Dokumen tersebut membahas tentang risiko dan ketidakpastian dalam pertanian. Beberapa poin utama yang dibahas adalah definisi risiko dan ketidakpastian, sumber risiko dalam pertanian seperti faktor iklim dan harga, serta strategi yang dapat dilakukan petani untuk menangani risiko seperti diversifikasi usaha dan asuransi.
12. REsiKO KEtidaKPastian
daLaM PERtanian
KELOMPOK 3
- Since 1802
Definisi Risiko (Risk) dan
Sumber Risiko dan
Ketidakpastian (Uncertainty)
Ketidakpastian dalam Pertanian
Macam-Macam Risiko
Perilaku Petani dalam
Menghadapi Risiko
Klasifikasi Risiko
Kemampuan dan Kesediaan
Petani Menanggung Risiko
Konsep Risiko dan
Ketidakpastian dalam Pertanian
Konsep Manajemen Risiko
13. Definisi Risiko (Risk) dan
Ketidakpastian (Uncertainty)
KELOMPOK 3
- Since 1802
Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya
hasil yang berbeda dengan yang diharapkan (risk is the probability of any outcome from
the one expected). Risiko dihubungkan dengan terjadinya akibat yang tak diduga dan
hasil ini disebabkan adanya ketidakpastian. Resiko adalah peluang di mana hasil yang
sesungguhnya bisa berbeda dengan hasil yang diharapkan (Antoni, 2003). Resiko pada
umumnya ialah suatu unsur ketidaktentuan atau kemungkinan kerugian yang tidak
dapat dipisahkan dari setiap kegiatan.
14. Macam- Macam R
isiko
KELOMPOK 3
- Since 1802
Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya,
yaitu:
Risiko Berdasarkan Sifat
1.Risiko spekulatif (spekulatif risk)
2.Risiko murni (pure risk)
Risiko Berdasarkan Dapat Tidaknya Dialihkan
1.Risiko yang dapat dialihkan
2.Risiko yang tidak dapat dialihkan
15. Macam- Macam R
isiko
KELOMPOK 3
- Since 1802
Risiko Berdasarkan Asal Timbulnya
1.Risiko internal
2.Risiko eksternal
Risiko Statis dan dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian berubah
waktu)
1.Risiko statis
2.Risiko dinamis
Risiko Subyektif dan Obyektif
1.Resiko subyektif
2.Resiko obyektif
karena
16. K
lasif ikasi R
isiko
KELOMPOK 3
- Since 1802
Kountur (2008), menyatakan bahwa risiko dapat diklasifikasikan dari sudut pandang
penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan dan
sudut pandang kejadian yang terjadi.
Risiko dari Sudut Pandang Penyebab
Risiko dari Sudut Pandang Akibat
Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas
Risiko dari Sudut Pandang Kejadian
17. K
lasif ikasi R
isiko
KELOMPOK 3
- Since 1802
Dalam bidang agribisnis, ada beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain (Harwood et al
1999) :
Risiko pasar
Risiko produksi
Risiko institusional
Risiko sumberdaya manusia
Risiko finansial
18. KOnsEP RisiKO dan KEtidaKPastian
daLaM PERtanian
KELOMPOK 3
- Since 1802
Resiko dalam produksi pertanian diakibatkan oleh adanya ketergantungan aktivitas pertanian
pada alam yang pengaruh buruk alam telah banyak mempengaruhi total hasil panen pertanian.
Kejadian ini memiliki dampak yang signifikan terhadap usahatani. Sebagai contoh : kondisi
kurang hujan atau hujan terlalu besar, kondisi tanaman-tanaman terserang penyakit dan hama
yang menyebabkan kerusakan, sehingga secara alami pertanian seringkali dianggap sebagai
bagian dari alam. Kondisi pasar yang dihadapi oleh petani juga sering mengandung
ketidakpastian. Ketika harga pasar tinggi petani tidak memiliki produk untuk dijual, sebaliknya
ketika petani berada dalam fase panen mereka menghadapi harga pasar yang rendah. Harga dari
komoditas pertanian sebagain besar tergantung pada kekuatan lain (di luar kontrol petani) yang
tidak bisa dikendalikan oleh petani, sehingga pertanian
dicirikan dengan kondisi yang penuh risiko dan ketidakpastian (Debertin 1986).
