SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  31
KELOMPOK 3
- Since 1802

AffiriyAni
LArusi
siti HAdijAH
tHE PrEsEntAtiOn
8
7
6
5
4
3
START
REsiKO KEtidaKPastian
daLaM PERtanian
KELOMPOK 3

- Since 1802

Definisi Risiko (Risk) dan

Sumber Risiko dan

Ketidakpastian (Uncertainty)

Ketidakpastian dalam Pertanian

Macam-Macam Risiko

Perilaku Petani dalam
Menghadapi Risiko

Klasifikasi Risiko

Kemampuan dan Kesediaan
Petani Menanggung Risiko

Konsep Risiko dan
Ketidakpastian dalam Pertanian

Konsep Manajemen Risiko
Definisi Risiko (Risk) dan
Ketidakpastian (Uncertainty)
KELOMPOK 3

- Since 1802

Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya
hasil yang berbeda dengan yang diharapkan (risk is the probability of any outcome from
the one expected). Risiko dihubungkan dengan terjadinya akibat yang tak diduga dan
hasil ini disebabkan adanya ketidakpastian. Resiko adalah peluang di mana hasil yang
sesungguhnya bisa berbeda dengan hasil yang diharapkan (Antoni, 2003). Resiko pada
umumnya ialah suatu unsur ketidaktentuan atau kemungkinan kerugian yang tidak
dapat dipisahkan dari setiap kegiatan.
Macam- Macam R
isiko
KELOMPOK 3

- Since 1802

Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya,
yaitu:
Risiko Berdasarkan Sifat
1.Risiko spekulatif (spekulatif risk)
2.Risiko murni (pure risk)
Risiko Berdasarkan Dapat Tidaknya Dialihkan
1.Risiko yang dapat dialihkan
2.Risiko yang tidak dapat dialihkan
Macam- Macam R
isiko
KELOMPOK 3

- Since 1802

Risiko Berdasarkan Asal Timbulnya
1.Risiko internal
2.Risiko eksternal
Risiko Statis dan dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian berubah
waktu)
1.Risiko statis
2.Risiko dinamis
Risiko Subyektif dan Obyektif
1.Resiko subyektif
2.Resiko obyektif

karena
K
lasif ikasi R
isiko
KELOMPOK 3

- Since 1802

Kountur (2008), menyatakan bahwa risiko dapat diklasifikasikan dari sudut pandang
penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan dan
sudut pandang kejadian yang terjadi.
Risiko dari Sudut Pandang Penyebab
Risiko dari Sudut Pandang Akibat
Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas
Risiko dari Sudut Pandang Kejadian
K
lasif ikasi R
isiko
KELOMPOK 3

- Since 1802

Dalam bidang agribisnis, ada beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain (Harwood et al
1999) :
Risiko pasar
Risiko produksi
Risiko institusional
Risiko sumberdaya manusia
Risiko finansial
KOnsEP RisiKO dan KEtidaKPastian
daLaM PERtanian
KELOMPOK 3

