SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
2.2 SUBDISIPLIN LINGUISTIK

       Setiap disiplin ilmu biasanya dibagi atas bidang-bidang bawahan (subdisiplin). Demikian
pula dengan linguistik. Di sini kita akan mencoba mengelompokkan nama-nama subdisiplin
linguistik itu berdasarkan :

2.2.1 Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu dapat
dibedakan adanya linguistik umum dan linguistik khusus

       Linguistik umum adalah linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara
umum. Pertanyaan-pertanyaan teoretis yang dihasilkan akan menyangkut bahasa pada umumnya,
bukan bahasa tertentu.

       Sedangkan linguistik khusus berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada
bahasa tertentu, seperti bahasa inggris, bahasa jawa, atau bahasa Indonesia.

2.2.2 Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada masa tertentu atau bahasa pada
sepanjang masa dapat dibedakan adanya linguistik sinkronik dan linguistik diakronik

       Linguistik sinkronik mengkaji bahasa pada masa terbatas. Misalnya mengkaji bahasa
Indonesia pada tahun dua puluhan. Studi linguistik sinkronik ini biasa disebut juga linguistik
deskriptif. Linguistik diakronik berupaya mengkaji bahaasa (atau bahasa-bahasa) pada masa
yang tidak terbatas; bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai zaman punahnya bahasa
tersebut. Kajian linguistik diakronik ini biasanya bersifat historis dan komperatif.

2.2.3 Berdasarkan objek kajiannya, apakah struktur internal bahasa atau bahasa itu dalam
hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa dibedakan adanya linguistik mikro dan
linguistik makro

       Linguistik mikro mengarahkan pada struktur internal suatu bahasa tertentu atau pada
umumnya. Linguistik mikro mempunyai sudisiplin antara lain:

       Fonologi menyelidiki ciri-ciri bunyi bahasa, cara terjadinya, dan fungsinya dalam sistem
kebahasaan secara keseluruhan. Morfologi menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya, serta
cara pembentukannya. Sintaksis menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan-satuan lain diatas
kata, hubungan satu dengan lainnya, serta cara penyusunannya sehingga menjadi satuan ujaran.
Semantik menyelidiki makna bahasa baik yang bersifat leksikal, gramatikal, maupun kontekstual.
Sedangkan leksikologi menyelidiki leksikon atau kosa kata suatu bahasa dari berbagai aspeknya.

       Linguistik makro menyelidiki bahasa dalam kaitan-kaitannya dengan faktor-faktor di luar
bahasa, lebih banyak membahas faktor luar bahasanya itu daripada struktur internal bahasa.
Dalam berbagai buku biasanya terdapat subdisiplin linguistik makro antara lain:

       Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan
pemakaiannya di masyarakat. Psikolinguistik mempelajari hubungan bahasa dengan perilaku dan
akal budi manusia, termasuk bagaimana kemampuan berbahasa itu dapat diperoleh.
Antropolinguistik mempelajari hubungan bahasa dengan budaya dan pranata budaya manusia.
Stilistika mempelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk-bentuk karya sastra. Finologi
mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam
bahan-bahan tertulis. Filsafat bahasa mempelajari kodrat hakiki dan kedudukan bahasa sebagai
kegiatan manusia, serta dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik. Dialektologi mempelajari
batas-batas dialek dan bahasa dalam suatu wilayah tertentu.

2.2.4 Berdasrkan aliran atau teori yang digunakan dalam penyelidikan bahasa di kenal adanya
linguistik tradisional, linguistik struktural, linguistik transformasional, linguistik generatif
semantik, linguistik relasional, dan linguistik semantik.

       Karena luasnya cabang atau bidang linguistik ini, maka jelas tidak akan bisa menguasai
semua bidang linguistik itu. Tapi meskipun cabang atau bidang linguistik itu sangat luas, yang
dianggap inti dari ilmu linguistik hanyalah yang berkenaan dengan struktur internal bahasa, atau
cabang-cabang yang yang termasuk linguistik mikro.

