SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
BAB I
                               PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
          Begitu banyak peran bioteknologi bagi kehidupan kita yang sangat
   membantu dan bermanfaat. Namun Bioteknologi juga mempunyai dampak
   negatif bagi kehidupan manusia yaitu di bidang: Lingkungan, kesehatan,
   social dan ekonomi serta yang paling menghawatirkan adalah masalah etika.
           Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada
   biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan misalnya pada pengolahan
   limbah plastik dan sejenisnya. Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan
   atau   proses   produksi.   Limbah       dapat   dibedakan   berdasarkan   nilai
   ekonomisnya dapat digolongkan dalam 2 golongan, yaitu : 1. Limbah yang
   memiliki nilai ekonomis limbah yang dengan proses lebih lanjut/diolah dapat
   memberikan nilai tambah. 2. Limbah non ekonomis limbah yang tidak akan
   memberikan nilai tambah walaupun sudah diolah, pengolahan limbah ini
   sifatnya untuk mempermudah sistem pembuangan.
           Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus
   meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan
   plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar
   136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga
   dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah
   tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya.
   Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan.
   Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang
   oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di
   Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap
   minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat
   yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara
   alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada
   akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).


                                        1
Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap
  barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating,
  gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-
  alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan
  pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung
  Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung
  Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat
  penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol
  bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang
  tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes
  membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A.
  Sekitar 20% volume sampah perkotaan berupa limbah plastik. Pada
  umumnya, sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh
  karena limbah plastik itu tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme,
  akibatnya kita terus-menerus memerlukan areal untuk pembuangan sampah.
  Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran
  tanah, selain merusak pemandangan. Beberapa cara yang dapat ditempuh
  dalam mengatasi limbah plastik adalah dengan mendaur ulang, dengan
  incinerasi, dan dengan membuat plastik yang dapat mengalami biodegradasi.


B. Rumusan Masalah
   1. Apa yang dimaksud dengan plastik serta jenis-jenis plastik apa saja yang
      sering di temui di masyarakat?
   2. Bahan kimia apa saja yang terkandung dalam plastik?
   3. Bagaimana proses pembuatan plastik ?
   4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari limbah plastik pada
      lingkungan?
   5. Bagaimana peranan bioteknologi dalam mengatasi limbah plastik?
   6. Bagaimana cara pengolahan dan pemanfaatan limbah plastik di
      lingkungan?




                                       2
C. Tujuan Penulisan
        Dari rumusan masalah diatas, terdapat beberapa tujuan dalam
   pembuatan makalah tersebut ialah untuk mengetahui apa yang dimaksud
   dengan plastik, bagaimana proses pengolahannya, kandungan bahan kimia
   pada plastik serta bagaimana dampak yang ditimbulkan dari limbah plastik
   dan cara penanganannya, pengolahan serta pemanfaatannya di lingkuangan.




                                    3
BAB II
                               PEMBAHASAN


A. Pengertian Plastik
          Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap
   barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating,
   gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-
   alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan
   pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung
   Bisphenol-A.
          Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol
   A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan
   makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi
   walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak
   mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Suatu tes
   membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A.
          Sekitar 20% volume sampah perkotaan berupa limbah plastik. Pada
   umumnya, sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh
   karena limbah plastik itu tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme,
   akibatnya kita terus-menerus memerlukan areal untuk pembuangan sampah.
   Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran
   tanah, selain merusak pemandangan. Beberapa cara yang dapat ditempuh
   dalam mengatasi limbah plastik adalah dengan mendaur ulang, dengan
   incinerasi, dan dengan membuat plastik yang dapat mengalami biodegradasi.


B. Jenis-Jenis Plastik Dan Penggunaannya
         Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis,
   dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan
   besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset.
   Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi
   bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat


                                       4
dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.
      Tidak semua produk yang terbuat dari plastik aman digunakan. Ada
beberapa jenis yang memiliki ketentuan penggunaan tersendiri. Jenis utama
plastik diantaranya adalah PE (Poly Etylene), PP (Poly Propylene), PS (Poly
Styrene), PET (Poly Etylene Therephtalate), PVC (Poly Vinyl Clhorida).
      Asosiasi industri plastik di AS telah mengembangkan suatu standar
dimana terdapat pengkodean jenis pada setiap produk plastik. Kode ini
biasanya ada di bagian bawah wadah plastik, berupa cetakan timbul
bergambar panah yang membentuk segitiga dengan sebuah angka di
dalamnya. Angka ini menunjukkan jenis plastik dan penggunaannya. Di
bawah panah yang berbentuk segitiga itu kadang tercantum inisial kandungan
kimia dari plastik tersebut. Berikut adalah kode jenis plastik dan
penggunaanya.
1. Kode 1 bertuliskan PET atau PETE
                                         PET     atau   PETE   (Polyethylene
                                  terephthalate) sering digunakan sebagai
                                  botol minuman, minyak goreng, kecap,
                                  sambal, obat, maupun kosmetik. Plastik
                                  jenis ini tidak boleh digunakan berulang-
                                  ulang atau hanya sekali pakai. Habiskan
   segera isinya, jika tutup wadah telah dibuka. Semakin lama wadah
   terbuka, maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak. Monomer :
   ethyl terephtalate
           Kegunaan dan sifat :
       jelas, keras, tahan terhadap pelarut
       tititk lelehnya 85ºC
       botol minuman berkarbonasi
       botol juice buah
       tas bantal dan peralatan tidur
       fiber tekstile


                                    5
2. Kode 2 Bertuliskan HDPE
  HDPE atau High Density Polyethylene banyak
  ditemukan sebagai kemasan makanan dan obat yang
  tidak tembus pandang. Plastik jenis ini digunakan
  untuk botol kosmetik, obat, minuman, tutup plastik,
  jerigen pelumas, dan cairan kimia


3. Kode 3 Bertuliskan PVC
  PVC atau Polyvinyl Chloride (PVC) sering digunakan
  pada mainan anak, bahan bangunan, dan kemasan
  untuk produk bukan makanan. PVC dianggap sebagai
  jenis plastik yang paling berbahaya. Beberapa negara
  Eropa bahkan sudah melarang penggunaan PVC untuk
  bahan mainan anak di bawah tiga tahun.
  Monomer : Vinyl Chlorida
  Kegunaan dan sifat :
    karpet, kayu imitasi                 dapat bersatu dengan pelarut
    Jas hujan                            tititk lelehnya 70 – 140ºC
    Botol detergen                       pipa air (paralon), alat-alat listrik,
    Keras dan kaku                         film
4. Kode 4 Bertuliskan LDPE
  LDPE atau Low Density Polyethylene (LDPE) sering
  digunakan untuk membungkus, misalnya sayuran,
  daging beku, kantong/tas kresek.




5. Kode 5 Bertuliskan PP
                                          PP    atau   Polypropylene      sering
                                digunakan       sebagai   kemasan     makanan,
                                minuman, dan botol bayi menggunakan




                                     6
plastik jenis ini. Monomer : propena (CH3 – CH = CH2).


Kegunaan dan sifat :
   1. kantong plastik, film, automotif
   2. mainan mobil-mobilan, ember, botol
   3. lebih tahan panas dan titik leleh 1650C
   4.   keras, flexible, dapat tembus cahaya
   5. ketahanan kimianya bagus
    6. Kode 6 Bertuliskan PS
                                         PS atau Polystyrene termasuk kemasan
                                         sekali pakai. Contohnya gelas dan tempat
                                         makanan styrofoam, sendok, dan garpu
                                         plastik, yang biasa ada pada kotak
                                         makanan. Kotak CD juga mengandung
                                         Polystyrene. Kandungan bahan kimia
                                         plastik jenis ini berbahaya bagi kesehatan.
Jika makanan berminyak dipanaskan dalam wadah ini, styrene dari kemasan
langsung berpindah ke makanan.




    7. Kode 7 untuk jenis lainnya
               Kategori ini mencakup semua jenis
        plastik yang tidak termasuk dalam keenam
        kategori di atas. Namun, bukan berarti plastik
        jenis ini aman sebagai wadah makanan,
        karena di dalam kategori ini termasuk
        polycarbonate yang dapat melepaskan BPA.
        Di dalam kategori ini juga ada bioplastik yang terbuat dari tepung jagung,
        kentang, atau tebu. Bioplastik aman sebagai kemasan makanan dan ia pun
        dapat terurai secara biologis. Untuk jenis ini, pastikan bahannya tidak
        mengandung Polycarbonate.


                                         7
PC atau Polycarbonate biasanya digunakan untuk botol galon air
       minum, botol susu bayi, melamin untuk gelas, piring, mangkuk alat
       makanan. Salah satu bahan perlengkapan makanan dan minuman yang
       sering digunakan adalah melamin yang tergolong jenis plastik termoset.
       Plastik jenis ini tergolong dalam “food grade” dan dapat digunakan
       sampai 140º C.
       Kode 7 ini biasanya ada 4 macam, yaitu:
              SAN (styrine acrylonitrile)
              ABS (acrylanitrle butadiene styrene)
              PC (polycarbonate)
              Nilon
       Saat ini beredar perlengkapan makanan melamin palsu yang biasanya
dijual dengan harga 10 ribu 3, dibuat dari bahan urea formaldehyde yang
mengandung formalin kadar tinggi, yang tidak tahan panas dan dapat
mengeluarkan formalin yang dapat mengkontaminasi makanan.
       Untuk membedakan melamin palsu dengan yang asli dapat dilihat dari
tekstur permukaannya di bawah cahaya lampu, yang palsu biasanya bergelombang
sedangkan yang asli tidak, dan jika direbus yang palsu akan berubah bentuk dan
warnanya menjadi kekuningan.


