SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
Télécharger pour lire hors ligne
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 67 TAHUN 2O2O
TENTANG
SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM
PENGHORMATAN, PELINDUNGAN, DAN PEMENUHAN
HAK PET{YANDANG DISABILITAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
Menetapkan
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14l
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Syarat dan Tata Cara .
Pemberian
Penghargaan dalam Penghormatan, Pelindungan, dan
Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas;
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5871);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG SYARAT DAN TATA
CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM
PENGHORMATAN, PELINDUNGAN, DAN PEMENUHAN
HAK PENYANDANG DISABILITAS.
SK No 031065 A
BABI...
SALINAN
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Penghargaan adalah bentuk apresiasi atas jasa dalam
melaksanakan penghormatan, pelindungan, dan
pemenuhan hak penyandang disabilitas.
2. Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang
mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental,
dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang
dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat
mengalami hambatan dan kesulitan untuk
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga
negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
3. Penghormatan adalah sikap menghargai atau
menerima keberadaan Penyandang Disabilitas dengan
segala hak yang melekat tanpa berkurang.
4. Pelindungan adalah upaya yang dilakukan secara
sadar untuk melindungi, mengayomi, dan
memperkuat hak Penyandang Disabilitas.
5. Pemenuhan adalah upaya yang dilakukan untuk
memenuhi, melaksanakan, dan mewujudkan hak
Penyandang Disabilitas.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang sosial.
Pasal 2
Pemberian Penghargaan bertujuan untuk memotivasi
orang perseorangan, badan hukum, lembaga negara, dan
penyedia fasilitas publik dalam mewujudkan
Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas dalam segala aspek kehidupan.
SK No 031066 A
Pasal3...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
Pasal 3
Penghargaan dapat diberikan oleh
pimpinan lembaga pemerintah
gubernur, dan bupati/wali kota.
Pasal 4
Penghargaan diberikan kepada:
a. orang perseorangan;
b. badan hukum dan lembaga negara; dan
c. penyedia fasilitas publik.
Pasal 5
Penghargaan sebagaimana dimaksud
diberikan dalam bentuk:
a. lencana;
b. trofi;
c. piagam; dan/atau
d. penghargaan lainnya.
Menteri, menteri,
nonkementerian,
dalam Pasal 4
BAB II
KRITERIA DAN SYARAT PENERIMA PENGHARGAAN
Pasal 6
(1) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf a harus berjasa dalam Penghormatan,
Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang
Disabilitas.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memenuhi kriteria:
a. memberikan inspirasi dalam menggalang
dukungan yang luas untuk membangun
masyarakat inklusi bagi Penyandang Disabilitas;
SK No 031067 A
b. melakukan . .
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
b. melakukan advokasi dan dukungan dalam
implementasi Pemenuhan hak Penyandang
Disabilitas;
c. menemukan inovasi dan teknologi yang
memberikan kemudahan bagi kehidupan
Penyandang Disabilitas; dan/ atau
d. memperjuangkan kesetaraan gender bagi
Penyandang Disabilitas perempuan dan anak.
Pasal 7
Orang perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 harus memenuhi syarat:
a. warga negara Indonesia;
b. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat
keterangan catatan kepolisian;
c. memiliki integritas dalam upaya Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas; dan
d. telah melakukan upaya Pemenuhan hak Penyandang
Disabilitas paling singkat 2 (dua) tahun secara terus
menerus atau paling singkat 4 (empat) tahun secara
terputus-putus.
Pasal 8
( 1) Badan hukum dan lembaga negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf b harus
mempekerjakan Penyandang Disabilitas.
(2) Badan hukum dan lembaga negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memenuhi kriteria:
a. menjamin proses pelatihan kerja, rekrutmen,
penempatan kerja, keberlanjutan kerja, dan
pengembangan karier yang adil dan tanpa
diskriminasi;
b. memberikan upah yang layak tanpa diskriminasi;
SK No 031068 A
