Komunikasi merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Dari titik kelahiran hingga perjalanan hidupnya, manusia tak pernah luput
dari kebutuhan untuk berkomunikasi. Bahkan, pembentukan masyarakat sebagai
makhluk sosial dimulai dari jalinan komunikasi antar pribadi yang terjalin di
dalamnya.
1. MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG AKTIF DAN EFEKTIF:
TINJAUAN LITERATUR TENTANG STRATEGI MENINGKATKAN
KOMUNIKASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN
oleh:
Imada Maulidiya Rochmah, Muhammad Ihsan, Wildan Tamami
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Komunikasi merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Dari titik kelahiran hingga perjalanan hidupnya, manusia tak pernah luput
dari kebutuhan untuk berkomunikasi. Bahkan, pembentukan masyarakat sebagai
makhluk sosial dimulai dari jalinan komunikasi antar pribadi yang terjalin di
dalamnya.
Dalam kaitannya dengan masyarakat, komunikasi bukan sekadar alat untuk
menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai fondasi yang membangun hubungan
dan interaksi antarindividu. Tanpanya, masyarakat takkan mungkin ada karena
masyarakat pada dasarnya adalah kumpulan individu yang saling berkomunikasi
dan berinteraksi satu sama lain. Sebaliknya, tanpa keberadaan masyarakat, manusia
akan kesulitan untuk mengembangkan kemampuan komunikasinya, karena
komunikasi itu sendiri terbentuk dan berkembang dalam konteks sosial (Norfrion,
2019)
Konsep ini diperkuat oleh pemikiran Schramm, yang menggambarkan
komunikasi sebagai kebutuhan yang tak terelakkan bagi setiap individu. Dalam
proses ini, prinsip-prinsip komunikasi menjadi landasan yang menguraikan definisi
dan hakikat dari fenomena komunikasi itu sendiri. Dalam perspektif ini, kita dapat
melihat bagaimana kesamaan dalam pola komunikasi yang menggambarkan kedua
entitas manusia dan masyarakat yang saling memengaruhi satu sama lain.
Dengan demikian, jika dijelaskan secara singkat komunikasi bukanlah sekadar
alat atau teknik yang dipakai dalam interaksi manusia, tetapi merupakan inti dari
eksistensi manusia dan pembentukan masyarakat. Sebagai elemen yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia, komunikasi memainkan peran penting dalam
meningkatkan kualitas hidup dan memperkuat jalinan sosial di dalam masyarakat.
2. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang komunikasi dalam konteks
sosial menjadi kunci untuk membangun hubungan yang harmonis.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka
rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Kenapa komunikasi berperan penting dalam pendidikan?
2. Strategi apa yang cocok untuk meningkatkan komunikasi yang aktif dan
efektif dalam pendidikan?
3. Bagaimana langkah komunikasi yang baik untuk menghindari
miskomunikasi di pembelajaran?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini sebagai berikut.
1. Mampu mengetahui peran komunikasi dalam pendidikan.
2. Dapat merumuskan strategi jitu dalam meningkatkan komunikasi yang aktif
dan efektif dalam pendidikan.
3. Mengetahui langkah-langkah berkomunikasi yang baik untuk menghindari
miskomunikasi pada saat pembelajaran.
4. Manfaat
Komunikasi yang baik penting untuk dilakukan terlebih dalam konteks
pendidikan. Karena komunikasi yang baik dapat membantu penyampaian ide dan
informasi secara jelas. Selain itu, dengan komunikasi yang aktif dan efektif dapat
menghindari terjadinya miskomunikasi dalam pembelajaran. Hal ini penting untuk
dilakukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, dinamis, dan
berdaya.
3. B. Pembahasan
1. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin cum, yaitu kata depan yang berarti
“dengan” dan “bersama dengan”, dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti satu.
Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa Inggris
menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan, hubungan. Untuk ber communio diperlukan usaha dan kerja, dari kata
tersebut dibuat kata communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang,
memberikan sebagian kepada seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu
dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, berteman. Kata
kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda dalam bahasa
Inggris communication yang dalam bahasa Indonesia diserap menjadi
komunikasi.(Aidil & Kom, n.d)
Secara terminologi, dalam catatan Frank E.X. Dance, ada lebih dari seratus dua
puluh enam (126) definisi “komunikasi”. Di antara yang paling sering dikutip
adalah pendapat Carl I. Hovland yang menyatakan “Communication is the process
to modify the behavior of other individuals”.