C. Kandungan Bahan Kimia Pada Plastik
         Sebagian di antaranya kemasan plastik
   berasal dari material polyetilen, polypropilen,
   polyvinylchlorida (PVC) yang jika dibakar
   ataudipanaskan bisa menimbulkan dioksin,
   yaitu suatu zat yang sangat beracun dan
   merupakan penyebab kanker serta dapat
   mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang.
   Sehingga menjaga plastik agar tidak berubah
   selama digunakan sebagai pengemas makanan
   merupakan cara aman untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut. Dan bahan


                                       8
utama pembuat PVC adalah DOP. DOP memang populer digunakan dalam
proses plastisasi. Konsumsi DOP pada industri PVC mencapai 50-70% dari
total produksi plasticizer (senyawa aditif yang ditambahkan ke dalam polimer
untuk menambah fleksibilitas dan daya kerjanya). Selain efisien, DOP juga
memberikan viskositas yang stabil pada saat aplikasinya pada PVC. Lebih dari
itu, harga DOP paling murah di antara sekitar 300 plasticizer yang
dikembangkan, karena proses sintesanya sederhana dan bahan baku industri
petrokimia ini juga melimpah.
      Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik.
Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa
juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada
beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi
film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka
"malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan variasi
yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras,
"reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya,
komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik
digunakan hampir di seluruh bidang industri. Pellet atau bijih plastik yang siap
diproses lebih lanjut (injection molding, ekstrusi, dll)
                                          Plastik dapat juga menuju ke setiap
                                   barang     yang   memiliki    karakter   yang
                                   deformasi atau gagal karena shear stress,
                                   lihat keplastikan (fisika) dan ductile. Plastik
                                   dapat dikategorisasikan dengan banyak cara
                                   tapi paling umum dengan melihat tulang-
                                   belakang      polimernya     (vinyl{chloride},
polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.
      Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain.
Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik
yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen,
chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga


                                      9
berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama
   yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset
   properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang
   (biasanya     "digantung"   sebagai        bagian   dari   monomer    sebelum
   menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer).
         Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi
   bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti
   dari polimer tersebut. Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material
   alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang
   dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya
   ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).


D. Proses Pembuatan Plastik
         Penemuan dan pembuatan plastik, pertama kali dilaporkan oleh
   Dr.Montgomerie pada tahun 1843, yaitu oleh penduduk Malaya dengan cara
   memanaskan getah karet kemudian dibentuk dengan tangan dan dijadikan
   sebagai gagang pisau. Pada tahun 1845 J.Peluoze berhasil mensintesa sululosa
   nitrat. Cetakan bahan plastik yang pertama, dipatenkan oleh J.L.Baldwin pada
   tangal 11 Februari 1862 yang disebut dengan molds for making daguerreotype
   cases. Cetakan ini kemudian digunakan secara luas untuk membentuk bahan-
   bahan plastik yang terdiri dari campuran getah karet dengan berbagai bahan
   pengisi, humektan dan pemplastik.
         Teknologi pembuatan plastik mulai dikembangkan pada tahun 1800-an.
   Kemudian pada tahun 1868 John Wesley Hyatt membuat billiard ball dengan
   menginjeksikan seluloid ke dalam mold. John dan Isaiah Hyatt mematenkan
   injection machine molding untuk pertama kalinya pada tahun 1872. Seluloid
   digunakan juga untuk mainan anak-anak, pakaian, cat dan vernis, serta film
   untuk foto.
   a) Injection Molding
            Injection molding adalah metode pemrosesan material termoplastik
      yang mana material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh


                                         10
plunger ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air kemudian material
   tersebut akan menjadi dingin dan mengeras sehingga bisa dikeluarkan dari
   cetakan.
b) Proses Pembuatan Botol Plastik (Blow Mold Technology)
        Proses pembuatannya diawali dengan pembentukan material plastik
   dengan cara meniupkan suatu fluida (cairan) kedalam cetakan untuk
   membentuk suatu bentukan yang diinginkan. Umumnya digunakan untuk
   bentukan yang berongga dengan perbedaan tebal dinding. Metode Blow
   Mold dapat dibedakan atas tiga cara, yaitu :
   a. Injection Blow Mold
              Proses pembentukan produk berbahan plastik dengan cara
      diinjeksikan terlebih dahulu untuk bakalan plastik yang akan di blow.
      Terdiri dari komponen Injeksi dan Blow. Secara umum digunakan
      untuk kontainer dengan ukuran yang relatif kecil dan yang sama sekali
      tidak ada handle. Sering juga digunakan untuk kontainer yang terdapat
      bentukan ulir pada bagian leher pada botol.
       Tahapan Proses :
      1. Plastik dalam keadaan melting diinjeksikan kedalam kaviti dalam
          bentuk bakalan.
      2. Plastik dipindah ke cetakan blowing.
      3. Udara di tiupkan sehingga plastik mengembang dan menempel
          sesuai bentuk mold.
      4. Cetakan membuka untuk pengeluaran produk.


   b. Extrusion Blow Mold
              Proses pembentukan material plastik dengan cara diteteskan dari
      extruder. Metode yang paling sederhana dari blow mold terdiri dari
      extruder dan blow. Bisa digunakan untuk kontainer yang bervariasi
      dari bentuknya, ukurannya, bukaan leher pada botol, maupun bentukan
      handle. Jenis plastik yang digunakan adalah HDPE, PVC, PC, PP, and
      PETG. Tahapan Proses :


                                    11
1. Plastik dikeluarkan dari extruder masuk ke cetakan blow dengan
               pengarah lubang.
          2.   Cetakan tertutup.
          3. Pengarah lubang mengalirkan fluida (udara) kedalam plastik yang
               dalam keadaan melting sehingga menekan ke cetakan.
          4. Cetakan terbuka untuk pengeluaran produk.
      c. Stretch Blow Mold
                Proses pembentukan plastik dengan cara di rentangkan (stretch)
          sampai tercapai ukuran yang diinginkan dengan mempertimbangkan
          ketebalan bakalan plastik. Sangat baik digunakan untuk plastik dengan
          jenis PET. Terdiri dari komponen Injeksi, Stretcher dan Blow. Tahapan
          Proses :
          1. Plastik dalam keadaan melting diinjeksikan kedalam kaviti dalam
               bentuk bakalan.
          2.    Plastik di stretching (diregangkan) sesuai dimensi yang
               diperlukan.
          3. Udara di tiupkan sehingga plastik mengembang dan menempel
               sesuai bentuk mold.
          4. Cetakan membuka untuk pengeluaran produk.
                Ini merupakan prinsip dasar cara membuat botol. Di pabrik semua
         sistem berjalan secara otomatis dan bisa menghasilkan ribuan botol
         dalam tiap jamnya.
E. Pengolahan atau Pemanfaatan Limbah Plastik
         Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus
   meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan
   plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar
   136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga
   dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%.
         Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun
   selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak
   terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik


                                      12
yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah
tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah
plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan
sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak
terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat,
dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).
Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)
      Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan
plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya
dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah
plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur
ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah
tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang
berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot
atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan
adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali
terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).
      Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya
dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu
limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus
dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah
harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik
diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan,
pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et
al.,1995).
      Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik
di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena
pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara
maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah
sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang


                                     13
memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya
industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).
      Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-
barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik
(80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus
dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk
meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis
limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High
Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.
1. Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks
          Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan
   kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah.
   Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat
   jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang
   telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-
   tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai
   bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta
   lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).
          Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di
   Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam
   pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik
   dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua
   kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya.
   Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai
   substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah
   dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang
   dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi
   dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur
   ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003)
   dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur
   ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa


                                    14
polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh
   rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih
   kurang 200°C).
2. Bioremediasi
          Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah
   organik/anorganik polutann secara biologi dalam kondisi terkendali.
   Penguraian     senyawa         kontaminan       ini    umumnya        melibatkan
   mikroorganisme (khamir, fungi, dan bakteri).
   a. Proses Bioremediasi
           Proses bioremediasi harus memperhatikan antara lain temperatur
      tanah, derajat keasaman tanah, kelembaban tanah, sifat dan struktur
      geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar, ketersediaan air,
      nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan
      ketersediaan oksigen. Pendekatan umum yang dilakukan untuk
      meningkatkan biodegradasi adalah dengan cara yang pertama
      menggunakan mikroba indigenous (bioremediasi instrinsik), kedua
      memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi dan aerasi
      (biostimulasi),   dan    yang      ketiga    penambahan      mikroorganisme
      (bioaugmentasi). Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ (atau on-
      site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
      pembersihan di lokasi.
           Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
      pembersihan,      venting     (injeksi),    dan    bioremediasi.   Sementara
      bioremediasi ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara
      tanah yang tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan
      yang lebih terkontrol, kemudian diberi perlakuan khusus dengan
      menggunakan mikroba. Bioremediasi ex-situ dapat berlangsung lebih
      cepat, mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang
      lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol dibanding dengan
      bioremediasi in-situ.
   b. Teknik Bioremediasi


