3. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan
lambang-lambang yang bermakna bagi
kedua pihak, dalam situasi yang tertentu
komunikasi menggunakan media tertentu
untuk merubah sikap atau tingkah laku
seorang atau sejumlah orang sehingga
ada efek tertentu yang diharapkan
(Effendy, 2000 : 13).
4. KONSELING
Konseling adalah proses pemberian
informasi objektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematik dengan panduan
komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan
klinik, bertujuan untuk membantu
seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi, dan
menentukan jalan keluar atau upaya
mengatasi masalah tersebut ( Saifudin,
Abdul Bari : 2002 ).
5. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau
sekelompok kecil orang dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik secara segera.
Jadi komunikasi interpersonal dapat
berfungsi sebagai konseling,ialah suatu
proses komunikasi dua arah yang bertujuan
untuk memperbaiki keadan dengan
memanfaatkan saran-saran dari seorang
konselor kepada seorang konseling.
6. HAMBATAN DAN GANGGUAN
Komunikasi sering dikutip sebagai masalah nomor satu di
dalam sebuah hubungan. Jika dua perangkat komunikasi
(komunikator dan komunikan) memahami hal ini, serta
berusaha untuk sering berkomunikasi, maka tidak akan
mengalami permasalahan yang cukup signifikan. Namun
sebaliknya jika tidak memperhatikan beberapa faktor
penyebab "mandulnya" dalam berkomunikasi maka
kemungkinan besar lambat laun komunikasi yang dibina
akan "mati". Ada sekitar sepuluh kemungkinan terjadinya
blok atau hambatan komunikasi yang mungkin terjadi
dalam menjalin komunikasi dua arah,seperti:
7. Seorang komunikator atau komunikan
berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda,
kemungkinan akan terjadi banyak
kesalahpahaman bahkan terjadinya
hubungan yang tidak jelas. Jika pada proses
komunikasi komunikator merasa bahasa yang
digunakannya tidak dipahami, maka
komunikator harus sering meluangkan waktu
untuk menjelaskan tentang beberapa hal
yang ingin di bicarakan kepada komunikan.
1. BAHASA
8. hambatan budaya ini menjadi hal yang sangat
penting. satu pantangan bagi sang
komunikator untuk beranggapan, bahwa
komunikan tumbuh dengan filosofi, gaya
hidup, adat istiadat yang sama. Maka kita tidak
boleh "menyamaratakan" penggunaan teknik
berkomunikasi kepada setiap komunikan.
Hindari anggapan bahwa komunikasi
mempunyai pemikiran yang sama ketika
menghadapi suatu permasalahan.
2. BUDAYA
9. Salah satu hambatan utama komunikasi adalah kata-kata yang
dibumbui dengan kebohongan, misalnya jika komunikator
menginginkan sesuatu dari seseorang, maka seribu dalih
kebohongan pun dikeluarkan untuk merayu komunikan agar
memenuhi tuntutan komunikator, hal ini merupakan hal yang
wajar, biasanya dilakukan untuk dijadikan suatu penegasan agar
sang komunikan dapat mengerti. Misalnya pihak yang berharap
berusaha mempengaruhi pihak yang diharap dalam hal ini
komunikan, maka komunikator selalu berkata yang baik-baik tapi
tidak benar. seharusnya komunikator berkata yang baik dan
benar.
3. KEBENARAN YANG SEMU ( BENAR TIDAK
SALAH TIDAK )
10. Hambatan komunikasi yang paling utama pada
awalnya bersumber dari dari satu hal, yaitu
kesalahpahaman. Interpretasi, respon, asumsi
seseorang dalam menghadapi suatu permasalahan
berbeda-beda, komunikan akan memahami yang
komunikator katakan. Jika komunikator menelisik
lebih jauh jika ada pertentangan dalam suatu
proses komunikasi. Dalam hambatan ini
komunikator harus menjauhi sikap menyimpan
permasalahan atau kesalahpahaman yang terjadi.
4. SALAH PAHAM
11. 5. SISI HISTORIS ATAU PENGALAMAN.