c. menyediakan
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-5-
c. menyediakan akomodasi yang layak; dan
d. menyediakan fasilitas kesejahteraan yang mudah
diakses,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 9
Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
harus memenuhi syarat:
a. berbadan hukum Indonesia;
b. memiliki izin operasional dan terdaftar di instansi
yang berwenang;
c. mempekerjakan paling sedikit loh (satu persen)
Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau
pekerja untuk badan hukum swasta; dan
d. mempekerjakan paling sedikit 2o/o (dua persen)
Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau
pekerja untuk badan usaha milik negara dan badan
usaha milik daerah.
Pasal 10
Lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
harus memenuhi syarat mempekerjakan paling sedikit
2o/o (dua persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah
pegawai atau pekerja.
Pasal 1 1
(1) Penyedia fasilitas publik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf c harus menyediakan fasilitas
publik yang memenuhi hak Penyandang Disabilitas.
(2) Penyedia fasilitas publik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. orang perseorangan;
SK No 031069 A
b. badan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
b. badan usaha yang berbadan hukum maupun
yang tidak berbadan hukum; atau
c. lembaga negara.
(3) Penyedia fasilitas publik sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus menyediakan fasilitas publik yang
memenuhi kriteria bersifat inklusif, mudah diakses,
dan bermanfaat bagi Penyandang Disabilitas.
(4) Fasilitas publik sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berupa:
a. bangunan gedung;
b. sarana dan prasarana transportasi;
c. sarana dan prasarana komunikasi dan informasi;
d. infrastruktur; dan/atau
e. lingkungan.
(5) Fasilitas publik sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Orang perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 ayat (2) huruf a harus memenuhi syarat:
a. warga negara Indonesia;
b. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat
keterangan catatan kepolisian; dan
c. memiliki integritas dalam upaya Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas.
Pasal 13
Badan usaha yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2) huruf b harus memenuhi syarat memiliki izin
operasional dan terdaftar di instansi yang berwenang.
SK No 031070 A
Pasal 14
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7-
Pasal 14
Lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2) huruf c harus memenuhi syarat menyediakan
fasilitas publik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB III
TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN
Bagian Kesatu
Pemberian Penghargaan oleh Bupati/Wali Kota
Pasal 15
Bupati/wali kota dapat memberikan Penghargaan dalam
Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas berdasarkan usulan dari orang
perseorangan, badan hukum, organisasi penyandang
disabilitas, organisasi masyarakat, asosiasi dunia usaha,
atau kelompok masyarakat.
Pasal 16
Bupati/wali kota membentuk tim Penghargaan daerah
kabupatenlkota.
Pasal 17
(1) Tim Penghargaan daerah kabupatenlkota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 bertugas
melakukan seleksi terhadap usulan calon penerima
Penghargaan.
(2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tahapan:
a. persiapan;
b. penelaahan; dan
c. verifikasi dan validasi.
SK No 031071 A
(3) Hasil
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
(3) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada bupati/wali kota sebagai
rekomendasi calon penerima Penghargaan daerah
kabupatenlkota.
(4) Bupati/wali kota menetapkan penerima Penghargaan
daerah kabupatenlkota berdasarkan rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tim Penghargaan
daerah kabupatenlkota dan seleksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21 diatur dengan
Peraturan Bupati/Wali Kota.
Bagian Kedua
Pemberian Penghargaan oleh Gubernur
Pasal 18
(1) Gubernur dapat memberikan Penghargaan dalam
Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas berdasarkan usulan calon
penerima Penghargaan dari bupati/wali kota.
(2) Usulan calon penerima Penghargaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan penerima
Penghargaan yang telah ditetapkan oleh bupati/wali
kota.
Pasal 19
