SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
Télécharger pour lire hors ligne
KAJIAN EVALUASI
KEBIJAKAN TENAGA PENDAMPING
PROFESIONAL
2019
PROVINSI MALUKU
FOKUS KAJIAN
1
Jumlah Pendamping Di Provinsi
Berbasis Kabupaten/Kota
2
Penyebaran Pendamping Di
Provinsi Berbasis
Kabupaten/Kota
3
Kualifikasi Pendamping
Per Tingkatan (TA, PD, PLD)
4
Honor Pendamping Per
Tingkatan (TA, PD, PLD)
METEDOLOGI
KAJIAN
LATAR BELAKANG
Normatif
Problem
Empirical
Problem
Regulation Mapping
Mempelajari Berbagai Bentuk
Peratuan/Kebijakan Tentang Desa dan TPP
Desk Risert
Tinjauan Konseptual dan Teori
Tentang Kebijakan TPP
REKOMENDASI KEBIJAKAN
Model Pengembangan TPP
Pada Wilayah Kepulauan
Based Problem TPP
Alokasi Jumlah, Pola Penyebaran,
Standar dan Kualifikasi, Anggaran
Literatur
PerUU
Survei
FGD
METEDOLOGI
KAJIAN
LAPORAN
Studi Lapangan: Penyebaran
kuisioner angket/Spot Chek dan
wawancara
FGD
HASIL KAJIAN DAN ANALISIS
1 JUMLAH PENDAMPING DI PROVINSI BERBASIS
KABUPATEN/KOTA
KARAKTERISTIK WILAYAH
Secara geografis, Provinsi Maluku berbatasan dengan Provinsi
Maluku Utara di bagian Utara, Provinsi Papua Barat di bagian
Timur, Negara Timor Leste dan Negara Australia di bagian
Selatan, serta Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah
di bagian Barat. Sedangkan secara astronomi, Provinsi Maluku
terletak antara 20 30’ - 90 Lintang Selatan dan 1240 - 1350
Bujur Timur
Sebagai daerah kepulauan, Provinsi Maluku memiliki luas
wilayah 712.480 Km2, terdiri dari sekitar 92,4% lautan dan 7,6%
daratan dengan jumlah pulau yang mencapai 1.412 buah pulau
dan panjang garis pantai 10.662 Km. Sejak tahun 2008, Provinsi
Maluku terdiri atas 9 kabupaten dan 2 kota dengan Kota
Ambon sebagai ibukota Provinsi Maluku.
JUMLAH PENDAMPING
1
2
3
5
KARATERISTIK WILAYAH
DESA (KABUPATEN/KOTA)
T I N G K A T K E S U L I T A N
W I L A Y A H ( P U L A U
KEPUALAUAN DAN/ATAU
GUGUS PULAU
AKSEBILITAS DAN
K O N E K T I F I TA S
WILAYAH
Pertama, Desa yang berada pada satu pulau, desa
yang berada pada lebih dari satu pulau termasuk
Desa Pesisir dan Desa yang berada pada wilayah
terluat dan perbatasan.
Kedua, Desa yang berada pada wilayah
pengunungan dalam satu pulau dan/atau berada
diantara pulau pulau dan pesisir.
JUMLAH PENDAMPING
Dengan memperhatikan faktor faktor tersebut diatas, tentunya
kedepan formulasi kebijakan jumlah TPP perlu dirumuskan melalui
pendekatan klasifikasi wilayah desa :
1. Sangat sulit
2. Sulit
3. Cukup sulit
4. Kurang sulit
5. Tidak sulit
Dengan adanya klasifikasi wilayah desa tersebut maka formulasi
kebijakan jumlah TPP untuk wilayah desa tersulit berbeda dengan
wilayah desa yang tidak dan/atau kurang sulit
HASIL KAJIAN DAN ANALISIS
2 PENYEBARAN PENDAMPING DI PROVINSI
BERBASIS KABUPATEN/KOTA
PENYEBARAN PENDAMPING
1
DENGAN MERUJUK PADA RUMUSAN PENYEBARAN
PENDAMPING BERBASIS KABUPATEN/KOTA , UNTUK
WILAYAH KEPULAUAN SEBARAN DIDASARKAN PADA '
1. SEBARAN DESA DALAM PULAU DAN/ATAU ANTAR
PULAU DALAM SATU KECAMATAN
2. KARATERISTIK WILAYAH (JARAK ANTAR DESA
(PULAU,PESISIR DAN PEGUNUNGAN)
3. TINGKAT KESULUTAN WILAYAH
PENYEBARAN PENDAMPING
D e n g a n m e n g a c u p a d a
pendekatan wilayah yang
didasarkan pada konsep Gugus
Pulau, maka tentunya pola
penyebaran TPP untuk wilayah
