung
serbaguna. Bilamana terbebaskan lahan ini digunakan multi fungsi yaitu
selain untuk kebutuhan area terbuka hijau juga setiap tahunnya dapat
dipergunakan sebagai area Penyembelihan Hewan saat Iedul Qurban.
3. Lahan MD Fathimiyah
Lahan MD Fathimiyah sejatinya secara hukum adalah tanah wakaf
yang dititipkan hingga hari ini dalam pengelolaan PUI. Dalam kebutuhan
ini dapat dijelaskan bahwa :
a. Situasi
Masjid sebagai sarana ibadah yang syarat harus memenuhi
kesehatan dan kebersihan tidak hanya di tempatnya tetapi juga
dampaknya ke lingkungan sekitar. Sampai saat ini para pengunjung
jamaah masjid semakin banyak hingga ratusan bahkan ribuan dalam
sebulan terutama bila ada kegiatan keagamaan. Kondisi ini
menyebabkan toilet selalu ramai sebagai suatu kebutuhan jamaah.
Akibatnya sebagai bom waktu lambat laun septic tank akan semakin
cepat penuh, sedangkan area cukup sulit dalam melakukan penyedotan.
Bahkan tanpa disadari lambat laun menimbulkan pencemaran bau ke
penduduk di sekitar,bilamana ada rembesan yan sulit ditangani.
Secara efektivitas selain itu kondisi air semakin besar
pembiayaannya, bahkan terkadang kuran air saat kemarau. Limbah air
wudhu sebenarnya masih bersih bilamana tiada kotoran yang dapat
didaur ulang melalui pengelolaan yang tepat secara higien.
b. Kondisi
Lahan sebelah barat masjid yaitu MD Fathimiyah mulai dari
selatan sampai utara bila dialihkan kepada masjid atau dikerjsamakan
sangatlah berguna. Diantaranya dapat dibuat system dua lantai, yang
mana :
1) MD ditenmpatkan dilantai atas;
12
2) Lantai bawah untuk keperluan masjid dapat dibuat jalur lorong,
sebelah selatan untuk garasi masjid, Pergudangan, dan
perlimbahan IPAL.
c. Pengelolaan
Pengelolaan yang dapat dipilih diantaranya
1) Melakukan Alih wakaf dengan cara dipinta untuk kebutuhan
masjid oleh pemangku kebijakan untuk tujuan kemaslahan ummat
2) Disepakati oleh kedua paralegal yaitu ketua DKM Al Imam dan
Pimpinan PUI dalam suatu kerjasama dalam membangun sesuai
sistem dua lantai.
E. SIMPULAN PENDANAAN PROYEKSI PENGEMBANGAN
PELUASAN MASJID AL IMAM
Mewujudkan pengembangan masjid dalam perluasan area, bila
sedianya hanya mengandalkan pengurus DKM, maka akan teramat sulit dan
dalam proses dan waktu yang lama dan lambat bilamana berhubungan dengan
hak-hak adat yang belum terkuasai. Kondisi secara jeas ada aturan Perda yang
mengaturnya sehingga menjadi terang dan menjadi mudah
Sebagai solusi penulis dalam mewujudkan harapan atas terbebasnya
lahan milik pribadi penduduk sekitar masjid ada dua tipe
1. Tipe Tradisional
Tipe pembebasan lahan ini sebagai bentukan hukum masyarakat
yang harus dilakukan secara hati-hati. Kecuali bilamana subjek pemilik
memberikan wakaf tanpa diminta dan atas kerelaannya kepada masjid.
Bila tidak terjadi perwakafan maka upaya dilakukan secara tradisional
yaitu melalui jual beli secara halal dan sah dimata hukum untuk kemudian
menjadi asset ummat yang dikelola DKM.
Secara normative bilamana lahan seseorang dimanfaatkan untuk
sholat di masjid, maka pemilik akan merelakan untuk dimanfaatkan
bahkan bisa saja diwakafkan. Namun situasi ini lain yaitu perluasan lahan
13
ini bukan untuk sholat tetapi prasarana lain sebagai sarana prasarana
penunjang bidang keagamaan, sesuai yang dibahas sebelumnya yaitu
untuk parkir khusus dan area teras UMKM.
Upaya penjualan objek yang dibebaskan oleh pemliknya, maka
diperlukan pembelian berupa dana yang harus terkumpul. Dana tersebut
dapat bersumber dari
a. Sumber Pemerintah melalui proposal pengajuan hibah. Namun
situasinya berbeda harus menunggu agenda sesuai aturan yang berlaku.
Sehingga akan lama dalam proses penerimaan, sedangkan semakin
lama maka tanah pun akan berbeda harganya lebih tinggi.
b. Sumber ISR melalui proposal pengajuan hibah, kondisi ini tidak
menentu secara situasional yang diperoleh biasanya alakadarnya
seperrti suatu kegiatan, sehingga harus banyak sumber perusahaan