                                      15
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
    1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar)
       dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi
       pH, dsb
    2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
       mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi
       khusus.
    3. Penerapan immobilized enzymes
    4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan
       atau   mengubah      pencemar.   Bioremediasi   ex-situ    meliputi
       penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
       yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan
       dari zat pencemar.
       Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya
zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan
instalasi pengolah air limbah. Kelemahan bioremediasi ex-situ ini jauh
lebih mahal dan rumit. Sedangkan keunggulannya antara lain proses bisa
lebih cepat dan mudah untuk dikontrol, mampu meremediasi jenis
kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
c. Manfaat Bioremediasi
   Bioremediasi telah memberikan manfaat yang luar biasa pada :
    1. Bidang Lingkungan, yakni, pengolahan limbah yang ramah
       lingkungan dan bahkan mengubah limbah tersebut menjadi ramah
       lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan yakni telah
       membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat
       1979, supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta
       gallon oli mentah mengalir, tetapi bakteri pemakan oli membantu
       mengurangi pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
    2. Bidang Industri, yakni bioremediasi telah memberikan suatu
       inovasi baru yang membangkitkan semangat industri sehingga


                               16
terbentuklah suatu perusahaan yang khusus bergerak dibidang
          bioremediasi,      contohnya     adalah   Regenesis   Bioremediation
          Products, Inc., di San Clemente, Calif.
       3. Bidang Ekonomi, karena bioremediasi menggunakan bahan bahan
          alami yang hasilnya ramah lingkungan, sedangkan mesin-mesin
          yang digunakan dalam pengolahan limbah memerlukan modal dan
          biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi
          ekonomi yang lebih baik.
       4. Bidang    Pendidikan,        penggunaan     microorganisme      dalam
          bioremediasi,       dapat        membantu     penelitian      terhadap
          mikroorganisme        yang       masih    belum   diketahui     secara
          jelas.Pengetahuan ini akan memberikan sumbangan yang besar
          bagi dunia pendidikan sains.
       5. Bidang Teknologi, bioremediasi memberikan tantangan baru bagi
          teknologi untuk terus memberikan inovasi yang lebih baik bagi
          lingkungan.
       6. Bidang Sosial, bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang
          mudah dijangkau dan mudah dilakukan baik bagi rumah tangga
          dan industri. Dengan begini, limbah rumah tangga dapat dikelola
          jauh lebih baik.
       7. Bidang Kesehatan, dengan pengelolaan limbah yang baik,
          pencemaran dapat diminimalisir sehingga kualitas hidup manusia
          jauh meningkat.
       8. Bidang Politik, isu lingkungan dapat lebih ditekan sehingga para
          petinggi dapat memfokuskan masalah ke lingkup lain, Bahkan
          bioremediasi dapat membantu memperbaiki masalah yang
          berkesinambungan didalamnya.
3. Plastik Ramah Lingkungan
        Selama ini, beraneka produk dari plastik sangat mudah kita jumpai di
   pasaran. Sebab, selain praktis, harganya pun cenderung lebih murah.
   Bahkan, bisa dikatakan, tak ada hari tanpa plastik, mulai dari kantung


                                      17
belanja, hingga kemasan makanan. Tapi, belakangan, upaya mengurangi
plastik sebagai bahan penunjang kehidupan sehari-hari, mulai banyak
dilakukan. Sebab, plastik dianggap sebagai salah satu bahan tidak ramah
lingkungan yang sukar diuraikan. Apalagi, setelah diteliti, ternyata bahan-
bahan yang terbuat dari plastik, terbukti dapat memicu tumbuhnya bibit-
bibit kanker.
     Kantong plastik yang bisa hancur/terurai dalam waktu relatif
singkat(saya sebut relatif singkat, jika dibandingkan dengan 200 hingga
1000 tahun waktu hancurnya material plastik biasa) terdiri dari 2 macam,
yaitu kantong plastik bio-degradable dan kantong plastik oxo-degradable.
Kantong plastik bio-degradable berbahan dari bijih plastik dicampur 20%
– 30% tepung tapioka atau tepung jagung. Mengandung bahan alami
bukan? Meskipun masih juga menggunakan bijih plastik. Sayangnya lagi,
karena menggunakan bahan alami tersebut biaya pembuatannya tinggi
sehingga harga jualnya lebih tinggi dari harga jual kantong plastik biasa,
bahkan bisa mencapai 5 kalin lebih mahal.
     Proses degradasi, dengan penggambaran produk kantong plastik ini
yang mulai dari bulan ke-1, bulan ke-2, bulan ke-3, hingga bulan ke-24,
mengalami degradasi atau kerusakan/kehancuran, sedikit demi sedikit.
Butuh 24 bulan atau 2 tahun kantong plastik yang disebut “Ramah
Lingkungan” ini untuk bersatu dengan alam. Sementara itu, kantong
plastik oxo-degradable terbuat bijih plastik biasa, ditambah zat lain/aditif
yang menyebabkannya menjadi mudah terurai, dengan mengalami
oksidasi oleh udara. Salah satu zat aditif itu bernama EPI.




                                 18
Kantong plastik Alfamart ini menggunakan Oxium sebagai aditifnya.
     Oxium ternyata serupa dengan EPI, merupakan zat aditif yang
mempercepat kehancuran material plastik. Hanya saja EPI berasal dari
produsen Kanada, sedangkan Oxium ini adalah produk karya orang
Indonesia.
     Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah
dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan
kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah
lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas
alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material
yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam
tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang
terdapat dalam hewan.
     Jenis plastik biodegradable antara lain polyhidroksialkanoat (PHA)
dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang
merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau
jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat
terdegradasi. Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin,
kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa
material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan
hewan.
     Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi
bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi
monomer-monomernya. Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain
menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa
organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi
lingkungan. Plastik berbahan dasar tepung aman bagi lingkungan. Sebagai
perbandingan, plastik tradisional membutuhkan waktu sekira 50 tahun
agar dapat terdekomposisi alam, sementara plastik biodegradable dapat
terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat. Hasil degradasi plastik ini
dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk


                                19
kompos. Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa
kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik
biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan
unsur hara dalam tanah.
     Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak
polimer biodegradable ini dapat diuraikan alam. Di samping itu,
penambahan tepung pada pembuatan polimer biodegradable menambah
biaya pembuatan plastik. Namun ini menjadi potensi yang besar di
Indonesia, karena terdapat berbagai tanaman penghasil tepung seperti
singkong, beras, kentang, dan tanaman lainnya. Apalagi harga umbi-
umbian di Indonesia relatif rendah. Dengan memanfaatkan sebagai bahan
plastik biodegradable, akan memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi.
Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan. Bukan tidak mungkin kelak
Indonesia menjadi produsen terbesar plastik biodegradable di dunia.
     Jerman, India, Australia, Jepang, dan Amerika adalah negara yang
paling   intensif   mengembangkan    riset   plastik   biodegradable   dan
mempromosikan penggunaannya menggantikan plastik konvensional.
Produk industri berbahan dasar plastik mulai menggunakan bahan
biodegradable. Fujitsu, perusahaan komputer besar di Jepang telah
menggunakan plastik biodegradable ini pada semua casing produknya.
Komunitas internasional sepakat, penggunaan bahan polimer sintetis yang
ramah lingkungan harus terus ditingkatkan.
     Sementara itu, penggunaan di Indonesia masih jauh panggang dari
api. Padahal sudah jelas potensi bahan baku pembuatan plastik
biodegradable sangat besar di Indonesia. Tampaknya perlu dukungan dari
semua pihak terutama pemerintah selaku regulator, industri kimia dan
proses, serta kesadaran dari seluruh masyarakat. Harus ada kerja sama
diantara banyak pihak untuk mendukung penerapan plastik biodegradable
menggantikan plastik konvensional. Penggunaan skala besar plastik
berbahan biodegradable ini akan membantu mengurangi penggunaan




                                20
minyak bumi, gas alam dan sumber mineral lain serta turut berkontribusi
      menyelamatkan lingkungan.
   4. Incinerasi
      Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya
      pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang
      tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit
      listrik. Beberapa pembangkit listrik membakar batu bara yang dicampur
      beberapa persen ban dan plastik bekas. Akan tetapi pembakaran
      sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara.
      Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat
      korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat
      pekat dan gas- gas yang bersifat korosif. Gas- gas korosif ini membuat
      incinerator   cepat   terkorosi.    Polusi   yang   paling   serius   adalah
      dibebaskannya gas Dioksin yang sangat beracun pada pembakaran
      senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran
      harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi
      udara




F. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Limbah Plastik Pada Lingkungan
         Banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahaya dari plastik itu
   sendiri, apabila kita tidak benar menggunakannya. Beberapa laporan ini
   menguak sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang
   terbuat dari polimer sintetis. Styrofoam (gabus) praktis dipakai sebagai
   kemasan makanan. Demikian juga plastik. Tetapi keduanya juga mengandung
   zat-zat yang amat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Kanker salah satu
   ancamannya. Bahan dasar pembuatan Styrofoam adalah styren. Styren, bahan
   dasar styrofoam, bersifat larut lemak dalam alkohol. Ini berarti, wadah dari
   jenis ini tidak cocok untuk tempat susu yang mengandung lemak tinggi.
   Begitu pun dengan kopi yang dicampur krim. Padahal, tidak sedikit restoran
   cepat saji yang menyuguhkan kopi panasnya dalam wadah ini. Karena itu


                                         21
sewajarnya kita berhati-hati menggunakan styrofoam. Kalau untuk makanan
dingin tidak perlu khawatir, tapi bagaimanapun, penggunaannya sebaiknya
dihindari. Styrofoam mengandung muatan zat racun, terutama styrin. Oleh
sebab itu, hidangan panas yang akan disajikan ke dalam kotak styrofoam
sebaiknya didinginkan dahulu dan diberi alas daun, jangan plastik. Demikian
halnya plastik botol minuman mineral. Bahan plastik yang disebut
polyethylene terephthalate ini sebaiknya jangan disiram air panas, lantaran
mengandung zat atau senyawa stiarin. Meski demikian, ada bahan-bahan
plastik tertentu yang memang tahan panas.