- Since 1802

Resiko dalam produksi pertanian diakibatkan oleh adanya ketergantungan aktivitas pertanian
pada alam yang pengaruh buruk alam telah banyak mempengaruhi total hasil panen pertanian.
Kejadian ini memiliki dampak yang signifikan terhadap usahatani. Sebagai contoh : kondisi
kurang hujan atau hujan terlalu besar, kondisi tanaman-tanaman terserang penyakit dan hama
yang menyebabkan kerusakan, sehingga secara alami pertanian seringkali dianggap sebagai
bagian dari alam. Kondisi pasar yang dihadapi oleh petani juga sering mengandung
ketidakpastian. Ketika harga pasar tinggi petani tidak memiliki produk untuk dijual, sebaliknya
ketika petani berada dalam fase panen mereka menghadapi harga pasar yang rendah. Harga dari
komoditas pertanian sebagain besar tergantung pada kekuatan lain (di luar kontrol petani) yang
tidak bisa dikendalikan oleh petani, sehingga pertanian
dicirikan dengan kondisi yang penuh risiko dan ketidakpastian (Debertin 1986).
Risiko adalah suatu kejadian dimana hasil dari kejadian dan peluang terjadinya bisa diketahui
(Debertin 1986). Menurut Ellis (1988) peluang berarti frekwensi yang diharapkan terjadi dari
sebuah kejadian (jumlah seluruh kemungkinannya adalah satu), dengan demikian risiko
merupakan suatu hal yang obyektif dengan asumsi informasi yang tersedia cukup.
Ketidakpastian merupakan suatu kejadian dimana hasil dan peluangnya tidak bisa ditentukan.
Jadi ketidakpastian tidak berkaitan dengan peluang-peluang. Ketidakpastian merupakan diskripsi
karakter dan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh petani, dimana lingkungan tersebut
mengandung beragam ketidakpastian yang direspon oleh petani berdasarkan kepercayaan
subyektif mereka (Ellis 1988).
Risiko dalam kegiatan pertanian tergolong unik karena dalam aktivitasnya bergantung pada
kondisi alam seperti iklim dan cuaca, dan lain-lain. Harwood et al (1999) menyatakan bahwa
terdapat beberapa sumber risiko pada kegiatan produksi pertanian antara lain:
Risiko Produksi
Sumber risiko yang berasal dari risiko produksi diantaranya adalah faktor iklim dan cuaca,
seperti curah hujan, temperatur udara, serangan hama dan penyakit, kesalahan sumber daya
manusia, penggunaan teknologi baru secara cepat tanpa adanya penyesuaian sebelumnya yang
menyebabkan gagal panen, rendahnya produktivitas, dan lain-lain.
Risiko Pasar atau Harga
Risiko yang ditimbulkan oleh pasar antara lain kondisi pasar yang cenderung bersifat kompleks
dan dinamis sedangkan proses pada kegiatan produksi pertanian relatif lama, persaingan, inflasi
yang dapat menyebabkan daya beli masyarakat serta permintaan rendah, dan lain-lain..
Risiko Kebijakan
Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan antara lain adanya suatu kebijakan tertentu
dan program dari pemerintah yang mempengaruhi sektor pertanian dan dapat
menghambat kemajuan bisnis. Contohnya kebijakan dari pemerintah untuk
memberikan atau mengurangi subsidi dari harga input dan kebijakan tarif ekspor.
Risiko Finansial
Risiko finansial ini dihadapi oleh petani pada saat petani meminjam modal dari
institusi seperti bank. Risiko yang timbul antara lain adanya piutang tak tertagih,
likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha terhambat, putaran barang rendah,
laba yang menurun karena krisis ekonomi dan lain-lain. Risiko ini berkaitan
dengan fluktuasi dari tingkat suku bunga pinjaman (interest rate).
suMbER RisiKO dan
KEtidaKPastian daLaM
PERtanian
KELOMPOK 3

- Since 1802

Petani dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikontrol
(internal) maupun faktor-faktor di luar kontrol petani (eksternal), menyebabkan petani
dihadapkan pada risiko atau ketidak pastian usaha. Sebagai akibat dari struktur pertanian
yang ada di negara-negara berkembang, risiko usahatani lebih banyak terkonsentrasi di
pihak individu petani kecil (Barry, 1984). Secara empiris petani secara individu sulit
melakukan konsolidasi kelembagaan dan aksi kolektif dalam pemasaran hasil
menempatkan petani sebagai penerima harga (price taker). Kombinasi dari berbagai faktor
yang mengandung risiko produksi dan ketidakpastian ini menempatkan petani pada posisi
sulit untuk memperbaiki tingkat efisiensi dan kesejahteraannya (Zavaleta et al., 1984).
PERiLaKu PEtani
daLaM MEnghadaPi RisiKO
KELOMPOK 3

