SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
A. Pendahuluan
  Ini adalah pelajarannya Pak Kusoy.Beliau adalah guru mata pelajaran pengetahuan
  social di sekolah kami.


  “ Hari ini kita akan mencoba membahas tentang masalah yang terjadi di kota kita”,
  kata Pak Kusoy sambil berdiri di depan kami. Suaranya nyaring, matanya
  memandang kami satu per satu, seakan akan Ia minta perhatian dari kami yang
  sebetulnya sudah kehilangan gairah untuk belajar. Maklun, siang ini adalah jam
  pelajaran terakhir. Di luar udara sangat panas. “Coba, menurut kamu Andri, masalah
  apa yang sedang hangat dibicarakan sekarang ini?” Pak Kusoy menyuruh Andri yang
  kelihatan seperti ngantuk. Andri merasa kaget mendapat pertanyaan yang mendadak.


  “Anu… pak! Masalah pengangguran… pak!” kata Andri sambil membetulkan
  rambutnya.


  “Mengapa kamu menganggap masalah pengangguran sebagai masalah yang aktual?
  Bukankah masalah tersebut merupakan masalah yang sejak lama kita hadapi?”


  Andri tidak menjawab. Tampak rasa kantuknya belum seluruhnya hilang dari
  matanya yang kecil berlindung di bawah bulu alisnya yang tebal.


  “Bagaimana meniritmu Bia?” kata Pak Kusoy menunjuk Bia yang baru saja
  memperbaiki cara duduknya. Tampaknya wanita tomboi itu juga merasa gerah. Sama
  seperti kami. Memang panas siang ini.


  “”Menurut saya masalah pengangguran, walaupun masalah yang sudah lama, akan
  tetapi masih tetap aktual, sebab sampai sekarang belum di temukan solusinya…!”
  “Bagus. Apakah sekarang ini ada masalah yang lebih penting untuk dipecahkan,
  selain masalah pengguran?”
Kami diam sebentar. Tiba-tiba Donto si kutu buku mengacungkan tangannya. “Ada,
pak! Sekarang ini kota kita dihadapkan kepada permasalahan sampah. Berdasarkan
informasi pemerintah kota sulit membuang sampah karena tidak ada tempat
pembuangan yang layak, akhirnya sudut-sudut kota kita dihiasi oleh tumpukan
sampah yang menggunung dan baunya sangat menyengat…!”


“Mengapa kamu menganggap masalah sampah merupakan masalah aktual?”


“Jelas pak. Sebab, masalah sampahselain mengganggu lingkungan masyarakat, juga
sudah menjadi isu politik. Bukan itu saja pak, karena masalah sampah itu kota kita
dinobatkan sebagai kota terkotor.”


Pak Kusoy mengangguk-anggukkan kepala. Ia tampak terkesan dengan argumentasi
si kutu buku. “Apakah kamu setuju dengan pendapat Donto, Ria?”


“Setuju sekali pak. Sebab, dengan julukan Kota Terkotor itu mengusukan harga diri
saya sebagai penduduk kota ini!”


Pak Kusoy tersenyum. Tampaknya pengkapnya mengena; dan kami tidak
menyadarinya.


“Nah, kalau begitu topic yang akan kita bicarakan hari ini adalah tentang sampah.
Bagaimana, apakah kalian setuju?


“Setuju, pak..!”


“Menurut kamu, apa yang akan kita permasalahkan dari topik sampah ini?”


Lagi-lagi kami terdiam.
“Bagaimana kalau kita mulai dengan masalah, harus dibagaimanakan sampah yang
menumpuk itu?” kata Ria.


“Ya, dibuang …!” kata kami serempak. Kelas menjadi sedikit ribut.


Kali ini benar-benar tidak ada diantara kami yang mengantuk.


“Bagus…! Apakah kamu dapat merumuskan masalah dengan lebih jelas?”


“Menurut saya bukan harus dibagaimanakan sampah yang menumpuk itu, tetapi
bagaimana cara menaggulangi tumpukan sampah,” kata Denok yang dari tadi tampak
serius mengikuti diskusi.


“Bagus…!” kata Pak Kusoy sambil menulis di papan tulis. “Apakah selain masalah
ini, ada masalah lain yang perlu kalian bahas?”


“Ada pak…! Menurut saya yang paling penting adalah bagaimna seharus nya
masyarakat memberlakukan smpah,” kata Donto.


“Mengapa kamu merasa hal itu dianggap penting?”