1. Pigmen warna
       Ancaman terhadap kesehatan karena pigmen datang dari kantong
   plastik berwarna-warni. Masalahnya adalah seringkali tidak diketahui
   bahan pewarna yang digunakan. Memang ada pewarna khusus untuk
   kantong plastik yang aman untuk makanan. Tetapi di Indonesia jarang
   ditemukan hal yang demikian. Biasanya produsen di sini menggunakan
   pewarna nonfood grade atau pewarna yang tidak aman bagi makanan.
   Banyak kandungan berbahaya dari kantong plastik (kresek) bisa
   mengontaminasi makanan. Bila terkena suhu tinggi, pigmen warna
   kantong plastik akan bermigrasi ke makanan. bila makanan yang baru
   digoreng ditempatkan di kantong kresek, suhu minyak yang tinggi akan
   menghasilkan kolesterol atau lemak jenuh yang tinggi pula.
2. Zat beracun dalam Plastik tanpa warna
       Menurut ilmu kimia, yang perlu diwaspadai adalah plastik yang tidak
   berwarna ini. Semakin jernih, bening, dan bersih plastik tersebut, semakin
   sering terdapat kandungan zat kimia yang berbahaya dan tidak aman bagi
   kesehatan manusia.
       Ada bahan-bahan yang terkandung pada plastik
       a. Dioctyl phthalate (DOP)
          Ingat iklan tentang pipa plastik dari bahan polyvinyl chlorida
          (PVC) yang tak hancur meski diinjak-injak gajah? Sekarang,


                                    22
bayangkan bila unsur-unsur zat itu masuk ke tubuh melalui
   kemasan makanan dari bahan plastik maupun styrofoam (gabus).
   Tentu saja sistem pencernaan kita sulit mencernanya.
b. Zat benzen
   Ditambah lagi pada jenis bahan ini justru ditemukan kandungan
   yang menyimpan zat benzen, suatu larutan kimia yang sulit dilumat
   oleh sistem percernaan. Benzen ini juga tidak bisa dikeluarkan
   melalui feses (kotoran) atau urine (air kencing). Akibatnya, zat ini
   semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah yang
   bisa memicu munculnya penyakit kanker.
c. Zat kimia karsinogen
   Zat ini dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu
   penyakit yang terjadi akibat adanya bahan kimia karsinogen dalam
   makanan. Saat ini masih banyak restoran-restoran siap saji (fast
   food) yang masih menggunakan styrofoam sebagai wadah bagi
   makanan atau minumannya. Sedapat mungkin Kalian harus
   menghindari penggunaan styrofoam untuk makanan atau minuman
   panas, karena sama halnya dengan plastik, suhu yang terlalu tinggi
   dapat menyebabkan perpindahan kandungan kimia dari plastik ke
   dalam makanan.
d. Logam berat Zn (seng)
   Belum lagi, stryfoam ini juga mengandung logam berat Zn (seng)
   yang biasanya diberikan pabrik plastik sebagai bahan tambahan
   untuk plastik.
e. Formalin
   Formalin ternyata bukan hanya ditemukan pada ikan, mi, baso,
   atau tahu. Terungkap bahwa zat pengawet mayat itu juga
   ditemukan pada plastik pembungkus makanan dan styrofoam.
   Sementara itu dalam sebuah penelitian lain disebutkan pada
   pembungkus       berbahan    dasar   resin   atau   plastik   rata-rata
   mengandung 5 ppm formalin. Satu ppm adalah setara dengan satu


                               23
miligram per kilogram. Formalin pada plastik atau styrofoam ini,
merupakan senyawa-senyawa yang secara menetap terkandung
dalam bahan dasar resin atau plastik. Namun, zat racun tersebut
baru akan luruh ke dalam makanan akibat kondisi panas, seperti
saat terkena air atau minyak panas. Karenanya, , makanan yang
masih panas jangan langsung dimasukkan ke dalam plastik atau
kotak styrofoam. Bersama formalin, luruh pula zat yang tak kalah
racunnya yakni stiarin, yang biasa terkandung pada styrofoam.
Secara umum, zat racun seperti formalin dan stiarin terdapat dalam
produk berbahan dasar resin. Namun, dalam kadar cukup tinggi,
senyawasenyawa ini terkandung dalam produk plastik berkualitas
rendah seperti, plastik PVC. Contoh sederhana plastik dengan
kadar racun tinggi adalah kantung plastik warna hitam yang biasa
digunakan toko-toko untuk mengantongi barang belian. Lebih baik
kantong plastik ini tidak disatukan dengan makanan, apalagi yang
masih panas, seperti goreng-gorengan.




                        24
BAB III
                                     PENUTUP
Kesimpulan
        Berdasarkan pembahsan makalah diatas, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
 1. Plastik adalah salah satu bahan mengandung Bisphenol-A.
 2. Plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang
     bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat
     dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain,
     sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan
     kembali.
 3. Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan atau proses produksi. Limbah
     digolongkan dalam 2 golongan, yaitu limbah yang memiliki nilai ekonomis
     limbah yang dengan proses lebih lanjut/diolah dapat memberikan nilai
     tambah dan limbah non ekonomis limbah yang tidak akan memberikan nilai
     tambah walaupun sudah diolah.
 4. Kode-kode jenis plastik yaitu Kode 1 bertuliskan PET atau PETE digunakan
     sebagai botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, obat, maupun
     kosmetik. Kode 2 Bertuliskan HDPE digunakan untuk botol kosmetik, obat,
     minuman, tutup plastik, jerigen pelumas, dan cairan kimia. Kode 3
     Bertuliskan PVC digunakan pada mainan anak, bahan bangunan, dan
     kemasan untuk produk bukan makanan. Kode 4 Bertuliskan LDPE
     digunakan untuk membungkus, misalnya sayuran, daging beku, kantong/tas
     kresek. Kode 5 Bertuliskan PP digunakan sebagai kemasan makanan,
     minuman, dan botol bayi menggunakan plastik jenis ini. Kode 6 Bertuliskan
     PS digunakan sebagai gelas dan tempat makanan styrofoam, sendok, dan
     garpu plastik, yang biasa ada pada kotak makanan. Kode 7 untuk jenis
     lainnya mencakup semua jenis plastik yang tidak termasuk dalam keenam
     kategori di atas.
 5. kemasan      plastik   berasal    dari     material   polyetilen,   polypropilen,
     polyvinylchlorida     (PVC)     yang     jika   dibakar   ataudipanaskan    bisa


                                         25
menimbulkan dioksin, yaitu suatu zat yang sangat beracun dan merupakan
   penyebab kanker serta dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang.
6. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali
   (reuse) maupun daur ulang (recycle).
7. Bioremediasi telah memberikan manfaat yang luar biasa pada bidang
   lingkungan, bidang industri, bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang
   teknologi, bidang sosial, bidang kesehatan, bidang politik.
8. Jenis plastik biodegradable antara lain polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-
   asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan
   modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh
   mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi.
9. Penggunaan skala besar plastik berbahan biodegradable ini akan membantu
   mengurangi penggunaan minyak bumi, gas alam dan sumber mineral lain
   serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan.
10. Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung
   yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau
   polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan.
11. Bahan-bahan yang terkandung pada plastik yaitu dioctyl phthalate (dop), zat
   benzen, zat kimia karsinogen, logam berat zn (seng) dan formalin.




                                       26
DAFTAR PUSTAKA



Anonim .2008. “Kemasan Polystirena Foam (Styrofoam)” . Info POM(Vol 9 No.
     5, September 2008). Jakarta.

Anonim.     2011.     Plastik       ramah   lingkungan.      http://mapalaapache
     .blogspot.com/2011/01/plastik-ramah-lingkungan.html. diakses pada tanggal
     3 April 2013

Anonim. 2009. Bioplastik.
     http://bioteknologiindonesia.blogspot.com/2009/03/mikroba.
     tenaga.kerja.bioplastik. Diakses pada tanggal 3 April 2013

Fumento, Michael. 2003. Bioevolution: How Biotechnology Is Changing Our
     World . United State of America : Encounter Books.

Suwanto. 1998. Bioteknologi molekuler: Mengoptimalkan manfaat keanekaan
     hayati melalui teknologi DNA rekombinan (in Indonesian). Bogor: IPB.