- Since 1802

Petani kecil (peasant) adalah orang yang berkedudukan atau bertempat tinggal di
pedesaan (Wolf, 1985). Selanjutnya, Reifeld (1982) memberikan definisi yang lebih lengkap
yaitu orang-orang desa yang mengendalikan dan mengolah tanah untuk menyambung
hidupnya, dengan satu sistem ekonomi yang menggunakan teknologi, ketrampilan, sistem
pembagian kerja secara sederhana, hubungan dengan pasar yang sangat terbatas, alat
produksi dikuasai dan diorganisasikan secara non-kapitalistik, dan skala produksi yang
kecil. Petani kecil identik dengan usahatani berskala rumah tangga dan belum mengarah
ke usaha komersial, dan tidak berani mengambil risiko produksi (Scott, 1993).
Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Popkin (1986) mengemukakan meskipun
- Since 1802

petani kecil adalah miskin, akan tetapi masih dijumpai petani yang mempunyai kapasitas
dan kemudian melakukan tindakan-tindakan investasi yang berisiko. Pendapat ini akan
mendapat pembuktian empiris untuk usahatani komoditas pertanian yang tergolong
komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Ellis (1988) dalam bukunya “Peasant Economics” menyatakan bahwa perilaku petani
dalam menghadapi risiko produksi dikategorikan menjadi tiga, yaitu menolak risiko ( risk

averse), netral risiko (risk neutral), dan mengambil risiko (risk taker).
KEMaMPuan dan KEsEdiaan PEtani
untuK MEnanggung RisiKO
KELOMPOK 3

- Since 1802

Cadangan keuangan memainkan peran besar dalam menentukan kemampuan operasional
dalam menanggung resiko. Petanian dengan jumlah modal ekuitas yang besar dapat
menahan kerugian yang lebih besar sebelum mereka menjadi bangkrut. Pertanian, dengan
nilai utang yang tinggi relatif terhadap aset, bisa dengan cepat menurunkan ekuitas,
karena volume produksinya relatif tinggi untuk modal mereka. Pertanian ini juga lebih
rentan terhadap risiko keuangan seperti suku bunga yang meningkat. Aliran kas juga
mempengaruhi kemampuan menanggung risiko. Petani yang memiliki lebih banyak aset
dalam bentuk cair, seperti rekening tabungan atau gandum dan peternakan, memiliki
pekerjaan di luar pertanian, atau dapat bergantung pada keluarga teman-teman
untuk membantu mereka dalam keadaan darurat keuangan juga memiliki
kemampuan menanggung risiko lebih besar.
KOnsEP ManajEMEn RisiKO
KELOMPOK 3

- Since 1802

Menurut Darmawi (1997), manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan
untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengambilan
keputusan. Secara khusus manajemen risiko diartikan sebagai pengelolaan variabilitas
pendapatan oleh seorang manajer dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian
yang diakibatkan oleh keputusan yang diambilnya dalam menggarap situasi yang tidak
pasti. Pemahaman manajemen risiko yang baik akan dapat mengurangi kerugian. Dengan
kata lain, akan dapat menambah tingkat keyakinan bagi pembuat keputusan dalam
mengurangi risiko kerugian.
Menurut Lam (2007), manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai pengelolaan
- Since 1802

keseluruhan risiko yang dihadapi perusahaan, dimana dapat mengurangi potensi risiko
yang bersifat merugikan dan terkait dengan upaya untuk meningkatkan peluang
keberhasilan sehingga perusahaan dapat mengoptimalisasikan profit. Manajemen risiko
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengolahan serta koordinasi
dalam pengelolaan setiap risiko yang ada. Dengan adanya manajemen risiko maka akan
mengurangi risiko yang ada dalam perusahaan. Manajemen risiko juga dapat dilakukan
dengan adanya kesadaran akan risiko yakni dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
risiko yang ada, mengukur risiko, memikirkan mengenai konsekuensi risiko-risiko yang
ada sehingga dapat dicari penanganannya.
Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini.
Identifikasi risiko
Since dihadap
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja -yang1802

oleh suatu organisasi. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan
menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
Evaluasi dan pengukuran risiko
Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika
kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah
dikendalikan. Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut.
Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu
kejadian jelek terjadi.
Pengelolaan risiko
Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konseskuensi yang diterima bisa cukup
serius, misal kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti
- Since 1802

