1. PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas serta
fungsinya dalam praktikum kimia.
1.1.2 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat,
antara lain ditemukannya bahan kimia yang bermanfaat dan sangat penting. Dalam kehidupan
kita sehari-hari, makanan minuman, sampai ke produk kosmetik yang kita pakai pun sebagian
besar berasal dari produk kimia. Oleh karena itu, kita harus mengenal bahan-bahan kimia dan
alat-alat untuk menggunakannya didalam laboratorium.
Di dalam laboratorium dapat ditemukan berbagai macam alat yang terbuat dari kaca,
pelastik, karet, logam dan lain-lain. Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai wadah dan
pengukuran volume. Wadah dan pengukuran volume ada yang ditera dengan telit, seperti alat
ukur pipet volumetrik, pipet mohr, labu takar dan buret serta ada yang tidak perlu ditera dengan
teliti. Pengukuran dengan alat-alat tersebut akan mempengaruhi hasil praktikum secara
kuantitatif.
Selain itu kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang
akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
pada alat tersebut masih tersisa zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat
yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum. Tentunya
mengenal dan memahami alat laboratorium sangatlah penting bagi praktikan agar praktikum
berjalan lancar.
2. 1.2 DASAR TEORI
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan
melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini.
Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal
ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti
dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy,
1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan
memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya
alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas
air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat
gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat
gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu
ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain
seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain.
Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk
memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-
hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk
memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang
mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan
itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk
memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang
tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang
tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang
3. berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang
secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan
atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu
volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika
permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan
pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca
keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran,
kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day dan
Underwood, 1999 : 577-578).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan alat
ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan
timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan
maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut
masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium.
Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak,
berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada
hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai saat ini,
karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian memerlukan dana, tenaga
dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan mengakibatkan percobaan yang
dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga
dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah
(Syukri, 1999 : 3).
Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini :
A. Persiapan
Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan persiapkan hal-hal
berikut ini :
1. Jas laboratorium
2. Kacamata laboratorium
4. 3. Sarung tangan laboratorium
4. Kertas kerja
B Materi Praktikum
Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Praktikan
harus sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara kerja,
serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi.
C. Keselamatan di Laboratorium
Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri
dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya mencampurkan bahan kimia yang tidak
anda pahami dengan baik, apalagi diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap kecelakaan
yang terjadi kepada dosen atau guru pembimbing.
D. Beberapa Petunjuk atau Larangan
Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus diperhatikan setiap kali
melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk umum dan petunjuk khusus pada setiap
percobaan yang ada dikertas kerja. Selain itu eksperimen dan praktek laboratorium merupakan
bagian dari pengajaran sains.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga
mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman
menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan,
pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori.
Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam
pengajaran sains sebagai produk ini.
(Wahyudi, 2011).
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN
1.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah:
Gelas Ukur
Propipet
7. 1.3.2 Bahan
Bahan- bahan yang digunakan adalah :
Aquadest - KMnO4
HCl - CaCO3
1.3.3 Prosedur kerja
1.3.3.1 Pengenalan Alat
1. Dicuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer dan buret.
2. Aquadest dimasukkan kedalam buret, untuk larutan berwarna bening, dibaca miniskus
bawahnya.
3. Aquadest dikeluarkan dari dalam buret, kemudian dicuci.
4. Larutan KMnO4 dimasukkan kedalam buret, untk larutan berwarna gelap amati miniskus
atasnya.
5. Setelah diamati KMnO4 dikeluarkan dari buret kemudian dicuci lagi.
1.3.3.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan CaCO3
1. Diletakkan gelas arloji pada neraca analitik. Kemudian dicatat massanya.
2. Dimasukkan CaCO3 dengan menggunakan sendok hingga angka digitalnya mencapai 3,00
gram.
3. Disiapkan 25 ml aquadest ke dalam gelas bekker.
4. Dimasukkan CaCO3 yang telah ditimbang ke dalam gelas bekker kosong.
5. Dituangkan 25 ml akuades tadi ke dalam gelas bekker yang berisi CaCO3 secara perlahan-
lahan dengan cara membilaskan aquadest ke dinding gelas.
