Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020Abdul Hadi Ilman
Dokumen tersebut membahas strategi Indonesia dalam menghadapi perlambatan ekonomi global dan risiko-risiko yang dihadapi perekonomian domestik. Ringkasannya adalah:
1. Perekonomian global mengalami perlambatan yang berdampak pada pelemahan ekonomi domestik.
2. Indonesia menghadapi risiko melalui pasar keuangan, perdagangan, dan investasi asing.
3. Namun, fundamental ekonomi domestik masih kuat didukung konsumsi dan investasi swasta se
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...Muhammad Sirod
Dokumen ini berisi diskusi dan analisis mengenai kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2019, khususnya outlook pertumbuhan ekonomi, industri manufaktur, sektor pertanian dan pangan, serta kebijakan fiskal dan moneter. Diskusi ini didasarkan atas data dan analisis terkini dari berbagai lembaga pemerintah dan swasta. "[/ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai kondisi ekonomi Indonesia dan daerah Riau pada tahun 2017 beserta proyeksi untuk tahun 2018. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 berhasil dipertahankan dengan surplus neraca berjalan dan cadangan devisa yang meningkat. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Riau dan Kepulauan Riau untuk 2018 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan capaian 2017, didukung oleh pemulihan ekonomi global dan ind
Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020Abdul Hadi Ilman
Dokumen tersebut membahas strategi Indonesia dalam menghadapi perlambatan ekonomi global dan risiko-risiko yang dihadapi perekonomian domestik. Ringkasannya adalah:
1. Perekonomian global mengalami perlambatan yang berdampak pada pelemahan ekonomi domestik.
2. Indonesia menghadapi risiko melalui pasar keuangan, perdagangan, dan investasi asing.
3. Namun, fundamental ekonomi domestik masih kuat didukung konsumsi dan investasi swasta se
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...Muhammad Sirod
Dokumen ini berisi diskusi dan analisis mengenai kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2019, khususnya outlook pertumbuhan ekonomi, industri manufaktur, sektor pertanian dan pangan, serta kebijakan fiskal dan moneter. Diskusi ini didasarkan atas data dan analisis terkini dari berbagai lembaga pemerintah dan swasta. "[/ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai kondisi ekonomi Indonesia dan daerah Riau pada tahun 2017 beserta proyeksi untuk tahun 2018. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 berhasil dipertahankan dengan surplus neraca berjalan dan cadangan devisa yang meningkat. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Riau dan Kepulauan Riau untuk 2018 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan capaian 2017, didukung oleh pemulihan ekonomi global dan ind
Groedu outlook perekonomian indonesia pasca pemilu 2019Frans Royan
Perekonomian Indonesia tumbuh stabil di kisaran 5% pada paruh pertama 2019, didorong oleh aktivitas konsumsi rumah tangga dan pemerintah serta kontraksi impor yang lebih besar dibandingkan ekspor. Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tetap kuat didukung tingkat inflasi rendah dan peningkatan bansos, sementara konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh belanja pemerintah yang tinggi. Investasi mengalami perlambatan namun optimisme membaik pasca pemil
Groedu outlook perekonomian indonesia 2019Frans Royan
Dokumen tersebut membahas outlook perekonomian Indonesia tahun 2019, mencakup proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% yang didorong oleh sektor konstruksi, informasi dan komunikasi, serta tantangan dan peluang ekonomi baik dalam negeri maupun global."
Dokumen tersebut merangkum outlook ekonomi Indonesia tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan membaik namun masih lemah. Indonesia berhasil mempertahankan stabilitas ekonomi dengan tingkat inflasi, pengangguran dan kemiskinan yang terkendali. Pemerintah terus melaksanakan berbagai kebijakan untuk mendorong investasi dan pertumbuhan melalui percepatan proyek infrastruktur dan deregulasi bisnis.
Dokumen tersebut merupakan presentasi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional mengenai Rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2018 yang disampaikan kepada Badan Anggaran DPR RI. Ringkasan utamanya adalah bahwa RKP 2018 akan difokuskan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi 5,4-6,1% dengan pendekatan tematik, holistik, integratif dan berbasis wilayah serta memperkuat pelaksanaan kebijak
Laporan ini membahas perkembangan ekonomi global dan domestik pada bulan Oktober 2017. Secara global, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan meningkat. Pertumbuhan Indonesia diperkirakan 5,2% pada 2017 dan 5,3% pada 2018. Domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q3 2017 mencapai 5,06% dan tingkat pengangguran 5,5%. Harga minyak mentah Indonesia naik menjadi US$54,02 per barel pada Oktober 2017.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan kondisi ekonomi makro Indonesia pada tahun 2017-2018. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat di kisaran 5,1-6,1% pada 2017 dan 5,1-5,5% pada 2018. Inflasi diperkirakan akan terkendali di kisaran target 4±1% pada 2017 dan 3,5±1% pada 2018. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil di kisaran Rp13.300-Rp13.800 per dolar AS
Berdasarkan dokumen tersebut, ekonomi global dan domestik diperkirakan akan mengalami kontraksi yang tajam di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh berbagai lembaga internasional dipangkas signifikan dan diperkirakan berada pada level negatif. Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 diperkirakan berkisar 4,52-4,68% namun dengan tingginya ketidakpastian
[Ringkasan]
1. Dokumen berisi statistik ekspor dan impor Indonesia pada bulan Desember 2020.
2. Nilai ekspor mencapai US$16,54 miliar, naik 8,39% dari bulan sebelumnya. Kontribusi terbesar berasal dari industri pengolahan.
3. Sementara itu, nilai impor mencapai US$14,44 miliar, naik 14% dari bulan sebelumnya, didominasi oleh bahan baku dan bahan penolong.
Dokumen tersebut berisi ringkasan statistik ekspor dan impor Indonesia pada bulan April 2020. Ekspor Indonesia pada bulan April 2020 mencapai $12,19 miliar, turun 13,33% dibandingkan bulan Maret 2020. Sementara impor Indonesia pada bulan April 2020 mencapai $12,54 miliar, turun 6,10% dibandingkan bulan Maret 2020. Neraca perdagangan Indonesia pada bulan April 2020 mengalami defisit sebesar $350 juta.
Dokumen tersebut berisi ringkasan statistik ekonomi Indonesia triwulan 4 tahun 2020. Ekonomi Indonesia tumbuh negatif 2,19% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan berasal terutama dari sektor industri, perdagangan, pertanian, konstruksi dan pertambangan. Industri pengolahan turun 3,14% disebabkan penurunan beberapa subsektor seperti alat angkutan dan barang galian.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Tony Hidayat
DPR telah mengesahkan RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia tahun 2018 pada Sidang Paripurna Rabu, 25 Oktober 2017. Target pendapatan negara adalah sebesar Rp1.894,7 triliun dan belanja negara Rp2.220,7 triliun.
APBN 2018 disusun berdasarkan asumsi makro antara lain pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 3,5 persen, suku bunga SPN 3 bulan 5,2 persen, dan nilai tukar Rp13.400 per dolar AS.
Kemudian asumsi makro lainnya mencakup harga minyak mentah Indonesia (ICP) minyak USD48 per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hari, dan lifting gas 1.200 ribu barel setara minyak per hari.
Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024Lestari Moerdijat
Ke depan, risiko ketidakpastian masih akan mewarnai perkembangan perekonomian dunia. Pertumbuhan ekonomi dan perdagangan dunia diperkirakan akan cenderung stagnan dengan tren melambat, masing-masing diproyeksikan2 sebesar 3,6 dan 3,8 persen per tahun, sepanjang tahun 2020-2024. Harga komoditas internasional ekspor utama Indonesia diperkirakan juga akan cenderung menurun, di antaranya batu bara dan minyak kelapa sawit, seiring dengan beralihnya permintaan dunia ke produk yang lain. Adapun risiko ketidakpastian lainnya yang perlu diantisipasi antara lain perang dagang, perlambatan ekonomi China, dan tekanan normalisasi kebijakan moneter yang beralih dari AS ke kawasan Eropa.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% pada triwulan III-2020 dibanding triwulan sebelumnya meskipun masih kontraksi 3,49% dibanding tahun lalu akibat pandemi. Pertumbuhan didukung pemulihan lapangan usaha industri, perdagangan, dan pertanian."
Groedu outlook perekonomian indonesia pasca pemilu 2019Frans Royan
Perekonomian Indonesia tumbuh stabil di kisaran 5% pada paruh pertama 2019, didorong oleh aktivitas konsumsi rumah tangga dan pemerintah serta kontraksi impor yang lebih besar dibandingkan ekspor. Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tetap kuat didukung tingkat inflasi rendah dan peningkatan bansos, sementara konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh belanja pemerintah yang tinggi. Investasi mengalami perlambatan namun optimisme membaik pasca pemil
Groedu outlook perekonomian indonesia 2019Frans Royan
Dokumen tersebut membahas outlook perekonomian Indonesia tahun 2019, mencakup proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% yang didorong oleh sektor konstruksi, informasi dan komunikasi, serta tantangan dan peluang ekonomi baik dalam negeri maupun global."
Dokumen tersebut merangkum outlook ekonomi Indonesia tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan membaik namun masih lemah. Indonesia berhasil mempertahankan stabilitas ekonomi dengan tingkat inflasi, pengangguran dan kemiskinan yang terkendali. Pemerintah terus melaksanakan berbagai kebijakan untuk mendorong investasi dan pertumbuhan melalui percepatan proyek infrastruktur dan deregulasi bisnis.
Dokumen tersebut merupakan presentasi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional mengenai Rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2018 yang disampaikan kepada Badan Anggaran DPR RI. Ringkasan utamanya adalah bahwa RKP 2018 akan difokuskan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi 5,4-6,1% dengan pendekatan tematik, holistik, integratif dan berbasis wilayah serta memperkuat pelaksanaan kebijak
Laporan ini membahas perkembangan ekonomi global dan domestik pada bulan Oktober 2017. Secara global, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan meningkat. Pertumbuhan Indonesia diperkirakan 5,2% pada 2017 dan 5,3% pada 2018. Domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q3 2017 mencapai 5,06% dan tingkat pengangguran 5,5%. Harga minyak mentah Indonesia naik menjadi US$54,02 per barel pada Oktober 2017.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan kondisi ekonomi makro Indonesia pada tahun 2017-2018. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat di kisaran 5,1-6,1% pada 2017 dan 5,1-5,5% pada 2018. Inflasi diperkirakan akan terkendali di kisaran target 4±1% pada 2017 dan 3,5±1% pada 2018. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil di kisaran Rp13.300-Rp13.800 per dolar AS
Berdasarkan dokumen tersebut, ekonomi global dan domestik diperkirakan akan mengalami kontraksi yang tajam di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh berbagai lembaga internasional dipangkas signifikan dan diperkirakan berada pada level negatif. Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 diperkirakan berkisar 4,52-4,68% namun dengan tingginya ketidakpastian
[Ringkasan]
1. Dokumen berisi statistik ekspor dan impor Indonesia pada bulan Desember 2020.
2. Nilai ekspor mencapai US$16,54 miliar, naik 8,39% dari bulan sebelumnya. Kontribusi terbesar berasal dari industri pengolahan.
3. Sementara itu, nilai impor mencapai US$14,44 miliar, naik 14% dari bulan sebelumnya, didominasi oleh bahan baku dan bahan penolong.
Dokumen tersebut berisi ringkasan statistik ekspor dan impor Indonesia pada bulan April 2020. Ekspor Indonesia pada bulan April 2020 mencapai $12,19 miliar, turun 13,33% dibandingkan bulan Maret 2020. Sementara impor Indonesia pada bulan April 2020 mencapai $12,54 miliar, turun 6,10% dibandingkan bulan Maret 2020. Neraca perdagangan Indonesia pada bulan April 2020 mengalami defisit sebesar $350 juta.
Dokumen tersebut berisi ringkasan statistik ekonomi Indonesia triwulan 4 tahun 2020. Ekonomi Indonesia tumbuh negatif 2,19% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan berasal terutama dari sektor industri, perdagangan, pertanian, konstruksi dan pertambangan. Industri pengolahan turun 3,14% disebabkan penurunan beberapa subsektor seperti alat angkutan dan barang galian.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Tony Hidayat
DPR telah mengesahkan RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia tahun 2018 pada Sidang Paripurna Rabu, 25 Oktober 2017. Target pendapatan negara adalah sebesar Rp1.894,7 triliun dan belanja negara Rp2.220,7 triliun.
APBN 2018 disusun berdasarkan asumsi makro antara lain pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 3,5 persen, suku bunga SPN 3 bulan 5,2 persen, dan nilai tukar Rp13.400 per dolar AS.
Kemudian asumsi makro lainnya mencakup harga minyak mentah Indonesia (ICP) minyak USD48 per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hari, dan lifting gas 1.200 ribu barel setara minyak per hari.
Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024Lestari Moerdijat
Ke depan, risiko ketidakpastian masih akan mewarnai perkembangan perekonomian dunia. Pertumbuhan ekonomi dan perdagangan dunia diperkirakan akan cenderung stagnan dengan tren melambat, masing-masing diproyeksikan2 sebesar 3,6 dan 3,8 persen per tahun, sepanjang tahun 2020-2024. Harga komoditas internasional ekspor utama Indonesia diperkirakan juga akan cenderung menurun, di antaranya batu bara dan minyak kelapa sawit, seiring dengan beralihnya permintaan dunia ke produk yang lain. Adapun risiko ketidakpastian lainnya yang perlu diantisipasi antara lain perang dagang, perlambatan ekonomi China, dan tekanan normalisasi kebijakan moneter yang beralih dari AS ke kawasan Eropa.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% pada triwulan III-2020 dibanding triwulan sebelumnya meskipun masih kontraksi 3,49% dibanding tahun lalu akibat pandemi. Pertumbuhan didukung pemulihan lapangan usaha industri, perdagangan, dan pertanian."
Dokumen tersebut membahas rencana kerangka ekonomi makro pemerintah untuk tahun 2020, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3-5,6% dan inflasi 2-4%. Pemerintah akan menjaga stabilitas makroekonomi serta mendorong pertumbuhan melalui investasi, transformasi struktural, dan diversifikasi ekspor.
Rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah 2020 dan pendanaannyaDr. Zar Rdj
Dokumen tersebut membahas sasaran ekonomi makro dan target pembangunan Indonesia untuk tahun 2020, termasuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3-5,6%, penurunan tingkat kemiskinan menjadi 8,5-9,5%, dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia."
