Tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi membahas tentang Suku Dayak Maanyan di Kalimantan Tengah. Dokumen ini menjelaskan tentang kebudayaan, sejarah, sistem pemerintahan, tata krama, perkawinan, dan persyaratan perkawinan menurut adat Dayak Maanyan.
2. MENGENAL SUKU DAYAK MAANYAN
DI KALIMANTAN TENGAH
Suku Dayak, sebagaimana suku bangsa lainnya, memiliki
kebudayaan atau adat-istiadat tersendiri yang pula tidak sama
secara tepat dengan suku bangsa lainnya di Indonesia. Adatistiadat yang hidup di dalam masyarakat Dayak merupakan unsur
terpenting, akar identitas bagi manusia Dayak. Kebudayaan dapat
diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik dari manusia dengan belajar (Garna, 1996) Jika pengertian
tersebut dijadikan untuk mengartikan kebudayaan Dayak maka
paralel dengan itu, kebudayaan Dayak Maanyan adalah seluruh
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia Dayak Maanyan
dalam rangka kehidupan masyarakat Dayak yang dijadikan milik
manusia Dayak dengan belajar. Ini berarti bahwa kebudayaan dan
adat-istiadat yang sudah berurat berakar dalam kehidupan
masyarakat Dayak Maanyan, kepemilikannya tidak melalui warisan
biologis yang ada di dalam tubuh manusia Dayak, melainkan
diperoleh melalui proses belajar yang diwariskan secara turuntemurun dari generasi ke generasi.
3. SEJARAH SUKU
Berbicara untuk memahami Kebudayaan Dayak Maanyan
sekarang bukanlah mudah. Perubahan begitu cepat yang
telah dialami suku ini terutama setelah lebih setengah abad
berlalu. Nilai -nilai telah bergeser dan berubah, karena
pengaruh yang masuk ke tengah-tengah masyarakatnya.
Pengaruh Pemerintah Belanda, Jepang, zaman pergolakan
hingga tercapainya kemerdekaan bangsa kita, zaman Orde
Baru dan setelah keruntuhan orde baru sampai
Pemerintahan saat ini.
Sumbangan berupa pemikiran terutama bagi peminat serta
bersedia mau membangun dan mengembangkan
masyarakat Dayak Maanyan sangat diharapkan pada masa
ini. Terutama mendampingi mereka dalam gejolak
perubahan tajam meninggalkan kepercayaan lama dari
benturan-benturan yang mungkin merugikan. Jalan yang
memungkinkan dengan memperhatikan sejarah, adat
kebiasaan dan budaya suku ini.
4. SISMTEM PEMERINTAHAN DALAM
MASYRAKAT
a. Kepala Suku.
Suku Dayak Maanyan tidak mengenal raja. Pemimpin
merupakan Kepala Suku. Yang menjadi pemimpin karena
kecakapan, jujur, adil, dan berani. Pemimpin yang lalim tak
akan terpilih. Pemilihan melalui musyawarah kemudian
didudus atau dinobatkan. Di dalam pendudusan ia harus
berjanji berlaku jujur dan adil. Pemimpin tertinggi disebut
Damung merangkap Uria. mengatur pemerintahan
merangkap menjadi Panglima atau orang kebal,menjaga
keamanan. Penghulu atau Kepala Adat mengatur jalan dan
ketaatan Hukum Adat. Balian atau Wadian melaksanakan
kepercayaan. Pada waktu ini hanya ada Kepala Adat dengan
beberapa orang anggotanya terdiri dari Mantir dang
Penghulu, termasuk para Balian. Sedangkan Kampung
dipimpin oleh Kepala Kampung. Kepala Kampung sekarang
adalah pilihan masyarakatnya.
5. B. KEPALA ADAT
b. Kepala Adat / Penghulu / Damang.
Kepala Adat dan Penghulu bertanggung jawab dibidang
Adat, melaksanakan, mengatur agar tidak salah menurut
kebiasaan adat. Dalam pelaksanaan selalu melalui
musyawarah termasuk harus disaksikan oleh Kepala
Kampung.
6. BALIAN ATAU WADIAN
c. Balian atau Wadian.