Gubernur membentuk tim Penghargaan daerah provinsi
Pasal 20
(1) Tim Penghargaan daerah provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 bertugas melakukan seleksi
terhadap usulan calon penerima Penghargaan daerah
provinsi.
SK No 031072 A
(2) Seleksi
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
(2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tahapan:
a. persiapan;
b. penelaahan; dan
c. verifikasi dan validasi.
(3) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada gubernur sebagai rekomendasi
calon penerima Penghargaan daerah provinsi.
(4) Gubernur menetapkan penerima Penghargaan daerah
provinsi berdasarkan rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tim Penghargaan
daerah provinsi dan seleksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan
Gubernur.
Bagian Ketiga
Pemberian Penghargaan oleh Menteri, Menteri, atau Pimpinan Lembaga
Pemerintah Nonkementerian
Pasal 21
(1) Menteri, menteri, atau pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian dapat memberikan Penghargaan
dalam Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan
hak Penyandang Disabilitas berdasarkan usulan
calon penerima Penghargaan dari gubernur.
(2) Usulan calon penerima Penghargaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan penerima
Penghargaan yang telah ditetapkan oleh gubernur.
SK No 031073 A
(3) Selain...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10-
(3) Selain usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Menteri, menteri, atau pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian dapat menerima usulan calon
penerima Penghargaan dari lembaga negara dan
badan usaha milik negara.
Pasal 22
Menteri, menteri, atau pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian membentuk tim Penghargaan nasional.
Pasal 23
(1) Tim Penghargaan nasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 bertugas melakukan seleksi terhadap
usulan calon penerima Penghargaan nasional.
(2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tahapan:
a. persiapan;
b. penelaahan; dan
c. verifikasi dan validasi.
(3) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada Menteri, menteri, atau pimpinan
lembaga pemerintah nonkementerian sebagai
rekomendasi calon penerima Penghargaan nasional.
(4) Menteri, menteri, atau pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian menetapkan penerima Penghargaan
nasional berdasarkan rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tim Penghargaan
nasional dan seleksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan
Menteri/Lembaga Pemerintah Nonkementerian sesuai
dengan kewenangannya.
(6) Peraturan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) ditetapkan oleh Menteri atau menteri terkait.
SK No 031074 A
Bagian Keempat
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-11-
Bagian Keempat
Peiaksanaan Pemberian Penghargaan
Pasal24
(1) Pemberian Penghargaan dilaksanakan oleh Menteri,
menteri, pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian, gubernur, dan bupati/wali kota
pada peringatan:
a. acara puncak peringatan Hari Disabilitas
Internasional;
b. hari disabilitas internasional;
c. hari ulang tahun lahirnya lembaga negara;
d. hari ulang tahun lahirnya instansi pemerintah;
e. hari ulang tahun lahirnya provinsi dan
kabupatenlkota; atau
f. acara resmi lainnya.
(2) Pemberian Penghargaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB IV
EVALUASI
Pasal 25
(1) Menteri, menteri, pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian, gubernur, dan bupati/wali kota
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian
Penghargaan.
SK No 031075 A
(2) Hasil ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t2-
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan
pemberian Penghargaan selanjutnya.
BAB V
PENDANAAN
Pasal 26
Pendanaan pelaksanaan pemberian Penghargaan dalam
Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau
c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
SK No 031076 A
Agar
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESTA
- 13-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juni 2O2O
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 9 Juni 2O2O
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 143
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ti Bidang Hukum dan
undangan,
ttd
ttd
SK No 031081 A
vanna Djaman

