Konsep diri merupakan pandangan dan sikap individu terhadap dirinya sendiri yang terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan sepanjang hayat. Makalah ini membahas pengertian, komponen, tahapan perkembangan, jenis, dimensi, dan faktor yang mempengaruhi konsep diri serta hubungannya dengan prestasi belajar dan asuhan keperawatan.
1. i
MAKALAH KEPERAWATAN DASAR 1 TENTANG
KONSEP DIRI
DOSEN PEMBIMBING
Sri Mulyati,S.Kep.Ners
KELOMPOK 9
Anggota :
Alfian Mubarok
Tedi Sutaryadi
Syifa Shofiatul Uula
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI DIII
KEPERAWATAN
2016/2017
2. i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan bimbingan-Nya kami dapat menyusun makalah Keperawatan Dasar 1 ini yang
berjudul Konsep Diri. Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawat Dasar 1 dari dosen pengampu juga menjadi panduan praktis
bagi para mahasiswa dalam belajar.
Konsep diri merupakan pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri.
Pandangan diri terkait dengan fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri.
Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga
kelemahan bahkan juga kegagalan dirinya. Konsep diri merupakan inti dari
kepribadian individu. Inti kepribadian berperan penting untuk menentukan dan
mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku individu.
Kami sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan yang ikut serta mensukseskan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi
sahabat dalam belajar. Kritik dan saran tetap kami harapkan guna perbaikan dan
penyempurnaan pembuatan makalah ini di tahap selanjutnya.
Tasikmalaya, 01 Oktober 2016
Penyusun
i
3. i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSEP DIRI...........................................................................2
B. KOMPONEN KONSEP DIRI ............................................................................2
C. TAHAPAN PERKEMBANGAN KONSEP DIRI ...................................................4
D. JENIS-JENIS KONSEP DIRI..............................................................................5
E. DIMENSI KONSEP DIRI..................................................................................7
F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI............................................8
G. KONSEP DIRI DAN PRESTASI BELAJAR..........................................................9
H. ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH KONSEP DIRI.............................9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ..............................................................................................12
B. SARAN.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
4. i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah
konsep diri. Konsep diri merupakan faktor penting di dalam berinteraksi.
Hal ini disebabkan oleh setiap individu dalam bertingkah laku sedapat
mungkin disesuaikan dengan konsep diri. Kemampuan manusia bila
dibandingkan dengan mahluk lain adalah lebih mampu menyadari siapa
dirinya, mengobservasi diri dalam setiap tindakan serta mampu
mengevaluasi setiap tindakan sehingga mengerti dan memahami tingkah
laku yang dapat diterima oleh lingkungan. Dengan demikian manusia
memiliki kecenderungan untuk menetapkan nilai-nilai pada saat
mempersepsi sesuatu. Setiap individu dapat saja menyadari keadaannya
atau identitas yang dimilikinya, akan tetapi yang lebih penting adalah
menyadari seberapa baik atau buruk keadaan yang dimiliki serta
bagaimana harus bersikap terhadap keadaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian konsep diri ?
2) Bagaimanakah komponen-komponen konsep diri ?
3) Bagaimanakah tahapan konsep diri ?
4) Apa sajakah jenis-jenis konsep diri ?
5) Bagaimanakah dimensi konsep diri ?
6) Apa sajakah faktor yang mempengaruhi konsep diri ?
7) Bagaimanakah hubungan antara konsep diri dan prestasi belajar ?
8) Bagaimanakah asuhan keperawatan pada masalah konsep diri ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep diri.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk memahamipengertian konsep diri.
2) Untuk memahami komponen-komponen konsep diri.
3) Untuk memahamitahapan konsep diri.
4) Untuk memahamijenis-jenis konsep diri.
5) Untuk memahamidimensi konsep diri.
6) Untuk memahamifaktor yang mempengaruhi konsep diri.
7) Untuk memahamihubungan antara konsep diri dan prestasi belajar.
8) Untuk memahami asuhan keperawatan pada masalah konsep diri.
1
5. i
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial
yang tidak didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil
dari pengalaman seseorang terhadap dirinya. Konsep diri ini berkembang
secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial seseorang.
Secara umum, konsep diri adalah semua tanda, keyakinan, dan
pendirian yang merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya
yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain, termasuk
karakter, kemampuan, nilai, ide, dan tujuan.(A.Aziz Alimul H, 2009).