penghndaran,

ditahan

(rentention),

diversifikasi,

transfer

risiko

(asuransi),

pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan risiko (risk financing). Petani dapat
melakukan beberapa strategi untuk menangani risiko yang dihadapi serta
meminimalisir kerugian usahataninya. Menurut Harwood et al (1999), beberapa
strategi yang dapat dilakukan antara lain :
Diversifikasi usaha (enterprise diversification)
Integrasi vertikal (vertical integration)
Kontrak produksi (production contract)
Kontrak pemasaran (marketing contract)
Perlindungan nilai (hedging)
Asuransi pertanian (insurance)
Pembiayaan kel 3
Pembiayaan kel 3

Contenu connexe

Similaire à Pembiayaan kel 3

Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Tata Naipospos
 
Kelompok1 riskmanajemen.pptxhahjiajsbsbj
Kelompok1 riskmanajemen.pptxhahjiajsbsbjKelompok1 riskmanajemen.pptxhahjiajsbsbj
Kelompok1 riskmanajemen.pptxhahjiajsbsbj
ezanmodra
 

Similaire à Pembiayaan kel 3 (20)

12phtpadisawah
12phtpadisawah12phtpadisawah
12phtpadisawah
 
Presentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanianPresentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanian
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Man risk ospm
Man risk ospm Man risk ospm
Man risk ospm
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor Pertanian
 
SUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANG
SUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANGSUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANG
SUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANG
 
Laporan Stula
Laporan StulaLaporan Stula
Laporan Stula
 
Materi perkuliahan dpt2015 edit
Materi perkuliahan dpt2015 editMateri perkuliahan dpt2015 edit
Materi perkuliahan dpt2015 edit
 
Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012
 
Manajemen Risiko 01
Manajemen Risiko 01Manajemen Risiko 01
Manajemen Risiko 01
 
01-RISK and Ketidapastian.pptx
01-RISK and Ketidapastian.pptx01-RISK and Ketidapastian.pptx
01-RISK and Ketidapastian.pptx
 
Ekspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianEkspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor Pertanian
 
01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx
01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx
01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx
 
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahantantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
 
Kelompok1 riskmanajemen.pptxhahjiajsbsbj
Kelompok1 riskmanajemen.pptxhahjiajsbsbjKelompok1 riskmanajemen.pptxhahjiajsbsbj
Kelompok1 riskmanajemen.pptxhahjiajsbsbj
 
Pemanfaatan data cuaca untuk kegiatan pertanian fixxxxxxxxxxx
Pemanfaatan data cuaca untuk kegiatan pertanian fixxxxxxxxxxxPemanfaatan data cuaca untuk kegiatan pertanian fixxxxxxxxxxx
Pemanfaatan data cuaca untuk kegiatan pertanian fixxxxxxxxxxx
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
ekonomi sumberdaya manusia dan alam. dalam hal ekonomi pertanian
ekonomi sumberdaya manusia dan alam. dalam hal ekonomi pertanianekonomi sumberdaya manusia dan alam. dalam hal ekonomi pertanian
ekonomi sumberdaya manusia dan alam. dalam hal ekonomi pertanian
 
dampak-pandemi-covid-19.pdf
dampak-pandemi-covid-19.pdfdampak-pandemi-covid-19.pdf
dampak-pandemi-covid-19.pdf
 
