Similaire à PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 KUTA BARO
Similaire à PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 KUTA BARO (20)
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 KUTA BARO
1. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1
PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1
KUTA BARO
Nurul Fitri
Abstract
The purpose of this research is improving student’s learning outcomes using Learning Group
Investigation Model for the ecosystems subject in class X1 of SMA 1 Kuta Baro Academic Year
2013/2014. The method that used in this research was descriptive development. The instrument was
a set of question as a test items. Data were obtained by testing the learning outcomesin two cycle
treatments. The technique used to analize the data was the qualitative descriptive technique. The
result showed that the student’s learning outcomes in class X1 of SMA 1 Kuta Baro for the
ecosystems subject were improved by using the Learning Group Investigation Model. The
precentage of student’s accomplishment increased from 7.15% (pre cycle), to 64.28% (cycle I) and
92.85% (cycle II), which was considered very high.
Keywords: Learning Group Investigation Model, Learning Outcomes, Ecosystem Subject
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang terjadi di dunia pendidikan khususnya di Indonesia adalah
lemahnya proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing siswa
dalam kehidupan. Lemahnya proses pembelajaran terjadi karena dalam proses belajar mengajar
masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional[1]
. Hal tersebut juga dialami oleh
siswa SMA Negeri 1 Kuta Baro.
Dari hasil observasi, siswa kelas X SMA Negeri 1 Kuta Baro memiliki nilai Ujian Semester
Ganjil (USG) yang tergolong rendah pada mata pelajaran Biologi khususnya di kelas X1, dimana
hasil USG menunjukan lebih 50% siswa kelas X1 tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan di sekolah tersebut yakni 70. Selain itu pada umumnya siswa di
sekolah tersebut tidak berani menyampaikan gagasan dan bertanya kepada guru mengenai materi
yang belum dipahami, karena takut pendapat mereka dianggap salah. Permasalahan tersebut terjadi
dikarenakan pada dasarnya guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional yakni
ceramah dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa bosan, cenderung pasif dan kurang
memahami materi yang disampaikan. [2]
Kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada guru
menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif dan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat ditempuh melalui kreativitas guru dalam memilih
model pembelajaran yang dapat memberikan inovasi baru sehingga dapat mengaktifkan dan
membangkitkan semangat belajar siswa, dengan demikian tujuan yang diharapkan dapat tercapai[3]
.
Salah satu model pembelajaran tersebut adalah Group Investigation, model pembelajaran ini
dianggap tepat karena dalam penerapannya model Group Investigation menuntut siswa agar dapat
aktif dan dapat bekerjasama dalam kelompok, mulai dari pemilihan topik sampai dengan
mempresentasikan hasil diskusi mereka di hadapan kelas. Hal tersebut dilakukan agar tujuan
pembelajaran dapat terwujud.
2. Terkait dengan mata pelajaran Biologi, materi ekosistem sangat luas dan ditekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung. Hal tersebut dikarenakan konsep ekosistem mempelajari
tentang makhluk hidup dan lingkungan, baik biotik, abiotik, individu, populasi, komunitas,
konsumen, dekomposer serta interaksi antar komponen dalam ekosistem. Materi ini sudah pernah
dipelajari ketika masih di SMP, namun karena selang waktu yang cukup lama siswa-siswa menjadi
lupa dengan materi tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif,
kreatif, yang dapat membuat siswa lebih aktif belajar serta dapat memahami konsep atau prinsip-
prinsip Biologi[4][5]
. Hasil observasi di SMA Negeri 1 Kuta Baro pada materi ekosistem rata-rata
siswa telah lupa tentang materi ekosistem karena sudah lama tidak mempelajarinya lagi dan proses
pembelajaran di SMA tersebut masih menggunakan model konvensional (ceramah) sehingga perlu
diadakannya pembaharuan model pembelajaran yang digunakan agar hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas X1 pada Materi Ekosistem di SMA Negeri 1 KutaBaro”. Sesuai dengan uraian pada latar
belakang masalah, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah hasil belajar
siswa kelas X1 pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Kuta Baro dapat ditingkatkan dengan
penggunaan model pembelajaran Group Investigation.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berlangsung dalam semester II (Genap) tahun ajaran 2013/2014 yaitu bulan
Maret – Juni 2014 di Kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dirancang dalam dua siklus,
dimana setiap siklus dilakukan selama 4 jam pelajaran (dua kali pertemuan). Rancangan masing-
masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi,
dan refleksi (Kemmis dan Taggart)[6]
.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kuta Baro yang
berjumlah 32 orang. Sedangkan sampel atau subjek dalam penelitian adalah siswa kelas X1 SMA
Negeri 1 Kuta Baro yang berjumlah 14 orang dan terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 6 siswa
perempuan. Pertimbangan penulis mengambil subjek penelitian tersebut dimana siswa kelas X1
memiliki nilai ujian semester ganjil lebih rendah dari pada siswa kelas X2. [7]
Kelas yang dijadikan
subjek penelitian merupakan kelas yang mempunyai keberagaman dari segi tingkat kemampuan
siswa, artinya kelas tersebut bukan merupakan kelas yang terdiri dari siswa yang memiliki prestasi
tinggi, tetapi terdiri dari siswa yang memiliki prestasi sedang dan rendah.