Definisi lain mengartikan bahwa komunikasi merupakan proses untuk
menciptakan makna antara dua orang atau selebihnya (Alhasbi, 2023). Definisi ini
dipandang lebih berimbang dan kedua pelaku komunikasi adalah aktif. Pesan yang
disampaikan juga boleh ditafsirkan sesuai apa yang diterima oleh pihak kedua. Oleh
sebab itu dalam komunikasi ada proses menciptakan makna oleh peserta
komunikasi sampai ada makna yang telah atau akan disepakati dan dipahami oleh
kedua pihak.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah sebuah penyampaian suatu hal dari seseorang ke orang lain yang dapat
dipahami oleh kedua pihak.
2. Prinsip Komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasi pada dasarnya merupakan penjabaran lebih jauh
dari definisi atau hakikat komunikasi. ada tiga prinsip dasar komunikasi yang
dijelaskan dalam (Salim, A, 2023) di antaranya adalah:
4. 1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang
sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing
similiar experience)
2. Semakin utuh informasi yang diterima, maka suatu proses komunikasi akan
lebih efektif dan mengena (the field of experience)
3. Komunikasi akan tidak akan bisa utuh seluruhnya, karena manusia di atas
bumi ini tidak pernah memiliki perilaku, karakter, dan sifat-sifat yang sama.
Selain itu, dalam Al-Qur’an juga ada beberapa prinsip dalam
berkomunikasi. Meskipun al-Qur'an secara spesifik tidak membicarakan masalah
komunikasi, namun, jika diteliti sebenarnya banyak ayat yang memberikan
gambaran umum prinsip-prinsip komunikasi. sebagaimana yang dijelaskan oleh
(Istikomah, 2022) diantaranya adalah:
1. Prinsip Qaul Baligh
Term balīgh, yang berasal dari ba-la-gha, oleh para ahli bahasa
dipahami sampainya sesuatu kepada sesuatu yang lain. Juga bisa dimaknai
dengan “cukup” (al-kifāyah). Sehingga perkataan yang balīgh adalah
perkataan yang merasuk dan membekas dalam jiwa. Sementara menurut al-
Ishfahani, bahwa perkataan tersebut mengandung tiga unsur utama, yaitu
bahasanya tepat, sesuai dengan yang dikehendaki, dan isi perkataan adalah
suatu kebenaran. Sedangkan term balīgh dalam konteks pembicara dan
lawan bicara, adalah bahwa si pembicara secara sengaja hendak
menyampaikan sesuatu dengan cara yang benar agar bisa diterima oleh
pihak yang diajak bicara.
2. Prinsip Qaul Karim
Term karīm dirangkai dengan kata qaul atau perkataan, maka berarti
suatu perkataan yang menjadikan pihak lain tetap dalam kemuliaan, atau
perkataan yang membawa manfaat bagi pihak lain tanpa bermaksud
merendahkan. Ibn Asyur menyatakan bahwa qaul karīm adalah perkataan
yang tidak memojokkan pihak lain yang membuat dirinya merasa seakan
terhina. Contoh yang paling jelas adalah ketika seorang anak ingin
menasihati orang tuanya yang salah, yakni dengan tetap menjaga sopan
santun dan tidak bermaksud menggurui, apalagi sampai menyinggung
5. perasaannya. Yang pasti qaul karîm, adalah setiap perkataan yang dikenal
lembut, baik, yang mengandung unsur pemuliaan dan penghormatan.
3. Prinsip Qaul Maisur
Term ini mengajarkan apabila kita tidak bisa memberi atau
mengabulkan permintaan karena memang tidak ada, maka harus disertai
dengan perkataan yang baik dan alasan-alasan yang rasional. Pada
prinsipnya, qaul maisūr adalah segala bentuk perkataan yang baik, lembut,
dan melegakan. Ada juga yang menjelaskan, qaul maisūr adalah menjawab
dengan cara yang sangat baik, perkataan yang lembut dan tidak mengada-
ada.