KEWIRAUSAHAAN BAB RESIKO
KEWIRAUSAHAAN BAB RESIKOKEWIRAUSAHAAN BAB RESIKO
KEWIRAUSAHAAN BAB RESIKO
 

Pembiayaan kel 3

  • 1. KELOMPOK 3 - Since 1802 AffiriyAni LArusi siti HAdijAH
  • 3. 8
  • 4. 7
  • 5. 6
  • 6. 5
  • 7. 4
  • 8. 3
  • 9.
  • 10.
  • 11. START
  • 12. REsiKO KEtidaKPastian daLaM PERtanian KELOMPOK 3 - Since 1802 Definisi Risiko (Risk) dan Sumber Risiko dan Ketidakpastian (Uncertainty) Ketidakpastian dalam Pertanian Macam-Macam Risiko Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko Klasifikasi Risiko Kemampuan dan Kesediaan Petani Menanggung Risiko Konsep Risiko dan Ketidakpastian dalam Pertanian Konsep Manajemen Risiko
  • 13. Definisi Risiko (Risk) dan Ketidakpastian (Uncertainty) KELOMPOK 3 - Since 1802 Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang berbeda dengan yang diharapkan (risk is the probability of any outcome from the one expected). Risiko dihubungkan dengan terjadinya akibat yang tak diduga dan hasil ini disebabkan adanya ketidakpastian. Resiko adalah peluang di mana hasil yang sesungguhnya bisa berbeda dengan hasil yang diharapkan (Antoni, 2003). Resiko pada umumnya ialah suatu unsur ketidaktentuan atau kemungkinan kerugian yang tidak dapat dipisahkan dari setiap kegiatan.
  • 14. Macam- Macam R isiko KELOMPOK 3 - Since 1802 Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu: Risiko Berdasarkan Sifat 1.Risiko spekulatif (spekulatif risk) 2.Risiko murni (pure risk) Risiko Berdasarkan Dapat Tidaknya Dialihkan 1.Risiko yang dapat dialihkan 2.Risiko yang tidak dapat dialihkan
  • 15. Macam- Macam R isiko KELOMPOK 3 - Since 1802 Risiko Berdasarkan Asal Timbulnya 1.Risiko internal 2.Risiko eksternal Risiko Statis dan dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian berubah waktu) 1.Risiko statis 2.Risiko dinamis Risiko Subyektif dan Obyektif 1.Resiko subyektif 2.Resiko obyektif karena
  • 16. K lasif ikasi R isiko KELOMPOK 3 - Since 1802 Kountur (2008), menyatakan bahwa risiko dapat diklasifikasikan dari sudut pandang penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan dan sudut pandang kejadian yang terjadi. Risiko dari Sudut Pandang Penyebab Risiko dari Sudut Pandang Akibat Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas Risiko dari Sudut Pandang Kejadian
  • 17. K lasif ikasi R isiko KELOMPOK 3 - Since 1802 Dalam bidang agribisnis, ada beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain (Harwood et al 1999) : Risiko pasar Risiko produksi Risiko institusional Risiko sumberdaya manusia Risiko finansial
  • 18. KOnsEP RisiKO dan KEtidaKPastian daLaM PERtanian KELOMPOK 3 - Since 1802 Resiko dalam produksi pertanian diakibatkan oleh adanya ketergantungan aktivitas pertanian pada alam yang pengaruh buruk alam telah banyak mempengaruhi total hasil panen pertanian. Kejadian ini memiliki dampak yang signifikan terhadap usahatani. Sebagai contoh : kondisi kurang hujan atau hujan terlalu besar, kondisi tanaman-tanaman terserang penyakit dan hama yang menyebabkan kerusakan, sehingga secara alami pertanian seringkali dianggap sebagai bagian dari alam. Kondisi pasar yang dihadapi oleh petani juga sering mengandung ketidakpastian. Ketika harga pasar tinggi petani tidak memiliki produk untuk dijual, sebaliknya ketika petani berada dalam fase panen mereka menghadapi harga pasar yang rendah. Harga dari komoditas pertanian sebagain besar tergantung pada kekuatan lain (di luar kontrol petani) yang tidak bisa dikendalikan oleh petani, sehingga pertanian dicirikan dengan kondisi yang penuh risiko dan ketidakpastian (Debertin 1986).
