SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Télécharger pour lire hors ligne
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
                                REPUBLIK INDONESIA


                               KEPUTUSAN
                KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
                           REPUBLIK INDONESIA
                         NOMOR : PO.01.01.31.03660

                                     TENTANG

   PENGATURAN KHUSUS PENYALURAN DAN PENYERAHAN BUPRENORFIN

  KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang   :      a.    bahwa penyediaan Buprenorfin diperlukan            dalam   terapi
                         detoksifikasi dan rumatan ketergantungan opioid;

                   b.    bahwa Buprenorfin dapat disalahgunakan dan digunakan secara
                         salah;

                   c.    bahwa Buprenorfin mempunyai efek psikotropika yang berpotensi
                         menimbulkan resiko ketergantungan;

                   d.    bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, dipandang
                         perlu ditetapkan pengaturan khusus penyaluran dan penyerahan
                         Buprenorfin dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
                         dan Makanan;.

Mengingat   :      1.    Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
                         (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
                         Negara No. 3495);

                   2.    Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
                         (Lembaran Negara Tahun 1997 No. 10, Tambahan Lembaran
                         Negara No. 3671);

                   3.    Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
                         Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
                         Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah
                         terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002;

                   4.    Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
                         Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non
                         Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
                         Presiden Nomor 5 Tahun 2002;

                  5.     Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 688/MENKES/PER/1997
                         tentang Peredaran Psikotropika;

                   6.    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/ MENKES /PER/ VI /
                         2000 tentang Registrasi Obat Jadi;

                   7.    Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
                         HK.00.05.3.00914 Tahun 2002 tentang Pemasukan Obat Jalur
                         Khusus;
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
                                  REPUBLIK INDONESIA

Memperhatikan    :   1.    Keputusan    Komite    Nasional  Penilai Obat    Jadi  No.
                           PO.01.01.3.311.1071 tanggal 11 September 2001 tentang Hasil
                           Evaluasi Khasiat dan Keamanan KOMNAS POJ ;

                     2.    Hasil evaluasi khasiat dan keamanan Komisi Nasional Penilai
                           Obat Jadi adalah menerima peredaran Buprenorfin di Indonesia
                           dengan persyaratan;


                                    MEMUTUSKAN:

Menetapkan   :       KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
                     TENTANG    PENGATURAN    KHUSUS   PENYALURAN     DAN
                     PENYERAHAN BUPRENORFIN.


                                       BAB 1
                                  KETENTUAN UMUM

                                        Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :

(1)   Buprenorfin adalah psikotropika berupa obat jadi yang termasuk jenis Psikotropika
      Golongan Ill sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) Undang-
      undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

(2)   Rumah Sakit adalah rumah sakit atau klinik psikiatri yang menangani ketergantungan
      opioid.


                                       BAB II
                                    PENYALURAN

                                        Pasal 2

(1)   Penyaluran dan penyerahan Buprenorfin harus sesuai dengan ketentuan Undang-
      undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.

(2)   Selain harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
      penyaluran dan penyerahan Buprenorfin harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
      dalam keputusan ini.

                                        Pasal 3

(1)   Penyaluran Buprenorfin hanya dapat dilakukan oleh pabrik farmasi atau pedagang besar
      farmasi yang mengimpor kepada pedagang besar farmasi yang ditunjuk atau langsung
      ke rumah sakit.

(2)   Pedagang besar farmasi yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
      pedagang besar farmasi yang ditunjuk oleh pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi
      yang mengimpor dengan surat penunjukan yang ditembuskan kepada Badan Pengawas
      Obat dan Makanan.

(3)   Penyaluran Buprenorfin dari pedagang besar farmasi yang ditunjuk sebagaimana
      dimaksud pada ayat (2) harus langsung ke rumah sakit.
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
                                 REPUBLIK INDONESIA

                                         Pasal 4

Penyaluran Buprenorfin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 hanya dapat dilakukan
berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani oleh :

a.    apoteker pada apotek di rumah sakit.

b.    dokter penanggung jawab rumah sakit yang tidak memiliki apotek.


                                        BAB Ill
                                     PENYERAHAN


                                         Pasal 5

(1)   Penyerahan Buprenorfin hanya dapat dilakukan oleh rumah sakit kepada dokter yang
      meresepkan Buprenorfin.