Data sosial ekonomi strategis lampung tw i 2019 XYZ Williams
Dokumen tersebut memberikan ringkasan indikator sosial ekonomi strategis Provinsi Lampung pada tahun 2013-2018, yang meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, ekspor impor, kemiskinan, pengangguran, rasio gini, dan indeks pembangunan manusia. Pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2018 mencapai 5,25% dan inflasi 2,92%. Ekspor pada 2018 sebesar $3,44 miliar sedangkan impor $2,87 miliar.
Ekonomi Provinsi Aceh tumbuh 5,60% pada Triwulan IV 2022 dibandingkan tahun sebelumnya dan tumbuh 6,78% dibandingkan Triwulan sebelumnya. Sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor perdagangan besar dan eceran serta pertanian, perikanan dan kehutanan.
Emiten perkebunan menghadapi tantangan berat akibat penurunan harga komoditas dan pandemi Covid-19. Lembaga pemeringkat memperingatkan risiko utang emiten CPO meningkat karena tekanan likuiditas. Beberapa emiten berupaya meningkatkan efisiensi dan merestrukturisasi utang untuk menjaga kelangsungan bisnis di tengah kondisi yang sulit ini.
Laporan ini berisi data dan grafik kinerja 18 sektor industri di Indonesia. Laporan ini bermanfaat untuk para praktisi bisnis, investor, dan profesional dalam melihat pertumbuhan bisnis di berbagai sektor industri.
- Global economic growth is projected to be steady in 2018, with developing countries seeing solid growth while recovery remains weak in advanced economies.
- Commodity prices are expected to increase marginally in 2018, led by a 5.7% rise in oil prices, while growth in commodity-reliant sectors will be modest.
- Indonesia's economic growth in 2017 has been driven by exports and investment, but private consumption is weakening due to declining purchasing power, especially among low-income groups dealing with high inflation.
- The Indonesian government is increasing capital expenditure on infrastructure to support domestic investment and growth, while the 2018 budget allocates more funds towards infrastructure development.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merangkum perjalanan ekonomi Indonesia dari tahun 1945 hingga 2017 melalui infografik panjang 17,25 meter.
2. Perekonomian Indonesia mengalami berbagai fase di bawah kepemimpinan tujuh presiden, masing-masing dengan tantangan tersendiri.
3. Era Soekarno mengalami tiga fase ekonomi yaitu penataan pasca-kemerdekaan, penguatan ekonomi melal
This document discusses the risks and uncertainties facing financial markets in 2018. It presents three main risks: 1) Central banks withdrawing liquidity too quickly, which could mix "combustible elements" and cause unpredictable results in financial markets. 2) China not fully recognizing how dependent global recovery is on its commodity-intensive growth and stimulus. 3) Even mild stagflation prompting central banks to overreact and try to get ahead of perceived policy mistakes. The document argues that 2018 could mark a "sharp fork in the road" for asset prices, with high risk of policy errors given continued reliance on assets and financialization for growth. The key question is whether the latest economic recovery is driven by sustainable private sector factors or similar causes
Indonesia strategy 2018 - many risks,few rewardsBambang Muliyadi
The report provides an analysis and outlook for Indonesian equities in 2018, setting a target of 6,500 for the JCI index, representing 8% upside. Key points:
- EPS growth is forecast at 13.5% for 2018, allowing for a target P/E multiple that represents a moderate de-rating from current levels.
- Valuations are elevated against historical standards, limiting upside potential absent an improvement in fundamentals. Stock picking will be important to outperform given risks.
- The terms of trade outlook is flat, limiting real GDP growth potential to around 5%, while policy rate hikes could pose a risk to valuations dependent on low sovereign yields.
- Consumption
This document provides an analysis of investment opportunities and risks in Indonesia for 2018. Some key points:
- Stock picking will be important for performance as certain sectors like public works spending and mining may outperform, while private consumption remains soft.
- Populist policies ahead of regional elections in mid-2018 are expected to support sectors like retail, telecoms, and state-owned contractors.
- However, valuations overall are high, and commodity prices and China's economic slowdown pose risks to Indonesia's terms of trade and growth outlook.
- State-owned enterprises continue increasing their role in driving infrastructure investment as private sector capex remains flat, which some argue crowds out private sector opportunities.
This document discusses marketing trends in Indonesia for 2018. It outlines the rise of the leisure economy as the top economic trend, driven by 5 factors. First, consumption has become integrated into people's lifestyles. Second, consumption is shifting from goods to experiences. Third, people travel more to relieve stress. Fourth, the growth of low-cost tourism options like budget airlines and hotels has increased tourism. Fifth, platforms like Traveloka have made travel planning much easier. The document also notes the growing middle class in Indonesia and how Generation Y spends more on experiences than older generations. Infrastructure development is fueling economic growth, while retail and manufacturing sectors are slowing.
PT PP Presisi is a leading heavy equipment-based construction company in Indonesia. It provides various construction services including civil works, formwork, foundations, ready mix concrete, and heavy equipment rental. The company has a large fleet of over 1,500 units and a nationwide operational presence across Indonesia. It is well-positioned to capture opportunities from Indonesia's significant planned infrastructure spending in the coming years.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Dalam pertemuan bedah buku "Tomorrow is Today", seorang manajer sumber daya manusia dari perusahaan konstruksi PTPP menjelaskan tentang ancaman disrupsi teknologi terhadap bisnis konstruksi, seperti mesin pencetak beton dan mesin pembuat semen. PTPP mengalokasikan anggaran untuk mesin-mesin canggih ini dan membuka mata perusahaan konstruksi lain tentang masalah ini. Walaupun saat ini PTPP sudah mengg
Prospektus ini memberikan informasi tentang rencana Penawaran Umum Perdana Saham PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk yang akan dilaksanakan pada 22-24 November 2017 dengan jumlah saham sebanyak-banyaknya 4,467,000,000 saham atau sebesar 40% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Prospektus ini juga menjelaskan tentang profil dan kegiatan usaha Perseroan sebagai kontraktor konstruksi besar di Indonesia s
2. Berita Resmi
Statistik
6 November 2017
2
Pelopor
Data Statistik
Terpercaya
Untuk Semua
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
(Produk Domestik Bruto)
Indeks Tendensi Bisnis dan
Indeks Tendensi Konsumen
Perkembangan Tenaga Kerja
Indonesia
3. Harga komoditas migas dan nonmigas di pasar internasional pada
Triwulan III/2017 secara umum mengalami peningkatan baik secara
(q-to-q) maupun secara (y-on-y).
Kondisi perekonomian global pada Triwulan III/2017 terus
menunjukkan adanya peningkatan.
Ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada umumnya membaik:
Tiongkok menguat dari 6,7 persen (Q3/16) menjadi
6,8 persen (Q3/17).
Amerika Serikat menguat dari 1,5 persen (Q3/16) menjadi
2,3 persen (Q3/17).
Singapura menguat dari 1,2 persen (Q3/16) menjadi
4,6 persen (Q3/17).
3
CATATAN PERISTIWA TRIWULAN III-2017
4. Terjadi inflasi sebesar 0,28 persen (q-to-q). Namun jika dibandingkan
dengan posisi September 2016, terjadi inflasi sebesar 3,72 persen (y-on-
y).