  • 19. Risiko adalah suatu kejadian dimana hasil dari kejadian dan peluang terjadinya bisa diketahui (Debertin 1986). Menurut Ellis (1988) peluang berarti frekwensi yang diharapkan terjadi dari sebuah kejadian (jumlah seluruh kemungkinannya adalah satu), dengan demikian risiko merupakan suatu hal yang obyektif dengan asumsi informasi yang tersedia cukup. Ketidakpastian merupakan suatu kejadian dimana hasil dan peluangnya tidak bisa ditentukan. Jadi ketidakpastian tidak berkaitan dengan peluang-peluang. Ketidakpastian merupakan diskripsi karakter dan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh petani, dimana lingkungan tersebut mengandung beragam ketidakpastian yang direspon oleh petani berdasarkan kepercayaan subyektif mereka (Ellis 1988).
  • 20. Risiko dalam kegiatan pertanian tergolong unik karena dalam aktivitasnya bergantung pada kondisi alam seperti iklim dan cuaca, dan lain-lain. Harwood et al (1999) menyatakan bahwa terdapat beberapa sumber risiko pada kegiatan produksi pertanian antara lain: Risiko Produksi Sumber risiko yang berasal dari risiko produksi diantaranya adalah faktor iklim dan cuaca, seperti curah hujan, temperatur udara, serangan hama dan penyakit, kesalahan sumber daya manusia, penggunaan teknologi baru secara cepat tanpa adanya penyesuaian sebelumnya yang menyebabkan gagal panen, rendahnya produktivitas, dan lain-lain. Risiko Pasar atau Harga Risiko yang ditimbulkan oleh pasar antara lain kondisi pasar yang cenderung bersifat kompleks dan dinamis sedangkan proses pada kegiatan produksi pertanian relatif lama, persaingan, inflasi yang dapat menyebabkan daya beli masyarakat serta permintaan rendah, dan lain-lain..
  • 21. Risiko Kebijakan Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan antara lain adanya suatu kebijakan tertentu dan program dari pemerintah yang mempengaruhi sektor pertanian dan dapat menghambat kemajuan bisnis. Contohnya kebijakan dari pemerintah untuk memberikan atau mengurangi subsidi dari harga input dan kebijakan tarif ekspor. Risiko Finansial Risiko finansial ini dihadapi oleh petani pada saat petani meminjam modal dari institusi seperti bank. Risiko yang timbul antara lain adanya piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha terhambat, putaran barang rendah, laba yang menurun karena krisis ekonomi dan lain-lain. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi dari tingkat suku bunga pinjaman (interest rate).
  • 22. suMbER RisiKO dan KEtidaKPastian daLaM PERtanian KELOMPOK 3 - Since 1802 Petani dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikontrol (internal) maupun faktor-faktor di luar kontrol petani (eksternal), menyebabkan petani dihadapkan pada risiko atau ketidak pastian usaha. Sebagai akibat dari struktur pertanian yang ada di negara-negara berkembang, risiko usahatani lebih banyak terkonsentrasi di pihak individu petani kecil (Barry, 1984). Secara empiris petani secara individu sulit melakukan konsolidasi kelembagaan dan aksi kolektif dalam pemasaran hasil menempatkan petani sebagai penerima harga (price taker). Kombinasi dari berbagai faktor yang mengandung risiko produksi dan ketidakpastian ini menempatkan petani pada posisi sulit untuk memperbaiki tingkat efisiensi dan kesejahteraannya (Zavaleta et al., 1984).
  • 23. PERiLaKu PEtani daLaM MEnghadaPi RisiKO KELOMPOK 3 - Since 1802 Petani kecil (peasant) adalah orang yang berkedudukan atau bertempat tinggal di pedesaan (Wolf, 1985). Selanjutnya, Reifeld (1982) memberikan definisi yang lebih lengkap yaitu orang-orang desa yang mengendalikan dan mengolah tanah untuk menyambung hidupnya, dengan satu sistem ekonomi yang menggunakan teknologi, ketrampilan, sistem pembagian kerja secara sederhana, hubungan dengan pasar yang sangat terbatas, alat produksi dikuasai dan diorganisasikan secara non-kapitalistik, dan skala produksi yang kecil. Petani kecil identik dengan usahatani berskala rumah tangga dan belum mengarah ke usaha komersial, dan tidak berani mengambil risiko produksi (Scott, 1993).