(2)   Dokter yang meresepkan Buprenorfin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
      dokter yang telah mendapat pelatihan tentang Buprenorfin yang dilaksanakan oleh
      profesi terkait.

(3)   Buprenorfin harus diberikan langsung oleh dokter atau di bawah supervisi dokter kepada
      pasien untuk diminum langsung dan tidak diperbolehkan untuk dibawa pulang.


                                        BAB IV
                                      PELAPORAN


                                         Pasal 6

Pabrik atau pedagang besar farmasi pengimpor atau pedagang besar farmasi yang ditunjuk
wajib melaporkan pengadaan dan peredaran Buprenorfin kepada Badan Pengawas Obat dan
Makanan setiap bulan dengan contoh Form I.

                                         Pasal 7

(1)   Dokler wajib membuat catatan medik pasien yang menggunakan Buprenorfin.

(2)   Apoteker pada apotek di rumah sakit atau dokter penanggung jawab rumah sakit
      sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 wajib membuat catatan penerimaan dan
      penggunaan Buprenorfin serta melaporkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan
      dan tembusan ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan dan Dinas Kesehatan Tk. I
      setiap bulan, dengan contoh Form II.


                                        BAB V
                                       SANKSI

                                         Pasal 8

Selain dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, pelanggaran terhadap ketentuan dalam keputusan ini dapat dikenai sanksi
administratif berupa :
a.     Peringatan tertulis.
b.     Pembekuan izin edar.
c.     Pembatalan izin edar.
d.     Sanksi administratif lain sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
                                   REPUBLIK INDONESIA


                                         BAB VI
                                   KETENTUAN PENUTUP

                                            Pasal 9

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


                                    Ditetapkan di : JAKARTA
                                    Pada tanggal : 2 Desember 2002
                                    ____________________________

                                    Badan Pengawas Obat dan Makanan
                                              Kepala




                                     H. SAMPURNO
Lampiran Keputusan Kepala Badan POM
No:PO.0101.31.03660
Tentang Pengaturan Khusus Panyaluran
dan Penyerahan Buprenorfin

                                               LAPORAN PENGGUNAAN BUPRENORFIN

Rumah Sakit / Klinik Psikiatri :                                                    Bulan :
(yang menangani ketergantungan opioid)
Jl.
Apoteker Penanggung Jawab :                                                         Tahun :
                             Stok             PENERIMAAN               Jumlah      PENGELUARAN            Jumlah      Stok
 No    Nama Produk Jadi
                             Awal   No Faktur   Tgl. Faktur   Jumlah    Total   Nama Dokter Jumlah      Pengeluaran   Akhir




                                                                                    ………………………………


                                                                                    Penanggung Jawab Teknis

Lampiran Keputusan Kepala Badan POM
No : PO.01.01.31.03660
Tentang Pengaturan Khusus Penyaluran
dan Penyerahan Buprenorfin
                                                   LAPORAN BULANAN DISTRIBUSI BUPRENORFIN
Nama Pabrik Farmasi / PBF :                                                                                   Bulan :
Alamat                            :                                                                           Tahun :


         Nama                                 PEMASUKAN                                PENGELUARAN
                         Stok                                                                                                         Stok
 No      Produk   Sat                                                 Total                      No.                                          Keterangan
                         awal         Tgl   Dari   No. Batch   juml           Tgl   Nama/Alamat                             Juml      Akhir
          Jadi                                                                                  Batch
  a         b      c          d       e      f        g         h       i      j        k         l                            m       n          o




Keterangan :                                                                           ............................................
Jika f dan k terlalu banyak
Dapat dibuat terlampir                                                                 Penanggung jawab
   i :d+h
   n:i-m                                                                               ...........................................
                                                                                       SIK No.