Balian atau Wadian Matei sangat berperan memanggil, mengantar
dan menunjuk jalan yang berliku-liku agar sampai ke Datu Tunyung
yang dikatakan penuh dengan keriaan, kecukupan tak berhingga.
Biaya dan bahan yang harus tersedia : uang, beras, beras pulut,
jelai, telur, ayam kecil dan besar, babi bahkan kerbau. Lama
pelaksanaan dari satu malam, dua, tiga, lima, tujuh bahkan
sembilan. Urutan menurut hari pelaksanaannya : Tarawen, Irupak,
Irapat, Nantak Siukur dalam Marabia, untuk Ngadaton dan Ijambe
dan lain sebagainya.
Pelaksanaan upacara siang malam dapat selesai berkat
kegotongroyongan dan semangat kebersamaan yang tinggi. Tidak
ada perhitungan berapa biaya, tenaga dan waktu maupun
perhitungan ekonomi lain asal si mati bisa diantarkan sampai ke
Datu Tunyung. Perbuatan kaum kerabat demikian bahkan memberi
kebahagiaan kehidupan dengan arwah lain yang telah mendahului
mereka.
7. TATA KRAMA DAN ATURAN DALAM
MASYRAKAT
1.
Adat istiadat dalam keluarga :
Orang tua sangat berperan dan menentukan di dalam
keluarga. Dalam hal ini juga dapat dibantu oleh Kakah
atau Itak. perilaku, tutur kata dengan contoh dan
teladan demikian belajar bekerja untuk menolong orang
tua sangat diutamakan. menanam rasa hormat dan taat
serta tertib menggunakan waktu, pagi buta sudah ke
kebun atau ke ladang, pulang bila hari sudah gelap.
Sebutir padi tak boleh jatuh ke tanah, sebiji nasi tak
boleh jatuh ke tikar dan bangun harus mendahului
margasatwa di hutan. Menjawab kata suara lembut,
lewat didepan orang tua harus membungkuk. yang
kakak melindungi dan dihormati dan adik harus
menghargai
8. WARISAN
Sebab kedudukan anak laki-laki sama dengan
perempuan, maka pembagian berupa waris sama. Bila
orang tua merasa perlu, harta kekayaan, tanah dan
kebun sudah dapat ditentukan lebih dahulu dan dihadapi
oleh "Usbah Pulau". Jarang terjadi suara Usbah Bungkut
diingkari oleh saudara-saudaranya. Kerukunan dan
musyawarah adalah merupakan kekayaan sebagian
besar keluarga Dayak Maanyan, dimana keadilan sangat
dijunjung tinggi
9. PERGAULAN
Pergaulan antara pria dan wanita boleh dikatakan cukup
bebas. Karena itu dibebankan kepada sikap pribadi
masing-masing, teristimewa dalam memilih jodoh.
Namun cara yang terbaik biasanya ada orang ketiga
terutama dari pihak si gadis selalu mendampinginya. Ini
kita harus mengenal batas dan waktu, serta keluarga
masing-masing. Jangan sampai mencurigakan seolaholah mempermainkan gadis di depan mata kaum
keluarganya. Jika sindiran dan nasihat tak mempan,
maka pasti ada orang yang menuntut malu. Melanggar
adat akan dituntut oleh adat.
10. SIKAP TERHADAP ORANG TUA
Terhadap orang tua maupun sesepuh kampung mereka
selamanya dihargai dan dihormati selama hidupnya.
Orang merasa aib besar jika tidak memberi tempat
kepada mereka. Tempat duduk dalam rapat, kenduri,
ketika makan dan berbicara, memberi nasihat kepada
pengantin dan dalam menyelesaikan pertikaian antar
keluarga. Sungguh sesuatu keaiban bagi anak yang
durhaka kepada orang tua dan para sesepuh
11. SIKAP TAMU ATAU PENDATANG
"Potong Pantan" dan "Natas Banyang" bukti adat
kebiasaan cara menghargai dan menghormati tamu.
Orang merasa malu bila tidak dapat memberi kesan
baik, maupun tutur kata dan pelayanan bila rumahnya
kedatangan tamu. Mereka akan selalu berusaha agar
tamu merasa seolah olah dirumah sendiri. Sekarang
tergantung pada sikap si tamu ramah atau angkuh dan
sombong. Bila tamu murah hatinya, separuh kehidupan
mereka akan mereka serahkan kepada kita dan mereka
akan melayani sebaik mungkin dan bahkan mereka
menjadikan diri mereka sebagai tameng hidup untuk
melindungi tamu.