  • 24. Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Popkin (1986) mengemukakan meskipun - Since 1802 petani kecil adalah miskin, akan tetapi masih dijumpai petani yang mempunyai kapasitas dan kemudian melakukan tindakan-tindakan investasi yang berisiko. Pendapat ini akan mendapat pembuktian empiris untuk usahatani komoditas pertanian yang tergolong komoditas bernilai ekonomi tinggi. Ellis (1988) dalam bukunya “Peasant Economics” menyatakan bahwa perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi dikategorikan menjadi tiga, yaitu menolak risiko ( risk averse), netral risiko (risk neutral), dan mengambil risiko (risk taker).
  • 25. KEMaMPuan dan KEsEdiaan PEtani untuK MEnanggung RisiKO KELOMPOK 3 - Since 1802 Cadangan keuangan memainkan peran besar dalam menentukan kemampuan operasional dalam menanggung resiko. Petanian dengan jumlah modal ekuitas yang besar dapat menahan kerugian yang lebih besar sebelum mereka menjadi bangkrut. Pertanian, dengan nilai utang yang tinggi relatif terhadap aset, bisa dengan cepat menurunkan ekuitas, karena volume produksinya relatif tinggi untuk modal mereka. Pertanian ini juga lebih rentan terhadap risiko keuangan seperti suku bunga yang meningkat. Aliran kas juga mempengaruhi kemampuan menanggung risiko. Petani yang memiliki lebih banyak aset dalam bentuk cair, seperti rekening tabungan atau gandum dan peternakan, memiliki pekerjaan di luar pertanian, atau dapat bergantung pada keluarga teman-teman untuk membantu mereka dalam keadaan darurat keuangan juga memiliki kemampuan menanggung risiko lebih besar.
  • 26. KOnsEP ManajEMEn RisiKO KELOMPOK 3 - Since 1802 Menurut Darmawi (1997), manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan. Secara khusus manajemen risiko diartikan sebagai pengelolaan variabilitas pendapatan oleh seorang manajer dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambilnya dalam menggarap situasi yang tidak pasti. Pemahaman manajemen risiko yang baik akan dapat mengurangi kerugian. Dengan kata lain, akan dapat menambah tingkat keyakinan bagi pembuat keputusan dalam mengurangi risiko kerugian.
  • 27. Menurut Lam (2007), manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai pengelolaan - Since 1802 keseluruhan risiko yang dihadapi perusahaan, dimana dapat mengurangi potensi risiko yang bersifat merugikan dan terkait dengan upaya untuk meningkatkan peluang keberhasilan sehingga perusahaan dapat mengoptimalisasikan profit. Manajemen risiko meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengolahan serta koordinasi dalam pengelolaan setiap risiko yang ada. Dengan adanya manajemen risiko maka akan mengurangi risiko yang ada dalam perusahaan. Manajemen risiko juga dapat dilakukan dengan adanya kesadaran akan risiko yakni dapat dilakukan dengan mengidentifikasi risiko yang ada, mengukur risiko, memikirkan mengenai konsekuensi risiko-risiko yang ada sehingga dapat dicari penanganannya.
  • 28. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini. Identifikasi risiko Since dihadap Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja -yang1802 oleh suatu organisasi. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Evaluasi dan pengukuran risiko Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi.
  • 29. Pengelolaan risiko Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konseskuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti - Since 1802 penghndaran, ditahan (rentention), diversifikasi, transfer risiko (asuransi), pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan risiko (risk financing). Petani dapat melakukan beberapa strategi untuk menangani risiko yang dihadapi serta meminimalisir kerugian usahataninya. Menurut Harwood et al (1999), beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain : Diversifikasi usaha (enterprise diversification) Integrasi vertikal (vertical integration) Kontrak produksi (production contract) Kontrak pemasaran (marketing contract) Perlindungan nilai (hedging) Asuransi pertanian (insurance)