2.3 ANALISIS LINGUISTIK

       Analisis linguistik dilakukan terhadap bahasa, atau lebih tepat terhadap semua tataran
tingkat bahasa, yaitu fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, dan semantik. Semua tataran
sistematika itu akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
2.3.1 Struktur, Sistem, dan DistribusiMenurut F. De Saussure ada dua jenis hubungan atau relasi
yang terdapat antara satuan-satuan bahasa, yaitu relasi sintagmatik dan relasi asosiatif. Relasi
sintagmatik adalah hubungan yang terdapat antara satuan bahasa di dalam kalimat yang konkret
tertentu; sedangkan relasi asosiatif adalah hubungan yang terdapat dalam bahasa namun tidak
tampak susunan suatu kalimat.

       Hubungan yang terjadi di antara satuan-satuan bahasa itu, baik antara fonem yang satu
dengan yang lain, maupun antara kata yang satu dengan yang lain, disebut bersifai sigmantis.
Jadi hubungan sintagmantis ini bersifat linear, atau horison antara satuan yang satu dengan
satuan yang lain yang berada di kiri dan kanannya.

       Struktur dapat dibedakan menurut tataran sistematik bahasanya, yaitu menurut susunan
fonetis, menurut susunan alofonis, menurut susunan morfemis, dan menurut susunan sintaksis.
Mengenai semuanya akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.

       Sistem pada dasarnya menyangkut masalah distribusi. Distribusi, yang merupakan istilah
utama dalam analisis bahasa menurut model strukturalis L. Bloomfield adalah menyangkut
masalah dapat tidaknya penggantian suatu konstituen tertentu dalam kalimat tertentu dengan
konstituen lainnya.

2.3.2 ANALISIS BAWAHAN LANGSUNG

       Analisis bawahan langsung, sering disebut juga analisis unsur langsung atau analisis
bawahan terdekat (Immediate Constituent Analysis) adalah suatu teknik dalam menganalisis
unsur-unsur atau konstituen-konstituen yang membangun suatu satuan bahasa, entah satuan kata,
satuan frase, satuan klausa, maupun satuan kalimat.

       Teknik analisis bawahan langsung bermanfaat untuk menghindari keambiguan karena
satuan-satuan bahasa yang terikat pada konteks wacananya dapat dipahami dengan analisis
tersebut.

2.3.3 Analisis Rangkaian Unsur dan Analisis Proses Unsur
Analisis rangkaian unsur (item and arrangement) mengajarkan bahwa setiap satuan
bahasa dibentuk atau ditata dari unsur-unsur lain. Misalnya satuan tertimbun terdiri dari ter – +
timbun. Jadi, dalam analisis rangkaian unsur ini setiap satuan bahasa “terdiri dari . . .”, bukan
“dibentuk dari . . .” sebagai hasil dari suatu proses pembentukan.

         Analisis proses unsur (item and process) menganggap setiap satuan bahasa adalah
merupakan hasil dari suatu proses pembentukan. Jadi bentuk tertimbun adalah hasil dari proses
prefiksasi ter- dengan dasar timbun.

2.4 MANFAAT LINGUISTIK

         Lingustik akan memberikan manfaat langsung bagi mereka yang berkecimpung dalam
kegiatan yang berhubungan dengan bahasa.

         Bagi linguis sendiri pengetahuan yang luas mengenai linguistik tentu akan sangat
membantu dalam menyelesaikan tugasnya. Bagi peneliti, kritikus, dan peminat sastra linguistik
akan membantunya dalam memahami karya-karya sastra dengan lebih baik.

         Bagi guru, terutama guru bahasa, penetahuan linguistik sangat penting. Dengan
menguasai linguistik, maka mereka akan dapat dengan lebih mudah dalam menyampaikan mata
pelajarannya.

         Bagi penerjemah, pengetahuan linguistik mutlak diperlukan bukan hanya yang berkenaan
dengan morfologi, sintaksis, dan semantik, tetapi juga berkenaan dengan sosiolinguistik dan
kontrastif linguistik.