Contenu connexe

Similaire à Salinan perpres nomor 67 tahun 2020 (1)

Salinan Perpres Nomor 14 Tahun 2023
Salinan Perpres Nomor 14 Tahun 2023Salinan Perpres Nomor 14 Tahun 2023
Salinan Perpres Nomor 14 Tahun 2023CIkumparan
 
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdfPermendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdfAgusMSuleman
 
PP Nomor 39 Tahun 2020
PP Nomor 39 Tahun 2020PP Nomor 39 Tahun 2020
PP Nomor 39 Tahun 2020CIkumparan
 
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdfPP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdfIchaaBerliana
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUpieAza
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfRinaldi44
 
Perda kabupaten bekasi no. 10 tahun 2016
Perda kabupaten bekasi no. 10 tahun 2016Perda kabupaten bekasi no. 10 tahun 2016
Perda kabupaten bekasi no. 10 tahun 2016Harun Surya
 
Undang-undang no.12 tentang lapas
Undang-undang no.12 tentang lapasUndang-undang no.12 tentang lapas
Undang-undang no.12 tentang lapasZainal Abidin
 
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)bungfrangki .com
 
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen KependudukanPMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen KependudukanCIkumparan
 
Uu tahun 2011 no. 16 tentang bantuan hukum
Uu tahun 2011 no. 16 tentang bantuan hukumUu tahun 2011 no. 16 tentang bantuan hukum
Uu tahun 2011 no. 16 tentang bantuan hukumLegal Akses
 
Uu bantuan hukum
Uu bantuan hukumUu bantuan hukum
Uu bantuan hukumTyas Moelad
 
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Winarto Winartoap
 
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)Suprijanto Rijadi
 
2021permenpanrb027.pdf
2021permenpanrb027.pdf2021permenpanrb027.pdf
2021permenpanrb027.pdfmekidumupa
 
2021permenpanrb027.pdf
2021permenpanrb027.pdf2021permenpanrb027.pdf
2021permenpanrb027.pdfSufyan306435
 
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNUndang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNNur Fadillah
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial M Ungang
 
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemisperda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemisfionarazqa
 

Similaire à Salinan perpres nomor 67 tahun 2020 (1) (20)

Salinan Perpres Nomor 14 Tahun 2023
Salinan Perpres Nomor 14 Tahun 2023Salinan Perpres Nomor 14 Tahun 2023
Salinan Perpres Nomor 14 Tahun 2023
 
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdfPermendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
 
PP Nomor 39 Tahun 2020
PP Nomor 39 Tahun 2020PP Nomor 39 Tahun 2020
PP Nomor 39 Tahun 2020
 
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdfPP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
 
Perda kabupaten bekasi no. 10 tahun 2016
Perda kabupaten bekasi no. 10 tahun 2016Perda kabupaten bekasi no. 10 tahun 2016
Perda kabupaten bekasi no. 10 tahun 2016
 
Undang-undang no.12 tentang lapas
Undang-undang no.12 tentang lapasUndang-undang no.12 tentang lapas
Undang-undang no.12 tentang lapas
 
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
 
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen KependudukanPMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
 
Uu tahun 2011 no. 16 tentang bantuan hukum
Uu tahun 2011 no. 16 tentang bantuan hukumUu tahun 2011 no. 16 tentang bantuan hukum
Uu tahun 2011 no. 16 tentang bantuan hukum
 
Uu bantuan hukum
Uu bantuan hukumUu bantuan hukum
Uu bantuan hukum
 
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
 
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
 
2021permenpanrb027.pdf
2021permenpanrb027.pdf2021permenpanrb027.pdf
2021permenpanrb027.pdf
 
2021permenpanrb027.pdf
2021permenpanrb027.pdf2021permenpanrb027.pdf
2021permenpanrb027.pdf
 
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNUndang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
 
Pp 25-2020
Pp 25-2020Pp 25-2020
Pp 25-2020
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
 
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemisperda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
 

Plus de shirizkiku

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKNUndang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKNshirizkiku
 
Laporan Rilis Survei Nasional_28 Maret 2019.pdf
Laporan Rilis Survei Nasional_28 Maret 2019.pdfLaporan Rilis Survei Nasional_28 Maret 2019.pdf
Laporan Rilis Survei Nasional_28 Maret 2019.pdfshirizkiku
 
SE pedoman Etika Kecerdasan Artifi sial
SE pedoman Etika Kecerdasan Artifi   sialSE pedoman Etika Kecerdasan Artifi   sial
SE pedoman Etika Kecerdasan Artifi sialshirizkiku
 
SKB Netralitas ASN
SKB Netralitas ASNSKB Netralitas ASN
SKB Netralitas ASNshirizkiku
 
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdfV.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdfshirizkiku
 
HUT RI 78: Pedoman Identitas Visual Publik
HUT RI 78: Pedoman Identitas Visual PublikHUT RI 78: Pedoman Identitas Visual Publik
HUT RI 78: Pedoman Identitas Visual Publikshirizkiku
 
SEMA NOMOR 2 TAHUN 2023.pdf
SEMA NOMOR 2 TAHUN 2023.pdfSEMA NOMOR 2 TAHUN 2023.pdf
SEMA NOMOR 2 TAHUN 2023.pdfshirizkiku
 
Hasil Pleno ke-VIII Dewan Pakar Golka
Hasil Pleno ke-VIII Dewan Pakar GolkaHasil Pleno ke-VIII Dewan Pakar Golka
Hasil Pleno ke-VIII Dewan Pakar Golkashirizkiku
 