Contenu connexe

Tendances

Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
Ulfah Hanum
 
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOEDLaporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
Mitha Lidya
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Albertus Beny
 
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakitPermenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
ickamooduto
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Ulfah Hanum
 
73. per ka bpom no 8 tahun 2014 ttg perubahan per ka bpom nomor 28 tahun 2013
73. per ka bpom no 8 tahun 2014 ttg perubahan per ka bpom nomor 28 tahun 201373. per ka bpom no 8 tahun 2014 ttg perubahan per ka bpom nomor 28 tahun 2013
73. per ka bpom no 8 tahun 2014 ttg perubahan per ka bpom nomor 28 tahun 2013
litacici
 

Tendances (15)

Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
 
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOEDLaporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
 
Permenkes 74 tahun 2016
Permenkes  74 tahun 2016Permenkes  74 tahun 2016
Permenkes 74 tahun 2016
 
Permenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisional
Permenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisionalPermenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisional
Permenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisional
 
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakitPermenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
 
57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_
57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_
57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_
 
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_
 
Keputusan Dirjen Binfar dan Alkes Nomor HK.HK.02.03/III/1346/2014, tentang PE...
Keputusan Dirjen Binfar dan Alkes Nomor HK.HK.02.03/III/1346/2014, tentang PE...Keputusan Dirjen Binfar dan Alkes Nomor HK.HK.02.03/III/1346/2014, tentang PE...
Keputusan Dirjen Binfar dan Alkes Nomor HK.HK.02.03/III/1346/2014, tentang PE...
 
Pedoman Penerapan Formularium Nasional
Pedoman Penerapan Formularium NasionalPedoman Penerapan Formularium Nasional
Pedoman Penerapan Formularium Nasional
 
73. per ka bpom no 8 tahun 2014 ttg perubahan per ka bpom nomor 28 tahun 2013
73. per ka bpom no 8 tahun 2014 ttg perubahan per ka bpom nomor 28 tahun 201373. per ka bpom no 8 tahun 2014 ttg perubahan per ka bpom nomor 28 tahun 2013
73. per ka bpom no 8 tahun 2014 ttg perubahan per ka bpom nomor 28 tahun 2013
 
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
 

Similaire à PENGATURAN KHUSUS PENYALURAN DAN PENYERAHAN BUPRENORFIN

Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfPermenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
ADIJM
 
Buku coklat reg obat 2011
Buku coklat reg obat 2011Buku coklat reg obat 2011
Buku coklat reg obat 2011
kurniabanta
 
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011 Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
heyjuli
 
Draft sk dir pemberlakuan buku pedoman pelayanan
Draft sk dir pemberlakuan buku pedoman pelayananDraft sk dir pemberlakuan buku pedoman pelayanan
Draft sk dir pemberlakuan buku pedoman pelayanan
rsd kol abundjani
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke
Andi Ditha J
 
Permenkes no. 30 th 2014 std yan far puskesmas
Permenkes no. 30 th 2014 std yan far puskesmasPermenkes no. 30 th 2014 std yan far puskesmas
Permenkes no. 30 th 2014 std yan far puskesmas
Albertus Beny
 
PP 512009 EDIT.ppt
PP 512009 EDIT.pptPP 512009 EDIT.ppt
PP 512009 EDIT.ppt
Aprilhm
 

Similaire à PENGATURAN KHUSUS PENYALURAN DAN PENYERAHAN BUPRENORFIN (20)

Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOBPeraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
 
Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfPermenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
 
Buku coklat reg obat 2011
Buku coklat reg obat 2011Buku coklat reg obat 2011
Buku coklat reg obat 2011
 
Peraturan Kepala Badan POM tentang obat wajib uji ekivalen
Peraturan Kepala Badan POM tentang obat wajib uji ekivalenPeraturan Kepala Badan POM tentang obat wajib uji ekivalen
Peraturan Kepala Badan POM tentang obat wajib uji ekivalen
 
Permenkes 1010 Registrasi Obat 2008
Permenkes 1010   Registrasi Obat 2008Permenkes 1010   Registrasi Obat 2008
Permenkes 1010 Registrasi Obat 2008
 
Per kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotPer kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiot
 
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat TradisonalPMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
 
CPOB 2012
CPOB 2012CPOB 2012
CPOB 2012
 
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFPermenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
 
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011 Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
 
Petunjuk tehnik cpotb
Petunjuk tehnik cpotbPetunjuk tehnik cpotb
Petunjuk tehnik cpotb
 