4. Qaul Ma’ruf
Menurut al-Ishfahani, term ma’rûf menyangkut segala bentuk
perbuatan yang dinilai baik oleh akal dan syara‟. Dari sinilah kemudian
muncul pengertian bahwa ma’rûf adalah kebaikan yang bersifat partikular,
kondisional, temporer dan lokal. Sebab, jika akal dijadikan sebagai dasar
pertimbangan dari setiap kebaikan yang muncul, maka tidak akan sama dari
masing-masing kepentingan ruang dan waktu. Dalam beberapa konteks al-
Razi menjelaskan, bahwa qaul ma’rûf adalah perkataan yang baik, yang
menancap ke dalam jiwa, sehingga yang diajak bicara tidak merasa
dianggap bodoh.
5. Qaul Layyin
Term layyin adalah perkataan yang mengandung anjuran, ajakan,
pemberian contoh, di mana si pembicara berusaha meyakinkan pihak lain
bahwa apa yang disampaikan adalah benar dan rasional, dengan tidak
bermaksud merendahkan pendapat atau pandangan orang yang diajak bicara
tersebut.
6. Qaul Sadid
Term sadīd menduduki posisi yang cukup penting dalam konteks
kualitas keimanan dan ketaqwaan seseorang. Sementara berkaitan dengan
qaul sadid, terdapat banyak penafsiran, antara lain, perkataan yang jujur dan
tepat sasaran. Perkataan yang lembut dan mengandung pemuliaan bagi
pihak lain, pembicaraan yang tepat sasaran dan logis, perkataan yang tidak
6. menyakitkan pihak lain, perkataan yang memiliki kesesuaian antara yang
diucapkan dengan apa yang ada di dalam hatinya.
3. Unsur-unsur Komunikasi
Unsur komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar suatu proses komunikasi
dapat berlangsung. Dari pengertian ini maka yang dimaksud unsur komunikasi dari
waktu ke waktu mengalami perkembangan. Hal ini terkait pula dengan
perkembangan peradaban manusia dalam caranya berkomunikasi. Tentu saja sangat
terkait pula dengan penggunaan teknologi. Berikut adalah unsur-unsur komunikasi
yang disebutkan dalam Indardi & Komunikasi Pertanian, 2021:
a. Komunikator (Communicator)
Komunikator adalah pihak (baik bersifat perorangan, kelompok
maupun lembaga) yang berbicara untuk menyampaikan pesan di dalam
suatu proses komunikasi. Selain istilah komunikator, dikenal istilah-istilah
sumber (source), pengirim (sender), penyandi (encoder).
b. Proses mengkode (a process of encoding)
Proses mengkode adalah proses, sehingga suatu pesan menjadi siap
untuk dikirim/ disampaikan/ dibicarakan. Proses mengkode dilakukan oleh
encoder atau bisa juga oleh sender, source atau komunikator.
c. Pesan (message)
Pesan adalah sesuatu yang akan disampaikan dalam proses
komunikasi. Sesuatu tersebut bisa berupa informasi, teknologi,
pengetahuan, sikap tertentu, opini tertentu, hiburan, keterampilan, dan
sebagainya.
d. Saluran (channel)
Telah diungkapkan bahwa saluran komunikasi adalah melalui mana
suatu pesan dapat diterima oleh komunikan. Saluran komunikasi dibedakan
menjadi saluran bermedia (media komunikasi) dan saluran tanpa media.
e. Proses membuka kode (a process of decoding)
Proses membuka kode adalah suatu proses untuk menerjemahkan
suatu pesan yang dilakukan oleh penerima pesan. Dalam menyampaikan
suatu pesan digunakan lambang-lambang (baik berupa bahasa maupun
7. lambang non verbal), dan lambang-lambang tersebut akan diberi arti atau
dimaknai oleh penerima pesan.
f. Komunikan (communicant)
Komunikan adalah pihak yang menerima pesan dalam suatu proses
komunikasi. Ada berbagai istilah lain yang memiliki maksud hampir sama
dengan komunikan adalah penerima pesan (receiver), penangkap pesan
(decoder), pendengar (audience), pemirsa, pembaca. Istilah pendengar,
pembaca dan pirsawan biasanya diperuntukkan untuk penerima pesan
melalui media massa.