untuk memperoleh dana yang besar, sedangkan rata-rata mereka juga
memiliki kran distribusi hibah sendiri yang di CSR-kannnya.
c. Sumber Donasi melalui infak jamaah, semuanya dikembalikan kepada
kemampauan para donasi yan belmterukur, terutama bila harga
tersebut mahal karena objek yang akan dibeli sangatlah strategis.
2. Tipe Alih Fungsi
Tipe pembebasan lahan ini sebagai pilihan peneliti mengingat
koridor perluasan lahan wilayah keagamaan masjid di Pemkab Majalengka
ada perihal yang mengaturnya. Upaya yang diajukan dari hasil riset kajian
ini yaitu melalui upaya peralihan asset Pemkab Majalengka denga system
Tukar Guling. Dengan penjelasan tahap berikut ini
a. Panitia Pembebasan lahan yang ditunjuk menginventarisir objek lahan
asset Pemkab yang mungkin sesuai untuk ditukarkan dengan objek
lahan yang akan dibebaskan. Misal Area tanah milik pemda Ex
Bengkok Majalengka Wetan
b. Panitia melakukan dialog dengan pemilik lahan sebelah utara masjid
dengan menawar untuk tukar guling dengan asset tanah milik pemda di
14
suatu tempat, yang bila disetujui akan menjadi miliknya sebagai
pengganti lahan yan dibebaskannya.
c. Ketentuan tukar guling disesuaikan dengan aturan hukum agama dan
pertanahan misal, diantaranya sesuai harga, lokasi dan luas lahan yang
diperoleh.
d. Manakala tercapai proses tukar guling maka
1) Pihak semula pemilik lahan yang dibebaskan menguasai lahan
asset pemkab dan difasilitasi secara sah sesuai ketentuan hingga
balik nama dengan sertifikat hak milik.
2) Asset pemkab berubah tempat objek lokasi menjadi objek lahan
yang ada di sebelah urtara masjid
3) Sebagai suatu kebutuhan untuk urusan masjid maka asset pemkab
hasil tukar guling melalui SK bupati diberikan kewenangan atas
penggunaannya untuk dimanfaatkan DKM Masjid Agung Al Imam
Majalengka.
F. KONTRIBUTOR
Peneliti : Mohammad Shafari, S,Pd.I
Jabatan : Jamaah Al Imam Majalengka
Kompetensi : SDM
Pembiayaan : Rp. 0 Rupiah
Lama Pengerjaan : November 2022 –Januari 2022
Selesai Draft : 25 Januari 2023
SEMOGA BERMANFAAT KARENA SEMUANYA DEMI KEBAIKAN
DAN KEMASLAHAAN UMMAT
15
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
DENAH PERANCANGAN AREAL MASJID KABUPATEN
KAWASAN BUDIDAYA PERLUASAN POLA RUANG MESJID
KABUPATEN SESUAI PERDA MAJALENGKA TAHUN 2011
KONDISI AWAL POLA RUANG DAN KAWASAN
J
A
L
A
N
S
I
T
I
A
R
M
I
L
A
H Area Dasar
(Parkir R2 (7))
Area
Inter
Aktif
Lt 2
UBUDIYYAH
MASJID (1)
MTS PUTRI
PUI
MD
FATHIMIYAH
Kantor
DKM
(Office)
(3)
M
(2)
Ruang
Bersuci Lt 1 (4)
G. Serba
Guna
Lt 2 (5)
RUMAH
WARGA
TANAH
WARGA
TT
Su
ci
(6)
MTS
TK
JALAN ALUN-ALUN BARAT
PERMUKIMAN
Barat
S U
Timur
16
Lampiran 2
DESKRIPSI PRASARANA YANG ADA/PETAK
No Prasarana Yang Ada
Prosentase
Lahan/Bidang
1 Ubudiyyah Masjid Lt1 dan 2 75%
2. Menara 1%
3 Gedung Kantor DKM
4 Toto/Bersuci Utara (Basemen)
5 Gedung Serbaguna Lt2
12%
6 Toto/ Bersuci Selatan -
7 Area Dasar/Serbaguna/Parkir R2 dan Kantin 12%
DESKRIPSI KONDISI OBJEK AREA BANGUNAN TERHADAP
STRUKTIUR AIR DAN TANAH
No Struktur Kondisi
1 Kerataan Bangunan: Setara antara muka area Timur dengan jalan alun
alun barat
0-1 Meter muka selatan dengan jalan siti armilah
2 Kemiringan Tanah : + 20
Timur-Barat, + 10
Selatan –Utara
3 Kontur Tanah
terhadap Area lain:
+ 2 Meter Tinggi Permukaan Area dari Dataran
Pemukiman Adat
4 Normal Air
Mengalir
Tenggara- Barat Laut (Pemetaan Air : Garis
Pendopo-Mesjid sampai Gedong Jangkung)
5 Kerataan Visual Arah Timur Ke barat dan
Selatan Ke Utara
17
Lampiran 3
TARGET AREA PERLUASAN
AREA 1 UTARA MENARA
AREA 2
AREA 1
AREA 3
18
AREA 2 SELATAN GEDUNG SERBA GUNA
19
Lampiran 4
TAKSIRAN BIAYA PENGEMBANGAN
No Perluasan dan Ruang Baru Status
1 Pembelian Area Lahan 1,5 Milyar
2. Pembangunan Parkir Basemen dan Teras UMKM
Koperasi Masjid
3 Milyar
3 IPAL dan Pergudangan 1 Milyar
4 Kompensasi renov dan penambahan lantai 2 MD untuk
MD dan TK
1,5 milyar
5 Sarana Akomodasi, dll 500 Jt
Total Biaya Pengembangan 7.5 Milyar