kepulauan seperti halnya
Maluku memiliki perbedaan
dengan halnya wilayah daratan
(kontinental) dengan melakukan
pemetaan terhadap kondisi
geografis, sosiologis, kebutuhan,
dan permasalahan yang ada di
desa
HASIL KAJIAN DAN ANALISIS
3 KUALIFIKASI PENDAMPING PER TINGKATAN
(TA, PD, PLD)
KUALIFIAKSI PENDAMPING (TA, PD, PLD)
Terkait dengan standar dan kualifikasi bagi TPP,
perlu memperhatikan kembali aspek SDM (baik
masyarakat maupun tenaga pendamping itu
sendiri) dengan Kelembagan pemerintahan desa itu
sendiri. Bagi PLD yang berada pada level teknis di
desa maka tentunya prasyarat menyangkut standar
dan kualifikasi tidak terbatas hanya pada ukuran
dan standar pendidikan formal semata mata.
Berbeda halnya dengan TPD dan TA yang memang
masih tetap memerlukan ukuran dan standar
tertenu. Namun demikian, bagi desa yang ada pada
wilayah kepulaun selain memperhatikan indikator
IDM namun juga Pemerintah menyusun indikator
standar dan kualifikasi berbasis pada pemetaan
terhadap permasalahan dan kebutuhan yang
dihadapi oleh Desa termasuk indikator kapasitas
(pemdes, masyarakat) serta pelibatan SDM dari
unsur Perguruan Tinggi
KUALIFIAKSI PENDAMPING (TA, PD, PLD)
Untuk standar kualifikasi TPP, perlu ditinjau
kembali sesuai dengan kebutuhan, tantangan dan
kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh
desa
Dalam hal ini perlu dilakukan penyederhanaan
kualifikasi dengan memperhatikan tipologi desa
dan karateristik desa desa daerah yang memiliki
tingkat kesulitan tertentu (aksesibilitas dan
konektifitas). Pada bagian lain juga perlu adanya
pelibatan perguruan tinggi dalam penyiapan
sumber daya lulusan memenuhi kualifikasi dan
ketersediaan tenaga pendamping di desa
HASIL KAJIAN DAN ANALISIS
4 HONOR PENDAMPING PER TINGKATAN (TA.
PD, PLD)
HONOR PENDAMPING (TA, PD, PLD)
Dengan format penganggaran yang ada dan diberlakukan selama ini, masih
menjadi permasalahan dalam hal indikator dalam mengukur presentasi (jumlah)
dalam komponen pembiayaan. Oleh karena itu, formulasi penggaran kedepan
perlu memperhatikan antara lain :
1. Tingkat kesulitan dan aksesbilitas desa
2. Ukuran dan standar biaya tertentu khususnya bagi desa desa di wilayah
kepulauan dan pesisir termasuk wilayah terluar dan perbatasan
3. adanya satuan pembiayaan yang disusun berdasarkan aspek geograsif
wilayah dan tingkat kemahalan
HONOR PENDAMPING (TA, PD, PLD)
Dengan memperhatikan aspek tersebut diatas, setidaknya terdapat fomulasi kebijakan
TPP yang dapat dikembangkan khususnya pada wilayah kepulauan seperti halnya
Maluku yakni antara lain :
1. Tipologi dan/atau karakteristik wilayah secara berjenjang mulai dari Provinsi,
Kabupaten. Kota, Kecamatan, dan Desa;
2. Kapasitas kelembagaan desa dan perangkat pemerintahan desa ;
3. Pemetaan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh desa dengan
memperhatikan aspek geografis, sosiologis masyarakat, budaya dan adat istiadat;
4. Luas wilayah (termasuk laut dan pesisir), jumlah penduduk, hambatan geografis
serta tingkat kemiskinan dan status IDM
HONOR PENDAMPING (TA, PD, PLD)
HONOR PENDAMPING (TA, PD, PLD)
Berdasarkan kondisi ini untuk mengotimalisasi
kinerja PLD dengan pertimbangan Aksesibilitas
dan konektivitas wilayah dan luasan lokasi kerja