BMN Ma'had Aly Andalusia.pdf
BMN Ma'had Aly Andalusia.pdfBMN Ma'had Aly Andalusia.pdf
BMN Ma'had Aly Andalusia.pdfshirizkiku
 
Keppres_Nomor_16_Tahun_2023.pdf
Keppres_Nomor_16_Tahun_2023.pdfKeppres_Nomor_16_Tahun_2023.pdf
Keppres_Nomor_16_Tahun_2023.pdfshirizkiku
 
SKB 3 Menteri ttg Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama & Lamp ok.pdf
SKB 3 Menteri ttg Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama & Lamp ok.pdfSKB 3 Menteri ttg Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama & Lamp ok.pdf
SKB 3 Menteri ttg Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama & Lamp ok.pdfshirizkiku
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023shirizkiku
 
Skandal Pejabat Kemenkeu: Menyoal Sistem Pengendalian Internal, LHKPN, dan Ko...
Skandal Pejabat Kemenkeu: Menyoal Sistem Pengendalian Internal, LHKPN, dan Ko...Skandal Pejabat Kemenkeu: Menyoal Sistem Pengendalian Internal, LHKPN, dan Ko...
Skandal Pejabat Kemenkeu: Menyoal Sistem Pengendalian Internal, LHKPN, dan Ko...shirizkiku
 
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022shirizkiku
 
Putusan Bawaslu terkait Gugatan Partai Prima
Putusan Bawaslu terkait Gugatan Partai PrimaPutusan Bawaslu terkait Gugatan Partai Prima
Putusan Bawaslu terkait Gugatan Partai Primashirizkiku
 
Putusan 757 PRIMA PN.pdf
Putusan 757 PRIMA PN.pdfPutusan 757 PRIMA PN.pdf
Putusan 757 PRIMA PN.pdfshirizkiku
 
Sikap Dosen2 UGM tentang Prof Kehormatan_2_Jan_0951 (3).pdf
Sikap Dosen2 UGM tentang Prof Kehormatan_2_Jan_0951 (3).pdfSikap Dosen2 UGM tentang Prof Kehormatan_2_Jan_0951 (3).pdf
Sikap Dosen2 UGM tentang Prof Kehormatan_2_Jan_0951 (3).pdfshirizkiku
 
Keterangan Pers Komnas HAM 01 2023.pdf
Keterangan Pers Komnas HAM 01 2023.pdfKeterangan Pers Komnas HAM 01 2023.pdf
Keterangan Pers Komnas HAM 01 2023.pdfshirizkiku
 
Permenag Nomor 73 Tahun 2022
Permenag Nomor 73 Tahun 2022Permenag Nomor 73 Tahun 2022
Permenag Nomor 73 Tahun 2022shirizkiku
 

Plus de shirizkiku (20)

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKNUndang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
 
Laporan Rilis Survei Nasional_28 Maret 2019.pdf
Laporan Rilis Survei Nasional_28 Maret 2019.pdfLaporan Rilis Survei Nasional_28 Maret 2019.pdf
Laporan Rilis Survei Nasional_28 Maret 2019.pdf
 
SE pedoman Etika Kecerdasan Artifi sial
SE pedoman Etika Kecerdasan Artifi   sialSE pedoman Etika Kecerdasan Artifi   sial
SE pedoman Etika Kecerdasan Artifi sial
 
SKB Netralitas ASN
SKB Netralitas ASNSKB Netralitas ASN
SKB Netralitas ASN
 
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdfV.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
 
HUT RI 78: Pedoman Identitas Visual Publik
HUT RI 78: Pedoman Identitas Visual PublikHUT RI 78: Pedoman Identitas Visual Publik
HUT RI 78: Pedoman Identitas Visual Publik
 
SEMA NOMOR 2 TAHUN 2023.pdf
SEMA NOMOR 2 TAHUN 2023.pdfSEMA NOMOR 2 TAHUN 2023.pdf
SEMA NOMOR 2 TAHUN 2023.pdf
 
Hasil Pleno ke-VIII Dewan Pakar Golka
Hasil Pleno ke-VIII Dewan Pakar GolkaHasil Pleno ke-VIII Dewan Pakar Golka
Hasil Pleno ke-VIII Dewan Pakar Golka
 