“Sebab, Bagimanapun adanya tumpukan sampah itu, dikarenakan ulah atau hasil dari
pekerjaan masyarakat. Nah, dengan demikian kita harus memberikan solusi, apasaja
yang harus dilakukan masyarakat terhadap sampah yang merka hasilkan itu.”


   Cerita diatas merupakan      dari contoh penerapan strategi pembelajaran yamg
bertumpu pada penyelesaian masalah atau Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM). Dalam penerapan strategi ini,guru meberikan kesempatan kepada siswa
untuk menetukan topik masalah,walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan
apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu
menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi
   kognitif yang berngkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah
   laku berkat adanya pengalaman.belajar bukan semata-mata proses menghafal
   sejumlah fakta,tetapi suatu proses interkasi secara sadar antara individu dengan
   lingungannya.melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara
   utuh.artinya,perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif,tetapi juga
   aspek efektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan problema yng
   dihadapi.
               Dilihat dari aspek filosofis tentang funsi sekolah ebagai arena atau wadah
   untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di mayarakat,maka SPBM
   merupakan strategi yang meumngkiknkan dan sangat penting untuk I kembangkan.hal
   ini disebabkan pada kenyataan setiap manusia agar selalu dihadapkan kepada
   masalah. dari mulai masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang kompleks;
   SPBM ini diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu
   untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
               Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM
   merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
   memperbaiki sistem pembelajaran


B. Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM
   SPBM Dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara alamiah. Terdapat tiga ciri
utama dari SPBM.
   1. SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinyadalam implementasi
      pembelajaran SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. SPBM
      tidak mengaharapkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal
      materi pelajaran, akan tetpi melalui SPBM siswa aktif berfikir, berkomunikasi,
      mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.
   2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM
      menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
      tanpa maslah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
       alamiah. Yaitu proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini disecara
       sistematis dan empiris.

   Untuk mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang
memiliki permaalahan yang dapat dipecahkan. Strategi pembelajaran dengan pemecahan
masalah dapat diterapkan:

       Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat
       materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
       Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional
       siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang
       mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan
       pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara
       objektif.
       Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
       serta membuat tantangan intelektual siswa.
       Jika gguru inin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
       belajarnya.
       Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari
       dengan kenyataan dalam kehidupannya ( hubungan antara teori dengan
       kenyataan).

   Para pengembang pembelajaran berbasis masalah (Ibrahin dan Nur,2004) telah
mendeskripsikan karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.

       Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berbasis masalah dimulai
       dengan pengajuan pertanyaan atau masalah, bukannya mengorganisasikan
       disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan-keterampilan tertentu. Pembelajaran
       berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau
       masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna
       bagi siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik untuk
menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam
       solusi untuk situasi itu.
       Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun SPBM mungkin berpusat pada
       mata pelajaran tertentu. Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam
       pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
       Penyelidikan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah menghendaki siswa
       untuk melakukan pennyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata
       terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalsis dan mendefinisikan masalah
       mengembangkan        hipotesis   dan   membuat    ramalan,   mengumpulkan   dan
       menganalsis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
       inferensi, dan merumuskan kesimpulan
       Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya. SPBM menuntut siswa untuk
       menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan
       yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
       temukan. Bentuk tersebut dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun
       program komputer. Karya nyata itu kemudian didemonstrasikan kepada teman-
       temannya yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan menyediakan
       suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.
       Kerjasama. Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang
       bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam
       kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan
       terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi
       inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
       keterampilan berpikir.


C. Hakikat Masalah SPBM
   SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut
belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban.
Dengan demikian, SPBM memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi
mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkkan masalah yang
dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai SPBM adalah kemamuan siswa untuk berpikir kritis,
analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui
eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
   Hakikat maslah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan
kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.
Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau
kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi
pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwa-
peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dibawah ini diberikan criteria
pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM.
1. Bahan pelajaran harus mengundang isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue)
   yang bisa bersumber dari berita, rekaman video, dan yang lainnya.
2. Bahan yang dipilih adlah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga siwsa
   dapat mengikuti dengan baik.
3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang
   banyak ( universal ), sehingga terasa manfaatnya.
4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang
   harus dimilki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu
   untuk mempelajarinya.


