MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
etiologi diagnosis tatalaksana dan edukasi trauma mata
1. Trauma pada
Mata
Liany Elizabeth Tiho
220141010069
Supervisor Pembimbing:
dr. Novanita Satolom, Sp. M(K)
Residen Pembimbing:
dr. Miranda Pasandaran
2. Pendahuluan
Trauma mata bisa merupakan penyebab kebutaan
unilateral yang umum terjadi pada anak-anak dan orang
dewasa. Trauma ini paling banyak terjadi karena
kecelakaan pada saat bekerja, atau juga karena
kecelakaan lalu lintas, serta akibat mainan. Akibat dari
trauma bisa sangat ringan yang hanya sedikit
mengganggu fungsi dan kosmetik sampai sangat berat
yang dapat menyebabkan kematian.
3. Jenis trauma pada mata
Trauma Mata
Trauma kimia
Trauma termal
dan radiasi
- Asam
- Basa
Trauma
mekanik
Trauma tembus
bola mata
- Tajam
- Tumpul
Benda asing
5. Trauma kimia
● Kegawatdaruratan akibat pajanan zat kimia ke jaringan mata dan/atau
adneksa sekitarnya.
● Etiologi
- Zat asam (pH <7) : air aki, baterai
- Zat basa (pH >7.6) : sabun, detergen
6. Trauma Kimia
● cenderung menyebabkan
kerusakan jaringan yang tidak
terlalu parah
● Bersifat koagulatif zat tidak
penetrasi ke dalam
● Bersifat likuefaktif (mencairkan jaringan), penetrasi dapat
sangat dalam dan berbahaya
● Terjadi peningkatan pH (> 7) saponifikasi lemak membran
sel disrupsi sel.
● Reaksi pd jaringan nekrosis terkelupas
● Jaringan di bawahnya & di sampingnya menyusul nekrosis.
Makin lama makin dalam dan luas.
6
Asam Basa
9. Pemeriksaan penunjang
tatalaksana
● Kertas lakmus
● slit lamp
● Tonometri
● funduskopi
● Irigasi bahan kimia bilas dengan NaCl 0.9% atau RL sampai pH kembali
normal
● Anestesi topical
● Antibiotik topical
● Kortikosteroid
● Siklopegia
● Rujuk ke spesialis mata
Trauma Kimia
11. Trauma Panas Trauma Dingin
● Panas penyebab utama
peradangan, jika parah, dapat
menyebabkan kerusakan
kolagen
● Contoh penyebab Alat
pengeriting rambut, rokok,
dan cairan panas yang
terciprat ke mata, terutama
saat memasak, dll
• Bisa menyebabkan edema
kornea (paparan suhu dingin
dalam waktu lama seperti saat
bermain ski atau mendaki
gunung)
• Dingin suhu berdampak buruk
pada fungsi pompa sel endotel,
membuatnya kurang efektif.
12. Tatalaksana :
● Tujuan utama terapi yang disebabkan oleh panas adalah untuk meredakan
rasa tidak nyaman, mencegah peradangan kornea sekunder, ulserasi, dan
perforasi akibat infeksi atau akibat paparan yang disebabkan oleh kerusakan
kelopak mata, serta meminimalkan jaringan parut kelopak mata dan
kerusakan yang diakibatkannya
● Bisa diberikan antibiotic dan sikoplegik dalam waktu singkat
13. Trauma Radiasi
Sinar UV
● Pada sinar las, menatap sinar matahari atau
pantulannya.
● Keluhan 4-10 jam stlh trauma. Keluhan mata sakit,
sensasi benda asing (rasa kelilipan),
blefarospasme, fotofobia, konjungtiva kemosis
(bengkak).
● Kerusakan pd kornea keratitis superfisial, pupil
miosis, visus terganggu.
● Tatalaksana :
- patching untuk meminimalkan ketidaknyamanan
akibat gerakan kelopak mata,
- Antibiotik topical salep atau tetes mata
- Analgesik
- Perlindungan yang tepat dengan penggunaan
kacamata penghalang sinar UV
14. Trauma Radiasi
Sinar Ioninsasi dan Sinar X
● Tingkat pemaparan terkait dengan jumlah energi dalam radiasi pengion, jenis
sinar yang dipancarkan, durasi paparan, dan kedekatan pasien dengan
sumber pengion.