Realisasi belanja pemerintah (APBN) Triwulan III/2017 mencapai
Rp481,34 triliun (22,56 persen dari pagu 2017 sebesar Rp2.133,30
triliun), naik dibanding realisasi Triwulan III/2016 yang mencapai
Rp440,14 triliun (21,13 persen dari pagu 2016 sebesar Rp2.082,90
triliun).
Nilai ekspor barang Indonesia pada Triwulan III/2017 mencapai
USD43,38 miliar, atau naik sebesar 10,44 persen (q-to-q) dan naik 24,01
persen (y-on-y).
Nilai impor barang Indonesia pada Triwulan III/2017 mencapai
USD40,17 miliar, atau naik sebesar 12,52 persen (q-to-q) dan naik 22,86
persen (y-on-y).
4
CATATAN PERISTIWA TRIWULAN III-2017
5. Realisasi penanaman modal yang tercatat di BKPM (PMA dan
PMDN) pada Triwulan III/2017 sebesar Rp176,6 triliun, atau naik
sebesar 3,4 persen (q-to-q) dan 13,7 persen (y-on-y).
Penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer)
pada Triwulan III/2017 mencapai 270.255 unit, atau naik sebesar
8,21 persen (q-to-q) dan 7,79 persen (y-on-y).
Produksi semen pada Triwulan III/2017 sebesar 18,78 juta ton, atau
naik 30,55 persen (q-to-q) dan penjualan semen sebesar 19,32 juta
ton naik 28,91 persen (q-to-q).
5
CATATAN PERISTIWA TRIWULAN III-2017
7. Triwulan III
2016
Triwulan II
2017
Triwulan III
2017
Ekonomi Indonesia Triwulan III-2017
Tumbuh 5,06 Persen (Y-on-Y)
5,06%
3,18%
Rp2.551,5
triliun (ADHK)
Rp3.502,3
triliun (ADHB)
Rp2.472,8
triliun (ADHK)
Rp3.365,4
triliun (ADHB)
Rp2.428,6
triliun (ADHK)
Rp3.205,5
triliun (ADHB)
7
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia Triw I s/d III-2017 dibandingkan
dengan Triw I s/d III-2016 tumbuh sebesar 5,03 persen
8. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 2017
( Triwulan III-2017, Y-on-Y )
5,06%
Laju Pertumbuhan PDB
6,17 6,03 5,56 5,01 4,88 5,02 5,06
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
8
Triwulan III , Y-on-Y
11. 9,45% 9,35% 9,24%
PERTUMBUHAN PDB TERTINGGI MENURUT LAPANGAN USAHA
TRIWULAN III-2017
11
5,32% 5,21%
4,88%
Pertumbuhan Q-to-Q
Tertinggi
Pengadaan
Listrik dan
Gas Konstruksi
Transportasi
dan
Pergudangan
Pertumbuhan Y-on-Y
Tertinggi
Jasa lainnya
Jasa
Perusahaan
Informasi dan
Komunikasi
12. 12
Industri
Pertanian
Perdagangan
Konstruksi
Pertambangan
Transportasi & Pergudangan
Jasa Keuangan & Asuransi
Informasi dan Komunikasi
Adm. Pemerintahan
Jasa Pendidikan
Akomodasi & Makan Minum
Real Estat
Jasa Lainnya
Jasa Perusahaan
Pengadaan Listrik & Gas
Jasa Kesehatan & Keg. Sosial
Pengadaan Air
Struktur PDB(%) Pertumbuhan Ekonomi (%)
4,83
7,44
4,88
9,24
9,45
3,64
4,96
3,70
0,43
9,35
6,44
8,27
1,76
7,13
5,50
2,92
4,84
0,07
1,04
1,20
1,73
1,74
2,72
2,76
3,19
3,60
3,74
4,22
5,57
7,15
10,26
12,98
13,96
19,93
STRUKTUR PDB DAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA
TRIWULAN III-2017 ( Y-on-Y )
13. INDUSTRI PENGOLAHAN MENINGKAT
13
Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha
Industri Pengolahan (y-on-y)
4,68
4,63 4,52
3,36
4,24
3,47
4,84
Q1/16 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q3/17
Lapangan Usaha
(y-on-y) (q-to-q)
Q3/17 Q2/17 Q3/16 Q3/17 Q2/17 Q3/16
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Industri Pengolahan 4,84 3,47 4,52 2,17 2,76 0,83
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas
-0,49 0,03 2,54 0,15 -0,05 0,67
Industri Nonmigas 5,49 3,89 4,77 2,41 3,11 0,85
1. Industri Makanan dan
Minuman
9,46 7,01 9,98 4,00 8,40 1,67
3. Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi
4,40 3,61 -0,19 -1,34 4,55 -2,09
7. Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional
4,46 7,34 7,33 0,57 2,53 3,34
9. Industri Barang Galian
bukan Logam
-2,29 -4,20 7,69 6,35 -3,83 4,27
12. Industri Mesin dan
Perlengkapan
6,35 6,31 0,93 0,01 7,47 -0,02
13. Industri Alat Angkutan 5,63 0,59 3,25 4,61 -0,53 -0,37
Fenomena
Peningkatan Industri Makanan dan Minuman terutama didorong oleh peningkatan produksi kelapa sawit
Peningkatan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi didorong oleh peningkatan permintaan.
Peningkatan Industri Logam Dasar sejalan dengan pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh pemerintah.
Peningkatan Industri Mesin dan Perlengkapan didukung oleh peningkatan aktivitas konstruksi dan pemulihan sektor
pertambangan.
14. Lapangan Usaha
(y-on-y) (q-to-q)
Q3/17 Q2/17 Q3/16 Q3/17 Q2/17 Q3/16
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian, Kehutanan &
Perikanan
2,92 3,33 3,03 4,25 8,49 4,67
1. Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian
2,12 2,92 2,79 4,87 10,14 5,69
a. Tanaman Pangan -0,24 -2,03 2,59 -1,06 -7,49 -2,84
b. Tanaman Hortikultura 2,23 5,83 4,90 0,06 22,24 3,59
c. Tanaman Perkebunan 2,90 4,93 1,87 12,57 29,46 14,80
d. Peternakan 4,82 6,34 4,05 1,70 2,77 3,18
e. Jasa Pertanian dan
Perburuan
2,93 2,26 2,53 6,99 1,63 6,30
2. Kehutanan & Penebangan
Kayu
3,25 -0,82 -1,68 -2,40 13,09 -6,24
3. Perikanan 6,75 6,53 5,64 3,25 0,36 3,04
PERTANIAN TUMBUH MELAMBAT
14
1,47
3,44
3,03
5,31
7,06
3,33
2,92
Q1/16 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q3/17
Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (y-on-y)
Fenomena
Cuaca di tahun 2017 cenderung normal, sementara tahun lalu produksi padi mengalami kenaikan akibat
kemarau basah.
Kenaikan produksi kelapa sawit akibat membaiknya cuaca pasca El Nino 2015 dan adanya kebun sawit
baru yang memasuki tahap produksi.
Momen hari raya Idul Adha mendorong peningkatan permintaan hewan kurban.