Contenu connexe

Similaire à KAJIAN PERENCANAAN AL IMAM MAJALENGKA.pdf

PEDOMAN PEMBINAAN TERPADU PKM OLEH DINKES.pdf
PEDOMAN PEMBINAAN TERPADU PKM OLEH DINKES.pdfPEDOMAN PEMBINAAN TERPADU PKM OLEH DINKES.pdf
PEDOMAN PEMBINAAN TERPADU PKM OLEH DINKES.pdfazkar4
 
Profile detail
Profile detailProfile detail
Profile detailNAUFAL473
 
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangBab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangDeki Zulkarnain
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPenataan Ruang
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayainfosanitasi
 
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdfContoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdfDiahIr1
 
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docxlaporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docxMuhammadArkan27
 
DAU SOSDES 2022.pptx
DAU SOSDES 2022.pptxDAU SOSDES 2022.pptx
DAU SOSDES 2022.pptxAliRofii6
 
SAMBUTAN MUSRENBANG KECAMATAN EDIT FINAL
SAMBUTAN MUSRENBANG KECAMATAN EDIT FINALSAMBUTAN MUSRENBANG KECAMATAN EDIT FINAL
SAMBUTAN MUSRENBANG KECAMATAN EDIT FINALdurombojo1
 
Kebijakan tehnis pembinaan kemasmasjidan kabupaten muna
Kebijakan tehnis pembinaan kemasmasjidan kabupaten munaKebijakan tehnis pembinaan kemasmasjidan kabupaten muna
Kebijakan tehnis pembinaan kemasmasjidan kabupaten munaOperator Warnet Vast Raha
 
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-268830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2teguh heru winarso
 
Presentasi Baznas Kab. Pekalongan.pdf
Presentasi Baznas Kab. Pekalongan.pdfPresentasi Baznas Kab. Pekalongan.pdf
Presentasi Baznas Kab. Pekalongan.pdfRohndatulMutaalimah
 
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpdBuku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpdmegiriandi
 
c6917c1ad429482e2b7334e840c3adec.pdf
c6917c1ad429482e2b7334e840c3adec.pdfc6917c1ad429482e2b7334e840c3adec.pdf
c6917c1ad429482e2b7334e840c3adec.pdfabysugara3
 
Visi misi & progja dkm
Visi misi & progja dkmVisi misi & progja dkm
Visi misi & progja dkmMTs Panjalin
 

Similaire à KAJIAN PERENCANAAN AL IMAM MAJALENGKA.pdf (20)

PEDOMAN PEMBINAAN TERPADU PKM OLEH DINKES.pdf
PEDOMAN PEMBINAAN TERPADU PKM OLEH DINKES.pdfPEDOMAN PEMBINAAN TERPADU PKM OLEH DINKES.pdf
PEDOMAN PEMBINAAN TERPADU PKM OLEH DINKES.pdf
 
Profile detail
Profile detailProfile detail
Profile detail
 
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangBab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
 
TOR.docx
TOR.docxTOR.docx
TOR.docx
 
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdfContoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
 
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docxlaporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
 
DAU SOSDES 2022.pptx
DAU SOSDES 2022.pptxDAU SOSDES 2022.pptx
DAU SOSDES 2022.pptx
 
SAMBUTAN MUSRENBANG KECAMATAN EDIT FINAL
SAMBUTAN MUSRENBANG KECAMATAN EDIT FINALSAMBUTAN MUSRENBANG KECAMATAN EDIT FINAL
SAMBUTAN MUSRENBANG KECAMATAN EDIT FINAL
 
Kebijakan tehnis pembinaan kemasmasjidan kabupaten muna
Kebijakan tehnis pembinaan kemasmasjidan kabupaten munaKebijakan tehnis pembinaan kemasmasjidan kabupaten muna
Kebijakan tehnis pembinaan kemasmasjidan kabupaten muna
 
Renov masjid
Renov masjidRenov masjid
Renov masjid
 
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-268830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
 
Presentasi Baznas Kab. Pekalongan.pdf
Presentasi Baznas Kab. Pekalongan.pdfPresentasi Baznas Kab. Pekalongan.pdf
Presentasi Baznas Kab. Pekalongan.pdf
 
Bab 2rev 02
Bab 2rev 02Bab 2rev 02
Bab 2rev 02
 
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpdBuku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
 
c6917c1ad429482e2b7334e840c3adec.pdf
c6917c1ad429482e2b7334e840c3adec.pdfc6917c1ad429482e2b7334e840c3adec.pdf
c6917c1ad429482e2b7334e840c3adec.pdf
 
Pengembangan usaha tani
Pengembangan usaha taniPengembangan usaha tani
Pengembangan usaha tani
 
Visi misi & progja dkm
Visi misi & progja dkmVisi misi & progja dkm
Visi misi & progja dkm
 
VISI.docx
VISI.docxVISI.docx
VISI.docx
 

Plus de Mohammad Shafari

Plus de Mohammad Shafari (20)

LPK-ylbk 2022.pdf
LPK-ylbk 2022.pdfLPK-ylbk 2022.pdf
LPK-ylbk 2022.pdf
 
LPK-ylbk 2021.pdf
LPK-ylbk 2021.pdfLPK-ylbk 2021.pdf
LPK-ylbk 2021.pdf
 
LPK-ylbk 2020.pdf
LPK-ylbk 2020.pdfLPK-ylbk 2020.pdf
LPK-ylbk 2020.pdf
 
LPK-ylbk 2019.pdf
LPK-ylbk 2019.pdfLPK-ylbk 2019.pdf
LPK-ylbk 2019.pdf
 
LPK-ylbk 2018.pdf
LPK-ylbk 2018.pdfLPK-ylbk 2018.pdf
LPK-ylbk 2018.pdf
 
SALAGEDANG SKM 2023.pdf
SALAGEDANG SKM 2023.pdfSALAGEDANG SKM 2023.pdf
SALAGEDANG SKM 2023.pdf
 
SUKAHAJI SKM 2023.pdf
SUKAHAJI SKM 2023.pdfSUKAHAJI SKM 2023.pdf
SUKAHAJI SKM 2023.pdf
 
BALIDA SKM PKM 2023.pdf
BALIDA SKM PKM 2023.pdfBALIDA SKM PKM 2023.pdf
BALIDA SKM PKM 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdf
SKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdfSKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdf
SKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdf
 
SKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdf
SKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdfSKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdf
SKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdfSKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM LOJI 2023.pdf
SKM UPTD PKM LOJI 2023.pdfSKM UPTD PKM LOJI 2023.pdf
SKM UPTD PKM LOJI 2023.pdf
 
SKM UPTD MUNJUL 2023.pdf
SKM UPTD MUNJUL 2023.pdfSKM UPTD MUNJUL 2023.pdf
SKM UPTD MUNJUL 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdfSKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdf
 