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes yang terdiri atas 20 butir
soal dalam bentuk pilihan berganda yang dilakukan pada tahap awal, akhir siklus I dan akhir siklus
II. Untuk mencegah soal-soal yang tidak tervalidasi, maka soal-soal yang digunakan bersumber dari
beberapa buku yang relevan.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
Sub materi: Pengertian ekosistem, lingkungan ekosistem, satuan-satuan penyusun ekosistem,
interaksi-interaksi dalam ekosistem, tipe-tipe ekosistem, rantai makanan dan aliran energi.
a. Perencanaan (planning) tindakan, terdiri atas kegiatan:
1. Melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang digunakan untuk menyusun indikator,
2. Penyusunan rencana pembelajaran (RPP),
3. Penyiapan materi, dan membuat soal posttest.
b. Pelaksanaan (acting) tindakan, terdiri atas kegiatan:
3. 1. pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,
2. guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran model Group
Investigation pada kompetensi dasar mengenai materi Ekosistem,
3. secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran model Group Investigation,
4. melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model Group Investigation, yaitu:
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas
yang berbeda dari kelompok lain.
Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah adas ecara kooperatif yang
bersifat penemuan.
Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus member kesimpulan.
Guru memberikan posttest.
c. Pengamatan (Observing), yaitu mengamati dampak atau hasil tindakan yang dilaksanakan. Atas
dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
d. Refleksi (reflecting), yaitu mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam hasil dari
tindakan. Berdasarkan hasil refleksi guru dapat melakukan perbaikan terhadap kekurangan-
kekurangan pada siklus I untuk diterapkan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Sub materi: Daur Biogeokimia dan Suksesi.
a. Perencanaan (planning) tindakan, terdiri atas kegiatan:
1. Melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang digunakan untuk menyusun indikator,
2. Penyusunan rencana pembelajaran (RPP),
3. Penyiapan materi, dan membuat soal evaluasi untuk akhir siklus.
b. Pelaksanaan (acting) tindakan, terdiri atas kegiatan:
1. pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,
2. melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran model Group
Investigation pada kompetensi dasar mengenai materi Ekosistem,
3. secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran model Group Investigation,
4. melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model Group Investigation, yaitu:
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas
yang berbeda dari kelompok lain.
Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang
bersifat penemuan.
Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus member kesimpulan.
Guru memberikan posttest.
c. Pengamatan (Observing), yaitu mengamati dampak atau hasil tindakan yang dilaksanakan. Atas
dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
d. Refleksi (reflecting), yaitu mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam hasil dari
tindakan. Berdasarkan hasil refleksi guru dapat melakukan perbaikan terhadap kekurangan-
kekurangan pada siklus II untuk diterapkan pada siklus selanjutnya.
Indikator kinerja keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika siswa secara keseluruhan
telah mampu menguasai materi ekosistem. Dengan cara pembuktian bahwa ketuntasan belajar siswa
4. secara klasikal telah mencapai 85% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 untuk
ketuntasan individual. Nilai KKM tersebut telah ditetapkan oleh guru-guru bidang studi Biologi di
SMA Negeri 1 Kuta Baro dan disahkan oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan.
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan
menggunakan rumus persentase[8]
, yaitu:
P =
𝑓
𝑁
x 100%
Keterangan :
P = Angka persentase
f = Frekuensi siswa yang tuntas
N = Jumlah siswa.
Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Siswa
No. Persentase (%) Kategori Penilaian
1. > 80% Sangat Tinggi
2. 75 – 79,9% Tinggi
3. 70 – 74,9% Cukup
4. 60 – 69,9% Rendah
5. 0 – 59,9% Sangat Rendah
(Aqib) [9]
.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal (pra siklus) hasil belajar siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar
pada materi ekosistem diperoleh dengan cara memberikan tes kemampuan awal. Hasil belajar siswa
kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar pada materi Ekosistem sebelum tindakan diberikan
(pra siklus) disajikan dalam histogram berikut.
Gambar 1. Grafik ketuntasan belajar siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta Baro
pada tahap pra siklus.
7,15
92,85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus
PersentaseKetuntasanSiswa
PraSiklus
Tuntas
Tidak Tuntas
5. Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa persentase ketuntasan siswa hanya mencapai 7.15%
dan capaian nilai pada tes kemampuan awal rata-rata 30.35. Kondisi ini menunjukkan bahwa
tingkat ketuntasan siswa masih sangat rendah, yakni hanya satu orang dari keseluruhan siswa (14
siswa) yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Berpatokan pada hasil observasi
tersebut maka perlu untuk dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Group
Investigation. Model Group Investigation menuntut siswa untuk saling berdiskusi dalam kelompok
kecil sehingga masing-masing siswa menjadi paham dengan materi yang diajarkan dan hasil belajar
siswa dapat meningkat.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Pada siklus ini dilakukan proses pembelajaran dengan sub materi pengertian ekosistem,
lingkungan ekosistem, satuan-satuan penyusun ekosistem, interaksi-interaksi dalam ekosistem, tipe-
tipe ekosistem, rantai makanan dan aliran energi. Langkah-langkah pada siklus I sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning) tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus I meliputi analisis kurikulum untuk menentukan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan untuk menyusun indikator; penyusunan rencana
pembelajaran (RPP); menyiapkan materi; dan membuat soal posttest.
b. Pelaksanaan (acting) tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I yaitu, pada awal pembelajaran peneliti menjelaskan strategi
dalam pembelajaran model Group Investigation, kemudian melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran model Group Investigation, yaitu:
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang
berbeda dari kelompok lain.
Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat
penemuan.
Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.
Guru memberikan posttest.
c. Pengamatan (Observing)
6. Setelah pelaksanaan tindakan dilakukan observasi terhadap hasil belajar siswa kelas X1
SMA Negeri 1 Kuta Baro dengan menggunakan tes yang telah disediakan. Adapun data mengenai
hasil belajar siswa setelah siklus I dilaksanakan dapat dilihat dalam Gambar 2.
Gambar 2. Grafik ketuntasan belajar siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta
Baro siklus I.
Data tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan sebesar
64.28%, keadaan ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa berkategori rendah atau sebanyak 9
siswa yang mencapai ketuntasan dari 14 siswa kelas X1.
d. Refleksi (reflecting)
Hasil observasi dan evaluasi siklus I menunjukkan bahwa pada umumnya siswa sudah
tuntas belajar. Namun persentase ini belum melampaui target yang ditentukan sebelumnya yaitu ≤
85% untuk ketuntasan klasikal. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, masih perlu
dilakukan perbaikan pembelajaran yaitu dengan melanjutkan ke siklus II supaya target yang telah
ditentukan dapat terpenuhi sehingga kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I maka dilakukan perencanaan untuk pelaksanaan
tindakan pada siklus II. Tindakan pada siklus II lebih difokuskan untuk penyempurnaan dan
perbaikan terhadap kendala-kendala yang terdapat pada siklus I. Adapun kendala yang ada pada
siklus I adalah belum tercapainya ketuntasan klasikal. Sub materi yang dipelajari pada proses
pembelajaran tahap ini adalah daur biogeokimia dan suksesi. Langkah-langkah tindakan pada siklus
II yaitu:
a. Perencanaan (planning) tindakan
Terdiri atas kegiatan:penyusunan rencana pembelajaran (RPP); menyiapkan materi, dan
membuat soal evaluasi untuk akhir siklus.
b. Pelaksanaan (acting) tindakan
Pada awal pembelajaran peneliti menjelaskan kembali strategi dalam pembelajaran model
Group Investigation, kemudian melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model Group
Investigationseperti pada siklus I. Selain itu peneliti juga memberikan bimbingan lebih terhadap
siswa yang masih kurang paham terhadap sub materi yang dipelajari.
c. Pengamatan (Observing)
64,28
35,72
0
10
20
30
40
50
60
70
Siklus I
PersentaseKetuntasanSiswa
SiklusI
Tuntas
Tidak Tuntas
7. Setelah pelaksanaan tindakan dilakukan observasi terhadap hasil belajar siswa kelas X1
SMA Negeri 1 Kuta Baro dengan menggunakan tes yang telah disediakan. Data hasil belajar siswa
siklus II dituangkan dalam Gambar 3.