Formularium-Nasional.pdf
Formularium-Nasional.pdfFormularium-Nasional.pdf
Formularium-Nasional.pdf
 
Peraturan BPOM no 26 tahun 2023.pdf
Peraturan BPOM no 26 tahun 2023.pdfPeraturan BPOM no 26 tahun 2023.pdf
Peraturan BPOM no 26 tahun 2023.pdf
 
Draft sk dir pemberlakuan buku pedoman pelayanan
Draft sk dir pemberlakuan buku pedoman pelayananDraft sk dir pemberlakuan buku pedoman pelayanan
Draft sk dir pemberlakuan buku pedoman pelayanan
 
SK PELAYANAN FARMASI.docx
SK PELAYANAN FARMASI.docxSK PELAYANAN FARMASI.docx
SK PELAYANAN FARMASI.docx
 
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdfDD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
 
Uu 04 1953
Uu 04 1953Uu 04 1953
Uu 04 1953
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke
 
Permenkes no. 30 th 2014 std yan far puskesmas
Permenkes no. 30 th 2014 std yan far puskesmasPermenkes no. 30 th 2014 std yan far puskesmas
Permenkes no. 30 th 2014 std yan far puskesmas
 
PP 512009 EDIT.ppt
PP 512009 EDIT.pptPP 512009 EDIT.ppt
PP 512009 EDIT.ppt
 

Plus de Sketchpowder, Inc.

Legenda Pohon Ganja - LGN, 2011
Legenda Pohon Ganja - LGN, 2011Legenda Pohon Ganja - LGN, 2011
Legenda Pohon Ganja - LGN, 2011
Sketchpowder, Inc.
 
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
Sketchpowder, Inc.
 

Plus de Sketchpowder, Inc. (20)

Ilustrasi Kerangka Ekonomi Napza
Ilustrasi Kerangka Ekonomi NapzaIlustrasi Kerangka Ekonomi Napza
Ilustrasi Kerangka Ekonomi Napza
 
Community Action on Harm Reduction: A Learning Documentation
Community Action on Harm Reduction: A Learning DocumentationCommunity Action on Harm Reduction: A Learning Documentation
Community Action on Harm Reduction: A Learning Documentation
 
Legenda Pohon Ganja - LGN, 2011
Legenda Pohon Ganja - LGN, 2011Legenda Pohon Ganja - LGN, 2011
Legenda Pohon Ganja - LGN, 2011
 
Refleksi transformatif war on drugs cover preview
Refleksi transformatif war on drugs   cover previewRefleksi transformatif war on drugs   cover preview
Refleksi transformatif war on drugs cover preview
 
Intuisi, Inc. - Company Profile
Intuisi, Inc. - Company ProfileIntuisi, Inc. - Company Profile
Intuisi, Inc. - Company Profile
 
Layanan Alat Suntik Steril di Lapas dan Rutan Indonesia: Sebuah Penjajakan
Layanan Alat Suntik Steril di Lapas dan Rutan Indonesia: Sebuah PenjajakanLayanan Alat Suntik Steril di Lapas dan Rutan Indonesia: Sebuah Penjajakan
Layanan Alat Suntik Steril di Lapas dan Rutan Indonesia: Sebuah Penjajakan
 
Perempuan di Lingkar Napza
Perempuan di Lingkar NapzaPerempuan di Lingkar Napza
Perempuan di Lingkar Napza
 
Hunian yang Melebihi Kapasitas dan Kondisi Kesehatan di Lapas/Rutan Indonesia
Hunian yang Melebihi Kapasitas dan Kondisi Kesehatan di Lapas/Rutan IndonesiaHunian yang Melebihi Kapasitas dan Kondisi Kesehatan di Lapas/Rutan Indonesia
Hunian yang Melebihi Kapasitas dan Kondisi Kesehatan di Lapas/Rutan Indonesia
 
Mengurangi mudarat konsumsi napza di kalangan remaja dan komunitasnya
Mengurangi mudarat konsumsi napza di kalangan remaja dan komunitasnyaMengurangi mudarat konsumsi napza di kalangan remaja dan komunitasnya
Mengurangi mudarat konsumsi napza di kalangan remaja dan komunitasnya
 
Rencana Aksi Nasional Penanggulangan AIDS dan Narkoba di Jajaran Pemasyarakat...
Rencana Aksi Nasional Penanggulangan AIDS dan Narkoba di Jajaran Pemasyarakat...Rencana Aksi Nasional Penanggulangan AIDS dan Narkoba di Jajaran Pemasyarakat...
Rencana Aksi Nasional Penanggulangan AIDS dan Narkoba di Jajaran Pemasyarakat...
 