         Bagi penyusun kamus atau leksikografer menguasai semua aspek linguistik mutlak
diperliukan, sebab semua pengetahuan linguistik akan memberi manfaat dalam menyelesaikan
tugas.

         Pengetahuan linguistik juga memberi manfaat bagi penyusun buku pelajaran atau buku
teks. Pengetahuan linguistik akan memberi tuntutan bagi penyusun buku teks dalam meyusun
kalimat yang tepat, memilih kosa kata yang sesuai dengan jenjang usia pembac
(http://cakrabuwana.wordpress.com/2008/10/15/rochmat-zaenuri-noor-bab-2-linguistik-sebagai-ilmu/)

    a. Linguistik Sinkronik dan Diakronik
       Ferdinand de Saussure, peletak dasar linguistik modern, dalam bukunya Cours de
       linguistique générale menyatakan bahwa bahasa dapat dipelajari dari waktu ke waktu
       atau pada waktu tertentu. Berdasarkan perbedaan waktu tersebut De Saussure
       membedakan linguistik menjadi linguistik sinkronik dan linguistik diakronik.


       De Saussure menjelaskan perbedaan antara linguistik sinkronik dan diakronik sebagai
       berikut:
          Secara sinkronik artinya, mempelajari bahasa dengan berbagai aspeknya pada waktu
          atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Pada bagian (b) sebelumnya Saussure
          menerangkan tentang tipologi. Pendekatan yang digunakan dalam mengelompokkan
          bahasa-bahasa sintesis, analitis, fleksi, aglutinasi, dan ton tersebut bersifat sinkronik
          karena bahasa-bahasa tersebut dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya saat itu,
          bukan berdasarkan sejarah munculnya bahasa-bahasa tersebut atau hal-hal yang
          berkaitan dengan sejarah bahasa-bahasa tersebut.          Misalnya, mengkaji bahasa
          Indonesia pada tahun dua puluhan, bahasa Jawa dewasa ini, atau juga bahasa Inggris
          pada zaman William Shakespare. Secara sinkronik, umpamanya, kita dapat bertanya
          bagaimana sekarang ini hubungan antara awalan ber- dan men-, tanpa memperdulikan
          tentang awalan yang dulu (dalam bahasa Melayu Kuno) pernah menjadi sumber dari
          kedua awalan tersebut, yaitu awalan mar-. Demikian pula, untuk bahasa Inggris bila
          diteliti secara sinkronik, tidak perlu dihiraukan tiadanya akhiran untuk ajektiva,
          meskipun ada banyak akhiran yang demikian dalam bahasa Inggris kuno, sebelum
          tahun 1000 Masehi. Studi sinkronik ini bersifat deskriptif karena linguistik hanya
          mencoba memberikan keadaan bahasa itu menurut apa adanya pada suatu masa
          tertentu.
          Sedangkan linguistik diakronik mengkaji evolusi bahasa (atau bahasa-bahasa). Kajian
          linguistik diakronik ini biasanya bersifat historis dan komparatif. Sebagai contoh
          adalah bahasa-bahasa di wilayah Baltic dan bahasa-bahasa di wilayah Pasifik secara
          genetik tidak berkaitan tetapi secara tipologi dikelompokkan sama. Kajian linguistik
          diakronik terhadap tipologi bahasa-bahasa ini dikenal dengan istilah filologi (ilmu
yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana
          terdapat dalam bahan-bahan tertulis (Kridalaksana, 2002, 60). Pakar-pakar dalam
          bidang filologi adalah Verner, Rask, Bopp, dan Schleicher. Schleicher adalah orang
          yang merekonstruksi bahasa Proto-Arya, yang oleh Jespersen disebut dengan “Indo-
          German”. Pakar di bidang filologi disebut filologis, yaitu orang-orang yangprofesional
          dalam bidang kajian genealogis linguistik (hubungan secara genetik “keluarga” dari
          kelompok-kelompok bahasa).
(http://docs.google.com/doc+linguistik+diakronik+dan+sinkronik.)