       Menurut Arends (Nurhayati Abbas, 2000:13) pertanyaan dan masalah yang
diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa
   daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
2. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah
   baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
3. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa.
   Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Luas dan sesuai dengan Tujuan Pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan
   dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh
materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang
   tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan
   pembelajaran yang telah ditetapkan.
5. Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik
   bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah.
   Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan
   berpikir dan memecahkan masalah siswa. Serta membangkitkan motivasi belajar
   siswa.


D. Tahap-tahapan SPBM
   Menurut John Dewey ada 6 langkah SPBM yang dinamakan dengan metode
pemecahan masalah ( problem solving ), yaitu:
1. Merumuskan masalah, yaitu dengan langkah siswa menentukan maslah yang akan
   dipecahkan.
2. Menganalisis maslah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari
   berbagai sudut pandang.
3. Merumuskan hiporesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan
   pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilkinya.
4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi
   yang diperlukan untuk pemecahan maslah.
5. Pengujian hipotesis, Yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan
   sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang di ajukan.
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa untuk
   menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian
   hipotesis dan rumusan kesimpulan.


   David Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM Melalui kegiatan
kelompok.
1. Mengidentifikasi masalah, Yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang
   mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji.
Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-
     isuhangnat yang menarik untuk dipecahkan.
 2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta
     menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa mengahambat maupun faktor
     yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan
     dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan
     tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghamba
     yang diperkirakan.
 3. Menurumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah
     dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk
     berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap
     tindakan yang dapat dilakukan.
 4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang
     strategi mana yang dapat dilakukan.
 5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses
     adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi
     hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang di terapkan.

     Menurut Arends (Nurhayati     Abbas, 2000:4), penerapan model pembelajaran
 berbasis masalah terdiri dari lima langkah. Kelima langkah itu adalah

(1) mengorientasikan siswa pada masalah;

(2) mengorganisasikan siswa untuk belajar;

(3) memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok;

(4) mengembangkan dan menyajikan hasil kerja; dan

(5) menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.

     Tahap tahap Pengajaran berbasis masalah yang lain terdiri dari lima tahap, seperti
 dijelaskan tabel berikut ini;
Tahapan                        Kegiatan guru

      Tahap 1 :                      Guru menjelaskan tujuan
                                     pembelajaran, menjelaskan perangkat
      Orientasi siswa terhadap
                                     yang dibutuhkan, memotivasi siswa
      masalah
                                     agar terlibat pada aktivitas pemecahan
                                     masalah yang dipilihnya.

      Tahap 2 :                      Guru membantu siswa mendefinisikan
                                     dan mengorganisasikan tugas belajar
      Mengorganisasi siswa
                                     yang berhubungan dengan masalah
      untuk belajar
                                     tersebut.

      Tahap 3 :                      Guru mendorong siswa untuk
                                     mengumpulkan informasi yang sesuai
      Membimbing penyelidikan
                                     dan melaksanakan eksperimen untuk
      individual dan kelompok.
                                     mendapatkan penjelasan serta
                                     pemecahan masalahnya.

      Tahap 4 :                      Guru membantu siswa merencanakan
                                     dan menyiapkan karya yang sesuai
      Mengembangkan dan
                                     seperti laporan, video, dan model serta
      menyajikan hasil karya.
                                     membantu mereka berbagi tugas
                                     dengan temannya.

      Tahap 5 :                      Guru membantu siswa melakukan
                                     refleksi atau evaluasi teerhadap
      Menganalisis dan
                                     penyelidikan mereka dan proses-
      mengevaluasi proses
                                     proses yang mereka gunakan.
      pemecahan masalah



   Sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, maka secara
umum SPBM dapat dilakukan dengan lngkah-langkah:
1. Menyadari masalah
   Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus
dipecahkan.Pada tahap ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan
atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus
dicapai siswa pada tahap ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap
kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa
dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru dapat mendorong siswa
agar menentukan satu atau dua kesenjanganyang pantas untuk dikaji baik melalui
kelompok besar maupun kelompok kecil atau bahkan individual.


2. Merumuskan masalah
    Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya
difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan maslah sangat penting,
sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan an kesamaan persepsi tentang
masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang haru dikumpulkan untuk
menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam hal ini adalah siswa
dapat menentukan proiritas masalah.Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk
mengkaji, merinci, dan menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan
masalah yang jelas, spesifik, dan dapt dipecahkan.