diformulaksikan Honoraium dan operasional PLD
sebagai berikut:
1. Wilayah mudah dengan aksesibilitas dan
konektifitas tinggi = Honorarium setara UMP +
(jumlah desa x 50 % honorarium dasar )
2. Wilayah sulit aksesibilitas dan konektifitas
sedang = Honorarium setara UMP + (jumlah
desa x 70 % honorarium dasar)
3. Wilayah tersulit aksesibilitas dan konektifitas
tinggi = Honorarium setara UMP + (jumlah
desa x 100 % honorarium dasar)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
1. Rasio Tenaga pendamping lokal desa, tenaga pendamping dan Pendamping Profesional yakni 1:4,
2:10 dan 3:1 terlihat masih jauh dari target kuota yang ditetapkan akibat kurangnya SDM yang
dipersyaratkan dalam rekrumen. Terlihat untuk maluku masih 1:6 untuk Tenaga pendamping lokal
desa, 2:20 bagi tenaga pendamping dan 3:2 untuk tenaga profesional.
2. Penyebaran pendamping tidak merata bagi layanan yang diberikan. Banyak desa sangat
terbelakang yang tidak mendapat pendampingan karena keterisolasian dan jauhnya lokasi
menyebabkan pendamping lokal desa banyak yang mengundurkan diri dan olehkarenanya tidak
mendapatkan akses pendampingan sama sekali.
3. Kualifikasi Tenaga Pendamping Profesional belum sesuai atau belum sesuai dengan kondisi dan
ketersediaan SDM di daerah/desa tersebut. Banyak pendamping lokal desa tidak memiliki
keterampilan dan keahlian dasar yang daibutuhkan oleh masyarakat. Karena PLD banyak juga
yang berlatar belakang pendidikan SMA dan minim pengalaman maka tidak ada sumbangan
inovatif yang dapat diberikan kepada masyarakat desa.
4. Honorarium dan Biaya Operasional TPP, dalam hal ini honorarium dan biaya operasional
(terutama PLD) belum sesuai atau dalam menunjang pekerjaan mereka sebagai pendamping,
akibat tingkat kemahalan pada lokasi tugas.
REKOMENDASI
PERTAMA, Internalisasi pola pendampingan melalui kebijakan pendampingan asimetris dalam regulasi khusnya
bagi Tenaga Pendamping Profesional melalui Revisi (terbatas) terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun
2015 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2104 tentang Desa
KEDUA, Terhadap Kebijakan Tenaga Pendamping Profesional perlu dilakukan perubahan dan/atau penyesuaian
terhadap :
1) Jumlah Tenaga Pendamping Profesional.
Dalam hal ini diperlukan rumusan formulasi kebijakan TPP yang didasarka pada faktor atau tingkat kesulitan
geografis (aksesibilitas dan konektifitas) dengan memperhatikan pemetaan wilayah berdasarkan kondisi
dan karateristik desa (pulau, pesisir, pedalaman dan perbatasan);
2) Penyebaran Tenaga Pendamping Profesional.
Dalam hal ini model kebijakan TPP yang diperlukan adalah bersifat tematik berdasarkan potensi desa dan
kapasitas sosial desa;
3) Kualifikasi Tenaga Pendamping Profesional.
Dalam hal ini perlu dilakukan penyederhanaan kualifikasi dengan pola pengembangan desa binaan melalui
keterlibatan sumber daya perguruan tinggi khususnya bagi daerah daerah yang memiliki tingkat kesulitan
tertentu (aksesibilitas dan konektifitas)
4) Honorarium dan Biaya Operasional Tenaga Pendamping Profesional
Dalam hal ini perlu untuk mengotimalisasi kinerja PLD dengan pertimbangan Aksesibilitas dan konektivitas
wilayah dan luasan lokasi kerja diformulaksikan Honoraium dan operasional
TERIMA KASIH