BMN Ma'had Aly Andalusia.pdf
BMN Ma'had Aly Andalusia.pdfBMN Ma'had Aly Andalusia.pdf
BMN Ma'had Aly Andalusia.pdf
 
Keppres_Nomor_16_Tahun_2023.pdf
Keppres_Nomor_16_Tahun_2023.pdfKeppres_Nomor_16_Tahun_2023.pdf
Keppres_Nomor_16_Tahun_2023.pdf
 
SKB 3 Menteri ttg Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama & Lamp ok.pdf
SKB 3 Menteri ttg Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama & Lamp ok.pdfSKB 3 Menteri ttg Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama & Lamp ok.pdf
SKB 3 Menteri ttg Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama & Lamp ok.pdf
 
Salinan TPPU
Salinan TPPUSalinan TPPU
Salinan TPPU
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
 
Skandal Pejabat Kemenkeu: Menyoal Sistem Pengendalian Internal, LHKPN, dan Ko...
Skandal Pejabat Kemenkeu: Menyoal Sistem Pengendalian Internal, LHKPN, dan Ko...Skandal Pejabat Kemenkeu: Menyoal Sistem Pengendalian Internal, LHKPN, dan Ko...
Skandal Pejabat Kemenkeu: Menyoal Sistem Pengendalian Internal, LHKPN, dan Ko...
 
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022
 
Putusan Bawaslu terkait Gugatan Partai Prima
Putusan Bawaslu terkait Gugatan Partai PrimaPutusan Bawaslu terkait Gugatan Partai Prima
Putusan Bawaslu terkait Gugatan Partai Prima
 
Putusan 757 PRIMA PN.pdf
Putusan 757 PRIMA PN.pdfPutusan 757 PRIMA PN.pdf
Putusan 757 PRIMA PN.pdf
 
Sikap Dosen2 UGM tentang Prof Kehormatan_2_Jan_0951 (3).pdf
Sikap Dosen2 UGM tentang Prof Kehormatan_2_Jan_0951 (3).pdfSikap Dosen2 UGM tentang Prof Kehormatan_2_Jan_0951 (3).pdf
Sikap Dosen2 UGM tentang Prof Kehormatan_2_Jan_0951 (3).pdf
 
Keterangan Pers Komnas HAM 01 2023.pdf
Keterangan Pers Komnas HAM 01 2023.pdfKeterangan Pers Komnas HAM 01 2023.pdf
Keterangan Pers Komnas HAM 01 2023.pdf
 
Permenag Nomor 73 Tahun 2022
Permenag Nomor 73 Tahun 2022Permenag Nomor 73 Tahun 2022
Permenag Nomor 73 Tahun 2022
 

Salinan perpres nomor 67 tahun 2020 (1)