6. Mengaduk larutan dengan menggunakan pengaduk.
7. Diamati endapannya.
1.3.3.3 Penyaringan
1. Kertas saring dilipat menjadi ¼ lingkaran, kemudian dilipat lagi 2-3 kali.
2. Kertas saring diletakkan didalam mulut corong.
8. 3. Pinggir-pinggir kertas saring dibasahi didalam mulut corong menggunakan aquadest agar
kertas saring melekat pada dinding corong.
4. Dituangkan secara rata dan perlahan larutan CaCO3 yang sudah tercampur dengan
aquadest melalui corong yang sudah dilapisi oleh kertas saring tadi.
5 Dilihat endapan dikertas saring.
1.3.3.4 Pembacaan Miniskus Melalui Kegiatan Titrasi
1. Larutan KMnO4 dimasukkan kedalam buret menggunakan corong.
2. Larutan KMnO4 dilihat, larutan tersebut berwarna ungu dan gelap, maka membacanya
dengan miniskus atasnya.
3. Larutan KMnO4 dikeluarkan dari buret dengan memutar klep perlahan dan dimasukkan
kedalam gelas erlenmeyer.
4. Buret dibilas dan gelas erlenmeyer dibilas menggunakan aquadest.
5. Aquadest dimasukkan kedalam buret dengan corong.
6. Aquadest dilihat, larutan tersebut berwarna bening, maka membacanya dengan dilihat
miniskus bawahnya.
7. Buret dan gelas erlenmeyer dibilas lagi.
1.3.3.5 Pengenceran Larutan
1. HCl 0,1 M diambil sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet gondok.
2. Dimasukkan kedalam labu takar.
3. Aquadest ditambahkan sampai titik tera labu takar.
4. Larutan tersebut diencerkan dengan cara labu takar dikocok searah lipatan tangan apabila
tangan lurus, sampai tercampur homogen.
1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
1.4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 hasil pengamatan alat-alat laboratorium
No Gambar Keterangan
1 Gelas erlenmeyer, sebagai
tempat zat sementara dan
9. untuk wadah titrasi.
2 Gelas ukur, sebagai tempat
untuk mengukur volume.
3 Tabung reaksi, tempat
mereaksikan zat-zatkimia
dalam jumlah kecil.
4 Pipet tetes, untuk mengambil
larutan dalam jumlah sedikit.
5 Gelas beker/gelas piala,
pempat memanaskan dan
menyimpan zat sementara.
6 Gelas arloji, untuk tempat
menimbang zat berbentuk
kristal atau padatan.
7 Pipet gondok, untuk
mengambil volume larutan
secara tepat.
8 Pipet mohr, mengukur
volume dengan lebih tepat.
9 Labu takar, untuk membuat
larutan standar, juga bisa
digunakan untuk pengenceran
larutan.
10 Pinggan poerselin, untuk
menguaplkan cairan sehingga
lebih pekat.
11 Kertas saring, untuk
menyaring endapan.
12 Gegep, untuk pengambilan
alat-alat yang tidak bisa
diambil dengan tangan.
10. 13 Botol semprot, untuk
menyimpan akuades dalam
jumlah terbatas.
14 Statif, tempat untuk
menggantung buret.
15 Kasa, sebagai alat perat panas
sehingga pemanasan zat
dalam gelas piala akan
menyeluruh.
16 Spritus, untuk pembakaran
diletakan di bawah kaki tiga.
17 Piknometer, untuk mengukur
nilai massa jenis atau densitas
fluida ada juga yang sekaligus
pengukur suhu.
18 Buret untuk mengeluarkan
larutan dengan volume
tertentu dalam proses titrasi.
19 Termometer, digunakan untuk
mengukur suhu suatu zat.
11. 20 Kali tiga, digunakan sebagai
tungku.
21 Rak tabung reaksi, untuk
meletakan tabung reaksi.
22 Propipet, digunakan ubtuk
menghisap cairan agar masuk
ke dalam pipet.
23 Labu didih, digunakan untuk
mendidihkan atau untuk
memanaskan larutan.
12. 24 Pengaduk, untuk mengaduk
dan membantu penuangan
larutan.
25 Neraca analitik (4 angka),
untuk menimbang bahan
dengan ketepatan 4 angka
dibelakang koma.
26 Oven, digunakan untuk
memanaskan zat kimia pada
suhu tertentu.
27 Botol gelap untuk menyimpan
zat yang tidak tahan terhadap
cahaya dan oksidasi.