Selain itu terdapat juga pengertian konsep diri menurut para ahli :
a. Menurut Hurlock, konsep diri adalah konsep seseorang dari siapa dan
apa dia itu. Konsep ini merupakan bayangan cermin, ditentukan
sebagian besar oleh peran dan hubungan dengan orang lain, dan apa
yang kiranya reaksi orang lain terhadapnya. Konsep diri mencakup
citra diri fisik dan psikologis. Citra diri fisik biasanya berkaitan dengan
penampilan, sedangkan citra diri psikologis berdasarkan atas pikiran,
perasaan, dan emosi.
b. Menurut Song dan Hattie, mengemukakan bahwa konsep diri terdiri
atas konsep diri akademis dan non akademis. Selanjutnya konsep diri
non akademis dapat dibedakan menjadi konsep diri sosial dan
penampilan diri.
c. Menurut Burns, Konsep Diri adalah hubungan antara sikap dan
keyakinan tentang diri kita sendiri.
d. Menurut William D, konsep diri merupakan persepsi individu terhadap
dirinya sendiri yang bersifat psikis dan sosial sebagai hasil interaksi
dengan orang lain.
e. Menurut Cawagas, Konsep Diri mencakup seluruh pandangan individu
akan dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivasi, kelemahan,
kepandaian, kegagalan dan lain sebagainya.
B. Komponen Konsep Diri
Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self Ideal),
Harga Diri (Self Esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas (Self Idencity).
a. Citra Tubuh (Body Image)
Body Image (Citra Tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya
baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau
sekarang.
2
6. i
Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun
dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi,
kemampuan dan keterbatasan mereka. Body Image (Citra Tubuh)
dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan
tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual
dalam penampilan, struktur dan fungsi.
b. Ideal Diri (Self Ideal)
Ideal Diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia
seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat
berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau disukainya atau
sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-
norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan
penyesuaiandiri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan
membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik
atau kondisi yang membuat bingung.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi
oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau
tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu
menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar
ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses
identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua
dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan
fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.
c. Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan
ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, yaitu
dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif
cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri,
sebaliknya individu akan merasa dirinya negatif, relatif tidak sehat,
cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di
lingkungannya.
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan
perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya
usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena
pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak
keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.
3
7. i
d. Peran
Peran adalah serangkaian pada sikap perilaku, nilai dan tujuan
yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu
di dalam kelompok sosial.
Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan
dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga
diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan
dan cocok dengan ideal diri.
e. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat
diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari
bahwa indvidu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang yang
mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya
berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas
berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan
berkembangnya konsep diri. Dalam identitas diri, respek terhadap diri,
mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
C. Tahapan Perkembangan Konsep Diri
Menurut teori psikososial, perkembangan konsep diri dapat dibagi ke
dalam beberapa tahap, yaitu :
1-1tahun
a. Menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi
pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau
orang lain.
b. Membedakan dirinya dari lingkungan.
3-3Tahun
a. Mulai menyatakan apa yang disukai dan yang tidak disukai.
b. Meningkatnya kemandirian dalam berfikir dan bertindak.
c. Menghargai penampilan dan fungsi tubuh.
d. Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang dikagumi,
meniru, dan bersosialisasi.
3-6tahun
a. Memiliki inisiatif.
b. Mengenali jenis kelamin.
c. Meningkatnya kesadaran hati.
d. Meningkatnya keterampilan berbahasa, termasuk pengenalan akan
perasaan seperti senang, kecewa, dan sebagainya.
e. Sensitif terhadap umpan balik dari keluarga.
4
8. i
6-12 tahun
a. Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru,
keluarga tidak lagi dominan.
b. Meningkatnya harga diri dengan penguasaan keterampilan baru
(misalnya membaca, matematika, olahraga, musik).
c. Menguatnya identitas seksual.
d. Menyadari kekuatan dan kelemahan.
12-20 tahun
a. Menerima perubahan tubuh atau kedewasaan.
b. Belajar tentang sikap, nilai, keyakinan dan menentukan tujuan
masa depan.
c. Merasa positif atas berkembangnya konsep diri.
d. Berinteraksi dengan orang-orang yang menurutnya menarik secara
seksual atau intelektual.