Contenu connexe

Similaire à OPTIMALKAN TPP

Pemberdayaan Masyarakat (dalam PAMSIMAS)
Pemberdayaan Masyarakat (dalam PAMSIMAS)Pemberdayaan Masyarakat (dalam PAMSIMAS)
Pemberdayaan Masyarakat (dalam PAMSIMAS)Oswar Mungkasa
 
Profil PNPM-MP Kabupaten Taput
Profil PNPM-MP Kabupaten TaputProfil PNPM-MP Kabupaten Taput
Profil PNPM-MP Kabupaten TaputTaput17
 
Profil PNPM-MP Kab.Taput
Profil PNPM-MP Kab.TaputProfil PNPM-MP Kab.Taput
Profil PNPM-MP Kab.TaputTaput17
 
Desa Masuk Kampus
Desa Masuk KampusDesa Masuk Kampus
Desa Masuk KampusTV Desa
 
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAPReview Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAPBagus ardian
 
PPT Perencanaan Pendidikan
PPT Perencanaan PendidikanPPT Perencanaan Pendidikan
PPT Perencanaan PendidikanZahraNurhaliza5
 
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARTRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARridhofitrah
 
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARTRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARRidho Fitrah Hyzkia
 
Point penting titik kritis pto baru
Point penting titik kritis pto baruPoint penting titik kritis pto baru
Point penting titik kritis pto barukecamatanlawa
 
Profil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
Profil KOTAKU Kabupaten ProbolinggoProfil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
Profil KOTAKU Kabupaten Probolinggokomunikasiosp
 
Menagih Komitmen, Konsisten dan Janji Percepatan Penanggulangan Kemiskinan De...
Menagih Komitmen, Konsisten dan Janji Percepatan Penanggulangan Kemiskinan De...Menagih Komitmen, Konsisten dan Janji Percepatan Penanggulangan Kemiskinan De...
Menagih Komitmen, Konsisten dan Janji Percepatan Penanggulangan Kemiskinan De...Formasi Org
 
INSTRUMEN PENILAIAN BUKIT SARI 2021.ppt
INSTRUMEN PENILAIAN BUKIT SARI 2021.pptINSTRUMEN PENILAIAN BUKIT SARI 2021.ppt
INSTRUMEN PENILAIAN BUKIT SARI 2021.ppttrivinaibadhiyyah1
 
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...keuangandesa
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...keuangandesa
 
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...TV Desa
 
Pengembangan cianjur purwakarta jawa pdf
Pengembangan cianjur purwakarta  jawa pdfPengembangan cianjur purwakarta  jawa pdf
Pengembangan cianjur purwakarta jawa pdfgatothp
 
Paparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desa
Paparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desaPaparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desa
Paparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desaEndra Yustiamada
 
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaanjuknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaanadee49
 

Similaire à OPTIMALKAN TPP (20)

Pemberdayaan Masyarakat (dalam PAMSIMAS)
Pemberdayaan Masyarakat (dalam PAMSIMAS)Pemberdayaan Masyarakat (dalam PAMSIMAS)
Pemberdayaan Masyarakat (dalam PAMSIMAS)
 
Profil PNPM-MP Kabupaten Taput
Profil PNPM-MP Kabupaten TaputProfil PNPM-MP Kabupaten Taput
Profil PNPM-MP Kabupaten Taput
 
Profil PNPM-MP Kab.Taput
Profil PNPM-MP Kab.TaputProfil PNPM-MP Kab.Taput
Profil PNPM-MP Kab.Taput
 
Desa Masuk Kampus
Desa Masuk KampusDesa Masuk Kampus
Desa Masuk Kampus
 
Kompre.pptx
Kompre.pptxKompre.pptx
Kompre.pptx
 
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ PerbatasanPresentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
 
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAPReview Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
 
PPT Perencanaan Pendidikan
PPT Perencanaan PendidikanPPT Perencanaan Pendidikan
PPT Perencanaan Pendidikan
 
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARTRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
 
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARTRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
 
Point penting titik kritis pto baru
Point penting titik kritis pto baruPoint penting titik kritis pto baru
Point penting titik kritis pto baru
 
Profil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
Profil KOTAKU Kabupaten ProbolinggoProfil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
Profil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
 
Menagih Komitmen, Konsisten dan Janji Percepatan Penanggulangan Kemiskinan De...
Menagih Komitmen, Konsisten dan Janji Percepatan Penanggulangan Kemiskinan De...Menagih Komitmen, Konsisten dan Janji Percepatan Penanggulangan Kemiskinan De...
Menagih Komitmen, Konsisten dan Janji Percepatan Penanggulangan Kemiskinan De...
 