                                       27
KATA PENGANTAR


   Assalamu’alaikum Wr. Wb.
    Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, memberikan kemudahan disaat
kesulitan, kesehatan dan yang selalu memberikan ridho-Nya, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berupa makalah mengenai mata
kuliah Bioteknologi.
   Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, banyak kekurangan, dan kelemahan. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Meskipun demikian
penulis telah berusaha menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Berhasilnya penulis menyelesaikan makalah ini bukan mutlak atau semata-
mata usaha sendiri, melainkan juga berkat dorongan, bimbingan, bantuan dan
do’a dari semua pihak.
   Dengan segala kerendahan hati izinkan penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen : Ina Rosdiana Lesnawati
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bioteknologi serta semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
   Untuk itu segala bentuk kritik dan saran yang tulus ikhlas dari pembaca
senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan penulis
susun selanjutnya, dan penulis mengucapkan selamat membaca makalah ini,
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pembaca pada umumnya
dan penulis khususnya.
   Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


                                                     Cirebon, April 2013




                                                                 Penulis


                                    i
                                   28
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
    B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
    C. Tujuan penulisan ........................................................................................ 3


BAB II PEMBAHASAN
    A. Pengertian Plastik ....................................................................................... 4
    B. Jenis-Jenis Plastik Dan Penggunaannya .......................................................... 4
    C. Kandungan Bahan Kimia Pada Plastik ....................................................... 6
    D. Proses Pembuatan Plastik ........................................................................... 9
    E. Pengolahan atau Pemanfaatan Limbah Plastik ........................................... 12
    F. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Limbah Plastik Pada Lingkungan ......... 21


BAB III PENUTUP
    Kesimpulan ....................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA




                                                          29
MAKALAH
    BIOTEKNOLOGI PENANGGULANGAN PLASTIK


           Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
               Mata Kuliah : Bioteknologi
          Dosen : Ina Rosdiana Lesnawati M.Pd




                     Disusun Oleh:
                    KELOMPOK 4
         Dinah Romdlonatullail         (1410160118)
         Nunung Nurhaeti               (1410160131)
         Nurlaela                      (1410160133)
         Risa Fauzi Khoirunisa         (1410160135)
         Santi Oktaviani               (1410160139)
         Silviani Nurazizah            (1410160140)
         Sislyati                      (1410160141)
         Siti Nafisah                  (1410160142)
         Tri Handayani                 (1410160153)


                  IPA Biologi D / VI


      JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
                      CIREBON
                         2013


                          30

Contenu connexe

Similaire à Makalah biotek kel 4

Bioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastikBioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastikSilvieani Nur Azizah
 
karya tulis ilmiah Bahaya Plastik Bagi Kehidupan
karya tulis ilmiah Bahaya Plastik Bagi Kehidupankarya tulis ilmiah Bahaya Plastik Bagi Kehidupan
karya tulis ilmiah Bahaya Plastik Bagi KehidupanRiena Eka Putri
 
Pk8 kd7 t4 jenis dan karateristik limbah keras anorganik plastik
Pk8 kd7 t4 jenis dan karateristik limbah keras anorganik plastikPk8 kd7 t4 jenis dan karateristik limbah keras anorganik plastik
Pk8 kd7 t4 jenis dan karateristik limbah keras anorganik plastikAgus Tri
 
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimerMateri MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimerdasi anto
 
pengolahan limbah plastik
pengolahan limbah plastikpengolahan limbah plastik
pengolahan limbah plastiknaviaekas
 
PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN FUNGSIONAL.pptx
PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN FUNGSIONAL.pptxPENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN FUNGSIONAL.pptx
PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN FUNGSIONAL.pptxrudicf1
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaTidar University
 
Plastic - type, origin, production
Plastic - type, origin, productionPlastic - type, origin, production
Plastic - type, origin, productionHalim Widya Kusuma
 
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastiktinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastikBiotani & Bahari Indonesia
 
SIFAT DAN DAMPAK SAMPAH PLASTIK-PPT HARI KEDUA P5 gayahidupberkelanjutan IVJ....
SIFAT DAN DAMPAK SAMPAH PLASTIK-PPT HARI KEDUA P5 gayahidupberkelanjutan IVJ....SIFAT DAN DAMPAK SAMPAH PLASTIK-PPT HARI KEDUA P5 gayahidupberkelanjutan IVJ....
SIFAT DAN DAMPAK SAMPAH PLASTIK-PPT HARI KEDUA P5 gayahidupberkelanjutan IVJ....IstiadzahIstiadzah
 
fdokumen.com_plastik-dan-kesehatan.ppt
fdokumen.com_plastik-dan-kesehatan.pptfdokumen.com_plastik-dan-kesehatan.ppt
fdokumen.com_plastik-dan-kesehatan.pptsmkannajah1
 

Similaire à Makalah biotek kel 4 (20)

Bioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastikBioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastik
 
Pemanfaatan Sampah Plastik
Pemanfaatan Sampah PlastikPemanfaatan Sampah Plastik
Pemanfaatan Sampah Plastik
 
GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.pptx
GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.pptxGAYA HIDUP BERKELANJUTAN.pptx
GAYA HIDUP BERKELANJUTAN.pptx
 
karya tulis ilmiah Bahaya Plastik Bagi Kehidupan
karya tulis ilmiah Bahaya Plastik Bagi Kehidupankarya tulis ilmiah Bahaya Plastik Bagi Kehidupan
karya tulis ilmiah Bahaya Plastik Bagi Kehidupan
 
Pk8 kd7 t4 jenis dan karateristik limbah keras anorganik plastik
Pk8 kd7 t4 jenis dan karateristik limbah keras anorganik plastikPk8 kd7 t4 jenis dan karateristik limbah keras anorganik plastik
Pk8 kd7 t4 jenis dan karateristik limbah keras anorganik plastik
 
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimerMateri MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
 
pengolahan limbah plastik
pengolahan limbah plastikpengolahan limbah plastik
pengolahan limbah plastik
 
PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN FUNGSIONAL.pptx
PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN FUNGSIONAL.pptxPENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN FUNGSIONAL.pptx
PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN FUNGSIONAL.pptx
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
 
Pengemasan
PengemasanPengemasan
Pengemasan
 
Pin
PinPin
Pin
 
Plastic - type, origin, production
Plastic - type, origin, productionPlastic - type, origin, production
Plastic - type, origin, production
 
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastiktinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
 
SIFAT DAN DAMPAK SAMPAH PLASTIK-PPT HARI KEDUA P5 gayahidupberkelanjutan IVJ....
SIFAT DAN DAMPAK SAMPAH PLASTIK-PPT HARI KEDUA P5 gayahidupberkelanjutan IVJ....SIFAT DAN DAMPAK SAMPAH PLASTIK-PPT HARI KEDUA P5 gayahidupberkelanjutan IVJ....
SIFAT DAN DAMPAK SAMPAH PLASTIK-PPT HARI KEDUA P5 gayahidupberkelanjutan IVJ....
 
fdokumen.com_plastik-dan-kesehatan.ppt
fdokumen.com_plastik-dan-kesehatan.pptfdokumen.com_plastik-dan-kesehatan.ppt
fdokumen.com_plastik-dan-kesehatan.ppt
 
Makalah Plastik
Makalah PlastikMakalah Plastik
Makalah Plastik
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Makalah biotek kel 4