g. Efek (effect)
Efek adalah pengaruh komunikasi pada komunikan atau pengaruh
yang terjadi pada diri komunikan sebagai konsekuensi karena menerima
pesan dalam proses komunikasi. Efek yang terjadi pada komunikan akan
sangat bervariasi. Suatu proses komunikasi yang terjadi bisa tanpa efek
(zero effect) sampai pada efek yang kuat bagi penerima pesan (full effect).
h. Umpan balik (feedback)
Umpan balik merupakan reaksi yang diberikan oleh komunikan
kepada komunikator setelah ia menerima pesan. Umpan balik dapat
dipandang sebagai informasi tentang keberhasilan penerima dalam
menangkap pesan.
i. Gangguan (interference)
Gangguan atau hambatan komunikasi adalah berbagai hal yang
menyebabkan suatu proses komunikasi tidak berjalan secara efektif.
Gangguan komunikasi dapat terjadi di mana saja selama berlangsungnya
proses komunikasi.
4. Proses Komunikasi
Komunikasi, sebagai fondasi dari interaksi manusia, merupakan hal yang
tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian ini tercermin dalam kajian-
kajian yang mendalam mengenai proses komunikasi. Indardi (2019) menjelaskan
komunikasi sebagai titik temu antara pesan yang disampaikan oleh komunikator
dengan pesan yang diterima oleh komunikan.
8. Dalam pemahaman komunikasi, Philip Kotler dalam bukunya "Marketing
Management" menyajikan model proses komunikasi berdasarkan paradigma
Harold Lasswell. Model ini mengidentifikasi unsur-unsur yang terlibat dalam
proses komunikasi yang efektif.
a. Sender (Pengirim): Komunikator yang menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang.
b. Encoding (Penyandian): Proses mengubah pikiran menjadi bentuk lambang
atau simbol yang dapat ditransmisikan.
c. Message (Pesan): Informasi atau konten yang disampaikan oleh pengirim
kepada penerima.
d. Media (Saluran): Sarana atau saluran komunikasi yang digunakan untuk
mentransmisikan pesan.
e. Decoding (Penguraian): Proses di mana penerima menafsirkan dan
memahami pesan yang diterima dari pengirim.
f. Receiver (Penerima): Individu atau entitas yang menerima dan menafsirkan
pesan yang disampaikan oleh pengirim.
g. Response (Tanggapan): Reaksi atau respons yang diberikan oleh penerima
terhadap pesan yang diterima.
h. Feedback (Umpan Balik): Respons dari penerima yang disampaikan kepada
pengirim sebagai hasil dari pesan yang diterima.
i. Noise (Gangguan): Gangguan atau interferensi yang dapat mempengaruhi
transmisi atau pemahaman pesan.
Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor dalam komunikasi yang
efektif. Seorang komunikator harus memperhatikan audiensnya dan menyadari
bagaimana mereka menguraikan pesan yang diberikan. Selain itu, pemilihan media
yang efisien juga krusial untuk mencapai target audiens dengan efektif (Ujang
Mahadi, 2019).
Sementara itu, pada hakekatnya, proses komunikasi adalah upaya untuk
menyampaikan pikiran atau perasaan dari satu individu kepada individu lainnya.
Pikiran ini dapat berupa gagasan, informasi, atau opini, sementara perasaan
mencakup beragam emosi seperti keyakinan, keraguan, atau keberanian.
Keberhasilan komunikasi terletak pada kemampuan untuk menyampaikan pikiran
9. dengan perasaan yang disadari, sementara ketidakmampuan mengendalikan
perasaan saat menyampaikan peikiran bisa mengakibatkan kegagalan dalam
komunikasi.
Untuk memahami esensi proses ini secara lebih mendalam, proses komunikasi
dapat dibagi menjadi dua tahap utama yaitu primer dan sekunder. Proses
komunikasi primer melibatkan penggunaan lambang, seperti bahasa, isyarat,
gambar, dan warna, untuk langsung menerjemahkan pikiran dan perasaan
komunikator kepada komunikan. Sementara proses komunikasi sekunder
melibatkan penggunaan media kedua setelah lambang, seperti surat, telepon, atau
media elektronik, untuk komunikasi yang lebih jauh atau dalam jumlah yang
banyak.