Panduan Diskusi Kelompok Pengguna Napza Suntik
Panduan Diskusi Kelompok Pengguna Napza SuntikPanduan Diskusi Kelompok Pengguna Napza Suntik
Panduan Diskusi Kelompok Pengguna Napza Suntik
 
Harm Reduction - Kebijakan dan Strategi Indonesia
Harm Reduction - Kebijakan dan Strategi IndonesiaHarm Reduction - Kebijakan dan Strategi Indonesia
Harm Reduction - Kebijakan dan Strategi Indonesia
 
Dokumentasi Pelanggaran HAM di Kelompok Pengguna Narkoba Suntik
Dokumentasi Pelanggaran HAM di Kelompok Pengguna Narkoba SuntikDokumentasi Pelanggaran HAM di Kelompok Pengguna Narkoba Suntik
Dokumentasi Pelanggaran HAM di Kelompok Pengguna Narkoba Suntik
 
12 Concepts Anonymous
12 Concepts Anonymous12 Concepts Anonymous
12 Concepts Anonymous
 
Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008
Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008
Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008
 
Upah, Harga, dan Laba
Upah, Harga, dan LabaUpah, Harga, dan Laba
Upah, Harga, dan Laba
 
Standar Biaya Umum Tahun Anggaran 2009
Standar Biaya Umum Tahun Anggaran 2009Standar Biaya Umum Tahun Anggaran 2009
Standar Biaya Umum Tahun Anggaran 2009
 
Protokol Opsional untuk Konvensi PBB Menentang Penyiksaan
Protokol Opsional  untuk Konvensi PBB Menentang  PenyiksaanProtokol Opsional  untuk Konvensi PBB Menentang  Penyiksaan
Protokol Opsional untuk Konvensi PBB Menentang Penyiksaan
 