  • 1. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2O2O TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENGHORMATAN, PELINDUNGAN, DAN PEMENUHAN HAK PET{YANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat Menetapkan bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14l Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Syarat dan Tata Cara . Pemberian Penghargaan dalam Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas; 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5871); MEMUTUSKAN: PERATURAN PRESIDEN TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENGHORMATAN, PELINDUNGAN, DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS. SK No 031065 A BABI... SALINAN
  • 2. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Penghargaan adalah bentuk apresiasi atas jasa dalam melaksanakan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. 2. Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. 3. Penghormatan adalah sikap menghargai atau menerima keberadaan Penyandang Disabilitas dengan segala hak yang melekat tanpa berkurang. 4. Pelindungan adalah upaya yang dilakukan secara sadar untuk melindungi, mengayomi, dan memperkuat hak Penyandang Disabilitas. 5. Pemenuhan adalah upaya yang dilakukan untuk memenuhi, melaksanakan, dan mewujudkan hak Penyandang Disabilitas. 6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial. Pasal 2 Pemberian Penghargaan bertujuan untuk memotivasi orang perseorangan, badan hukum, lembaga negara, dan penyedia fasilitas publik dalam mewujudkan Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas dalam segala aspek kehidupan. SK No 031066 A Pasal3...
  • 3. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -3- Pasal 3 Penghargaan dapat diberikan oleh pimpinan lembaga pemerintah gubernur, dan bupati/wali kota. Pasal 4 Penghargaan diberikan kepada: a. orang perseorangan; b. badan hukum dan lembaga negara; dan c. penyedia fasilitas publik. Pasal 5 Penghargaan sebagaimana dimaksud diberikan dalam bentuk: a. lencana; b. trofi; c. piagam; dan/atau d. penghargaan lainnya. Menteri, menteri, nonkementerian, dalam Pasal 4 BAB II KRITERIA DAN SYARAT PENERIMA PENGHARGAAN Pasal 6 (1) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a harus berjasa dalam Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas. (2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi kriteria: a. memberikan inspirasi dalam menggalang dukungan yang luas untuk membangun masyarakat inklusi bagi Penyandang Disabilitas; SK No 031067 A b. melakukan . .
  • 4. FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4- b. melakukan advokasi dan dukungan dalam implementasi Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas; c. menemukan inovasi dan teknologi yang memberikan kemudahan bagi kehidupan Penyandang Disabilitas; dan/ atau d. memperjuangkan kesetaraan gender bagi Penyandang Disabilitas perempuan dan anak. Pasal 7 Orang perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 harus memenuhi syarat: a. warga negara Indonesia; b. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan catatan kepolisian; c. memiliki integritas dalam upaya Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas; dan d. telah melakukan upaya Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas paling singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus atau paling singkat 4 (empat) tahun secara terputus-putus. Pasal 8 ( 1) Badan hukum dan lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b harus mempekerjakan Penyandang Disabilitas. (2) Badan hukum dan lembaga negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi kriteria: a. menjamin proses pelatihan kerja, rekrutmen, penempatan kerja, keberlanjutan kerja, dan pengembangan karier yang adil dan tanpa diskriminasi; b. memberikan upah yang layak tanpa diskriminasi; SK No 031068 A c. menyediakan
  • 5. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -5- c. menyediakan akomodasi yang layak; dan d. menyediakan fasilitas kesejahteraan yang mudah diakses, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 9 Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi syarat: a. berbadan hukum Indonesia; b. memiliki izin operasional dan terdaftar di instansi yang berwenang; c. mempekerjakan paling sedikit loh (satu persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja untuk badan hukum swasta; dan d. mempekerjakan paling sedikit 2o/o (dua persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja untuk badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah. Pasal 10 Lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi syarat mempekerjakan paling sedikit 2o/o (dua persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja. Pasal 1 1 (1) Penyedia fasilitas publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c harus menyediakan fasilitas publik yang memenuhi hak Penyandang Disabilitas. (2) Penyedia fasilitas publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. orang perseorangan; SK No 031069 A b. badan
  • 6. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -6- b. badan usaha yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum; atau c. lembaga negara. (3) Penyedia fasilitas publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus menyediakan fasilitas publik yang memenuhi kriteria bersifat inklusif, mudah diakses, dan bermanfaat bagi Penyandang Disabilitas. (4) Fasilitas publik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa: a. bangunan gedung; b. sarana dan prasarana transportasi; c. sarana dan prasarana komunikasi dan informasi; d. infrastruktur; dan/atau e. lingkungan. (5) Fasilitas publik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 12 Orang perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a harus memenuhi syarat: a. warga negara Indonesia; b. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan catatan kepolisian; dan c. memiliki integritas dalam upaya Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas. Pasal 13 Badan usaha yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b harus memenuhi syarat memiliki izin operasional dan terdaftar di instansi yang berwenang. SK No 031070 A Pasal 14