3. Merumuskan hipotesis

   Sebagai proses berpikir ilmiah, yang merupakan perpaduan berpikir dedukatif dan
induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh
ditinggalkan. Kemampuan siswa yang diharapkan dari siswa pada tahap ini adalah siswa
dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis
sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan agar dapat menentukan berbagai
kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan
selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

4. Mengumpulkan data
Sebagai proses berpikir empiris, keberadan data dalam proses berpikir ilmiah
meruakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan kenyataan yang ada. Proses berpikir
ilmiah bukan proses berimajinasi tetapi proses yang didasarkan pengalaman. Oleh karena
itu, dalam tahap ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan
yang diharapkan pada tahap ini aalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan
memilah data, kemudian memetakan dan menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga
mudah dipahami.

5. Menguji hipotesis

   Berdasakan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis yang mana
yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam
tahap ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat
hubungannya dengan maslah yang dikaji. Di samping itu, siswa diharapkan dapat
mengambil keputusan dan kesimpulan.

6. Menentukan piliihan penyelesaian.

   Menentukan pilihan penyelesaian merupakan proses akhir dari proses SPBM.
Kemampuan yyang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan memilih alternatif
penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan
kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilih nya, termasuk
memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.




E. Keungulan dan Kelemahan serta Manfaat SPBM
1. Keunggulan
   Sebagai sesuatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan, di
   anatara.
   a. Pemecahan masalah (Problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus
       untuk lebih memahami isi pelajaran.
b. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta
     memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan bagi siswa.
c.   Pemecahan        masalah   (Problem     solving)     Dapat   meningkatkan      aktivitas
     pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat membantu siswa bagaimana
     mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
     nyata.
e. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat membantu siswa untuk dapat
     mengembangkan        pengetahuan      barunya      dan   bertanggung   jawab     dalam
     pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan malah itu juga
     dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun
     proses belajarnya.
f. Pemecahan masalah (Problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa
     setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang
     harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari buku atau dari
     buku-buku saja.
g.    Pemecahan masalah (Problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan
     disukai siswa.
h. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat memberikan kesempatan kepada
     siswa untuk mengaplikasi pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
i. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk
     secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah
     berakhir.
j. Realistis dengan kehidupan siswa.
k. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa.
l. Memupuk sifat inquiri siswa.
m. Retensi konsep jadi kuat.
2. Manfaat
       Manfaat    dari   pembelajaran   berbasis   masalah    adalah   membantu      siswa
   mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.
   Dengan pembelajaran berbasis masalah ini siswa berusaha berpikir kritis dan mampu
   mengembangkan kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajar yang mandiri.
   Pembelajaran berbasis masalah memberikan dorongan kepada peserta didik untuk
   tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir
   terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks.


3. Kelemahan
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
   masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
   untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui (problem solving) membutuhkan cukup
   waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
   sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.
d. Membutuhkan persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks.
e. Sulitnya mencari problem yang relevan.
f. Sering terjadi miss-konsepsi.
      Kekurangan-kekurangan dalam model pembelajaran berbasis masalah ini bukan
berarti SPBM merupakan model pembelajaran yang kurang efektif untuk deterapkan
dalam proses pembelajaran, akan tetapi kekurangan-kekurangan dalam penerapan model
pembelajaran berbasis masalah yang dikemukakan di atas, menuntut guru sebagai
pendidik harus kreatif dalam meminimalisir serta berusaha mencari solusi untuk
mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut.
Simpulan


       Dalam penerapan strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), guru meberikan
    kesempatan kepada siswa untuk menetukan topik masalah,walaupun sebenarnya guru
    sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa
    mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
        Pada hakikatnya SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari
    masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan
    kemungkinan jawaban. Dengan demikian, SPBM memberikan kesempatan pada siswa
    untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk
    memecahkkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai SPBM adalah
    kemamuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan
    alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka
    menumbuhkan sikap ilmiah.
          Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), banyak memberikan manfaat,
    serta keunggulan yang yang dapat diambil siswa maupun guru. Namun selain memilki
    banyak manfaat serta keunggulan strategi pembelajaran model ini juga tak luput dari
    kekurangan. akan tetapi kekurangan-kekurangan dalam penerapan model pembelajaran
    ini, menuntut guru sebagai pendidik harus kreatif dalam meminimalisir serta berusaha
    mencari solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut.
Daftar pustaka
    Sanjaya, wina (2010). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.