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Begitu banyak peran bioteknologi bagi kehidupan kita yang sangat membantu dan bermanfaat. Namun Bioteknologi juga mempunyai dampak negatif bagi kehidupan manusia yaitu di bidang: Lingkungan, kesehatan, social dan ekonomi serta yang paling menghawatirkan adalah masalah etika. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan misalnya pada pengolahan limbah plastik dan sejenisnya. Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan atau proses produksi. Limbah dapat dibedakan berdasarkan nilai ekonomisnya dapat digolongkan dalam 2 golongan, yaitu : 1. Limbah yang memiliki nilai ekonomis limbah yang dengan proses lebih lanjut/diolah dapat memberikan nilai tambah. 2. Limbah non ekonomis limbah yang tidak akan memberikan nilai tambah walaupun sudah diolah, pengolahan limbah ini sifatnya untuk mempermudah sistem pembuangan. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986). 1
  • 2. Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat- alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A. Sekitar 20% volume sampah perkotaan berupa limbah plastik. Pada umumnya, sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh karena limbah plastik itu tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya kita terus-menerus memerlukan areal untuk pembuangan sampah. Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran tanah, selain merusak pemandangan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi limbah plastik adalah dengan mendaur ulang, dengan incinerasi, dan dengan membuat plastik yang dapat mengalami biodegradasi. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan plastik serta jenis-jenis plastik apa saja yang sering di temui di masyarakat? 2. Bahan kimia apa saja yang terkandung dalam plastik? 3. Bagaimana proses pembuatan plastik ? 4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari limbah plastik pada lingkungan? 5. Bagaimana peranan bioteknologi dalam mengatasi limbah plastik? 6. Bagaimana cara pengolahan dan pemanfaatan limbah plastik di lingkungan? 2
  • 3. C. Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas, terdapat beberapa tujuan dalam pembuatan makalah tersebut ialah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan plastik, bagaimana proses pengolahannya, kandungan bahan kimia pada plastik serta bagaimana dampak yang ditimbulkan dari limbah plastik dan cara penanganannya, pengolahan serta pemanfaatannya di lingkuangan. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Plastik Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat- alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Suatu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A. Sekitar 20% volume sampah perkotaan berupa limbah plastik. Pada umumnya, sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh karena limbah plastik itu tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya kita terus-menerus memerlukan areal untuk pembuangan sampah. Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran tanah, selain merusak pemandangan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi limbah plastik adalah dengan mendaur ulang, dengan incinerasi, dan dengan membuat plastik yang dapat mengalami biodegradasi. B. Jenis-Jenis Plastik Dan Penggunaannya Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat 4
  • 5. dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic. Tidak semua produk yang terbuat dari plastik aman digunakan. Ada beberapa jenis yang memiliki ketentuan penggunaan tersendiri. Jenis utama plastik diantaranya adalah PE (Poly Etylene), PP (Poly Propylene), PS (Poly Styrene), PET (Poly Etylene Therephtalate), PVC (Poly Vinyl Clhorida). Asosiasi industri plastik di AS telah mengembangkan suatu standar dimana terdapat pengkodean jenis pada setiap produk plastik. Kode ini biasanya ada di bagian bawah wadah plastik, berupa cetakan timbul bergambar panah yang membentuk segitiga dengan sebuah angka di dalamnya. Angka ini menunjukkan jenis plastik dan penggunaannya. Di bawah panah yang berbentuk segitiga itu kadang tercantum inisial kandungan kimia dari plastik tersebut. Berikut adalah kode jenis plastik dan penggunaanya. 1. Kode 1 bertuliskan PET atau PETE PET atau PETE (Polyethylene terephthalate) sering digunakan sebagai botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, obat, maupun kosmetik. Plastik jenis ini tidak boleh digunakan berulang- ulang atau hanya sekali pakai. Habiskan segera isinya, jika tutup wadah telah dibuka. Semakin lama wadah terbuka, maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak. Monomer : ethyl terephtalate Kegunaan dan sifat :  jelas, keras, tahan terhadap pelarut  tititk lelehnya 85ºC  botol minuman berkarbonasi  botol juice buah  tas bantal dan peralatan tidur  fiber tekstile 5
  • 6. 2. Kode 2 Bertuliskan HDPE HDPE atau High Density Polyethylene banyak ditemukan sebagai kemasan makanan dan obat yang tidak tembus pandang. Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik, obat, minuman, tutup plastik, jerigen pelumas, dan cairan kimia 3. Kode 3 Bertuliskan PVC PVC atau Polyvinyl Chloride (PVC) sering digunakan pada mainan anak, bahan bangunan, dan kemasan untuk produk bukan makanan. PVC dianggap sebagai jenis plastik yang paling berbahaya. Beberapa negara Eropa bahkan sudah melarang penggunaan PVC untuk bahan mainan anak di bawah tiga tahun. Monomer : Vinyl Chlorida Kegunaan dan sifat :  karpet, kayu imitasi  dapat bersatu dengan pelarut  Jas hujan  tititk lelehnya 70 – 140ºC  Botol detergen  pipa air (paralon), alat-alat listrik,  Keras dan kaku film 4. Kode 4 Bertuliskan LDPE LDPE atau Low Density Polyethylene (LDPE) sering digunakan untuk membungkus, misalnya sayuran, daging beku, kantong/tas kresek. 5. Kode 5 Bertuliskan PP PP atau Polypropylene sering digunakan sebagai kemasan makanan, minuman, dan botol bayi menggunakan 6
  • 7. plastik jenis ini. Monomer : propena (CH3 – CH = CH2). Kegunaan dan sifat : 1. kantong plastik, film, automotif 2. mainan mobil-mobilan, ember, botol 3. lebih tahan panas dan titik leleh 1650C 4. keras, flexible, dapat tembus cahaya 5. ketahanan kimianya bagus 6. Kode 6 Bertuliskan PS PS atau Polystyrene termasuk kemasan sekali pakai. Contohnya gelas dan tempat makanan styrofoam, sendok, dan garpu plastik, yang biasa ada pada kotak makanan. Kotak CD juga mengandung Polystyrene. Kandungan bahan kimia plastik jenis ini berbahaya bagi kesehatan. Jika makanan berminyak dipanaskan dalam wadah ini, styrene dari kemasan langsung berpindah ke makanan. 7. Kode 7 untuk jenis lainnya Kategori ini mencakup semua jenis plastik yang tidak termasuk dalam keenam kategori di atas. Namun, bukan berarti plastik jenis ini aman sebagai wadah makanan, karena di dalam kategori ini termasuk polycarbonate yang dapat melepaskan BPA. Di dalam kategori ini juga ada bioplastik yang terbuat dari tepung jagung, kentang, atau tebu. Bioplastik aman sebagai kemasan makanan dan ia pun dapat terurai secara biologis. Untuk jenis ini, pastikan bahannya tidak mengandung Polycarbonate. 7
  • 8. PC atau Polycarbonate biasanya digunakan untuk botol galon air minum, botol susu bayi, melamin untuk gelas, piring, mangkuk alat makanan. Salah satu bahan perlengkapan makanan dan minuman yang sering digunakan adalah melamin yang tergolong jenis plastik termoset. Plastik jenis ini tergolong dalam “food grade” dan dapat digunakan sampai 140º C. Kode 7 ini biasanya ada 4 macam, yaitu: SAN (styrine acrylonitrile) ABS (acrylanitrle butadiene styrene) PC (polycarbonate) Nilon Saat ini beredar perlengkapan makanan melamin palsu yang biasanya dijual dengan harga 10 ribu 3, dibuat dari bahan urea formaldehyde yang mengandung formalin kadar tinggi, yang tidak tahan panas dan dapat mengeluarkan formalin yang dapat mengkontaminasi makanan. Untuk membedakan melamin palsu dengan yang asli dapat dilihat dari tekstur permukaannya di bawah cahaya lampu, yang palsu biasanya bergelombang sedangkan yang asli tidak, dan jika direbus yang palsu akan berubah bentuk dan warnanya menjadi kekuningan. C. Kandungan Bahan Kimia Pada Plastik Sebagian di antaranya kemasan plastik berasal dari material polyetilen, polypropilen, polyvinylchlorida (PVC) yang jika dibakar ataudipanaskan bisa menimbulkan dioksin, yaitu suatu zat yang sangat beracun dan merupakan penyebab kanker serta dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang. Sehingga menjaga plastik agar tidak berubah selama digunakan sebagai pengemas makanan merupakan cara aman untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut. Dan bahan 8
  • 9. utama pembuat PVC adalah DOP. DOP memang populer digunakan dalam proses plastisasi. Konsumsi DOP pada industri PVC mencapai 50-70% dari total produksi plasticizer (senyawa aditif yang ditambahkan ke dalam polimer untuk menambah fleksibilitas dan daya kerjanya). Selain efisien, DOP juga memberikan viskositas yang stabil pada saat aplikasinya pada PVC. Lebih dari itu, harga DOP paling murah di antara sekitar 300 plasticizer yang dikembangkan, karena proses sintesanya sederhana dan bahan baku industri petrokimia ini juga melimpah. Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri. Pellet atau bijih plastik yang siap diproses lebih lanjut (injection molding, ekstrusi, dll) Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress, lihat keplastikan (fisika) dan ductile. Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang- belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum. Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga 9
  • 10. berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut. Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene). D. Proses Pembuatan Plastik Penemuan dan pembuatan plastik, pertama kali dilaporkan oleh Dr.Montgomerie pada tahun 1843, yaitu oleh penduduk Malaya dengan cara memanaskan getah karet kemudian dibentuk dengan tangan dan dijadikan sebagai gagang pisau. Pada tahun 1845 J.Peluoze berhasil mensintesa sululosa nitrat. Cetakan bahan plastik yang pertama, dipatenkan oleh J.L.Baldwin pada tangal 11 Februari 1862 yang disebut dengan molds for making daguerreotype cases. Cetakan ini kemudian digunakan secara luas untuk membentuk bahan- bahan plastik yang terdiri dari campuran getah karet dengan berbagai bahan pengisi, humektan dan pemplastik. Teknologi pembuatan plastik mulai dikembangkan pada tahun 1800-an. Kemudian pada tahun 1868 John Wesley Hyatt membuat billiard ball dengan menginjeksikan seluloid ke dalam mold. John dan Isaiah Hyatt mematenkan injection machine molding untuk pertama kalinya pada tahun 1872. Seluloid digunakan juga untuk mainan anak-anak, pakaian, cat dan vernis, serta film untuk foto. a) Injection Molding Injection molding adalah metode pemrosesan material termoplastik yang mana material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh 10
