3. Akal dan wahyu merupakan dua rancangan utama dalam filsafat
Islam yang telah di diskusikan oleh para filosof dan teolog sejak
zaman klasik Islam. Konsep akal sebagai sumber pengetahuan dan
wahyu sebagai sumber ilmu pengetahuan yang diberikan oleh Allah,
seringkali menjadibahasan oleh para pemikir Islam.
Perdebatan tentang peran dan hubungan antara akal dan wahyu ini
tidak hanya pada abad klasiz islam tetapi hingga era modern dan
kontemporer, di mana para ahli Muslim terus mengembangkan
pandangan dan gagasan mereka tentang konsep-konsep tersebut.
Latar Belakang
4. TUJUAN
Makalah ini di buat bertujuan untuk membahas lebih lanjut
tentang konsep akal dan wahyu dalam filsafat Islam, yang
di lihat dari segi Al-Quran dan Hadits, serta melihat
bagaimana para pakar Muslim seperti menurut
Mutakallimun, al-Faribi, Ibnu Rasyd, Ibnu Kholdun, Ibnu
Taimiyah, Fazrul Rahman, Hasan Hanafi. Selain itu, makalah
ini juga akan mengkaji pandangan para filosof dan teolog
kontemporer tentang akal dan wahyu dalam konteks abad
Klasik, abad Pertengahan, dan abad modern.
5. A. Menurut Al-Qur’an
Abduh mengklaim bahwa petunjuk Allah SWT adalah akal. Selain itu, sesuai dengan
ayat-ayat Al-Qur'an.
ِۙباَبْلَاْلا ىِلوُاِّل ٍتٰيٰاَل ِراَهَّنالَو ِلْيَّلا ِف اَلِتْخاَو ِضْرَاْلاَو ِت ٰو ٰم َّسال ِق
ْلَخ ْيِف َّنِا
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,”(QS. Ali 'Imran:
190)
اَذ ٰه َتْقَلَخ اَم اَنَّبَر ِۚضْرَاْلاَو ِت ٰو ٰم َّسال ِق
ْلَخ ْيِف َنُرْوَفَّكَتَيَو ْم ِهِبْوُنُج ىٰلَعَّو ًداْوُعُقَّو اًماَيِق َهّٰللا َنُرْوُكْذَي َنْيِذَّلا
ِراَّنال َباَذَع اَنِقَف َكَنٰحْب ُس ۚاًل اِطَب
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali 'Imran: 191)
AKAL DAN WAHYU MENURUT
AL-QURAN DAN HADITS
6. B. Menurut Hadits
Tak hanya ada di Al-Qur’an akal juga sangat di agungkan oleh hadits
Nabi. Sudah dapat diketahui oleh kita hadis ialah salah satu warisan yang
diberikan oleh kekasih Allah.[1] Sebagai penafsir al-Qur’an, posisi hadis
sangat penting. Mengingat kandungan Surat an-Nisa ayat 26:
ٌمْيِكَح ٌمْيِلَع ُهّٰللاَو ۗ ْمُكْيَلَع َبْوُتَيَو ْمُكِلْبَق ْنِم َنْيِذَّلا َنَن ُس ْمُكَيِد َيْهَو ْمُكَل َنُيَبِّيِل ُهّٰللا ُدْيِرُي
“Allah hendak menerangkan (hukum syari’at-Nya) kepadamu, dan
menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi
dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS al-Nisa [4] 26).
AKAL DAN WAHYU MENURUT
AL-QURAN DAN HADITS
7. Menurut pandangan filosof, mereka lebih mengedepankan akal di
bandingkan dengan wahyu. Begitupun dengan kaum Muktazilah,
yaitu kaum yang membawa permasalahan-permasalahan teologis
yang lebih mendalam dengan banyak menggunakan akal, maka tidak
heran jika mereka disebut sebagai kaum rasionalisme islam.
Menurut pandangan teologis, mereka bertolak belakang dengan
filosofis, mereka lebih mengedepankan wahyu di banding akal. Sama
seperti Aliran Asy’ariah, aliran ini menolak pendapat Muktazilah.
Menurut pandangan fuqaha, mereka menyelaraskan akal dengan
wahyu. Begitupun kaum Maturidiyah yang menyamaratakan akal
dengan wahyu. Mereka menyatakan bahwa dengan wahyu, dapat
mengetahui kewajiban-kewajiban manusia, mengetahui Tuhan juga
berterima kasih kepada Tuhan. Sedangkan dengan akal hanya dapat
mengetahui dalam menentukan hal baik dan buruk saja
MENURUT MUTAKALLIMUN
8. Abad Klasik
AL-FARIBI
IBN RUSYD
1.