Contenu connexe

Tendances

Bilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaBilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaYahyaChoy
 
Tipologi bahasa
Tipologi bahasaTipologi bahasa
Tipologi bahasaItsuna Tse
 
Perbezaan simantik dan pragmatik
Perbezaan simantik dan pragmatik Perbezaan simantik dan pragmatik
Perbezaan simantik dan pragmatik fitri norlida
 
Konsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistikKonsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistiksashiera armhie
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisMuhammad Idris
 
Tugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayu
Tugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayuTugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayu
Tugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayuAhmad NazRi
 
Guru bahasa melayu memerlukan pengetahuan linguistik
Guru bahasa melayu memerlukan pengetahuan linguistikGuru bahasa melayu memerlukan pengetahuan linguistik
Guru bahasa melayu memerlukan pengetahuan linguistikEliza Ramlee
 
Mari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatikMari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatikmarzieta
 
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan FonemikMakalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan FonemikShelaOktavia
 
Fonologi, morfologi, semantik dan sintaksis
Fonologi, morfologi, semantik dan sintaksisFonologi, morfologi, semantik dan sintaksis
Fonologi, morfologi, semantik dan sintaksisfahmi_naka
 
20778959 sejarah-bahasa-melayu-penterjemahan-jawi-istilah
20778959 sejarah-bahasa-melayu-penterjemahan-jawi-istilah20778959 sejarah-bahasa-melayu-penterjemahan-jawi-istilah
20778959 sejarah-bahasa-melayu-penterjemahan-jawi-istilahMuhd Rais
 
Semantik leksikal
Semantik leksikalSemantik leksikal
Semantik leksikalewer Rewel
 
Pembinaan dan pengembangan bahasa melayu di malaysia 2011
Pembinaan dan pengembangan bahasa melayu di malaysia 2011Pembinaan dan pengembangan bahasa melayu di malaysia 2011
Pembinaan dan pengembangan bahasa melayu di malaysia 2011kartini16
 
Fonetik bahasa melayu
Fonetik  bahasa melayuFonetik  bahasa melayu
Fonetik bahasa melayuladymama
 
Linguistik Terapan
Linguistik TerapanLinguistik Terapan
Linguistik TerapanGhani Shahid
 

Tendances (20)

Bilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaBilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosia
 
Tipologi bahasa
Tipologi bahasaTipologi bahasa
Tipologi bahasa
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Perbezaan simantik dan pragmatik
Perbezaan simantik dan pragmatik Perbezaan simantik dan pragmatik
Perbezaan simantik dan pragmatik
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Konsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistikKonsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistik
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatis
 
Tugasan bmm3111
Tugasan bmm3111Tugasan bmm3111
Tugasan bmm3111
 
Tugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayu
Tugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayuTugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayu
Tugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayu
 
Guru bahasa melayu memerlukan pengetahuan linguistik
Guru bahasa melayu memerlukan pengetahuan linguistikGuru bahasa melayu memerlukan pengetahuan linguistik
Guru bahasa melayu memerlukan pengetahuan linguistik
 
Mari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatikMari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatik
 
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan FonemikMakalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
 
Fonologi, morfologi, semantik dan sintaksis
Fonologi, morfologi, semantik dan sintaksisFonologi, morfologi, semantik dan sintaksis
Fonologi, morfologi, semantik dan sintaksis
 
20778959 sejarah-bahasa-melayu-penterjemahan-jawi-istilah
20778959 sejarah-bahasa-melayu-penterjemahan-jawi-istilah20778959 sejarah-bahasa-melayu-penterjemahan-jawi-istilah
20778959 sejarah-bahasa-melayu-penterjemahan-jawi-istilah
 