20-40 tahun
a. Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang-orang
lain.
b. Memiliki perasaan yang stabil dan positif mengenal diri.
c. Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung
jawab.
40-60 tahun
a. Dapat menerima perubahan penampilan dan ketahanan fisik.
b. Mengevaluasi ulang tujuan hidup.
c. Merasa nyaman dengan proses penuaan.
Di atas 60 tahun
a. Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan.
b. Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi
berikutnya.
D. Jenis-Jenis Konsep Diri
1) Jenis konsep diri seseorang yang mempunyai tanda positif
a. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini
mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin
untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah,
dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
b. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
sombong, tidak mencela atau meremehkan siapapun, selalu
menghargai orang lain.
5
9. i
c. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa
malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri. Jadi meskipun ia
menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi
meremehkan orang lain.
d. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga
perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain
meskipun kadang tidak di setujui oleh msyarakat.
e. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia
mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum
mengintrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya
menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
2) Jenis konsep diri seseorang yang mempunyai tanda negatif
a. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang
diterimanya dan mudah marah, hal ini berarti dilihat dari faktor
yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat
mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagai hal
yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai
usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.
b. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-
pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan
antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti
ini, segala macam embel-embel yang menjungjung harga dirinya
menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya
terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.
c. Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau
meremhkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak
sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada
kelebihan orang lain.
d. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak
diperhatikan, karena itulah ia beraksi pada orang lain sebagai
musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban
persahabatan, berarti invidu tersebut merasa rendah diri atau
bahkan berperilaku yang tidak disenangi, atau bahkan yang
melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).
e. Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam
keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat
prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan
persaingan yang merugikan dirinya.
6
10. i
E. Dimensi Konsep Diri
Secara umum, sejumlah ahli menyebutkan 3 dimensi konsep diri,
meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Calhoun dan
Acocella menyebutkan dimensi utama dari konsep diri, yaitu dimensi
pengetahuan, dimensi pengharapan, dan dimensi penilaian. Sedangkan
Paul J. Cenci menyebutkan ketiga dimensi konsep diri dengan istilah :
dimensi gambaran diri (sell image), dimensi penilaian diri (self ideal).
Sebagian ahli lain menyebutnya dengan istilah : cita diri, harga diri dan
diri ideal.
1) Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui
tentang konsep diri atau penjelasan dari “siapa saya” yang akan
memberi gambaran tentang diri saya. Singkatnya, dimensi
pengetahuan (kognitif) dari konsep diri mencakup segala sesuatu
yang kita pikirkan tentang diri kita sebagai pribadi, seperti “saya
pintar”, “saya anak baik”, dan seterusnya. Persepsi kita tentang diri
kita seringkali tidak sama dengan kenyataan adanya diri yang
sebenarnya. Penglihatan tentang diri kita hanyalah merupakan
rumusan, definisi atau versi subjektif pribadi kita tentang diri kita
sendiri. Penglihatan itu dapat sesuai atau tidak sesuai dengan
kenyataan diri kita yang sesungguhnya. Demikian juga, gambaran
diri yang kita miliki tentang diri kita sering kali tidak sesuai
dengan gambaran orang lain atau masyarakat tentang diri kita.
Sebab, dihadapan orang lain atau masyarakat kita sering kali
berusaha menyembunyikan atau menutupi segi-segi tertentu dari
diri kita untuk menciptakan kesan yang lebih baik.
2) Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan yang
dicita-citakan di masa depan. Singkatnya, kita juga mempunyai
pengharapan bagi diri kita sendiri. Cita-cita diri (self-ideal) terdiri
atas dambaan, aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita, atau
menjadi manusia seperti apa yang kita inginkan. Tetapi, perlu
diingat bahwa cita-cita diri belum tentu sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya dimiliki seseorang. Meskipun demikian, cita-cita
diri anda akan menentukan konsep diri anda dan menjadi faktor
paling penting dalam menentukan perilaku anda. Harapan atau
cita-cita diri anda akan membangkitkan kekuatan yang mendorong
anda menuju masa depan dan akan memandu aktifitas anda dalam
perjalanan hidup anda.
11. i
7
3) Penilaian
Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita
sendiri. Penilaian konsep diri merupakan pandangan kita tentang
harga atau kewajaran kita sebagai pribadi.