15. Lapangan Usaha
(y-on-y) (q-to-q)
Q317 Q2/17 Q3/16 Q3/17 Q2/17 Q3/16
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
5,50 3,85 3,59 3,00 2,86 1,39
1. Perdagangan Mobil,
Sepeda Motor, dan
Reparasinya
6,12 3,14 2,91 2,68 1,48 -0,20
2. Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor
5,35 4,01 3,75 3,07 3,19 1,76
PERDAGANGAN TUMBUH POSITIF
15
Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (y-on-y)
4,15 4,10
3,59 3,90
4,99
3,85
5,50
Q1/16 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q3/17
Fenomena
Peningkatan produksi barang domestik dan peningkatan volume impor barang.
17. PDB MENURUT LAPANGAN USAHA (TRIWULANAN)
ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN KONSTAN 2010 (TRILIUN RUPIAH)
Lapangan Usaha
Harga Berlaku Harga Konstan 2010
Triw II-2017 Triw III-2017 Triw II-2017 Triw III-2017
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 468,4 489,0 332,4 346,5
B. Pertambangan dan Penggalian 246,8 250,3 195,5 195,6
C. Industri Pengolahan 681,7 698,2 525,1 536,5
D. Pengadaan Listrik dan Gas 39,4 41,9 24,6 25,9
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 2,4 2,5 2,0 2,0
F. Konstruksi 340,4 359,4 239,8 251,5
G. Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor 438,9 454,4 327,1 336,9
H. Transportasi dan Pergudangan 177,7 195,0 99,5 104,7
I. Akomodasi dan Makan Minum 95,2 96,7 73,5 74,4
J. Informasi dan Komunikasi 128,9 130,9 126,2 127,9
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 141,8 147,7 99,5 102,7
L. Real Estate 94,2 95,3 72,1 72,4
M,N. Jasa Perusahaan 58,7 60,6 42,7 43,8
O. Adm. Pemerintahan,Pertahanan,Jaminan Sosial 122,3 126,1 78,0 79,7
P. Jasa Pendidikan 108,6 111,7 73,7 74,8
Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 35,5 36,4 26,7 27,2
R,S,T,U. Jasa Lainnya 58,8 60,9 42,0 43,1
NILAI TAMBAH BRUTO ATAS HARGA DASAR 3 239,7 3 357,0 2 380,4 2 445,6
PAJAK DIKURANGI SUBSIDI ATAS PRODUK 125,7 145,3 92,4 105,9
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 3 365,4 3 502,3 2 472,8 2 551,5
18. LAJU PERTUMBUHAN PDB MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN DASAR 2010 (PERSEN)
Lapangan Usaha
Triw III-2017
Terhadap
Triw II-2017
( Q-to-Q )
Triw III-2017
Terhadap
Triw III-2016
( Y-on-Y )
Triw I s/d III-2017
Terhadap
Triw I s/d III-2016
( C-to-C )
Sumber
Pertumbuhan
Triw III-2017
( Y-on-Y )
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 4,25 2,92 4,31 0,40
B. Pertambangan dan Penggalian 0,03 1,76 1,15 0,14
C. Industri Pengolahan 2,17 4,84 4,18 1,02
D. Pengadaan Listrik dan Gas 5,32 4,88 1,29 0,05
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 1,57 4,83 4,30 0,00
F. Konstruksi 4,88 7,13 6,69 0,69
G. Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil &
Sepeda Motor
3,00 5,50 4,78 0,72
H. Transportasi dan Pergudangan 5,21 8,27 8,25 0,33
I. Akomodasi dan Makan Minum 1,23 4,96 4,90 0,14
J. Informasi dan Komunikasi 1,40 9,35 9,80 0,45
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 3,27 6,44 6,13 0,26
L. Real Estate 0,36 3,64 3,68 0,10
M,N. Jasa Perusahaan 2,59 9,24 8,07 0,15
O. Adm. Pemerintahan,Pertahanan,Jaminan Sosial 2,13 0,43 0,21 0,01
P. Jasa Pendidikan 1,46 3,70 2,87 0,11
Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 1,61 7,44 6,98 0,08
R,S,T,U. Jasa Lainnya 2,71 9,45 8,71 0,15
NILAI TAMBAH BRUTO ATAS HARGA DASAR 2,74 5,03 4,78 4,82
PAJAK DIKURANGI SUBSIDI ATAS PRODUK 14,61 5,82 12,23 0,24
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 3,18 5,06 5,03 5,06
20. 4,93
6,01
3,46
7,11
17,27
15,09
PERTUMBUHAN PDB MENURUT PENGELUARAN
TRIWULAN III-2017 (PERSEN)
20
3,44
1,86
5,29 5,25
9,07 8,99
Pertumbuhan Q-to-Q
Ekspor ImporPMTB
Pertumbuhan Y-on-Y
Konsumsi
Pemerintah
Konsumsi
Rumah
Tangga
Konsumsi
LNPRT
Ekspor ImporPMTBKonsumsi
Pemerintah
Konsumsi
Rumah
Tangga
Konsumsi
LNPRT
21. STRUKTUR PDB DAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT PENGELUARAN
TRIWULAN III-2017 ( Y-on-Y )
21
Konsumsi
Rumah Tangga
PMTB
Ekspor
Konsumsi
Pemerintah
Konsumsi
LNPRT
Impor-18,82
1,16
8,80
20,50
31,87
55,68
15,09
6,01
3,46
17,27
7,11
4,93
Struktur PDB(%) Pertumbuhan Ekonomi (%)
22. Komponen
(y-on-y) (q-to-q)
Q3/17 Q2/17 Q3/16 Q3/17 Q2/17 Q3/16
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Konsumsi Rumah Tanga 4,93 4,95 5,01 3,44 1,31 3,45
a. Makanan & Minuman,
Selain Restoran
5,04 5,24 5,23 3,09 1,38 3,29
b. Pakaian, Alas Kaki, &
Jasa Perawatannya
2,00 3,47 2,24 0,51 2,01 1,96
c. Perumahan &
Perlengkapan Rumah
Tangga
4,14 4,13 4,17 2,29 1,13 2,27
d. Kesehatan & Pendidikan 5,38 5,33 5,36 3,43 0,87 3,38
e. Transportasi &
Komunikasi
5,86 5,34 6,08 5,05 1,53 4,53
f. Restoran & Hotel 5,52 5,86 5,01 4,25 1,27 4,59
g. Lainnya 2,17 2,05 2,15 1,87 0,43 1,75
KONSUMSI RUMAH TANGGA TUMBUH POSITIF
22
4,97
5,07 5,01 4,99
4,94
4,95
4,93
Q1/16 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q3/17
Laju Pertumbuhan Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga (y-on-y)
Fenomena
Klaim bruto BPJS tumbuh 24,33 persen, menguat dari triwulan III/2016 yang tumbuh 20,25 persen.
Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPKH) tumbuh 6,62 persen, menguat dari triwulan III/2016 yang
tumbuh 0,01 persen.
Konsumsi pada triwulan ini juga dipengaruhi oleh libur hari raya Idul Adha, ibadah haji, dan tahun ajaran
baru.