Gambar 3. Grafik ketuntasan belajar siswa Kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta
Baro siklus II.
Data tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta
Baro Aceh Besar telah tercapai. Dimana persentase ketuntasan klasikal siswa pada siklus II lebih
baik dari siklus I, telah mencapai 92.85% berkategori sangat tinggi, yaitu sebanyak 13 siswa dari
keseluruhan 14 siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
d. Refleksi (reflecting)
Berdasarkan data yang tertera dalam tabel 4, ketuntasan belajar siswa kelas X1 pada materi
ekosistem di SMA Negeri 1 Kuta Baro telah mencapai 92.85%. Angka tersebut sudah melampaui
indikator kinerja siswa yang telah ditetapkan.
2. Pembahasan
Hasil belajar siswa kelas X1 pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Kuta Baro dapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Hasil observasi tahap
awal terhadap hasil belajar siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta Baro materi ekosistem pada tahap
pra siklus diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar hanya 7.15%. Hasil belajar pada akhir siklus I
siswa yang tuntas belajar sebesar 64.28%, sedangkan pada akhir siklus II diperoleh sebesar 92.85%
siswa telah tuntas belajar. Untuk lebih jelasnya data-data peningkatan hasil belajar siswa kelas X1
SMA Negeri 1 Kuta Baro pada materi ekosistem dengan model pembelajaran Group Investigation
disajikan dalam histogram berikut.
92,85
7,15
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus II
PersentaseKetuntasanSiswa
SiklusII
Tuntas
Tidak Tuntas
8. Gambar 4. Grafik persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas X1 SMA
Negeri 1 Kuta Baro pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II.
Dari hasil observasi tahap awal terhadap hasil belajar siswa kelas X1 di SMA Negeri 1 Kuta
Baro menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa di kelas tersebut tidak mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) pada materi ekosistem.Hanya 7.15% siswa yang mencapai KKM,
persentase ini tergolong dalam kategori sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah lama
tidak mempelajari materi ekosistem, jadi mereka lupa tentang materi tersebut, dan juga guru yang
mengajar mata pelajaran Biologi masih menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga
membuat siswa merasa kurang tertarik dan bosan belajar. [10]
Pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional (ceramah) hanya menempatkan siswa pada posisi pasif sebagai
penerima bahan ajar. Akibatnya proses pembelajaran cenderung membosankan dan mengakibatkan
siswa tidak dapat mengembangkan keterampilan dan life skillnya.
Berdasarkan hasil tes siklus I yakni setelah diterapkan model pembelajaran Group
Investigation menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta Baro
Aceh Besar mengalami peningkatan dari 30.35 menjadi 70.71 dan persentase ketuntasan juga
mengalami peningkatan sebesar 57.13% sehingga menjadi 64.28%, namun kondisi ini masih
berkategori rendah. Rendahnya ketuntasan belajar siswa pada tahap ini dikarenakan siswa kurang
paham terhadap materi yang diajarkan, penyebabnya adalah siswa belum terbiasa dengan model
pembelajaran yang diterapkan dan siswa merasa kurang nyaman dengan teman satu kelompoknya
sehingga mereka malas untuk berdiskusi. Untuk mencapai indikator kinerja yang telah ditargetkan
maka dilakukan serangkaian perbaikan pada siklus selanjutnya.
