Laporan ini memberikan ringkasan hasil Pemilu 2014 di Indonesia dan TPS 08 Desa Bohar, Sidoarjo, Jawa Timur. Terdapat 15 partai politik yang ikut serta dalam pemilu. Jumlah pemilih yang hadir di TPS 08 hanya 321 orang dari 426 terdaftar, sehingga terjadi golput sebesar 24,6%. Pemenang di TPS 08 adalah PDI Perjuangan dengan 196 suara. Secara nasional, menurut quick count, pemenang adalah PDI Perjuangan dengan perolehan
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Analisis pemilu 2014
1. LAPORAN ANALISIS
KEWARGANEGARAAN
MASIH ADANYA ANGKA GOLPUT
DISUSUN OLEH :
SHELLY INTAN PERMATASARI (1313015006)
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SURABAYA
2013
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kehidupan
dan menurunkan rahmat serta inayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
ini, walaupun masih jauh dari sempurna. Kemudian penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut serta membantu penulis untuk menyelesaikan laporan ini
sehingga menghasilkan laporan tentang kewarganegaraan yaitu laporan analisis tentang
Pemilu 2014 ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memkberikan manfaat yang lebih baik dalam
mendukung pemilu selanjutnya. Dan diharapkan dengan makalah ini, pembaca dapat
mengamalkan tingkah laku yang baik dalam berdemokrasi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi si penulis, dan umumnya bagi
pembaca dalam memahami arti penting berdemokrasi yaitu salah satu contohnya adalah
Pemilu.
Surabaya, 16 April 2014
Penyusun,
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 4
1.3 Tujuan ……………………………………………………………… 5
1.4 Metode Penelitian ……………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………… 6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………. 9
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………. 10
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemilu adalah salah satu peristiwa penting dan marak diperbincangkan di Indonesia.
Didalam pemilu semua masyarakat Indonesia harus memilih atau memberikan
kepercayaannya kepada orang yang tercetak dikertas angket pemilu. Tiap-tiap masyarakat
pastinya memiliki partai dan calon legeslatif yang dipilih. Hampir setiap harinya terlontarkan
pertanyaan “Kamu nyoblos apa ?, Kamu milih siapa ?, Kamu nyalonin siapa ?” kepada orang-
orang yang kita temui. Bisa dilihat kita cukup antusias dalam memilih pemimpin serta kader-
kader yang tepat untuk 5 tahun mendatang. Tetapi saat pemilu dilaksanakan, ternyata masih
banyak yang tidak ikut berpartisipasi dalam memilih. Biasanya hal ini lebih dikenal dengan
istilah “Golongan Putih (Golput)”. Untuk itu hal inilah yang melatar belakangi saya untuk
melakukan analisis mengenai pemilu ditahun ini dan khususnya yang berada di TPS (Tempat
Pemungutan Suara) di tempat tinggal saya, TPS 08, Desa Bohar, Kecamatan Taman,
Kabupaten Sidoarjo.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah penyebab masih banyaknya orang-orang yang “Golput” ?
Bagaimanakah hasil pemilu di TPS 08 Desa Bohar, Kecamatan Taman,
Kabupaten Sidoarjo dan secara global tahun 2014 ini ?
Apa yang dilakukan dalam menyikapi “Golput” yang masih marak ini ?
Bagaimanakah seharusnya kita menyikapi pemilu yang terjadi dalam setengah
dasawarsa ini ?
5. 5
1.3 Tujuan
Adapun tujaun dari pengamatan laporan pemilu 2014 ini adalah hanya untuk
memenuhi nilai mata kuliah Kewarganegaraan dan untuk mengetahui seberapa baiknya
pemilu 2014 dibandingkan pemilu tahu-tahun yang lalu.
1.4 Metode Penelitian
Untuk menunjang data dan informasi yang diperlukan saya menggunakan metode
wawancara dan studi pustaka. Adapun tehnik yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Wawancara
Pada tehnik ini saya melakukan penelitian dengan cara mewawancarai salah satu
panitia pemilu di TPS 08 yang saya amati, beberapa orang yang ikut memilih atau
berpartisipasi dan yang tidak ikut memilih.
b. Studi Pustaka
Pada metode ini, saya membaca berbagai laporan penelitian yang berhubungan
dengan objek penelitian, membaca artikel-artikel baik dari koran maupun internet yang
berhubungan dengan penulisan laporan.
6. 6
BAB II
PEMBAHASAN
Pemilu yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal Sembilan April duaribu
empatbelas (09-04-2014) lalu cukup mencuri perhatian publik. Ada 15 Parpol (Partai Politik)
peserta pemilu yang mencalonkan diri, yaitu Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI
Perjuangan), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra),
Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP),
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Damai Aceh (PDA), Partai Nasional Aceh
(PNA), Partai Aceh (PA), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia (PKPI). Tiap-tiap partai sebelumnya telah berkampanye saling unjuk gigi
mengenai visi dan misinya. Dirasa cukup banyak warga yang antusias dalam pemilu tahun ini
dan diharapkan pada tahun ini seluruh warga Indonesia dapat menggunakan hak pilihnya
dengan baik.