23. Komponen
(y-on-y) (q-to-q)
Q3/17 Q2/17 Q3/16 Q3/17 Q2/17 Q3/16
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
PMTB 7,11 5,35 4,24 5,25 2,95 3,52
a. Bangunan 6,28 6,07 4,96 4,57 1,62 4,36
b. Mesin dan Perlengkapan 15,18 -2,21 -9,47 18,61 -1,33 0,70
c. Kendaraan 5,33 12,58 14,76 11,33 0,15 18,98
d. Peralatan Lainnya 16,83 13,52 1,44 5,69 4,48 2,70
e. CBR 10,26 2,07 1,89 -4,45 17,48 -11,55
f. Produk Kekayaan
Intelektual
-3,34 0,82 22,65 -7,95 35,17 -3,99
PMTB TUMBUH POSITIF
23
4,67
4,18 4,24
4,80
4,78
5,35
7,11
Q1/16 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q3/17
Laju Pertumbuhan PMTB (y-on-y)
Fenomena
Pertumbuhan PMTB didorong oleh investasi berupa bangunan , mesin, kendaraan, peralatan lainnya dan cultivated
biological resources.
Investasi berupa bangunan tumbuh seiring dengan meningkatnya aktivitas di sektor konstruksi, seperti peningkatan
pembangunan infrastuktur di beberapa daerah.
Realisasi Belanja Modal Pemerintah Pusat (APBN) Triwulan III/2017 sebesar 42,68 triliun, meningkat (13,25
persen) dibandingkan belanja modal Triwulan III/2016.
Meningkatnya barang modal kendaraan baik yang berasal dari domestik maupun impor.
Realisasi investasi BKPM pada triwulan III/2017 mencapai Rp176,6 triliun, meningkat 13,7 persen dari triwulan
III/2016
24. Komponen
(y-on-y) (q-to-q)
Q3/17 Q2/17 Q3/16 Q3/17 Q2/17 Q3/16
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Konsumsi Pemerintah 3,46 -1,93 -2,95 5,29 29,38 -0,19
a. Konsumsi Kolektif 2,17 -3,14 -4,38 6,20 29,50 0,68
b. Konsumsi Individu 5,55 -0,02 -0,54 3,90 29,20 -1,58
KONSUMSI PEMERINTAH TUMBUH POSITIF
24
3,43
6,23
-2,95
-4,05
2,67
-1,93
3,46
Q1/16 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q3/17
Laju Pertumbuhan Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah (y-on-y)
Fenomena
Realisasi belanja bantuan sosial meningkat sebesar 36,88 persen dibanding Tw III-2016 terutama pada
perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.
Realisasi belanja barang pada Tw III-2017 sebesar Rp 67,07 Triliun naik 7,59 persen dibanding Tw III-2016.
Realisasi belanja pegawai pada Tw III-2017 sebesar Rp 82,08 Triliun naik 1,02 persen dibanding Tw III-2016.
25. -0,26
0,10
-0,80
0,16
-0,15
0,270,86 0,72 0,69
1,53 1,69
2,25
5,01 5,01 5,06
2,72 2,65
2,65
Triwulan I-2017 Triwulan II-2017 Triwulan III-2017
Konsumsi Rumah Tangga PMTB
Net Ekspor Konsumsi Pemerintah
Lainnya Pertumbuhan PDB
Sumber Pertumbuhan PDB (Triwulanan)
Menurut Pengeluaran (Y-on-Y)
Sumber
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia
Triwulan III-2017
(Y-on-Y)
Konsumsi rumah
tangga sumber
pertumbuhan
ekonomi tertinggi,
yakni sebesar
2,65 persen
26. Komponen
Atas Dasar
Harga Berlaku
Atas Dasar
Harga Konstan 2010
Triw II-2017 Triw III-2017 Triw II-2017 Triw III-2017
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1 874,2 1 950,2 1 326,5 1 372,1
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 39,7 40,7 27,9 28,5
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 290,2 308,3 183,9 193,7
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1 055,8 1 116,3 782,7 823,8
5. Perubahan Inventori 95,9 50,5 56,6 29,4
6. Ekspor Barang dan Jasa 644,9 717,7 511,6 558,0
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 596,5 659,3 456,5 497,6
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 3 365,4 3 502,3 2 472,8 2 551,5
26
PDB Menurut Pengeluaran
Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Triliun rupiah)
27. Komponen
Triw III- 2017
Terhadap
Triw II-2017
( Q-to-Q )
Triw III-2017
terhadap
Triw III-2016
( Y-on-Y )
Triw I s.d III-2017
Terhadap
Triw I s.d III-2016
Sumber
Pertumbuhan
Triw III-2017
( Y-on-Y )
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,44 4,93 4,94 2,65
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,86 6,01 7,49 0,07
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,29 3,46 1,28 0,27
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5,25 7,11 5,77 2,25
5. Perubahan Inventori - - - -
6. Ekspor Barang dan Jasa 9,07 17,27 9,79 3,38
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 8,99 15,09 6,68 2,69
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 3,18 5,06 5,03 5,06
27
Laju Pertumbuhan PDB
Menurut Pengeluaran (Persen)
28. PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA SPASIAL
2,47%
3,98%
Maluku & Papua
3,22%
5,24%
Bali & Nusa Tenggara
6,16%
6,69%
Sulawesi
8,10%
4,67%
Kalimantan
21,54%
4,43%
Sumatera
58,51%
5,51%
Jawa
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan III – 2017 masih didominasi oleh
kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,51 persen.
Distribusi
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2017 (Y-on-Y)
Keterangan
29. RINGKASAN PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN III-2017 ( Y-on-Y )
SISI PRODUKSI SISI PENGELUARAN
1. Pertambangan dan Penggalian tumbuh positif
peningkatan produksi panas bumi dan
beberapa komoditas tambang.
2. Industri Pengolahan meningkat peningkatan
produksi Industri bukan migas utamanya
peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO) dan
permintaan domestik.
3. Transportasi dan Pergudangan tumbuh
signifikan peningkatan supply angkutan udara
karena penambahan armada, rute dan frekuensi
penerbangan.
4. Informasi dan Komunikasi tumbuh tinggi
permintaan layanan data tumbuh signifikan
pada masa liburan dan dua hari raya islam.
5. Jasa Perantara Keuangan tumbuh melambat
perlambatan pertumbuhan kredit dan
penurunan pendapatan spread bunga
perbankan.
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh
positif terutama terjadi pada kelompok
transportasi & komunikasi, restoran & hotel, dan
kelompok kesehatan & pendidikan.
2. Pengeluaran konsumsi LNPRT tumbuh signifikan
didorong adanya Hari Raya Idul Adha dan
meningkatnya kegiatan partai politik menjelang
pilkada.
3. Pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh positif
peningkatan terutama pada belanja barang, dan
bantuan sosial.
4. PMTB tumbuh positif peningkatan belanja modal
pemerintah serta peningkatan barang modal jenis
bangunan, mesin & perlengkapan, Cultivated
Biological Resources (CBR), dan barang modal jenis
peralatan lainnya.
5. Ekspor tumbuh signifikan ekspor barang
meningkat seiring menguatnya perekonomian
negara-negara tujuan ekspor, terutama komoditi
lemak dan minyak hewah/nabati, sedangkan ekspor
jasa meningkat seiring peningkatan jumlah wisman.
6. Impor tumbuh signifikan Impor meningkat
seiring meningkatnya permintaan domestik.