5. Proses Komunikasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan tidak sekadar tentang penyampaian informasi karena ia adalah
proses dinamis yang melibatkan interaksi antara pengajar dan peserta didik. Dalam
konteks ini, komunikasi menjadi landasan utama yang membentuk pengalaman
pembelajaran yang bermakna dan efektif. Proses komunikasi dalam pembelajaran
tidak hanya tentang bagaimana informasi disampaikan, tetapi juga tentang
bagaimana informasi tersebut diterima, diproses, dan dipahami oleh peserta didik.
Berikut adalah penjelasan langkah demi langkah dari proses komunikasi
dalam pembelajaran:
a. Pengkodean dan Penyampaian Pesan
Pengajar memulai proses dengan mengkodekan informasi menjadi
pesan yang dapat dipahami. Ini bisa berupa kata-kata, gambar, atau simbol.
Pengajar kemudian menyampaikan pesan tersebut kepada peserta didik,
menggunakan berbagai metode seperti lisan, tulisan, atau multimedia.
b. Penerimaan dan Dekoding Pesan
Peserta didik menerima pesan dan mulai proses dekoding, yaitu
menginterpretasikan dan memahami makna dari pesan tersebut. Proses ini
memerlukan konsentrasi dan perhatian penuh dari peserta didik untuk
menangkap nuansa dan konteks pesan.
c. Interaksi dan Umpan Balik
10. Setelah pesan diterima, peserta didik dapat berinteraksi dengan pengajar
melalui pertanyaan, diskusi, atau latihan. Ini memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk mengklarifikasi pemahaman mereka dan bagi pengajar
untuk memberikan umpan balik. Umpan balik ini penting untuk memastikan
bahwa pesan telah dipahami dengan benar dan untuk menyesuaikan metode
pengajaran jika diperlukan.
d. Penerapan dan Pemahaman Mendalam
Yang terakhir, peserta didik menerapkan pengetahuan yang telah
dipelajari ke dalam praktik atau konteks baru. Ini adalah tahap di mana
pemahaman mendalam terjadi, dan peserta didik dapat menunjukkan
penguasaan materi melalui penerapan konsep dalam berbagai situasi.
Dalam keseluruhan proses ini, komunikasi yang efektif menjadi kunci
kesuksesan pendidikan. Melalui komunikasi yang baik, pengajar dapat memastikan
bahwa peserta didik tidak hanya menerima informasi, tetapi juga memahami,
menginternalisasi, dan mampu menerapkannya. Ini adalah tujuan utama dari setiap
proses pembelajaran yang sukses. Dengan memahami pentingnya komunikasi
dalam pembelajaran, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan dan pembelajaran yang berkelanjutan bagi semua peserta didik.
Dengan demikian, kita tidak hanya membantu mereka memperoleh pengetahuan,
tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif,
dan kolaboratif yang diperlukan untuk bisa sukses dalam kehidupan (Ujang
Mahadi, 2021).
Komunikasi efektif dalam proses pembelajaran merupakan fondasi utama
bagi kesuksesan transfer pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Dalam
konteks ini, bahwa komunikasi menjadi sarana utama bagi penyampaian materi
pembelajaran yang dapat diterima, dicerna, dan dipahami dengan baik oleh
peserta didik (Burhanuddin, 2014). Untuk mencapai hal ini, penting bagi tenaga
pengajar untuk memiliki keterampilan komunikasi yang baik, sehingga pesan-
pesan pendidikan dapat disampaikan dengan efektif dan berhasil.
6. Fungsi Komunikasi Dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran di kelas, peran seorang guru penting untuk
memiliki keterampilan komunikasi yang lancar, baik, dan mampu menggerakkan
11. siswa untuk melakukan interaksi membuat suasana belajar yang menyenangkan,
nyamann dan tak tertekan. Di lingkungan sekolah, guru bukan hanya sebagai orang
yang memberikan pengajaran, namun juga berperan sebagai orang tua, rekan,
maupun sahabat. Misalnya ada siswa yang kurang terbuka terhadap orang tua, tetapi
kepada guru bisa terbuka terkait persoalan atau masalah yang sedang dihadapinya,
sehingga rasa kasih sayang dari seorang guru kepada siswa akan menjadikan
motivasi tersendiri. Kemudian guru yang berperan sebagai teman harus mampu
membuat siswa bergaul dengan leluasa dalam artian ada batasnya.