19. Risiko adalah suatu kejadian dimana hasil dari kejadian dan peluang terjadinya bisa diketahui
(Debertin 1986). Menurut Ellis (1988) peluang berarti frekwensi yang diharapkan terjadi dari
sebuah kejadian (jumlah seluruh kemungkinannya adalah satu), dengan demikian risiko
merupakan suatu hal yang obyektif dengan asumsi informasi yang tersedia cukup.
Ketidakpastian merupakan suatu kejadian dimana hasil dan peluangnya tidak bisa ditentukan.
Jadi ketidakpastian tidak berkaitan dengan peluang-peluang. Ketidakpastian merupakan diskripsi
karakter dan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh petani, dimana lingkungan tersebut
mengandung beragam ketidakpastian yang direspon oleh petani berdasarkan kepercayaan
subyektif mereka (Ellis 1988).
20. Risiko dalam kegiatan pertanian tergolong unik karena dalam aktivitasnya bergantung pada
kondisi alam seperti iklim dan cuaca, dan lain-lain. Harwood et al (1999) menyatakan bahwa
terdapat beberapa sumber risiko pada kegiatan produksi pertanian antara lain:
Risiko Produksi
Sumber risiko yang berasal dari risiko produksi diantaranya adalah faktor iklim dan cuaca,
seperti curah hujan, temperatur udara, serangan hama dan penyakit, kesalahan sumber daya
manusia, penggunaan teknologi baru secara cepat tanpa adanya penyesuaian sebelumnya yang
menyebabkan gagal panen, rendahnya produktivitas, dan lain-lain.
Risiko Pasar atau Harga
Risiko yang ditimbulkan oleh pasar antara lain kondisi pasar yang cenderung bersifat kompleks
dan dinamis sedangkan proses pada kegiatan produksi pertanian relatif lama, persaingan, inflasi
yang dapat menyebabkan daya beli masyarakat serta permintaan rendah, dan lain-lain..
21. Risiko Kebijakan
Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan antara lain adanya suatu kebijakan tertentu
dan program dari pemerintah yang mempengaruhi sektor pertanian dan dapat
menghambat kemajuan bisnis. Contohnya kebijakan dari pemerintah untuk
memberikan atau mengurangi subsidi dari harga input dan kebijakan tarif ekspor.
Risiko Finansial
Risiko finansial ini dihadapi oleh petani pada saat petani meminjam modal dari
institusi seperti bank. Risiko yang timbul antara lain adanya piutang tak tertagih,
likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha terhambat, putaran barang rendah,
laba yang menurun karena krisis ekonomi dan lain-lain. Risiko ini berkaitan
dengan fluktuasi dari tingkat suku bunga pinjaman (interest rate).
22. suMbER RisiKO dan
KEtidaKPastian daLaM
PERtanian
KELOMPOK 3
- Since 1802
Petani dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikontrol
(internal) maupun faktor-faktor di luar kontrol petani (eksternal), menyebabkan petani
dihadapkan pada risiko atau ketidak pastian usaha. Sebagai akibat dari struktur pertanian
yang ada di negara-negara berkembang, risiko usahatani lebih banyak terkonsentrasi di
pihak individu petani kecil (Barry, 1984). Secara empiris petani secara individu sulit
melakukan konsolidasi kelembagaan dan aksi kolektif dalam pemasaran hasil
menempatkan petani sebagai penerima harga (price taker). Kombinasi dari berbagai faktor
yang mengandung risiko produksi dan ketidakpastian ini menempatkan petani pada posisi
sulit untuk memperbaiki tingkat efisiensi dan kesejahteraannya (Zavaleta et al., 1984).
23. PERiLaKu PEtani
daLaM MEnghadaPi RisiKO
KELOMPOK 3
- Since 1802
Petani kecil (peasant) adalah orang yang berkedudukan atau bertempat tinggal di
pedesaan (Wolf, 1985). Selanjutnya, Reifeld (1982) memberikan definisi yang lebih lengkap
yaitu orang-orang desa yang mengendalikan dan mengolah tanah untuk menyambung
hidupnya, dengan satu sistem ekonomi yang menggunakan teknologi, ketrampilan, sistem
pembagian kerja secara sederhana, hubungan dengan pasar yang sangat terbatas, alat
produksi dikuasai dan diorganisasikan secara non-kapitalistik, dan skala produksi yang
kecil. Petani kecil identik dengan usahatani berskala rumah tangga dan belum mengarah
ke usaha komersial, dan tidak berani mengambil risiko produksi (Scott, 1993).
24. Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Popkin (1986) mengemukakan meskipun
- Since 1802
petani kecil adalah miskin, akan tetapi masih dijumpai petani yang mempunyai kapasitas
dan kemudian melakukan tindakan-tindakan investasi yang berisiko. Pendapat ini akan
mendapat pembuktian empiris untuk usahatani komoditas pertanian yang tergolong
komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Ellis (1988) dalam bukunya “Peasant Economics” menyatakan bahwa perilaku petani
dalam menghadapi risiko produksi dikategorikan menjadi tiga, yaitu menolak risiko ( risk
averse), netral risiko (risk neutral), dan mengambil risiko (risk taker).
25. KEMaMPuan dan KEsEdiaan PEtani
untuK MEnanggung RisiKO
KELOMPOK 3
- Since 1802
Cadangan keuangan memainkan peran besar dalam menentukan kemampuan operasional
dalam menanggung resiko. Petanian dengan jumlah modal ekuitas yang besar dapat
menahan kerugian yang lebih besar sebelum mereka menjadi bangkrut. Pertanian, dengan
nilai utang yang tinggi relatif terhadap aset, bisa dengan cepat menurunkan ekuitas,
karena volume produksinya relatif tinggi untuk modal mereka. Pertanian ini juga lebih
rentan terhadap risiko keuangan seperti suku bunga yang meningkat. Aliran kas juga
mempengaruhi kemampuan menanggung risiko. Petani yang memiliki lebih banyak aset
dalam bentuk cair, seperti rekening tabungan atau gandum dan peternakan, memiliki
pekerjaan di luar pertanian, atau dapat bergantung pada keluarga teman-teman
untuk membantu mereka dalam keadaan darurat keuangan juga memiliki
kemampuan menanggung risiko lebih besar.
26. KOnsEP ManajEMEn RisiKO
KELOMPOK 3
- Since 1802
Menurut Darmawi (1997), manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan
untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengambilan
keputusan. Secara khusus manajemen risiko diartikan sebagai pengelolaan variabilitas
pendapatan oleh seorang manajer dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian
yang diakibatkan oleh keputusan yang diambilnya dalam menggarap situasi yang tidak
pasti. Pemahaman manajemen risiko yang baik akan dapat mengurangi kerugian. Dengan
kata lain, akan dapat menambah tingkat keyakinan bagi pembuat keputusan dalam
mengurangi risiko kerugian.
27. Menurut Lam (2007), manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai pengelolaan
- Since 1802
keseluruhan risiko yang dihadapi perusahaan, dimana dapat mengurangi potensi risiko
yang bersifat merugikan dan terkait dengan upaya untuk meningkatkan peluang
keberhasilan sehingga perusahaan dapat mengoptimalisasikan profit. Manajemen risiko
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengolahan serta koordinasi
dalam pengelolaan setiap risiko yang ada. Dengan adanya manajemen risiko maka akan
mengurangi risiko yang ada dalam perusahaan. Manajemen risiko juga dapat dilakukan
dengan adanya kesadaran akan risiko yakni dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
risiko yang ada, mengukur risiko, memikirkan mengenai konsekuensi risiko-risiko yang
ada sehingga dapat dicari penanganannya.
28. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini.
Identifikasi risiko
Since dihadap
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja -yang1802
oleh suatu organisasi. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan
menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
Evaluasi dan pengukuran risiko
Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika
kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah
dikendalikan. Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut.
Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu
kejadian jelek terjadi.
29. Pengelolaan risiko
Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konseskuensi yang diterima bisa cukup
serius, misal kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti
- Since 1802
penghndaran,
ditahan
(rentention),
diversifikasi,
transfer
risiko
(asuransi),
pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan risiko (risk financing). Petani dapat
melakukan beberapa strategi untuk menangani risiko yang dihadapi serta
meminimalisir kerugian usahataninya. Menurut Harwood et al (1999), beberapa
strategi yang dapat dilakukan antara lain :
Diversifikasi usaha (enterprise diversification)
Integrasi vertikal (vertical integration)
Kontrak produksi (production contract)
Kontrak pemasaran (marketing contract)
Perlindungan nilai (hedging)
Asuransi pertanian (insurance)