  • 11. plunger ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air kemudian material tersebut akan menjadi dingin dan mengeras sehingga bisa dikeluarkan dari cetakan. b) Proses Pembuatan Botol Plastik (Blow Mold Technology) Proses pembuatannya diawali dengan pembentukan material plastik dengan cara meniupkan suatu fluida (cairan) kedalam cetakan untuk membentuk suatu bentukan yang diinginkan. Umumnya digunakan untuk bentukan yang berongga dengan perbedaan tebal dinding. Metode Blow Mold dapat dibedakan atas tiga cara, yaitu : a. Injection Blow Mold Proses pembentukan produk berbahan plastik dengan cara diinjeksikan terlebih dahulu untuk bakalan plastik yang akan di blow. Terdiri dari komponen Injeksi dan Blow. Secara umum digunakan untuk kontainer dengan ukuran yang relatif kecil dan yang sama sekali tidak ada handle. Sering juga digunakan untuk kontainer yang terdapat bentukan ulir pada bagian leher pada botol. Tahapan Proses : 1. Plastik dalam keadaan melting diinjeksikan kedalam kaviti dalam bentuk bakalan. 2. Plastik dipindah ke cetakan blowing. 3. Udara di tiupkan sehingga plastik mengembang dan menempel sesuai bentuk mold. 4. Cetakan membuka untuk pengeluaran produk. b. Extrusion Blow Mold Proses pembentukan material plastik dengan cara diteteskan dari extruder. Metode yang paling sederhana dari blow mold terdiri dari extruder dan blow. Bisa digunakan untuk kontainer yang bervariasi dari bentuknya, ukurannya, bukaan leher pada botol, maupun bentukan handle. Jenis plastik yang digunakan adalah HDPE, PVC, PC, PP, and PETG. Tahapan Proses : 11
  • 12. 1. Plastik dikeluarkan dari extruder masuk ke cetakan blow dengan pengarah lubang. 2. Cetakan tertutup. 3. Pengarah lubang mengalirkan fluida (udara) kedalam plastik yang dalam keadaan melting sehingga menekan ke cetakan. 4. Cetakan terbuka untuk pengeluaran produk. c. Stretch Blow Mold Proses pembentukan plastik dengan cara di rentangkan (stretch) sampai tercapai ukuran yang diinginkan dengan mempertimbangkan ketebalan bakalan plastik. Sangat baik digunakan untuk plastik dengan jenis PET. Terdiri dari komponen Injeksi, Stretcher dan Blow. Tahapan Proses : 1. Plastik dalam keadaan melting diinjeksikan kedalam kaviti dalam bentuk bakalan. 2. Plastik di stretching (diregangkan) sesuai dimensi yang diperlukan. 3. Udara di tiupkan sehingga plastik mengembang dan menempel sesuai bentuk mold. 4. Cetakan membuka untuk pengeluaran produk. Ini merupakan prinsip dasar cara membuat botol. Di pabrik semua sistem berjalan secara otomatis dan bisa menghasilkan ribuan botol dalam tiap jamnya. E. Pengolahan atau Pemanfaatan Limbah Plastik Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik 12
  • 13. yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986). Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang) Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001). Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995). Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang 13
  • 14. memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001). Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang- barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi. 1. Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang- tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986). Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa 14
  • 15. polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C). 2. Bioremediasi Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik polutann secara biologi dalam kondisi terkendali. Penguraian senyawa kontaminan ini umumnya melibatkan mikroorganisme (khamir, fungi, dan bakteri). a. Proses Bioremediasi Proses bioremediasi harus memperhatikan antara lain temperatur tanah, derajat keasaman tanah, kelembaban tanah, sifat dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan oksigen. Pendekatan umum yang dilakukan untuk meningkatkan biodegradasi adalah dengan cara yang pertama menggunakan mikroba indigenous (bioremediasi instrinsik), kedua memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi dan aerasi (biostimulasi), dan yang ketiga penambahan mikroorganisme (bioaugmentasi). Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ (atau on- site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara bioremediasi ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara tanah yang tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol, kemudian diberi perlakuan khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremediasi ex-situ dapat berlangsung lebih cepat, mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol dibanding dengan bioremediasi in-situ. b. Teknik Bioremediasi 15
  • 16. Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi: 1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb 2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus. 3. Penerapan immobilized enzymes 4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar. Bioremediasi ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Kelemahan bioremediasi ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit. Sedangkan keunggulannya antara lain proses bisa lebih cepat dan mudah untuk dikontrol, mampu meremediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam. c. Manfaat Bioremediasi Bioremediasi telah memberikan manfaat yang luar biasa pada : 1. Bidang Lingkungan, yakni, pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan yakni telah membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat 1979, supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah mengalir, tetapi bakteri pemakan oli membantu mengurangi pencemaran laut yang lebih jauh lagi. 2. Bidang Industri, yakni bioremediasi telah memberikan suatu inovasi baru yang membangkitkan semangat industri sehingga 16
  • 17. terbentuklah suatu perusahaan yang khusus bergerak dibidang bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation Products, Inc., di San Clemente, Calif. 3. Bidang Ekonomi, karena bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah lingkungan, sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah memerlukan modal dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang lebih baik. 4. Bidang Pendidikan, penggunaan microorganisme dalam bioremediasi, dapat membantu penelitian terhadap mikroorganisme yang masih belum diketahui secara jelas.Pengetahuan ini akan memberikan sumbangan yang besar bagi dunia pendidikan sains. 5. Bidang Teknologi, bioremediasi memberikan tantangan baru bagi teknologi untuk terus memberikan inovasi yang lebih baik bagi lingkungan. 6. Bidang Sosial, bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang mudah dijangkau dan mudah dilakukan baik bagi rumah tangga dan industri. Dengan begini, limbah rumah tangga dapat dikelola jauh lebih baik. 7. Bidang Kesehatan, dengan pengelolaan limbah yang baik, pencemaran dapat diminimalisir sehingga kualitas hidup manusia jauh meningkat. 8. Bidang Politik, isu lingkungan dapat lebih ditekan sehingga para petinggi dapat memfokuskan masalah ke lingkup lain, Bahkan bioremediasi dapat membantu memperbaiki masalah yang berkesinambungan didalamnya. 3. Plastik Ramah Lingkungan Selama ini, beraneka produk dari plastik sangat mudah kita jumpai di pasaran. Sebab, selain praktis, harganya pun cenderung lebih murah. Bahkan, bisa dikatakan, tak ada hari tanpa plastik, mulai dari kantung 17
  • 18. belanja, hingga kemasan makanan. Tapi, belakangan, upaya mengurangi plastik sebagai bahan penunjang kehidupan sehari-hari, mulai banyak dilakukan. Sebab, plastik dianggap sebagai salah satu bahan tidak ramah lingkungan yang sukar diuraikan. Apalagi, setelah diteliti, ternyata bahan- bahan yang terbuat dari plastik, terbukti dapat memicu tumbuhnya bibit- bibit kanker. Kantong plastik yang bisa hancur/terurai dalam waktu relatif singkat(saya sebut relatif singkat, jika dibandingkan dengan 200 hingga 1000 tahun waktu hancurnya material plastik biasa) terdiri dari 2 macam, yaitu kantong plastik bio-degradable dan kantong plastik oxo-degradable. Kantong plastik bio-degradable berbahan dari bijih plastik dicampur 20% – 30% tepung tapioka atau tepung jagung. Mengandung bahan alami bukan? Meskipun masih juga menggunakan bijih plastik. Sayangnya lagi, karena menggunakan bahan alami tersebut biaya pembuatannya tinggi sehingga harga jualnya lebih tinggi dari harga jual kantong plastik biasa, bahkan bisa mencapai 5 kalin lebih mahal. Proses degradasi, dengan penggambaran produk kantong plastik ini yang mulai dari bulan ke-1, bulan ke-2, bulan ke-3, hingga bulan ke-24, mengalami degradasi atau kerusakan/kehancuran, sedikit demi sedikit. Butuh 24 bulan atau 2 tahun kantong plastik yang disebut “Ramah Lingkungan” ini untuk bersatu dengan alam. Sementara itu, kantong plastik oxo-degradable terbuat bijih plastik biasa, ditambah zat lain/aditif yang menyebabkannya menjadi mudah terurai, dengan mengalami oksidasi oleh udara. Salah satu zat aditif itu bernama EPI. 18
  • 19. Kantong plastik Alfamart ini menggunakan Oxium sebagai aditifnya. Oxium ternyata serupa dengan EPI, merupakan zat aditif yang mempercepat kehancuran material plastik. Hanya saja EPI berasal dari produsen Kanada, sedangkan Oxium ini adalah produk karya orang Indonesia. Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Jenis plastik biodegradable antara lain polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan. Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya. Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Plastik berbahan dasar tepung aman bagi lingkungan. Sebagai perbandingan, plastik tradisional membutuhkan waktu sekira 50 tahun agar dapat terdekomposisi alam, sementara plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat. Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk 19
  • 20. kompos. Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah. Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer biodegradable ini dapat diuraikan alam. Di samping itu, penambahan tepung pada pembuatan polimer biodegradable menambah biaya pembuatan plastik. Namun ini menjadi potensi yang besar di Indonesia, karena terdapat berbagai tanaman penghasil tepung seperti singkong, beras, kentang, dan tanaman lainnya. Apalagi harga umbi- umbian di Indonesia relatif rendah. Dengan memanfaatkan sebagai bahan plastik biodegradable, akan memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan. Bukan tidak mungkin kelak Indonesia menjadi produsen terbesar plastik biodegradable di dunia. Jerman, India, Australia, Jepang, dan Amerika adalah negara yang paling intensif mengembangkan riset plastik biodegradable dan mempromosikan penggunaannya menggantikan plastik konvensional. Produk industri berbahan dasar plastik mulai menggunakan bahan biodegradable. Fujitsu, perusahaan komputer besar di Jepang telah menggunakan plastik biodegradable ini pada semua casing produknya. Komunitas internasional sepakat, penggunaan bahan polimer sintetis yang ramah lingkungan harus terus ditingkatkan. Sementara itu, penggunaan di Indonesia masih jauh panggang dari api. Padahal sudah jelas potensi bahan baku pembuatan plastik biodegradable sangat besar di Indonesia. Tampaknya perlu dukungan dari semua pihak terutama pemerintah selaku regulator, industri kimia dan proses, serta kesadaran dari seluruh masyarakat. Harus ada kerja sama diantara banyak pihak untuk mendukung penerapan plastik biodegradable menggantikan plastik konvensional. Penggunaan skala besar plastik berbahan biodegradable ini akan membantu mengurangi penggunaan 20