INSTRUMEN PENILAIAN BUKIT SARI 2021.ppt
INSTRUMEN PENILAIAN BUKIT SARI 2021.pptINSTRUMEN PENILAIAN BUKIT SARI 2021.ppt
INSTRUMEN PENILAIAN BUKIT SARI 2021.ppt
 
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
 
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
 
Pengembangan cianjur purwakarta jawa pdf
Pengembangan cianjur purwakarta  jawa pdfPengembangan cianjur purwakarta  jawa pdf
Pengembangan cianjur purwakarta jawa pdf
 
Paparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desa
Paparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desaPaparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desa
Paparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desa
 
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaanjuknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
 

Dernier

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 

Dernier (10)

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 

OPTIMALKAN TPP

  • 1. KAJIAN EVALUASI KEBIJAKAN TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL 2019 PROVINSI MALUKU
  • 2. FOKUS KAJIAN 1 Jumlah Pendamping Di Provinsi Berbasis Kabupaten/Kota 2 Penyebaran Pendamping Di Provinsi Berbasis Kabupaten/Kota 3 Kualifikasi Pendamping Per Tingkatan (TA, PD, PLD) 4 Honor Pendamping Per Tingkatan (TA, PD, PLD)
  • 3. METEDOLOGI KAJIAN LATAR BELAKANG Normatif Problem Empirical Problem Regulation Mapping Mempelajari Berbagai Bentuk Peratuan/Kebijakan Tentang Desa dan TPP Desk Risert Tinjauan Konseptual dan Teori Tentang Kebijakan TPP REKOMENDASI KEBIJAKAN Model Pengembangan TPP Pada Wilayah Kepulauan Based Problem TPP Alokasi Jumlah, Pola Penyebaran, Standar dan Kualifikasi, Anggaran Literatur PerUU Survei FGD
  • 5. HASIL KAJIAN DAN ANALISIS 1 JUMLAH PENDAMPING DI PROVINSI BERBASIS KABUPATEN/KOTA
  • 6. KARAKTERISTIK WILAYAH Secara geografis, Provinsi Maluku berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara di bagian Utara, Provinsi Papua Barat di bagian Timur, Negara Timor Leste dan Negara Australia di bagian Selatan, serta Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah di bagian Barat. Sedangkan secara astronomi, Provinsi Maluku terletak antara 20 30’ - 90 Lintang Selatan dan 1240 - 1350 Bujur Timur Sebagai daerah kepulauan, Provinsi Maluku memiliki luas wilayah 712.480 Km2, terdiri dari sekitar 92,4% lautan dan 7,6% daratan dengan jumlah pulau yang mencapai 1.412 buah pulau dan panjang garis pantai 10.662 Km. Sejak tahun 2008, Provinsi Maluku terdiri atas 9 kabupaten dan 2 kota dengan Kota Ambon sebagai ibukota Provinsi Maluku.
  • 7. JUMLAH PENDAMPING 1 2 3 5 KARATERISTIK WILAYAH DESA (KABUPATEN/KOTA) T I N G K A T K E S U L I T A N W I L A Y A H ( P U L A U KEPUALAUAN DAN/ATAU GUGUS PULAU AKSEBILITAS DAN K O N E K T I F I TA S WILAYAH Pertama, Desa yang berada pada satu pulau, desa yang berada pada lebih dari satu pulau termasuk Desa Pesisir dan Desa yang berada pada wilayah terluat dan perbatasan. Kedua, Desa yang berada pada wilayah pengunungan dalam satu pulau dan/atau berada diantara pulau pulau dan pesisir.
  • 9. Dengan memperhatikan faktor faktor tersebut diatas, tentunya kedepan formulasi kebijakan jumlah TPP perlu dirumuskan melalui pendekatan klasifikasi wilayah desa : 1. Sangat sulit 2. Sulit 3. Cukup sulit 4. Kurang sulit 5. Tidak sulit Dengan adanya klasifikasi wilayah desa tersebut maka formulasi kebijakan jumlah TPP untuk wilayah desa tersulit berbeda dengan wilayah desa yang tidak dan/atau kurang sulit