Alfaribi membagi akal kepada dua bagian yaitu akal praktis dan akal teoritis. akal teoritis
terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Akal teoritis yang fisik atau al faribi biasa menyebutnya dengan akal
potensial. Yaitu jiwa atau unsur yang dapat mengabstraksi atau menyerap esensi kemaujudan.
2. Akal dalam aksi, yaitu satu tingkatan pikiran dalam upaya memperoleh pemahaman. Karena
suatu pikiran tidak mampu menangkap semua pengertian. Maka akal aksilah yang menyerapnya.
3. Akal yang diperoleh, yaitu satu tingkatan yang dapat mengabstraksi bentuk-bentuk lain yang
tidak berhubungan dengan materi.
Manusia dapat memperoleh pengetahuan melalui perasaan, imajinasi juga akal. Namun dengan
demikian manusia akan memperoleh pengetahuan yang bersifat universal.
Pendapat Ibn Rusyd, agama didasarkan pada tiga prinsip yang merupakan pokok masalah
agama, yaitu eksistensi Tuhan, kenabian dan kebangkitan. Tiga prinsip ini berdasarkan dengan
wahyu, meski demikian pada hakikatnya filsafat dan agama tidaklah bertentangan, karena di
dalam wahyu itu mengundang akal untuk memahaminya. Hanya saja akal manusia selalu
bertentangan dalam memahami wahyu.
MENURUT FILSUF ISLAM
9. Ibnu Kholdun
Ibnu Taimiyah
2. Abad Pertengahan
Menururt Ibnu kholdun ia berkomentar kalau lmu filsafat ini bertabiat natural buat tiap
manusia, yang mana bisa diperolehnya lewat kemampuannya buat berfikir. Ilmu ini banyak
dipunyai seluruh anggota warga di dunia, serta telah terdapat lama semenjak awal kehidupan
kebiasaaan manusia di dunia. Menurut Ibnu Khaldun ilmu- ilmu filsafat( aqliyah) ini dipecah
jadi 4 berbagai ilmu ialah:
·Ilmu logika,
·Ilmu fisika,
·Ilmu metafisika,
·Ilmu matematika.
Ibnu Taimiyah menyangka para filosof yang memakai analisis logika serta kausalitas telah
tidak benar dalam memperlakukan Allah selaku suatu prinsip impersoal, yang tidak
menghasilkan dunia serta tidak mempunyai ilmu-ilmu tentang bagian- bagian terperincinya.
Pengaruh-pengaruh filsafat semacam ini dianggap berlawanan dengan salah satunya sumber
kebenaran yang dipunyai umat Islam ialah wahyu.
Menurut filsuf islam
10. Fazlur Rahman
Hassan Hanafi
Kiri Islam
Teologi Antroposentris
Nalar Politik Arab- Islam
Nalar Arab Islam
3.Abad Modern
Pada dasarnya filsafat itu dicari buat melakukan agama yang jernih serta
kebutuhan orang buat hidup damai dengan alam semesta. Karenanya filsafat
dalam Islam tidak sempat mati walaupun pernah redup sehabis Al- Ghazali
berasumsi kalau berfilsafat itu haram. Filsafat selaku sesuatu upaya rasional
untuk menguasai watak rasional obyektif setelah itu menjelma ke dalam
sesuatu upaya spiritual buat hidup dalam keharmonisan kenyataan tersebut.
disusunnya secara sistematis dalam karya- karya intelektualnya
penemuan Hassan Hanafi di bidang filsafat,yaitu:
1.
2.
3.
4.
menurut fisuf islam
11. Dalam memahami hubungan
antara akal dan wahyu, perlu
diingat bahwa manusia adalah
makhluk yang tidak sempurna,
sehingga akal manusia tidak selalu
mampu memahami kebenaran
secara mutlak. Wahyu, sebagai
sumber pengetahuan yang berasal
dari Allah, memiliki kebenaran yang
mutlak dan tidak bisa
dipertanyakan.
simpulan
Dalam kesimpulannya, hubungan
antara akal dan wahyu dalam filsafat
Islam adalah suatu yang saling
melengkapi dan harus digunakan
secara seimbang dan proporsional.
Dalam memahami realitas dunia dan
metafisik, manusia perlu
memanfaatkan kedua sumber
pengetahuan ini secara bijaksana dan
seimbang, sehingga dapat mencapai
kebenaran yang mutlak.
12. bisa duduk di bangku kuliah itu
anugrah dari tuhan. jadi
mahasiswa itu harus
bertanggung jawab sama
anugrah yang di kasih tuhan.
Najwa Sihab