● Mengakibatkan kerusakan pada konjungtiva, kornea, dan terkadang
kelenjar air mata
● Edema konjungtiva yang terjadi secara akut diikuti oleh jaringan
parut penyusutan hilangnya produksi air mata perubahan
pada pembuluh darah konjungtiva
● Tatalaksana:
- Antibiotik topikal
- Steroid
- Sikoplegik
16. Trauma Tajam
Anamnesis:
● Ketajaman penglihatan sebelum dan sesudah trauma
● Progresifitas lambat atau mendadak
● Riwayat pekerjaa curiga adanya benda asing intraokuler
Pemeriksaan oftalmologi
● Pemeriksaan visus
● Pemeriksaan segmen anterior slit lamp, loupe
● Pemeriksaan segmen posterior oftalmoskop
17. Penatalaksanaan segera trauma mata
● Hindari manipulasi lebih lanjut, jika jelas tampak
ruptur bola mata
● Beri antibiotik broad spectrum
● Berikan analgetik, antitoksin tetanus
19. Tatalaksana
● Luka dibersihkan dengan larutan salin
● Pertimbangakan profilaksis tetanus
● Antibiotik sistemik
● Jaringan yang terlepas dibersihkan,
debridement seminimal mungkin
● Laserasi partial-thickness tanpa
mengenai margo palpebra
● Laserasi full-thickness dengan
keterlibatan margo palpebra
● Rujuk ke spesialis mata rekonstruksi
palpebra
20. Trauma Tumpul
● Trauma tumpul pd mata sering disebut kontusio okuli. Kerusakan dpt tjd pd
daerah yg luas (bukan pd tempat terjadinya benturan) krn gaya diteruskan
ke segala arah.
Akibat trauma tumpul thd struktur anatomis mata:
Palpebra:
Laserasi
Ekhimose/hematom (perdarahan palpebra): palp bengkak, kebiruan, dpt
menjalar ke daerah sekitarnya
21. ● Emfisema palpebra: adanya udara di dlm jaringan palpebra yg
longgar. Bengkak, krepitasi.
○ Terjadi oleh karenafraktur dinding orbita, shg tjd hubungan
langsung antara rongga orbita dgn sinus-sinus di sekitar orbita.
○ Tatalaksana: bebat tekan
• Konjungtiva: perdarahan subkonjungtiva, hiperemi, kemosis, avulsi.
• Kornea: oedema kornea visus menurun
22. Hifema adanya darah pada bilik mata depan
Etilogi:
- Trauma mekanik
- Pecahnya neovaskularisasi
Manifestasi klinis:
- Mikrohifema black ball hyphema
- TIO meningkat > 22mmHg
23. Derajat keparahan
hifema
I : perdarahan mengisi <1/3 COA
II : perdarahan mengisi 1/3-1/2 COA
III : perdarahan mengisi >1/2 COA
IV : perdarahan mengisi seluruh COA
24.
25. Tatalaksana Hifema
● Konservatif
○ Bed Rest tirah baring dengan posisi semi-fowler (kepala
ditegakkan dengan 2-3 bantal) agar darah mengendap dan tidak
mengganggu visual axis (30 derajat)
○ Batasi aktivitas
○ Bebat Mata
○ Obat-obatan (koagulansia, sikloplegik, kortikosteroid, antibiotik dan
obat-obatan penurun TIO)
● Operatif
26. Komplikasi Hifema
● Perdarahan Sekunder
● Glaukoma Sekunder
● Hemosiderosis
Prognosis
• Prognosa dari hifema sangat bergantung
pada:
• Tingginya hifema
• Ada/tidaknya komplikasi dari
perdarahan/traumanya
• Cara perawatan
• Keadaan dari penderitanya sendiri
27. Pupil
● Trauma ringan : miosis krn iritasi
● Trauma berat : midriasis kelumpuhan otot sfingter pupilae
Iris:
● Iridoreksis : robekan pada tepi iris (tepi pupil)
● Iridodialisis : robekan pada akar iris. Pupil jadi berbentuk seperti
huruf D (D shape).
Lensa:
● Dislokasi lensa. Tjd krn ruptur pd zonula Zinnii. Dpt sebagian
(subluksasi) atau total (luksasi).