12. NILAI NILAI YANG DI JUNJUNG
TINGGI
Semangat "Anrau Iram Suluk Matu" dalam susah dan
senang. Setiap pekerjaan selalu melalui musyawarah.
Patuh dan taat pada apa yang diyakini, mematuhi
pimpinan dan mau berkorban demi kehormatan,
keamanan dan kesejahteraan bersama. Nama kelompok
masih dijunjung tinggi.
13. PERANAN DAN LARANGAN YANG DI
ANGGAP TABU
Pada umumnya peranan adat masih ditaati sampai mati,
kecuali ajaran baru yang melemahkan mereka. Hal yang
tabu tersebut adalah diantaranya : Kumpul kebo, hamil
di luar nikah, mencuri, berzinah dan lain sebagainya.
Melanggar adat berarti akan menerima bencana dan
kehancuran
14. PERKAWINAN DAYAK MAAYAN DI
KALIMANTAN
Perkawinan menurut pandangan orang Dayak Maanyan adalah
sesuatu yang luhur dan suci dan merupakan lembaga seksualitas
dalam masyarakat tertentu. Perkawinan adat di kalangan
masyarakat adat Dayak Maanyan telah berlangsung sejak dahulu
kala, bahkan hingga saat ini dan diyakini berlangsung ke masa
depan. Walaupun masyarakat Dayak telah terbagi menganut agama
berbeda : Islam, Kristen, katolik dan Kaharingan.
Masalah perkawinan, orang Maanyan memandang perkawinan itu
luhur dan suci, karenanya diusahakan semeriah mungkin,
memenuhi segala ketentuan adat yang berlaku. Dibebani dengan
persyaratan yang harus diindahkan. Pada dasarnya Suku Dayak
Maanyan tidak menyukai Poligami. Diusahakan pasangan yang
seimbang, tidak sumbang. Perkawinan yang terbaik jika melalui
kesepakatan antara kedua orang tua. Kebanyakan perkawinan masa
lalu diusahakan oleh orang tua. Kini kebebasan memilih sudah tidak
menjadi soal lagi. Dahulu yang menjadi ukuran orang tua, turunan,
perilaku, rajin, dan terampil bekerja dirumah atau di ladang. Untuk
wanita harus pandai memasak, menganyam dan kerajinan lain
didalam rumah tangga. Sekarang sesuai dengan kebebasan mereka,
serta sejauh rasa tanggung jawab masing-masing.
15. TUJUAN PERKAWINAN MENURUT
ADAT
a.
Perkawinan secara adat bertujuan untuk mengatur hidup dan perilaku hidup bahadat.
b.
Mengatur hubungan manusia berlainan jenis kelamin guna terpeliharanya ketertiban
masyarakat agar melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan tidak tercela.
c.
Menata kehidupan berumah tangga yang baik sejak dini, tertata dengan baik dan santun,
beradab dan bermartabat.
d.
Menjamin kelangsungan hidup suatu suku /punk dan medapatkan keturunan yang sehat
jasmani dan rohani serta menata garis keturunan yang teratur.
e.
f.
Menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang tedadi dalam pergaulan muda-mudi supaya
terhindar dari cela ataupun kutuk yang berdampak luas.
g.
Menyelesaikan permasalahan yang berdampak pada komplik internal, eksternal dan antar suku.
3.
Persyaratan Perkawinan Menurut Adat :
a.
b.
Sesudah haid pertama bagi perempuan
c.
Sehat jasmani dan rohani
d.
Tidak sedang dipinang oleh orang lain
e.
Bersedia memenuhi persyaratan hukum adat
f.
Bersedia menerima sanksi adat.
Menetapkan status sosial dalam masyarakat.
Telah berusia 16 tahun ke atas untuk laki-laki
16. Pada saat seseorang yang akan menikah dengan menggunakan
Adat Dayak Maanyan, maka wajib hukumnya untuk melengkapi
beberbagai persyaratan sebagai berikut:
. 1.SYARAT tajau tuak 3 real x 2 rupiah x 5 . Rp.