Pada hakikatnya komunikasi bertujuan untuk bagaimana bisa dan mampu
mengubah suatu sikap (attitude), pendapat (opinion), perilaku (behavior), ataupun
perubahan secara sosial (sosial change). Perubahan sikap seorang komunikan
(siswa) setelah materi dari guru (komunikator) tergambar bagaimana sikap siswa
itu dalam keseharian baik di sekolah maupun lingkungannya. Tentunya perubahan
yang lebih baik, bukan sebaliknya.
Kedudukan komunikasi dalam pendidikan sangat penting. Komunikasi di
seluruh aspek pendidikan digunakan untuk menyampaikan pesan, mengajar,
memberikan data dan fakta untuk kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat
yang baik dan benar, semuanya hanya bisa dilakukan dengan penggunaan informasi
komunikatif. Pengertian umumnya adalah proses komunikasi yang dirancang atau
dipersiapkan secara khusus untuk tujuan-tujuan penyampaian pesan-pesan atau
informasi pendidikan.
Menurut Onong Uchjana dalam Ety Nur Inah, komunikasi pendidikan pada
umumnya terbagi atas beberapa tujuan, yaitu:
a. Agar materi yang kita sampaikan dapat dimengerti.
b. Orang lain, sebagai guru harus mengerti benar tentang aspirasi siswa yang
akan diberi ilmu pengetahuan yang kita sampaikan.
c. Agar gagasan kita diterima orang lain maka perlu pendekatan persuasif.
Fungsi-fungsi komunikasi dalam dunia pendidikan, komunikasi memiliki
beberapa fungsi, sebagaimana fungsi dari komunikasi itu sendiri yang merupakan
suatu disiplin ilmu, untuk mendukung setiap aktivitas pendidikan komunikasi
sangat berpengaruh besar. Adapun beberapa fungsi komunikasi antara lain:
12. a. Fungsi informatif, maksudnya komunikasi berfungsi memberi keterangan,
memberi data atau fakta yang berguna bagi segala aspek kehidupan manusia.
Melalui komunikasi, maka apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada
siswa dapat diberikan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
b. Fungsi edukatif, maksudnya komunikasi berfungsi mendidik masyarakat,
mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan mandiri,
seseorang bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca,
dan banyak berkomunikasi.
c. Fungsi persuasif, maksudnya komunikasi mampu membujuk orang
lain/siswa untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh
komunikator (pendidik). Membangkitkan pengertian dan kesadaran
komunikan, baik bersifat motivasi maupun bimbingan, bahwa apa yang kita
sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas
kehendak sendiri (bukan hasil pemaksaan).
7. Menumbuhkan Komunikasi yang Baik Dalam Pembelajaran
Kemampuan berkomunikasi seorang pendidik menjadi faktor utama agar
tersampaikannya informasi dan terjadinya alur pembelajaran yang efektif. Oleh
karena itu, pendidik harus membuat konsep belajar yang memungkinkan peserta
didik tidak jenuh dengan pembelajaran. Dengan suasana yang lebih kondusif, maka
akan tercipta kondisi emosional yang menyenangkan tiap peserta didik. Terdapat
banyak model komunikasi efektif yang dapat dipakai pendidik dalam
menyampaikan informasi dan pesan kepada peserta didiknya.
Perlu diketahui oleh pendidik bahwa dalam menyampaikan pesan atau
informasi juga harus disertai dengan kesopan santunan. Hal tersebut mempunyai
pengaruh yang besar dalam mennghadirkan ilmu kepada peserta didik untuk
membangun geliat bahwa ilmu itu humanis. Perkataan yang sopan dan santun tentu
akan membuat peserta didik merrasa nyaman untuk menerimannya. Sedangkan
kata-kata yang kurang santun akan membuat gejolak hati peserta didik menjadi
enggan belajar.
Pendidik harus memiliki dua faktor penting yang harus ada pada dirinya
sebagai seorang penyampai pesan. Pertama, rasa kepercayaan diri terhadap lawan
13. bicara dan kedua, daya tarik komunikator. Al-Abrasyi (1969:225) menerangkan
bahwa terdapat 3 pola dalam berkomunikasi, antara lain:
a. Pola komunikasi searah yaitu antara pendidik dengan peserta didik.
b. Pola komunikasi dua arah yaitu antara peserta didik dengan penddiik ada
saling interaksi.
c. Pola komunikasi multiarah, yaitu berupa interaksi antara peserta didik dan
pendidik.