SKM KADIPATEN.pdf
SKM KADIPATEN.pdfSKM KADIPATEN.pdf
SKM KADIPATEN.pdf
 
SKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdf
SKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdfSKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdf
SKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdf
SKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdfSKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdf
SKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdf
 
SKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdf
SKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdfSKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdf
SKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdf
 
IKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdf
IKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdfIKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdf
IKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdf
 
IKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdf
IKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdfIKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdf
IKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdf
 

KAJIAN PERENCANAAN AL IMAM MAJALENGKA.pdf

  • 1. MEWUJUDKAN STRUKTUR TATA RUANG PENGEMBANGAN MASJID KABUPATEN PADA MASJID AGUNG AL IMAM KABUPATEN MAJALENGKA DALAM PERLUASAN AREA MELALUI PEMBEBASAN LAHAN RISET KAJIAN Oleh MOHAMMAD SHAFARI, S.Pd.I DEWAN KEMAKMURAN MASJID AGUNG AL IMAM KABUPATEN MAJALENGKA 2023
  • 2. ii DAFTAR ISI A. Isu Strategis Kemasjidan................................................................................1 B. Opini Segmen Pengembangan Kemasjidan ....................................................5 C. Perencanaan Pengembangan Perluasan Masjid Kabupaten Majalengka ..........6 1. Legalitas Perwujudan ...............................................................................6 2. Prosedur Perluasan Area Masjid...............................................................7 D. Objek Analisis Rencana Pemanfaatan Lahan Hasil Pembebasan ....................8 1. Lahan Sebelah Utara Menara....................................................................8 2. Lahan Rumah Selatan Tempat Wudu/Gedung Serbaguna ....................... 11 3. Lahan MD Fathimiyah ...........................................................................11 E. Simpulan Pendanaan Proyeksi Pengembangan Peluasan Masjid Al Imam ....12 1. Tipe Tradisional .....................................................................................12 2. Tipe Alih Fungsi ....................................................................................13 F. Kontributor..................................................................................................14 lampiran-Lampiran ............................................................................................ 15
  • 3. MEWUJUDKAN STRUKTUR TATA RUANG PENGEMBANGAN MASJID KABUPATEN PADA MASJID AGUNG AL IMAM KABUPATEN MAJALENGKA DALAM PERLUASAN AREA MELALUI PEMBEBASAN LAHAN A. ISU STRATEGIS KEMASJIDAN Sarana prasarana Masjid Agung Al Imam Kabupaten Majalengka yang telah terbangun, perlu dipelihara dan dirawat dalam keberlangsungannya secara terus menerus berkelanjutan. Dengan isu strategis sebagai berikut 1. Pendanaan dalam bentuk pembiayaan yang diperlukan dalam proses pemakmuran masjid sangatlah terbatas secara situasional dipengaruhi oleh a. Pendanaan hibah berupa uang dari pemerintah yang disalurkan kepada lembaga keagamaan DKM Al Imam terbatas tidak dapat dilakukan setiap satu tahun, tetapi bergantian dengan lembaga keagamaan lainnya. b. Pembiayaan yang diperoleh melalu Islamic Social Responsibility (ISR/CSR) para pelaku usaha dan perusahaan yang disalurkan kepada lembaga keagamaan DKM Al Imam belum terbentuk dalam kerjasama penyaluran, hanya masih bersifat Stimulan/seketika, dan dengan jumlah yang relative terbatas c. Sumber keuangan dari para Donatur Muslim baik zakat infaq dan shodaqoh dirasa masih kurang dan belum kontinyu disesuikan dengan kapasitas kemampuan Aghniya yang tanpa memberatkan dan bersifat sukarela. d. Kas jamaah baik rutin harian, maupun setiap jumatan, jumlahnya terbatas dan relative, lebih dioptimalkan sebagai dasar keuangan dalam pembiayaan SDM personal pelaksana kemakmuran masjid dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