       Jakarta: Kencana.

    http://podcas.unm.ac.id/component/pembelajaran.html.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah



                       Oleh:




                       Oleh:
                    Leny Marlina
                    Miftahul Ilmi
                   Putri Qadariah
                   Sintia Minandar
                   Wulan Gustiany


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
              Jurusan Bahasa dan Seni
       Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
                  Universitas Riau
                       2012
Strategi belajar mengajar

Contenu connexe

Tendances

Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Profesionalisme gurumelaluipembelajaraninovatif
Profesionalisme gurumelaluipembelajaraninovatifProfesionalisme gurumelaluipembelajaraninovatif
Profesionalisme gurumelaluipembelajaraninovatif
iwayanredhana
 
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistikOutline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Aby Nonsense
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Al-Zorozerofour Buitenzorg
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
ohasmart
 
Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0
Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0
Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0
hasansanung
 

Tendances (20)

Penerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rmePenerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rme
 
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesiaModel pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesia
 
makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem
 
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
 
Profesionalisme gurumelaluipembelajaraninovatif
Profesionalisme gurumelaluipembelajaraninovatifProfesionalisme gurumelaluipembelajaraninovatif
Profesionalisme gurumelaluipembelajaraninovatif
 
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsawMakalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
 
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistikOutline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
 
Karya ilmiah la firman
Karya ilmiah la firmanKarya ilmiah la firman
Karya ilmiah la firman
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 teboPtk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran matematika mate...
makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran matematika mate...makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran matematika mate...
makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran matematika mate...
 
RPP Matematika wajib 11 revisi
RPP Matematika wajib 11 revisiRPP Matematika wajib 11 revisi
RPP Matematika wajib 11 revisi
 
Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0
Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0
Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0
 
Tugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain PembelajaranTugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain Pembelajaran
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 

En vedette (9)

Rpp pak nursal 1
Rpp pak nursal 1Rpp pak nursal 1
Rpp pak nursal 1
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajar
 
Kelas ix
Kelas ixKelas ix
Kelas ix
 
Rppbahasaindonesiasmpberkarakterkelasix
RppbahasaindonesiasmpberkarakterkelasixRppbahasaindonesiasmpberkarakterkelasix
Rppbahasaindonesiasmpberkarakterkelasix
 
Bahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal smBahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal sm
 
linguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakroniklinguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakronik
 
Rpp
RppRpp
Rpp
 
Silabus pak nursal 1 saja
Silabus pak nursal 1 sajaSilabus pak nursal 1 saja
Silabus pak nursal 1 saja
 
model pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalahmodel pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalah
 

Similaire à Strategi belajar mengajar

S d0451 0606586_chapter2(1)
S d0451 0606586_chapter2(1)S d0451 0606586_chapter2(1)
S d0451 0606586_chapter2(1)
Muhamad Jamil
 
Bab.2.pdf
Bab.2.pdfBab.2.pdf
Uas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astutiUas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astuti
Ghifari Chaula
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Abdul Jamil
 
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Antonius Lela Nihamaking
 
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
maritje
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
Dunia Komputer
 

Similaire à Strategi belajar mengajar (20)

S d0451 0606586_chapter2(1)
S d0451 0606586_chapter2(1)S d0451 0606586_chapter2(1)
S d0451 0606586_chapter2(1)
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfBest Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
 
Bab.2.pdf
Bab.2.pdfBab.2.pdf
Bab.2.pdf
 
Uas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astutiUas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astuti
 
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxPPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
 
14. bab i
14. bab i14. bab i
14. bab i
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Strategi pembelajaran berbasis masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalahStrategi pembelajaran berbasis masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah
 
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
 
Kelompok ii pbl
Kelompok ii pblKelompok ii pbl
Kelompok ii pbl
 
Sp berbasis masalah @
Sp berbasis masalah @Sp berbasis masalah @
Sp berbasis masalah @
 
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
 
Tugas Tutorial 3 PBK.pdf
Tugas Tutorial 3 PBK.pdfTugas Tutorial 3 PBK.pdf
Tugas Tutorial 3 PBK.pdf
 
Mengamati strategi pembelajaran terpadu
Mengamati strategi pembelajaran terpaduMengamati strategi pembelajaran terpadu
Mengamati strategi pembelajaran terpadu
 
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
 
Pmri
PmriPmri
Pmri
 

Plus de mujahidah khilafah (Shintia Minandar)

Plus de mujahidah khilafah (Shintia Minandar) (20)

Drama sebagai teater
Drama sebagai teaterDrama sebagai teater
Drama sebagai teater
 
Rpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teaterRpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teater
 
hubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorikahubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorika
 
Jurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantikJurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantik
 
draft penting implikatur
draft penting implikaturdraft penting implikatur
draft penting implikatur
 