Orang yang hidup dengan standar dan harapan-harapan untuk
dirinya sendiri yang menyukai siapa dirinya, apa yang sedang
dikerjakannya, dan akan kemana dirinya, akan memiliki rasa harga
diri yang tinggi. Sebaliknya, orang yang terlalu jauh dari standar
dan harapan-harapannya akan memiliki rasa harga diri yang
rendah.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
1) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan fisik dan
lingkungan psikologis. Lingkungan fisik adalah segala sarana yang
dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan
lingkungan psikologis adalah segala lingkungan yang dapat
menunjang kenyamanan dan perbaikan psikologis yang dapat
mempengaruhi perkembangan konsep diri.
2) Stresor
Stresor dapat memperkuat konsep diri seseorang apabila ia mampu
mengatasinya dengan sukses. Di sisi lain, stresor juga dapat
menyebabkan respons maladaptif, seperti menarik diri, ansietas,
bahkan penyalahgunaan zat. Mekanisme koping yang gagal dapat
menyebabkan seseorang merasa cemas, menarik diri, depresi,
mudah tersinggung, rasa bersalah, dan marah, dan hal ini akan
memengaruhi konsep diri mereka.
3) Pengalaman Masa Lalu
Adanya umpan baik dari orang-orang penting, situasi stresor
sebelumnya, penghargaan diri dan pengalaman sukses atau gagal
sebelumnya, pengalaman penting dalam hidup, atau faktor yang
berkaitan dengan masalah stresor, usia, sakit yang diderita, atau
trauma, semuanya dapat memengaruhi perkembangan konsep diri.
4) Tingkat Tumbuh Kembang
Adanya dukungan mental yang cukup akan membentuk konsep diri
yang cukup baik. Sebaliknya, kegagalan selama masa tumbuh
kembang akan membentuk konsep diri yang kurang memadai.
5) Faktor Eksternal dan Internal
Kekuatan dan perkembangan individu sangat berpengaruh terhadap
konsep diri mereka. Pada dasarnya, individu memiliki dua sumber
kekuatan, yakni sumber eksternal dan sumber internal.
12. i
8
Sumber eksternal meliputi dukungan masyarakat yang ditunjang
dengan kekuatan ekonomi yang memadai. Sedangkan sumber
internal meliputi kepercayaan diri dan nilai-nilai yang dimiliki.
6) Penyakit
Kondisi sakit juga dapat memengaruhi konsep diri seseorang.
Seorang wanita yang menjalani operasi mastektomi mungkin akan
menganggap dirinya kurang menarik, dan ini akan memengaruhi
caranya dalam bertindak dan menilai diri sendiri.
G. Konsep diri dan Prestasi Belajar
Bahwa konsep dan prestasi belajar siswa di sekolah mempunyai hubungan
yang erat. Siswa yang berprestasi tinggi cenderung memiliki konsep diri
yang berbeda dengan siswa yang berprestasi rendah. Siswa yang
berprestasi rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak
mempunyai kemampuan dan kurang dapat melakukan penyesuaian diri
yang kuat dengan siswa lain. Mereka juga cenderung memandang orang-
orang disekitarnya sebagai lingkungan yang tidak dapat menerimanya.
Lain halnya dengan siswa yang berprestasi tinggi, akan menganggap
keberhasilan sebagai hasil kerja keras dan karena faktor kemampuannya.
H. Asuhan Keperawatan pada Masalah Konsep Diri
1) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian terhadap masalah konsep diri adalah persepsi diri atau pola
konsep diri, pola berhubungan atau peran, pola reproduksi, koping
terhadap stres, serta adanya nilai keyakinan dan tanda-tanda ke
arahperubahan fisik, seperti kecemasan, ketakutan, rasa marah, rasa
bersalah, dan lain-lain.
2) Diagnosis Keperawatan
a. Gangguan konsep diri (gambaran diri) dikarenakan perubahan fisik
atau kehilangan bagian tubuh.
b. Gangguan konsep diri (harga diri) dikarenakan harapan diri yang
tidak realistis.
c. Gangguan konsep diri (identitas diri) dikarenakan harapan orang
tua yang tidak realistis.
d. Gangguan konsep diri (peran) dikarenakan ketidakmampuan
menerima peran dan pekerjaan baru di masyarakat.
13. i
9
3) Perencanaan dan Tindakan Keperawatan
a. Meningkatkan gambaran (citra) diri pasien, dengan cara:
1. Menciptakan hubungan saling percaya dengan mendorong
pasien untuk membicarakan perasaan tentang dirinya.