  • 4. 2 2. Perlunya upaya produktivitas masjid secara sosial ekonomi, terlebih dengan adanya legalitas formal dalam bentuk yayasan yang dapat dikembangkan dalam kerangka pengembangan baitul mal masjid melalui berbagai rintisan usaha untuk kemakmuran masjid, yang mana hasilnya secara financial dapat mendukung upaya pemakmuran masjid.. 3. Kondisi situasi masjid dalam tata ruang amatlah terbatas belum memenuhi standar yang diharapkan dalam upaya produktivitas masjid. Beberapa hal prasarana dan sarana yang kurang diantaranya : a. Areal masjid yang sempit, sedangkan kedudukan masjid Al Imam mutlak sulit bila dipindahkan karena mengandung nilai historis/sejarah masa silam, perwakafan, keturunan dan secara struktur merupakan elemen lokasi yang terhubung dengan identitas yang menggandeng pendopo pemerintahan daerah kabupaten Majelengka, sebagai simbol ulama dan umara. b. Belum berkembangnya upaya kemakmuran masjid dari sector internal dalam usaha kemakmuran masjid, yang ada hanyalah berupa kantin masjid yang kecil. c. Belum terbangunnya prasarana IPAL dalam pengelolaan limbah air untuk kebutuhan bersuci jamaah dan mengatasi dampak ke eral penduduk sekitar lingkungan masjid d. Belum dimilikinya prasarana Pergudangan; perlengkapan dan peralatan pemeliharaan dan kebersihan gedung e. Belum dimilikinya Kendaraan Operasional dan Kendaraan Jenazah. kondisi yang ada hanya sebuah Ambulan yang telah aus sangat tidak layak dioperasionalkan, sekalipun masih dapat dipergunakan sewaktu- waktu, namun sesuai aturan tidak sesuai penggunaannya, yaitu ambulance yang semestinya mengangkut orang sakit tetapi digunakan untuk mengangkut jenazah.
  • 5. 3 4. Belum terbangunnya sistem manajemen dalam hal SDM kemakmuran masjid, yaitu : a. Belum terbangunnya para pihak pengelola yang dapat mengurusi pelayanan secara manajemen atau dalam hal kesekretariatan. Selama ini proses pengelolaan yang ada masih bersifat rangkapan yaitu : 1) Para pengurus DKM yang terdiri dari para tokoh Pembina 2) Para pengurus yayasan yang seharusnya menjadi Badan Kemakmuran Masjid (BKM) selaku komisi-komisi, namun kedudukannya masih merangkap sebagai kesekretariatan dan pelaksana petugas kemakmuran masjid, yang ada hanya sebatas kebersihan masjid dan pengamanan. Yang belum nampak yaitu : a) Kesekretariatan bidang manajemen /HRD b) Pelaksana kesehatan jamaah; dokter/perawat yang dikerjasamakan c) Pelaksana Informasi kamasjidan dan jamaah pengunjung d) Pelaksana utilitas; instalasi listrik dan instalasi air e) Pelaksana teknisi IT digital dan elektronik f) Pelaksana tenaga ahli dalam bidang limbah yang dikerjasamakan g) Pelaksana parkir yang belum tersinkronkan dengan instansi pemerintah dispenda dan dishub akibat belum adanya perihal yang mengatur perparkiran masjid dalam koridor keagamaan di fasilitas public.
  • 6. 4 CONTOH STRUKUR ORGANIGRAM KEMASJIDAN KESEKETARIATAN Manajemen Masjid 1. Majlis Taklim 2. Remaja Masjid 3. Koperasi Masjid 4. Forum Jamaah 5. Konsultan Masjid 6. Ormas Islam 7. …. DKM TOKOH/ ALIM ULAMA BKM YAYASAN AL IMAM KELEMBAGAAN UMMAT DALAM KEAGAMAAN BIDANG BIDANG DAN PELAKSANA Para Petugas masjid 1. Tokoh Ulama 2. Pimpinan Pejabat Pemerintahan (Umara) 3. Tokoh Masyarakat/ Lingkungan Setempat MUSYAWARAH KEMAKMURAN MASJID STAKE HOLDER PEMERINTAH/ SWASTA
  • 7. 5 b. Belum terorganisirnya hubungan elemen kelembagaan masyarakat dalam kemakmuran masjid, seperti remaja masjid, koperasi masjid, dan perikatan jamaah lainnya. Yang ada sekarang yaitu hanya majlis taklim kuliah subuh. c. Belum jelasnya status pegawai/pelaksana/buruh kebersihan dan keamanaan yang telah tetap dan petugas lainnya, sehingga belum terpenuhinya unsur-unsur ketenagakerjaan secara terjamin diantaranya dalam hal JKN yaitu BPJS ketenagakerjaan. Selama ini kepesertaan ada yang BPJS Penerima Iuran KIS dan Mandiri. Termasuk dalam hal pembiayaan gaji/upah yang belum memenuhi UMK. B. OPINI SEGMEN PENGEMBANGAN KEMASJIDAN Dari hasil kajian maka diperoleh hasil yang perlu dikembangkan diantaranya 1. Perlunya upaya produktivitas pendanaan masjid secara internal untuk kemakmuran masjid yang dikelola dari asset masjid itu sendiri sebagai antisipasi minimnya perolehan hibah maupun para donator Aghniya. 2. Perlunya upaya pengembangan infrastruktur Masjid Al Imam Kabupaten Majalengka dengan diadakannya perluasan area masjid sebagai bagian dari kebutuhan pelayanan public bidang social keagamaan 3. Fokus khusus dalam perencanaan perluasan area sebagai bahan produktivitas asset masjid diantaranya peruntukan a. Ekonomi Masjid, melalui 1) Pembangunan Area Parkir Jamaah 2) Penyediaan lahan ibadah Qurban 3) Penyediaan area UMKM 4) Penyediaan teras ibadah Biro Umrah dan Haji b. Fasilitas masjid 1) Prasarana Pergudangan 2) Prasarana IPAL
  • 8. 6 3) Unit Kesehatan Jamaah 4) Akomodasi Kendaraan Operasional 5) Akomodasi Kendaraan Jenazah 6) Perpustakaan masjid 7) Ruang Keamanan CCTV 8) Ruang Informasi/Pengaduan Jamaah 9) Mess Takmir C. PERENCANAAN PENGEMBANGAN PERLUASAN MASJID KABUPATEN MAJALENGKA 1. Legalitas Perwujudan Masjid Agung Al Imam Kabupaten Majalengka secara sah merupakan prasarana wilayah yang secara Struktur Ruang setipe Masjid Kabupaten Majalengka yang memenuhi kelayakan secara formil sesuai target pencapaian yang harus diwujudkan dengan berlandaskan pada : a. RJPMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 dalam Misi 1 yaitu : Membentuk Manusia Pancasila yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban. b. RJPMD Kabupaten Majalengka Tahun 2018-2023 dalam Misi 1, yaitu Memantapkan kualitas kehidupan beragama yang didukung dengan pemenuhan sarana dan prasarana keagamaan, serta memberdayakan tokoh-tokoh agama (Perda Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Rpjmd) Kabupaten Majalengka Tahun 2018-2023) c. Perda Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031, Pasal 41 ayat (2) huruf e, Perwujudan pusat kegiatan wilayah salah satunya penyediaan mesjid wilayah, hal ini sesuai ayat (3) huruf e bahwa Perwujudan pusat kegiatan local, tersebut berupa: pengembangan mesjid kabupaten.