Di Kabupaten Sidoarjo khususnya di Desa Bohar, Kecamatan Taman terdapat
beberapa TPS (tempat pemungutan suara). Dari sekian banyak TPS (tempat pemungutan
suara), beberapa TPS (tempat pemungutan suara) terlihat ramai dari pagi hingga siang siang
hari, namun juga masih ada beberapa TPS yang masih terlihat sepi. Salah satunya di TPS 08,
dimana disana saya turut memberikan hak pilih saaya pada waktu itu. TPS 08 ini terdiri dari 4
RT (Rukun Tetangga) yaitu RT 21, 22, 23 dan 24. Dari keempat RT tersebut telah terdaftar
426 orang yang dapat menggunakan hak pilihnya pada pemilu tahun ini. Namun jumlah
pemilih yang hadir hanya 321 orang. Jadi sekitar 24,6% (duapuluh empat koma enam persen)
yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golongan putih (golput). Menurut survei, angka
golput ini meningkat dari tahun sebelumnya.
7. 7
Masih belum diketahui apa penyebab pasti angka golput ini menjadi meningkat. Dari
beberapa orang yang telah saya wawancarai, banyak diantaranya mengatakan “hal ini terjadi
mungkin dikarenakan semakin banyak orang yang kurang atau bahkan tidak percaya lagi
dengan calon legeslatif (caleg) dan/atau partai politik (parpol) saat ini, yang hanya
mengumbar janji-janji manis namun tidak ditepati dan malah banyak yang korupsi.” Selain
itu ada pula yang mengatakan “mungkin karena banyak calon-calon legeslatif yang tidak
dikenal, jadinya kan bingung terus males nyoblos.”
Selain itu dari 321 surat suara yang masuk, hanya 293 surat suara yang dinyatakan
“sah”. 28 surat suara dinyatakan tidak sah dikarenakan beberapa sebab, diantaranya surat
suara dicoblos melebihi satu kali dan ada pula surat suara yang sama sekali tidak dicoblos.
Secara tidak langsung hal seperti ini pun menurut saya termasuk golput, karena kesempatan
untuk memberikan hak pilihnya tidak digunakan dengan baik bahkan tidak digunakan sama
sekali meskipun telah datang di TPS. Entah hal ini memang disengaja atau tidak. Menurut
wawancara yang saya lakukan, bagaimana dengan sistematika pemilu saat ini ? banyak yang
mengatakan bahwa sistematika pemilu masih sama dengan dahulu, namun ukuran kertas surat
suaranya terlalu lebar terutama lembar surat suara DPD, dan terlalu banyak nama yang tidak
dikenal untuk ketiga lembar surat suara lainnya. Mungkin hal tersebut mendorong orang-
orang untuk malas mencoblos.
Berikut saya lampirkan pula hasil dari pemilu 2014 di TPS 08, Desa Bohar,
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo dan secara global.
Hasil pemilu 2014 (TPS 08 Bohar, Taman, Sidoarjo) :
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) …... 196 suara (66,9%)
2. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ………………….. 40 suara (13,7%)
3. Partai Demokrat …………………………………………….. 21 suara (7,1%)
8. 8
4. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ……………………….... 17 suara (5,8%)
5. Partai Golongan Karya (Golkar) …………………………….. 15 suara (5,1%)
6. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ………………………….... 4 suara (1,4%)
7. Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN),
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Damai Aceh (PDA), Partai Nasional
Aceh (PNA), Partai Aceh (PA), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan
dan Persatuan Indonesia (PKPI) ……………………………… 0 suara (0%)
Hasil quick count dengan presentase sampel 99,60 % (per tanggal 10 April 2014) :
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) …... 18,90 %
2. Partai Golongan Karya (Golkar) …………………………….. 14.30 %
3. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ………………….. 11,80 %
4. Partai Demokrat …………………………………………….. 9,70 %
5. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ………………………….... 9,20 %
6. Partai Amanat Nasional (PAN) ……………………………... 7,50 %
7. Partai Nasdem ……………………………………………….. 6,90 %
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ……………………………. 6,90 %
9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ……………………….. 6,70 %
10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ……………………….... 5,40 %
11. Partai Bulan Bintang (PBB) …………………………………. 1,60 %
12. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ……………. 1,10 %
13. Partai Damai Aceh (PDA), Partai Nasional Aceh (PNA), dan ..
Partai Aceh (PA) ……………………………………………… 0 %
9. 9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Golput di Indonesia sudah tidak dapat dibendung lagi karena hal ini telah terjadi dan telah
melekat didalam diri bagi mereka yang ”cinta” akan golput namun sebagai pemerintah
maupun dari pihak masyarakat harus sama-sama bekerjasama dalam mengatasi hal yang
sebenarnya dianggap ”sepele” ini. Seperti yang kita ketahui bahwa banyaknya angka golput
di Indonesia merupakan kesalahan dari berbagai pihak. Kita tidak mungkin menghilangkan
begitu saja angka golput namun masyarakat dan pemerintah harus menekan angka golput.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan partai politik harus lebih giat lagi melakukan
sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa memilih itu merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua warga negara. KPU dan partai harus bisa
meyakinkan masyarakat bahwa ketika menjadi golput bisa dikategorikan sebagai orang yang
tak peduli terhadap negara yang telah dibentuk oleh para pendahulu dengan mengorbankan
jiwa dan raganya.
Dari pernyataan diatas dapat dinyatakan bahwa golput terjadi karena kurangnya
sosialisasi yang dilakukan KPU (Komisi Pemilihan Umum) bahwa pentingnya memilih di
dalam pemilu dan juga masyarakat harus memberikan kontribusi dengan pemerintah agar
terlaksananya pemerintahan yang demokratis. Selain itu kita warga Negara Indonesia harus
menyukseskan pilpres nanti, kita harus sama-sama dengan pemerintah menanggulangi atau
meminimalisir angka golput yang ada.
10. 10
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah atau analisis mengenai Pemilu 2014 ini saya buat, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Dan kurang lebih dalam penulisan atau penyusunan, mohon
dimaklumi.