2. Meningkatkan interaksi sosial dengan cara membantu
pasien untuk menerima pertolongan dari orang lain,
mendorong pasien untuk melakukan aktivitas sosial,
menerima keadaan dirinya, dan lain-lain.
3. Bila terjadi perubahan atau kehilangan fungsi tubuh,
berikan pemahaman tentang arti kehilangan. Mendorong
pasien untuk bereaksi terhadap kehilangan dan menggali
alternatif yang nyata guna membantu mengatasinya.
b. Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
1. Membantu pasien untuk mengurangi ketergantungan
dengan bersikap mendukung dan menerima. Memberi
kesadaran pada pasien akan pentingnya keinginan atau
semangat hidup yang tinggi.
2. Meningkatkan sensitivitas pasien terhadap dirinya dengan
memberi perhatian, membangun harga diri dengan memberi
umpan balik positif atas penyelesaian yang dicapai,
menghargai privasi, dan mendorong pasien untuk
melakukan latihan yang membangkitkan harga dirinya.
3. Membantu pasien mengekspresikan pikiran dan perasaan
dengan mendorong pengungkapan perasaan, baik positif
maupun negatif.
4. Memberi kesempatan untuk melakukan aktivitas sosial
yang positif. Mendorong pasien untuk berhubungan dengan
teman atau kerabat dekat dan terlibat dengan aktivitas
sosial.
5. Memberi kesempatan mengembangkan keterampilan sosial
dan vokasional dengan cara mendorong sikap optimis dan
berpartisipasi dalam segala aktivitas.
c. Memperbaiki identitas diri pasien, dengan cara:
1. Mengenal diri sendiri sebagai bagian dari tubuh dan
terpisah dengan orang lain.
2. Mengakui seksualitasnya sendiri.
3. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu
keselarasan.
4. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian di masyarakat.
14. i
10
d. Meningkatkan atau memperbaiki peran pasien, dengan cara:
1. Membantu meningkatkan kejelasan perilaku dan
pengetahuan yang sesuai dengan peran.
2. Mempertahankan konsistensi terhadap peran yang
dilakukan.
3. Menyesuaikan antara peran yang diemban.
4. Menyelaraskan antara budaya dan harapan terhadap
perilaku peran.
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah konsep diri secara umum dapat dinilai
dari kemampuan untuk menerima diri, menghargai diri, melakukan
peran yang sesuai, dan mampu menunjukkan identitas diri.
15. i
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, konsep diri adalah gagasan tentang konsep diri yang mencakup
keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita melihat konsep diri sebagai
pribadi, bagaimana kita merasa tentang konsep diri, dan bagaimana
kemampuan berpikir seseorang. Semakin baik atau positif konsep diri
seseorang maka akan semakin mudah ia mencapai keberhasilan. Sebab,
dengan konsep diri yang baik atau positif, seseorang akan bersikap
optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses dan berani pula gagal,
penuh percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan
tujuan hidup, serta bersikap dan berpikir secara positif. Sebaliknya,
semakin jelek atau negatif konsep diri, maka akan semakin sulit seseorang
untuk berhasil. Sebab, dengan konsep diri yang jelek atau negatif, akan
mengakibatkan tumbuh rasa tidak percaya diri, takut gagal sehingga tidak
berani mencoba hal-hal yang baru dan menantang, merasa diri bodoh,
rendah diri, merasa diri tidak berguna, pesimis, serta berbagai perasaan
dan perilaku inferior lainnya.
B. Saran
Untuk membangun konsep diri, kita harus belajar menyukai diri
sendiri, mengembangkan pikiran yang positif, memperbaiki hubungan
interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga
keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya, begitu juga dalam
memahami konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya
diri penuh, dapat beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah
kebahagiaan dalam hidup.
16. i
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku A.Aziz Alimul H. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Buku Tarwoto dan Wartonah. 2010, 2006, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Media.
Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam praktik atau oleh
Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin ; editor, Eka Anisa Mardella. Jakarta :
EGC, 2007.
https://dpdldiisumenep.wordpress.com/berita/pengertian-konsep-diri/
http://konsepdiri.weebly.com/sekilas-tentang-konsep-diri.html
http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-konsep-diri-dan-menurut-para-
ahli.html