Semantik leksikal
Semantik leksikalSemantik leksikal
Semantik leksikal
 
Pembinaan dan pengembangan bahasa melayu di malaysia 2011
Pembinaan dan pengembangan bahasa melayu di malaysia 2011Pembinaan dan pengembangan bahasa melayu di malaysia 2011
Pembinaan dan pengembangan bahasa melayu di malaysia 2011
 
Fonetik bahasa melayu
Fonetik  bahasa melayuFonetik  bahasa melayu
Fonetik bahasa melayu
 
Linguistik Terapan
Linguistik TerapanLinguistik Terapan
Linguistik Terapan
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
Medan makna
Medan maknaMedan makna
Medan makna
 

En vedette (9)

Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajar
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajar
 
Kelas ix
Kelas ixKelas ix
Kelas ix
 
Rppbahasaindonesiasmpberkarakterkelasix
RppbahasaindonesiasmpberkarakterkelasixRppbahasaindonesiasmpberkarakterkelasix
Rppbahasaindonesiasmpberkarakterkelasix
 
Bahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal smBahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal sm
 
Rpp pak nursal 1
Rpp pak nursal 1Rpp pak nursal 1
Rpp pak nursal 1
 
Silabus pak nursal 1 saja
Silabus pak nursal 1 sajaSilabus pak nursal 1 saja
Silabus pak nursal 1 saja
 
Rpp
RppRpp
Rpp
 
model pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalahmodel pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalah
 

Similaire à Subdisiplin Linguistik

Similaire à Subdisiplin Linguistik (20)

C. Linguistik umum P.U
C. Linguistik umum P.UC. Linguistik umum P.U
C. Linguistik umum P.U
 
Ruj lingusosilinguistik
Ruj lingusosilinguistikRuj lingusosilinguistik
Ruj lingusosilinguistik
 
Linguistik
LinguistikLinguistik
Linguistik
 
08aisi pelajaran -interaksi-1
08aisi pelajaran -interaksi-108aisi pelajaran -interaksi-1
08aisi pelajaran -interaksi-1
 
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de SaussureFerdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure
 
BMM3107
BMM3107BMM3107
BMM3107
 
Bbm3201 minggu02
Bbm3201 minggu02Bbm3201 minggu02
Bbm3201 minggu02
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayu
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Bahasa dan Linguistik
Bahasa dan LinguistikBahasa dan Linguistik
Bahasa dan Linguistik
 
linguistik historis komparatif
linguistik historis komparatiflinguistik historis komparatif
linguistik historis komparatif
 
Makalah semanti1
Makalah semanti1Makalah semanti1
Makalah semanti1
 
Esensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptxEsensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptx
 
Materi M4KB1 - Pengantar Linguistik Umum
Materi M4KB1 - Pengantar Linguistik UmumMateri M4KB1 - Pengantar Linguistik Umum
Materi M4KB1 - Pengantar Linguistik Umum
 
Bab 1modul pjj
Bab 1modul pjjBab 1modul pjj
Bab 1modul pjj
 
Pengertian bahasa
Pengertian bahasaPengertian bahasa
Pengertian bahasa
 
Bahasa dan faktor luar bahasa
Bahasa dan faktor luar bahasaBahasa dan faktor luar bahasa
Bahasa dan faktor luar bahasa
 
Agus budi susilo
Agus budi susiloAgus budi susilo
Agus budi susilo
 

Plus de mujahidah khilafah (Shintia Minandar)

Plus de mujahidah khilafah (Shintia Minandar) (20)

Drama sebagai teater
Drama sebagai teaterDrama sebagai teater
Drama sebagai teater
 
Rpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teaterRpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teater
 
hubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorikahubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorika
 
Jurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantikJurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantik
 
draft penting implikatur
draft penting implikaturdraft penting implikatur
draft penting implikatur
 
Shinmin
ShinminShinmin
Shinmin
 
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia MProposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructusMahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
Paper peserta diskusi
Paper peserta diskusiPaper peserta diskusi
Paper peserta diskusi
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Tugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudungTugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudung
 