Shinmin
ShinminShinmin
Shinmin
 
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia MProposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructusMahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
Paper peserta diskusi
Paper peserta diskusiPaper peserta diskusi
Paper peserta diskusi
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Tugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudungTugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudung
 
Print peserta
Print pesertaPrint peserta
Print peserta
 
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan dataKriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
 
1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char
 
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacamIstilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
 
Studi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tandaStudi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tanda
 
Variabel penelitian
Variabel penelitianVariabel penelitian
Variabel penelitian
 
Cover
CoverCover
Cover
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 

Strategi belajar mengajar

  • 1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah A. Pendahuluan Ini adalah pelajarannya Pak Kusoy.Beliau adalah guru mata pelajaran pengetahuan social di sekolah kami. “ Hari ini kita akan mencoba membahas tentang masalah yang terjadi di kota kita”, kata Pak Kusoy sambil berdiri di depan kami. Suaranya nyaring, matanya memandang kami satu per satu, seakan akan Ia minta perhatian dari kami yang sebetulnya sudah kehilangan gairah untuk belajar. Maklun, siang ini adalah jam pelajaran terakhir. Di luar udara sangat panas. “Coba, menurut kamu Andri, masalah apa yang sedang hangat dibicarakan sekarang ini?” Pak Kusoy menyuruh Andri yang kelihatan seperti ngantuk. Andri merasa kaget mendapat pertanyaan yang mendadak. “Anu… pak! Masalah pengangguran… pak!” kata Andri sambil membetulkan rambutnya. “Mengapa kamu menganggap masalah pengangguran sebagai masalah yang aktual? Bukankah masalah tersebut merupakan masalah yang sejak lama kita hadapi?” Andri tidak menjawab. Tampak rasa kantuknya belum seluruhnya hilang dari matanya yang kecil berlindung di bawah bulu alisnya yang tebal. “Bagaimana meniritmu Bia?” kata Pak Kusoy menunjuk Bia yang baru saja memperbaiki cara duduknya. Tampaknya wanita tomboi itu juga merasa gerah. Sama seperti kami. Memang panas siang ini. “”Menurut saya masalah pengangguran, walaupun masalah yang sudah lama, akan tetapi masih tetap aktual, sebab sampai sekarang belum di temukan solusinya…!” “Bagus. Apakah sekarang ini ada masalah yang lebih penting untuk dipecahkan, selain masalah pengguran?”
  • 2. Kami diam sebentar. Tiba-tiba Donto si kutu buku mengacungkan tangannya. “Ada, pak! Sekarang ini kota kita dihadapkan kepada permasalahan sampah. Berdasarkan informasi pemerintah kota sulit membuang sampah karena tidak ada tempat pembuangan yang layak, akhirnya sudut-sudut kota kita dihiasi oleh tumpukan sampah yang menggunung dan baunya sangat menyengat…!” “Mengapa kamu menganggap masalah sampah merupakan masalah aktual?” “Jelas pak. Sebab, masalah sampahselain mengganggu lingkungan masyarakat, juga sudah menjadi isu politik. Bukan itu saja pak, karena masalah sampah itu kota kita dinobatkan sebagai kota terkotor.” Pak Kusoy mengangguk-anggukkan kepala. Ia tampak terkesan dengan argumentasi si kutu buku. “Apakah kamu setuju dengan pendapat Donto, Ria?” “Setuju sekali pak. Sebab, dengan julukan Kota Terkotor itu mengusukan harga diri saya sebagai penduduk kota ini!” Pak Kusoy tersenyum. Tampaknya pengkapnya mengena; dan kami tidak menyadarinya. “Nah, kalau begitu topic yang akan kita bicarakan hari ini adalah tentang sampah. Bagaimana, apakah kalian setuju? “Setuju, pak..!” “Menurut kamu, apa yang akan kita permasalahkan dari topik sampah ini?” Lagi-lagi kami terdiam.
  • 3. “Bagaimana kalau kita mulai dengan masalah, harus dibagaimanakan sampah yang menumpuk itu?” kata Ria. “Ya, dibuang …!” kata kami serempak. Kelas menjadi sedikit ribut. Kali ini benar-benar tidak ada diantara kami yang mengantuk. “Bagus…! Apakah kamu dapat merumuskan masalah dengan lebih jelas?” “Menurut saya bukan harus dibagaimanakan sampah yang menumpuk itu, tetapi bagaimana cara menaggulangi tumpukan sampah,” kata Denok yang dari tadi tampak serius mengikuti diskusi. “Bagus…!” kata Pak Kusoy sambil menulis di papan tulis. “Apakah selain masalah ini, ada masalah lain yang perlu kalian bahas?” “Ada pak…! Menurut saya yang paling penting adalah bagaimna seharus nya masyarakat memberlakukan smpah,” kata Donto. “Mengapa kamu merasa hal itu dianggap penting?” “Sebab, Bagimanapun adanya tumpukan sampah itu, dikarenakan ulah atau hasil dari pekerjaan masyarakat. Nah, dengan demikian kita harus memberikan solusi, apasaja yang harus dilakukan masyarakat terhadap sampah yang merka hasilkan itu.” Cerita diatas merupakan dari contoh penerapan strategi pembelajaran yamg bertumpu pada penyelesaian masalah atau Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM). Dalam penerapan strategi ini,guru meberikan kesempatan kepada siswa untuk menetukan topik masalah,walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
  • 4. Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berngkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta,tetapi suatu proses interkasi secara sadar antara individu dengan lingungannya.melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh.artinya,perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif,tetapi juga aspek efektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan problema yng dihadapi. Dilihat dari aspek filosofis tentang funsi sekolah ebagai arena atau wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di mayarakat,maka SPBM merupakan strategi yang meumngkiknkan dan sangat penting untuk I kembangkan.hal ini disebabkan pada kenyataan setiap manusia agar selalu dihadapkan kepada masalah. dari mulai masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang kompleks; SPBM ini diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran B. Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM SPBM Dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara alamiah. Terdapat tiga ciri utama dari SPBM. 1. SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinyadalam implementasi pembelajaran SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. SPBM tidak mengaharapkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetpi melalui SPBM siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. 2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa maslah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.