  • 7. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -7- Pasal 14 Lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf c harus memenuhi syarat menyediakan fasilitas publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN Bagian Kesatu Pemberian Penghargaan oleh Bupati/Wali Kota Pasal 15 Bupati/wali kota dapat memberikan Penghargaan dalam Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas berdasarkan usulan dari orang perseorangan, badan hukum, organisasi penyandang disabilitas, organisasi masyarakat, asosiasi dunia usaha, atau kelompok masyarakat. Pasal 16 Bupati/wali kota membentuk tim Penghargaan daerah kabupatenlkota. Pasal 17 (1) Tim Penghargaan daerah kabupatenlkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 bertugas melakukan seleksi terhadap usulan calon penerima Penghargaan. (2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tahapan: a. persiapan; b. penelaahan; dan c. verifikasi dan validasi. SK No 031071 A (3) Hasil
  • 8. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -8- (3) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada bupati/wali kota sebagai rekomendasi calon penerima Penghargaan daerah kabupatenlkota. (4) Bupati/wali kota menetapkan penerima Penghargaan daerah kabupatenlkota berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tim Penghargaan daerah kabupatenlkota dan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21 diatur dengan Peraturan Bupati/Wali Kota. Bagian Kedua Pemberian Penghargaan oleh Gubernur Pasal 18 (1) Gubernur dapat memberikan Penghargaan dalam Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas berdasarkan usulan calon penerima Penghargaan dari bupati/wali kota. (2) Usulan calon penerima Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerima Penghargaan yang telah ditetapkan oleh bupati/wali kota. Pasal 19 Gubernur membentuk tim Penghargaan daerah provinsi Pasal 20 (1) Tim Penghargaan daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 bertugas melakukan seleksi terhadap usulan calon penerima Penghargaan daerah provinsi. SK No 031072 A (2) Seleksi
  • 9. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -9- (2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tahapan: a. persiapan; b. penelaahan; dan c. verifikasi dan validasi. (3) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada gubernur sebagai rekomendasi calon penerima Penghargaan daerah provinsi. (4) Gubernur menetapkan penerima Penghargaan daerah provinsi berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tim Penghargaan daerah provinsi dan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur. Bagian Ketiga Pemberian Penghargaan oleh Menteri, Menteri, atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nonkementerian Pasal 21 (1) Menteri, menteri, atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian dapat memberikan Penghargaan dalam Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas berdasarkan usulan calon penerima Penghargaan dari gubernur. (2) Usulan calon penerima Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerima Penghargaan yang telah ditetapkan oleh gubernur. SK No 031073 A (3) Selain...
  • 10. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -10- (3) Selain usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, menteri, atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian dapat menerima usulan calon penerima Penghargaan dari lembaga negara dan badan usaha milik negara. Pasal 22 Menteri, menteri, atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian membentuk tim Penghargaan nasional. Pasal 23 (1) Tim Penghargaan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 bertugas melakukan seleksi terhadap usulan calon penerima Penghargaan nasional. (2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tahapan: a. persiapan; b. penelaahan; dan c. verifikasi dan validasi. (3) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Menteri, menteri, atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian sebagai rekomendasi calon penerima Penghargaan nasional. (4) Menteri, menteri, atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian menetapkan penerima Penghargaan nasional berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tim Penghargaan nasional dan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri/Lembaga Pemerintah Nonkementerian sesuai dengan kewenangannya. (6) Peraturan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh Menteri atau menteri terkait. SK No 031074 A Bagian Keempat
  • 11. PRESIDEN REPUBLIK INDONESTA -11- Bagian Keempat Peiaksanaan Pemberian Penghargaan Pasal24 (1) Pemberian Penghargaan dilaksanakan oleh Menteri, menteri, pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, dan bupati/wali kota pada peringatan: a. acara puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional; b. hari disabilitas internasional; c. hari ulang tahun lahirnya lembaga negara; d. hari ulang tahun lahirnya instansi pemerintah; e. hari ulang tahun lahirnya provinsi dan kabupatenlkota; atau f. acara resmi lainnya. (2) Pemberian Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV EVALUASI Pasal 25 (1) Menteri, menteri, pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, dan bupati/wali kota melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian Penghargaan. SK No 031075 A (2) Hasil ...
  • 12. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -t2- (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan pemberian Penghargaan selanjutnya. BAB V PENDANAAN Pasal 26 Pendanaan pelaksanaan pemberian Penghargaan dalam Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas bersumber dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. SK No 031076 A Agar
  • 13. PRESIDEN REPUBLTK INDONESTA - 13- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni 2O2O PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2O2O MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 143 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA ti Bidang Hukum dan undangan, ttd ttd SK No 031081 A vanna Djaman