Pangukaan PEMENUHAN HUKUM
30.000,- ( ½ ) dibayar pihak I & II. Ini adalah syarat tentang
ADAT DAYAK MAANYAN(minuman tradisional yg
pembukaan tajau (sejenis priuk) tuak
biasa terbuat dari fermentasi) dilambangkan secara simbolik.
2. Keagungan Mantir 3 real x 2 rupiah x 5. Rp. 30.000,- (
½ ) dibayar pihak I & II Keagungan Mantir disini adalah
penghargaan terhadap tetua adat atau kepala suku atau
pemimpin adat yang dipercayakan oleh masyarakat setempat
dilambangkan secara simbolik.
3. Tajau tuak galas sangker 3 Real x 2 rupiah x 5. Rp.
30.000,- ( ½ ) dibayar pihak I & II. Persaratan berupa priuk
tuak dan gelas kaca dilambangkan secara simbolik.
4. Gula bulat niui bulat tipak pisis giling pinang 3 Real x 2
rupiah x 5.
Persaratan berupa gula merah bulat, kelapa bulat, dan buah
pinang yang sudah dihancurkan.
Rp.
30.000,- ( ½ ) dibayar pihak I & II
5. Sangku dite sangku lungkung sapak iwek 3 real x 2 rupiah
x5
Persyaratan berupa beras ketan dan beras lungkung dan
potongan daging babi bagian kakinya dilambangkan secara
17. SURAT PERKAWINAN MENURUT
ADAT DAYAK
Surat perkawinan menurut adat adalah bukti tertulis yang dikeluarkan
oleh Damang Kepala Adat menjadi pegangan kedua belah pihak
mempelai
TUJUAN
1.
Menetapkan status
2.
Melindungi mereka dari prasangka buruk pihak ketiga
3.
Melindungi masing-masing dari hak dan kewajiban
4.
Menetapkan status anak dan melindungi hak-hak anak bila ada.
b. Manfaat
1.
Bukti otentik tertulis telah memenuhi hukum adat setempat
2.
Mengikat orang lain tunduk kepada hukum adat Dayak Maanyan
3.
Mengatur hak dan kewajiban pembagian harta milik bersama
18. SURAT PERJANJIAN PERKAWINAN
MENURUT ADAT
Surat perjanjian Perkawinan menurut Adat adalah
sebuah perjanjian tertulis yang isinya disepakati oleh
kedua belah pihak calon mempelai dan orang tua calon
mempelai disaksikan oleh saksi-saksi dan mantir adat
serta diketahui oleh Damang. Di dalam surat tersebut
dicantumkan pemenuhan huku adat yang menjadi
tanggung jawab pihak calon mempelai laki-laki serta
dicantumkan hak dan kewajiban masing-masing.
Dicantumkan pula sanksi hukum bagi yang melakukan
kesalahan serta dicantumkan pengaturan pembagian
harta rupa tangan serta pembagiannya termasuk hak
anak dan hak ahli waris dimana perkawinan itu tidak
mendapat anak.
19. SURAT KETERANGAN CERAI
MENURUT ADAT
Nomor: 16 tahun 2008 BAB V pasal 8 huruf a, b, dan c
serta pasal 9 ayat (1) huruf a, b dan c.
Surat cerai adalah surat keterangan perceraian yang
sifatnya khusus karena menurut pertimbangan dilihat dari
adat mereka tidak layak untuk meneruskan kehidupan
berumah tangga dan mereka harus diceraikan (hal-hal
khusus) hal ini mutlak sama dengan surat talak, surat
keterangan perceraian oleh karena permasalahan /
sengketa dalam rumah tangga yang walaupun diupayakan
upaya perdamaian namun tetap tidak dapat rujuk, dan
dalam hal ini Damang mengeluarkan surat keterangan
perceraian dengan alasan-alasan, berfungsi sebagai rujukan
untuk mendapatkan keputusan perceraian dari pengadilan
(UU No. 1 tahun 1974). Manfaat / kegunaan adalah
menetapkan status hak masing-masing pihak dan
menetapkan hak dan status anak, memudahkan pihak lain
untuk kepentingan-kepentingan tertentu sebagai acuan
atau rujukan bagi pengadilan.