  • 21. minyak bumi, gas alam dan sumber mineral lain serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan. 4. Incinerasi Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik membakar batu bara yang dicampur beberapa persen ban dan plastik bekas. Akan tetapi pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas- gas yang bersifat korosif. Gas- gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas Dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara F. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Limbah Plastik Pada Lingkungan Banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahaya dari plastik itu sendiri, apabila kita tidak benar menggunakannya. Beberapa laporan ini menguak sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetis. Styrofoam (gabus) praktis dipakai sebagai kemasan makanan. Demikian juga plastik. Tetapi keduanya juga mengandung zat-zat yang amat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Kanker salah satu ancamannya. Bahan dasar pembuatan Styrofoam adalah styren. Styren, bahan dasar styrofoam, bersifat larut lemak dalam alkohol. Ini berarti, wadah dari jenis ini tidak cocok untuk tempat susu yang mengandung lemak tinggi. Begitu pun dengan kopi yang dicampur krim. Padahal, tidak sedikit restoran cepat saji yang menyuguhkan kopi panasnya dalam wadah ini. Karena itu 21
  • 22. sewajarnya kita berhati-hati menggunakan styrofoam. Kalau untuk makanan dingin tidak perlu khawatir, tapi bagaimanapun, penggunaannya sebaiknya dihindari. Styrofoam mengandung muatan zat racun, terutama styrin. Oleh sebab itu, hidangan panas yang akan disajikan ke dalam kotak styrofoam sebaiknya didinginkan dahulu dan diberi alas daun, jangan plastik. Demikian halnya plastik botol minuman mineral. Bahan plastik yang disebut polyethylene terephthalate ini sebaiknya jangan disiram air panas, lantaran mengandung zat atau senyawa stiarin. Meski demikian, ada bahan-bahan plastik tertentu yang memang tahan panas. 1. Pigmen warna Ancaman terhadap kesehatan karena pigmen datang dari kantong plastik berwarna-warni. Masalahnya adalah seringkali tidak diketahui bahan pewarna yang digunakan. Memang ada pewarna khusus untuk kantong plastik yang aman untuk makanan. Tetapi di Indonesia jarang ditemukan hal yang demikian. Biasanya produsen di sini menggunakan pewarna nonfood grade atau pewarna yang tidak aman bagi makanan. Banyak kandungan berbahaya dari kantong plastik (kresek) bisa mengontaminasi makanan. Bila terkena suhu tinggi, pigmen warna kantong plastik akan bermigrasi ke makanan. bila makanan yang baru digoreng ditempatkan di kantong kresek, suhu minyak yang tinggi akan menghasilkan kolesterol atau lemak jenuh yang tinggi pula. 2. Zat beracun dalam Plastik tanpa warna Menurut ilmu kimia, yang perlu diwaspadai adalah plastik yang tidak berwarna ini. Semakin jernih, bening, dan bersih plastik tersebut, semakin sering terdapat kandungan zat kimia yang berbahaya dan tidak aman bagi kesehatan manusia. Ada bahan-bahan yang terkandung pada plastik a. Dioctyl phthalate (DOP) Ingat iklan tentang pipa plastik dari bahan polyvinyl chlorida (PVC) yang tak hancur meski diinjak-injak gajah? Sekarang, 22
  • 23. bayangkan bila unsur-unsur zat itu masuk ke tubuh melalui kemasan makanan dari bahan plastik maupun styrofoam (gabus). Tentu saja sistem pencernaan kita sulit mencernanya. b. Zat benzen Ditambah lagi pada jenis bahan ini justru ditemukan kandungan yang menyimpan zat benzen, suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem percernaan. Benzen ini juga tidak bisa dikeluarkan melalui feses (kotoran) atau urine (air kencing). Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker. c. Zat kimia karsinogen Zat ini dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya bahan kimia karsinogen dalam makanan. Saat ini masih banyak restoran-restoran siap saji (fast food) yang masih menggunakan styrofoam sebagai wadah bagi makanan atau minumannya. Sedapat mungkin Kalian harus menghindari penggunaan styrofoam untuk makanan atau minuman panas, karena sama halnya dengan plastik, suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perpindahan kandungan kimia dari plastik ke dalam makanan. d. Logam berat Zn (seng) Belum lagi, stryfoam ini juga mengandung logam berat Zn (seng) yang biasanya diberikan pabrik plastik sebagai bahan tambahan untuk plastik. e. Formalin Formalin ternyata bukan hanya ditemukan pada ikan, mi, baso, atau tahu. Terungkap bahwa zat pengawet mayat itu juga ditemukan pada plastik pembungkus makanan dan styrofoam. Sementara itu dalam sebuah penelitian lain disebutkan pada pembungkus berbahan dasar resin atau plastik rata-rata mengandung 5 ppm formalin. Satu ppm adalah setara dengan satu 23
  • 24. miligram per kilogram. Formalin pada plastik atau styrofoam ini, merupakan senyawa-senyawa yang secara menetap terkandung dalam bahan dasar resin atau plastik. Namun, zat racun tersebut baru akan luruh ke dalam makanan akibat kondisi panas, seperti saat terkena air atau minyak panas. Karenanya, , makanan yang masih panas jangan langsung dimasukkan ke dalam plastik atau kotak styrofoam. Bersama formalin, luruh pula zat yang tak kalah racunnya yakni stiarin, yang biasa terkandung pada styrofoam. Secara umum, zat racun seperti formalin dan stiarin terdapat dalam produk berbahan dasar resin. Namun, dalam kadar cukup tinggi, senyawasenyawa ini terkandung dalam produk plastik berkualitas rendah seperti, plastik PVC. Contoh sederhana plastik dengan kadar racun tinggi adalah kantung plastik warna hitam yang biasa digunakan toko-toko untuk mengantongi barang belian. Lebih baik kantong plastik ini tidak disatukan dengan makanan, apalagi yang masih panas, seperti goreng-gorengan. 24
  • 25. BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahsan makalah diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Plastik adalah salah satu bahan mengandung Bisphenol-A. 2. Plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. 3. Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan atau proses produksi. Limbah digolongkan dalam 2 golongan, yaitu limbah yang memiliki nilai ekonomis limbah yang dengan proses lebih lanjut/diolah dapat memberikan nilai tambah dan limbah non ekonomis limbah yang tidak akan memberikan nilai tambah walaupun sudah diolah. 4. Kode-kode jenis plastik yaitu Kode 1 bertuliskan PET atau PETE digunakan sebagai botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, obat, maupun kosmetik. Kode 2 Bertuliskan HDPE digunakan untuk botol kosmetik, obat, minuman, tutup plastik, jerigen pelumas, dan cairan kimia. Kode 3 Bertuliskan PVC digunakan pada mainan anak, bahan bangunan, dan kemasan untuk produk bukan makanan. Kode 4 Bertuliskan LDPE digunakan untuk membungkus, misalnya sayuran, daging beku, kantong/tas kresek. Kode 5 Bertuliskan PP digunakan sebagai kemasan makanan, minuman, dan botol bayi menggunakan plastik jenis ini. Kode 6 Bertuliskan PS digunakan sebagai gelas dan tempat makanan styrofoam, sendok, dan garpu plastik, yang biasa ada pada kotak makanan. Kode 7 untuk jenis lainnya mencakup semua jenis plastik yang tidak termasuk dalam keenam kategori di atas. 5. kemasan plastik berasal dari material polyetilen, polypropilen, polyvinylchlorida (PVC) yang jika dibakar ataudipanaskan bisa 25
  • 26. menimbulkan dioksin, yaitu suatu zat yang sangat beracun dan merupakan penyebab kanker serta dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang. 6. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). 7. Bioremediasi telah memberikan manfaat yang luar biasa pada bidang lingkungan, bidang industri, bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang teknologi, bidang sosial, bidang kesehatan, bidang politik. 8. Jenis plastik biodegradable antara lain polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli- asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. 9. Penggunaan skala besar plastik berbahan biodegradable ini akan membantu mengurangi penggunaan minyak bumi, gas alam dan sumber mineral lain serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan. 10. Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan. 11. Bahan-bahan yang terkandung pada plastik yaitu dioctyl phthalate (dop), zat benzen, zat kimia karsinogen, logam berat zn (seng) dan formalin. 26
  • 27. DAFTAR PUSTAKA Anonim .2008. “Kemasan Polystirena Foam (Styrofoam)” . Info POM(Vol 9 No. 5, September 2008). Jakarta. Anonim. 2011. Plastik ramah lingkungan. http://mapalaapache .blogspot.com/2011/01/plastik-ramah-lingkungan.html. diakses pada tanggal 3 April 2013 Anonim. 2009. Bioplastik. http://bioteknologiindonesia.blogspot.com/2009/03/mikroba. tenaga.kerja.bioplastik. Diakses pada tanggal 3 April 2013 Fumento, Michael. 2003. Bioevolution: How Biotechnology Is Changing Our World . United State of America : Encounter Books. Suwanto. 1998. Bioteknologi molekuler: Mengoptimalkan manfaat keanekaan hayati melalui teknologi DNA rekombinan (in Indonesian). Bogor: IPB. 27
  • 28. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, memberikan kemudahan disaat kesulitan, kesehatan dan yang selalu memberikan ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berupa makalah mengenai mata kuliah Bioteknologi. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, banyak kekurangan, dan kelemahan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Meskipun demikian penulis telah berusaha menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Berhasilnya penulis menyelesaikan makalah ini bukan mutlak atau semata- mata usaha sendiri, melainkan juga berkat dorongan, bimbingan, bantuan dan do’a dari semua pihak. Dengan segala kerendahan hati izinkan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen : Ina Rosdiana Lesnawati M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bioteknologi serta semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu segala bentuk kritik dan saran yang tulus ikhlas dari pembaca senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan penulis susun selanjutnya, dan penulis mengucapkan selamat membaca makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Cirebon, April 2013 Penulis i 28
  • 29. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2 C. Tujuan penulisan ........................................................................................ 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Plastik ....................................................................................... 4 B. Jenis-Jenis Plastik Dan Penggunaannya .......................................................... 4 C. Kandungan Bahan Kimia Pada Plastik ....................................................... 6 D. Proses Pembuatan Plastik ........................................................................... 9 E. Pengolahan atau Pemanfaatan Limbah Plastik ........................................... 12 F. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Limbah Plastik Pada Lingkungan ......... 21 BAB III PENUTUP Kesimpulan ....................................................................................................... 25 DAFTAR PUSTAKA 29
  • 30. MAKALAH BIOTEKNOLOGI PENANGGULANGAN PLASTIK Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah : Bioteknologi Dosen : Ina Rosdiana Lesnawati M.Pd Disusun Oleh: KELOMPOK 4 Dinah Romdlonatullail (1410160118) Nunung Nurhaeti (1410160131) Nurlaela (1410160133) Risa Fauzi Khoirunisa (1410160135) Santi Oktaviani (1410160139) Silviani Nurazizah (1410160140) Sislyati (1410160141) Siti Nafisah (1410160142) Tri Handayani (1410160153) IPA Biologi D / VI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013 30