Print peserta
Print pesertaPrint peserta
Print peserta
 
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan dataKriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
 
1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char
 
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacamIstilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
 
Studi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tandaStudi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tanda
 
Variabel penelitian
Variabel penelitianVariabel penelitian
Variabel penelitian
 
Cover
CoverCover
Cover
 

Dernier

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 

Dernier (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

Subdisiplin Linguistik

  • 1. 2.2 SUBDISIPLIN LINGUISTIK Setiap disiplin ilmu biasanya dibagi atas bidang-bidang bawahan (subdisiplin). Demikian pula dengan linguistik. Di sini kita akan mencoba mengelompokkan nama-nama subdisiplin linguistik itu berdasarkan : 2.2.1 Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu dapat dibedakan adanya linguistik umum dan linguistik khusus Linguistik umum adalah linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum. Pertanyaan-pertanyaan teoretis yang dihasilkan akan menyangkut bahasa pada umumnya, bukan bahasa tertentu. Sedangkan linguistik khusus berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa tertentu, seperti bahasa inggris, bahasa jawa, atau bahasa Indonesia. 2.2.2 Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada masa tertentu atau bahasa pada sepanjang masa dapat dibedakan adanya linguistik sinkronik dan linguistik diakronik Linguistik sinkronik mengkaji bahasa pada masa terbatas. Misalnya mengkaji bahasa Indonesia pada tahun dua puluhan. Studi linguistik sinkronik ini biasa disebut juga linguistik deskriptif. Linguistik diakronik berupaya mengkaji bahaasa (atau bahasa-bahasa) pada masa yang tidak terbatas; bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai zaman punahnya bahasa tersebut. Kajian linguistik diakronik ini biasanya bersifat historis dan komperatif. 2.2.3 Berdasarkan objek kajiannya, apakah struktur internal bahasa atau bahasa itu dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa dibedakan adanya linguistik mikro dan linguistik makro Linguistik mikro mengarahkan pada struktur internal suatu bahasa tertentu atau pada umumnya. Linguistik mikro mempunyai sudisiplin antara lain: Fonologi menyelidiki ciri-ciri bunyi bahasa, cara terjadinya, dan fungsinya dalam sistem kebahasaan secara keseluruhan. Morfologi menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya, serta
  • 2. cara pembentukannya. Sintaksis menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan-satuan lain diatas kata, hubungan satu dengan lainnya, serta cara penyusunannya sehingga menjadi satuan ujaran. Semantik menyelidiki makna bahasa baik yang bersifat leksikal, gramatikal, maupun kontekstual. Sedangkan leksikologi menyelidiki leksikon atau kosa kata suatu bahasa dari berbagai aspeknya. Linguistik makro menyelidiki bahasa dalam kaitan-kaitannya dengan faktor-faktor di luar bahasa, lebih banyak membahas faktor luar bahasanya itu daripada struktur internal bahasa. Dalam berbagai buku biasanya terdapat subdisiplin linguistik makro antara lain: Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat. Psikolinguistik mempelajari hubungan bahasa dengan perilaku dan akal budi manusia, termasuk bagaimana kemampuan berbahasa itu dapat diperoleh. Antropolinguistik mempelajari hubungan bahasa dengan budaya dan pranata budaya manusia. Stilistika mempelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk-bentuk karya sastra. Finologi mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Filsafat bahasa mempelajari kodrat hakiki dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia, serta dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik. Dialektologi mempelajari batas-batas dialek dan bahasa dalam suatu wilayah tertentu. 