Dalam unsur-unsur komunikasi ada umpan balik/feedback yaitu informasi
yang kembali dari komunikasi (siswa) ke komunikator (guru) sebagai respons
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator (guru). Dalam konteks
pendidikan, umpan balik ini sangat penting artinya bagi keberhasilan belajar dan
pembelajaran. Berdasarkan umpan balik tersebut siswa dapat memutuskan tindakan
apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajarnya jika kurang
memuaskan.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Proses komunikasi pendidikan merupakan pondasi penting dalam
menyampaikan informasi, pengetahuan, dan nilai-nilai kepada peserta didik. Proses
komunikasi pendidikan melibatkan berbagai elemen, termasuk guru, siswa, materi
pembelajaran, media, dan konteks sosial.
Meningkatkan komunikasi dalam pendidikan bukan hanya tentang
menyampaikan informasi, tetapi juga tentang membangun hubungan yang baik
antara guru dan siswa, serta antara semua pemangku kepentingan dalam proses
pembelajaran. Selain itu, penting untuk memanfaatkan berbagai teknologi
komunikasi yang tersedia untuk meningkatkan aksesibilitas, fleksibilitas, dan
interaktivitas dalam pembelajaran. Penggunaan media yang beragam, seperti video,
presentasi multimedia, dan platform pembelajaran online, dapat membantu
meningkatkan keterlibatan siswa dan memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih
efektif.
Terakhir, penting untuk diingat bahwa meningkatkan komunikasi dalam
pendidikan bukanlah upaya yang sekali jalan. Perlu adanya komitmen yang
berkelanjutan dari semua pihak terkait, termasuk guru, siswa, orang tua, dan pihak
14. administrasi sekolah, untuk terus memperbaiki dan mengembangkan proses
komunikasi dalam rangka mencapai pembelajaran yang lebih efektif dan
membangun lingkungan pendidikan yang inklusif dan berdaya.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten dan berkelanjutan,
diharapkan dapat mewujudkan komunikasi yang lebih baik dalam konteks
pendidikan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran dan pencapaian hasil yang lebih baik
bagi semua peserta didik.
2. Saran
Sebaiknya seorang Guru haruslah memahami apa itu komunikasi, hal ini
dikarenakan komunikasi pada ruang lingkup pendidikan merupakan aspek penting
untuk menyampaikan informasi, pengetahuan, dan nilai-nilai kepada peserta didik.
Seorang Guru juga harus bisa menerapkan bagaimana proses komunikasi yang baik
dan benar kepada peserta didik agar pembelajaran dapat terlaksana dengan lancar
dan bermakna.
15. DAFTAR PUSTAKA
Aidil, M., & Kom, A. M. I. (t.t.). KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN: Vol. III
(Nomor 2).
Alhasbi, F. (2023). PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI.
https://www.researchgate.net/publication/367963708
Aziz, A. (t.t.). KOMUNIKASI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM
PENDIDIKAN ISLAM.
Hamzah, L. O. , S. D. , H. S. (2022). PROSES KOMUNIKASI DALAM
PENINGKATAN PRESTASI KERJA ANGGOTA POLRES KENDARI.
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, 13(1), 72–
81.
Mahadi, U. (2021). KOMUNIKASI PENDIDIKAN (Urgensi Komunikasi Efektif
dalam Proses Pembelajaran) . JOPPAS: Journal of Public Policy and
Administration Silampari, 2(2), 80–90.
Miftah, M. (2008). STRATEGI
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN. XII(2).
Nofrion. (2018). KOMUNIKASI PENDIDIKAN: Penerapan Teori dan Konsep
Komunikasi dalam Pembelajaran (F. I. , W. E. Nofrion, Ed.; Edisi Pertama,
Vol. 218). PRENADAMEDIA GROUP.
Parinata D., & P. N. D. (2022). STUDI LITERATUR: KEMAMPUAN
KOMUNIKASI METEMATIS MAHASISWA PADA MATERI INTEGRAL
. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik (JI-MR) , 3(2), 94–99.