  • 9. 7 d. Perda Kabupaten Majalengka Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Bangunan Gedung, Pasal 6 Ayat (2) Huruf a, Bangunan Gedung fungsi keagamaan dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan ibadah keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b (Fungsi Bangunan Gedung fungsi keagamaan dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan ibadah keagamaan) yaitu dapat berbentuk: bangunan masjid, mushaIla, langgar, surau. e. SK Bupati Majalengka Nomor 450/Kep273-Kesra Tahun 2020 tentang Penetapan Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Agung Al Imam Kabupaten Majalengka Tahun 2020-2023 Berlandaskan atas legalitas tersbeut maka secara umum, terdapat empat aspek dasar yang harus diperhatikan untuk mencapai kondisi sehat, yaitu lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan (Bloom, 1974). Pada konteks masjid yang sehat, syarat utama yang penting terpenuhi terdiri dari tiga aspek, yaitu lingkungan masjid dan sekitarnya, perilaku jamaah dan pemangku kepentingan masjid, dan pelayanan kesehatan masjid (Pedoman Kemasjidan, Kemenag RI). Maka sebagai perwujudan tersebut perlu ditetapkan adanya upaya pengembangan struktur ruang sesuai tujuan untuk kemakmuran Masjid Agung Al Imam Kabupaten Majalengka salah staunya dalam bentuk perluasan area lahan. 2. Prosedur Perluasan Area Masjid Sehubungan dengan perluasan area majid diatur dalam perda yang mangaturnya, maka diperlukan adanya tahapan sebagai berikut : a. Lembar Surat Keputusan Bupati tentang Perluasan Area Masjid berikut Prinsip-prinsip Pembebasan Lahan yang diformulasikan oleh Sekretariat Daerah b. Pembuatan Panitia Pengembangan Perluasan Area Masjid, sekurang- kurangnya terdiri dari : 1) Perwakilan DKM, selaku ulama 2) Perwakilan aparatur pemerintah, selaku umara 3) Perwakilan BKM/yayasan, selaku pengurus/pelaksana
  • 10. 8 4) Perwakilan organisasi kemasyarakatan, selaku lingkungan 5) Perwakilan swadaya masyarakat selaku jamaah. c. Disepakatinya objek area yang menjadi perluasan yang halal secara hukum atas keridhoan para pemilik/adat objek lahan, baik dalam hal proses pembebasan melalui ketentuan akad wakaf, sewa menyewa, jual beli maupun tukar menukar tanpa adanya paksaan. d. Pelaksanaan pembebasan lahan oleh ketua panitia dan perwakilan yang ditunjuk kepada pihak yang dibebaskan untuk kemudian 1) Dicatat dan diadministrasikan melalui prosedur badan pertanahan 2) Surat Pemberitahuan perubahan struktur ruang Masjid kabupaten kepada pemerintah daerah dan ditembuskan kepada kemenag RI dan ataupun DMI untuk diketahui. e. Pembubaran Panitia D. OBJEK ANALISIS RENCANA PEMANFAATAN LAHAN HASIL PEMBEBASAN Terdapat beberapa rencana yang mungkin dapat dilakukan, bilamana objek yang dibebaskan sebagai berikut : 1. Lahan Sebelah Utara Menara Bila dihasilkan terbebaskannya lahan disebelah utrara menara masjid Agung Al Imam, sesuai kondisi dan situasi yang memadai untuk kebutuhan masjid yaitu : a. Pembangunan Parkir Basemen 1) Situasi Kebutuhan parkir sebagai syarat pelayanan public yang dibutuhkan jamaah secara nyaman dan aman. Hal ini disebabkan jauhnya zona area parkir yang tersedia di sekitar alun-alun Majalengka. Selama ini hanya memanfaatkan bahu jalan satu arah sebelah utara yang dapat menyebabkan kemacetan, area terbuka taman alun-alun sebelah muka masjid yang tidak sesuai
  • 11. 9 peruntukan. Sisanya di sepanjang jalan utara alun-alun dan agak jauh lagi di sekitar timur alun-alun. 2) Kondisi Melalui lahan yan dibebaskan cocok dibangun sebagai lahan parkir (basemen) yang mana sesuai standar keamanan dengan mempergunakan tipe Parkir Khusus Publik. Dimana ada penggunaan mesin karcis dan cctv keamanan. Berkenaan dengan adanya pungutan maka secara hukum, masuk dalam ruang public terkena objek retribusi PAD. Yang mana hasil retribusi tersebut sebagai kewajiban pemerintah kemudian dikembalikan dalam menunjang upaya pemeliharaan dan kelengkapan parkir tersebut dalam penganggaran sesuai standar perarkiran. 3) Pengelolaan Bilamana parkir khusus direncanakan maka dapat dipilih dua opsi a) Dikelola sendiri, dimana yayasan dalam legalitasnya membentuk koperasi yang mengusahakan pengelolaan kas area masjid dalam sektor ekonomi melalui Perpakiran tersebut. b) Ditender/dikerjasamakan dengan pelaku usaha dengan sistem bagi hasil setiap tahun, yang mana hasil yang diperoleh untuk membiayai kemakmuran masjid. Misal: 500 juta/tahun untuk masjid, selebihnya bila ada keuntungan, selain kewajian PAD maka menjadi hak pengelola. b. Pembangunan Teras UMKM Lantai Atas Sebagai syarat ruang publik dan pemanfaatannya sesuai peraturan dan sekaligus mencapai tujuan kemakmuran masjid yaitu ummat atau masyarakat sekitar secara umum, maka dapat dibangun sekitar 10% area untuk UMKM, hal ini yaitu : 1) Situasi Para jamaah yang berkunjung ke masjid khususnya selain kebutuhan ibadah, para pendatang/tamu senantiasa membutuhkan
