Referensi :
Jahja, Johan. 2013. Petunjuk Mendiagnosa Penyakit Ayam. Penerbit Medion, Bandung.
Pelczar, michaela j .dan Chan, E.C.S. 2010. Dasar- Dasar mikrobiologi 1. Diterjemahkan oleh Ratna. S. H. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Soekardono, S. dan Partosoedjono, S. 1995. Parasit-parasit Ayam. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Tabbu, Charles Rangga. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya – Volume 2. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Info Medion. 2013. Solusi Tepat Atasi Koksidiosis. [terhubung berkala] https://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/penyakit/solusi-tepat-atasi-koksidiosis (diakses 9 April 2016, jam 20:31 WIB)
Info Medion. 2013. Koksidiosis dan Necrotic Enteritis. [terhubung berkala] http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/koksidiosis-a-ne (diakses 9 April 2016, jam 21:17 WIB)
2. Protozoa
Berasal dari bahasaYunani proto dan zoon
yang artinya binatang pertama
Struktur : uniseluler dan eukariotik
Reproduksi : aseksual dengan pembelahan
dan spora. Secara seksual dengan konjungasi
dan peleburan gamet.
Klasifikasi : 4 filum berdasarkan kemampan
gerak : Sporozoa, Sarcodina, Mastigophora
(Flagelata), Ciliophora.
3. Eimeria
Merupakan genus parasit apicomplexa (dari
Sporozoa)
Berbentuk bulat
Saat ini diketahui ada 9 spesies Eimeria yang
menyerang ayam, dengan 6 spesies di
antaranya bersifat patogenik (menimbulkan
sakit). Keenam spesies itu adalah E. tenella, E.
necratix, E. maxima, E. acervulina, E. brunetti
dan E. mitis.
4. Koksidiosis
Merupakan penyakit pada saluran
pencernaan yang disebabkan oleh Eimeria sp.
Gejala klinis : seperti mengantuk, sayap
terkulai ke bawah, bulu kasar (tidak
mengkilat) dan nafsu makan rendah
(anorexia), dan feces bercampur darah.
Perubahan patologi anatomi : terjadi
pendarahan dan radang pada dinding usus
halus dan usus buntu (ceca).
5. FAKTOR PENYEBAB
BERJANGKITNYA KOKSIODIOSIS
Sistem ventilasi yang kurang baik
Ayam mengalami stress
Manajemen litter jelek
Kepadatan tinggi
Koksidiostat tidak efektif, dosis tidak tepat
Koksidiostat tidak rata dalam pakan
Terinfeksi dari spora yang terbawa angin,
petugas/pengunjung, kendaraan, dll.
10. Koksidiosis Menimbulkan Efek Imunosupresif
Imunosupresif yaitu turunnya kekebalan tubuh sehingga bisa memicu
infeksi sekunder (infeksi akibat penyakit lain).
Mekanisme imunosupresif akibat koksidiosis ialah:
Kerusakan jaringan mukosa usus menyebabkan proses pencernaan dan
penyerapan zat nutrisi tidak optimal.
Peyer's patches dan caeca tonsil di mukosa usus merupakan organ
kekebalan lokal di saluran pencernaan sehingga kerusakan kedua organ
ini mengakibatkan ayam lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya
Di sepanjang jaringan mukosa usus terdapat jaringan limfoid penghasil
antibodi (IgA), dimana IgA tersebut akan terakumulasi di dalam darah.
Kerusakan mukosa usus akan mengakibatkan keluarnya plasma dan sel
darah merah sehingga kadar IgA, sebagai benteng pertahananan di
lapisan permukaan usus pun menurun.
11. Cara Mencegah Koksidiosis
Memberantas ookista
Memperbaiki manajemen pemeliharaan
ayam (Sanitasi dan Desinfeksi, manajemen
kandang, biosecurity, vaksinasi dan
pengobatan)
Memberikan koksidiostat
12.
13. Pengobatan Koksidiosis
Ayam yang terserang koksidiosis bisa diobati
dengan pemberian obat antikoksidia.
Contoh antikoksidia :
1. Sulfonamide
2. Thiamine antagonist
3. Toltrazuril
14. Tindakan lain yang harus dilakukan saat
menghadapi koksidiosis di antaranya :
Berikan vitamin A dan K untuk terapi supportif. Vitamin A berfungsi
mempercepat kesembuhan epitel mukosa usus yang rusak. Sedangkan
vitamin K akan mengurangi pendarahan yang terjadi.
Jika memungkinkan, buang feses bercampur darah dari ayam yang
sakit untuk menghindari ayam lain mematuknya. Hal ini karena warna
merah pada feses akan menarik perhatian ayam lain untuk mematuk
dan terjadilah proses penularan penyakit koksidiosis.
Lakukan manajemen penanganan litter dengan baik agar litter kering.
Hindari pemeliharaan ayam dengan kepadatan tinggi, maksimal 8
ekor/m2 untuk kandang postal.
Saat persiapan kandang, terutama untuk kandang postal, lakukan
pengapuran lantai untuk mengurangi jumlah ookista yang ada.