31. 31
TINGKAT OPTIMISME PELAKU BISNIS
111,63 112,39
TRW II-2017 TRW III-2017
KOMPONEN PEMBENTUK ITB
PENDAPATAN USAHA118,93 115,62
PENGGUNAAN
KAPASITAS USAHA
114,25114,55
RATA RATA
JUMLAH JAM KERJA
107,29101,40
TRW II-2017 TRW III-2017
KONDISI BISNIS TRIWULAN II-2017 DAN TRIWULAN III-2017
TERTINGGI TERENDAH
134,25
JASA KEUANGAN &
ASURANSI
RP
98,00
REAL ESTAT
32. 32
Lapangan Usaha dengan ITB Tertinggi, Triwulan III-2017
Lapangan Usaha dengan ITB Terendah, Triwulan III-2017
Adm. Pemerintahan, Pertahanan,
& Jaminan Sosial Wajib
129,93
Jasa Keuangan & Asuransi
134,25
Transportasi &
Pergudangan
124,43
98,00
Real Estat Jasa Pendidikan
100,59 105,37
Pertambangan dan Penggalian
RP
33. 33
Lapangan Usaha
Variabel Pembentuk
ITB Triwulan
III-2017Pendapatan
Usaha
Penggunaan
Kapasitas
Produksi/
Usaha
Rata-rata
Jumlah Jam
Kerja
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 111,71 109,34 - 110,52
2. Pertambangan dan Penggalian 107,32 106,83 101,95 105,37
3. Industri Pengolahan 109,65 110,70 103,51 107,95
4. Pengadaan Listrik dan Gas 136,04 127,03 106,31 123,12
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan
Daur Ulang
118,75 111,25 101,25 110,42
6. Konstruksi 110,47 105,24 105,24 106,98
7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan
Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
119,02 119,14 115,21 117,79
8. Transportasi dan Pergudangan 128,57 122,98 121,74 124,43
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 109,15 107,41 107,63 108,06
10. Informasi dan Komunikasi 115,56 121,67 101,67 112,96
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 148,62 140,61 113,54 134,25
12. Real Estat 94,00 101,00 99,00 98,00
13. Jasa Perusahaan 117,83 114,78 110,00 114,20
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
132,65 138,78 118,37 129,93
15. Jasa Pendidikan 99,41 100,59 101,78 100,59
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 109,92 106,87 105,34 107,38
17. Jasa Lainnya 108,59 112,27 105,52 108,79
Total 115,62 114,25 107,29 112,39
ITB Triwulan III-2017 Menurut Lapangan Usaha dan Variabel Pembentuk
35. 35
Lapangan Usaha yang Paling Optimis, Perkiraan Triwulan IV-2017
Jasa Keuangan & Asuransi
125,28
RP
Adm. Pemerintahan, Pertahanan,
& Jaminan Sosial Wajib
129,59
Lapangan Usaha dengan Optimisme Terendah, Perkiraan Triwulan IV-2017
103,84
Pertambangan dan Penggalian
Pengadaan
Listrik dan Gas
123,87
Konstruksi
108,46 109,97
Industri Pengolahan
36. Lapangan Usaha
Variabel Pembentuk Perkiraan ITB Triwulan IV-2017 Perkiraan ITB
Triwulan
IV-2017
Order dari
Dalam Negeri
Order dari
Luar Negeri
Harga Jual
Produk
Order Barang
Input
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 119,30 100,16 113,61 - 111,02
2. Pertambangan dan Penggalian 106,34 101,46 102,93 104,63 103,84
3. Industri Pengolahan 113,07 102,19 113,60 111,01 109,97
4. Pengadaan Listrik dan Gas 134,23 - 117,12 120,27 123,87
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang
137,50 - 105,00 110,00 117,50
6. Konstruksi 109,69 - 113,35 102,36 108,46
7. Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
110,31 100,98 120,37 113,25 111,23
8. Transportasi dan Pergudangan 131,37 - 112,73 - 122,05
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
130,50 - 114,60 - 122,55
10. Informasi dan Komunikasi 132,78 - 110,56 - 121,67
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 153,59 - 96,96 - 125,28
12. Real Estat 117,00 - 109,00 - 113,00
13. Jasa Perusahaan 123,48 - 105,65 - 114,57
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
142,86 - 116,33 - 129,59
15. Jasa Pendidikan 117,75 - 105,92 - 111,83
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 126,72 - 106,11 - 116,41
17. Jasa Lainnya 130,06 - 101,23 - 115,64
Total 121,21 100,67 111,81 105,11 109,70
Perkiraan ITB Triwulan IV-2017 Menurut Kategori Lapangan Usaha dan Variabel Pembentuk
37. 37
KOMPONEN PEMBENTUK ITK
PENDAPATAN116,49 110,40
PENGARUH INFLASI
TERHADAP KONSUMSI
108,72109,07
VOLUME KONSUMSI 107,96123,24
TRW II-2017 TRW III-2017
TINGKAT EKONOMI KONSUMEN
115,92
109,42
TRW II-2017 TRW III-2017
NILAI ITK PROVINSI
KONDISI EKONOMI KONSUMEN TRIWULAN II-2017 DAN TRIWULAN III-2017
119,09 101,97
D. I. YOGYAKARTA SUMATERA UTARA
TERTINGGI TERENDAH
40. Perkembangan TPAK Indonesia (Persen),
Februari 2016 – Agustus 2017
40
68,06
66,34
69,02
66,67
Februari 2016 (127,67 juta orang)
Februari 2017 (131,55 juta orang)
Agustus 2016 (125,44 juta orang)
TPAK
Agt‘16 – Agt‘17
+ 0,33poin
Angkatan Kerja Agustus 2017 sebesar 128,06 juta orang,
Menurun 3,49 juta orang dibanding Februari 2017
dan meningkat 2,62 juta orang dibanding Agustus 2016
Agustus 2017 (128,06 juta orang)
TPAK ANGKATAN KERJA
“
”
41. 41
Masih Ada Kesenjangan yang Tinggi Antara Partisipasi Kerja Perempuan & Laki-laki
83,46 81,97 83,05 82,51
52,71 50,77
55,04
50,89
68,06 66,34
69,02 66,67
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
Feb 16 Agt 16 Feb 17 Agt 17
Laki-laki Perempuan Total
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Jenis Kelamin,
Februari 2016– Agustus 2017 (Persen)
42. 5,50%
5,61%
5,33%
5,50%
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Daerah,
Februari 2016 – Agustus 2017
42
Agustus 2016 Agustus 2017Februari 2016 Februari 2016
TPT Perkotaan lebih tinggi
dibandingkan TPT Perdesaan
Kota DesaKota DesaKota DesaKota Desa
6,79%
4,01%
6,53%
4,35%
6,60%
4,51%
6,50%
4,00%
43. Struktur Ketenagakerjaan Indonesia,
Agustus 2017