  • 5. 3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara alamiah. Yaitu proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini disecara sistematis dan empiris. Untuk mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permaalahan yang dapat dipecahkan. Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan: Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif. Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa. Jika gguru inin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya. Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya ( hubungan antara teori dengan kenyataan). Para pengembang pembelajaran berbasis masalah (Ibrahin dan Nur,2004) telah mendeskripsikan karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan atau masalah, bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan-keterampilan tertentu. Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik untuk
  • 6. menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun SPBM mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu. Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Penyelidikan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah menghendaki siswa untuk melakukan pennyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalsis dan mendefinisikan masalah mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalsis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya. SPBM menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer. Karya nyata itu kemudian didemonstrasikan kepada teman- temannya yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah. Kerjasama. Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir. C. Hakikat Masalah SPBM SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian, SPBM memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai SPBM adalah kemamuan siswa untuk berpikir kritis,
  • 7. analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Hakikat maslah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwa- peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dibawah ini diberikan criteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM. 1. Bahan pelajaran harus mengundang isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue) yang bisa bersumber dari berita, rekaman video, dan yang lainnya. 2. Bahan yang dipilih adlah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga siwsa dapat mengikuti dengan baik. 3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak ( universal ), sehingga terasa manfaatnya. 4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimilki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya. Menurut Arends (Nurhayati Abbas, 2000:13) pertanyaan dan masalah yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu. 2. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa. 3. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 4. Luas dan sesuai dengan Tujuan Pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh
  • 8. materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 5. Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah siswa. Serta membangkitkan motivasi belajar siswa. D. Tahap-tahapan SPBM Menurut John Dewey ada 6 langkah SPBM yang dinamakan dengan metode pemecahan masalah ( problem solving ), yaitu: 1. Merumuskan masalah, yaitu dengan langkah siswa menentukan maslah yang akan dipecahkan. 2. Menganalisis maslah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang. 3. Merumuskan hiporesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilkinya. 4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan maslah. 5. Pengujian hipotesis, Yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang di ajukan. 6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa untuk menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan. David Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM Melalui kegiatan kelompok. 1. Mengidentifikasi masalah, Yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji.
  • 9. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu- isuhangnat yang menarik untuk dipecahkan. 2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa mengahambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghamba yang diperkirakan. 3. Menurumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan. 4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan. 5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang di terapkan. Menurut Arends (Nurhayati Abbas, 2000:4), penerapan model pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima langkah. Kelima langkah itu adalah (1) mengorientasikan siswa pada masalah; (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil kerja; dan (5) menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Tahap tahap Pengajaran berbasis masalah yang lain terdiri dari lima tahap, seperti dijelaskan tabel berikut ini;
  • 10. Tahapan Kegiatan guru Tahap 1 : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perangkat Orientasi siswa terhadap yang dibutuhkan, memotivasi siswa masalah agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Tahap 2 : Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar Mengorganisasi siswa yang berhubungan dengan masalah untuk belajar tersebut. Tahap 3 : Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai Membimbing penyelidikan dan melaksanakan eksperimen untuk individual dan kelompok. mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya. Tahap 4 : Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai Mengembangkan dan seperti laporan, video, dan model serta menyajikan hasil karya. membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5 : Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi teerhadap Menganalisis dan penyelidikan mereka dan proses- mengevaluasi proses proses yang mereka gunakan. pemecahan masalah Sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, maka secara umum SPBM dapat dilakukan dengan lngkah-langkah:
  • 11. 1. Menyadari masalah Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan.Pada tahap ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai siswa pada tahap ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjanganyang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar maupun kelompok kecil atau bahkan individual. 2. Merumuskan masalah Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan maslah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan an kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang haru dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam hal ini adalah siswa dapat menentukan proiritas masalah.Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, merinci, dan menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas, spesifik, dan dapt dipecahkan. 3. Merumuskan hipotesis Sebagai proses berpikir ilmiah, yang merupakan perpaduan berpikir dedukatif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan siswa yang diharapkan dari siswa pada tahap ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan agar dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan. 4. Mengumpulkan data
  • 12. Sebagai proses berpikir empiris, keberadan data dalam proses berpikir ilmiah meruakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan kenyataan yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi tetapi proses yang didasarkan pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahap ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini aalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilah data, kemudian memetakan dan menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami. 5. Menguji hipotesis Berdasakan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis yang mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahap ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan maslah yang dikaji. Di samping itu, siswa diharapkan dapat mengambil keputusan dan kesimpulan. 6. Menentukan piliihan penyelesaian. Menentukan pilihan penyelesaian merupakan proses akhir dari proses SPBM. Kemampuan yyang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilih nya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan. E. Keungulan dan Kelemahan serta Manfaat SPBM 1. Keunggulan Sebagai sesuatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan, di anatara. a. Pemecahan masalah (Problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
  • 13. b. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan bagi siswa. c. Pemecahan masalah (Problem solving) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. d. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. e. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan malah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. f. Pemecahan masalah (Problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari buku atau dari buku-buku saja. g. Pemecahan masalah (Problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. h. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasi pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. i. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. j. Realistis dengan kehidupan siswa. k. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa. l. Memupuk sifat inquiri siswa. m. Retensi konsep jadi kuat.
  • 14. 2. Manfaat Manfaat dari pembelajaran berbasis masalah adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Dengan pembelajaran berbasis masalah ini siswa berusaha berpikir kritis dan mampu mengembangkan kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajar yang mandiri. Pembelajaran berbasis masalah memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. 3. Kelemahan a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui (problem solving) membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari. d. Membutuhkan persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks. e. Sulitnya mencari problem yang relevan. f. Sering terjadi miss-konsepsi. Kekurangan-kekurangan dalam model pembelajaran berbasis masalah ini bukan berarti SPBM merupakan model pembelajaran yang kurang efektif untuk deterapkan dalam proses pembelajaran, akan tetapi kekurangan-kekurangan dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang dikemukakan di atas, menuntut guru sebagai pendidik harus kreatif dalam meminimalisir serta berusaha mencari solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut.
  • 15. Simpulan Dalam penerapan strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), guru meberikan kesempatan kepada siswa untuk menetukan topik masalah,walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis. Pada hakikatnya SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian, SPBM memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai SPBM adalah kemamuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), banyak memberikan manfaat, serta keunggulan yang yang dapat diambil siswa maupun guru. Namun selain memilki banyak manfaat serta keunggulan strategi pembelajaran model ini juga tak luput dari kekurangan. akan tetapi kekurangan-kekurangan dalam penerapan model pembelajaran ini, menuntut guru sebagai pendidik harus kreatif dalam meminimalisir serta berusaha mencari solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut.
  • 16. Daftar pustaka Sanjaya, wina (2010). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. http://podcas.unm.ac.id/component/pembelajaran.html.
  • 17. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Oleh: Oleh: Leny Marlina Miftahul Ilmi Putri Qadariah Sintia Minandar Wulan Gustiany Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Riau 2012