  • 12. 10 fasilitas dalam hal makan maupun minum. Selama ini kebutuhan tersebut ditopang oleh para pedagang yang ada di sekitar alun dan masjid yang sekiranya kurang elok dipandang mata. Para pengunjung alun setidaknya tidak datang rutin, namun berbeda dengan masjid akan selalu ada, sehingga salah staunya menjadi alasan kuatnya para pedagang mangkal di sekitar masjid. Fenomena yang terjadi pada situasi ini, terbatasnya ruan area yang sedianya khusus untuk para PKL yang harus dialihfungsikan menjadi teras/pedagang tempatan utuk meningkatan ekonomi ummat. 2) Kondisi Area pembebasan amatlah cocok dipergunakan untuk teras UMKM, berupa los-los atau kios ukurna kecil untuk para pedagang kuliner untuk memenuhi kebutuhan jamaah. Yaitu bila dibangun dua lantai yang mana di bawah sebagai parker baseman, dan lantai atas menjadi area UMKM bagi para pedagang. Selain itu kedudukan fungsi utama yaitu penyediaan area bagi petugas masjid dan jamaah dengan berdagang. 3) Pengelolaan Sebagaimana pengelolaan parker, maka dapat diupayakan 1) Dikelola sendiri oleh yayasan melalui koperasi, dimana setiap ruang/bangunan disewakan dan dikelola sehingga menjadi kas masjid. 2) Ditender/dikerjasamakan dengan pelaku usaha dengan sistem bagi hasil setiap tahun, yang mana hasil yang diperoleh untuk membiayai kemakmuran masjid. Misal: 500 juta/tahun untuk masjid, selebihnya bila ada keuntungan, selain kewajian PAD maka menjadi hak pengelola.
  • 13. 11 2. Lahan Rumah Selatan Tempat Wudu/Gedung Serbaguna Ada lahan kecil baik di sebelah utara maupun selatan gedung serbaguna. Bilamana terbebaskan lahan ini digunakan multi fungsi yaitu selain untuk kebutuhan area terbuka hijau juga setiap tahunnya dapat dipergunakan sebagai area Penyembelihan Hewan saat Iedul Qurban. 3. Lahan MD Fathimiyah Lahan MD Fathimiyah sejatinya secara hukum adalah tanah wakaf yang dititipkan hingga hari ini dalam pengelolaan PUI. Dalam kebutuhan ini dapat dijelaskan bahwa : a. Situasi Masjid sebagai sarana ibadah yang syarat harus memenuhi kesehatan dan kebersihan tidak hanya di tempatnya tetapi juga dampaknya ke lingkungan sekitar. Sampai saat ini para pengunjung jamaah masjid semakin banyak hingga ratusan bahkan ribuan dalam sebulan terutama bila ada kegiatan keagamaan. Kondisi ini menyebabkan toilet selalu ramai sebagai suatu kebutuhan jamaah. Akibatnya sebagai bom waktu lambat laun septic tank akan semakin cepat penuh, sedangkan area cukup sulit dalam melakukan penyedotan. Bahkan tanpa disadari lambat laun menimbulkan pencemaran bau ke penduduk di sekitar,bilamana ada rembesan yan sulit ditangani. Secara efektivitas selain itu kondisi air semakin besar pembiayaannya, bahkan terkadang kuran air saat kemarau. Limbah air wudhu sebenarnya masih bersih bilamana tiada kotoran yang dapat didaur ulang melalui pengelolaan yang tepat secara higien. b. Kondisi Lahan sebelah barat masjid yaitu MD Fathimiyah mulai dari selatan sampai utara bila dialihkan kepada masjid atau dikerjsamakan sangatlah berguna. Diantaranya dapat dibuat system dua lantai, yang mana : 1) MD ditenmpatkan dilantai atas;
  • 14. 12 2) Lantai bawah untuk keperluan masjid dapat dibuat jalur lorong, sebelah selatan untuk garasi masjid, Pergudangan, dan perlimbahan IPAL. c. Pengelolaan Pengelolaan yang dapat dipilih diantaranya 1) Melakukan Alih wakaf dengan cara dipinta untuk kebutuhan masjid oleh pemangku kebijakan untuk tujuan kemaslahan ummat 2) Disepakati oleh kedua paralegal yaitu ketua DKM Al Imam dan Pimpinan PUI dalam suatu kerjasama dalam membangun sesuai sistem dua lantai. E. SIMPULAN PENDANAAN PROYEKSI PENGEMBANGAN PELUASAN MASJID AL IMAM Mewujudkan pengembangan masjid dalam perluasan area, bila sedianya hanya mengandalkan pengurus DKM, maka akan teramat sulit dan dalam proses dan waktu yang lama dan lambat bilamana berhubungan dengan hak-hak adat yang belum terkuasai. Kondisi secara jeas ada aturan Perda yang mengaturnya sehingga menjadi terang dan menjadi mudah Sebagai solusi penulis dalam mewujudkan harapan atas terbebasnya lahan milik pribadi penduduk sekitar masjid ada dua tipe 1. Tipe Tradisional Tipe pembebasan lahan ini sebagai bentukan hukum masyarakat yang harus dilakukan secara hati-hati. Kecuali bilamana subjek pemilik memberikan wakaf tanpa diminta dan atas kerelaannya kepada masjid. Bila tidak terjadi perwakafan maka upaya dilakukan secara tradisional yaitu melalui jual beli secara halal dan sah dimata hukum untuk kemudian menjadi asset ummat yang dikelola DKM. Secara normative bilamana lahan seseorang dimanfaatkan untuk sholat di masjid, maka pemilik akan merelakan untuk dimanfaatkan bahkan bisa saja diwakafkan. Namun situasi ini lain yaitu perluasan lahan