43
PENDUDUK
USIA KERJA
192,08
juta orang
ANGKATAN
KERJA
128,06
juta orang
BEKERJA
PENGANGGURAN
BUKAN
ANGKATAN KERJA
MENGURUS RUMAH TANGGA
SEKOLAH
LAINNYA
64,02
juta orang
121,02
juta orang
7,04
juta orang
PEKERJA
PENUH
87,20
juta orang
PEKERJA
PARUH
WAKTU
24,68
juta orang
SETENGAH
MENGANGGUR
9,14
juta orang
39,92
juta orang
16,49
juta orang
7,61
juta orang
44. Struktur Lapangan Pekerjaan Utama,
Agustus 2016 dan Agustus 2017
Agustus 2016
Jumlah Penduduk Bekerja: 118,41 Juta Orang
Agustus 2017
Jumlah Penduduk Bekerja: 121,02 Juta Orang
44
Pertanian
(37,77 juta orang)
Perdagangan
(26,69 juta orang)
Jasa
(19,46 juta orang)
Industri
(15,54 juta orang)
Konstruksi
(7,98 juta orang)
Transportasi
(5,61 juta orang)
Keuangan
(3,53 juta orang)
Pertambangan
(1,48 juta orang)
Pertanian
(35,93 juta orang)
Perdagangan
(28,17 juta orang)
Jasa
(20,48 juta orang)
Industri
(17,01 juta orang)
Konstruksi
(8,14 juta orang)
Transportasi
(5,76 juta orang)
Keuangan
(3,75 juta orang)
Pertambangan
(1,39 juta orang)
31,90%
22,54%
16,43%
13,12%
6,74%
4,74%
2,98%
1,25%
0,30%
29,69%
23,28%
16,92%
14,05%
6,73%
4,76%
3,10%
1,15%
0,32%Listrik Gas Air
(0,35 juta orang)
Listrik Gas Air
(0,39 juta orang)
45. 45
38,70%
Buruh/Karyawan
(45,83 juta orang)
16,90%
Berusaha Sendiri
(20,01 juta orang)
16,43%
Berusaha Dibantu
Buruh Tidak Tetap
(19,45 juta orang)
13,74%Pekerja Keluarga/Tak Dibayar
(16,27 juta orang)
5,89%Pekerja Bebas di Nonpertanian
(6,97 juta orang)
4,64%
Pekerja Bebas di Pertanian
(5,50 juta orang)
3,70%
Berusaha Dibantu Buruh Tetap
(4,38 juta orang)
39,71%
Buruh/Karyawan
(48,05 juta orang)
19,13%
Berusaha Sendiri
(23,15 juta orang)
14,89%
Berusaha Dibantu
Buruh Tidak Tetap
(18,02 juta orang)
12,26% Pekerja Keluarga/Tak Dibayar
(14,84 juta orang)
5,92% Pekerja Bebas di Nonpertanian
(7,16 juta orang)
4,83%
Pekerja Bebas di Pertanian
(5,85 juta orang)
3,26%
Berusaha Dibantu Buruh Tetap
(3,95 juta orang)
Agustus 2016
Jumlah Penduduk Bekerja: 118,41 Juta Orang
Agustus 2017
Jumlah Penduduk Bekerja: 121,02 Juta Orang
Status Pekerjaan Utama,
Agustus 2016 dan Agustus 2017
46. 46
Karakteristik Penduduk Bekerja,
Agustus 2017
SD Ke Bawah;
50,98;
(42,13%)
Sekolah
Menengah
Pertama;
21,72;
(17,95%)
Sekolah
Menengah
Atas; 21,13;
(17,46%)
Sekolah
Menengah
Kejuruan;
12,59;
(10,40%)
Diploma I/II/III;
3,28; (2,71%)
Universitas;
11,32; (9,35%)
Menurut Tingkat Pendidikan
(Juta Orang)
Sekitar 12,06% dari total penduduk
bekerja berpendidikan tinggi
(Diploma ke atas)
1–7 Jam;
2,38; (1,97%)
8–14 Jam;
5,95; (4,92%)
15–24 Jam;
11,87; (9,81%)
25–34 Jam;
13,62;
(11,25%)
≥ 35 *) Jam;
87,20;
(72,05%)
Menurut Jam Kerja
(Juta Orang)
Sebagian besar penduduk bekerja,
yaitu sekitar 87,20 juta orang (72,05%)
merupakan pekerja penuh
(jam kerja minimal 35 jam per minggu)
*) Termasuk sementara tidak bekerja
47. 47
TPT Menurut Pendidikan,
Agustus 2017
TPT terendah sebesar 2,62% terdapat pada
penduduk berpendidikan SD ke Bawah,
sementara TPT tertinggi sebesar 11,41% pada
jenjang pendidikan SMK
48. Pekerja Formal dan Informal,
Februari 2016– Agustus 2017
48
70,32 Juta
(58,28%)
68,20Juta
(57,60%)
72,67 Juta
(58,35%)
69,02 Juta
(57,03%)
50,33 Juta
(41,72%)
50,21 Juta
(42,40%)
51,87 Juta
(41,65%)
52,00 Juta
(42,97%)
Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017 Agustus 2017
Informal Formal
Cakupan
Formal & Informal
Sektor formal mencakup
kategori:
- Berusaha dibantu buruh tetap
- Buruh/karyawan
Sektor informal mencakup
kategori:
- Berusaha sendiri
- Berusaha dibantu buruh tidak
tetap
- Pekerja bebas
- Pekerja tak dibayar
49. Bali
D.I. Yogyakarta
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Tenggara
Nusa Tenggara Barat
Papua
Bengkulu
Bangka Belitung
Sulawesi tengah
Jambi
Jawa Timur
Kalimantan Tengah
Gorontalo
Lampung
Kalimantan Barat
Sumatera Selatan
Jawa Tengah
Kalimantan Selatan
Maluku Utara
Kalimantan Utara
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
Riau
Papua Barat
Aceh
Kalimantan Timur
DKI Jakarta
Kepulauan Riau
Sulawesi Utara
Jawa Barat
Banten
Maluku 9,29
9,28
8,22
7,18
7,16
7,14
6,91
6,57
6,49
6,22
5,61
5,60
5,58
5,54
5,33
4,77
4,57
4,39
4,36
4,33
4,28
4,23
4,00
3,87
3,81
3,78
3,74
3,62
3,32
3,30
3,27
3,21
3,02
1,48
49
Indonesia = 5,50 persen
TPT tertinggi tercatat di
Provinsi Maluku sebesar
9,29 persen
TPT terendah
di Provinsi Bali sebesar
1,48 persen
Tingkat
Pengangguran
Terbuka (TPT)
Menurut Provinsi,
Agustus 2017
50. 50
Rata-rata Upah/Gaji
Buruh/Karyawan/Pegawai
Sebulan Menurut
Lapangan Pekerjaan Utama
dan Jenis Kelamin
(juta rupiah), Agustus 2017
Rata-rata upah buruh sebulan
pada Agustus 2017 sebesar
2,74 juta rupiah.
Rata-rata upah tertinggi di
sektor Pertambangan yaitu
sebesar 4,44 juta rupiah.
Rata-rata upah terendah di
sektor pertanian yaitu sebesar
1,77 juta rupiah.
Menurut jenis kelamin, secara
total rata-rata upah buruh
laki-laki lebih tinggi
dibandingkan rata-rata upah
buruh perempuan yaitu 2,99
juta rupiah dan 2,30 juta
rupiah.
1,77
2,26
2,51
2,64
2,88
3,28
3,87
3,92
4,44
2,74
1,92
2,47
2,51
2,91
3,38
3,28
3,90
3,90
4,49
2,99
1,25
1,93
2,63
2,15
2,38
3,30
3,80
4,07
3,57
2,30
Pertanian
Perdagangan
Konstruksi
Industri
Jasa
Transportasi
Keuangan
Listrik, Gas, dan Air
Pertambangan
TOTAL
Perempuan Laki-Laki Laki-laki + Perempuan
51. www.bps.go.id
Terima Kasih
Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291 Badan Pusat Statistik (Page)
@bps_statistics
bpshq@bps.go.id
(021) 3857046