2.2.4 Berdasrkan aliran atau teori yang digunakan dalam penyelidikan bahasa di kenal adanya linguistik tradisional, linguistik struktural, linguistik transformasional, linguistik generatif semantik, linguistik relasional, dan linguistik semantik. Karena luasnya cabang atau bidang linguistik ini, maka jelas tidak akan bisa menguasai semua bidang linguistik itu. Tapi meskipun cabang atau bidang linguistik itu sangat luas, yang dianggap inti dari ilmu linguistik hanyalah yang berkenaan dengan struktur internal bahasa, atau cabang-cabang yang yang termasuk linguistik mikro. 2.3 ANALISIS LINGUISTIK Analisis linguistik dilakukan terhadap bahasa, atau lebih tepat terhadap semua tataran tingkat bahasa, yaitu fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, dan semantik. Semua tataran sistematika itu akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
  • 3. 2.3.1 Struktur, Sistem, dan DistribusiMenurut F. De Saussure ada dua jenis hubungan atau relasi yang terdapat antara satuan-satuan bahasa, yaitu relasi sintagmatik dan relasi asosiatif. Relasi sintagmatik adalah hubungan yang terdapat antara satuan bahasa di dalam kalimat yang konkret tertentu; sedangkan relasi asosiatif adalah hubungan yang terdapat dalam bahasa namun tidak tampak susunan suatu kalimat. Hubungan yang terjadi di antara satuan-satuan bahasa itu, baik antara fonem yang satu dengan yang lain, maupun antara kata yang satu dengan yang lain, disebut bersifai sigmantis. Jadi hubungan sintagmantis ini bersifat linear, atau horison antara satuan yang satu dengan satuan yang lain yang berada di kiri dan kanannya. Struktur dapat dibedakan menurut tataran sistematik bahasanya, yaitu menurut susunan fonetis, menurut susunan alofonis, menurut susunan morfemis, dan menurut susunan sintaksis. Mengenai semuanya akan dibahas pada bab-bab selanjutnya. Sistem pada dasarnya menyangkut masalah distribusi. Distribusi, yang merupakan istilah utama dalam analisis bahasa menurut model strukturalis L. Bloomfield adalah menyangkut masalah dapat tidaknya penggantian suatu konstituen tertentu dalam kalimat tertentu dengan konstituen lainnya. 2.3.2 ANALISIS BAWAHAN LANGSUNG Analisis bawahan langsung, sering disebut juga analisis unsur langsung atau analisis bawahan terdekat (Immediate Constituent Analysis) adalah suatu teknik dalam menganalisis unsur-unsur atau konstituen-konstituen yang membangun suatu satuan bahasa, entah satuan kata, satuan frase, satuan klausa, maupun satuan kalimat. Teknik analisis bawahan langsung bermanfaat untuk menghindari keambiguan karena satuan-satuan bahasa yang terikat pada konteks wacananya dapat dipahami dengan analisis tersebut. 2.3.3 Analisis Rangkaian Unsur dan Analisis Proses Unsur
  • 4. Analisis rangkaian unsur (item and arrangement) mengajarkan bahwa setiap satuan bahasa dibentuk atau ditata dari unsur-unsur lain. Misalnya satuan tertimbun terdiri dari ter – + timbun. Jadi, dalam analisis rangkaian unsur ini setiap satuan bahasa “terdiri dari . . .”, bukan “dibentuk dari . . .” sebagai hasil dari suatu proses pembentukan. Analisis proses unsur (item and process) menganggap setiap satuan bahasa adalah merupakan hasil dari suatu proses pembentukan. Jadi bentuk tertimbun adalah hasil dari proses prefiksasi ter- dengan dasar timbun. 