● Katarak traumatika
28. Korpus vitreus:
● Perdarahan dlm korpus vitreus (hemoftalmos). Dapat berasal dari:
korpus siliare ataupun khoroid.
Retina:
● Edema retina.
● Edema makula (= Berlin’s oedema).
● Ablasio retina: Lepasnya retina dari dinding bola mata. Merupakan
keadaan darurat
30. Gejala Klinis
● Tajam penglihatan menurun
● Tekanan bola mata rendah
● Bilik mata dangkal
● Bentuk pupil
● Ruptur kornea, sklera, konjungtiva
● Prolaps: iris,lensa, vitreous
31. tatalaksana
● Hindari manipulasi berlebihan
● Inform consent jelas tentang prognosis
● Anestesi umum
● Penutupan luka segmen anterior dengan teknik bedah mikro
● Laserasi kornea jahitan silk 10.0
● Prolaps Iris
● Luka pada sklera dijahit dengan 8.0 secara interrupted
● Enukleasi atau eviserasi destroyed eye
● Pemberian antibiotik
33. Benda asing pada mata
adanya objek nonfisiologis pada mata
● Anamnesis: onset, bagaimana, material, riwayat pekerjaan
● Keluhan: rasa tidak enak pada mata, penglihatan kabur
● Faktor risiko bekerja dipabrik, perkebunan, industry metal
● Tanda dan gejala:
Sensasi nyeri tajam
Refleks sekresi air mata
Blefarospasme
Injeksi konjungtiva tarsal dan/atau bulbi
Terlihat benda asing
34. tatalaksana
• Anestesi topical pada mta yang
terkena benda asing
(pantokain) 2% 1-2 tetes
• Irigasi dengan NaCl 0.9% atau
cotton bud atau jarum 30G
• Antibiotik topical
Dapat dikenali dengan
pengunaan slitlamp
Benda asing konjungtiva
35. Benda asing kornea
● Benda asing kornea dapat diidentifikasi slit-lamp.
● Benda asing intraokular harus disingkirkan jika terdapat riwayat paparan
benda asing logam berkecepatan tinggi (alat gerinda dan palu logam).
● identifikasi komposisi benda asing
36. Benda asing kornea
Tatalaksana :
● Antibiotik topical pada kasus ringan
● cotton-tipped applicator atau jarum
30G (gentle)
● Rujuk ke Sp.M
37. IOFB (Intra Ocular Foreign Body)
● Insiden: 18-41% pada trauma mata
● Penyebab memahat, perkakas/peralatan
● Jarang ditemukan pada orang yang memakai proteksi
38. Disebabkan interaksi antara ion trivalen
zat besi dan protein pada mata
Gejala klinis :
• deposit zat besi pada endotel kornea
• Iris kecoklatan
• Katarak dengan deposit kecoklatan
pada kapsul anterior
• Pigmen pada retina
Siderosis
Tembaga cendrung mempunyai
deposit pada membran, ex:
descemet’s, kapsul lensa, ILM
Gejala klinis:
o Partikel tembaga di aqueous
o Iris kehijauan
o Katarak sunflower dengan deposit
tembaga
o Partikel tembaga pada vitreous
o Deposit tembaga pada
permukaan retina
Chalcosis
Substansi ini biasanya dapat
ditoleransi di dalam mata,
misalnya gold, plastik,kaca,
porselen
Substansi “Innert”
39. Evaluasi
• Adakah benda asing??
• Benda asing intraokuler?? Atau
Intraorbita???
• Satu atau banyak??
• Lokasi IOFB
• Bagaimana keadaan sekitar luka
• Kondisi klinis lain yang menyertai
misalnya: endoftalmitis, perdarahan
vitreous, atau ablasio retina
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Slit lamp
• Oftalmoskop dapat melihat
kerusakan jar. Intraokuler
• Ultrsonografi efektif mendeteksi
benda asing intraokuler, perdarahan
vitreous atau ablasio retina
• Radiologi X-Ray, CT-Scan
Kerusakan jaringan dapat terjadi dari pembunuhan sel secara langsung, perubahan DNA seluler yang menghasilkan mutasi yang mematikan atau mutasi lainnya, atau kerusakan radiasi pada pembuluh darah dengan nekrosis iskemik sekunder.
MRI biasanya tidak digunakan karena berisiko jika ternyata IOFB dari logam/metal