13. 28 Corong pisah, untuk
memisahkan larutan dan
endapan berdasar berat jenis.
29 Desikator, digunakan untuk
mengeringkan, mendinginkan
bahan serta mengurangi lagi
kadar air yang tersisa
daridalam bahan yang sudah
dioven.
30 pH me ter, digunakan untuk
mengukur pH suatu larutan.
31 Botol terang, tempat
menyimpan zat yang tahan
cahaya.
14. 32 Sentrifuge, digunakan untuk
memisahkan partikel
berdasarkan berat jenis pada
larutan.
33 Labu leher tiga, digunakan
untuk mendidihkan atau
untuk memanaskan larutan.
34 Kompor listrik, digunakan
untuk memanaskan zat-zat
kimia dan meningkatkan
efektifitas kerja.
35 Soxhlet, untuk memisahkan
ekstak padatan suatu bahan
dengan pelarut organik dan
digunakan pada proses
ekstraksi.
15. 36 Corong, untuk memindahkan
bahan ketempat yang
mediumnya lebih kecil.
1.4.2 Pembahasan
1.4.2.1 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Dari hasil data pengamatan tersebut setiap praktikan harus mampu mengenal dan
memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan berbagai macam alat yang ada di
laboratorium. Sebelum menggunakan alat laboratorium terlebih dahulu harus dicuci agar
steril. Alat-alat laboratorium dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : alat gelas, alat
pemanas dan alat lainnya seperti gelas arloji, pengaduk gelas, corong dan botol semprot.
Alat-alat seperti statif digunakan untuk menyangga buret, propipet untuk menyedot cairan
pada pipet.
1.4.2.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan
Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum menimbang,
semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Ini
dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alat-alat yang tidak
bersih. Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak
berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada
praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk
mencari tahu massa suatu benda.
1.4.2.3 Penyaringan
Penyaringan pada percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan
ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3,
nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali kedalam larutan, karena
molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3 berwarna
putih.
16. 1.4.2.4 Pembacaan Miniskus
Miniskus adalah suatu larutan yang dimasukkan kedalam buret dan membentuk
cekungan. Antara pembacaan lqrutan yang berwarna dan tidak berwarna misalnya aquadest
untuk ukurannya maka bagian bawah miniskus yang dibaca. Sedangkan untuk membaca
volume larutan yang berwarna misalnya KMnO4 maka dilihat adalah miniskus bagian atas.
1.4.2.5 Pengenceran
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu ukur, dihitung jumlah
zat yang akan diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan
diencerkan harus dihitung terlebih dahulu. Tujuan pengenceran adalah untuk memperkecil
konsentrasi dan memperbesar volume suatu larutan.
1.5 PENUTUP
1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Dalam penggunaan alat-alat dilaboratorium harus sesuai dengan petunjuk seperti cara
penggunaan alat, meletakan dan juga cara menggunakan alat dari listrik.
2. Perlu memperhatikan sifat dari bahan kimia karena berbahaya.
3. Alat-alat gelas mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi dibandingkan alat-alat lainnya,
karena alat-alat gelas terbuat dari bahan kaca yang mudah pecah.
4. Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan steril.
5. Pada proses penyaringan berguna untuk menyaring endapan atau zat hasil dari suatu
percampuran larutan.
6. Pada proses penimbangan berguna untuk menimbang bahan kimia dengan
benar menggunakan neraca analitis.
7. Pada proses pengenceran berguna untuk mengencerkan berbagai bahan kimia dengan benar.
8. Pada proses titrasi, apabila larutan berwarna gelap maka yang dibaca adalah miniskus atas,
dan apabila larutan berwarna bening maka yang dibaca adalah miniskus bawah.
17. 1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat
dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Ketika percobaan
berlangsung praktikan harus bisa menjaga keselamatan kelompok, jangan egois, serta sesama
praktikan tidak boleh bercanda ketika percobaan sedang berlngsung.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Kelima. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Subroto, J. 2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Aneka : Solo.
Syukri, S. 1999. “Kimia Dasar Jilid I”. ITB : Bandung.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”.
http://www.yudhiart.blogspot.com
Diakses pada 16 Oktober 2012.
Walton. 1998. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium”.
http://www.wordpress.co.id
Diakses pada 2 Oktober 2012.