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
 
Make Heroin Legal
Make Heroin LegalMake Heroin Legal
Make Heroin Legal
 

Dernier

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 

Dernier (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 

PENGATURAN KHUSUS PENYALURAN DAN PENYERAHAN BUPRENORFIN

  • 1. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PO.01.01.31.03660 TENTANG PENGATURAN KHUSUS PENYALURAN DAN PENYERAHAN BUPRENORFIN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyediaan Buprenorfin diperlukan dalam terapi detoksifikasi dan rumatan ketergantungan opioid; b. bahwa Buprenorfin dapat disalahgunakan dan digunakan secara salah; c. bahwa Buprenorfin mempunyai efek psikotropika yang berpotensi menimbulkan resiko ketergantungan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, dipandang perlu ditetapkan pengaturan khusus penyaluran dan penyerahan Buprenorfin dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan;. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara No. 3495); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Tahun 1997 No. 10, Tambahan Lembaran Negara No. 3671); 3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002; 4. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2002; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 688/MENKES/PER/1997 tentang Peredaran Psikotropika; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/ MENKES /PER/ VI / 2000 tentang Registrasi Obat Jadi; 7. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.3.00914 Tahun 2002 tentang Pemasukan Obat Jalur Khusus;
  • 2. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Memperhatikan : 1. Keputusan Komite Nasional Penilai Obat Jadi No. PO.01.01.3.311.1071 tanggal 11 September 2001 tentang Hasil Evaluasi Khasiat dan Keamanan KOMNAS POJ ; 2. Hasil evaluasi khasiat dan keamanan Komisi Nasional Penilai Obat Jadi adalah menerima peredaran Buprenorfin di Indonesia dengan persyaratan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TENTANG PENGATURAN KHUSUS PENYALURAN DAN PENYERAHAN BUPRENORFIN. BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : (1) Buprenorfin adalah psikotropika berupa obat jadi yang termasuk jenis Psikotropika Golongan Ill sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) Undang- undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. (2) Rumah Sakit adalah rumah sakit atau klinik psikiatri yang menangani ketergantungan opioid. BAB II PENYALURAN Pasal 2 (1) Penyaluran dan penyerahan Buprenorfin harus sesuai dengan ketentuan Undang- undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. (2) Selain harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyaluran dan penyerahan Buprenorfin harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam keputusan ini. Pasal 3 (1) Penyaluran Buprenorfin hanya dapat dilakukan oleh pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi yang mengimpor kepada pedagang besar farmasi yang ditunjuk atau langsung ke rumah sakit. (2) Pedagang besar farmasi yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pedagang besar farmasi yang ditunjuk oleh pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi yang mengimpor dengan surat penunjukan yang ditembuskan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan. (3) Penyaluran Buprenorfin dari pedagang besar farmasi yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus langsung ke rumah sakit.
  • 3. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Pasal 4 Penyaluran Buprenorfin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 hanya dapat dilakukan berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani oleh : a. apoteker pada apotek di rumah sakit. b. dokter penanggung jawab rumah sakit yang tidak memiliki apotek. BAB Ill PENYERAHAN Pasal 5 (1) Penyerahan Buprenorfin hanya dapat dilakukan oleh rumah sakit kepada dokter yang meresepkan Buprenorfin. (2) Dokter yang meresepkan Buprenorfin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dokter yang telah mendapat pelatihan tentang Buprenorfin yang dilaksanakan oleh profesi terkait. (3) Buprenorfin harus diberikan langsung oleh dokter atau di bawah supervisi dokter kepada pasien untuk diminum langsung dan tidak diperbolehkan untuk dibawa pulang. BAB IV PELAPORAN Pasal 6 Pabrik atau pedagang besar farmasi pengimpor atau pedagang besar farmasi yang ditunjuk wajib melaporkan pengadaan dan peredaran Buprenorfin kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan setiap bulan dengan contoh Form I. Pasal 7 (1) Dokler wajib membuat catatan medik pasien yang menggunakan Buprenorfin. (2) Apoteker pada apotek di rumah sakit atau dokter penanggung jawab rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 wajib membuat catatan penerimaan dan penggunaan Buprenorfin serta melaporkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan dan tembusan ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan dan Dinas Kesehatan Tk. I setiap bulan, dengan contoh Form II. BAB V SANKSI Pasal 8 Selain dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pelanggaran terhadap ketentuan dalam keputusan ini dapat dikenai sanksi administratif berupa : a. Peringatan tertulis. b. Pembekuan izin edar. c. Pembatalan izin edar. d. Sanksi administratif lain sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
  • 4. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 2 Desember 2002 ____________________________ Badan Pengawas Obat dan Makanan Kepala H. SAMPURNO
  • 5. Lampiran Keputusan Kepala Badan POM No:PO.0101.31.03660 Tentang Pengaturan Khusus Panyaluran dan Penyerahan Buprenorfin LAPORAN PENGGUNAAN BUPRENORFIN Rumah Sakit / Klinik Psikiatri : Bulan : (yang menangani ketergantungan opioid) Jl. Apoteker Penanggung Jawab : Tahun : Stok PENERIMAAN Jumlah PENGELUARAN Jumlah Stok No Nama Produk Jadi Awal No Faktur Tgl. Faktur Jumlah Total Nama Dokter Jumlah Pengeluaran Akhir ……………………………… Penanggung Jawab Teknis Lampiran Keputusan Kepala Badan POM No : PO.01.01.31.03660
  • 6. Tentang Pengaturan Khusus Penyaluran dan Penyerahan Buprenorfin LAPORAN BULANAN DISTRIBUSI BUPRENORFIN Nama Pabrik Farmasi / PBF : Bulan : Alamat : Tahun : Nama PEMASUKAN PENGELUARAN Stok Stok No Produk Sat Total No. Keterangan awal Tgl Dari No. Batch juml Tgl Nama/Alamat Juml Akhir Jadi Batch a b c d e f g h i j k l m n o Keterangan : ............................................ Jika f dan k terlalu banyak Dapat dibuat terlampir Penanggung jawab i :d+h n:i-m ........................................... SIK No.