Proses pembelajaran pada siklus II lebih menekankan pada perbaikan siklus I, pada tahap
ini peneliti meminta bantuan guru mata pelajaran Biologi untuk membantu membagikan kelompok
siswa, peneliti juga mengingatkan siswa untuk lebihaktif berdiskusi dan bertanya jika ada materi
yang belum dimengerti serta memberikan bimbingan yang lebih terhadap siswa yang masih kurang
paham. Pada akhir siklus II, diadakan tes siklus II. Dari hasil tes siklus II, siswa yangmencapai
batas ketuntasan meningkat sebesar 28.57% sehingga menjadi 92.85%, kondisi ini menunjukkan
bahwa tingkat ketuntasan siswa telah berkatergori sangat tinggidimana sebanyak 13 siswa dari
keseluruhan 14 siswa telah mencapai KKM.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada siklus II, ketuntasan klasikal siswa telah
mencapai target yang diharapkan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan
penelitian penggunaan model Group Investigation (GI) pada materi ekosistem dikatakan berhasil
karena pada akhir penelitian kriteria keberhasilan yang ditetapkan telah terpenuhi yaitu dapat
7.15
64,28
92,85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
PersentasePeningkatanHasil
BelajarSiswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
9. meningkatkan hasil belajar siswa sehingga ketuntasan klasikal siswa dapat tercapai yaitu persentase
ketuntasan belajar siswa mencapai 92.85%. [11][12]
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam
kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X1 SMA Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar pada materi ekosistem.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata dan persentase ketuntasan. Nilai rata-
rata pada tahap awal 30.35, pada siklus I 70.71 dan pada siklus II menjadi 90.35. Demikian pula
dengan persentase ketuntasan belajar siswa pada tahap awal 7.15%, siklus I 64.28% dan siklus II
menjadi 92.85%. Terjadinya peningkatan tersebut dikarenakan siswa sepenuhnya telah mengerti
dengan model pembelajaran yang diterapkan dan mereka aktif dalam diskusi sehingga materi yang
dipelajari dapat dengan mudah dipahami.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa kelas X1 pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Kuta Baro dapat ditingkatkan dengan
menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Peningkatan hasil belajar siswa kelas X1
SMA Negeri 1 Kuta Baro pada materi ekosistem ditandai dengan meningkatnya angka persentase
ketuntasan belajar siswa, yaitu tahap awal 7.15%, menjadi 64.28% pada siklus I dan siklus II
menjadi 92.85% dengan kategori sangat tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wibowo S. Perbandingan Hasil Belajar Biologi dengan Menggunakan Metode Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Group Investigation dan Think Phare Share. (Kuasi Eksperimen di
SMP Negeri 10 Kota Tanggerang Selatan). [Skripsi] Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah: 2011.
2. Hafnida. Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Melalui Pendekatan
Kontekstual pada Materi Pokok Ekosistem di Kelas X SMA Swasta Dharma Patra P. Berandan
Tahun Pembelajaran 2011/2012. [Skripsi] Medan: Universitas Negeri Medan: 2012.
1. Winingsih E dan Titik S, 2012, Penerapan Metode Pembelajaran Talking Stick Disertai dengan
Concept Map untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada Materi Sistem Pencernaan Siswa
Kelas XI IPA I SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012. [Prosiding Seminar
Nasional Ix Pendidikan Biologi] Fkip Uns. Ums: 51.
2. Arnyana IBP, 2006, Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan
Kompetensi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja Tahun
Pelajaran 2006/2007 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Vol. 2. No. 2, pp 231-251.
5. Erlina HS. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Tiem Game Turnament (TGT) pada Materi Pokok Ekosistem di Kelas X1 SMA
Negeri 1 Meranti Kab. Asahan T.P 2011/1012. [Skripsi] Medan: Universitas Negeri Medan:
2012.
10. 6. Arikunto, 2006, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Penerbit: Bumi Aksara,
Jakarta.
7. Arikunto, 2013, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta.
8. Sudijono A, 2005, Pengantar Statistik Pendidikan, Penerbit: Grafindo Persada, Jakarta.
9. Rahmayanti. Penggunaan Metode Eksperimen pada Materi Benda dan Sifatnya untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IVA Sekolah Dasar Negeri 24 Banda Aceh. [Skripsi]
Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala: 2012.
10. Nurochmah T. Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains
Siswa dalam Proses Pembelajaran Biologi Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan pada Manusia
(Studi kasus pada siswa SMP N 2 Temon Kulon Progo Kelas VII Semester 1 Tahun Ajaran
2007/2008). [Skripsi] Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2007.
11. Mulyassa, 2004, Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
menyenangkan, Penerbit: Wacana Prima, Bandung.
12. Purwatiningsih S, 2009, Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2
Salatiga Melalui Metode Proyek dengan Penilaian Presentasi dan Poster Jurnal Ilmu
Kependidikan Vol. 38. no. 1, pp 40-52.