  • 15. 13 ini bukan untuk sholat tetapi prasarana lain sebagai sarana prasarana penunjang bidang keagamaan, sesuai yang dibahas sebelumnya yaitu untuk parkir khusus dan area teras UMKM. Upaya penjualan objek yang dibebaskan oleh pemliknya, maka diperlukan pembelian berupa dana yang harus terkumpul. Dana tersebut dapat bersumber dari a. Sumber Pemerintah melalui proposal pengajuan hibah. Namun situasinya berbeda harus menunggu agenda sesuai aturan yang berlaku. Sehingga akan lama dalam proses penerimaan, sedangkan semakin lama maka tanah pun akan berbeda harganya lebih tinggi. b. Sumber ISR melalui proposal pengajuan hibah, kondisi ini tidak menentu secara situasional yang diperoleh biasanya alakadarnya seperrti suatu kegiatan, sehingga harus banyak sumber perusahaan untuk memperoleh dana yang besar, sedangkan rata-rata mereka juga memiliki kran distribusi hibah sendiri yang di CSR-kannnya. c. Sumber Donasi melalui infak jamaah, semuanya dikembalikan kepada kemampauan para donasi yan belmterukur, terutama bila harga tersebut mahal karena objek yang akan dibeli sangatlah strategis. 2. Tipe Alih Fungsi Tipe pembebasan lahan ini sebagai pilihan peneliti mengingat koridor perluasan lahan wilayah keagamaan masjid di Pemkab Majalengka ada perihal yang mengaturnya. Upaya yang diajukan dari hasil riset kajian ini yaitu melalui upaya peralihan asset Pemkab Majalengka denga system Tukar Guling. Dengan penjelasan tahap berikut ini a. Panitia Pembebasan lahan yang ditunjuk menginventarisir objek lahan asset Pemkab yang mungkin sesuai untuk ditukarkan dengan objek lahan yang akan dibebaskan. Misal Area tanah milik pemda Ex Bengkok Majalengka Wetan b. Panitia melakukan dialog dengan pemilik lahan sebelah utara masjid dengan menawar untuk tukar guling dengan asset tanah milik pemda di
  • 16. 14 suatu tempat, yang bila disetujui akan menjadi miliknya sebagai pengganti lahan yan dibebaskannya. c. Ketentuan tukar guling disesuaikan dengan aturan hukum agama dan pertanahan misal, diantaranya sesuai harga, lokasi dan luas lahan yang diperoleh. d. Manakala tercapai proses tukar guling maka 1) Pihak semula pemilik lahan yang dibebaskan menguasai lahan asset pemkab dan difasilitasi secara sah sesuai ketentuan hingga balik nama dengan sertifikat hak milik. 2) Asset pemkab berubah tempat objek lokasi menjadi objek lahan yang ada di sebelah urtara masjid 3) Sebagai suatu kebutuhan untuk urusan masjid maka asset pemkab hasil tukar guling melalui SK bupati diberikan kewenangan atas penggunaannya untuk dimanfaatkan DKM Masjid Agung Al Imam Majalengka. F. KONTRIBUTOR Peneliti : Mohammad Shafari, S,Pd.I Jabatan : Jamaah Al Imam Majalengka Kompetensi : SDM Pembiayaan : Rp. 0 Rupiah Lama Pengerjaan : November 2022 –Januari 2022 Selesai Draft : 25 Januari 2023 SEMOGA BERMANFAAT KARENA SEMUANYA DEMI KEBAIKAN DAN KEMASLAHAAN UMMAT
  • 17. 15 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 DENAH PERANCANGAN AREAL MASJID KABUPATEN KAWASAN BUDIDAYA PERLUASAN POLA RUANG MESJID KABUPATEN SESUAI PERDA MAJALENGKA TAHUN 2011 KONDISI AWAL POLA RUANG DAN KAWASAN J A L A N S I T I A R M I L A H Area Dasar (Parkir R2 (7)) Area Inter Aktif Lt 2 UBUDIYYAH MASJID (1) MTS PUTRI PUI MD FATHIMIYAH Kantor DKM (Office) (3) M (2) Ruang Bersuci Lt 1 (4) G. Serba Guna Lt 2 (5) RUMAH WARGA TANAH WARGA TT Su ci (6) MTS TK JALAN ALUN-ALUN BARAT PERMUKIMAN Barat S U Timur
  • 18. 16 Lampiran 2 DESKRIPSI PRASARANA YANG ADA/PETAK No Prasarana Yang Ada Prosentase Lahan/Bidang 1 Ubudiyyah Masjid Lt1 dan 2 75% 2. Menara 1% 3 Gedung Kantor DKM 4 Toto/Bersuci Utara (Basemen) 5 Gedung Serbaguna Lt2 12% 6 Toto/ Bersuci Selatan - 7 Area Dasar/Serbaguna/Parkir R2 dan Kantin 12% DESKRIPSI KONDISI OBJEK AREA BANGUNAN TERHADAP STRUKTIUR AIR DAN TANAH No Struktur Kondisi 1 Kerataan Bangunan: Setara antara muka area Timur dengan jalan alun alun barat 0-1 Meter muka selatan dengan jalan siti armilah 2 Kemiringan Tanah : + 20 Timur-Barat, + 10 Selatan –Utara 3 Kontur Tanah terhadap Area lain: + 2 Meter Tinggi Permukaan Area dari Dataran Pemukiman Adat 4 Normal Air Mengalir Tenggara- Barat Laut (Pemetaan Air : Garis Pendopo-Mesjid sampai Gedong Jangkung) 5 Kerataan Visual Arah Timur Ke barat dan Selatan Ke Utara
  • 19. 17 Lampiran 3 TARGET AREA PERLUASAN AREA 1 UTARA MENARA AREA 2 AREA 1 AREA 3
  • 20. 18 AREA 2 SELATAN GEDUNG SERBA GUNA
  • 21. 19 Lampiran 4 TAKSIRAN BIAYA PENGEMBANGAN No Perluasan dan Ruang Baru Status 1 Pembelian Area Lahan 1,5 Milyar 2. Pembangunan Parkir Basemen dan Teras UMKM Koperasi Masjid 3 Milyar 3 IPAL dan Pergudangan 1 Milyar 4 Kompensasi renov dan penambahan lantai 2 MD untuk MD dan TK 1,5 milyar 5 Sarana Akomodasi, dll 500 Jt Total Biaya Pengembangan 7.5 Milyar