Pada umumnya komunikator menjadikan filosofis
dan pengalaman hidup masa lalu sebagai rujukan
komunikasi agar sang komunikan mengerti. Tidak
ada salahnya melakukan hal ini, terkecuali jika
komunikator menjadikan pengalaman sebagai
rujukan tersebut tidak dengan sikap prasangka,
maksudnya memproyeksikan pengalaman hidup
terdahulu untuk menjadikan solusi untuk
permasalahan komunikan, karena pengalaman
hidup yang dialami komunikator terdahulu tidak
akan sama persis dengan yang dialami komunikan.
12. 6. MENGANGGAP ENTENG LAWAN BICARA.
Jika Komunikator merasa paling hebat dari
komunikan, maka secara tidak langsung
Komunikator telah merencanakan kegagalan dalam
berkomunikasi, pasalnya Bagaimana mungkin
seorang komunikan dapat menerima pesan yang
disampaikan jika komunikator tidak memiliki rasa
hormat
13. HAMBATAN INTERMAL
Hambatan internal ini berkaitan dengan kompetensi
konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi
akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi
akademik konselor yakni lulusan S1 bimbingan konseling
atau S2 bimbingan konseling dan melanjutkan pendidikan
profesi selama 1 tahun. Kenyataan di lapangan
membuktikan bahwa masih banyak di temukan diberbagai
sekolah SMP, MTs, MA, SMA, dan SMK guru BK non BK,
artinya konselor sekolah yang bukan berlatar pendidikan
bimbingan konseling. Mereka diangakat oleh kepala
sekolah karena dianggap bisa atau mereka yang berasal
dari sarjana agama. Meskipun secara keilmuan mereka
tidak mendalami tentang teori-teori bimbingan konseling.
14. Kompetensi profesional terbentuk melalui latihan,
seminar, workshop. Untuk menjadi konselor
profesional memerlukan proses dan waktu. Konselor
profesional membutuhkan jam terbang yang cukup
matang. Di samping itu masih juga ditemukan
dilapangan, adanya manajemen bimbingan dan
konseling yang masih amburadul. Uman Suherman
(2008), lebih lanjut menjelaskan mengenai
manajemen bimbingan dan konseling, layanan
bimbingan dan konseling perlu diurus, diatur,
dikemudikan, dikendalikan, ditangani, dikelola,
diselenggarakan, dijalankan, dilaksanakan dan
dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian,
keterampilan, serta wawasan dan pemahaman
tentang arah, tujuan, fungsi, kegiatan, strategi dan
indikator keberhasilannya.
15. HAMBATAN EKSTERNAL.
a. Layanan Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan oleh
siapa saja
pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa
saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”.
Jawaban ”benar”, jika bimbingan dan konseling dianggap
sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan secara
amatiran belaka. Sedangkan jawaban ”tidak”, jika bimbingan
dan konseling itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
keilmuan dan teknologi (yaitu mengikuti filosopi, tujuan,
metode, dan asas-asas tertentu), dengan kata lain
dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri
keprofesionalan bimbingan dan konseling adalah bahwa
pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli
dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu
diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di
Perguruan Tinggi, serta pengalaman-pengalaman.
16. b. Bimbingan dan Konseling hanya untuk orang yang
bermasalah saja
Sebagian orang berpandangan bahwa BK itu ada
karena adanya masalah, jika tidak ada maka BK tidak
diperlukan, dan BK itu diperlukan untuk membantu
menyelesaikan masalah saja. Memang tidak dipungkiri
bahwa salah satu tugas utama bimbingan dan
konseling adalah untuk membantu dalam
menyelesaikan masalah. Tetapi sebenarnya juga
peranan BK itu sendiri adalah melakukan tindakan
preventif agar masalah tidak timbul dan antisipasi agar
ketika masalah yang sewaktu-waktu datang tidak
berkembang menjadi masalah yang besar. Kita
pastinya tahu semboyan yang berbunyi “Mencegah itu
lebih baik daripada mengobati”.