2.4 MANFAAT LINGUISTIK Lingustik akan memberikan manfaat langsung bagi mereka yang berkecimpung dalam kegiatan yang berhubungan dengan bahasa. Bagi linguis sendiri pengetahuan yang luas mengenai linguistik tentu akan sangat membantu dalam menyelesaikan tugasnya. Bagi peneliti, kritikus, dan peminat sastra linguistik akan membantunya dalam memahami karya-karya sastra dengan lebih baik. Bagi guru, terutama guru bahasa, penetahuan linguistik sangat penting. Dengan menguasai linguistik, maka mereka akan dapat dengan lebih mudah dalam menyampaikan mata pelajarannya. Bagi penerjemah, pengetahuan linguistik mutlak diperlukan bukan hanya yang berkenaan dengan morfologi, sintaksis, dan semantik, tetapi juga berkenaan dengan sosiolinguistik dan kontrastif linguistik. Bagi penyusun kamus atau leksikografer menguasai semua aspek linguistik mutlak diperliukan, sebab semua pengetahuan linguistik akan memberi manfaat dalam menyelesaikan tugas. Pengetahuan linguistik juga memberi manfaat bagi penyusun buku pelajaran atau buku teks. Pengetahuan linguistik akan memberi tuntutan bagi penyusun buku teks dalam meyusun kalimat yang tepat, memilih kosa kata yang sesuai dengan jenjang usia pembac
  • 5. (http://cakrabuwana.wordpress.com/2008/10/15/rochmat-zaenuri-noor-bab-2-linguistik-sebagai-ilmu/) a. Linguistik Sinkronik dan Diakronik Ferdinand de Saussure, peletak dasar linguistik modern, dalam bukunya Cours de linguistique générale menyatakan bahwa bahasa dapat dipelajari dari waktu ke waktu atau pada waktu tertentu. Berdasarkan perbedaan waktu tersebut De Saussure membedakan linguistik menjadi linguistik sinkronik dan linguistik diakronik. De Saussure menjelaskan perbedaan antara linguistik sinkronik dan diakronik sebagai berikut: Secara sinkronik artinya, mempelajari bahasa dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Pada bagian (b) sebelumnya Saussure menerangkan tentang tipologi. Pendekatan yang digunakan dalam mengelompokkan bahasa-bahasa sintesis, analitis, fleksi, aglutinasi, dan ton tersebut bersifat sinkronik karena bahasa-bahasa tersebut dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya saat itu, bukan berdasarkan sejarah munculnya bahasa-bahasa tersebut atau hal-hal yang berkaitan dengan sejarah bahasa-bahasa tersebut. Misalnya, mengkaji bahasa Indonesia pada tahun dua puluhan, bahasa Jawa dewasa ini, atau juga bahasa Inggris pada zaman William Shakespare. Secara sinkronik, umpamanya, kita dapat bertanya bagaimana sekarang ini hubungan antara awalan ber- dan men-, tanpa memperdulikan tentang awalan yang dulu (dalam bahasa Melayu Kuno) pernah menjadi sumber dari kedua awalan tersebut, yaitu awalan mar-. Demikian pula, untuk bahasa Inggris bila diteliti secara sinkronik, tidak perlu dihiraukan tiadanya akhiran untuk ajektiva, meskipun ada banyak akhiran yang demikian dalam bahasa Inggris kuno, sebelum tahun 1000 Masehi. Studi sinkronik ini bersifat deskriptif karena linguistik hanya mencoba memberikan keadaan bahasa itu menurut apa adanya pada suatu masa tertentu. Sedangkan linguistik diakronik mengkaji evolusi bahasa (atau bahasa-bahasa). Kajian linguistik diakronik ini biasanya bersifat historis dan komparatif. Sebagai contoh adalah bahasa-bahasa di wilayah Baltic dan bahasa-bahasa di wilayah Pasifik secara genetik tidak berkaitan tetapi secara tipologi dikelompokkan sama. Kajian linguistik diakronik terhadap tipologi bahasa-bahasa ini dikenal dengan istilah filologi (ilmu
  • 6. yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis (Kridalaksana, 2002, 60). Pakar-pakar dalam bidang filologi adalah Verner, Rask, Bopp, dan Schleicher. Schleicher adalah orang yang merekonstruksi bahasa Proto-Arya, yang oleh Jespersen disebut dengan “Indo- German”. Pakar di bidang filologi disebut filologis, yaitu orang-orang yangprofesional dalam bidang kajian genealogis linguistik (hubungan secara genetik “keluarga” dari kelompok-kelompok bahasa). (http://docs.google.com/doc+linguistik+diakronik+dan+sinkronik.)