  • 10. HASIL KAJIAN DAN ANALISIS 2 PENYEBARAN PENDAMPING DI PROVINSI BERBASIS KABUPATEN/KOTA
  • 11. PENYEBARAN PENDAMPING 1 DENGAN MERUJUK PADA RUMUSAN PENYEBARAN PENDAMPING BERBASIS KABUPATEN/KOTA , UNTUK WILAYAH KEPULAUAN SEBARAN DIDASARKAN PADA ' 1. SEBARAN DESA DALAM PULAU DAN/ATAU ANTAR PULAU DALAM SATU KECAMATAN 2. KARATERISTIK WILAYAH (JARAK ANTAR DESA (PULAU,PESISIR DAN PEGUNUNGAN) 3. TINGKAT KESULUTAN WILAYAH
  • 12. PENYEBARAN PENDAMPING D e n g a n m e n g a c u p a d a pendekatan wilayah yang didasarkan pada konsep Gugus Pulau, maka tentunya pola penyebaran TPP untuk wilayah kepulauan seperti halnya Maluku memiliki perbedaan dengan halnya wilayah daratan (kontinental) dengan melakukan pemetaan terhadap kondisi geografis, sosiologis, kebutuhan, dan permasalahan yang ada di desa
  • 13.
  • 14. HASIL KAJIAN DAN ANALISIS 3 KUALIFIKASI PENDAMPING PER TINGKATAN (TA, PD, PLD)
  • 15. KUALIFIAKSI PENDAMPING (TA, PD, PLD) Terkait dengan standar dan kualifikasi bagi TPP, perlu memperhatikan kembali aspek SDM (baik masyarakat maupun tenaga pendamping itu sendiri) dengan Kelembagan pemerintahan desa itu sendiri. Bagi PLD yang berada pada level teknis di desa maka tentunya prasyarat menyangkut standar dan kualifikasi tidak terbatas hanya pada ukuran dan standar pendidikan formal semata mata. Berbeda halnya dengan TPD dan TA yang memang masih tetap memerlukan ukuran dan standar tertenu. Namun demikian, bagi desa yang ada pada wilayah kepulaun selain memperhatikan indikator IDM namun juga Pemerintah menyusun indikator standar dan kualifikasi berbasis pada pemetaan terhadap permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi oleh Desa termasuk indikator kapasitas (pemdes, masyarakat) serta pelibatan SDM dari unsur Perguruan Tinggi
  • 16. KUALIFIAKSI PENDAMPING (TA, PD, PLD) Untuk standar kualifikasi TPP, perlu ditinjau kembali sesuai dengan kebutuhan, tantangan dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh desa Dalam hal ini perlu dilakukan penyederhanaan kualifikasi dengan memperhatikan tipologi desa dan karateristik desa desa daerah yang memiliki tingkat kesulitan tertentu (aksesibilitas dan konektifitas). Pada bagian lain juga perlu adanya pelibatan perguruan tinggi dalam penyiapan sumber daya lulusan memenuhi kualifikasi dan ketersediaan tenaga pendamping di desa
  • 17. HASIL KAJIAN DAN ANALISIS 4 HONOR PENDAMPING PER TINGKATAN (TA. PD, PLD)
  • 18. HONOR PENDAMPING (TA, PD, PLD) Dengan format penganggaran yang ada dan diberlakukan selama ini, masih menjadi permasalahan dalam hal indikator dalam mengukur presentasi (jumlah) dalam komponen pembiayaan. Oleh karena itu, formulasi penggaran kedepan perlu memperhatikan antara lain : 1. Tingkat kesulitan dan aksesbilitas desa 2. Ukuran dan standar biaya tertentu khususnya bagi desa desa di wilayah kepulauan dan pesisir termasuk wilayah terluar dan perbatasan 3. adanya satuan pembiayaan yang disusun berdasarkan aspek geograsif wilayah dan tingkat kemahalan
  • 19. HONOR PENDAMPING (TA, PD, PLD) Dengan memperhatikan aspek tersebut diatas, setidaknya terdapat fomulasi kebijakan TPP yang dapat dikembangkan khususnya pada wilayah kepulauan seperti halnya Maluku yakni antara lain : 1. Tipologi dan/atau karakteristik wilayah secara berjenjang mulai dari Provinsi, Kabupaten. Kota, Kecamatan, dan Desa; 2. Kapasitas kelembagaan desa dan perangkat pemerintahan desa ; 3. Pemetaan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh desa dengan memperhatikan aspek geografis, sosiologis masyarakat, budaya dan adat istiadat; 4. Luas wilayah (termasuk laut dan pesisir), jumlah penduduk, hambatan geografis serta tingkat kemiskinan dan status IDM
  • 21. HONOR PENDAMPING (TA, PD, PLD) Berdasarkan kondisi ini untuk mengotimalisasi kinerja PLD dengan pertimbangan Aksesibilitas dan konektivitas wilayah dan luasan lokasi kerja diformulaksikan Honoraium dan operasional PLD sebagai berikut: 1. Wilayah mudah dengan aksesibilitas dan konektifitas tinggi = Honorarium setara UMP + (jumlah desa x 50 % honorarium dasar ) 2. Wilayah sulit aksesibilitas dan konektifitas sedang = Honorarium setara UMP + (jumlah desa x 70 % honorarium dasar) 3. Wilayah tersulit aksesibilitas dan konektifitas tinggi = Honorarium setara UMP + (jumlah desa x 100 % honorarium dasar)
  • 23. KESIMPULAN 1. Rasio Tenaga pendamping lokal desa, tenaga pendamping dan Pendamping Profesional yakni 1:4, 2:10 dan 3:1 terlihat masih jauh dari target kuota yang ditetapkan akibat kurangnya SDM yang dipersyaratkan dalam rekrumen. Terlihat untuk maluku masih 1:6 untuk Tenaga pendamping lokal desa, 2:20 bagi tenaga pendamping dan 3:2 untuk tenaga profesional. 2. Penyebaran pendamping tidak merata bagi layanan yang diberikan. Banyak desa sangat terbelakang yang tidak mendapat pendampingan karena keterisolasian dan jauhnya lokasi menyebabkan pendamping lokal desa banyak yang mengundurkan diri dan olehkarenanya tidak mendapatkan akses pendampingan sama sekali. 3. Kualifikasi Tenaga Pendamping Profesional belum sesuai atau belum sesuai dengan kondisi dan ketersediaan SDM di daerah/desa tersebut. Banyak pendamping lokal desa tidak memiliki keterampilan dan keahlian dasar yang daibutuhkan oleh masyarakat. Karena PLD banyak juga yang berlatar belakang pendidikan SMA dan minim pengalaman maka tidak ada sumbangan inovatif yang dapat diberikan kepada masyarakat desa. 4. Honorarium dan Biaya Operasional TPP, dalam hal ini honorarium dan biaya operasional (terutama PLD) belum sesuai atau dalam menunjang pekerjaan mereka sebagai pendamping, akibat tingkat kemahalan pada lokasi tugas.
  • 24. REKOMENDASI PERTAMA, Internalisasi pola pendampingan melalui kebijakan pendampingan asimetris dalam regulasi khusnya bagi Tenaga Pendamping Profesional melalui Revisi (terbatas) terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2104 tentang Desa KEDUA, Terhadap Kebijakan Tenaga Pendamping Profesional perlu dilakukan perubahan dan/atau penyesuaian terhadap : 1) Jumlah Tenaga Pendamping Profesional. Dalam hal ini diperlukan rumusan formulasi kebijakan TPP yang didasarka pada faktor atau tingkat kesulitan geografis (aksesibilitas dan konektifitas) dengan memperhatikan pemetaan wilayah berdasarkan kondisi dan karateristik desa (pulau, pesisir, pedalaman dan perbatasan); 2) Penyebaran Tenaga Pendamping Profesional. Dalam hal ini model kebijakan TPP yang diperlukan adalah bersifat tematik berdasarkan potensi desa dan kapasitas sosial desa; 3) Kualifikasi Tenaga Pendamping Profesional. Dalam hal ini perlu dilakukan penyederhanaan kualifikasi dengan pola pengembangan desa binaan melalui keterlibatan sumber daya perguruan tinggi khususnya bagi daerah daerah yang memiliki tingkat kesulitan tertentu (aksesibilitas dan konektifitas) 4) Honorarium dan Biaya Operasional Tenaga Pendamping Profesional Dalam hal ini perlu untuk mengotimalisasi kinerja PLD dengan pertimbangan Aksesibilitas dan konektivitas wilayah dan luasan lokasi kerja diformulaksikan Honoraium dan operasional